• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan, berupa kondisi geografis daerah penelitian, kondisi socsial daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan, berupa kondisi geografis daerah penelitian, kondisi socsial daerah"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, berupa kondisi geografis daerah penelitian, kondisi socsial daerah penelitian, eksistensi kawasan wisata Danau Lido, pendapat masyarakat mengenai eksistensi kawasan wisata Danau Lido, serta diskusi dan pembahasan.

Kondisi geografis daerah penelitian mencakup di dalamnya letak dan lokasi, iklim, penggunaan lahan daerah penelitian. Kondisi sosial daerah penelitian membahas mengenai jumlah dan kepadatan penduduk, komposisis penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio, komposisi penduduk berdasarkan tingkat usia, komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan. Selain itu, eksistensi kawasan wisata Danau Lido membahas mengenai sejarh singkat Danau Lido, dan unsur-unsur atraksi yang termasuk di dalamnya atraksi yang dapat dilihat di Danau Lido, aktivitas yang dapat dilakukan di Danau Lido, sesuatu yang dapat dibeli, fasilitas wisata, aksesibilitas, profil wisatawan, dan identitas penduduk.

A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas

Danau Lido berjarak kurang lebih 21 km dari Kota Bogor atau 65 km dari Jakarta, Kawasan ini Secara Astronomis terletak pada garis lintang

(2)

06044’00”–06045’30”LS dan garis bujur 105048’00”-105049’30”BT. Tempat ini letaknya di pinggir Jalan Raya Sukabumi Bogor, tepatnya di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Jalur Sukabumi-Bogor merupakan akses penghubung transportasi utama bagi mobilitas wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata Danau Lido. Bagi yang akan bepergian ke Sukabumi ataupun ke Bogor pasti melewati jalur kawasan wisata ini. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Desa Ciburuy Sebelah timur : Kecamatan Caringin Sebelah barat : Desa Cigombong Sebelah selatan : Desa Benda

Danau Lido sendiri terletak diantara Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango pada ketinggian ± 650 meter di atas permukaan laut, dengan luas 36,1 hektar yang memiliki hawa sejuk dan panorama yang indah. Danau lido akan menjadi tempat wisata yang strategis karena letaknya yang berada langsung dipinggir jalan utama.

2. Iklim

Iklim merupakan keadaan rata-rata kondisi atmosfer dalam jangka waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas, sangat berpengaruh terhadap karakter objek wisata dan kegiatan wisata. Unsur-unsur iklim dikawasan wisata Lido memiliki Kelembaban udara ±40% dengan suhu rata-rata 26o C dan curah

(3)

hujan rata-rata 3.500 mm hingga 4.000 mm per-tahun pada ketinggian ± 650 meter di atas permukaan laut.

(4)

Berdasarkan klasifikasi iklim sistem Junghuhn dalam Rafi’i (1995: 194-195), Junghuhn telah membagi zonefikasi iklim daerah tropis khususnya untuk Pulau Jawa kedalam lima zone iklim berdasarkan ketinggian. Berdasarkan kklasifikasi iklim sistem Junghuhn, Danau Lido yang memiliki unsur-unsur iklim seperti yang telah disebutkan di atas, termasuk kedalam zone panas. Kondisi ini relatif karena Danau Lido terletak di daerah dataran rendah. Namun, karena memiliki panorama alam dan berhawa lebih sejuk dari wilayah seperti Jakarta, Bekasi dan sekitarnya, sehingga Danau Lido tetap menjadi alternatif tempat berwisata dan berlibur bagi wisatawan.

3. Penggunaan lahan

Secara garis besar, penggunaan lahan di daerah penelitian berdasarkan data monografi desa Wates Jaya tahun 2008, dibedakan atas pemukiman penduduk, tegalan, lahan pertanian, lahan perkebunan, hutan, tanah kosong, dan semak belukar.

(5)
(6)

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian 1. Jumlah dan kepadatan penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, penduduk Desa Wates Jaya pada tahun 2008 berjumlah 7.292 jiwa. Penggolongan kepadatan penduduk menurut Marsidi (1990: 60) dibagi menjadi empat kelompok. Desa Wates Jaya yang mempunyai jumlah penduduk 7.292 jiwa dengan luas wilayah desa 1.014 hektar, termasuk kedalam kelompok desa kurang padat, yaitu dengan kepadatan penduduk 7 jiwa/hektar.

2. Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio

Berdasarkan data dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, jumlah penduduk laki-laki di desa ini adalah 3.758 jiwa, sedangkan penduduk perempuan di desa ini adalah 3.534 jiwa. Adapun pengelompokkan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Wates Jaya, dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1

Komposisi Penduduk Desa wates Jaya berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase(%)

1. Laki-laki 3.758 51,5

2. Perempuan 3.534 48,5

Jumlah 7.292 100

Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008

Dari data di atas dapat diketahui bahwa Sex Ratio Desa Wates Jaya yaitu terdapat 106 penduduk laki-laki tiap 100 penduduk perempuan. Sehingga dapat diartikan bahwa penduduk laki-laki ini merupakan potensi sumber daya manusia yang dapat dikembangkan sebagai pendukung perkembangan daerah.

(7)

3. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Usia

Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi desa Wates Jaya tahun 2008, penduduk usia sekolah (5-9 tahun) mendominasi di desa Wates Jaya. Disusul kemudian oleh penduduk usia produktif (10-41 tahun), penduduk usia ini mempunyai produktivitas kerja. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian usia dapat dilihat pada tabel 4. 2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Tingkat Usia Tahun 2008

No Usia Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0-4 tahun 729 10 2. 5-9 tahun 1.062 14,6 3. 10-14 tahun 763 10,5 4. 15-19 tahun 747 10,2 5. 20-24 tahun 541 7,4 6. 25-29 tahun 380 5,2 7. 30-34 tahun 473 6,5 8. 35-39 tahun 424 5,8 9. 40-44 tahun 468 6,4 10. 45-49 tahun 426 5,9 11. 50-54 tahun 396 5,4 12. >55 tahun 880 12,1 Jumlah 7.292 100

Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008 4. Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan data monografi desa Wates Jaya tahun 2008 komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa Wates Jaya didominasi oleh karyawan baik itu karyawan pemerintah maupun karyawan swasta. Selain itu pengrajin industri rumah tangga dan buruh tani di posisi selanjutnya yang

(8)

mendominasi mata pencaharian di Desa Wates Jaya. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4. 3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Komposisi Penduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008

No Mata pencaharian Jumlah

(jiwa) Persentase (%) 1. Petani 40 6 2. Buruh tani 150 23 3. PNS 55 8

4. Pengrajin industri rumah tangga 165 25

5. Pedagang keliling 30 5 6. Peternak 10 1 7. Karyawan 180 27 8. TNI/POLRI 15 2 9. Pensiunan 20 3 Jumlah 665 100

Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008

Hampir setengahnya penduduk Desa Wates Jaya bermata pencaharian karyawan. Hal ini dikarenakan terdapat pabrik-pabrik swasta di Desa tetangga sehingga banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya di sektor industri. 5. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber daya manusia yang berkualitas dapat ditentukan melalui pendidikan karena melalui pendidikan manusia dapat menyerap informasi dan pengetahuan yang lebih banyak. Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi merupakan potensi sumber daya yang potensial dalam mengelola sumberdaya alam yang ada agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Berdasarkan data dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, tingkat pendidikan penduduk Desa Wates Jaya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

(9)

Tabel 4.4

Komposisi Pnduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2008

No. Tingkat pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Belum sekolah 630 17 2. Tamat SD 730 20 3. Tamat SMP 767 21 4. Tamat SMA 592 16 5. Tamat Diploma 141 4 6. Tamat Sarjana 70 2 7. Tidak Sekolah 107 3

8. Tidak Tamat Sekolah 651 17

Jumlah 3.688 100

Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008

Berdasarkan tabel di atas sapat diketahui bahwa penduduk Desa Wates Jaya sebagian kecil tamat SMP. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Desa Wates Jaya masih rendah, sehingga akan menjadi hambatan dalam pengembangan pariwisata. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan oleh pemerintah terutama melalui pendidikan.

C. Keberadaan Objek Wisata Danau Lido 1. Sejarah Singkat Danau Lido

Danau Lido memiliki nilai sejarah karena keberadaannya sudah ada sejak zaman kolonialisme Belanda. Ketika itu pada tahun 1800-an, saat Belanda membangun Jalan Raya Bogor-Sukabumi, mereka mencari tempat untuk peristirahatan para petinggi pengawas pembangunan jalan dan pemilik perkebunan. Sekitar 1898 tahun, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van De Bosch memanfaatkan daerah tersebut menjadi danau, yang dibuat secara

(10)

manual oleh masyarakat sekitar dengan menggunakan bahan-bahan seperti ijuk, batu, dan pasir sebagai pondasi. Teknik pengerjaannya menggunakan sistem pacen yang dikerjakan silih berganti siang malam.

Danau Lido sendiri adalah danau yang letaknya di lembah Cijeruk dan Cigombong. Danau Lido merupakan danau buatan yang mendapat masukan air dari beberapa aliran sungai, seperti: Ci Letuh, Ci Keting, Pereng dan rembesan-rembesan air dari areal perkebunan Pondok Gede, Cigombong, Bogor. Lokasi tersebut awalnya berupa daerah genangan atau rawa yang banyak ditumbuhi alang-alang dan tumbuhan.

Kawasan ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1940 setelah Ratu Wilhelmina datang dan beristirahat di Lido pada tahun yang sama. Selanjutnya danau tersebut dimanfaatkan oleh Van De Bosch untuk memenuhi kebutuhan air area Perkebunan Maskapai Cultur Pondok Gedeh yang luasnya sekitar 3.500 hektar di kaki Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak. Pada tahun 1942-1944 daerah tersebut dikuasai oleh Jepang kemudian terjadi pengambil alih kekuasaan oleh komite nasional Indonesia Pada tahun 1945-1946 dan digunakan sebagai markas TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada saat proklamasi 17 agustus 1946, Lido sempat berganti nama menjadi Lido Megawati yang digunakan sebagai tempat peristirahatan Bung Karno. Selanjutnya Lido mengalami berbagai pergantian kepemilikan. Pada tahun 1993, kawasan ini di kembangkan oleh PT. PAP (Perkembangan Agrowisata Prima).

2. Unsur-unsur Atraksi Wisata

(11)

unsur yang berkenaan dengan lokasinya harus terpenuhi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah what to see (apa yang dapat dilihat), what to do (apa yang dapat dilakukan), what to buy (apa yang dapat dibeli sebagai oleh-oleh/cinderamata). a. Atraksi Wisata yang dapat dilihat (What to see) di Danau Lido

Atraksi wisata merupakan salah satu unsur utama wisatawan melakukan kegiatan wisata. Dalam melakukan kegiatan wisata wisatawan tentunya memerlukan sesuatu yang baru di tempat wisata yang dikunjunginya.

Untuk dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan atraksi itu harus dalam keadaan baik dan menarik untuk dilihat sehingga wisatawan merasa betah di lokasi wisata yang dikunjunginya.

Adapun atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido meliputi panorama alam, keindahan danau, peninggalan sejarah berupa meriam perang, serta panggung hiburan/taman parahyangan

Gambar 4.3

Panorama alam dan keindahan Danau Lido

b. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan (What to do) di Danau Lido

Aktivitas wisata yang dapat dilakukan wisatawan di Danau Lido memiliki peranan yang sangat penting karena semakin banyak dan beranekaragam aktivitas

(12)

yang dapat dilakukan di tempat wisata, maka wisatawan akan semakin lama tinggal di objek wisata.

Adapun aktivitas wisata yang dapat dilakukan di objek wisata Danau Lido dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Aktivitas Wisata yang dapat Dilakukan Wisatawan selama Berada di Lokasi Objek wisata

No. Atraksi Wisata Frekuensi Persentase (%)

1. Menikmati pemandangan 53 53,0

2. Berjalan-jalan 34 34,0

3. Memancing 1 1,0

4. Berperahu 12 12,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang dapat dilakukan di objek wisata Danau Lido cukup beragam. Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan dapat berupa menikmati pemandangan, berjalan-jalan, memancing, dan berperahu. Selain itu ada kegiatan baru yang hanya ada pada saat libur akhir pecan atau libur panjang yaitu flying fox melintasi danau.

Dari data tersebut sebagian besar aktivitas yang dilakukan wisatawan adalah menikmati pemandangan. Hal ini dikarenakan Danau Lido memiliki keindahan alam yang tidak kalah indah dengan objek wisata lain yang ada di Indonesia.

c. Sesuatu yang dapat dibeli (What to buy) di Sekitar Danau Lido

Wisatawan akan sangat bangga dan berkesan apabila memiliki barang atau oleh-oleh dari tempat yang dikunjunginya. Oleh-oleh tersebut dapat berupa cinderamata, souvenir, maupun makanan khas daerah setempat.

(13)

Tabel 4.6

Keragaman Cinderamata Yang Dapat Diperoleh Wisatawan

No. Kriteria Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Beragam 1 1,0 2. Beragam 1 1,0 3. Cukup Beragam 4 4,0 4. Kurang Beragam 71 71,0 5. Tidak Beragam 24 24,0 Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar cinderamata di lokasi objek wisata Danau Lido kurang beragam. Hal ini akan mengecewakan bagi wisatawan yang ingin membawa cinderamata dari objek wisata Danau Lido karena tidak tersedianya keberagaman cinderamata khas Danau Lido. Hal tersebut perlu mendapat perhatian pihak pengelola agar lebih memperhatikan masalah oleh-oleh khas/cinderamata Danau Lido.

Gambar 4.4

Cinderamata di Danau Lido

Jenis cinderamata yang terdapat di Danau Lido berupa gelang tangan, boneka, tas handphone dan lain-lain. Namun sayangnya cinderamata tersebut bukan merupakan cinderamata khas Danau Lido, cinderamata tersebut dapat ditemukan di objek wisata lainnya selain Danau Lido. Selain souvenir dan

(14)

cinderamata yang menjadi oleh-oleh, makanan daerah setempat pun menjadi pilihan lainnya sebagai oleh-oleh.

Tabel 4.7

Kekhasan Makanan Yang Dapat Diperoleh Wisatawan

No. Kriteria Frekuensi Persentase(%)

1. Sangat Khas 3 3,0

2. Khas 26 26,0

3. Cukup Khas 54 54,0

4. Kurang Khas 17 17,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar makanan yang berada di sekitar lokasi objek wisata Danau Lido cukup khas dan diminati oleh wisatawan.

Gambar 4.5

(15)
(16)

d. Fasilitas Wisata

Fasilitas wisata merupakan suatu syarat berkembangnya objek wisata. Fasilitas wisata yang berupa sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan wisata sangat diperlukan oleh wisatawan guna memenuhi kebutuhan wisatawan selama mereka mengunjungi tempat wisata, sehingga wisatawan akan merasa nyaman dan betah tinggal lebih lama di tempat wisata. Fasilitas tersebut haruslah memenuhi semua kebutuhan wisatawan. Selain dapat memenuhi kebutuhan wisatawan, fasilitas wisatapun harus dijaga kualitasnya seperti kebersihan dan tingkat pencapaiannya,

Adapun sarana dan prasarana pariwisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido sebagai berikut:

1. Sarana Akomodasi

Sarana akomodasi merupakan sarana pokok dalam kegiatan wisata. Sarana akomodasi yang terdapat di dalam kolasi danau Lido adalah Cottage dan Hotel Lido Lake.

Tabel 4.8 Sarana Akomodasi

di Sekitar Objek Wisata Danau Lido

No Jenis Penginapan Frekuensi Persentase (%)

1. Hotel 1 6,7

2. Cottage 14 93,3

Jumlah 15 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan tabel di atas, sarana akomodasi Cottage yang hampir seluruhnya dapat kita jumpai di dalam lokasi Danau Lido. Selain itu Cottage ini pun memiliki nilai sejarah karena keberadaanya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno Cottage

(17)

ini sering digunakan oleh Presiden Soekarno jika sedang berkunjung ke daerah Bogor.

Gambar 4.6

Sarana Akomodasi (Hotel Lido Lake dan Cottage) di Objek Wisata Danau Lido

2. Sarana Catering

Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman wisatawan, tersedia restoran di dalam lokasi objek wisata. Terdapat juga kios-kios makanan dan minuman yang menawarkan berbagai macam makanan baik makanan berat maupun ringan. Selain itu, terdapat pula restoran dan rumah makan yang berada di luar lokasi objek wisata. Adapun sarana catering yang terdapat di sekitar objek wisata Danau Lido sebagai berikut:

Tabel 4.9 Sarana Catering

di Sekitar Objek Wisata Danau Lido

No. Jenis Sarana Catering Frekuensi Persentase (%)

1. Restoran 1 4,8

2. Rumah Makan 10 47,6

3. Kios di dalam Objek Wisata 10 47,6

Jumlah 21 100

(18)

Walaupun pihak pengelola telah menyediakan sarana catering di dalam lokasi objek wisata, akan tetapi sebagian besar wisatawan lebih menyukai untuk membawa makanan sendiri.

Gambar 4.7

Sarana Catering di Objek Wisata Danau Lido

3. Sarana Olahraga

Sarana olahraga merupakan sarana pelengkap dalam kegiatan wisata. Keberadaannya dapat menjadi nilai tambah suatu objek wisata. Selain menikmati keindahan alamnya, wisatawan juga dapat melakukan aktivitas lain yang berhubungan dengan olahraga. Di dalam lokasi ini terdapat sarana olahraga berupa kolam renang dan lapangan tenis. Keberadaan sarana olahraga ini harus diperhayikan oleh pengelola sebagai daya tarik tambahan di dalam objek wisata Danau Lido.

(19)

Gambar 4.8

Sarana Olahraga di Danau Lido 4. Sarana Hiburan

Sama halnya dengan sarana olahraga, sarana hiburan pun menjadi sarana pelengkap dalam kegiatan wisata. Sarana hiburan yang terdapat di objek wisata Danau Lido adalah berupa panggung hiburan/taman parahyangan yang dapat digunakan untuk pementasan ataupun pagelaran musik, baik musik pop maupun dangdut. Sejauh ini setiap minggunya khususnya hari minggu sering diadakan pementasan musik dangdut yang diadakan oleh pihak pengelola. Namun, jika ada pengunjung yang ingin mengadakan pagelaran pangelola pun menyewakan tempat tersebut. Hal ini perlu ditingkatkan agar wisatawan tidak merasa bosan di tempat wisata.

Gambar 4.9

(20)

5. Sarana Kebersihan

Sarana kebersihan merupakan sarana yang cukup penting dalam kenyamanan dan kelangsungan kegiatan wisata. Sarana kebersihan yang terdapat di objek wisata Danau Lido berupa tempat sampah yang berjumlah ±10 buah yang ditempatkan dibeberapa titik keramaian hal ini untuk memudahkan wisatawan dalam membuang sampah sehingga tidak ada sampah yang berserakan dan mengganggu kenyamanan wisatawan.

Gambar 4.10

Sarana Kebersihan Di Objek Wisata Danau Lido 6. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan merupakan salah satu sarana penting yang harus ada di setiap objek wisata, karena wisatawan tetap tidak ingin meninggalkan kewajibannya dalam beribadah meski sedang berwisata. Oleh sebab itu sarana peribadatan harus menjadi perhatian dari pihak pengelola dalam pengembangannya. Sarana peribadatan yang terdapat di Danau Lido adalah satu buah mushola yang akan selalu penuh pada saat banyak pengunjung.

(21)

Gambar 4.11

Sarana Peribadatan di Objek Wisata Danau Lido 7. Sarana Toilet Umum

Sarana Toilet Umum yang terdapat di objek wisata Danau Lido berjumlah 2 buah. Sarana ini amat penting untuk kenyamanan wisatawan selama berada di lokasi objek wisata. Letak toilet ini sendiri sudah cukup strategis di dalam lokasi.

Gambar 4.12

Sarana Toilet di Objek Wisata Danau Lido 8. Sarana Parkir

Sarana parkir di Danau Lido dibagi menjadi dua, yaitu parkir mobil dan parkir motor sehingga tertib dalam pengaturan dan penempatannya. Area parkir di objek wisata Danau lido cukup luas sehingga dapat menampung puluhan mobil roda empat maupun bus.

(22)

Gambar 4.13

Sarana Parkir di Objek Wisata Danau Lido 9. Fasilitas Keamanan

Fasilitas keamanan diperlukan ada disetiap objek wisata sebagai langkah pengamanan jika sesuatu hal buruk terjadi seperti, pencurian. Fasilitas keamanan yang terdapat di objek wisata Danau Lido berjumlah dua buah. Penempatan fasilitas keamanan tersebut ditempatkan di depan pintu masuk menuju lokasi objek wisata.

Gambar 4.14

Fasilitas Keamanan Yang Terdapat Di Objek Wisata Danau Lido e. Aksesibilitas

Dalam melakukan suatu perjalanan wisata, wisatawan pasti menghendaki kenyaman dan kemudahan dalam menjangkau lokasi wisata, kemudahan dan kenyamanan ini ditentukan oleh faktor-faktor seperti, kondisi jalan, alat

(23)

transportasi yang digunakan, waktu tempuh, biaya perjalanan dan tingkat pencapaian.

1. Kondisi Jalan

Tabel 4.10

Kondisi Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata

No. Kondisi Jalan Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Baik 4 4,0

2. Baik 73 73,0

3. Cukup Baik 23 23,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi jalan baik, dan sebagian kecil kondisi jalan cukup baik. Hal ini dikarenakan ada sebagian jalan yang berlubang karena sering dilalui juga oleh truk-truk pabrik dan truk pasir.

Tabel 4.11

Tingkat Pencapaian Menuju Lokasi Objek Wisata

No. Tingkat Pencapaian Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Mudah 15 15,0

2. Mudah 72 72,0

3. Cukup Mudah 13 13,0

Jumlah 100 100

Sumber: hasil Penelitian 2010

Tingkat pencapaian wisatawan menuju lokasi objek wisata sebagian besar merasa mudah. Hal ini dikarenakan letak Danau Lido yang berada tepat di pinngir jalan utama yang menghubungkan Kota Sukabumi dan Bogor.

2. Alat Transportasi

Transportasi merupakan alat yang digunakan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam hal ini transportasi digunakan oleh wisatawan untuk mencapai lokasi objek wisata. Transportasi dapat mempermudah wisatawan

(24)

untuk melakukan kegiatan wisata. Jenis dari alat transportasi ini dapat berupa mobil, motor, bus, sepeda, dan sebagainya.

Terdapat beberapa alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi objek wisata Danau Lido. Wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, serta kendaraan carteran. Selain itu wisatawan dapat pula menggunakan angkutan umum, karena lokasinya yang strategis wisatawan akan dengan mudah menemukan kendaraan umum.

Tabel 4.12

Kendaraan yang Digunakan Untuk Mencapai Lokasi Objek Wisata

No. Jenis Kendaraan Frekuensi Persentasi (%)

1. Tidak menggunakan kendaraan 2 2,0

2. Kendaraan Pribadi 60 60,0

3. Kendaraan Umum 25 25,0

4. Kendaraan Rombongan/Carteran 13 13,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar wisatawan menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai objek wisata. Hal tersebut menurut wisatawan dikarenakan dengan menggunakan kendaraan pribadi perjalanan akan lebih nyaman. Dan hampir setengahnya wisatawan menggunakan kendaraan umum.

(25)

Tabel 4.13

Waktu Tempuh Menuju Lokasi Objek Wisata

No. Waktu Tempuh Frekuensi Persentase (%)

1. <1jam 24 24,0

2. 2-3 jam 59 59,0

3. 4-6 jam 14 14,0

4. >6 jam 3 3,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Waktu tempuh wisatawan menuju lokasi objek wisata sebagian besar 2-3 jam perjalanan. Hal ini berkaitan dengan asal wisatawan yang bertempat tinggal di luar Bogor seperti Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya. Sedangkan sebagian kecil waktu yang ditempuh wisatawan < 1 jam, tentu saja hal ini dikarenakan pula oleh asal wisatawan yang berdekatan dengan lokasi wisata.

3. Biaya Perjalanan

Biaya perjalanan perlu direncanakan sejak awal agar kita tidak repot diakhirnya. Selain itu dengan mempersiapkan biaya perjalanan wisatawan pun berarti sudah mempersiapkan segala sesuatunya.

Tabel 4.14

Biaya Perjalanan yang dikeluarkan Untuk Mencapai lokasi Objek wisata

No. Biaya Perjalanan Frekuensi Persentase (%)

1. <Rp. 100.000 38 38,0

2. Rp.100.000-Rp.300.000 50 50,0

3. >Rp. 300.000 12 12,0

Jumlah 100 100

Sumber: hasil Penelitian 2010

Biaya perjalanan yang dikeluarkan wisatawan setengahnya mengeluarkan biaya berkisar antara Rp. 100.000-Rp. 300.000. Hal ini dikarenakan wisatawan banyak yang menggunakan kendaraan pribadi dan berasal dari luar Bogor.

(26)

f. Profil Wisatawan

Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata. Wisatawan berpengaruh terhadap berkembangnya suatu objek wisata, karena wisatawan merupakan sasaran utama suatu objek wisata. Jika wisatawan tidak merasakan kepuasan terhadap suatu objek wisata, maka objek wisata tersebut akan mengalami suatu kemunduran dan cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh wisatawan. Agar wisatawan merasa puas maka diperlukan adanya perkembangan.

Berdasarkan penelitian pada fasilitas, aktivitas, dan daya tarik objek wisata, pada hakekatnya ditunjukkan agar menjadi daya tarik bagi wisatawan agar datang mengunjungi objek wisata, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perkembangan objek wisata. Data penelitian yang diambil dari wisatawan secara garis besaar adalah identitas wisatawan dan kesan wisatawan terhadap Objek Wisata Danau Lido.

1. Identitas Wisatawan

Pertanyaan yang diajukan terdiri dari pertanyaan mengenai asal wisatawan, jenis kelamin, tingkat pendapatan, mata pencaharian wisatawan, dan tingkat pendidikan.

Tabel 4.15

Asal Wisatawan yang Berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido

No. Asal Wisatawan Frekuensi Persentase(%)

1. Bogor 25 25,0

2. Luar Kota Bogor 16 16,0

3. Luar Provinsi Jawa Barat 55 55,0

4. Luar Pulau Jawa 4 4,0

Jumlah 100 100

(27)

Berdasarkan penelitian, daerah asal wisatawan yang mengunjungi objek wisata Danau Lido sebagian besar berasal dari luar provinsi Jawa Barat, terutama dari Jakarta, Bekasi, Depok dan sekitarnya, karena jarak yang ditempuh hanya berkisar antara 50-65 KM. Sedangkan hampir setengahnya wisatawan yang berasal dari Bogor. Hal ini dikarenakan lokasi wisata dengan daerah asal wisatawan. Sehingga faktor jarak berpengaruh dalam pemilihan lokasi wisata bagi wisatawan.

Tabel 4.16

Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin yang Berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Laki-laki 54 54,0

2. Perempuan 46 46,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah laki-laki dan hampir setengahnya adalah perempuan Hal ini dikarenakan laki-laki lebih membutuhkan rekreasi setelah disibukkan oleh pekerjaan.

Tabel 4.17

Wisatawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. Tamat SD 0 0

2. Tamat SMP 4 4,0

3. Tamat SMA 65 65,0

4. Tamat Perguruan Tinggi 31 31,0

Jumlah 100 100

(28)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan berada pada kelompok yang memiliki pendidikan tamat SMA, kemudian hampir setengahnya perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pariwisata akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan, karena pengetahuan akan wisata berbeda bagi setiap orangnya.

Tabel 4.18

Wisatawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan yang Berkunjung ke Objek Wisata danau lido

No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1. PNS/TNI//POLRI 13 13,0

2. Pegawai swasta 40 40,0

3. Wiraswasta 47 47,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido berdasarkan pekerjaan hampir setengahnya adalah wiraswasta. Hal ini dikarenakan intensitas dan jam kerja dari tiap-tiap pekerjaan berbeda-beda. Dan dari ketiga jenis pekerjaan diatas, yang memiliki banyak waktu luang sehingga dapat lebih melakukan kegiatan wisata ke Danau Lido adalah wiraswasta. Mereka memanfaatkan libur sekolah dan libur akhir pekan untuk datang mengunjungi Danau Lido.

Tabel 4.19

Wisatawan Berdasarkan Pendapatan yang Berkunjung ke Objek wisata Danau Lido

No. Pendapatan Frekuensi Persentase (%) 1. Rp. 100.000-Rp. 300.000 1 1,0 2. Rp. 400.000-Rp. 1000.000 39 19,0 3. Rp. 1000.000-Rp. 5000.000 60 60,0

Jumlah 100 100

(29)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan berpendapatan Rp. 1000.000-Rp. 5000.000. Hal tersebut berkaitan pula dengan jenis pekerjaan dari wisatawan yang berkunjung ke Danau Lido. Pendapatan wisatawan dapat mempengaruhi lokasi objek wisata dan jenis wisata apa yang akan dilakukan oleh wisatawan.

2. Kesan mengenai Objek Wisata Yang Dikunjungi Tabel 4.20

Wisatawan Berdasarkan Tujuan Kunjungan ke Lokasi Objek Wisata Danau lido

No. Tujuan Kunjungan Frekuensi Persentase(%) 1. Bersenang-senang/rekreasi 95 95,0

2. Olahraga 5 5,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Rekreasi menjadi pilihan hampir seluruhnya tujuan wisatawan datang mengunjungi Danau Lido. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena bersenang-senang atau rekreasi dapat melepas penat dan lelah wisatawan dari rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu, Danau Lido harus dikemas sedemikian rupa agar wisatawan dapat lebih merasa senang dan puas di lokasi wisata.

Tabel 4.21

Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Lokasi OBjek Wisata Danau Lido

No. Frekuensi Kunjungan Frekuensi Persentase (%)

1. 1 kali 13 13,0

2. 2-5 kali 75 75,0

3. >5 kali 12 12,0

Jumlah 100 100

(30)

Frekuensi kunjungan wisatawan hampir seluruhnya telah berkunjung 2-5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa Objek Wisata Danau Lido merupakan salah satu alternatif pilihan tempat berlibur wisatawan, terlihat dari frekuensi kunjungan wisatawan yang berulang. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Objek Wisata Danau Lido menarik dan menjadi favorit untuk dikunjungi karena memberikan suasana baru bagi wisatawan.

Tabel 4.22

Wisatawan Berdasarkan Lamanya Tinggal di Lokasi Objek Wisata Danau Lido

No. Lama Kunjungan Frekuensi Persentase (%)

1. <1 jam 3 3,0

2. 2-4 jam 74 74,0

3. 6 jam 17 17,0

4. Sehari dan tidak bermalam 4 4,0

5. Sehari dan bermalam 2 2,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Lama tinggal wisatawan sebagian besar berkisar antara 2-4 jam. Hal ini karena banyak aktivitas yang dilakukan wisatawan didalam Objek wisata Danau Lido seperti menikmati pemandangan, jalan-jalan disekitar danau, berperahu, memancing di danau, dan lain sebagainya.

Tabel 4.23

Wisatawan Berdasarkan Waktu Kunjungan ke Lokasi Objek Wisata Danau Lido

No. Waktu Kunjungan Frekuensi Persentase (%)

1. Libur Sekolah 18 18,0

2. Libur Akhir Minggu 22 22,0

3. Libur Cuti 1 1,0

4. Tidak Tentu 59 59,0

Jumlah 100 100

(31)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar waktu kunjungan wisatawan adalah tidak tentu dan sebagian kecil wisatawan yang datang pada libur akhir minggu. Puncak kunjungan wisatawan terjadi pada saat hari libur, terutama libur sekolah, libur akhir minggu, dan terutama libur hari raya (Idul Fitri, Idul Adha dan Natal).

Tabel 4.24

Pendapat Wisatawan Mengenai Kelengkapan Fasilitas Yang Ada di Objek Wisata Danau Lido

No. Kelengkapan Fasilitas Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Lengkap 7 7,0

2. Lengkap 37 37.0

3. Cukup Lengkap 46 46,0

4. Kurang Lengkap 10 10,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir setengahnya wisatawan berpendapat cukup lengkap untuk fasilitas yang terdapat di lokasi Objek Wisata. Untuk meningkatkan kelengkapan fasilitas Danau Lido harus lebih menjaga yang telah ada dan menambah yang belum ada agar fasilitas penunjang wisata dapat lebih terpenuhi.

Tabel 4.25

Pendapat Wisatawan Mengenai Keamanan Lokasi Objek Wisata Danau Lido

No. Keamanan Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Aman 10 10,0

2. Aman 66 66,0

3. Cukup Aman 24 24,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan berpendapat aman mengenai lokasi Objek Wisata Danau Lido. Hal ini

(32)

dibuktikan dengan wisatawan tidak pernah merasa kehilangan harta benda selama berada di lokasi Objek Wisata. Selain itu terdapat petugas keamanan di lokasi objek wisata, sehingga keamanan akan lebih terjamin.

Tabel 4.26

Pendapat wisatawan Mengenai Perkembangan Objek Wisata Danau Lido

No. Pendapat wisatawan Frekuensi Persentase (%)

1. Mengalami Perkembangan 93 93,0

2. Tidak Mengalami Perkembangan 7 7,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Menurut wisatawan hampir seluruhnya Objek Wisata Danau Lido mengalami perkembangan, dan hanya sebagian kecil wisatawan yang berpendapat bahwa Objek Wisata Danau Lido tidak mengalami perkembangan. Pendapat tersebut dikemukakan oleh wisatawan yang telah berkunjung lebih dari satu kali.

Tabel 4.27

Pendapat Wisatawan Mengenai Aspek Yang Mengalami Perkembangan di Objek Wisata Danau Lido

No. Aspek Yang Berkembang Frekuensi Persentase(%)

1. Fasilitas 75 75,0

2. Kegiatan yang dapat dilakukan 18 18,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya wisatawan berpendapat bahwa aspek yang berkembang dari Objek Wisata Danau lido adalah fasilitas Objek Wisata, dan sebagian kecil wisatawan berpendapat kegiatan yang dapat dilakukan merupakan aspek yang berkembang di Objek WIsata Danau Lido. Hal ini perlu ditingkatkan untuk dapat lebih banyak menarik minat wisatawan untuk datang ke Objek Wisata Danau Lido

(33)

Tabel 4. 28

Pemenuhan Kepuasan Wisatawan

No. Kriteria Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Puas 11 11,0

2. Puas 73 73,0

3. Cukup Puas 16 16,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan merasa puas terhadap Objek Wisata Danau Lido. Kepuasan tersebut dapat berasal dari panorama alam dan kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi Objek Wisata Danau Lido.

Tabel 4.29

Niat Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali Ke Lokasi Objek Wisata

No. Kriteria Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 96 96,0

2. Tidak 4 4,0

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian 2010

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya wisatawan memiliki keinginan untuk kembali ke lokasi Objek Wisata, dasn hanya sebagian kecil saja wisatawan yang tidak memiliki keinginan untuk kembali ke lokasi Objek Wisata. Hal ini mengartikan bahwa Objek Wisata Danau Lido memberikan kesan terhadap wisatawan, sehingga wisatawan ingin berkunjung kembali ke Danau Lido.

(34)

g. Identitas Penduduk

Tabel 4.30 Identitas Penduduk

No. Kriteria Jumlah %

A. 1. 2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 82 8 91,1 8,9 B. 1. 2. 3. 4. 5. Usia 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 60 tahun 8 38 25 15 4 8,9 42,2 27,8 16,7 4.4 C 1. 2. 3. 4.. Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Sarjana 24 31 33 2 26,7 34,4 36,7 2,2 D. 1. 2. Asal kelahiran Asli Pendatang 76 14 84,4 15,6 E. 1. 2. 3. 4. 5.

Mata Pencaharian Pokok PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Wiraswasta Petani Lain-lain 1 23 29 3 34 1,1 25,6 32,2 3,3 37,8 F. 1. 2. 3. 4. Pendapatan Pokok <Rp. 500.000 Rp.500.000-Rp. 1.000.000 Rp.1000.000-Rp. 5000.000 >Rp. 5000.000 13 53 23 1 14,4 58,9 25,6 1,1 Sumber: hasil Penelitian 2010

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden di lapangan adalah laki-laki, dan sebagian kecil responden adalah perempuan. Hal ini dikarenakan pangambilan data pada saat dilapangan berpusat kepada kepala keluarga yang sebagian besar adalah laki-laki. Hampir setengahnya

(35)

responden termasuk kedalam usia produktif yaitu 31-40 tahun. Usia tersebut sangat produktif untuk menghasilkan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidup.

Hampir setengahnya responden berada pada kelompok yang memiliki pendidikan tamat SMA, kemudian tamat SMP sebesar. Hal ini dikarenakan responden menganggap pendidikan sangat penting untuk memajukan kehidupan. Hampir seluruhnya responden adalah asli penduduk setempat, dan sebagian kecil merupakan penduduk pendatang. Sedangkan, hampir setengahnya responden bermata pencaharian lain-lain. Yang dimaksud lain-lain adalah buruh, baik itu buruh tani maupun buruh bangunan dan tukang ojeg.

Sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan Rp. 500.0000-Rp. 1000.0000, dan hampir setengahnya responden mempunyai tingkat pendapatan Rp. 1000.000-Rp. 5000.000. Hal ini berkaitan erat dengan jenis pekerjaan responden, pendapatan buruh setiap bulannya rata-rata sebesar Rp.500.000. sedangkan responden yang berpenghasilan antara Rp.1000.000-Rp.5000.000 memiliki mata pencaharian sebagai PNS, TNI, POLRI dan wiraswasta.

h. Usaha Pengembangan

Pada awal pembuatannya objek wisata Danau Lido hanya digunakan sebagai tempat peristirahatan penjajah Belanda. Sampai pada akhirnya Danau Lido dikelola oleh PT. PAP, banyak pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh PT. PAP pada saat itu diantaranya pembangunan hotel, arena bermain, wisata air, kolam renang, restoran, tempat bermain golf, dan air strip.

(36)

Beberapa tahun terakhir pihak pengelola lebih menekankan pengembangan dalam bidang kegiatan wisata seperti flying fox, Bazar Ramadhan, festival musik, dan acara kembang api pada saat tahun baru, dan pengembangan pada bidang promosi.

Untuk selanjutnya, tepatnya tahun 2011 pihak pengelola akan melakukan pengembangan yang lebih besar lagi, yaitu pembangunan sarana bermain seperti taman bermain Dufan yang terletak di Jakarta dan waterboom

D. Pendapat Masyarakat Mengenai Eksistensi Kawasan Wisata Danau Lido Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai pendapat masyarakat mengenai keberadaan Objek Wisata Danau Lido. Keberadaan Objek Wisata Danau Lido menurut pendapat wisatawan dapat memberikan keuntungan maupun kerugian. Keuntungan yang dipeoleh masyarakat dari adanya kawasan objek wisata Danau Lido adalah memberikan pendapatan tambahan, hal ini dikarenakan penduduk memanfaatkan objek wisata Danau Lido sebagai tempat untuk mendapatkan pendapatan tambahan selain dari pendapatan pokok sehari-hari penduduk. Pendapatan tersebut didapat dengan cara membuka kios-kios makanan dan minuman, kios cinderamata, pendayung rakit bambu, dan sebagainya.

Sedangkan sebagian kecil penduduk menyatakan kondisi jalan semakin baik, hal ini ditunjang dengan semakin berkembangnya objek wisata Danau Lido pihak pengelola pun semakin memperbaiki kondisi jalan menuju lokasi objek wisata, lapangan pekerjaan baru dan pembangunan yang semakin meningkat.

(37)

Selain itu adanya lapangan pekerjaan baru memberi peluang terhadap masyarakat setempat untuk bekerja di kawasan objek wisata ini.

Selain memberikan keuntungan, keberadaan objek wisata Danau Lido juga memberikan kerugian bagi masyarakat, diantarannya, penduduk berpendapat sering dijadikan sebagai tempat berkumpulnya muda-mudi sebagai kerugian yang paling dikhawatirkan. Hal ini dikarenakan tempat yang memadai dan kurangnya pengawasan dari pihak pengelola sering dijadikan tempat berkumpul muda-mudi untuk melakukan kegiatan yang tidak bertanggung jawab seperti mabuk-mabukan, balapan liar, melakukan tindakan asusila, dan sebagainya. Hampir setengahnya berpendapat keberadaan Danau Lido memberikan kerugian terhadap kemacetan lalu lintas. Hal ini dikarenakan lokasi Danau Lido yang berada tepat dipinggir jalan raya yang menghubungkan antara kota Bogor dan Sukabumi, sehingga sering terjadi kemacetan di jalan ini setiap akhir pekan.

E. Diskusi dan Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil penelitian, lokasi objek wisata Danau Lido berjarak 21 Km dari Kota Bogor dan 65 Km dari Kota Jakarta. Tempat ini terletak dipinggir jalan raya utama yang menghubungkan Kota Bogor dan Sukabumi, tepatnya di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.

Kondisi iklim di suatu tempat akan memperngaruhi kegiatan yang akan dilakukan di tempat tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi iklim di objek wisata Danau Lido memiliki ciri-ciri kelembaban udara ±40 % dengan suhu rata-rata 260 C dan curah hujan rata-rata 3500-4000 mm pertahun pada

(38)

ketinggian ±650 mdpl. Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Junghuhn yang membagi iklim ke dalam lima tipe iklim berdasarkan ketinggian tempat, maka tipe iklim lokasi objek wisata Danau Lido termasuk kedalam tipe iklim zone panas. Sedangkan untuk penggunaan lahan di Desa Wates Jaya sebagian besar dibedakan menjadi pemukiman penduduk, tegalan, lahan pertanian, lahan perkebunan, hutan, tanah kosong, dan semak belukar.

Atraksi wisata yang ada di objek wisata Danau Lido dapat dibedakan menjadi atraksi yang dapat dilihat (what to see) seperti panorama alam, keindahan danau, peninggalan sejarah, dan panggung hiburan. Aktivitas yang dapat dilakukan (what to do) seperti menikmati pemandangan, jalan-jalan, memancing, dan berperahu. Sesuatu yang dapat dibeli (something to buy) seperti oleh-oleh berupa cinderamata dan makanan khas yang ada di sekitar lokasi objek wisata.

Sarana dan prasarana wisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido dapat dibedakan menjadi sarana akomodasi, sarana catering, sarana olahraga, sarana hiburan, sarana kebersihan, sarana peribadatan, sarana toilet umum, area parkir dan fasilitas keamanan.

Keberadaan lokasi objek wisata Danau Lido telah memberikan keuntungan dan kerugian bagi masyarakat. keuntungan dari adanya lokasi objek wisata ini adalah kondisi jalan yang semakin baik, memberikan mata pencaharian dan pendapatan tambahan kepada penduduk. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan antara lain sering dijadikan tempat berkumpulnya muda-mudi, dan kemacetan lalu lintas.

(39)

Berdasarkan hal tersebut diatas dan berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka objek wisata Danau Lido telah memenuhi syarat-syarat darii berkembangnya suatu objek wisata seperti atraksi wisata yang dapat dilihat (what to see), aktivitas wisata yang dapat dilakukan (what to do), sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), aksesibiltas menuju lokasi objek wisata (how to arrive), dan tempat tinggal sementara untuk wisatawan (how to stay). Berdasarkan teori yang ada sarana dan prasarana wisata merupakan hal yang mutlak ada di suatu lokasi objek wisata, dan Danau Lido sebagian besar telah memenuhi akan keberadaan sarana dan prasarana tersebut.

Gambar

Tabel 4.8  Sarana Akomodasi
Tabel 4.30  Identitas Penduduk

Referensi

Dokumen terkait

Artikel ini merupakan bagian dari Penelitian Tindakan Kelas. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengenalkan kosakata bahasa Inggris

Sasaran tersebut diwujudkan melalui Rencana Kinerja Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 yang berjumlah 44 (empat puluh empat) kegiatan yang

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

Oleh itu, penting untuk melaksanakan program dalam pemaham- an dan persepsi apa yang didengar daripada Akidah Islamiah secara khu- sus dan ilmu-ilmu syariat yang lain, yang

Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (daya tahan, kekuatan).. Melakukan pengukuran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani

Pelaksanaan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal atau bukan niaga luar negeri tidak sesuai dengan persetujuan terbang (flight..

Berdasarkan pembahasan tentang Standar Nasional Perpustakaan yang dirujuk melalui UU No 43 tahun 2007. Setelah menyajikan hasil data penelitian diatas maka

Pendidikan Islam (pesantren) merupakan sebuah sub sistem pendidikan nasional yang diharapkan mampu menumbuh kembangkan kualitas peserta didiknya (santri) sebagai