• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAJU SEDIMENTASI DAN AKUMULASI MASSA SEDIMEN PANTAI SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAJU SEDIMENTASI DAN AKUMULASI MASSA SEDIMEN PANTAI SURABAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAJU SEDIMENTASI DAN AKUMULASI MASSA SEDIMEN

PANTAI SURABAYA

Sumining, Sukirno

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

ABSTRAK

Laju sedimentasi pantai surabaya telah dipelajari dengan menggunakan profil radioaktivitas sinar gamma dari Pb-210. Lokasi sampling adalah daerah muara Kalisari dengan posisi 07o 15’ 53,1”LS dan 112o, 47’

95,4”BT dan daerah Morokrembangan, muara Kalianak dengan posisi 07o 13’ 40.8” LS dan 112o, 42’

26.1” BT. Sampel diambil secara konvensional menggunakan pipa PVC diameter 10 cm panjang 1 meter, ditekan kebawah. Sedimen dipilih yang berbentuk lumpur di lokasi yang terlindung, tidak mendapat gangguan seperti angin, air pasang dan air surut, gelombang, gangguan kegiatan manusia dan biologi dll.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang laju akumulasi sedimen pantai Surabaya. Dipilih lokasi diatas karena kawasan ini selain terdapat pelabuhan Tanjung Perak, banyak terdapat tambak-tambak ikan, penangkap ikan, udang, rumput laut dll. Di lokasi muara Kalisari (lokasi 1) aktivitas 210Pb antara 11,996 Bq/kg sampai 26,992 Bq/kg. Aktivitas supported 210Pb sebesar 11,996 Bq/kg.

Laju sedimentasi dari 0,046 cm/th sampai 0,858 cm/th. Laju akumulasi sedimen antara 28,445 kg/m2th.

sampai 316,362 kg/m2th. Di Kalianak Morokrembangan (lokasi 2) aktivitas 210Pb antara 10,696 Bq/kg

sampai 28,212 Bq/kg. Supported 210Pb sebesar 11,626Bq/kg. Aktivitas 210Pb dari atmosfer antara 0,930

Bq/kg sampai 16,586 Bq/kg. Laju fluktuasi massa antara 16,062 kg/m2.th. sampai 1,198 kg/m2.th.

Sedangkan laju sedimentasi dari 0,084 cm/th sampai 0,498 cm/th. Laju sedimentasi lokasi muara Kalianak lebih tinggi dari lokasi Muara Kalisari. Mungkin karena sungai muara Kalianak membawa lebih banyak lumpur atau limbah.

ABSTRACT

Sedimentation rate of Surabaya coast has been studied using gamma radioactivity profile of 210Pb.

Sampling location were the end of Kalisari river with the position of 07o 15’ 53,1”LS dan 112o, 47’ 95,4” E

and Morokrembangan, the end of Kalianak river with position of 07o 13’ 40.8” S dan 112o, 42’ 26.1”E.

Coring has conventionally done using PVC tube, which has 10 cm diameter and 1 meter length.. and pressed down. Sediment preferred were muddy, undisturbed (by tidal, storm, wind, human and biological activity, etc.), and contained of not less than 10% of <<63 µm grain size. Objective of this investigation was to have data of sediment accumulation rate of Surabaya coast. The location was selected because it is the location of Tanjung Perak Port, cultivation of fish, shrimp, sea-weed etc. At the end of Kalisari river (location 1), 210Pb activity was 11.996 to 26.992 Bq/kg. Supported 210Pb.activity was 11.996 Bq/kg.

Sedimentation rate was 0.046cm/y to 0.858 cm/y. Sediment accumulation rate was 28.445 kg/m2y to

316.362 kg/ m2y. At Kalianak Morokrembangan (location 2) the activity of 210Pb was 10.696 Bq/kg to

28.212 Bq/kg. The supported 210Pb activity was 11.626 Bq/kg. Unsupported 210Pb activity ( from the

atmosfer) was 0.930 Bq/kg to 16.586 Bq/kg. Sediment accumulation rate was 16.062 kg/m2y to 1.198 kg/m2y

and the sedimentation rate was 0.084 cm/y to 0.498 cm/y. Sedimentation rate of the end of Kalianak river was higher than the end of Kalisari river, it may come from the river water contained of mud and waste that contribute the sediment accumulation in the coast.

PENDAHULUAN

antai Surabaya sebagai lokasi pelabuhan Tanjung Perak adalah merupakan gerbang aktivitas ekonomi meliputi transportasi laut baik domestik dan internasional, distribusi perdagangan produk kelautan untuk pulau Jawa dan sekitarnya. Oleh karena kontribusi pelabuhan ini terhadap perkembangan ekonomi sangat besar, maka kawasan ini perlu dijaga kelestariannya. Dengan berkembangnya industri dan perdagangan maka data-data lingkungan perlu selalu dimonitor.

P

Salah satu faktor penting yang perlu dipelajari adalah laju akumulasi. Dengan adanya data ini maka perawatan pantai dapat diprogram, apabila terjadi pencemaran sumber maka waktu terjadinya pencemaran dapat ditelusur.

Laju akumulasi sedimen pantai dapat diestimasi dengan menggunakan profil radio-aktivitas 210Pb, radionuklida alam yang ada di dalam sedimen. Ada dua sumber radionuklida 210Pb dalam sedimen, dari dalam tanah disebut supported 210Pb dan dari jatuhan atmosfer disebut excess 210Pb atau unsupported 210Pb. Radionuklida 210Pb merupakan

(2)

anak luruh dari 238U. Sebelum menjadi 210Pb, 238U lebih dahulu menjadi 222Rn yang bersifat folatil. Di atmosfer 222Rn kemudian menjadi 210Pb. Dari atmosfer 210Pb turun bersama-sama dengan butiran air atau partikel-partikel kepermukaan air laut, selanjutnya bersama-sama dengan partikel mengendap. Mengendapnya 210Pb bersama endapan dapat dimanfaatkan untuk menentukan laju pengendapan sedimen dengan mengukur aktivitasnya. Untuk menentukan umur lapisan endapan, 210Pb yang diukur adalah yang berasal dari atmosfer saja bukan yang berasal dari tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang laju akumulasi sedimen pantai Surabaya. Rumus yang digunakan adalah :

t = 1/λ x ln [A0/ A x] t = umur lapisan sedimen

λ = konstanta peluruhan

AO= jumlah aktivitas jenis excess 210Pb dari lapis teratas sampai bawah

Ax = AO - jumlah aktivitas jenis excess dari atas sampai lapis ke-x

BAHAN DAN PERALATAN

Bahan

Sampel sedimen, IAEA SRM –315, vial polietilen, kantong klip 1 kg.

Peralatan

Spektrometer gamma dengan detektor Ge (Li), tabung PVC, timbangan, penggerus agath, ayakan.

METHODOLOGY

Sampel sedimen diambil dengan tabung PVC tanggal 30 Maret 2005 di pantai Surabaya dengan lokasi sampling muara Kalisari dengan posisi 07o 15’ 53,1”LS dan 112o, 47’ 95,4”BT dan daerah Morokrembangan, muara Kalianak dengan posisi 07o 13’ 40.8” S dan 112o, 42’ 26.1”. Pipa PVC lebih dahulu diberi roda dilengkapi dengan ban karet(C) yang ukurannya sama dengan penampang pipa. Bagian tengan ban diberi lubang (F). Pipa ditekan masuk ke dalam sedimen dengan lubang terbuka. Setelah sampai ke dasar sedimen lubang ditutup dengan penutup (E). Selanjutnya pipa ditarik keatas, diatas sedimen akan terjadi fakum sehingga sedimen tidak turun kebawah selama penarikan. Ujung bagian bawah pipa

kemudian ditutup untuk dibawa ke laboratorium. Tahap selanjutnya sedimen didorong keatas dan diiris menjadi lapisan-lapisan dengan ketebalan 2 cm (E). Bagian luar dari lingkaran irisan (D) dipisahkan dari bagian dalam. Kedua bagian ini dikeringkan, dan masing-masing ditimbang dan berat keduanya dijumlah. untuk mengetahui berat total setiap lapisan. Bagian dalam digerus dengan agath, dihomogenisasikan, ditimbang dengan berat 70 gram dan dicacah dengan spektrometer gamma dengan waktu cacah 2jam (7200 detik). Supported 210Pb ditentukan untuk menghitung excess 210Pb. Untuk mengetahui efisiensi pencacahan dilakukan dengan mencacah SRM sedimen IAEA-315 seberat 70 gram, sama dengan berat sampel sedimen yang dicacah.

Gambar 1. Pipa PVC yang diberi ban karet (A) dengan lubang ditengahnya (B) dengan tutup lubang (C) dan irisan sedimen (D). Bagian luar irisan (E) diiris dan dipisahkan dari bagian dalamnya (F)

Contoh perhitungan : waktu pembentukan sedimen, laju sedimentasi dan laju akumulasi massa sedimen yang diambil dari Morokrembangan Kalianak dengan kedalaman 0-2 cm.

Untuk menentukan estimasi umur setiap lapisan digunakan rumus : Ax = Ao.e-λt , (1) Atau tx = 1/λln (Ao/Ax) (2) x Ao = ∑ Aexcess (3) 0

Ao = jumlah aktivitas total 210Pb dari lapis teratas sampai ke lapisan diatas supported 210Pb.

Aktivitas total (A) = supported 210Pb (A supp).dan

excess 210Pb( Aexcess) pada kedalaman 0-2 cm =

28,212 Bq/kg A E C D B F

(3)

Asupp.210Pb dihitung dari rata-rata aktivitas kedalaman 26-28 cm sampai dengan 36 – 38 cm

11,726 + 11836 + 11,781 + 12,091 + 10,696 = ---(5) = 11,626 Bq/kg Berat lapisan = 133,229.10-3kg = 0,133 kg. Luas pipa PVC = 7,854.10-3 m2 Aexcess = A – Asupp = 28,212 Bq/kg – 11,626 Bq/kg = 16,586 Bq/kg = 16,586x0,133kg/7,854.10-3 m2 = 281,353 Bq/m2

Perhitungan akumulasi massa sedimen (dalam kg. m2/th) x Ao = ∑ Aexcess 0 Ao = 316,362 + 193,302 + 161,765 + ...+ 28,445 Bq/m2 Ao = 2704,073 Bq/m2 Ax = Ao – Acum Bq/m2

Acum = jumlah Aexcess/m2 dari lapis 1 sampai lapis ke x, (untuk lapis 0-2 adalah hanya lapis pertama saja.= 2704,073 Bq/m2 316 Bq/m2

= 2387,712 Bq/m2).

Penentuan waktu pembentukan sedimen setiap lapisan dengan rumus

Ax = Ao.e-λt atau tx = 1/λln (Ao/Ax) = 1/0,0311 (2704,073 / 2387,712) tx = 4,01.

Lama pembentukan lapisan sedimen dengan kedalaman 0-2 cm = 4,01 tahun

Laju sedimentasi = 2 cm/4,01tahun = 0,498 cm/th. Laju akumulasi massa sedimen = massa kering lapisan / luas penampang PVC x lama pembentukan = 126,554.10-3 kg / (7,854. 10-3 m2.4,01 tahun = 16,062 kg. m2/th

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data kedalaman, pengukuran aktivitas 210Pb, aktivitas excess 210Pb hasil

perhitungan umur, tahun pembentukan, laju sedimentasi dan laju akumulasi massa sedimen di muara Kalisari (Lokasi 1). Sedimen diiris dengan ketebalan 2 cm. Kedalaman (cm) total Aktivitas 210Pb (Bq/kg) Aktivitas excess 210Pb (Bq/kg) Umur

(tahun) pembentukanTahun

Laju sedimentasi (cm/y) laju akumulasi massa sedimen (kg/m2.y) 0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-12 12-14 14-16 16-18 18-20 20-22 22-24 24-26 26-28 28-30 30-32 32-34 34-36 36-38 26,992 20,915 20,125 23,598 22,730 23,835 21,862 22,177 21,862 21,388 18,705 15,864 16,100 15,390 15,311 13,180 11,996 11,996 11,996 14.995 8.918 8.129 11.602 10.734 11.839 9.865 10.181 9.865 9.392 6.709 3.867 4.104 3.394 3.315 3.315 4.05 6.74 9.20 13.34 17.67 22.86 28.16 34.39 41.66 50.93 59.64 66.19 76.33 86.87 104.26 154.45 2001 1998 1996 1992 1987 1982 1977 1971 1963 1954 1945 1939 1929 1918 1901 1851 0.507 0.792 0.858 0.489 0.467 0,401 0.378 0,323 0,.275 0.217 0.234 0.407 0.216 0.239 0.117 0.046 5.356 6.561 6.527 3.963 3.748 3.006 2.955 2.396 2.007 1.633 1.741 2.990 1.806 2.099 1.015 0.417

(4)

Perhitngan aktivitas excess 210Pb pada

sedimen yang diambil dari Morokrembangan Kalianak dengan kedalaman 0-2 cm.

Aktivitas total supported 210Pb dan excess 210Pb

kedalaman 0-2 cm terukur = 28,212 Bq/kg. Supproted 210Pb adalah rata-rata aktivitas.

Tabel 2. Data aktivitas total 210Pb, aktivitas excess210Pb , umur, tahun pembentukan,

laju sedimentasi, laju akumulasi sedimen di muara Kalianak Morokrembangan ( lokasi 2) Surabaya. Sedimen diiris dengan ketebalan 2 cm. Depth (cm) Aktivitas total 210Pb (Bq/kg) Aktivitas excess 210Pb (Bq/kg) Umur sedimen (tahun) Tahun pembentukan Laju sedimenTasi (cm/th) Laju akumulasi massa sedimen (kg.m2/th) 0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-12 12-14 14-16 16-18 18-20 20-22 22-24 24-26 26-28 28-30 30-32 32-34 34-36 36-38 28,212 23,872 21,081 19,686 17,826 17,671 18,446 15,01 16,121 15,811 14,571 16,586 13,331 11,726 11,836 11,781 12,091 10,696 11,626 16,586 12,246 9,466 8,061 6,200 6,045 6,820 3,875 4,495 4,185 2,945 4,960 1,705 4,010 13,489 19,345 24,113 29,117 34,934 41,638 46,789 54,433 62,419 69,254 89,528 100,899 1997 1991 1985 1980 1975 1970 1963 1958 1950 1942 1935 1915 1904 0,498 0,356 0,336 0,410 0,389 0,336 0,245 0,399 0,252 0,262 0,290 0,084 0,221 16,062 9,316 10,113 10,054 11,226 9,736 7,107 10,390 7,353 6,195 6,987 2,762 4,855 -40 -30 -20 -10 0 0 10 20 30 Pb-210 activitas (Bq/kg) K ed al am an ( cm ) -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 0 10 20 30 Pb-210 activitas (Bq/kg) K ed al am an ( cm )

(5)

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pipa PVC berdiameter 10 cm, bagian luar dari lingkaran irisan sedimen dipisahkan dari bagian dalam. Pemisahan dilakukan karena pada bagian saat pengambilan selama gerakan sedimen dalam pipa terjadi pencampuran antara lapisan atas dengan lapisan dibawahnya. Sampel dikeringkan agar diperoleh kondisi yang sama dari lapisan atas dan bawah, ditimbang 70 gram. Penimbangan 70 gram ini disamakan dengan berat SRM IAEA-315 untuk mendapatkan efisiensi pencacahan sedimen. Tenaga sinar gamma dari 210Pb adalah pada tenaga 46,2 keV. Waktu pencacahan selama 2 jam atau 7200 detik dimana pada berat dan waktu ini pencacahan sudah cukup optimum. Supported atau aktivitas 210Pb dari lapisan tanah diperoleh dengan melihat aktivitas total 210Pb yang telah konstan. Laju akumulasi sedimen dihitung dari aktivitas 210Pb yang berasal dari atmosfer, dihitung dari aktivitas setiap lapisan dikurangi dengan aktivitas 210Pb dari tanah ( supported ).

Aktivitas jenis total 210Pb yang menurun pada sedimen muara Kalisari kedalaman 2-4 cm dan 4-6 cm dapat disebabkan karena pada saat lapisan terbentuk, terjadi erosi misalnya karena banjir, air pasang surut atau gelombang besar yang membawa lumpur yang telah diendapkan sehingga endapan yang tersisa berbentuk pasir. Pada lumpur yang terlarut banyak mengandung 210Pb sehingga larutnya lumpur menyebabkan kandungan 210Pb dalam sedimen berkurang, dan aktivitas total 210Pb menurun. Lumpur di bagian ini banyak mengandung pasir. Di kedua lokasi makin dalam sedimen aktivitas total 210Pb cenderung makin rendah karena umurnya makin tua, meskipun kenyataannya berfluktuasi disebabkan karena kondisi lapisan yang berbeda-beda. Tinggi rendahnya kandungan 210Pb dalam sedimen pada kedua lokasi selain dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan ukuran butir sedimen, juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Erosi maupun penggalian di lokasi lain ( daerah sepanjang sungai) yang terbawa oleh arus sungai dan kemudian mengendap di muara lokasi tersebut. Disamping itu gelombang yang kuat yang membawa endapan dari dasar laut mengendap di daerah pantai menyebabkan kandungan 210Pb di muara meningkat. Sedangkan kondisi lingkungan yang menyebabkan kandungan 210Pb menurun adalah pasang surut. Pada saat air surut, air akan bergerak kelaut dengan membentuk aliran yang cepat. Fenomena tersebut berlangsung terus menerus sehingga aliran air tersebut dapat mengikis endapan di muara. Kondisi lingkungan ini mempengaruhi laju akumulasi sedimen.

Di lokasi 1(muara Kalisari) aktivitas antara 11,996 Bq/kg pada kedalaman 34-36 cm sampai

36-38 cm sampai 26,992 Bq/kg pada permukaan atau kedalaman 0-2 cm. Aktivitas supported 210Pb dihitung dari rata-rata aktivitas terendah yaitu dari lapisan dengan kedalaman 32-34cm sampai 36-38 cm , sebesar 11,996 Bq/kg. Laju sedimentasi dari 0,046 cm/th pada kedalaman 30-32 cm sampai 0,858 cm/th pada kedalaman 4-6 cm. Sedangkan laju akumulasi sedimen antara 0,417 kg/m2.th. pada kedalaman 30-32 cm sampai 6,561 kg/m2.th pada kedalaman 2-4 cm..

Di lokasi 2 (muara Kalianak ) aktivitas 210Pb antara 10,696 Bq/kg pada kedalaman 36 – 38 cm sampai 28,212 Bq/kg pada permukaan atau kedalaman 0-2 cm. Supported 210Pb adalah rata-rata aktivitas dari kedalaman 30-32 cm sampa 36- 38 cm sebesar 11,626Bq/kg.

Aktivitas 210Pb dari atmosfer antara 0,930 Bq/kg pada kedalaman 28-30 cm sampai 16,586 Bq/kg pada permukaan. Laju akumulasi massa sedimen antara 2,762 kg/m2.th pada kedalaman 22-24 cm sampai 11,226 kg/m2.th pada kedalaman 8-10 cm. Sedangkan laju sedimentasi dari 0,084 cm/th pada kedalaman 22-24 cm sampai 0,401 cm/th pada kedalaman 0-2 cm. Data menunjukkan bahwa terjadi pencampuran lapisan sedimen lokasi Kalisari kedalaman 12-14 cm sampai dengan 18-20 cm, dapat dilihat dari aktivitas total yang hampir sama. Laju sedimentasi lokasi 1 (muara Kalisari) lebih tinggi dari lokasi 2 (muara Kalianak), mungkin disebabkan karena sungai Kalisari membawa lebih banyak lumpur atau limbah dari sungai Kalianak. Pada sedimen lokasi Kalisari laju sedimentasi makin kedalam makin lambat, hal ini karena di muara Kalisari sedimen pada lapisan bawah mengalami tekanan yang semakin besar dari lapisan sedimen di atasnya sehingga semakin kebawah sedimen semakin padat. Peristiwa ini disebut kompaksi atau pemampatan. Pemampatan menyebabkan ketebalan sedimen berkurang sehingga dari hasil perhitungan diperoleh nilai laju akumulasi sedimen yang lebih kecil dari yang seharusnya (grafik 1) yang cenderung menurun. Pemampatan ini selain dapat dilihat dari grafik laju sedimentasi juga adapat dilihat dari massa kering total lapisan sedimen yang makin kebawah massanya makin besar.

Tidak banyak gangguan dialami oleh kedua lokasi baik secara fisik, karena kegiatan biota maupun manusia dapat dilihat dari tidak adanya fluktuasi aktivitas 210Pb pada grafik aktivitas 210Pb versus kedalaman secara signifikan (gambar 1dan 2).

Dari data aktivitas 210Pb yang makin kedalam makin menurun menunjukkan bahwa sedimen yang diambil memenuhi syarat untuk dating yaitu sedimen yang :

(6)

1. Mempunyai ukuran butiran berukuran<63 µm lebih dari 10%. Unsupported atau excess 210Pb yang berasal dari atmosfer biasanya berasosiasi dengan bahan butiran halus

2. Tidak terganggu oleh pencampuran fisik atau biota.

3. Paling sedikit 2 gram setiap lapis sampel diperlukan untuk satu kali penentuan unsupported 210Pb dengan menggunakan metoda spektrometri alpha. Untuk pengulangan analisis dan untuk penanggulangan aktivitas rendah atau hilangnya sampel selama proses preparasi diperlukan 5 gram

4. Paling sedikit 20 gram diperlukan untuk penentuan unsupported 210Pb dengan metoda spektrometri gamma.

5. Sampel tidak boleh dikeringkan pada temperatur > 1050

6. Untuk mengevaluasi hasil perhitungan perlu dilengkapi data-data dengan informasi besaran butiran terutama fraksi <63 µm dan <2 µm, kandungan organik, porositas dan densitas kering.

KESIMPULAN

Di lokasi 1(muara Kalisari) aktivitas antara 11,996 Bq/kg padakedalaman 34-36 cm sampai 26,992 Bq/kg pada kedalaman 0-2 cm. Laju sedimentasi dari 0,046 cm/th pada kedalaman 30-32 cm sampai 0,858 cm/th pada kedalaman 4-6 cm. Sedangkan laju akumulasi massa sedimen antara 0,417 kg/m2.th. pada kedalaman 30-32 cm sampai 6,561 kg/m2.th pada kedalaman 2-4 cm..

Di lokasi 2 (muara Kalianak ) aktivitas 210Pb antara 10,696 Bq/kg pada kedalaman 36-38 cm di permukaan atau pada kedalaman 0-2 cm sampai 28,212. Laju akumulasi massa sedimenantara antara 16,062 kg/m2.th pada kedalaman 0-2 cm sampai 2,762 kg/m2.th. Sedangkan laju sedimentasi dari 0,084 cm/th pada kedalaman 22-24 cm sampai 0,498 cm/th pada kedalaman 0-2 cm.

Data menunjukkan bahwa laju akumulasi sedimen lokasi 1 (muara Kalisari) lebih tinggi dari lokasi 2 (muara Kalianak). Hal ini mungkin disebabkan karena sungai Kalisari membawa lebih banyak lumpur atau limbah dari pada sungai Kalianak Morokrembangan.

Tidak banyak gangguan dialami oleh kedua lokasi pengambilan sampel.

DAFTAR PUSTAKA

1. RON SZYMCZAK, Sampling Strategies And Methodologies, IAEA Regional Training Course On Application of Tracers To Study Transport Processes And Sedimentation Rates in The Marine Environment, Thailand, 21 February – 4 March 2000.

2. WISNU SUSETYO, Spectrometri Gamma dan Penerapannya Dalam Anlisis Pengaktifan Neutron , Gadjah Mada University Press (1988) 3. SANCHEZ-CABEZA, J.A., Sediment Core

Frofiles And Accumulation Rates. University 4. Antonoma dengan Barcelona (2000).

5. EISMA, D; BERGER, G.W., CHEN WEI-YUE & SHEN JIAN, Pb-210 As a Tracer For Sediment Transport And Deposition In The Dutch-German Waddensea. Proceeding KNGMG Symposium Coastal Lowlands, Geology And Geotechnology, 237-253 (1989) 6. BERGER, G.W., EISMA, D and VAN

BENNEKOM, A.J., Pb-210 Derived Sedimentation

7. Rate In The Vlieter, A Recently Filled In Tidal Channel In The Waddensea. Netherland

8. Journal Of Sea Research 21 (4) 287-294 (1987).

TANYA JAWAB

H. Muryono

−Fungsi penentuan profil Pb-210 untuk apa saja?

−Selain penetuan laju sedimentasi? Sumining

−Untuk mengetahui kejadian-kejadian yang dialami sediment setiap lapisan /setiap kurunwaktu tertentu.

−Setelah mengetahui umur lapisan sedimen, data ini dapat digunakan untuk mengetahui kapan terjadi kontaminasi di lokasi tersebut, secepatnya dapat ditelusur asal kontaminan.

No Name

−Mengapa pengirisan sediment harus 2 cm?

(7)

−Biasanya Pb 210 tidak dapat dideteksi karena energinya rendah. Bagaimana cara mengukurnya? Sumining

Agar dapat diperoleh perubahan aktivitas Pb 210

dalam kurun waktu yang pendek, untuk mengetahui /estimasi kronologi kejadian yang dialamisetiap 2 cm lapisan sediment

Dlam proses pendorongan keluar sedimen dari

PVC lapisan terluar yang menempel di dinding PVC akan bercampur dengan lapisan diatasnya, sehingga perlu dipisahkan, tidak ikut dideteksi, tetapi beratnya masih diperlukan.

Detektor gamma disetel dulu khusus untuk tenaga

Gambar

Tabel 1. Data   kedalaman,   pengukuran   aktivitas   210 Pb,   aktivitas   excess   210 Pb   hasil  perhitungan umur, tahun pembentukan, laju sedimentasi dan laju akumulasi  massa   sedimen   di   muara   Kalisari   (Lokasi   1)
Tabel 2. Data aktivitas total  210 Pb, aktivitas excess 210 Pb , umur, tahun pembentukan,  laju   sedimentasi,   laju   akumulasi   sedimen   di   muara   Kalianak  Morokrembangan ( lokasi 2) Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat lain yaitu menurut Samsudin (2008: 8) berpendapat bahwa tujuan pengembangan motorik kasar untuk anak usia dini yaitu untuk penguasaan keterampilan yang

Metode yang digunakan yaitu dengan cara mengevalusi serta membandingkan rencana penambangan dan realisasi produksi yang tercapai pada bulan Januari 2018 untuk menganalisis

Judul penelitian yang ketiga yaitu “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Pada Pembelajaran Fiqih Kelas X Madrasah Aliyah Negeri MAN Malang 1” yang ditulis

[r]

Namun dari hasil wawancara tersebut dapat terlihat rendahnya motivasi belajar pada mahasiswa yang ditandai dengan pasifnya mahasiswa saat dikelas karena merasa bosan, adanya

Namun kelompok tani kurang dapat berperan optimal dalam masyarakat petani Suku Toraja di wilayah ini, sehingga sesepuh masyarakat yang juga beberapa merangkap sebagai ketua kelompok

Dengan melihat dari beberapa prinsip- prinsip perlindungan konsumen jelas penggunaan klausul baku pada karcis retribusi spot foto wisata di Wisata Watu Bale ini belum memiliki

'tandar pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi pengelolaan oat dan ahan medis hais pakai serta pelayanan farmasi klinis. Pelayanan farmasi klinis meliputi