• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dari pada fasilitas pelayanan lainnya (Budi, 2011).Rumah. sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kompleks dari pada fasilitas pelayanan lainnya (Budi, 2011).Rumah. sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit memberikan pelayanan menyeluruh dan paling kompleks dari pada fasilitas pelayanan lainnya (Budi, 2011).Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44 tahun 2009). Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus didukung adanya sarana penunjang yang memadai antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis di setiap instansi pelayanan kesehatan termasuk di rumah sakit.

Salah satu bentuk pelayanan non-medis di rumah sakit adalah pelayanan rekam medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Adapun tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya

(2)

2 peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit (Permenkes no. 269/MENKES/PER/III/2008).

Dalam pelayanan kesehatan terutama yang dilakukan dokter di rumah sakit, peranan rekam medis sangat penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan yang diberikan. Hal ini disebabkan catatan yang terdapat dalam rekam medis merupakan bukti dokumentasi tertulis berupa perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pencatatan yang lengkap dan berkesinambungan dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat dan valid. Informasi yang dihasilkan akan menjadi dasar untuk menentukan kebijakan dalam peningkatan pelayanan hal ini dikarenakan informasi merupakan darah dan nyawa dalam sistem pelayanan kesehatan (Huffman, 1994).

Resume (Ringkasan riwayat pulang) merupakan ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Lembar ini harus ditandatangani oleh dokter yang merawat pasien. Lazimnya informasi yang terdapat di dalamnya adalah mengenai jenis perawatan yang diterima pasien, reaksi tubuh terhadap pengobatan, kondisi saat pulang serta tindak lanjut pengobatan setelah pulang perawatan. Kegunaan dari ringkasan riwayat pulang adalah untuk menjaga kelangsungan perawatan di kemudian hari

(3)

3 dengan memberikan tembusannya kepada dokter utama pasien, dokter yang merujuk dan konsultan yang membutuhkan, memberikan informasi untuk menunjang kegiatan komite telaah staf medis, memberikan informasi kepada pihak ketiga yang berwenang dan memberikan informasi kepada pihak pengirim pasien ke RS (Hatta, 2008).

Ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat identitas pasien, diagnosa masuk dan indikasi pasien dirawat, ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan tindak lanjut serta nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan (Permenkes no. 269/MENKES/PER/III/2008).

Rekaman dalam berbagai bentuk apa pun senantiasa mencakup informasi standar seperti adanya data demografi (misalnya, nama lengkap) maupun data medis (misalnya, keluhan utama, alasan dirawat atau berobat, riwayat sebelumnya dan pemeriksaan, penilaian dan rencana, catatan perkembangan, hasil pemeriksaan maupun perintah dokter). Demikian juga beberapa bentuk pelayanan khusus juga mempunyai cara pendokumentasiannya sendiri. Walaupun demikian rekaman yang dilakukan tetap harus lengkap dan berkualitas serta mengikuti standar pendokumentasian (Huffman, 1994).

(4)

4 Rekam medis mengandung informasi tentang perawatan kesehatan pasien dan diperlukan untuk perawatan pasien sekarang dan yang akan datang. Informasi yang terkandung di rekam medis juga digunakan untuk manajemen dalam perencanaan fasilitas, pelayanan perawatan kesehatan, penelitian medis dan hasil dari statistik pelayanan kesehatan. Dokter, perawat, dan profesi pelayanan kesehatan lainnya bertugas mengisi rekam medis. Mereka menggunakan informasi yang terdapat dalam rekam medis untuk melakukan perawatan ketika pasien datang kembali ke rumah sakit. Petugas rekam medis bertugas untuk memastikan rekam medis tersedia pada pelayanan kesehatan ketika pasien kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib. Berdasarkan UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran dan iurannya dibayar oleh pemerintah. Berdasarkan UU No. 24 tahun 2011 tentang badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) pasal 6 ayat 2 menjelaskan bahwa BPJS menyelenggarakan jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian.

(5)

5 Lembar resume medis pasien JKN rawat inap merupakan salah satu syarat untuk mengajukan claim dari pihak rumah sakit terhadap BPJS. Hal ini sebagai bukti bahwa pasien telah menerima pelayanan dari masuk hingga pulang perawatan.

RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta merupakan rumah sakit khusus mata yang menangani penyakit mata dari rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Menuliskan ringkasan riwayat pasien dari pasien datang hingga pasien pulang menggunakan lembar resume medis, karena RS. Mata “Dr Yap” adalah rumah sakit khusus, pasien rawat inap lebih sedikit dibandingkan rumah sakit umum pada dasarnya, tetapi kenapa masih ada yang tidak lengkap dalam lembar resume medisnya.

Berdasarkan hasil observasi pada 8 Februari 2014 di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta menunjukkan 100 lembar resume tidak lengkap. Dari hasil wawancara dengan Kepala Instalasi Rekam Medis bahwa masih ada masalah terkait dengan pendokumentasian berkas rekam medis. Hal ini terkait dengan ketidaklengkapan lembar resume medis.

Berdasarkan observasi dan wawancara di rumah sakit tersebut maka penulis mengambil judul “Faktor-Fakor Yang Menyebabkan Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien JKN Dan NON-JKN Di RS. MATA “Dr. Yap” YOGYAKARTA”.

(6)

6 B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kelengkapan lembar resume pada berkas rekam medis rawat inap di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat kelengkapan lembar resume pada rekam medis rawat inap pasien JKN dan NON-JKN di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui berapa persentase kelengkapan data identifikasi, laporan penting, dan autentikasi lembar resume pada berkas rekam medis rawat inap pasien JKN dan NON-JKN di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta.

b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan lembar resume pada berkas rekam medis rawat inap pasien JKN dan NON-JKN di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta.

c. Mengetahui upaya Instalasi Rekam Medis untuk meningkatkan kelengkapan lembar resume pada berkas rekam medis rawat inap pasien JKN dan NON-JKN di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta.

(7)

7 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit

Manfaat penelitian ini bagi rumah sakit adalah memberikan gambaran kepada rumah sakit tentang pemanfaatan indikator mutu pelayanan tentang angka ketidaklengkapan pengisian catatan medis terutama pada lembar resume.

b. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang berharga secara langsung di rumah sakit dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan dalam pembelajaran ilmu rekam medis dan meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis.

b. Bagi Peneliti Lain

Dapat menjadi acuan dan wacana bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema yang hampir sama.

(8)

8 E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang “Faktor-Fakor Yang Menyebabkan Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien JKN Dan NON-JKN Di RS. MATA “Dr. Yap” YOGYAKARTA” belum pernah dilakukan orang lain, namun penelitian yang hampir sama pernah dilakukan, antara lain :

1. Nurmalita Fitriyani (2009), dengan judul “Analisis Kuantitatif Terintegrasi Lembar Resume Berkas Rekam Medis Rawat Inap Pasien Penyakit Dalam RSU Banyumas”. Hasil penelitian rata-rata persentase kelengkapan lembar resume pelayanan penyakit dalam adalah identifikasi 100% terisi lengkap, bukti rekaman 41,27% terisi lengkap, keabsahan rekaman 34% terisi lengkap. Faktor ketidaklengkapan pengisian lembar Resume medis adalah beban kerja dokter yang tinggi, sehingga dokter lebih mementingkan pelayanan pasien dari pada kelengkapan resume medisnya. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Persamaan dengan penelitian yang diambil peneliti adalah menganalisis kelengkapan resume rekam medis rawat inap. Perbedaannya adalah lokasi penelitian yang dilakukan RSU Banyumas sedangkan peneliti di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta.

2. Anugrah Humairah (2011), dengan judul “ Penyebab Ketidaklengkapan Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap di

(9)

9 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Hasil penelitian untuk kelengkapan lembar resume medis yang terisi lengkap adalah 45 lembar dan tidak terisi lengkap adalah 55 lembar. Berdasarkan klasifikasi lembar resume medis ada tiga klasifikasi, yakni identitas, pemeriksaan dan autentikasi. Kelengkapan lembar resume medis dalam persentase identitas adalah 55,9%, pemeriksaan adalah 42,7% dan autentikasi 68%. Faktor yang menyebabkan kenapa lembar resume medis tersebut tidak terisi lengkap karena waktu kerja dokter yang terlalu sibuk, pasien minta pulang paksa (APS). Upaya yang sudah dilakukan oleh pihak rumah sakit adalah perawat yang selalu mengingatkan dokter untuk mengisi lengkap lembar Resume medis dan dari petugas rekam medis selalu mengembalikan Resume medis yang belum terisi lengkap kepada dokter yang bersangkutan. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, data berupa kuantitatif dan rancangan data yang digunakan adalah cross sectional. Persamaan dengan penelitian yang diambil peneliti adalah menganalisis kelengkapan Resume rekam medis rawat inap. Perbedaannya adalah lokasi penelitian yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sedangkan peneliti di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta.

3. Ari Setiawan (2008) , dengan judul “Analisis Kelengkapan Resume Pada Rekam Medis Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah

(10)

10 Delanggu”. Hasil penelitian rata-rata persentase kelengkapan lembar Resume medis pelayanan (Obsgyn, Penyakit Dalam, Bedah, dan Saraf) adalah identifikasi 100% terisi lengkap, laporan-laporan penting 80,03% terisi lengkap, autentikasi 85,9% terisi lengkap. Faktor ketidaklengkapan yaitu dokter tamu 87% dengan jam kerja tinggi, jumlah tenaga rekam medis terbatas, kebijakan belum semua dijalankan, dan pasien pulang paksa. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menggunakan rancangan penelitian croos sectional. Persamaan dengan penelitian yang diambil peneliti adalah menganalisis kelengkapan Resume rekam medis rawat inap. Perbedaannya adalah lokasi penelitian yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Delanggu sedangkan peneliti di RS. Mata “Dr. Yap” Yogyakarta. F. Gambaran Umum Rumah Sakit Mata “Dr. Yap” Yogyakarta

Berdasarkan buku 80 tahun RS. Mata Dr. YAP (1923), didapatkan gambaran umum tentang RS. Mata “Dr. Yap” yang menjelaskan tentang:

1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta

Sejak berdiri pada 29 Mei 1923, Rumah Sakit Mata dr. Yap merupakan rumah sakit khusus yang lingkup kegiatannya meliputi upaya peningkatan kesehatan mata; pencegahan dan deteksi dini penyakit mata; diagnosis dan tindakan penyembuhan terhadap pasien penyakit mata serta

(11)

11 memajukan ilmu kesehatan mata. Rumah Sakit Mata dr. Yap berstatus sebagai rumah sakit swasta milik masyarakat Yogyakarta. Keberadaan Rumah Sakit Mata dr. Yap dan lembaga lain yang didirikan disampingnya tidak dapat dilepaskan dari prakarsa dan usaha Dr. Yap Hong Tjoen. Dr. Yap Hong Tjoen adalah warga keturunan Tionghoa. Sejak di Negeri Belanda sudah timbul hasrat Dr. Yap untuk mengamalkan keahlian dan kepandaianya kepada rakyat Indonesia. Karena itulah, setibanya di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya di Negeri Belanda, Dr. Yap Hong Tjoen berusaha untuk segera merealisasikan harapan dan cita-citanya itu. Awal mula dirintisnya Rumah Sakit Mata Dr.YAP ditandai dengan:

a. Berdirinya Centrale Vereeninging tot bevordering der Oogheelkunde (CVO)

b. Berdirinya Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders c. Berdirinya Balai Mardi Wuto

d. Perubahan Menjadi Rumah Sakit mata Dr. Yap

Ketika pemerintah pendudukan jepang tiba di Yogyakarta pada tahun 1942, Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders berganti nama menjadi Rumah Sakit Mata Dr. Yap untuk menghilangkan yang ada hubungannya dengan pemerintahan penjajahan Belanda. Namun demikian, Rumah

(12)

12 Sakit Mata Dr. Yap tetap diusik oleh bala tentara pendudukan Jepang dengan mengobrak-abrik disana-sini. Bahkan, Dr. Yap Hong Tjoen ditangkap dan ditawan. Sejak saat itu sampai sekarang, nama Rumah Sakit Mata Dr. Yap tidak pernah mengalami pergantian.

a. Penyerahan Kuasa kepada Dr. Yap Kie Tiong

Pada tahun 1948, Dr. Yap Kie Tiong putera Dr. Yap Hong Tjoen, kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya dinegeri Belanda dengan meraih gelar doktor dibidang penyakit mata. Dr. Yap Hong Tjoen telah mempersiapkan penerusnya untuk melanjutkan pengabdiannya kepada masyarakat. Untuk itu melalui Akte Notaris No. 53 tanggal 17 Juni 1949 dihadapan Notaris J. Hofstade di Semarang, Dr. Yap Hong Tjoen menyerahkan kuasa penuh kepaha Dr. Yap Kie Tiong mengenai segala sesuatunya yang berkaitan dengan Centrale Vereeninging tot bevordering der Oogheelkunde in Nederlandsch-Indie (CVO), Vorstenlandsch Blinden Instituut, dan Rumah Sakit Mata Dr. Yap. Setelah menyerahkan kuasa penuh kepada puteranya, Dr. Yap Hong Tjoen meninggalkan Indonesia pada bulan Juni 1949 dan meninggal dunia dinegeri Belanda. Dr. Yap Kie Tiong mengemban kuasa penuh dari ayahnya, hingga wafatnya tanggal 9 Januari 1969. Sebelum

(13)

13 meninggal dunia, Dr. Yap Kie Tiong sempat menulis sepucuk surat wasiat berkaitan dengan kelangsungan Rumah Sakit Mata Dr. Yap yang ditujukan kepada Kanjeng Gusti Paku Alam VIII, Bapak Soemitro Kolopaking, Mr. Soemarman, dan dua anggota lain yang tidak disebutkan namanya. Isi wasiat tersebut antara lain “permintaan mengambil alih Rumah Sakit Mata Dr. Yap guna kepentingan masyarakat”.

b. Masa Peralihan

Dengan meninggalnya Dr. Yap Kie Tiong menyebabkan Rumah Sakit Mata Dr. Yap mengalami kekosongan pimpinan. Selaku Komisaris Stichting Vorstenlandsch Blinden Instituut sekaligus mengemban wasiat Dr. Yap Kie Tiong, Sri Paku Alam VIII berkoordinasi dengan Mr. Soemitro Kolopaking, Mr. Soemarman dan keluarga Dr. Yap Kie Tiong, yakni Ir. Yap Kie Han untuk menyikapi keberadaan Rumah Sakit Mata Dr. Yap saat itu.

Untuk menjaga kelangsungan Rumah Sakit Mata Dr. Yap, Ir Yap Kie Han membantu finansial untuk mencukupi kebutuhan pengelolaan rumah sakit dan bersama Mr. Soemarman mengusahakan dokter ahli mata pengganti. Bulan April 1969 Prof. Dr. Pranowo dan dr. Gunawan dari Bagian Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas

(14)

14 Gadjah Mada masuk, tetapi tidak bersedia menjadi pemimpin.

Tanggal 1 April 1971, dr. Basarodin K., Dokter mata senior dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjabat sebagai pimpinan Rumah Sakit Mata Dr. Yap secara definitif melalui penetapan dari Pemerintah (Kep. Pres. RI No. 13032/B/Pers/720/PT/1974).

c. Berdirinya Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo.

Pada tanggal 9 November 1972 badan hukum yang mengelola Rumah Sakit Mata Dr. Yap resmi didirikan dengan nama Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo. Sebagai pendirinya adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII, Raden Adipati Ario Soemitro Kolopaking Purbonegoro, Ir. Nicholas Tjandi Rosari (selaku kerabat dan kuasa keluarga Dr. Yap), dan Ir. Yap Kie Han (adik kandung Dr. Yap Kie Tiong).

Tujuan Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo pun dapat dikatakan sama dengan tujuan CVO, yaitu:

1. Memajukan dan meningkatkan ilmu pengetahuan penyakit mata di Indonesia

(15)

15 2. Memberantas penyakit mata dalam arti yang

seluas-luasnya

Adapun untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan usaha-usaha yang akan dan sedang dilakukan yayasan, sebagai berikut:

1. Melanjutkan Rumah Sakit Mata Dr. Yap di Yogyakarta. 2. Mendirikan dan menyelenggarakan rumah sakit mata

serupa dilain-lain tempat

3. Mendirikan klinik-klinik penyakit mata ditempat bila perlu

4. Mengadakan riset tentang penyakit mata

5. Menjadi training centre untuk tenaga-tenaga medis khusus untuk penyakit mata

6. Mengadakan kerjasama dengan universitas-universitas, lembaga-lembaga ilmiah, organisasi-organisasi lain dalam maupun luar negeri

7. Mendirikan Bank Mata;

8. Mengadakan usaha-usaha lain yang sah bagi kesejahteraan para penderita penyakit mata.

Pada tahun 1987 dilakukan perubahan atas susunan pengurus Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo. Susunan pengurus Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo yang baru, terdiri dari seorang

(16)

16 pelindung yaitu Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, tiga orang penasehat, seorang ketua yaitu KGPH H. Mangkubumi, tiga orang wakil ketua, dua orang sekretaris, dua orang bendahara, dan tujuh orang anggota. Selain itu juga ditetapkan pengurus harian yang terdiri dari masing-masing seorang ketua, sekretaris, dan bendahara, serta dua orang anggota.

Selama periode tahun 1987-1989, kepengurusan Yayasan Rumah Sakit Mata dr. Yap Prawirohusodo yang kedua ini selama masa tugasnya telah mendatangkan konsultan ahli dari luar negeri, yaitu Dr. HB Meerdink, seorang ahli dalam bidang rumah sakit; E. Lammerts van Bueren, seorang ahli manajemen dan keuangan; Prof. Dr. Crone, seorang ahli medis mata.

Pada tahun 1989 terbentuk kepengurusan baru Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo. Susunan kepengurusan yang baru terdiri dari seorang pelindung yaitu Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, empat orang penasehat, seorang ketua yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X, dua orang wakil ketua, dua orang sekretaris, dua orang bendahara, dan tujuh orang anggota. Selain itu juga ditetapkan pengurus harian yang terdiri dari

(17)

17 masing-masing seorang ketua, sekretaris, dan bendahara, serta dua orang anggota

Selama periode tahun 1989-1998, kepengurusan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Prawirohusodo yang ketiga ini dalam masa tugasnya telah mendirikan Yayasan Mardi Wuto pada tanggal 20 Agustus 1991. Susunan kepengurusan Yayasan Mardi Wuto terdiri dari seorang pelindung yaitu Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, dua orang penasehat, seorang ketua umum yang dijabat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, dua orang wakil ketua, dua orang sekretaris, dua orang bendahara, dua orang pembantu umum, dan penanggung jawab bidang yang meliputi pendidikan dan latihan, penempatan/penyalut tenaga kerja, usaha dan dana, informasi dan komunikasi, perpustakaan.

Yayasan Mardi Wuto didirikan dengan tujutn membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan bagi para tunanetra. Usaha dan kegiatan yang dilaksanakan meliputi: mendirikan perpustakaan kaset dan buku Braille, perekaman buku-buku pengetahuan untuk pelajar, mahasiswa tunanetra, dan menerima pesanan perekaman, pembinaan untuk hidup mandiri, memperluas kesempatan pendidikan bagi para tunanetra, penyaluran tenaga kerja bagi para tunanetra, pendidikan keterampilan bagi tunanetra,

(18)

18 pelajaran bahasa Inggris, kesenian dan olahraga untuk tunanetra.

Pada tahun 1998 terbentuk kepengurusan baru pada Yayasan Rumah Sakit Dr. Yap Prawirohusodo dan terdapat perubahan pada pasal tujuh ayat lima tentang masa jabatan ditetapkan selama lima tahun, sebelumnya masa jabatan tidak dibatasi. Selain itu, juga ditetapkan susunan pengurus Yayasan Rumah Sakit Dr. Yap (Pasal 7 ayat 6) terdiri dari seorang pelindung yaitu Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Propinsi. D. I. Yogyakarta, tiga orang penasehat, seorang ketua yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X, tiga orang wakil ketua, dua orang sekretaris, dua orang bendahara, empat orang anggota, dan pengurus harian yang masing-masing seorang ketua, sekretaris, dan bendahara serta tiga orang anggota.

Kemudian pada tanggal 9 September 1999 ditetapkan susunan kepengurusan baru Yayasan Rumah Sakit Dr. Yap Prawirohusodo yang terdiri dari pelindung yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X, dewan pengawas/penasehat, masing-masing seorang ketua yang dijabat oleh Ir. Budi Darmito, MM, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara, ketua bidang umum, wakil ketua bidan umum, ketua bidang medik dan rumah sakit, wakil ketua

(19)

19 bidang medik dan rumah sakit, dan ketua bidang pemasyarakatan dan kesejahteraan, serta wakil ketua bidang pemasyarakatan dan kesejahteraan.

2. Lokasi RS Rumah Sakit Mata Dr. YAP berada di Jl. Cik Ditiro no 5 Yogyakarta 55223, telp/fax (0274)562054, 547448, 550380.

3. Jenis dan Tipe Rumah Sakit

RS Mata Dr.YAP adalah rumah sakit swasta yang berjenis umum dan bertipe B.

4. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan a) Falsafah

Manusia adalah makhluk visual. Mata merupakan salah satu panca indra yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang yang akan sangat berperan dalam mencerdaskan bangsa dalam mencapai kemajuan bangsa. Dengan latar belakang itulah rumah sakit mata Dr. Yap didirikan dengan tugas memberikan pelayanan kesehatan mata secara preventif, promotif dengan mendiagnosa penyakit sedini mungkin, memberi terapi dan rehabilitasi medik, merupakan rumah sakit rujukan bagi penyakit mata (eye center), tempat pendidikan dan penelitian penyakit mata untuk mencapai derajat kesehatan mata yang seoptimal mungkin.

(20)

20 b) Motto

MITRA ANDA. Murah, indah, tepat, ramah, handal, dan aman

c) Visi

menjadi pusat pelayanan kesehatan mata yang profesional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta dapat bersaing secara global di tahun 2020.

d) Misi

1) Memberikan pelayanan yang berfokus pada pasien seutuhnya dan mengupayakan kerjasama dengan instansi/lembaga lain untuk saling melengkapi

2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata yang profesional untuk Asia Tenggara dengan memenuhi harapan stake holder

3) Mengembangkan ilmu kesehatan mata melalui pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat

e) Tujuan

Mencapai derajat kesehatan mata yang tinggi dan menurunkan angka kebutaan di masyarakat dalam era globalisasi.

(21)

21 5. Jenis Pelayanan di RS. Mata Dr. Yap Yogyakarta

Pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan khusus penyakit mata terdiri dari pelayanan rawat jalan, rawat inap, tindakan bedah dan pelayaan gawat darurat khusus mata buka 24 jam. Kemudian terdapat pelayanan sub spesialistik sebagai berikut:

a. Layanan Sub Spesialistik: 1) Refraksi dan Lensa Kotak 2) Kornea dan infeksi mata luar 3) Uvea dan immunologi

4) Lensa dan katarak 5) Glaukoma

6) Vitreo retina

7) Neuro oftalmologi dan genetika oftalmologi 8) Okuloplasti dan rekonstruksi

9) Strabismus dan PO 10) Onkologi Mata 11) Low Vision

b. Pelayanan Poli Premium dan Perjanjian c. Poli Pagi dan Sore

d. Poli Libur

e. Layanan Penunjang Diagnostik: 1) Refraktokeratometri

Referensi

Dokumen terkait

“kamu harus yakin bahwa kamu bisa berubah dan teruslah berusaha dalam menghadapi permalahan yang ada pada diri kamu dan juga ingatlah pesan dari aku (konselor),

Seorang anak diatas 10 tahun datang di poli THT dengan keluhan adanya pembesaran didaerah leher kemungkinan penderita tersebut adalah :.. Laringitis

Bidang : Bidang Komunikasi, Informasi dan Dokumentasi Unit Organisasi : Kantor Arsip dan Perpustakaan.. Sub Unit Organisasi : Kantor Arsip dan

Seakan-akan engkau melihatNya, dan sekiranya engkau tidak dapat melihatNya maka sungguh dia melihatmu.”Hadis ini menjelaskan bahwa bangunan ilmu pengetahuan islam adalah

#adi pada TK sebanyak  "emberikan tambahan output. #adi pada TK sebanyak  ! itulah produksi paling maksimum, karena bila di. ! itulah produksi paling maksimum, karena bila

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan motivasi belajar

[r]

beradaptasi dengan job description, lingkungan kerja, rekan kerja dan para atasannya tetapi dirinya juga harus selalu beradaptasi dengan pelanggan yang berbeda karakter dan