• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan makalah konsep dasar ppkn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan makalah konsep dasar ppkn"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian konsep

konsep dasar PKn

1. Pengertian Civics Education

Civics diartikan sebagai ilmu kewarganegaraan yang mengatur hubungan orang-orang, warga negara dengan organisasi yang paling kecil sampai dengan organisasi puncak yaitu negara. Dijelaskan bahwa Civics membicarakan: (a) hubungan warganegara dengan organisasi social, ekonomi, politik, keagamaan, (b) bagaimana hak-hak asasi manusia itu dilindungi negara, (c) bagaimana hak-hak politik Negara itu dijalankan,(d) bagaimana warganegara mengatur diri sendiri dan mengatur kepentingan umum dalam bentuk partisipasi dan kerjasama.

Dalam proses pembelajarannya, mmulai tahun 1901 timbul gerakan “Civics Education” yang berarti “Pendidikan Kewarganegaraan” di Amerika Serikat yang dipelopori oleh Howard Wilson. Gerakan ini pada dasarnya ingin memperluas arti civics itu sendiri.

Tanda-tanda gerakan Civics Education diantaranya adalah: (a) para siswa pasti harus terlibat dengan bahan pelajaran, (b) bahan pelajaran civics harus dihubungkan dengan bahan-bahan social, sains, teknologi, etika dan agama agar bahan-bahan civics education menumbuhkan berfikir, bersikap dan berbuat yang sesuai dengan tingkah laku demokrasi.

Tujuan Civics Education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggungjawab dengan kehidupan politik dan masyarakat baik ditingkat local, maupun nasional. Hasilnya adalah dalam masyrakat demokratis kemungkinan mengadakan perubahan social akan selalu ada. Jika warganegaranya mempunyai pengetahuan, kemampuan dan kemauan untuk mewujudkannya. Partisipasi warganegara dalam masyarakat demokratis, harus didasarkan pada pengetahuan, reflektif kritis dan pemahaman serta penerimaan akan hak-hak dan tanggung jawab.

(2)

dalam setiap kegiatan yang menjunjung demokratisasi, penegakan HAM dan perwujudan Civil Society.

2. Pengembangan IKN, PKn, dan PPKn

IKN

Ilmu kewarganegaraan (IKN) sebagai unsur sub-disiplin ilmu, khususnya disiplin ilmu politik dan ditandai oleh sifat disiplin ilmu di universitas, dengan tanda-tanda sebagai berikut: (a) IKN merupakan pengetahuan ilmiah yang diorganisasikan secar ilmiah dan sistamatis dalam konteks hubungan manusia, terutama hubungan warga negara dengan negara, (b) pengetahuan IKN harus bias dipercaya dan dikaji tingkat kebenarannya, (c) pengetahuan ilmiah IKN harus dikembangkan melalui proses bertanya, berhipotesis, mengumpulkan data (observasi dan eksperimen), menganalisis data yang menghasilkan kesimpulan dan bentuk generalisasi atau kalau mungkin dalam bentuk “hukum”.

Ide fundamental IKN antara lain:

a. Status hukum dan derajat sosial dari tiga golongan zaman penjajahan b. Hak merdeka dan kewajiban warga negara Indonesia

c. Memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan

d. Keseimbangan hak dan kewajiban warga negara

e. Kewajiban negara/ pemerintah/ aparat negara

f. Peran serta warga negara lewat ketrampilan berfikir aktif

PKN

(3)

Untuk mengembangkan PKN secara Integrative, perhatikan unsur-unsur dibawah ini:

a. Hubungan pengetahuan intraseptif (intraceptive knowledge) dengan pengetahuan ekstraseptif (ekstraseptif knowledge)

b. Kebudayaan Indonesia dan tujuan pendidikan nasional

c. Disiplin ilmu pendidikan

d. Disiplin ilmu-ilmu sosial, khususnya “Ide fundamental” Ikn

e. Dokumen negara, khususnya pancasila

PPKN

PPKN sebagai usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari.

PPKN merupakan usaha membekali pesrta didik dengan pengetahuan dasar dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Walaupun substansi PPKN hanya terdiri atas moral pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan, kedua substansi ini berhubungan erat dengan pendidikan politik, hukum dan nilai, karena pada dasarnya unsur-unsur dan jenis pendidikan tersebut merupakan suatu rumpun pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

(4)

3. materidan pembelajaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan

a.Materi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan

Ada 2 konsep kunci dalam membahas sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan ini, yaitu perjuangan bangsa dan kebangsaan.Istilah tersebut sudah banyak diterapkan dalam berbagai konteks atau aktifitas. Sedikitnya ada 3 pengartian perjuangan: (1) perjuangan identic dengan perkelahian untuk merebut sesuatu atau peperangan untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan, (2) perjuangan berarti usaha yang penuh dengan kesulitan dan bahaya, (3) dalam poitik, perjuangan berarati wujud interaksi social, termasuk persaingan, pelanggaran dan konflik. Sedangkan kebangsaan menunjukkan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa atau kesadaran diri sebagai warga diri suatu negara.

Perjuangan bangsa dilakukan karena sekelompok masyarakat mempunyai cita-cita dan tujuan yang sama untuk kehidupan dimasa depan dan persamaan nasib dimasa lampau, yakni sebagai orang-orang yang terjajah oleh bangsa barat. Hampir semua orang di nusantara merasakan penderitaan selama penjajahan. Misalnya, penderitaan selama tanam paksa (culture stelsal) oleh van den bosh tahun 1828, seorang jendral dalam pemerintahan Hindia Belanda.

Munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat adalah sejak pemerintahan Hindia Belanda menjalankan politik balas budi, dengan mendirikan sekolah-sekolah, rumahsakit, serta irigasi. Mereka yang mengenyam pendidikan dan sadar akan nasib bangsanya inilah yang selanjutnya menjadi tokoh-tokoh pergerakan dan kebagkitan nasional.

Pergerakanpadamasapenjajahanbelandadibagimenurutkurunwaktusebagaiberikut:

I.Masa 1908-1920. Ada 3 pergerakanpolitik:

a)Organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri dari budiutomo, s erikat Indonesia, dan perkumpulan kedaerahan

(5)

c)Perkumpulan campuran yang bertujuan Indonesia tetap dalam ikatan Negara belanda

II.Masa 1920-1930

Berdirinya organisasi yang cukup besar pengaruhnya, ialah partai nasional Indonesia (PNI), semula bernama peserikatan nasional Indonesia (1927). Yang berasaskan menolong diri sendiri dan mempunyai tujuan di bidang politik, bidang ekonomi dan bidangsosial

III.Masa 1930-1940

Banyak organisasi berdiri yang bergerak di bidang politik, diantaranya pendidikan nasional Indonesia (PNI Baru), partai Indonesia (partindo), gerakan rakyat Indonesia ( gerindo), partai persatuan Indonesia (parpindo), dan masih banyak yang lainnya.

Perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan terealisasikan pada tanggal 17 agustus 1945. Sebagai pelopor perjuangan bangsa dan sekaligus sebagai proklamator adalah soekarno dan hatta yang telah bertahun-tahun berjuang melepaskan diri dari penjajahan.

b.Pembelajaransejarahperjuanganbangsa Indonesia dansemangatkebangsaan

Pembelajaran sejarah pada siswa pada hakekatnya adalah membantu siswa meningkatkan ketrampilan berfikir melalui kajian peristiwa masa lampau. Ketika mereka menghadapi sejarah, siswa hendaknya dibelajarkan bagaimana cara mendekati sejarah seperti seseorang mendekati suatu misteri. Mereka perlu belajar memikirkan tentang pandangan penulis (pengarang) dan diberi kesempatan mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

Siswa hendaknya belajar bagaimana memikirkan lagi argument yang dikemukakan oleh para sejarahwan, mempertanyakan interpretasi sejarahwan terhadap suatu fakta dan peristiwa. Dengan kata lain, materi sejarah dalam PKn harus aktif melibatkan siswa dalam proses penelitian sejarah agar mereka dapat mengambil makna sejarah tersebut.

(6)

suatu bangsa yang tidak dapat terjadi secara tiba-tiba melainkan perlu waktu yang cukup panjang. Demikian pula yang berkaitan dengan pengalaman mereka (siswa).

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas hasil kajian terhadap suatu peristiwa sejarah, para siswa dianjurkan memahami dan mengena lbagaimana para sejarahwan mempertimbangkan kebenaran dari suatu peristiwa sejarah. Ketika sejarahwan menilai kebenaran atau validitas suatu dokumen sejarah, maka 2 hal yang perlu dipertimbangkan, yakni validitas eksternal, yaitu harus menggunakan isu yang autentik, dan validitas internal, yaitu berusaha menentukan akurasi informasi yang ada dalam catatan sejarah. Sehingga para siswa akan belajar berlatih berfikir kritis terhadap suatu peristiwa sejarah.

Perlu ditegaskan kepada para siswa suatu prinsip yang harus dijadikan pegangan bahwa sejarah bukan sekedar mengumpulkan dan menulis informasi tentang validitas dan reliabilitas kata.

4. materi dan pembelajaran demokrasi, HAM dan partisipasi politik

Demokrasi

Demokrasi dapat diartikan suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sedangkan demokrasi konstitusional menurut budiardjo ialah suatu gagasan pemerintahan demokratis yang kekuasaanya terbatas dan pemerintahnya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang. Sehingga demokrasi konstitusional sering disebut “pemerintahan berdasarkan konstitusi”. Dimana ketentuan dan peraturan hokum yang membagi kekuasaan pemerintah ini ada dalam konstitusi.

Ada 4 unsur dalam konstitusi:

a.Hak-hak asasi manusia

b.Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu

(7)

d.Peradilan administrasi dalam perselisihan

James mac grager menyatakan bahwa pembelajaran demokrasi mempunyai banyak cara yang dapat ditempuh dengan mengaitkan lingkungan diluar kelas. Pembelajaran demokrasi memerlukan sejumlah proses yang secara implicit terjadi dalam peran guru maupun siswa selama pembelajaran di kelas yang demokratis dengan mengaitkan persoalan –persoalan dari lingkungans ekitar.

Ada 2 faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran demokrasi, yaitu:

a.Lingkungan

b.Karakteristik social, ekonmi dan budaya

Keberhasilan pembelajaran demokrasi sebagai suatu seni akan ditentukan oleh prinsip-prinsip pembelajaran interaktif, yakni:

a.Menghormati dan penuh perhatian kepada orang lain

b.Berfikir kreatif

c.Menghasilkan sejumlah solusi tentang masalah-masalah bersama

d.Berusaha menerapkan solusi –solusi tersebut

Hak asasi manusia

Hak data diartikan sesuatu yang benar, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Sedangkan “asasi” berarti bersifat pokok, dasar atau fundamental. Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh manusia.

(8)

1.Hakataskebebasanberbicaradanmengeluarkanpendapat

2.Hakataskebebasanberagama

3.Hakataskebebasanberkumpulatauberserikat

4.Hakatasperlindungandankedudukan yang sama di depan hokum

5.Hakataspenghidupan yang layak

6.Hakataspendidikan

Ada 4 hal yang harus dipersiapkan untuk mengadakan proses pembelajaran HAM untuk siswa SD, yakni menentukan tujuan, merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode danevaluasi. Pada kegiatan belajar ini proses pembelajaran akan ditekankan pada perumusan dan pemilihan materi dan sekilas tentang langkah-langkah pembelajarannya.

Untuk satuan pendidikan SD, pembelajaran hak-hak seyogyanya ditekankan pada berbagai hak yang termaktub dengan konvensi hak-hak anak (KHA).KHA merupakan instrument internasional di bidang HAM dengan cakupan yang paling komprehensif.

Partisipasi politik

Sebelum ikut dalam partisipasi politik, seseorang harus terlebih dahulu mengembangkan kepekaan politik. Kepekaan politik adalah kondisi seseorang yang mudah bereaksi terhadap masalah-masalah politik, pemerintahan, atau kenegaraan. Dalam hal ini, siswa perlu mengetahui atau memahami apa politik, kehidupan politik dan bagaimana mensikapi persoalan politik itu serta mengatasi atau memecahkan persoalan tersebut. Semua hal itu tentu saja perlu dipelajari oleh siswa melalui proses pendidikan politik dan atau sosilogi politik. Dan salah satu sarana yang strategis adalah melalui lembaga sekolah, yakni dalam bidang studi pendidikan kewarganegaraan.

(9)

kemampuan siswa. Negara yang demokratis ,partisipasi warga Negara dalam proses politik merupakan syarat utama.

Semua konsep yang berkaitan dengan partisipasi politik ini tentunya perlu dikembangkan di kelas PKn melalui proses pembelajaran yang melibatkan siswa dengan melakukan pelatihan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

5. paradigma pendidikan kewarganegaraan

Misi pkn dengan paradigm yang divevitalisasikan adalah mengembangkan pendidikan demokrasi yang mengemban 3 fungsi pokok, yaitu mengembangkan kecerdasan warga Negara, membina tanggung jawab warga Negara, dan mendorong partisipasi warga Negara.

Untuk mengembangkan masyarakat yang demokratis melalui pendidikan kewarganegaraan diperlukan strategi dan pendekatan pembelajaran khusus yag sesuai dengan paradigm yang baru. Sebelum mengembangkan model ini, terlebih dahulu perlu dikemukakan tentang konsep warga Negara yang demokratis.

Warga Negara demokratis

Demokrasi sering dikatakan system pemerintahan yang cerdas dan rasional. Masyarakat demokratis baru dapat terwujud apabila masyarakatnya berpendidikan, cerdas, memiliki tingkat penghidupan yang cukup, dan punya keinginan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Secara etimologis, demokrasi berasal dari kata yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos” berarti kekuasaan / berkuasa. Demokrasi dapat diartikan rakyat yang berkuasa. Secara singkat demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

(10)

Di Indonesia sendiri, ahmad sanusi mengidentifikasikan sepuluh pilar demokrasi konstitusionil yang digali dari filsafat bangsa, pancasila dan konstitusi Negara RI, UUD 1945, yakni demokrasi yang berdasarkan: (1) ketuhanan yang maha Esa, (2) hak asasi manusia, (3) kedaulatan rakyat, (4) kecerdasan rakyat, (5) pemisahan kedaulatan rakyat, (6) otonomi daerah, (7) supremasi hukum, (8) peradilan yang bebas, (9) kesejahteraan rakyat, dan (10) keadilan sosial.

Suryadi dan somardi mengemukakan bahwa untuk mengkonseptualisasikan kembali pendidikan kewarganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep negara dapat didekati dari sudut pandang sistem. Komponen-komponen dasar sistem tata kehidupan bernegara ialah sebagai berikut:

1. sistem personal ialah sistem yang menujuk pada orang-orang yang menjadisubyak dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.

2. Sistem kelembagaan, menunjuk kepada lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga pemerintahan.

3. Sistem normatif, adalah sistem hukum dan perundang-undangan yang mengatur tata hubungan negara dan warganegara.

4. Sistem kewilayahan, menunjuk kepada seluruh wilayah teritorial yang termasuk yurisdiksi NKRI

5. sistem ideologi, merujuk kepada ide-ide dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu program interdisipliner, multi-dipliner dan multi-dimensional perlu pendekatan pengorganisasian yang bersifat terpadu.

Pembelajaran PKn untuk warganegara demokratis

(11)

dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan inteletual yangmemadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitasdalam ber partisipasi

Dua hal yang perlu di perhatikan dalam mempersiapkan pembelajaran pkn di kelasyaitu bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metuode atau pendekatan pembelajaran. Hal terakhir ini merupakan titik yanag masih lemah untukmengantarakan para peserta didik menjadi warga negara yang demokratis. Pembelajaran partisipatif yang berbassis portifolio merupakan alternatif utama guna mencapai tujauan pkn tersebut.

Sebelum embahas model pembelajaran pkn yang berbasis portofolio, perlupulamengenali materi pembelajarannya. Ada empat isi pokok pendidikan kewarganegaraan yang dikembangkan dalam standart nasional pkn yakni :

1. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagi sasaran pembentukan 2. Standat materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran.

3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4. Rambu- rambu umum pembelajaran sebagai rujuakan alternatif bagi guru

Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan, yang tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.

Portofolio dalam pkn merupakan kumpulaninformasi / data yag tersusun denga baik yang menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji oleh mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.

(12)

6. Desain pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

agar prose penyusunan pembelajaran pkn bisa terwujud, maka perlu diperhatikan 2 butir uraian sebagai berikut:

a)analisis situasi eksternal dan internal

faktor yang dapat menggambarkan situasi sebagai bahan analisis guru dibagi menjadi 2, yaitu faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal meliputi:

1. perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat 2. tuntutan dan tantangan sistem pendidikan

3. perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan

4. konstribusi dari sistem dukungan guru

5. sumber masukan bagi sekolah

faktor internal meliputi:

1. siswa: meliputi bakat, kecakapan dan kebutuhan akan pendidikan siswa 2. guru: kemampuan guru dalam mengola proses belajar mengajar

3. etos sekolah

4. sumber-sumber bahan pelajaran

5. masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang dirasakan kurikulum

b) analisis disiplin dalan mengembangkan desain pembelajaran

(13)

1. teori meningkatkan tatanan informasi yang sistematis

2. teori membantu pemahaman melalui peningkatan kejelasan asumsi

3. teori menuntut kriteria untuk menentukan kebermaknaan

4. teori memberi kesempatan menyusun generalisasi yang jauh

ada 3 disiplin ilmu yang banyak memberikan sunbangan teori dalam penyusunan desain pembelajaran pkn yang layak, yaitu:

1. filsafat pendidikan

 hakekat pengetahuan

 nilai pengetahuan

 hakekat kualitas mental

2. psikologi pendidikan

konsep psikologi yang sering digunakan antara lain: hakekat siswa, proses berfikir, seleksi pengalaman belajar, teori belajar, kondisi belajar, motivasi, metode mengajar, menetapkan tujuan yang layak, perbedaan individu, kepribadian, efektivitas guru.

3. sosiologi pendidikan

 kecerdasan masa depan

 latar belakang sosial

 peran guru dan sekolah

 sikap guru

 isu-isu metodologis

(14)

metode diartikan sebagai dasar-dasar penyelidikan. Dasar-dasar penyelidikan yang dilakukan itu didasarkan atas pikiran dansemangat terbaik menurut garis berpikir ilmuwan sosial. Hasil penyelidikan itu dimaksudkan untuk memperkaya body of knowledga masing-masing cabang ilmu sosial. Kegiatan-kegiatan penyelidikan itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah cukup matang tingkat intelektualnya yang disyaratkan oleh sebuah penelitian.

Kalau ilmuwan sosial mengartikan metode itu dalam konteks memperkaya disiplin masing-masing ilmu sosial, maka para pendidik memberi arti dari kegiatan-kegiatan mengajarnya sehari-hari. Karena itu, metode diartikan sebagai prosedur yang sistematis untuk tujuan mengajar.

Dalam metode pembelajaran pkn, seorang guru harus dapat melatih siswa berpikir dengan cara menghafal, mengarahkan dan menasehati mereka secara teratur dengan bahan-bahan yang baik. Namun pendapat seperti ini ditolak karena mengajar secara doktriner bahan pelajaranyang bernilai etika untuk membentuk warganegara yang baik dianggap kurang baik. Karena itu, aliran berpendapat bahwa proses belajar yang demokratis dan dinamis dianggap lebih efektif dan akan memperoleh nilai yag sebenarya. Aliran psikologi ini mendorong metode mengajar civic yang berorientasi kepada: (a) mendorong partisipasi siswa secara aktif, (b) mempunyai sifat inquiry, dan (c) pendekatan pemecahan masalah.

(15)

http://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-kewarganegaraan-di-sd/ HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD Filed under: Education, Objec Materi — 11 Comments

October 18, 2010

HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD

KEGIATAN BELAJAR 1

Hakikat , fungsi, dan tujuan PKn di SD

Dalam kurikulum Pendidikan Dasar 94, terdapat mata pelajaran “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”, yang di singka dengan PPkn. Istilah “Pendidikan pancasila dan

Kewarganegaraan”, pada saat itu secara hukum tertera dalam undang-Undang No 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sejak di Undangkannya UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 secara hukum istilsh tersebut sudah berubah menjadi “Pendidikan Kewarganegaraan”. Oleh karena itu nama mata pelajaran tersebut di SD berubah menjadi Mata Pelajaran Pendidikan

Kewaganegaraan.

A. HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(16)

reformasi saat ini.

Dalam Kurikulum 1957, dan Kurikulum 1961 tidak dikenal adanya mata Pelajaran Penendidikan Kewarganegaraan. Dalam Kurikulum 1946 dan 1957 materi tersebut itu dikemas dalam Mata Pelajaran Pengetahuan Umum di SD atau Tata Negara di SMP dan SMA.

Dalam Kurikulum SD tahun 1968 di kenal Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN). Menurut Kurikulum SD 1968 Pendidikan Kewargaan Negara mencakup Sejarah

Indonesia, Geografi, dan Civics yang di artikan sebagai Pengetahuan Kewargaan Negara. Dalam kurikulum SMP 1968 PKN tersebut mencakup materi sejarah Indonesia dan Tata Negara, sedang dalam Kurikulum SMA 1968 PKN lebih banyak berisikan materi UUD 1945.

Menrut Kurikulum SPG 1968 PKN mencakup sejarah Indonesia, UUD, Kemasyarakatan, dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Dalam Kurikulum Proyek Printis sekolah Pembangunan (PPSP) 1973 terdapat Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) dan Pengetahuan Kewargaan Negara.

Menurut Kurikulum PPSP 1973 di perkenalkan Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan

Negara/Studi Sosial untuk SD 8 tahun yang berisikan integrasi materi Ilmu pengetahuan Sosial. Di sekolah Menengah 4 tahun selain studi Sosial terpadu juga terdapat Mata pelajaran PKN sebagai Program inti dan Civics dan Hukum sebagai program utama Jurusan Sosial.

Oleh Somantri (1967) istilah Kewargaannegara merupakan terjemahan dari “civics” yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga Negara yang baik (good citizen)

Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang tahu, mau, dn mampu berbuat baik “(somantri 1970) atau secara umum yang mengetahui, menyadari, dan melaksanakanhak dan kewajibanya sebagai warga Negara”

(Winaaputra 1978) Di lain pihak, istilah Kewarganegaraan digunakan dalam perundangan mengenai Status formal warga negara dalam suatu negara. Misalnya sebagaimana diatur dalam UU No 2 tahun 1946 dan Peraturan tentang diri kewarganegaraan serta peraturan tentang naturalisasi atau perolehan status sebagai warga negara Indonesia bagi Orang-orang warga Negara Asing.

(17)

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Sekolah sebagai wahana pengembangan warga yang demokratis dan bertanggung jawab, yang secara kurikuler pendidikan

Kewarganegaraanyang harus menjadi wahana psikologis-pedagogis yang utama.

Secara yuridis ada beberapa ketentuan perundang-undangan yang mengandung amanat tersebut,sebagai berikut

Pembukaan Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia dan Perubahannya (UUD 1945 dan Perubahannya), khususnya alinea ke-4 yang menyatakan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia dimaksudkan untuk : ‘’…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha

Esa,Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI N0. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas) Khususnya:

a. Pasal 3 yang menyatakan bahwa ‘’Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membent uk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

b. Pasal 4 mengatakan sebagai berikut:

1) Pendidikan di selenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, Nilai Keagamaan, Nilai kultural, dan

Kemajemukan Bangsa.

2)Pendidikan di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan Multimakna.

3) Pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

4) Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas pederta didik dalam proses pembelajaran.

(18)

6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semu komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

c. Pasal 37 ayat (1) yang menyatakan bahwa “ kurikulum pendidikan dassar dan menengah wajib memuat : Pendidikan Agama, Pendidikan kewarganegaraan, bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidkan Jasmani dan Olahraga, Keterampilan/Kejujuran, dan Muatan Lokal.

Ayat (2) Memuat: Pendidikan Agama, Pendidkan Kewarganegaraan, dsan Bahasa.

d. Pasal 38 ayat yang menyatakan bahwa “Kurikulum Pendidkan Dasar dan Menengah dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan Pendidikan dan komite sekolah/Madrasah di bawah koordinasi dan supervise Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untuk Pendidikan Dasar dan Propensi untuk Pendidikan Menengah.

3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Penndidkan (PP RI NO 19 Tahun 2005 tentang SNP)

4 Pasal 6 ayat (4) menyatakan bahwa “setiap kelompok Mata Pelajaran sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dilaksanakan secara holistic sehinggga pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran ikut mewarnai pemahaman dan atau penghayatan peserta didik”.

5. Pasal 7 ayat (2) Menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian pada

SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/Paket B

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C. atau bentuk lain yang sederajat

Dalam konteks itu, Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial-Pedagogis yang kondusif atau member suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik.

Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu member

keteladanan,, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.

Dalam kerangka semua itu mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.

(19)

Melalui PKn sekolah perlu di kembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi.

Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa paradigma pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat jamak. Sifat multidimensionalnya itu terletak pada: Pandangan yang pluralistik –uniter (bermaacam-macam teetapi menyatu) dalam pengertian Bhineka Tunggal Ika.

Sikapnya dalam menempatkan individu, Negara, dan masyarakat global secara harmonis. Tujuannya yang diarahkan pada dimensi kecerdasan (spiritual, rasional, dan sosial)

Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnyayang terbuka, fleksibel atau luwes, dan bervariasi kepada dimensi tujuannya.

Dalam program pendidikan , paradigma ini menuntut hal-hal sebagai berikut:

Pertama, memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada

pengembangan pengertian entang hakikat dan karekteristik aneka ragam demokrasi, bukan hanya yang berkembang di Indonesia.

Kedua, mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi sebagaimana cita-citademokrasi telah diterjemahkan kedalam kelembagaan dan praktik diberbagai belahan bumi dn dalam berbagai kurun waktu.

Ketiga, tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengekplorasi sejarah demokrasi di negara untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan demokrasi yang di terapkan di negaranya itu secara jernih.

Keempat, tersedianya sumber belajar yang dapat mempasilitasi siswa untuk dapat memahami penerapandemokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.

Stuasi sekolah dan kelas di kembangkan sebagai democratic laboratory atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah/kampus yang diperlakukan sebagai micro cosmos of democracy atau linkungan kehidupan yang demokratis yang bersifat micro ddan memperlakukan masyarakat luas sebagai open global classroom atau sebagai kelas yang terbuka.

Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam stuasi yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis. Itulah makna dari konsep “learning and for democracy,and for democracy” dengan PKn sebagai wahana kurikuler yang utama.

KEGIATAN BELAJAR 2

(20)

Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa “ mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu melakssanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarekter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945” Sedangkan tujuannya digariskan dengan tegas adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menaggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi.

3. Berkembang secara fositif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karekter-karekter masyarakat Indonesia agar dpa hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia seccara langsung atau idak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Ditetapkan pula bahwa “ Kedalaman muatan Kurikulum pada setiap Mata Pelajaran pada setia Satuan Pendidikan di tuangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam Struktur Kurikulum”

Kompetensi yang dimaksud terdiri atas Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan berdasarkan standar Kompetensi Lulusan.

Muatan Lokal dam kegiatan Pengembangan Diri merupakan bagian integral dari stuktur kurikulum pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Berdasarkan Pemendiknas No. 22 tahun 2006 Ruang lingkup Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(21)

kompetensi penguasaan kompetesi kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat dalam lingkup dan kompetensi dasar.

Semua kompetensi dasar untuk setiap kelas menuntut prilaku nyata (overt behavior). Hal ini berarti bahwa konsep dan nilai kewarganegaraan diajarkan tidak boleh berhenti pada pemikiran semata, tetapi harus terwujudkan dalam perbuatan nyata.

Dengan kata lain PKn menuntut terwujudnya pengalaman belajar yang bersifat utuh memuat belajar kognitf, belajar nilai dan sikap, dan belajar prilaku. PKn seharusnya tidak lagi memisah-misahkan domain-domain prilaku dalam belajar.

Proses pendidikan yang menjadi kepedulian PKn adalah proses pendidikan yang terpadu utuh, yang juga disebut sebagai bentuk confluent educatin (Mc, Neil, 1981), tuntutan pedagogis ini memerlukan persiapan mental, professionalitas, sossial guru-Murid ysng kohesif.

Guru siap memberi contoh dan menjadi contoh. Ingatlah pada postulat bahwa Value is neither tough now cought, it is learned (Herman 1966). Nilai tidak bisa diajarkan ataupun ditangkap sendiri, tetapi dicerna melalui proses belajar. Oleh karena itu, nilai harus termuat dalam mater Pelaajaran PKn.

PKn mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat

multidimensional. Ia merupakan pendidikan demokrasi, pendidikan moral , pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik.

PKn dinilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi Pendidikan Nilai dan Moral, dengan alasan sebagai berikut:

1. Materi PKn adalah Konsep- konsep nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta dinamika peerwujudan dalam kehidupan masyarakat negara Indonesia.

2. Sasaran akhir belajar PKn adalah perwujudan nilai-nilai tersebut dalam prilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran menuntut terlibatnya emosional, intelektual, dan sosial dari peserta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami (bersifat kognitif) tetapi dihayati (bersifat objektif) dan dilaksanakan (bersifat prilaku).

Sebagai pengayaan teoritik, pendidikan nilai dan moral sebagaimana dicakup dalam PKn tersebut, dalam pandangan Lickona (1992) disebut “Educating for character” atau “pendidkan watak”

(22)

Liickona (1992,51) memamdang karakter atau watak itu memiliki tiga unsur yang saling

berkaitan yakni: moral knowing, moral feeling, and moral behavior (Konsep moral, sikap moral, Prilaku moral)

Konsep Pendikan nilai secara teoritik, Herman (1972) mengemukakan suatu prinsip yang sangat mendasar, yakni bahwa “…value is neither taught nor cought , it is learned” yang artinya bahwa substansi nilai tidaklah semata-mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh, nilai dicerna dalam arti ditangkap, diinternalisasi, dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar.

Dalam latar kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah berlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi. Tradisi ini dapat di lihat dari petatah-petitih adat, tradisi, lisan turun-temurun seperti dongeng, nasihat, simbol-simbol, kesenian daerah seperti “kekawihan” di tatar pesundan dan “berbalas pantun” ditatar melayu.

Sebagai salah satu unsur kebudayaan (Kuncaraningrat 1978) kesenian paada dasarnya merupakan produk budaya masyarakat yang melukiskan penghayatan tentang nilsi ysng berkembang dalam limgkungan masyarakat pada masing-masing jamanya.

Berkaitan dengan nilai-nilai dalam masyarakat, proses “indiginasi”, yakni pemanfaatan budaya daerah untuk pembelajaran mata pelajaran lain dengan tujuan untuk mendekatkan pelajaran itu dengan lingkungan sekitar siswa menjadi sangat penting. Hasil belajar akan lebih bermakna sebagai wahana pengembangan watak individu sebagai warga negara. Contohnya legenda dari seluruh tanah air.

Dalam pengertian generik, konsep dap roses pendidikan merupakan proses yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk mengembangkan potensi individu dalam interaksi dengan

lingkungannya sehingga menjadi dewasa dan dapat mengarungi kehidupan dengan baik, dala arti selamat didunia dan diakhirat.

Oleh karena itu tepat sekali dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good” (Lickona 1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan tidak lain adalah

(23)

Secara elaboratif tujuan ini oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.

Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah …….ussaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selanjutnya sebagai prinsip pendidikan ditegaskan hal-hal sebagai berikut:

Pendidikan disekengarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatifdengan menjunjung itnggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultual,dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematis dengan sistem terbuka ddan multimakna.

Pedidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan pesserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pendidikan diselenggarakan demgan mengembangkan budaya membaca , menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pngendalian mutu pendidikan (Pasal 4)

Aspek cerdas dan baik itu seyogyanya dipandang sebagai satu kesatuan utuh. Hal itu tercermin dari konsep kecerdasan saat ini, dimana kecerdasan tidak semata-mata berkenaan denga aspek nalar atau intelektualitas atau kognitif, tetapi melingkupi ssegala poensi individu.

Didalam konteks pemikiran taksonomi bloom pengembangan nilai dan sikap termasuk dalam kategori afektif, yang secara khusus berisikan perassaan dan sikap (value and attitudes)

Proses pendidikan yang memusatkan perhatian pada penembangan nilai dan sikap ini didunia barat dikenal dengan “value education, effective education, moral education, caracteer

education” (Winataoutra 2001)

Di Indonesia wacana pendidikan nilai tersebut secara kurikulerterintegrasi antara lain dala pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan bahasa dan seni.

(24)

Pendidikan nilai dalam penjelasan pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, secara khusus tidak menebutkan tetapi secara Implisit, antara lain tercakup dalam muatan pendidikan kewarganegaraan yang secara substantif dan pedagogis mempunyai misi

mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsan dan rasa cinta tanah air.

Hal itu juga di topang oleh rumusan landasan kurikulum, yang pada pasal 36 ayat (3) secara eksplesit perlu memperhatikan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, keragaman potensi daerah dan lingkungan dan peningkatan potensi, kecerdasan dan minat pesrta didik.

Dalam konteks kehidupan masyarakat, kita melihat betapa masih besarnya kesenjangan antara konsep dan muatan nilai yang tercermin dalam sumber-sumber normatif konstitusional dengan fenomena sosial,cultural, politik, ideologis, dan regiositas. Kita menyaksikan kondisi paradoksl antara nilai dan fakta dalam keidupan masyarakat berbangsa dan bernegara RI sampai dengan saat ini.

Alisyahbana (1976) mengatakan bahwa “value as integrating forces and personality, society and culture” nilai merupakan perekat-pemersatu dalam diri masyarakat dan kebudayaan.

Secara psikologis dan sosial yang dimaksudkan dengan cerdas itu bukanlah hanya cerdas rasional tetapi jugs cerdas emosional, ceerdas sosial dan cerdas spiritual. (Sanusi 1998, winataputra 2001) dengan kata lain indivvidu yang cerdas pikirannya, perasaannya, dan prilakunya.

Oleh karena itu proses pendidikan tidak boleh dilepaskan dari proses kebudayaanyang pada akhirnya akan mengantarkan manusia menjadi inssan yang berbudaya dan berkeadaban.

Secara umum yang dimaksud dengan pembudayaan adalahproses pengembangan nilai norma dan moral dalam diri individumelalui proses perlibatan pesrta didik dalam proses pendidikan yang merupakan bagian integral dari proses kebudayaan bangsa Indonesia.

Jika dianalisis lebih cermat dan mendalam, pendidikan nilai memiliki dimensi pedagogis praktis yang jauh lebih kompleks daripada dimensi teoritasnya karena terkait pada konteks sosial-kultural dimana pendidian nilai dilaksanakan.

Perlunya upaya pendidikan nilai moral yang di lakukan secara menyaluaruh dengan pertimbsngan sebagai berikut:

Pendidikan moral merupakan suatu kebutuhan sosiokultural yang jelas dan mendesak bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadaban

Pewarisan nilai antar generasi dan dalam suatu generasi merpakan ahana sosiopsikologis dan sselalu menjadi tugas dari proses peradaban

(25)

batas ruang dan waktu sekalipun dalam masyarakat pluralistik yang mengandung banyak potensi terjadi konflik nilai.

Demokrasi mempunyai banyak kebutuhan khususnya pendidikan moral karena inti dari

demokrasi adalah pemerintah yang berakar dari rakyat dilakukan oleh wakil pembawa amanah rakyat, dan mengusung komitmen mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Pertanyaan yang selalu dihadapi baik individu maupun masyarakat adalah peertanyaan moral Terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai disekolah.

Komitmen yang uat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan membina guru-guru yang berkeadaban dan fropesional.

Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan haarus dilakukan sebagai suatu keniscayaan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat global.

Dilihat dari substansidan prosesnya, Lickona (1992 : 53-63) yang perlu dikembangkan dalam rangka pendidikan nilaitersebut adalah Nilai karakter yang baik, (good character) yang didalamnya mengandung tiga dimensi nilai moral yaitu dimensi wawasaan moral, dimensi perasaan moral, dimensi prilaku moral.

Ketiga domain moralita tersebut satu dengan yang lainya memiliki keterkaitan substantifdan fungsional. Artinya bahwa wawasan dan perasaan atau sikap dan prilaku moral merupakan tigs hal yang secara psikologis bersinergi.

Modul 3

KETERKAITAN NPENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS DAN

MATA PELAJARAN LAINNYA

Modul ini akan ini akan membahas tentang keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan IPS dan Mata Pelajaran lainnya. Masudnya adalah agar para guru SD memahami bahwa

kewarganegaraan terdapat hubungan yang erat antara mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya khususnya dengan IPS.

Hal itu dimungkinkan olehh karena baik pendidikan kewarganegaraan maupun IPS adalah berasal dari satu rumpun, ,yaitu rumpun-rumpun ilmu sosial. Hubungan dengan Mata pelajaran lainnya adalah dimaksudkan agar mempelajari pendidikan kewarganegraan tidak dibangun atas dasar-dasar pengetahuan yang luas. Keterkaitanya dengan demikian tidak terbatas hanya antar mata pelajaran serumpun (Ilmu-ilmu sosial), tetapi juga dengan lintas rumpun, misalnya rupun humaniora (Bahasa dan Seni, pedidikan Agama) dan juga denan rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

KEGIATAN BELAJAR 1

(26)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SERTA

MATA PELAJARAN IPS DAN

MATA PELJARAN LAINNYA DI SD

A. PENGANTAR

Pembahasan tentang hubungan tau keterkaitan anar mata pelajaran di SD. Maksudnya tiada lain adalah upaya mengaitkan antar mata pelajaran dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan psikologis untuk tujuan-tujuan pendidikan.

Dasar pertimbangan untuk hal tersebut adalah siswa SD berpikir dalam kerangka yang bersifat holistic (menyeluruh) dan belum bersifat fragmentaris dan detail. Artinya, upaya

mengsitkansecara alami tersebut memang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan anak, dengan demikian anak akan belajar lebih wajar, bermakna, dan dalam suasana yang menanang.

B. GAMBARAN UMUM, HAKIKAT DAN KAREKTERISTIK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1. Latar belakang masalah

Pembaruan dan inovasi dalam pendidikan kewarganegaraan serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif, yang bersifat kooperatif,dan kolaboratif, menuntut konsep pembelajaran terpadumelalui pengkajian dan pelatihan yang berwawasan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memang mengalami perubahan nama dengan sangat cepatkarena mata pelajaran tersebut memang rentan terhadap perubahan politik, namun ironisnya nama berubah berkali-kali, tetapi secara umum serta pendekatan cara penyampaianya kebanyakan tidak berubah.

Dari sisi isi misalnya,lebih menekankan pengetahuan untuk dihafal dan bukan materi pembelajaran yang mendorong berpikir apalagi berpikir kritis siswa.

Dari segi pendekatan yang lebih ditonjolkan adalah pendekatan politis dan kekuasaan

Dari segi pembelajaran atausistem penyampaiannya lebih menekankan padapembelajaran satu arahdengan dominasi guru yang lebih menonjolsehingga hasilnya sudah dapat diduga, yaitu verbalisme yang selama ini sudah dianggap sangat Melakat padapendidikan umumnya di Indonesia.

Unntuk dapat mengatasi hal itulsh kiranya dibutuhkan oerubahan-perubahan dalm pendidikan kewarganegaraan psling tidak untuk ketiga aspek tersebut.

(27)

Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengembagkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Berpartisifasi secara aktifdan bertanggung jawab, serta beeertindak cerdas dalam kegiatan kemasyararakatan, berbangsa dan bernegara.

Berkembang secara positif dan demokratisuntuk membentuk diri beerdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya.

Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secar langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

C. HAKIKAT DAN KAREKTERISTIK BIDANG STUDI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Hakikat bidang studi pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai

pancasilasebagai wahana untuk mengembangkan dan melestatikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para Mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagaii berikut:

Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yng benar dan sah Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan cirri khas serta watak ke-Indonesian

makalah konsep dasar pkn

KONSEP DASAR PKN

(28)

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 11 :

I WAYAN LIDYA SUTRIANA ( A 401 11 038 )

SURIANTI ( A 401 11 029 )

NELVIAN ( A 401 11 044 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya makalah KONSEP DASAR PKN telah disusun secara serentak. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara lisan maupun secara tulisan.

(29)

Dalam pembuatan makalah ini kami banyak mengalami kendala seperti kekurangan bahan referensi dan sumber-sumber lain. Namun dengan kesabaran dan kerja keras serta berkat karunia-Nyalah akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini

Kami telah berusaha sesempurna mungkin menulis makalah ini tetapi “Tiada gading yang tak retak”, untuk itu saran, kritik, maupun komentar yang ditujukan demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami ucapkan terimakasih dan semoga makalh ini berguna bagi kita semua.

Palu, maret 2012

Penulis

I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... iii

1.2 Rumusan

masalah……… ……... iii

1.3

Tujuan……… ………... iii

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Kerja Sama Antar Bangsa... 1

2.2.Bentuk Kerjasama Internasional... 1

2.3.Pengertian Hubungan

internasional………... 2

(30)

2.5.Sarana-sarana Hubungan Internasional... 4

2.6.Manfaat dan Tujuan kerjasama antar Bangsa... 5

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan... 7

3.2.Saran………

………... 7

DAFTAR PUSTAKA... 8

Ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling ketergantungan sesuai dengan kebutuhan negara masing-masing. Kerjasama dalam bidang ekonomi dapat dijalin oleh suatu negara dengan satu atau lebih negara lainnya. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

Hubungan kerjasama antar negara dapat mempercepat proses perkembangan ekonomi. Hal ini sangat dirasakan sekali pentingnya bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Kerjasama negara-negara maju dapat membahas masalah-masalah bidang tertentu. 1.2.Rumusan Masalah

1) Apa itu kerjasama Antar Bangsa atau Negara?

2) Apa-apa saja bentuk-bentuk kerjasama internasional?

3) Hubungan internasional itu seperti apa?

4) Apakah Pentingnya hubungan internasional itu?

(31)

6) Manfaat dan tujuan kerjasama antar bangsa itu seperti apa?

1.3.Tujuan

1) Mengetahui kerjasama antar bangsa

2) Mengetahui bentuk-bentuk kerjasama internasional

3) Mengetahui dan memahami hubungan Internasional.

4) Mengetahui pentingnya hubungan internasional di lakukan.

5) Memberikan gambaran sarana-sarana dalam hubungan internasional.

6) Memberikan gambaran manfaat dan tujuan kerja sama antar bangsa.

iii

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerja Sama Antar Bangsa

Kerjasama merupakan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh individu tapi dikerjakan secara bersamaan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan agar pekerjaan tersebut menjadi lebih ringan.Wujud kerjasama bias bersifat,individu,kelompok,organisasi,bangsa atau Negara.

Dengan kata lain bahwa kerjasama antar bangsa adalah pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua Negara atau lebih untuk mencapai tujuan bersama yang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.Dalam proses kerjasama suatu tujuan yang telah di tentukan akan dilakukan sesuai nilai atau peraturan yang berlaku serta tidak merugikan bangsa dan Negara satu sama lain.

Terciptanya perdamaian adalah wujud kerjasama yang harus di pertahankan.Hal ini tidak dapat terbantahkan bahwa suatu bangsa atau Negara sulit untuk berdiri sendiri atau hidup sendiri tanpa bantuan dari bangsa lain.Dari jalinan kerjasama inilah sehingga perdamaian antar berbangsa dan berbegara itu bias terwujud.

(32)

dapat terpenuhi.Dengan kata lain Negara melakukan kerjasama untuk memudahkan program kerja yang saling menguntungkan.

2.2. Bentuk Kerjasama Internasional

Dalam kerjasama antar bangsa dan Negara lebih dikenal kerjasama internasional. Adapun bentuk-bentuk kerjasama internasional yaitu sebagai berikut:

1

a. Bilateral

Kerjasama bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh dua negara. Misalnya kerjasama ekonomi Indonesia dengan Malaysia. Kerjasama bilateral yang diputuskan secara sepihak, pemutusannya disebut secara unilateral.

b. Multilateral

Kerjasama multilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi antara beberapa negara, dimana yang tergabung dalam kerjasama itu saling membantu di bidang ekonomi, misalnya ASEAN.

c. Regional

Kerjasama regional adalah bentuk kerjasama ekonomi dari negara-negara kawasan/daerah tertentu, yang bertujuan menjamin kepentingan ekonomi negara-negara satu kawasan.

d. Antar Regional

Kerjasama antar regional adalah bentuk kerjasama ekonomi antar regional yang satu dengan regional lainnya. Bertujuan menjamin kepentingan ekonomi antara dua kawasan, misalnya ASEAN dengan MEE.

e. Internasional

Kerjasama internasional adalah bentuk kerjasama ekonomi yang mencakup banyak negara dan bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan saling membantu di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Misalnya IMF, WTO, dan lain-lain.

(33)

Dalam kerjasama antar bangsa dan Negara lebih dikenal dengan istilah hubungan internasional. Hubungan internasional secara sederhana di artikan sebagai hubungan antar bangsa,baik antara Negara dan Negara, antar Negara dengan individu/badan hokum antara warga Negara yang satu dengan warga Negara yang lain.

2

Hubungan internasional didefinisikan sebagai interaksi antara beberapa actor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi Negara-negara , organisasi internasional, organisasi non pemerintah serta individu-individu.

Hubungan internasional mencakup unsur-unsur ekonomi, social, budaya, perpindahan penduduk, pariwisata, olah raga, dan pertukaran budaya. Perilaku para actor hubungan internasional terwujud dalam bentuk kerja sama, perang, konflik, serta interaksi dalam organisasi internasional.

2.4. Pentingnya Hubungan Internasional bagi Suatu Negara

Hubungan internasional menjadi penting bagi suatu Negara karena pada masa sekarang ini diyakini bahwa tidak ada Negara dapat berdiri sendiri . Dengan adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan Negara dapat lebih mudah dilakukan dan perdamaian dunia lebih mudah diciptakan.

Hubungan internasional yang dilakukan oleh suatu Negara sangat di tentukan oleh kekuasaan (power) Dan keamanan (security) Negara yang bersangkutan. Pada tingkat hubungan antar Negara, Negara besar yang memiliki potensi sumber daya yang melimpah bisa saja salah pamor dengan Negara kecil yang tidak memiliki sumber daya alam sama sekali. Akan tetapi, Negara kecil itu memiliki strategi politik luar negeri yang jitu, sehingga mampu menempatkan negaranya sebagai pusat perdagangan kawasan dan pada giliran mampu menjadi factor penentu politik kawasan.

Sebelum melangkah lebih jauh kita harus mengetahui politik luar negeri dengan hubungan luar negeri itu apa sebenarnya.

(34)

Kekuasaan berasal dari tiga sumber yaitu sumber daya yang meliputi geogerafi, sumber daya alam dan penduduk. Sumber yang kedua yaitu sisio-psikologis yang meliputi citra, sikap dan harapan penduduk, serta kualitas kepemimpinan. Dan sumber yang terakhir yaitu kapasitas industry dan kesiapsiagaan militer.

3

Keamanan senantiasa di kaitkan dengan ancaman (meliter, ekonomi maupun politik). Perang bukanlah salah satunya ancaman . Ada ancaman lain yang juga ber pengaruh besar yaitu seperti kelaparan, kemiskinan, penyakit menular, dan bencana alam.

Menurut Barry Buzan , ada lima ancaman terhadap keamanan, yaitu ancaman meliter , ancaman politik, ancaman social, ancaman ekonomi dan ancaman ekologis ( pembakaran hutan, asap akibat kebakaran hutan, dan lain-lainnya). Dalam kerangka kepentingan nasional, ancaman ini merupakan ancaman paling besar saat ini. Hal ini dapat dilihat dalam liberalisasi bidang ekonomi dengan semakin kecilnya peran Negara dalam kegiatan ekonomi.

Ancaman-ancaman tersebut telah menjadi isu global, sehingga hubungan internasional pun diarahkan pada beberapa hal berikut agar mampu mengatasi segala ancaman tersebut.

a) Kepentingan nasional yang meliputi kepentingan ekonomi, politik, social, budaya, pertahanan

keamanan, dan kedaulatan wilayah. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu Negara. Kepentinagan nasional juga merupakan suatu tujuan fundamental dan factor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan suatu Negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan nasional suatu Negara merupakan unsur-unsur pembentuk kebutuhan Negara paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.

b) Upaya memelihara perdamaian dunia yang meliputi penyelesaian konflik secara damai dan

perjanjian damai. Berbagai konflik di dunia , seperti konflik etnis, konflik antar Negara, pelanggaran HAM , dan perkembangan teknologi informasi yang menyadarkan bahwa masalah keamanan telah berkembang pesat seiring dengan proses peradaban manusia. Oleh karena itu, penyelesaian masalah keamanan mengedepankan cara-cara damai dan menghindari penggunaan kekeeasan ( kekuatan meliter ).

2.5.Sarana-Sarana Hubungan internasional

a. Diplomasi

(35)

4

b. Negosiasi

Negosiasi atau Perundingan adalah suatu upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi antar dua Negara tanpa melibatkan pihak ketiga.

c. Lobby

lobby merupakan kegiatan politik yang dilakukan untuk memengaruhi Negara tertentu dan untuk memastikan bahwa pandangan atau kepentingan suatu Negara dapat tersampaikan . lobby bertujuan agar kerja sama internasinal yang terjalin satu Negara dan Negara lain dapat berjalan lancar.

2.6. Manfaat Dan Tujuan Kerja Sama Antar Bangsa

Sebagai yang diamanatkan dalam tujuan Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, bangsa Indonesia merasa wajib dan berkepentingan untuk turut serta dalam memelihara perdamaian dunia. Salah satu cara mewujudkan tujuan tersebut adalah menjalin kerjasama antar bangsa.

Selain itu manfaat yang bias kita rasakan yaitu seperti bantuan bencana alam tsunami dari pemerintah kanada yang memberikan perhatian yang cukup besar terhadap bencana tsunami di aceh dan Sumatra utara melalui pembentukan gugus tugas. Dan masih banyak lagi manfaat yang bisa dirasakan.

Dalam kerjasama antar bangsa yang mencakup krjasama dalam hal organisasi internasional yaitu seperti OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) yang merupakan salah satu organisai yang diikuti oleh Indonesia. Organisasi ini merupakan Organisasi negara pengekspor minyak didirikan 14 September 1960 di Baghdad atas prakarsa negara : Irak, Iran, Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela. Markas besar OPEC di Wina, Austria. Indonesia menjadi anggota OPEC tahun 1962.

1) Tujuan OPEC

Sebagai wadah kerjasama negara-negara penghasil dan pengekspor minyak, organisasi ini bertujuan :

1. Menjaga kestabilan harga minyak di pasar internasional.

2. Menaikkan pendapatan negara anggota dari sektor minyak bumi.

3. Menghindarkan persaingan sesama negara anggota OPEC.

(36)

5

Bahan bakar minyak semakin lama akan semakin berkurang. Oleh karena itu, setiap negara akan berusaha untuk menghemat pemakaian bahan bakar dan juga berusaha untuk mencari bahan penggantinya.

Secara garis besar manfaat dan tujuan kerjasama antar bangsa yaitu

a) Memacu pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kebudayaan setiap Negara serta menciptakan

keadilan dan kesejahteraan social bagi seliruh rakyatnya.

b) Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian

dunia.

c) Menciptakan keamanan dan kestabilan politik kawasan.

6

(37)

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

kerjasama antar bangsa adalah pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua Negara atau lebih untuk mencapai tujuan bersama yang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.Dalam proses kerjasama suatu tujuan yang telah di tentukan akan dilakukan sesuai nilai atau peraturan yang berlaku serta tidak merugikan bangsa dan Negara satu sama lain.

Bentuk-bentuk kerjasama yaitu Bilateral,Multilateral , Regional ,Antar Regional dan Internasional

Hubungan internasional menjadi penting bagi suatu Negara karena pada masa sekarang ini diyakini bahwa tidak ada Negara dapat berdiri sendiri . Dengan adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan Negara dapat lebih mudah dilakukan dan perdamaian dunia lebih mudah diciptakan.

Sarana-sarana hubungan internasional yaitu Diplomasi, Negosiasi, dan Lobby. Secara garis besar manfaat dan tujuan kerjasama antar bangsa yaitu

a) Memacu pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kebudayaan setiap Negara serta menciptakan

keadilan dan kesejahteraan social bagi seliruh rakyatnya.

b) Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian

dunia.

c) Menciptakan keamanan dan kestabilan politik kawasan.

3.2.SARAN

Saran yang dapat kami berikan yaitu :

1. Diharapkan mencari bahan bacaan atau referensi lain untuk menunjung pengetahuan tentang

kerjasama antar bangsa mengingat makalah ini masi sangat jauh dari kesempurnaan 2. Diharapkan dalam pembelajaran materi ini melakukan sharing atau pertukaran informasi.

3. Diharapkan para pembaca atau dalam pembelajaran melakukan diskusi untuk menambah

wawasan.

4. Diharapkan melakukan wawancara pada sumber yang benar-benar menguasai materi kerjasama

antar bangsa.

7

DAFTAR PUSTAKA

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung : Remaja Rosdakarya.

(38)

http://iwayanlidya.blogspot.com/2012/10/makalah-konsep-dasar-pkn.html

Konsep Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai dan Moral

MAKALAH

Konsep Pendidikan Kewarganegaraan

sebagai Pendidikan Nilai dan Moral

MAKALAH INI KAMI BUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS : PKn

MAKALAH INI DISUSUN OLEH :

1. Anggun Rakhmawati (1401412201)

2. Eka Rizki Fitriasih (1401412174)

(39)

ROMBEL : 1 C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah PKN ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari tentang pkn.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan

kedepannya dapat lebih baik.

(40)

Tegal,19 September 2012

Penulis

(41)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... (vi)

Daftar Isi ... (vii)

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang ... (viii)

Rumusan Masalah ... (viiii)

Tujuan Penulisan ... (viiii)

Bab II ISI Pengertian Konsep dalam Materi PKn... (1)

Pengertian Nilai dalam Materi PKn... (1)

Pengertian Moral dalam Pkn ... (2)

Masala Perilaku Moral ... (3)

Yang Perlu Dikembangkan Dalam Pendidikan Nilai ... (3)

Bab III PENUTUP Kesimpulan ... (4)

Saran ... (4)

Daftar Pustaka ... (5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Pendidikan nilai dan moral memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan budi

pekerti dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi

(42)

yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau

bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya

masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari Pendidikan Nilai dan Moral dalam

konteks pendidikan di Indonesia adalah budi pekerti, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang

bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi

muda.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda

diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian siswa melalui

peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan budi pekerti.

Berkaitan dengan pembahasan di atas, bahwa pendidikan nilai dan moral adalah sebuah

wadah pembinaan akhlak. Maka hal ini perlu adanya sebuah pendekatan yang akan membawa

siswa atau peserta didik untuk memaknai dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat. Disampaikan itu kepada calon pendidik, khususnya seorang guru yang kemudian

dijadikan sebagai pengetahuan untuk menerapkan nilai dan moral dalam pembelajaran PKn di

Sekolah Dasar maupun di tingkat selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian nilai didalam Pkn itu?

2. Bagaimana cara menanamkan norma yang

berlaku kepada anak SD?

Mengapa moral yang baik diperlukan bagi

kita?

C.Tujuan

(43)

1. Memahami tenteng apa itu nilai dan moral.

2. Mengetahui bagaimana cara bersikap yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

3. Menghargai nilai dan norma yang telah tertanam didalam suatu masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep dalam Materi PKn

Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran untuk mengelompokan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan seseorang. Meski belum diimplementasikan, konsep yang bersifat positif memiliki makna yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika konsep itu bersifat negatif maka juga akan memiliki makna negatif pula. Contoh konsep : HAM, demokrasi, globalisasi, dan masih banyak lagi. Menurut Bruner, setiap konsep mengandung nama, ciri/atribut, dan aturan.

B. Pengertian Nilai dalam Materi PKn

Pengertian nilai (value), menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku.

Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfungsi

(44)

sebagai pendidikan nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan nila-nilai pancasila atau budaya bangsa melalui pembelajaran yang di lakukan dalam lingkup sekolah.

Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila dan dianjurkan disekolah-sekolah. Secara historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dibeli dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat predikat sebagai jiwa bangsa.

Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup.

1

C. Pengertian Moral dalam Materi Pendidikan Kewarganegaraan

Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi.

Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.

Moral bertujuan membantu peserta didik untuk mengenali nilai-nilai dan menempatkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan semacam ini semakin penting dan menempati posisi sentral karena tingkat kadar persatuan dan kesatuan terutama yang berkaitan dengan kesadaran akan nilai -nilai dalam masyrakat akhir-akhir ini cenderung semakin “pudar”.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral dan moralitas adalah suatu tuntutan perilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku.

Referensi

Dokumen terkait

4. Peraturan-peraturan yang setujui dalam lingkup kerja sama akan dapat dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan negara yang berlaku. Kedua Pihak dapat secara

CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki. oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama

CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat. keterlibatan yang berbeda-beda

Wide Area Network (WAN) merupakan komunikasi antar LAN, antara LAN yang satu merupakan komunikasi antar LAN, antara LAN yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh jarak

Bersama-sama dengan dan antar Perusahaan Afiliasi, Perseroan membangun kerjasama untuk mencapai sinergi dalam berbagai kegiatan bisnis dan sosial baik di tingkat

Istilah ini tidak berlaku dalam undang-undang, yang kami maksud adalah pemalsuan dan pelanggaran undang- undang hak cipta .3 Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik

Beberapa pandangan masyarakat terhadap Pancasila dapat mencakup:  Pancasila sebagai Identitas Bangsa  Pancasila sebagai Pedoman Moral  Pancasila sebagai Dasar Negara yang

Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan