• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAKTIS BELAJAR HADIS. Cara Mudah Memahami Istilah Ilmu Hadis. Syaikhul Islam Ali, Lc. M.Sosio.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAKTIS BELAJAR HADIS. Cara Mudah Memahami Istilah Ilmu Hadis. Syaikhul Islam Ali, Lc. M.Sosio."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TAKTIS BELAJAR

HADIS

Cara Mudah Memahami Istilah Ilmu Hadis

(3)

@2017,

Syaikhul Islam Ali, Lc. M.Sosio.

Judul Buku, karya Syaikhul Islam Ali, Lc. M.Sosio., Diterbitkan pertama kali oleh

Yayasan Bumi Shalawat Progresif Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Penyunting: Nur Alamsyah, Lc

Perancang sampul: Cetakan I, Oktober 2017 ISBN :

(4)

ميحرلا نمحرلا للها ممسب

Segala puji hanya bagi Allah, kita memuji, meminta tolong, memohon ampun dan berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kita dan kejahatan amalan kita. Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tiada yang dapat memberinya petunjuk. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada hamba dan utusan-Nya, yaitu Rasul Muhammad Saw. beserta keluarga, para sahabatnya, dan penerusnya hingga hari akhir nanti.

Umat Islam meyakini bahwa hadis merupakan sumber pokok ajaran Islam sesudah Al-Quran. Dalam tataran aplikasinya, hadis dapat dijadikan hujah keagamaan dalam kehidupan dan menempati posisi yang amat penting dalam kajian keislaman. Secara struktural, hadis merupakan sumber ajaran Islam setelah Al-Quran yang bersifat global. Artinya, jika kita tidak menemukan penjelasan tentang berbagai problematika dalam Al-Quran, maka kita harus merujuk pada hadis. Oleh karena itu, hadis merupakan hal terpenting dan memiliki kewenangan dalam menetapkan suatu hukum yang tidak termaktub dalam Al-Quran.

Untuk itu, Rasulullah Saw. mengingatkan umat Islam agar berpegang teguh pada Al-Quran dan hadis. Beliau bersabda,

َتك ،امهب ْږت ْكسمت ام ا ْڤلضت ْنل نْيٚ ْمأ ْږكْيف ـ ْكٚت

)ڊلام هاڣٙ( ڢل ْڤسٙ غنسڣ الله با

َ

“Aku telah tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya” (HR. Malik)

Hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw. baik perkataan, perbuatan, penetapan maupun sifat. Karena itu, mempelajari hadis merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam. Hadis merupakan pilar dari sebagian besar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan umat Islam, baik untuk memahami persoalan dalam agama maupun dunia. Allah telah memberikan kepada Islam para pendahulu yang selalu menjaga Al-Quran dan hadis Nabi. Mereka adalah orang-orang jujur, amanah, dan memegang janji. Sebagian di antara mereka mencurahkan perhatiannya terhadap Al-Quran dan ilmunya yang kemudian disebut mufasir. Sebagian lagi memprioritaskan perahatiannya untuk menjaga hadis Nabi dan ilmunya, mereka adalah para ahli hadis.

Para sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in juga sangat perhatian untuk menjaga hadis-hadis Nabi dari generasi ke generasi yang lain. Mereka selalu mengajak untuk mengikuti cara hidup dan perilaku Rasulullah. Untuk itu, pada periode berikutnya para ulama menempuh berbagai langkah untuk mempelajari hadis. Hal ini dilakukan selain untuk menjaga hadis itu sendiri, juga karena semakin banyaknya hal yang menyertai perkembangan hadis sampai pada kontekstualitas

(5)

menjaga keotentikan dalam hadis itu sendiri.

Kepentingan umat Islam atas hadis menjadikan kajian terhadapnya semakin meningkat, terutama dari sisi keilmuannya. Karena kehadiran hadis sebagai sumber pokok ajaran Islam, dalam kenyataannya memang banyak dipersoalkan. Baik itu berkaitan dengan matan, perawi, sanad maupun lainnya, yang kesemuanya menentukan boleh atau tidaknya suatu hadis untuk dijadikan hujah.

Buku ini berisi tema sederhana yang berkaitan dengan ilmu-ilmu hadis. Saya ketengahkan untuk para pengkaji dengan metode yang mudah, agar dapat menjadi pegangan dalam mengkaji hadis, serta membaca apa yang telah dipersembahkan oleh para ulama, baik berupa kaidah, prinsip, dan metode untuk memahami keotentikan dan derajat hadis. Tentunya dengan tujuan agar mereka yang baru ‘melangkah’ ke pengkajian dan penelitian hadis dapat memahami uraian dalam buku ini.

Buku ini juga menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan masalah hadis. Selain itu, dibahas pula klasifikasi hadis sesuai dengan tingkat otentitas dan prinsip-prinsip serta syarat-syarat dari sang perawi. Dengan demikian, akan memudahkan pembaca untuk mengenal macam-macam hadis berikut tingkat keotentikannya. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal shaleh yang diridhai Allah Swt.

(6)

Pengertian Hadis………..9

Matan dan Sanad………...10

Macam-macam Hadis Berdasarkan Kuat dan Lemahnya………..11

Hadis Sahih………12

Hadis Hasan………...19

Hadis Sahih Lighairihi………. .22

Hadis Hasan Lighairihi………..24

Hadis Maudhu’………..26

Hadis Dhaif………27

Macam-macam Hadis Dhaif………..28

Hadis Dhaif yang Disebabkan Sanad yang Gugur……….……29

Hadis Mursal……….…….30 Hadis Muallaq………31 Hadis Mu’dhal………...32 Hadis Munqathi’………33 Hadis Mudallas………..34 Mursal Khafi………..………36

Hadis Dhaif karena Rawinya tidak Dapat Dipercaya………37

Hadis Matruk……….38

Rawayat Orang Fasik………39

Riwayat Pelaku Bid'ah………..40

Rawi yang tidak Diketahui Sosok dan Sifat-sifatnya………41

Hadis Dhaif karena Rawi Hadisnya tidak Terjaga dari Salah dan Lupa………...43

Hadis Dhaif karena Illat/Hadis Mu'allal………46

Hadis Dhaif karena Menyelisihi Riwayat lain yang Diriwayatkan oleh Rawi-rawi yang Lebih Terpercaya………..47

(7)

Hadis Mudtharib………51

al-Mazid fi al-Muttashil……….52

Hadis Syadz………...53

Hadis Munkar……….54

Macam-macam Hadis Berdasarkan kepada Siapa Disandarkan………55

Macam-macam Hadis Berdasarkan Kuantitas Jalur Periwayatannya………57

Hadis Mutawatir………...……….59

Hadis Masyhur………...………60

Hadis Aziz………..61

Hadis Gharib………..………62

Macam-macam Hadis Berdasarkan Kekhususan Sanadnya………..63

Hadis Mu’an’an……….………64

Hadis Mu`annan………..………..65

Hadis Musalsal……….……….66

Bab II : Isnad dan Riwayah I'itibar, Mutabi', Syahid………..………..68

Jalur Riwayat yang Tinggi dan Rendah………70

Riwayat Orang-orang Besar dari Orang-orang Lebih Kecil……….……71

Riwayat Orang-orang Sebaya……….……..72

Riwayat Bapak dari Anak dan Riwayat Anak dari Bapak………..……….73

Cara Menerima/Mengambil Hadis dari Guru dan Bentuk Penyampaiannya………74

Bab III : Macam-macam Ulumul Hadis Ilmu Jarh dan Ta’dil……….……77

Ilmu Thabaqât ar-Ruwât………..……….79

Mengetahui Waktu Kelahiran dan Kewafatan Para Rawi……….…………..81

(8)

Mengenal Kitab-kitab Hadis……….………..86

Kitab-kitab Hadis Berdasarkan Susunan Babnya………..…….87

al-Masanid………..……….89

al-Athraf………...………90

al-Majami'………91

al-Ma'ajim………..……….92

az-Zawaid………..………..93

Kitab-kitab yang Menakhrij Hadis……….94

al-Ajza`……….…………..95 al-Masyikhat……….………..96 al-'Ilal………..97 Tanya Jawab Ilmu Hadis………..………99 Hadis Shahih………..……..101 Hadis Hasan………..………104 Hadis Dhaif………..………….106 Hadis Maudhu'………..111 Daftar Pustaka

(9)

BAB I

ا ل

ح د

ي

ث

و أ ن

و

عا

ه

(10)

ا ل

ح د

ي

ث

Hadis َ

َاَ

ْ

ل

َح

َٖ

َْي

َن

:

َم

ا

َڣ

َٙ

َٕ

َع

َن

ا

َنل

َ ب

َم

َْن

َق

َْڤ

َ ڋ

َأ

َْڣ

َف

َْع

َ ل

َأ

َْڣ

َتَْق

ََْٚي

َ َٚأ

َْڣ

َڣ

َْص

َ ڀ

َ

Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi baik perkataan, perbuatan, penetapan maupun sifat

َ نْيٖح

َ يل ْڤق

Perkataan

َ يلْعف

Perbuatan

َ يف ْصڣ

Sifat

َ ڬْٚيٚ ْقت

Penetapan

الله ڋ ْڤسٙ ڋاق

ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص

:

َغفٚع ح

لا

ْ

َ يل ْڤق

Perkataan

َغجح

لا ڬٗ ٸ ْست م ْڤصي ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص الله ڋ ْڤسٙ ڗاك

ْ

َ يلْعف

Perbuatan

ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص الله ڋ ْڤسٙ عٖئام ګلع ظضلا لكأ

َ ڬْٚيٚ ْقت

Penetapan

َږلسڣ ڢْيلع الله ګلص بنلا ڗاك

َڗ ْڤللا ٚهْٛأ

َ يف ْصڣ

Sifat

(11)

ا ل

م ت

ن

و

سلا

د

Matan dan Sanad

َاَ

ْ

لــــ

ًَْ

َڗ

َه :

َڤ

َم

َي ا

َْنَت

َه

َ

َلَْي

َڢ

َسلا

َن

َٖ

َم

َن

َ

ْ

لا

َك

َل

َم

َ

Matan: Sesuatu yang merupakan pangkal dari sanad berupa kata-kata

َا

َسل

َن

َٖ

َه :

َڤ

َس

َْل

َس

َل

َغ

َٚلا

َڣ

َعا

َ

ْ

لا

َڤ

َ ص

َل

َغ

َل

َْل

َمًَْ

َڗ

Sanad: Mata rantai para rawi yang menghubungkan pada matan

ږْيهاْٚب نْب ٖمحم ْنع ْٖيعس نْب ي ْحي ْنع ڗاي ْفس انثٖح ڬْٖيمح

لا انثٖح

ْ

نْب غمقْلع ْنع ميتلا

َڢْنع الله ضٙ باطخ

لا نْب ٚمع ٸمس ڢنأ ܟْيللا ٥اقڣ

ْ

: ڋ ْڤقي ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص بنلا ـْعمس : ڋ ْڤقي ڇبْن

لا ګلع

ْ

َ

)ػاي نلاب ڋامْع

لْا امن (

ْ

sanad matan

ڢْنع الله ضٙ عْٚيٚه ْيبأ ْنع

" :ڋاق

:ڋاق ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص الله ڋ ْڤسٙ ڗأ

ْنم(

َعلصلا څٙ ْٕأ ْٖقف علصلا نم ًغع ْكٙ څٙ ْٕأ

)

َ

sanad matan

(12)

أ ن

و

عا

لا

ح د

ي

ث

ب

لا

س ب

ة

ل ل

ق و

ة

و

ضلا

ع

ف

Macam-macam Hadis Berdasarkan Kuat dan Lemahnya

َ نْيٖح

َ حْيحص

Sahih

َ نسح

Baik

َ ٵْڤض ْڤم

Palsu

َ ڀْيعض

Lemah

•Hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang terpercaya dan kuat hafalannya dari sesamanya, serta bebas dari syadz atau illat

ٌ حْيحص

Sahih

•Hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil dan hafalannya tidak sempurna dari sesamanya, serta bebas dari syadz atau illat

ٌ نسح

Baik

•Hadis yang tidak memenuhi syarat Hadis Sahih dan Hasan

ٌ ڀْيعض

Lemah

•Hadis palsu yang dikarang dan dinisbatkan kepada Rasulullah Saw.

ٌ ٵْڤض ْڤم

(13)

ا ل

ح د

ي

ث

صلا

ح ي

ح

Hadis Sahih

َ غلع ْڣأ ٗ ْڣ٘ش ْنم لخڣ ،ڢل

ْثم ْنع طباضلا ڋ ْٖعْلا لْقنب هٕان ْس لصتا ام

Hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang

terpercaya dan kuat hafalannya dari sesamanya, serta bebas dari syadz

atau illat

Sahih

َٖنسلا ڋاص ت

sanadnya bersambung

َعاڣٚلا غلاٖع

para rawinya terpercaya

َماتلا طْبض

Hafalan sempurna

َٗ ْڣ٘شلا مٖع

Tidak ada syadz

َغلع

لا مٖع

ْ

(14)

Contoh Hadis Sahih:

Sanadnya bersambung

• setiap rawi memiliki kriteria: muslim, baligh, berakal, tidak fasiq dan menjaga kehormatan diri

َعاڣٚلا غلاٖع

para rawinya terpercaya

• setiap rawi memiliki hafalan yang sempurna atau menjaga hafalan dengan catatan yang sempurna

َماتلا طْبض

Hafalan sempurna

• hadis tidak menyelisihi hadis lain yang diriwayatkan rawi lain yang lebih terpercaya

َٗ ْڣ٘شلا مٖع

Tidak ada syadz

• dalam hadis tidak ada illat, yaitu sesuatu yang samar yang dapat merusak kualitas hadis

َغلع

لا مٖع

ْ

(15)

langsung dari awal hingga akhir sanad.

2. Para rawinya terpercaya dan sempurna hafalannya:

3. Tidak syadz: karena tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih kuat. 4. Dalam hadis ini tidak ada illat.

بنلا

ڢْيلع الله ګلص َږلسڣ

ڢللا ْٖبع

َڣ ٚ ْمع نْب

يبأ

َڇْيخلا

َٖيٜي

َنْيللا

ڣٚ ْمع

َ ٖلاخ نْب

َڬٙاخبْلا

• /terpercaya dan mantap hadisnya

َ ـْبث غقث

َ ٖلاخ نْب ڣٚ ْمع

• /seorang imam yang banyak hafal hadis

َٴفاح ْلا مام ْلْا

َ ْٖعس نْب نْيللا

• /seorang imam yang bisa dijadikan hujjah

َغجح ْلا مام ْلْا

ظيبح ْيبأ نْب ٖيٜي

• /seorang imam dan alimnya negeri Mesir

َغيٚ ْص

لا ٙاي ٖلا ږلاع مام ْلْا

ْ

ٖثٚم ڇْيخلا يبأ

• /Sahabat yang agung

َ لْيلج يباحص

(16)

Bagaimana cara mengetahuinya?

ْنم ٰق ْسي َّلا

ٌ ٖح ٕان ْسلإا ڋاجٙ

Tidak boleh ada rawi dalam sanad yang gugur

ٌڢخْيش ْنم ڣاٙ لك ٵامس

Setiap rawi mendengar dari gurunya

Contoh: rawi menggunakan redaksi yang menunjukkan tersambungnya sanad seperti:

َس

َم

َْع

َـ

،

َح

َٖ

َثَن

ا،

َأ

َْخ

َبَڇ

َنا

،

َق

ََٚ

ْ

أ

َػ

َع

َل

َف ګ

َل

َ ڗ

ٌڬڣاٚلا نم ٵام سلاب حْيٚ ْصَّتلا

Rawi secara jelas menyatakan mendengar

ٌٵامسلاڣ ءاقللا ڗاك ْمإ عم عٚصاعلما

Satu masa dengan peluang bertemu dan mendengar

Apabila rawi tidak secara jelas menyatakan mendengar dari gurunya (menggunakan

،نع ڗأ

،

ڋاق),

maka sanad dianggap bersambung apabila memenuhi tiga syarat:

1. Rawi bukan seorang pentadlis (mudallis).

2. Rawi dan gurunya hidup satu masa. 3. Antara rawi dan gurunya ada peluang

bertemu dan mendengar.

ٖنسلا ڋاصت

(17)

perbuatan fasiq, yaitu sekali melakukan dosa besar atau terus-menerus melakukan dosa kecil serta terhindar dari hal-hal yang merusak kehormatan dirinya.

Bagaimana kredibilitas seorang rawi dapat diketahui?

َڬڣاٚلا غلاٖع

Kredibilitas Rawi

َع ڣٚلا

Terhormat

َڥڤ ْقتلا

Bertakwa

َل ْقعلا

Berakal

َٹْڤلبلا

Dewasa

َملسلْا

Islam

َغلاٖعلاب انثلا

Pujian atas kredibilitasnya

ږلاعلا ٨ْيصْنت

Pendapat ahli

َعْٚهشلا

Popularitas

(18)

menyampaikannya.

Dilihat dari segi kualitasnya hafalan rawi (ad-dhabth) dibagi menjadi dua:

Bagaimana cara mengetahui hafalan seorang rawi? Caranya adalah dengan membandingkan hadisnya dengan hadis para pakar yang kredibilitasnya tinggi dan mumpuni. Apabila secara garis besar terdapat kesesuaian antara hadis dari rawi tersebut dengan hadis para pakar maka rawi tersebut dianggap kuat hafalannya (dhabith), sebaliknya apabila ada banyak perbedaan dianggap tidak kuat.

ٌڬڣاٚلا ْٰبض

Hafalan Rawi

ٌڢْنم فٖح ْڗإ ڢباتكل اًطباض

Terjaga tulisannya bila

meriwayatkan dari kitab

نْعلماب فٖح ْڗإ نْعلما لْيحي امب اًلماع

Mengetahui hal-hal yang merusak makna

bila meriwayatkan dengan makna

ٌڢظ ْفح ْنم فٖح ْڗإ اًظفاح

Hafal bila meriwayatkan dari hafalan

َطْبضلا

Hafalan rawi

ٌْٰبضلا ڀْيفخ

Hafalan ringan yaitu hafalan yang terkadang ada kekurangannya. Hafalan jenis ini yang disyaratkan dalam Hadis Hasan.

ْٰبضلا

ٌماتلا

Hafalan sempurna yang di dalamnya tidak ada kekurangan. Hafalan jenis ini yang disyaratkan pada Hadis. Sahih

(19)

mengetahui syadz dan illat?

ٗ ْڣ٘شلا غفْٚعم غقْيٚط

َغلعلاڣ

Cara mengetahui adanya syadz dan illat

Mengumpulkan seluruh jalur periwayatan hadis dan lafal-lafalnya yang berbeda-beda lalu membandingkannya. Apabila terdapat kesesuaian dengan riwayat lain maka hadis dapat diterima, sebaliknya apabila tidak sesuai hadis ditolak.

Meneliti perkataan para pakar ilmu hadis berkaitan dengan hadis tersebut dengan menelusurinya dalam kita-kitab tentang illat dan penjelasannya.

(20)

ا ل

ح د

ي

ث

لا

ح س

ن

Hadis Hasan

َ غلع ْڣأ ٗ ْڣ٘ش ْنم لخڣ ،ڢل

ْثم ْنع ڢطْبض ڀخ ْڬ٘لا ڋ ْٖعْلا لْقنب هٕان ْس لصتا ام

Hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang

terpercaya tapi lemah hafalan/sering salah dari sesamanya, serta

bebas dari syadz atau illat

• Setiap rawi mengambil hadis dari rawi sebelumnya secara langsung dari awal hingga akhir sanad

َٖنسلا ڋاص ت

sanadnya bersambung

• Setiap rawi memiliki kriteria: muslim, baligh, berakal, tidak fasiq dan menjaga kehormatan diri

َعاڣٚلا غلاٖع

para rawinya terpercaya

• Ada rawi yang kurang hafalannya/pernah salah

َڀْيفخ

لا طْبض

ْ

Hafalan kurang/salah

• Hadis tidak menyelisihi hadis lain yang diriwayatkan rawi lain yang lebih terpercaya

َٗ ْڣ٘شلا مٖع

Tidak ada syadz

• Dalam hadis tidak ada illat, yaitu sesuatu yang samar yang dapat merusak kualitas hadis

َغلع

لا مٖع

ْ

Tidak ada Illat

(21)

Hadis ini disebut Hasan karena memenuhi kriteria Hadis Hasan:

1. Sanadnya bersambung: setiap rawi mendengar hadis dari rawi sebelumnya secara

langsung dari awal hingga akhir sanad.

َّ بَّنلا

ڢْيلع الله ګ َّلص

ٌږَّلسڣ

ْٖبع

نْب الله

ٌٚمع

ْٖيبع

نْب الله

ْٖبع

نْب الله

ٌٚمع

ږصاع

نْب

ٌْٙ٘ن

لما

ْ

ٕا َّمح

نْب

ٌغملس

ٌنْب س ْڤم ٌلْيعام ْسإ

ٌٕڣإ ْڤب

َم

َٙ ا

َڣ

َها

َأ

َبَْ

ڤ

َٕ

َڣا

َٕ

َق

َڋا

:

َح

َثٖ

َن

َم ا

َْڤ

َ س

َْب

َ ن

َْس

َم

َعا

َْي

َل

َح ،

َثٖ

َن

َح ا

َٕام

،

َأ

َْخ

َبَڇ

َن

َع ا

َصا

َْب ږ

َْنلا ن

َٙ٘

َع ،

َْن

َْيبع

َٖ

َالله

َْب

َن

َع

َْب

َالله ٖ

َْب

َن

َع

َم

َٚ

َق ،

َڋا

َح

َثٖ

َن

َْ َأ

َب

َْي

َأ :

َٙ ڗ

َس

َْڤ

َالله ڋ

-َص

َل

َالله ګ

َع

َلَْي

َڢ

َڣ

َس

َل

َږ

َق

َڋا

َ" :

َٗ

َك ا

َڗا

َ

ْ

لا

ا

َْيتلق

َڗ

َف ،

َ

َڢن

َل

َْني

"٠ج

(22)

3. Tidak syadz: karena tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih kuat.

4. Dalam hadis ini tidak ada Illat.

• /dan mantap hadisnya

َ ـْبث غقث

ٌلْيعام ْسإ نْب س ْڤم

• /terpercaya-ahli ibadah

ٖباع غقث

ٌغملس نْب ٕا َّمح

• /Jujur

َ ځ ْڣٖص

ٌْٙ٘ن

لما نْب ږصاع

ْ

• /Tabi'in terpercaya

َ غقث يعبات

الله ْٖبع نْب الله ْٖيبع

• /Sahabat Nabi

َ لْيلج يباحص

ٌٚمع نْب الله ْٖبع

(23)

ا ل

ح د

ي

ث

صلا

ح ي

ح ل

غ ي

ر

Contoh Hadis Sahih Lighairihi:

Hadis ini apabila dilihat dari jalur riwayat ini saja adalah Hadis Hasan karena salah seorang rawinya jujur namun melakukan beberapa kesalahan (periwayatan).

Hadis ini bisa menjadi Hadis Sahih Lighairihi karena ada jalur periwayatan lain yang menguatkan. Di antaranya adalah hadis Abi Salamah dari Zaid bin Khalid yang diriwayatkan at-Tirmidzi dan hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim.

َڢْنم ڥڤْقأ ْڣأ ڢلْثم ٚخا ڄْيٚط ْنم ڬڣٙ اٗ نسح

لا نْيٖح

ْ

لا

ْ

Hadis Hasan apabila diriwayatkan dari jalur lain yang sepadan atau lebih kuat

َ ماه ْڣأ ڢل ځ ْڣٖص

/jujur tapi melakukan beberapa kesalahan (periwayatan)

ٌڣٚ ْمع نْب ٖ َّمحم

َڬ٘مْڇ ًلا هاڣٙ ام

:ڋاق

،ڗامْيلس نْب عْٖبع انثٖح :ڋاق ظْيٚك ڤبأ انثٖح

ڋڤسٙ ڋاق :ڋاق ،عْٚيٚه يبأ ْنع ،غملس يبأ ْنع ،ڣ ٚ ْمع نْب ٖمحم ْنع

:ږلسڣ ڢْيلع ڢللا ګلص ڢللا

«

َهتْٚملْ ܞمأ ګلع ڄشأ ْڗأ لْڤل

څاڤ سلاب ْږ

َ علص لك ْٖنع

»

(24)

َنْيٖح

:

َ علص لك ْٖنع څاڤ سلاب ْږهتْٚملْ ܞمأ ګلع ڄشأ ْڗأ لْڤل

عْٚيٚه ْڤبأ

غملس ڤبأ

نب ٖمحم

َڣٚمع

عْٖبع

ظْيٚك ڤبأ

ڬ٘مْڇًلا

هْٚعلْا

ٕانٜلا ڤبأ

غنْييع نبا ڗاي ْفس

ڇْيهٛ

ٖقانلا ڣٚ ْمع

ږل ْسم

غبيتق

ڊلام

ْنب الله ْٖبع

ڀسڤي

َڬٙاخبلا

(25)

ا ل

ح د

ي

ث

لا

ح س

ن

ل غ

ي ر

Contoh Hadis Hasan Lighairihi:

Hadis ini apabila dilihat dari jalur riwayat ini saja adalah Hadis Dhaif karena salah seorang rawinya tidak dikenal.

Hadis ini bisa menjadi Hadis Hasan Lighairihi karena ada jalur periwayatan lain yang menguatkan. Di antaranya adalah hadis Hudzaifah yang diriwayatkan Tirmidhi dan hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan al-Bazzar.

َڢب ْ٘ك ْڣأ ْڬڣاٚلا ڄ ْسف ڢفْعض ظبس ْنكي ْږلڣ ،ڢقٚط ْػٕٖعت اٗ ڀْيعضلا

Hadis Dhaif apabila diriwayatkan dari banyak jalur dan sebab kedhaifannya bukan kefasikan rawi atau kebohongannya

• َ ڋ ْڤه ْجم

/tidak dikenal

نْب ٚمع نْب ږصاع

ٌڗامْثع

هاڣٙ ام

ڢجام نْبا

:ڋاق

نْب غيڣاعم انثٖح ،غبْيش يبأ نْب ٚ ْكب ڤبأ انثٖح

َنْب ږصاع ْنع ،ڗامْثع نْب ڣٚ ْمع ْنع ، ْٖعس نْبا ماشه ْنع ، ماشه

َعڣْٚع ْنع ،ڗامْثع نْب ٚمع

ڢللا ڋڤسٙ ـْعمس : ْـلاق ،غشئاع ْنع

-

ږلسڣ ڢْيلع ڢللا ګلص

-

لْبق ٚكْن

لا ْنع ا ْڤه ْناڣ ،فڣْٚع

ْ

لاب اڣٚم" :ڋڤقي

ْ

" ْږكل باجت ْسي لف اڤع ْٖت ْڗأ

(26)

َْږكل باجت ْسي لف اڤع ْٖت ْڗأ لْبق ٚكْن

لا ْنع ا ْڤه ْناڣ ،فڣْٚع

ْ

لاب اڣٚم

ْ

َغشئاع

عڣْٚع

نب ږصاع

ٚمع

نب ڣٚ ْمع

ڗامْثع

نب ماشه

ْٖعس

نب غيڣاعم

ماشه

يبأ نب ٚكب ڤبأ

غبْيش

ڢجام نبا

غفْي٘ح

الله ْٖبع

َڬٙاصْنلْا

يبأ نب ڣٚ ْمع

َڣٚ ْمع

نب ٜيٜعلا ْٖبع

ٖمحم

غبْيتق

ڬ٘مْڇًلا

عْٚيٚه ڤبأ

ٖيعس

ڗل ْجع نبا

يلع نب ڗابح

يحي نب ٚ ْكب

ڗابٛ نب

نب ٖمحم

نثلا

ٙاڈبلا

(27)

ا ل

ح د

ي

ث

لا

م و

ض

و ع

Contoh Hadis Maudhu’:

Hadis ini palsu disebabkan salah seorang rawinya adalah pembohong dan pembuat hadis palsu.

َږلسڣ ڢْيلع الله ګلص الله ڋ ْڤسٙ ګل ب ْڤسْن

لا ٵْڤن ْص

ْ

لا ڄلت ْخ

ْ

لا ب ْ٘ك

ْ

لا

ْ

Kebohongan yang diciptakan dan dibuat-buat lalu dinisbatkan kepada Rasulullah Saw.

• /pembohong yang membuat hadis palsu

َ با٘ك

َي

َض

َٸ

ٌڗامْيلس

ٌنْب

ٌْيع

ٌ َّسلا

ٌڬز ْج

َيلع انثٖح

َنْب

َڗْيسح

لا

ْ

َنْب

َس

َْه

َل

َ يخْلب

لا

ْ

َْڤي انثٖح

َڀس

َنْب

َْٖبع

َالله

َ يخْلب

لا ٙاطع

ْ

لا

ْ

َڗامْيلس انثٖح

َنْب

َْيع

َ لا ٦

َ ڬٜ ْج

َڗاي ْفس انثٖح

ڬٙ ْڤثلا

َ نْيل نع

َْنع

َڣاط

َْڤفْٚم ٝابع نْبا نع ٝ

ًَع

ڇْيخ

لا ګل ْږت ْعٙاس اٗ :ا

ْ

َڗ ف ًعافح اڤش ْماف

َْڤض ْڤم ،ل عنت

لا ګلع هٚ ْجأ ڀعاضي ڢللا

ْ

ڗامْيلس :ٵ

َ با٘ك

َي

َض

َٸ

(28)

ا ل

ح د

ي

ث

ضلا

ع ي

ف

Contoh Hadis Dhaif:

Hadis ini dhaif disebabkan salah seorang rawinya lemah.

َڢط ْڣٚش ْنم ٭ْٚش ٖ ْقفب نسح

لا غبْتٙ ْغلْبي ْږل ام

ْ

Hadis yang tidak sampai pada derajat Hasan, karena tidak terpenuhi

syaratnya

• /lemah hadisnya

َ ڀْيعض

ْٖيبع نْب ږصاع

ٌڢَّللا

هاڣٙ ام

ڢجام نْبا

:ڋاق

، ٸيكڣ انثٖح :لاق ، ڬٚسلا نْب ٕانهڣ ٚيٚضلا ٚمع ڤبأ انثٖح

َغعيبٙ نْب ٚماع نْب ڢللا ْٖبع ْنع ،ڢللا ْٖيبع نْب ږصاع ْنع ،ڗاي ْفس ْنع

ڗأ :ڢيبأ ْنع

َٙاٜف نب ْنم

ًلجٙ

بنلا ٛاجأف ،ڗْيلْعن ګلع هڣٜت ع

-

ږلسڣ ڢْيلع ڢللا ګلص

-

َڢحاكن

(29)

أ ن

و

عا

لا

ح د

ي

ث

ضلا

ع ي

ف

Hadis Dhaif terbagi menjadi empat macam:

A. Dhaif karena sanadnya putus

(

َٕا

َن

َْس

َلْ

َْا ي

َ

َ ط

َْق

َس

)

B. Dhaif karena rawi tidak terpercaya

(

َغ

َلا

َٖ

َع

َْلا ي

َ

َن

َْع

َطل

َا

)

C.

Dhaif karena rawi hadisnya tidak terjaga dari salah dan lupa

(

َط

َْب

َضلا ي

َ

َن

َْع

َطل

َا

)

D. Dhaif karena ada illat

(

َغ )

َل

َع

َاَْل

E. Dhaif karena menyelisihi orang-orang terpercaya

(

َػا

َق

َ ثل

َل

َ غ

َف

َلا

َخ

َم

)

Hadis Dhaif berbeda-beda tingkat sesuai dengan derajat kedhaifannya. Ada yang dhaif ringan, dhaif sekali, dan ada yang ditinggalkan (matruk).

Dhaif

Sanadnya putus Menyelisihi orang terpercaya Tidak terjaga Rawi tidak terpercaya Illat

(30)

ا

ضل

ع ي

ف

ب

س ب

ب

س ق

ط

ف

لا ي

س

دا

Yang dimaksud dengan sanad yang gugur adalah terputusnya jalur sanad dengan hilangnya satu rawi atau lebih dengan kesengajaan dari salah seorang rawi atau tidak disengaja, baik di awal sanad, di tengah maupun di akhir.

Macam-macam Hadis Dhaif yang disebabkan sanad yang gugur adalah:

•Hadis yang hilang dua rawi atau lebih secara berurutan

ٌلضْع

لما

ْ

Mu'dhal

•Hadis yang seluruh rawinya dihilangkan atau hanya disebutkan sahabat dan tabi'in.

ٌڄَّلع

لما

ْ

Muallaq

•Hadis yang sanadnya terputus

ٌعطقْن

لما

ْ

Munqathi'

•Hadis yang tidak menyebutkan rawi dari kalangan sahabat atau tabi'in

ٌلسْٚ

لما

ْ

Mursal

•Hadis yang cacat sanadnya disamarkan

ٌسَّلٖ

لما

ْ

(31)

ا ل

م ر

س

ل

Definisi Hadis Mursal:

Hadis Mursal adalah hadis yang tidak menyebutkan rawi dari kalangan sahabat; yaitu apabila seorang tabi’in meriwayatkan langsung dari Rasulullah Saw. tanpa menyebutkan sahabat.

Contoh Hadis Mursal:

Dalam hadis ini Sai’d bin Musayyab adalah seorang rawi dari tabi’in yang meriwayatkan langsung dari Rasulullah Saw. tanpa menyebut rawi di atasnya dari kalangan sahabat.

َم

َٙ ا

َڣ

َها

َتلا

َبا

َع

َي

َم

َ

ْ

ط

َلًَق

ا

,

َس

َڤ

َ ا

َك

َڗا

َك

َبَْي

ًَڇ

َأ ا

َْڣ

َص

َغَْي

ًَڇ

َع ا

َْن

َٙ

َس

َْڤ

َڋ

َالله

َص

َل

َالله ګ

َع

َلَْي

َڢ

َڣ

َس

َل

َږ

هاڣٙ ام

َ ږل ْسم

:ڋاق

َح

َٖ

َثَن

َْ

َم

َح

َم

َٖ

َْب

َن

َٙ

َفا

َ ٸ

َثَن

َث ڗيحج ا

َن

َا ا

َلل

َْي

َن

َع

َْن

َع

َق

َْي

َ ل

َع

َْن

َْبا

َن

َش

َه

َ با

َع

َْن

َس

َع

َْي

َ ٖ

َْبا

َن

َ

ْ

لا

َس

َي

َظ

َأ

َڗ

َٙ

َس

َْڤ

َڋ

َالله

ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص

َن

َع ه

َن

َ

ْ

لا

َٜ

َبا

َن

َغ

َ

(32)

ا ل

م ع

ل

ق

Definisi Hadis Muallaq:

Contoh 1 Hadis Muallaq:

Hadis seperti ini adalah Hadis Muallaq karena seluruh rawinya dihilangkan. Contoh 2 Hadis Muallaq:

Hadis ini adalah Hadis Muallaq karena Imam al-Bukhari menghilangkan semua rawi dalam sanad kecuali sahabat Abu Musa al-Asy’ari.

Contoh 3 Hadis Muallaq:

Hadis ini adalah Hadis Muallaq karena Imam al-Bukhari menghilangkan semua rawi dalam sanad kecuali tabi’in Thawus dan sahabat Muadz bin Jabal.

َيعباتلا ڣ يباحصلا ڣا

طقف يباحصلا ڢْيف ٚكٗ ْڣا هٕان ْسا ٸْيمج ف٘ح ام

ْ

Hadis yang seluruh rawinya dihilangkan atau hanya disebutkan sahabat saja atau sahabat dan tabi'in.

َق

َڋا

َٙ

َس

َْڤ

َڋ

َالله

َږلسڣ ڢْيلع الله ګلص

:

َنم ْ

لا غلاض غم ْكح

ْ

لا

ْ

َ

:ڬٙاخب

لا ڋاق

ْ

َْڤبأ ڋاقڣ

َْڤم

: س

«

ڢْيلع الله ګلص بنلا ىطغ

َْيح ڢْيتب ْكٙ ږلسڣ

لخٕ ڗ

َڗامْثع

»

َ

َق

َڋا

َ

ْ

لا

َب

َخ

َٙا

َڬ

:

َڣ

َق

َڋا

َط

َڣا

َٝ

:

َق

َڋا

َم

َع

َٗا

َْب

َن

َج

َب

َ ل

َلْ

َْه

َل

َ

ْ

لا

َي

َم

َن

َا :

َْئَت

َْڤَن

َْي

َب

َع

َْٚ

َ ٩

َث

َي

َ با

َخ

َم

َْي

َ ٨

َأ

َْڣ

َلَب

َْي

َ ٠

َ

(33)

ا ل

م ع

ض

ل

Definisi Hadis Mu’dhal:

Contoh Hadis Mu’dhal:

Hadis ini Mu’dhal karena ada dua rawi yang dihilangkan secara berurutan antara Malik dan Abu Hurairah.

Dari riwayat lain dapat diketahui dua rawi yang hilang adalah Muhammad bin Ajlan dan Ajlan al-Madany.

يلاڤتلا ګلع ڇٌ ْكأف ڗانْثا هٕان ْس ْنم طقس ام

Hadis yang hilang dua rawi atau lebih secara berurutan

ګلص بنلا

ڢْيلع الله

َږلسڣ

ٌعْٚيٚه ْڤب

X

X

ڊلام

َ ڊلام نثٖح

:ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ڋاق :ڋاق عْٚيٚه ابأ ڗأ ڢغلب ڢنأ

«

َْيطي ام ل لمع

لا نم ڀلكي لڣ ،فڣْٚع

ْ

لاب ڢتڤ ْسكڣ ،ڢماعط څڤل ْممْلل

ْ

َڄ

»

َ

(34)

ا ل

م

ق ط

ع

Definisi Hadis Munqathi’:

Contoh Hadis Munqathi’:

Hadis ini adalah Hadis Munqathi’ karena Abdullah bin Bisyr tidak mendengar langsung dari al-A’masy.

َڢعاطقْنا ڗاك ْ ٧ ڬأ ګلع هٕان ْس ْلصتي ْږل ام

Hadis yang putus sanadnya, di manapun letak keterputusannya

َنْب بڤيأ انثٖح

َْيشٙ نْب ٕڣإڣ ،ي

ٚلا ٖمحم

نْب ٚمعم انثٖح :لاق ٖ

انث ٖح ،ڗامْيلس

َنع ، ٚ

ْشب نْب ڢللا ْٖبع

َ٤مْع

لْا

ْ

َ حلاص يبأ

ْنع ،

َ

ڢللا ڋڤسٙ ڋاق :ڋاق ،عْٚيٚه يبأ ْنع

-

ږلسڣ ڢْيلع ڢللا ګلص

ٚط ْفأ" :

َْڤج ْح

لاڣ ږجاح

ْ

لا

ْ

َ

(35)

ا ل

م

د

ل

س

Definisi Hadis Mudallas:

Hadis Mudallas ada tiga macam:

a) Tadlis al-Isnad: apabila seorang rawi meriwayatkan dari seorang guru sebuah hadis yang sesungguhnya tidak ia dengar dari guru tersebut, dengan menggunakan redaksi yang kabur agar terkesan ia mendengar dari sang guru.

Contoh:

Dalam hadis ini al-A’masy meriwayatkan dari Ibrahim al-Taymiy (dengan redaksi) seolah ia mendengar langsung. Tapi ketika ditanya, “Apakah engkau mendengar ini dari Ibrahim al-Taymy?” Ia menjawab, “Tidak, aku mendengarnya dari Hakim bin Jubair dari Ibrahim al-Taymy.”

b)Tadlis al-Syuyukh: apabila seorang rawi meriwayatkan dari seorang guru, lalu ia menyebut guru tersebut dengan nama, julukan, nisbat atau sifat yang asing agar tidak diketahui.

َ ظْيع هٖنس ْي يف ْخأ ام

Hadis yang cacat sanadnya disamarkan

َحم نْب ليعام ْس انڇب ْخأ

َث :ڋاق يناْٚعشلا ل ْضف

لا نْب ٖم

ْ

َن

َث :ڋاق ڬ ٖج ا

َن

:ڋاق ، ي ْحي نْب ڇيثك ا

َْڤبأ انثٖح

،غناڤع

مْيتلا ږيهاْٚب ْنع , ٤م ْع

لْا نع

ْ

َْيبأ ْنع ،

الله ګلص بنلا ڗأ ٙٗ يبأ ْنع ، ڢ

ڢْيلع

:ڋاق ،ږلسڣ

«

َڗانم اي ڗانح اي ڬٕاني ٙانلا ي ڗلف

َ»

َْڤبأ ڋاق

ـْعمس :٤م ْع

لْل ـْلق :غناڤع

ْ

َْيكح ڢب نثٖح ل :ڋاق ،؟ږيهاْٚب ْنم ا٘ه

َڢْنع ڇْيبج نْب ږ

َ

(36)

Dalam hadis ini Aly bin al-Ja’d menyamarkan gurunya Ibrahim bin Harasah dengan nama kunyah Abu Ishaq al-Syaibany agar tidak dikenali, karena Ibrahim bin Harasah adalah rawi lemah yang dituduh berbohong.

c) Tadlis Taswiyyah: apabila seorang rawi membuang rawi dhaif diantara dua rawi terpercaya (tsiqah). Contoh:

Dalam hadis ini Walid bin Muslim membuang rawi dhaif yaitu Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban di antara dua orang rawi terpercaya yaitu al-Awza’y dan Hassan bin Athiyah, sehingga memunculkan kesan hadis ini riwayat orang-orang terpercaya.

َْڤبأ انڇب ْخأ

َْڤبأ انأ ، نيلا

لا ْٖعس

ْ

اح

لا ڬٖع نْب ٖم ْحأ

ْ

،ي ڤصلا ٙابج

لا ْٖبع نْب نسح

ْ

لا نْب ٖم ْحأ انث ،ٴف

ْ

انأ ،ْٖعج

لا نْب يلع انث

ْ

َځاح ْس ڤبأ

يبأ ْنع ، ل ْحط نْب ٖمحم نْب بڤقْعي ْنع ،ينابْيشلا :ڋاق ڢنظأ ،

ْنع ،عٚ ْمع ْنع ،ڋاج ٚلا

ڗْيب ىق

لأف ،ا ًملغ ڬڇً ْشي ْڗأ ٕاٙأ ،ږلسڣ ڢْيلع ڢللا ګلص الله ڋڤسٙ ڗأ :غشئاع

ْ

َ

ْ

لْا عڇٌْك ڗ " :ږلسڣ ڢْيلع ڢللا ګلص الله ڋڤسٙ ڋاقف ڇٌ ْكأف ملغ

لا لكأف ،اًٚ ْمت ڢْيٖي

ْ

َ م ْ ش لْك

"

َ

َم

َأا

َْخ

َٚ

َج

َڢ

َطلا

َح

َڣا

َڬ

َع

َْن

َأ

َب

َْي

َأ

َم

َي

َغ

َسٚطلا

َْڤ

َ س

َ

َع ،

َْن

َم

َح

َم

َٖ

َْب

َن

َڣ

َح ،غيطع نب ظه

َٖ

َثَن

َ

ْ

لا ا

َڤَل

َْي

َٖ

َْب

َن

َم

َْس

َل

َ ږ

َح ،

َٖ

َثَن

ا

َْا

َلْ

َْڣ

َٛ

َعا

َي

،

َع

َْن

َح

َس

َْب ڗا

َن

َع

َط

َي

غ

َْيبأ ْنع

َْينم

ڋڤسٙ ڋاق :ڋاق ٚمع نْبا نع ، ٧ٚج

لا ظ

ْ

َـ ْحت ي ْٛٙ لعجڣ ،ڢل ڊيٚش ل الله ٖبْعي ܞح ڀْيسلاب ـْثعب " :ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص الله

،يح ْمٙ لظ

َ ٘لا لعجڣ

َْږهْنم ڤهف مْڤقب ڢبشت ْنمڣ ،ڬٚ ْمأ ڀلاخ ْنم ګلع ٙاغصلاڣ ،غل

َ

(37)

ا ل

م ر

س

ل

لا

خ ف

ي

Contohnya riwayat Sufyan ats-Tsaury dari Ibn Syihab az-Zuhry seperti hadis berikut:

Dari mana bisa diketahui bahwa rawi yang sezaman tidak pernah bertemu atau tidak pernah mendengar hadis?

1. Pengakuan dari rawi tersebut

2. Pendapat yang kuat dari ahli hadis yang diakui

َڢقْلي ْږلڣ هٚصاع ْنمع ڬڣاٚلا غياڣٙ

,

َڢْنم ْٸم ْسي ْږلڣ ڢيقل ْنم ا٘كڣ

Riwayat rawi dari orang yang sezaman tetapi tidak pernah bertemu

dengannya atau meriwayatkan dari orang pernah ditemui tapi tidak pernah

mendengar hadis darinya

َم

َٙ ا

َڣ

َها

َڢْيڤهاٙ نْب ځاح ْس

َق

َڋا

:

انڇب ْخأ

ڗاي ْفس

َ ڬٚ ْهٜلا نع ،ڬٙ ْڤثلا

ْنع ،

:ڋاق ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ڗأ غشئاع ْنع ڢللا اش ْڗ عڣْٚع

«

ام

َ ٚ

ْكب يبأ ڋام انعفن ام ڋام انعفن

»

َ

(38)

ا

ضل

ع ي

ف

ب

س ب

ب

طلا

ع

ن

ف

ي

لا

ع

د

لا

ة

Sebuah hadis dapat dikatakan dhaif karena rawinya tidak dapat dipercaya. Seorang rawi tidak dipercaya disebabkan: a) Disangka bohong. b) Fasiq. c) Pelaku bid’ah. d) Tidak dikenal.

Tidak

Dipercaya

Diduga bohong Fasiq Tidak dikenal Pelaku bid’ah

•Rawi melakukan bid'ah, baik dalam keyakinan maupun perbuatan

ٌ ٵٖتْبم

Pelaku Bid’ah

•Rawi pernah melakukan satu dosa besar atau terus-menerus melakukan dosa kecil

ٌ ڄساف

Fasiq

•Rawi tidak dikenal atau tidak diketahui perilakunya

ٌ ڋ ْڤه ْجم

Tidak dikenal

•Rawi diketahui sering berbohong dalam ucapannya sehari-hari tetapi tidak diketahui ia berbohong dalam meriwayatkan hadis

ٌب٘ك

لاب ږهَّتم

ْ

(39)

ا ل

م ت

ر و

ك

Hadis yang dalam sanadnya terdapat rawi yang disangka pembohong dinamakan Hadis Matruk. Hadis ini merupakan jenis Hadis Dhaif yang paling buruk.

Contoh:

Hadis ini Matruk karena salah seorang rawinya diduga bohong:

• /disangka bohong ٌب ْ٘كلاب ږهَّتمْ

ٌٖلاخ نْب ڣٚ ْمع

هاڣٙ ام

َأ

َْح

َم

َٖ

:ڋاق

ْٖبع انثٖح ، ږ

ْلس نْب ليلخ ږْلس ڤبأ انثٖح ،الله ْٖبع انثٖح

ْنع ،ڗاڤ ْكٗ نْب نسح

لا نع ،فٙاڤ

ْ

لا

ْ

َ ٖلاخ نْب ڣٚ ْمع

ْنع ، ـباث يبأ نْب ظيبح ْنع ،

ا ىتأ ليڇْبج ڗأ : يلع ْنع ،عٚ ْمض نْب ږصاع

ل ان " :ڋاقف ،ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص بنل

َْيف اًتْيب لخ ْٖن

َْڤص ڢ

َـْيب

لا ي نسحلل ظْلك ڗاكڣ ،" ظْلك ْڣأ عٙ

ْ

َ

َ

(40)

ر و

يا

ة

لا

ف

سا

ق

Termasuk kategori Hadis Dhaif adalah hadis yang dalam sanadnya terdapat rawi yang fasiq.

Contoh:

Hadis ini dhaif karena salah seorang rawinya adalah seorang fasiq, yaitu:

Dalam hadis ini terdapat rawi yang kefasiqannya jelas karena peminum khamer, disamping ia juga pernah berbohong dalam periwayatan. Riwayat dari rawi seperti ini tidak dapat diterima.

/berbohong dan peminum khamr

ٌٚ ْمخلا بٚ ْشي ڣ ب٘ ْكي ڗاكْ

ٌف ْڤطع

لا ڤب

ْ

ٍاٚج

ڋاهنم نب

:ڋاق يناڇْبطلا هاڣٙ ام

،ڗڣٙاه نْب ٖيٜي ان ، ڇيثك نْب ٖمحم ان ، ٗاعم نْب ٖمحم انثٖح

انث

َفڤطع

لا ڤبأ

ْ

َْنع ،

:ڋاق ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ڗأ ، ٚباج ْنع ،ڇْيبٜلا يبأ

«

ًنم يتْأي ْڗأ لْبق عڣْٚ ْلاڣ افصلا ڗْيب ْڀطيْلف ا ًّجاح مٖق ْنم

»

َ

(41)

ر و

يا

ة

لا

م ب

ت

د

ع

Pengertian bid’ah disini adalah meyakini perkara baru yang tidak dikenal pada masa Rasulullah Saw., bukan karena membangkang melainkan karena syubhat.

Bid’ah terbagi menjadi dua:

a. Bid’ah yang menyebabkan kafir (َ عََٚ فَك َم َ غَعََْٖب) : semisal penganut Syiah ghulat atau orang yang mengingkari hal-hal yang diketahui oleh seluruh umat Islam tanpa kecuali.

b. Bid’ah yang menyebabkan fasiq (َ غَقَ سَف َمَ غَعََْٖب): semisal penganut sekte Khawarij dan Rafidhah.

Contoh hadis yang salah seorang rawinya pelaku bid’ah:

Bid'ah

َ غق سفم غع ْٖب Menyebabkan Fasiq َ عٚ فكم غع ْٖب Menyebabkan Kafir • /menganut Syi'ah َٸيشتي ڗاك

ٌغفْيلخ نْب ٚ

طف

ْ

هاڣٙ ام

َٕڣإ ْڤبأ

:ڋاق

نْب ٕايٛ انثٖح

ْنع ، ٚ

طف انثٖح ، س ْڤم نْب الله ْٖيبع انثٖح ، س ْڤطلا ب ْڤيأ

ْ

:ڋاق ،ګلْيل ْيبأ نْب نم ْحٚلا ْٖبع ْنع ،عڣْٚف ْيبأ

،ًاثلث ڢه ْجڣ لسغف أضڤت ڢنع الله ضٙ ًا يلع ـْيأٙ

،ًاثلث ڢْيعاٙٗ لسغڣ

الله ڋ ْڤسٙ أضڤت ا٘كه :ڋاق ږث ،ًعٖحاڣ ڢس

أٚب ح مڣ

ْ

-

َږلسڣ ڢْيلع الله ګلص

َ

(42)

ا ل

ج ه

لا

ة

ب

رلا

وا

ي

Termasuk yang menyebabkan hadis menjadi dhaif adalah tidak diketahuinya sosok rawi maupun sifat-sifatnya, baik dari sisi positif (لَْيََْٖعَت) atau negative ( َجٍ ). Ketidak tahuan َٚ akan rawi ini terbagi menjadi tiga:

Menurut mayoritas ulama, riwayat seorang rawi dari seorang guru tidak cukup untuk membuat guru tersebut menjadi dikenal. Adapun riwayat dua orang atau lebih sudah cukup untuk membuat seorang guru dikenal, tapi belum sampai pada tingkat diketahui sifat-sifatnya baik dari sisi positif (َ لَْيََْٖعَت) atau negative ( َجٍ ) hingga sang guru benar-َٚ benar dipercaya.

Contoh rawi majhul dan mastur:

•rawi yang tidak disebut namanya

ٌ ږهْبم

tidak disebut nama

•Seorang rawi yang ada dua orang atau lebih yang meriwayatkan darinya tapi belum dipercaya

ٌ ٙ ْڤت ْسم

tidak diketahui keadaannya

•Seorang rawi yang hanya ada satu orang yang meriwayatkan darinya dan belum dipercaya

ٌ ڋ ْڤه ْجم

tidak dikenal

• /tidak dikenal َ ڋ ْڤه ْجم

ٌ يم

ل سلا ٖلاخ نْب ٖ َّمحم

ْ

• /tidak diketahui perilakunya

ٌ ٙ ْڤت ْسم

(43)

Hadis ini dhaif karena salah seorang rawinya Muhammad bin Khalid as-Silmy tidak dikenal.

b. Contoh hadis yang rawinya tidak diketahui perilakunya:

Hadis ini termasuk jenis dhaif karena salah seorang rawinya Nafi’ bin Mahmud bi Rabi’ah tidak diketahui perilakunya.

c. Contoh hadis yang terdapat rawi yang tidak disebut namanya:

َم

َٙ ا

َڣ

َها

َأ

َْح

َم

َٖ

َق

َڋا

:

ْنع ،حيل

لا ڤبأ انثٖح ، ٖمحم نْب ڗْيسح انثٖح

ْ

َ ٖلاخ نْب ٖمحم

ڗاكڣ ،ه ٖج ْنع ،ڢيبأ ْنع ،

:ڋاقف ڢْيلع لخٖف :ڋاق ڢتاكش ڢغلبف ڢناڤ ْخ ْنم لجٚل اًٚئاٛ هٚخ ڢنأ ،

غبْحص ه ٖجل

ا ًٖئاع اًٚئاٛ ڊتْيتأ

ا٘ه ـْعمج ڀْيك :ڋاق .اًٚ شبمڣ

څٚ شبأڣ ًعٕايع ْـناكف ،ڊتاكش نْتغلبف ڊتٙايٛ ٖيٙأ انأڣ ـ ْجٚخ :ڋاق ؟ڢلك

:ڋاق ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ْنم ڢتْعمس ْ شب

«

اٗ

َْغلْبي ْږل غلڈْنم ڢللا نم ْٖبعْلل ْـقبس

،ڢلمعب اه

ږث ،هٖلڣ ي ْڣأ ڢلام ي ْڣأ هٖسج ي ڢللا هلتْبا

َڢْنم ڢل ْـقبس ܞلا غلڈْن

لا ڢغلْبي ܞح هڇبص

ْ

»

َ

َ

َم

َٙ ا

َڣ

َها

َيئاسنلا

َق

َڋا

:

ْنع ، ږيكح نْب ماٚح ْنع ، ٖقاڣ نْب ْٖيٛ ْنع ،غقٖص ْنع ، ٙامع نْب ماشه انڇب

ْخأ

ٸفان

َٕڤم ْحم نْب

ْنع ،غعيبٙ نْب

٬ْعب ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ انب ګلص :ڋاق ـماصلا نْب عٕابع

:ڋاقف ع اٚق

لاب اهيف ٚه ْجي ܞلا ػاڤلصلا

ْ

«

َڗ ْٚق

لا مأب ل ع اٚق

ْ

لاب ػْٚهج اٗ ْږكْنم ٖحأ ڗأٚ ْقي ل

ْ

»

َ

َ

َم

َٙ ا

َڣ

َها

ګلْعي ْڤبأ

َق

َڋا

:

، ٕاڣٙ يبأ نْب ٜيٜع

لا ْٖبع ْنع ،ٚمع نْب ڗامْثع انثٖح ،غمثْيخ ڤبأ انثٖح

ْ

َ لجٙ انثٖح

َالله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ڗأ ، ف ْڤع نْب نم ْحٚلا ْٖبع ْنع ، ليب ْحٚش نْب ڗلْيغ ْنع ،ڀئاطلا ل ْهأ ْنم

َع

ږلسڣ ڢْيل

:ڋاق

فلث اشع

لا علص ْٖعب ْنمڣ{ :ڋاق ڢللا ڗ ف ، ْږكتلص ږ ْسا ګلع باٚ ْع

ْ

لْا ږكنبلْغت ل "

ْ

} ْږكل ػاٙ ْڤع

:ٙڤنلا[

58

لب

لْا غمتع

ْ

لا ڗ ڣ ،غمتع

ْ

لا اهي مست باْٚع

ْ

لْاڣ ،]

ْ

" بلح ْلل

َ

َ

(44)

ا

ضل

ع ي

ف

ب

س ب

ب

طلا

ع

ن

ف

ضلا ي

ب ط

Termasuk dalam kategori Hadis Dhaif adalah hadis-hadis yang diriwayatkan rawi yang melakukan kesalahan periwayatan atau hafalannya bermasalah. Seorang rawi dikatakan tidak terjaga hadisnya apabila melakukan: a. Banyak salah (periwayatan) b. Hafalannya buruk c. Lupa d. sering salah sangka.

Tidak

Terjaga

Banyak Salah

Lupa

sering salah sangka Hafalannya

Buruk

•Rawi tidak memiliki kesadaran dan ingatan yang cukup untuk menjaga riwayat

ٌغل ْفغ

لا

ْ

Lupa

•Jeleknya hafalan rawi sehingga benarnya dalam meriwayatkan hadis tidak lebih banyak dari kesalahannya

ٌٴ ْفح

لا ء س

ْ

Hafalan jelek

•Rawi sering salah sangka dalam periwayatan, semisal mengira atsar yang mauquf menjadi hadis marfu', mengira hadis munqathi' adalah muttasil.

ٌماه ْڣ

لْا ع

ْ

ْ

ك

Sering salah sangka

•Hafalan sangat buruk, lebih banyak salah daripada benarnya dalam meriwayatkan hadis

ٌٰلغ

لا ش ْحف

ْ

(45)

Hadis ini termasuk jenis dhaif karena salah seorang rawinya sering melakukan kesalahan periwayatan. Hadis seperti ini dinamakan Hadis Munkar.

e. Contoh hadis yang rawinya hafalannya jelek:

Hadis ini dhaif karena salah seorang rawinya hafalannya jelek:

f. Contoh hadis yang rawinya sering lupa:

َطلغلا ڇْيثكْ /banyak salah

ٌٖشاٙ نْب ڗامْعن

َٴ ْفح ْلا س

/hafalan jelek

غعيهل نْبا

هاڣٙ ام

َأ

َْح

َم

َٖ

:ڋاق

ْنع نثٖحف ،ٚ

طف

ْ

لا غقٖص ْنع ، ْٖيٛ نْب ٕامح ـ

ْ

لأس :ڋاق ،ڗافع انثٖح

ْ

َ ٖشاٙ نْب ڗامْعن

نع ،

َبأ ْنع ڇْيعص يبأ نْب غبلْعث نْبا نع ، ڬٚ ْهٜلا

َْي

َڢ

الله ګلص الله ڋڤسٙ ڗأ

يغص ،ڗْينْثا لك ْنع ، ٕامح ڊشڣ ، ٚب ْنم اًعاص ْڣأ ، ح ْمق

ْنم اًعاص اڣٕأ " :ڋاق ږلسڣ ڢْيلع

ْڣأ ڇ

ْڣأ ٚكٗ ، ڇيبك

َع ٕڇيف ، ْږكڇيقف امأڣ ،الله ڢي كڈيف ْږكينغ امأ ، ڇيقف ْڣأ نغ ، څڤل ْمم ْڣأ ٚح ، ܟ

ْنأ

ڢْيل

يطْعي امم ڇٌ ْكأ

َ

َ

:ڋاق يناڇْبطلا هاڣٙ ام

ان :ڋاق ڀسڤي نْب ڢللا ْٖبع ان :ڋاق ٚ ْكب انثٖح

غعيهل نْبا

ْٖبع ان :ڋاق

ْٖبع ْنع ، ٚمْعم نْب نم ْحٚلا ْٖبع نْب ڢللا

ګلص بنلا نع ، ڊلام نْب ٠نأ ْنع ،غح

ْلط يبأ نْب ڢللا

:ڋاق ږلسڣ ڢْيلع الله

«

ڄلطْنيڣ ،ږهت

لا نمت ْ يڣ ،ڗيم

ْ

لْا اهيف ږهتي ، غعاٖخ ڗڤنس غعاسلا ڬٖي ڗْيب

ْ

َغضبْيڣٚلا اهيف

َ.َ»

َلاق

:ڋاق ؟غضبْيڣٚلا امڣ :اڤ

«

َغماع

لا ٚ ْمأ ي ڄطْني ڢيفسلا

ْ

»

َ

َ

(46)

Hadis ini dhaif karena salah seorang rawinya sering lupa:

g. Contoh hadis yang rawinya sering salah sangka:

.

Hadis ini dhaif karena salah seorang rawinya sering salah sangka: • َ ل فغم ڢنأ ڇْيغ ، ځڣٖص/jujur tapi sering lupa

نْب ٖلاخ نْب ٖمحم

َڗاحطلا ڢللا ْٖبع

• َږ ْهڤلا ڇْيثكْ /sering salah sangka

ٌغيڣاعم نْب ٌْيٖح

َم

َٙ ا

َڣ

َها

َٖم ْحأ

َق

َڋا

:

انثٖح ، نْيڤل ڗامْيلس نْب ٖمحم نثٖح ،الله ْٖبع انثٖح

َ ٌْيٖح

يبأ ْنع ،

َٜب ڗيح ـ ْجٚخ " :ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص بنلا ڋاق :ڋاق ، يلع ْنع ،غفْي٘ح يبأ ْنع ،ځاح ْس

ٹ

َف ڢنأك ٚمق

لا

ْ

َٙ ْٖق

لا غلْيل غلْيللا " :ڋاقف ،" غن ْفج ڄ

ْ

ْل

َ

َنم مايأ غس ْمخ مْڤص ْنع هن ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ڗأ " ، ٠نأ ْنع ،عٕاتق ْنع

َسلا

" ڄيٚ ْشتلا مايأ غثلثڣ ،ٚ ْحنلا م ْڤيڣ ،ٚ

طف

ْ

لا م ْڤي :غن

ْ

َ

(47)

ا

ضل

ع ي

ف

ب

س ب

ب

لا

ع ل

ة

ا /

ل م

ع ل

ل

Definisi Hadis Mu’allal:

Definisi illat:

Hadis ini apabila dilihat sepintas adalah hadis yang baik sanadnya. Para rawinya terpercaya memenuhi syarat al-Bukhari dan Muslim. Akan tetapi, apabila diteliti ternyata dalam sanadnya ada illat yaitu bahwa Musa bin Uqbah tidak mendengar dari Suhail bin Abi Shalih.

َغملسلا ٚهاظلا ڗأ ٸم ڢتحص ْي ٍٖ ْقت غلع ګلع ڢْيف ٸلطأ ْڬ٘لا نْيٖح

لا

ْ

Hadis yang bila diteliti di dalamnya ada illat yang merusak kesahihannya

meskipun dari luar tampak baik

َنْيٖح

لا غحص ْي ٍٕاق يفخ ٬ماغ ظبس

ْ

Sebab yang tersembunyi dan samar yang merusak kesahihan hadis

َم

َٙ ا

َڣ

َها

َأ

َْح

َم

َٖ

َق

َڋا

:

ينڇب ْخأ ، ٌْيٚج نْبا ڋاق :ڋاق ، هاج انثٖح

نْب لْيهس ْنع ،غب ْقع نْب سڤم

َ حلاص يبأ

٠ل ْجم ي ٠لج ْنم " :ڋاق ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص بنلا نع ،عْٚيٚه يبأ ْنع ،ڢيبأ ْنع ،

َل ڢيف ڇٌك

َبڤتأ ږث څٚفْغت ْسأ ،ـْنأ ل ڢل ل ،څٖ ْمحبڣ انبٙ ڊناحْبس :مڤقي ْڗأ لْبق ڋاقف ڢطغ

َڊلٗ ڢسل ْجم ي ڗاك ام ڢل الله ٚفغ ل ،ڊْيل

"

َ

َ

(48)

ا

ضل

ع ي

ف

ب

س ب

ب

لا

م خ

لا

ف ة

ل

ثل

ق

تا

Termasuk sebab lemahnya hadis adalah apabila sebuah riwayat menyelisihi riwayat lain yang diriwayatkan oleh rawi-rawi yang lebih terpercaya (ػاقثلل غفلاخلا). Macam-macam hadis dhaif jenis ini ada enam:

•Menyelisihi riwayat terpercaya dengan merubah lafal dengan lafal lain yang berbeda maknanya

ٌڀ َّحص

لما

ْ

Musahhaf

•Menyelisihi riwayat terpercaya dengan merubah awal menjadi akhir atau sebaliknya di dalam sanad atau matan hadis

ٌب ْڤل ْق

لما

ْ

Maqlub

•Menyelisihi riwayat terpercaya dengan beberapa riwayat yang saling bertentangan yang tidak bisa disinkronkan

ٌبٚط ْض

لما

ْ

Mudhtahrib'

•Menyelisihi riwayat terpercaya dengan memasukkan sesuatu di dalam sanad atau matan hadis

ٌهٙ ْٖ

لما

ْ

Mudraj

•Menyelisihi riwayat terpercaya dengan menambahkan rawi dalam sanad hadis yang sebetulnya sudah bersambung (muttasil)

ٌلصَّت

لما يف ْٖيز

ْ

لما

ْ

Mazid fi Muttasil

•Riwayat rawi yang terpercaya dan diterima hadisnya tapi menyelisihi rawi yang lebih kuat atau lebih banyak

ٌ ٗا َّشلا

Syadz

•Riwayat rawi yang lemah yang menyelisihi rawi yang lebih kuat atau lebih banyak

ٌٚكْن

لما

ْ

(49)

ا ل

م د

ر ج

Definisi Hadis Mudraj:

Hadis Mudraj ada dua macam: a) Mudraj dalam sanad b) Mudraj dalam matan.

a) Contoh Mudraj dalam sanad:

Dalam hadis ini Abdurrahman bin Mahdi mencampur jalur riwayat yang berbeda menjadi satu. Riwayat al-A’masy dan Mansur dari Aby Wa’il dari Amr bin Syurahbil dari Ibnu Mas’ud. Sedangkan riwayat Washil dari Aby Wa’il dari Ibnu Mas’ud. Jadi, Abdurrahman bin Mahdi memasukkan (idraj) riwayat al-A’masy dan Mansur pada riwayat Washil sehingga bercampur menjadi satu jalur.

b) Contoh Mudraj dalam matan:

Dalam hadis ini lafal “ٌءڤضڤْلا اڤغب ْس ” adalah tambahan dari rawi bukan matan hadis.

َڢْنم ٠ْيل ام ڢنْتم ْي لخ ْٕأ ْڣا هٕان ْس ځايس ڇ يغ ام

Hadis yang dirubah pola sanadnya atau dimasukkan dalam matannya

sesuatu yang bukan bagian darinya.

َٙ

َڣ

َع ڥ

َْب

َٚلا ٖ

َْح

َم

َْب ن

َم ن

َْه

َٖ

َع ، ڬ

َْن

َس

َْف

َي

َثلا ڗا

َْڤ

َٙ

َع ، ڬ

َن

َ

ْ

لْا

َْع

َم

َڣ ،٤

َم

َْن

َص

َْڤ

َْب ٙ

َ

ْ

لا ن

َْع

َت

َم

َڣ ،ٚ

َڣ

َصا

ل

َ

ْ

لْا

َْح

َٖ

َب

،

َع

َْن

َأ

َب

َْي

َڣ

َئا

َش ل

َق

َْي

َْب ڄ

َس ن

َْل

َم

َع ،غ

َْن

َع

َْم

َْب ڣٚ

َش ن

َْٚ

َح

َبَْي

َع ،ل

َْن

َع

َْب

َْب الله ٖ

َم ن

َْس

َع

َْڤ

ڗأ : ٕ

َنلا

َص ب

َګل

َع الله

َلَْي

َڢ

َڣ

َس

َ٘لا ڬأ :لئس ږل

َْن

َأ ظ

َْع

َظ

ږ

؟

َ

:ڋاق ٙاڈب

لا هاڣٙ ام

ْ

ْنع ، فاسي نْب ڋله ْنع ، ٙڤصْنم ْنع ، ٚيٚج انڇب

ْخأ :ڋاق ، سڤم نْب ڀسڤي انثٖح

َْب ڢللا ْٖبع ْنع ، ي ْحي يبأ

ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ٸم انْعجٙ :ڋاق ،امهْنع ڢللا ضٙ ڣ ٚ ْمع ن

َب ْږهماٖ ْقأڣ اڤئضڤت ْٖق م ْڤق ګل انْيهت

ْنا ڄيٚطلاب انك اٗ ܞح غنيٖ ْلا ګل غكم ْنم

َسمي ْږل ٍڤلت ٬ي

اه

:ږلسڣ ڢْيلع الله ګلص ڢللا ڋڤسٙ ڋاقف ، ا

لا

ْ

«

ڤضڤ

لا اڤغب ْسأ

ْ

َٙانلا نم باق ْع

لْل لْيڣ

ْ

»

َ

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

ةسرد ا لخدي نأ نكم ملعت ا ثيح ادج .ةيلاع صاصتما و ةيلوم نم بيردتلا. وأا .م رايتخا

There were some issues reflected in this study: activities that motivated the students to study, the teacher’s instruction and students’ participation while the teaching

2014 jam 23.59 wita yang mengakibatkan aplikasi SPSE Kabupaten Banjar tidak dapat beroperasi, sehingga layanan LPSE Kabupaten Banjar tidak dapat. beroperasi secara

Menurut hadis ini, bernadzar menabuh kendang itu wajib dilaksanakan, padahal menabuh gendang itu kalau bukan suatu yang mubah maka ia adalah suatu yang makruh dan tidak

Adapun prinsip dasar pemulihan penderita gangguan jiwa yang harus dipahami oleh penderita, keluarga, masyarakat, relawan jiwa, dan pemberi pelayanan kesehatan jiwa menurut

problem-focused coping yang dilakukan oleh ibu dari anak penderita schizoJrenia dengan stres yang dialami.. Angket ini terdiri dari dua bagian yakni yang pertama berisi 67

Merupakan hasil sampingan dari proses produksi produk utama, atau hasil dari proses penyiapan bahan baku sebelum bahan baku tersebut diproses menjadi produk utama 2.. Produk

Penelitian lain dilakukan oleh Dewi (2018) dengan periode data yang lebih panjang yaitu dari tahun 1980-2016, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam nilai