Dr. KOESNAN A. HALIM, SH. Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pembangunan

(1)

Nama

Nama : Dr. Koesnan A. Halim, SH: Dr. Koesnan A. Halim, SH Nama

Nama : Dr. Koesnan A. Halim, SH: Dr. Koesnan A. Halim, SH Tpt/Tgl. Lahir

Tpt/Tgl. Lahir : Tasikmalaya, : Tasikmalaya, 28 28 Oktober Oktober 19511951 Riwayat Jabatan

Riwayat Jabatan Riwayat Jabatan Riwayat Jabatan

1.

1. Camat Johar Baru, Jak. Pusat, Camat Johar Baru, Jak. Pusat, 19901990 2.

2. Camat Kramat Jati, Jak. Timur, Camat Kramat Jati, Jak. Timur, 19931993 3.

3. Ass. Pemerintahan, Kota Jakarta Timur,Ass. Pemerintahan, Kota Jakarta Timur, 19971997 3.

3. Ass. Pemerintahan, Kota Jakarta Timur, Ass. Pemerintahan, Kota Jakarta Timur, 19971997 4.

4. Irban Itwilprof DKI Jakarta, Irban Itwilprof DKI Jakarta, 19981998 5.

5. Kep. Biro Pemerintahan, Prov. DKI Jkt., Kep. Biro Pemerintahan, Prov. DKI Jkt., 20002000 6.

6. Walikota Jakarta Timur, Walikota Jakarta Timur, 2000,, 2000 7.

7. Staf Ahli Menteri Dalam Negeri, Mei Staf Ahli Menteri Dalam Negeri, Mei 2008 2008 sd. Sekarangsd. Sekarang

Riwayat Pendidikan : Riwayat Pendidikan :

1.

1. APDN Bandung,APDN Bandung, 19801980 1.

1. APDN Bandung, APDN Bandung, 19801980 2.

2. Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), 19841984 3.

3. Magister Management, Magister Management, 20012001 4.

4. Sarjana Hukum, Sarjana Hukum, 20032003 5.

(2)

Di ik l h Disampaikan oleh

Dr. KOESNAN A. HALIM, SH

(3)

URUTAN BAHASAN

I. Mengapa Kita Perlu Pemerintahan Daerah

II K

D

t l li

i d

Ot

i D

h

II K

D

t l li

i d

Ot

i D

h

II. Konsep Desentralalisasi dan Otonomi Daerah

III. Distribusi urusan pemerintahan bidang

perindustrian

IV. Penataan kewenangan bidang perindustrian

g

g p

V. Issue

(4)

(5)

Mengapa Kita Memerlukan Pemerintah Daerah ??

DEKONSENTRASI

(PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION)

FUNCTIONAL FIELD ADMINISTRATION; KANDEP/KANWIL INTEGRATED/UNIFIED FIELD ADMINISTRATION; KEPALA WILAYAH PEMERINTAH PUSAT POWER SHARING POWER SHARING 1. OTONOMI MATERIIL (ULTRA VIRES)

2. OTONOMI FORMIL (GENERAL COMPETENCE)

DESENTRALISASI (PEMERINTAH DAERAH) (PEMERINTAH DAERAH)

(6)

PEMENCARAN URUSAN

PEMERINTAHAN

DEKONSENTRASI ADMINISTRATIFPEMERINTAH

• KANWIL/KANDEP • KEPALA WILAYAH • DLL • DLL PEMERINTAH DELEGASI DESENTRALISASI PRIVATISASI PEMERINTAH PUSAT FUNGSIONAL • OTORITA • BUMN PRIVATISASI • SWASTA MURNI • BOT • BUMN • NUSAKAMBANGAN • DLL PEMERINTAH DAERAH DESENTRALISASI • BOT • BOO • BOL • DLL PEMERINTAH DAERAH OTONOM PROPINSI DESENTRALISASI PROPINSI KABUPATEN KOTA

(7)

SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

M P R D P R PRESIDEN DPD DAN LEMBAGA NEGARA LAINNYA B P K M A M K LAINNYA DESENTRALISASI DEKONSENTRASI DELEGASI (DESENTRALISASI FUNGSIONAL) TUGAS PEMBANTUAN DAERAH GUBERNUR & INSTANSI BADAN PENGELOLA BUMN, OTORITA,DLL PEMERINTAHAN DAERAH/ PEMERINTAHAN DAERAH OTONOM INSTANSI

(8)

(9)

KONSEP DESENTRALISASI DAN OTDA

1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah ?

a.

Untuk menciptakan “Law and Order”

(ketentraman dan ketertiban)

b.

Untuk menciptakan “Welfare”

(Kesejahteraan)

2. Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ?

e apa e u da e e ta

ae a

a.

Wilayah Negara terlalu luas

b.

Menciptakan kesejahteraan secara

b

p a a

s ja

aa s a a

(10)

TUJUAN

DESENTRALISASI

KEBIJAKAN

PEMERINTAH

PELAYANAN

DESENTRALISASI

DAERAH

PELAYANAN

PUBLIK

Akuntabel

Efektif

Efisien

Ekonomis

6 Tujuan Politis

6 Tujuan

j

Kesejahteraan

(11)

APA ITU OTONOMI LUAS ?

U O O O

U S

FILOSOFI ISI OTONOMI

FILOSOFI _{PELAYANAN RAKYAT}

1.PEMDA ADA KARENA ADA RAKYAT 1. PELAYANAN KEBUTUHAN POKOK ADA RAKYAT 2. RAKYAT MEMBERIKAN POLITICAL LEGITIMASI 2. PELAYANAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN POLITICAL LEGITIMASI PADA WAKIL RAKYAT

OUTPUT

1. PUBLIC GOODS 1. PUBLIC GOODS

(12)

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH

SEBAGAI DAERAH OTONOM

PEMERINTAH PUSAT

TERGANTUNG & SUBORDINASI

DAERAH OTONOM

PROVINSI

DAERAH OTONOM

KAB / KOTA

(13)

PERAN GUBERNUR

GUBERNUR

(WAKIL PEMERINTAH)

SEBAGAI

WAKIL PEMERINTAH

(WAKIL PEMERINTAH)

Pembinaan,

Pengawasan,

Supervisi,

Monev

Fasilitasi

Kab/Kota

melaksanakan Otda

PELAYANAN

OPTIMAL

(14)

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT _(UCONCURRENT_b ABSOLUT

(Mutlak urusan Pusat) _{Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)}(Urusan bersama

PILIHAN/OPTIONAL (Sektor Unggulan) WAJIB/OBLIGATORY (Pelayanan Dasar) - Pertahanan - Keamanan - Moneter - Yustisi Contoh: kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, dan perhubungan

Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb

SPM

- Politik Luar Negeri - Agama

p g

SPM

(Standar Pelayanan Minimal) g

(15)

URUSAN PEMERINTAHAN

Dalam amandemen UUD

Dalam amandemen UUD 1945

1945

Pasal

Pasal 17

17 dan Pasal

dan Pasal 18

18 Terminologi baku yang digunakan

Terminologi baku yang digunakan

adalah “

adalah “urusan pemerintahan

urusan pemerintahan”

”

b k

“

b k

“k

k

””

bukan “

(16)

(17)

DISTRIBUSI

URUSAN PEMERINTAHAN BD PERINDUSTRIAN

U US

US

ANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN

Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan : Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan :

1. Externalitas (Spill-over)

Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus

2. Akuntabilitas

Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi)

3. Efisiensi

¾ Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik yang efisien dan mencegah High Cost Economy

¾ Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale) pelayanan publik

¾ Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan ¾ Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan

(18)

URUSAN PEMERINTAHAN BD PERINDUSTRIAN

YANG DILAKSANAKAN DI TINGKAT PEMERINTAHAN

1.

Pusat:

Pusat: Berwenang membuat norma

Berwenang membuat norma--norma, standar,

norma, standar,

prosedur Monev supervisi fasilitasi dan urusan

prosedur Monev supervisi fasilitasi dan urusan urusan

urusan

prosedur, Monev, supervisi, fasilitasi dan urusan

prosedur, Monev, supervisi, fasilitasi dan urusan--urusan

urusan

pemerintahan bidang Perindustrian dengan

eksternalitas Nasional

eksternalitas Nasional.

2.

Provinsi:

Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus urusan

Berwenang mengatur dan mengurus

urusan--urusan pemerintahan bidang Perindustrian dengan

urusan pemerintahan bidang Perindustrian dengan

eksternalitas regional (lintas Kab/Kota)

3

Kab/Kota:

Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus

Berwenang mengatur dan mengurus

3.

Kab/Kota:

Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus

Berwenang mengatur dan mengurus

urusan

urusan--urusan pemerintahan bidang Perindustrian

urusan pemerintahan bidang Perindustrian

dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota)

g

(

)

(19)

Hubungan Antar Tingkatan

Pemerintahan

1. Adanya interkoneksi dan interdependensi antar tingkatan Pemerintahan dalam mengatur dan mengurus urusannya.

Ada hubungan Contoh 1:

Urusan Pendidikan Dasar & SLTP Æ Kab/Kota _{Ada hubungan} interrelasi dan interdependensi Urusan Pendidikan Menengah oleh Provinsi

Urusan Perguruan Tinggi oleh Pemerintah Pusat Contoh 2:

Jalan Kab/Kota oleh Pemkab/Kota Jalan Prov oleh Pemprov

Ada hubungan interrelasi dan interdependensi Jalan Prov oleh Pemprov

Jalan negara oleh Pem. Pusat

(20)

(21)

PENATAAN KEWENANGAN

PERINDUSTRIAN

S PEMERINTAH PUSAT:

a. MENYUSUN STANDARD, NORMA, PROSEDUR, MONEV, SUPERVISI, DAN FASILITASI TERMASUK CAPACITY BUILDING

BUILDING

b. MENYELENGGARAKAN URUSAN PERINDUSTRIAN LINTAS PROVINSI (EXTERNALITIES NASIONAL) PEMDA PROVINSI:

MENYELENGGARAKAN URUSAN PERINDUSTRIAN DALAM

SKALA PROVINSI DALAM KORIDOR NORMA STANDARD SKALA PROVINSI DALAM KORIDOR NORMA, STANDARD DAN PROSEDUR YANG DITETAPKAN PUSAT

PEMDA KABUPATEN/KOTA: PEMDA KABUPATEN/KOTA:

MENYELENGGARAKAN URUSAN PERINDUSTRIAN DALAM SKALA KABUPATEN/KOTA DALAM KORIDOR NORMA, STANDARD DAN PROSEDUR YANG DITETAPKAN PUSAT STANDARD DAN PROSEDUR YANG DITETAPKAN PUSAT

(22)

SUB BIDANG URUSAN

PERINDUSTRIAN

1. Perizinan

2. Usaha Industri

3. Fasilitas Usaha Industri

4 P li d

Us h I d st i

4. Perlindungan Usaha Industri

5. Perencanaan dan Program

g

6. Pemasaran

7 Teknologi

7. Teknologi

8. Standarisasi

(23)

10

10 Permodalan

Permodalan

10.

10. Permodalan

Permodalan

11.

11. Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup

12.

12. Kerjasama Industri

Kerjasama Industri

13

13 Kelembagaan

Kelembagaan

13.

13. Kelembagaan

Kelembagaan

14.

14. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana

15.

15. Informasi Industri

Informasi Industri

16

16 P

P

I d t i

16.

16. Pengawasan Industri

Pengawasan Industri

17.

(24)

ELEMEN DASAR PEMERINTAH DAERAH

1. KEWENANGAN

2. KELEMBAGAAN

3. PERSONIL

4 KEUANGAN DAERAH

4. KEUANGAN DAERAH

5. PERWAKILAN

6. PELAYANAN PUBLIK

7. PENGAWASAN

(25)

(26)

ISU

ISU--ISU STRATEGIS DALAM BIDANG

ISU STRATEGIS DALAM BIDANG

PERINDUSTRIAN

1 Kejelasan urusan masing masing tingkatan

1. Kejelasan urusan masing-masing tingkatan

pemerintahan;

2 Kejelasan kelembagaan di daerah;

2. Kejelasan kelembagaan di daerah;

3. Kompetensi PNS yg mengelola perindustrian;

4 K j l

bi

i d

i

di

4. Kejelasan pembiayaan urusan perindustrian di

daerah;

5 K j l

h b

d

h d

5. Kejelasan hubungan pusat dan daerah dan antara

prov dan kab/kota;

6 I

i

i i

d

f ili

i

h d

6. Intensitas supervisi, monev dan fasilitasi terhadap

daerah dalam bid perindustrian;

7 P

b

k

i

k j

(27)

PENATAAN KEWENANGAN

FILOSOFI OTONOMI DAERAH:

EKSISTENSI PEMDA ADALAH UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN SECARA DEMOKRATIS

SETIAP KEWENANGAN YANG DISERAHKAN KE DAERAH HARUS SETIAP KEWENANGAN YANG DISERAHKAN KE DAERAH HARUS

MAMPU MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DAN DEMOKRASI KESEJAHTERAAN DICAPAI MELALUI PELAYANAN PUBLIK

PELAYANAN PUBLIK ADA YANG BERSIFAT PELAYANAN DASAR (BASIC SERVICES) DAN ADA YANG BERSIFAT

PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN (CORE COMPETENCE) CORE COMPETENCE MERUPAKAN SINTHESIS DARI PDRB,

(28)

PENATAAN KEWENANGAN………

PELAYANAN PUBLIK MENGHASILKAN OUTPUTS; PUBLIC PELAYANAN PUBLIK MENGHASILKAN OUTPUTS; PUBLIC

GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS

PUBLIC GOODS; JALAN, JEMBATAN, SEKOLAH, RUMAH PUBLIC GOODS; JALAN, JEMBATAN, SEKOLAH, RUMAH

SAKIT, PASAR, TERMINAL, IRIGASI DLL SAKIT, PASAR, TERMINAL, IRIGASI DLL

PUBLIC REGULATIONS; AKTE PERKAWINAN, AKTE PUBLIC REGULATIONS; AKTE PERKAWINAN, AKTE

KELAHIRAN, KTP, KK, IMB, HO, SERTIFIKAT TANAH DLL KELAHIRAN, KTP, KK, IMB, HO, SERTIFIKAT TANAH DLL

PERTANYAANPERTANYAAN::PERTANYAANPERTANYAAN::

APAKAH PEMDA SUDAH MENGHASILKAN PUBLIC GOODS DAN APAKAH PEMDA SUDAH MENGHASILKAN PUBLIC GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PUBLIC REGULATIONS YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PUBLIC REGULATIONS YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PUBLIC REGULATIONS YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN RAKYAT YAITU; PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN RAKYAT YAITU; PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ??????

(29)

PENATAAN KELEMBAGAAN

KELEMBAGAAN ADALAH UNTUK MENGAKOMODASIKAN

• KELEMBAGAAN ADALAH UNTUK MENGAKOMODASIKAN KEWENANGAN YANG DILAKSANAKAN OLEH DAERAH

• KELEMBAGAAN UNTUK MENYEDIAKAN PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN

• RIGHT SIZING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN REINVENTING GOVERNMENT; PRIVATISASI (BOO BOT BTO BOL DLL)

GOVERNMENT; PRIVATISASI (BOO, BOT, BTO, BOL DLL)

• SUSUN STRATEGI KELEMBAGAAN MASA TRANSISI AKIBAT TEKANAN BIROKRASI YANG TERLALU BANYAK

• KEJELASAN TUPOKSI CAMAT, KEPALA DESA, DAN HUBUNGAN KERJANYA

• KESEIMBANGAN ANTARA STRATEGIC APEX MIDDLE LINE

• KESEIMBANGAN ANTARA STRATEGIC APEX, MIDDLE LINE, OPERATING CORE, SUPPORT STAFF DAN TECHNO

(30)

PENATAAN PERSONIL

TENTUKAN STANDARD KOMPETENSI UNTUK SETIAP TENTUKAN STANDARD KOMPETENSI UNTUK SETIAP

TENTUKAN STANDARD KOMPETENSI UNTUK SETIAP TENTUKAN STANDARD KOMPETENSI UNTUK SETIAP

JABATAN JABATAN

LAKUKAN REKRUTMEN, PROMOSI, MUTASI BERBASIS LAKUKAN REKRUTMEN, PROMOSI, MUTASI BERBASIS

STANDARD KOMPETENSI STANDARD KOMPETENSI

PENGEMBANGAN PEGAWAI & TRAINING BERBASIS NEED PENGEMBANGAN PEGAWAI & TRAINING BERBASIS NEED

ASSESSMENT UNTUK MEMENUHI STANDARD KOMPETENSI ASSESSMENT UNTUK MEMENUHI STANDARD KOMPETENSI YANG DITETAPKAN

YANG DITETAPKAN

TENTUKAN MINIMAL PERFORMANCE YANG HARUS DICAPAI TENTUKAN MINIMAL PERFORMANCE YANG HARUS DICAPAI

PEGAWAI PEGAWAI

ADANYA KEJELASAN ANTARA POSISI PEJABAT KARIR ADANYA KEJELASAN ANTARA POSISI PEJABAT KARIR

DENGAN PEJABAT POLITIK DENGAN PEJABAT POLITIK

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN PERPADUAN ANTARA MANAJEMEN KEPEGAWAIAN PERPADUAN ANTARA

SEPARATED DAN INTEGRATED SYSTEM SEPARATED DAN INTEGRATED SYSTEM

(31)

PENATAAN KEUANGAN DAERAH

PENERAPAN PRINSIP MONEY FOLLOWS FUNCTIONS PENERAPAN PRINSIP MONEY FOLLOWS FUNCTIONS PENERAPAN PRINSIP MONEY FOLLOWS FUNCTIONS PENERAPAN PRINSIP MONEY FOLLOWS FUNCTIONS PENATAAN COST CENTRES DAN REVENUES CENTRES PENATAAN COST CENTRES DAN REVENUES CENTRES PENATAAN COST CENTRES DENGAN MENENTUKAN PENATAAN COST CENTRES DENGAN MENENTUKAN PENATAAN COST CENTRES DENGAN MENENTUKAN PENATAAN COST CENTRES DENGAN MENENTUKAN PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN APA YANG DILAKUKAN DAERAH

UNGGULAN APA YANG DILAKUKAN DAERAH

DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN SSA DARI SETIAP DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN SSA DARI SETIAP DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN SSA DARI SETIAP DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN SSA DARI SETIAP PELAYANAN DASAR YANG DILAKSANAKAN

PELAYANAN DASAR YANG DILAKSANAKAN

AKAN TERDETEKSI BIAYA SETIAP PELAYANAN AKAN TERDETEKSI BIAYA SETIAP PELAYANAN

DENGAN CARA YANG SAMA DAPAT DIHITUNG BIAYA DENGAN CARA YANG SAMA DAPAT DIHITUNG BIAYA SELURUH PELAYANAN YANG MERUPAKAN “FISCAL SELURUH PELAYANAN YANG MERUPAKAN “FISCAL NEED DARI DAERAH”

NEED DARI DAERAH” NEED DARI DAERAH NEED DARI DAERAH

SELANJUTNYA MENATA REVENUE CENTRES SELANJUTNYA MENATA REVENUE CENTRES

(32)

PENATAAN KEUANGAN DAERAH…….

PENATAAN REVENUE CENTRES PENATAAN REVENUE CENTRES PENATAAN REVENUE CENTRES PENATAAN REVENUE CENTRES::

1.

1. DESENTRALISASI FISKAL; PAJAK DAERAH DAN DESENTRALISASI FISKAL; PAJAK DAERAH DAN

RETRIBUSI DAERAH RETRIBUSI DAERAH

2.

2. ADANYA GEJALA HORIZONTAL INEQUALITY KARENA ADANYA GEJALA HORIZONTAL INEQUALITY KARENA

PERBEDAAN TAX BASE ANTARA KOTA DENGAN PERBEDAAN TAX BASE ANTARA KOTA DENGAN KABUPATEN DAN PERBEDAAN SDA

KABUPATEN DAN PERBEDAAN SDA

3.

3. LAKUKAN INTENSIFIKASI DAN EXTENSIFIKASI DENGAN LAKUKAN INTENSIFIKASI DAN EXTENSIFIKASI DENGAN

MEMPERHATIKAN CANONS OF TAXATIONS MEMPERHATIKAN CANONS OF TAXATIONS

4.

4. LAKUKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH;LAKUKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH; 4.

4. LAKUKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH; LAKUKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH;

CIPTAKAN KONDISI MENARIK UNTUK INVESTOR, CIPTAKAN KONDISI MENARIK UNTUK INVESTOR,

LAKUKAN KEMITRAAN, GALI POTENSI DAERAH, BUMD, LAKUKAN KEMITRAAN, GALI POTENSI DAERAH, BUMD, KEMBANGKAN USAHA KECIL

KEMBANGKAN USAHA KECIL

5.

(33)

PENATAAN KEUANGAN DAERAH…….

PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAERAH PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAERAH PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAERAH: PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAERAH:

►

► PERBANDINGAN ANTARA FISCAL CAPACITY DENGAN FISCAL PERBANDINGAN ANTARA FISCAL CAPACITY DENGAN FISCAL

NEED AKAN TERDETEKSI FISCAL GAP (DEFISIT FISCAL) NEED AKAN TERDETEKSI FISCAL GAP (DEFISIT FISCAL)SS SCSC GG (( SS SCSC ))

►

► FISCAL GAP SEBAGAI DASAR UNTUK MELAKUKAN FISCAL GAP SEBAGAI DASAR UNTUK MELAKUKAN

PERIMBANGAN KEUANGAN MELALUI SUBSIDI PERIMBANGAN KEUANGAN MELALUI SUBSIDI

SUBSIDI (GRANT) BERPERAN SEBAGAI EQUALIZER UNTUK SUBSIDI (GRANT) BERPERAN SEBAGAI EQUALIZER UNTUK

►

► SUBSIDI (GRANT) BERPERAN SEBAGAI EQUALIZER UNTUK SUBSIDI (GRANT) BERPERAN SEBAGAI EQUALIZER UNTUK

MENCIPTAKAN EQUALIZATION EFFECTS MENCIPTAKAN EQUALIZATION EFFECTS

►

► DEFISIT SPECIFIC/KHUSUS AKAN MEMERLUKAN SUBSIDI DEFISIT SPECIFIC/KHUSUS AKAN MEMERLUKAN SUBSIDI //

KHUSUS (SPECIFIC GRANT) ATAU DAK KHUSUS (SPECIFIC GRANT) ATAU DAK

►

► DEFISIT UMUM MEMERLUKAN SUBSIDI UMUM (BLOCK DEFISIT UMUM MEMERLUKAN SUBSIDI UMUM (BLOCK

GRANT) ATAU DAU GRANT) ATAU DAU GRANT) ATAU DAU GRANT) ATAU DAU

(34)

PENATAAN PERWAKILAN

z HUBUNGAN EKSEKUTIF DENGAN LEGISLATIF

z POSISI PERANGKAT DAERAH YANG NETRALPOSISI PERANGKAT DAERAH YANG NETRAL

z RENCANA PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG

z HUBUNGAN CHECKS AND BALANCES ANTARA KEPALA

z HUBUNGAN CHECKS AND BALANCES ANTARA KEPALA DAERAH DENGAN DPRD

z KEMUNGKINAN IMPEACHMENT DPRD DAN KEPALA DAERAH

DAERAH

z ADANYA MEKANISME “RECALL” OLEH PARPOL DAN BADAN KEHORMATAN DPRD

z PENGGANTIAN LPJ DENGAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN

(35)

PENATAAN PELAYANAN PUBLIK

PELAYANAN DASAR MENGACU PADA SPM

••

PELAYANAN DASAR MENGACU PADA SPM

••

DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN :

11 BIAYA PELAYANANBIAYA PELAYANAN 11 BIAYA PELAYANANBIAYA PELAYANAN 22 KEBUTUHAN SOTKKEBUTUHAN SOTK

33 KEBUTUHAN PERSONILKEBUTUHAN PERSONIL 44 ANGGARAN KINERJAANGGARAN KINERJA

55 TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMDA KEPADA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMDA KEPADA RAKYAT

RAKYAT

66 OBYEKTIVITAS LPJ KEPALA DAERAH KE DPRDOBYEKTIVITAS LPJ KEPALA DAERAH KE DPRD 77 FASILITASI PUSAT TERHADAP DAERAHFASILITASI PUSAT TERHADAP DAERAH

88 PENGAWASAN DAN SUPERVISI TERHADAP DAERAHPENGAWASAN DAN SUPERVISI TERHADAP DAERAH 88 PENGAWASAN DAN SUPERVISI TERHADAP DAERAHPENGAWASAN DAN SUPERVISI TERHADAP DAERAH 99 PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAHPERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

(36)

PENATAAN PENGAWASAN

1.

RANCUNYA PEMBAGIAN PENGAWASAN

ANTARA PENGAWASAN INTERNAL DAN

EXTERNAL

2.

TERLALU BANYAKNYA UNIT

PENGAWASAN; EXTERNAL, INTERNAL,

PENGAWASAN DPRD

LEMAHNYA MEKANISME CHECKS AND

3.

LEMAHNYA MEKANISME CHECKS AND

BALANCES KARENA BELUM

TERBENTUKNYA CIVIL SOCIETY

4.

TIDAK ADANYA MEKANISME REWARD

AND PUNISHMENT

S

C

G

S

C

G

5.

TIDAK JELASNYA INTERFACE DEPDAGRI

SEBAGAI PEMBINA UMUM DENGAN

DEPARTEMEN/LPND SEBAGAI PEMBINA

TEHNIS

(37)

TERIMA KASIH

sahmendagri@yahoo.co m

(38)

PERAN PUSAT

DALAM PEGEMBANGAN INDUSTRI

DI DAERAH

(Pendekatan Teoritis Empiris Konsep Otonomi Daerah)

Oleh Oleh

Dr. Koesnan A. Halim, SH

Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pembangunan Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pembangunan