SMP NEGERI 35 MAKASSAR
SKRIPSI
NURTINA LAMERE
4516102001
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA
2021
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA
MENGGUNAKAN METODE LISTENING ON ACTION DAN
TEKN IK RAN GSAN G TEKS RUMPANG MELA LU I
MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 35 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Buat Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
NURTINA LAMERE
4516102001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA 2021
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan, penelitian skripsi dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Metode Listening On Action Dan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Media Audiovisual Pembejaran Online Siwa Kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar” berserta seluruh isinya hasil .karya saya .sendiri. Bukan hasil plagiat. Saya siap menanggung resiko/sanksi apabila adanya perbuatan tercela yang melanggar etika dan keilmuan dalam karya sastra ini. Termasuk adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian dari karya saya.
Makassar, Desember 2020
NURTINA LAMERE
v
ABSTRAK
NURTINA LAMERE,2020. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Metode Listening On Action Dan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Media Audiovisual Pembelajaran Online Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bosowa. (dibimbing oleh Dr.Muhammad Asdam, M.Pd dan A.Vivit Angreani, M.Pd)
Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Metode Listening On Action Dan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Media Audiovisual pada Pembelajaran Online Siswa kelas VIII.8 SMP Negeri 35 Makassar dengan jumlah 32 siswa. Adapun teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan uji tes dan observasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan Menyimak Berita Menggunakan Metode Listening On Action Dan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Media Audiovisual Pembelajaran Online ini menunjukkan hasil yang baik. Setelah melakukan II siklus. Hal ini terbukti pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa 66,87% sedangkan siklus II meningkat menajadi 79,22% . dapat disimpulkan Peningkatan kemampuan Menyimak Berita Menggunakan Metode Listening On Action Dan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar Meningkat.
Kata kunci : Keterampilan menyimak berita, metode Listening On Action, teknik rangsang teks rumpang, media audiovisual.
iv
ABSTRACT
NURTINA LAMERE, 2020. Improving News Listening Skills Using Listening On Action Methods and Stimulation Techniques of Gaps in Text Through Audiovisual Media Online Learning Class VIII Students of SMP Negeri 35 Makassar. Thesis, Indonesian Language and Literature Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Bosowa University. (supervised by Dr. Muhammad Asdam, M.Pd and A.Vivit Angreani, M.Pd)
This study aims to describe the increase in news listening skills using the Listening On Action Method and the Rumpang Text Stimulation Technique through Audiovisual Media in Online Learning of Class VIII.8 Students of SMP Negeri 35 Makassar with a total of 32 students. The data collection techniques using tests and observations.
The results of the study show that the ability to listen to news using the Listening On Action Method and the Stimulation of Gaps in Text Through Audiovisual Media of Online Learning has shown good results. After doing II cycles. This is evident in the first cycle, the average value obtained by students was 66.87%, while the second cycle increased to 79.22%. It can be concluded that the increase in the ability to listen to news using the Listening On Action Method and the Stimulation Technique of Gaps in Text through Audiovisual Media in Class VIII Students of SMP Negeri 35 Makassar is increasing.
Keywords : News listening skills, Listening On Action method, overlapping text stimulation techniques, audiovisual media.
iv
MOTTO
“Dan Allah bersama orang-orang yang sabar” (Q.S . Al Anfal : 66)
Aku mengabdikan teori ini buat :
1. Bapak serta bunda aku terkasih yang senantiasa membagikan support, permohonan, serta persahabatan mereka kepada saya
2. Kerabat kandung aku yang sudah membangunkan aku serta menyemangati aku buat jadi efisien
3. Seseorang sahabat ataupun anggota keluarga yang secara tidak berubah- ubah memberdayakan aku serta menampilkan kepada aku berartinya senantiasa semangat buat tidak menyerah.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan Rahmat dan HidayahNYA kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Bosowa.
Menyadari bahwa kita terlahir sebagai makhluk individual yang dan sosial. Seseorang dapat berhasil apabila adanya bantuan dari pihak lain. Untuk itu dalam menyelesaikan tulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan serta arahan berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof.Dr.Ir.H.Muhammad Saleh Pallu.,M.Eng. Selaku Rektor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di perguruan Tinggi Universitas Bosowa.
2. Dr. Asdar,S.Pd.,M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr.Hj.Haliah Batau,S.S.,M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr.Hj.A.Hamsiah,M.Pd., selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. A.Vivit Angreani,S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah membantu dan membimbing serta memotivasi penulis dalam menyusun skripsi ini
v
6. Dr.Muhammad Asdam., M.Pd selaku dosen Pembimbing I yang setia dan sedia meluangkan waktu,tenaga, dan pikiran guna memberikan masukan-masukan berupa ide dan pikiran dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. 7. Segenap dosen dan staf fakultas yang telah mencurahkan ilmunya kepada
penulis.
8. Kepala Sekolah serta Guru SMP Negara 35 Makassar yang sudah membagikan waktu kepada penulis buat melaksanakan riset pada sekolah yang di pimpinnya.
9. Kedua orang tuaku tercinta dan saudara-saudaraku serta segenap keluarga yang merawat, membiyai, mendidik, dan memberikan motivasi serta limpahan kasih sayang selama penulis menuntut ilmu di bangku kuliah. 10. Untuk semua orang terdekatku yang telah membantu sejak mengikuti
perkuliahan serta memberi motivasi bagi penulis demi tercapaianya keberhasilan sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Atas segala kebaikan akan kukenang didalam hidupku.
Syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT yang telah memberi penulis rahmat, kesehatan, bakat atau talenta, iman, dan ilmi sepanjang menapaki ziarah di dunia ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan dari semuanya mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari meskipun skripsi ini telah dibuat dengan usaha yang maksimal, tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif untuk penyempurnaan skripsi ini senantiasa penulis harapkan. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Makassar, 15 Desember 2020
NURTINA LAMERE
vi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
MOTTO ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar belakang ... 1 B. Identifikasi masalah ... 6 C. Pembatasan masalah ... 6 D. Rumusan masalah ... 7 E. Tujuan penelitian ... 7 F. Manfaat penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Kajian Teori ... 9
1. Keterampilan berbahasa ... 9
2. Teks berita ... 25
3. Metode Listening On Action ... 27
4. Media audiovisual ... 29
B. Penelitian relavan... 31
C. Kerangka pikir ... 32
D. Hipotesis ... 33
iv
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis dan desain penelitian... 34
B. Lokasi penelitian ... 34
C. Subjek penelitian ... 34
D. Definisi operasional ... 35
E. Instrumen penelitian ... 36
F. Prosedur pengumpulan data ... 40
G. Metode pengumpulan data ... 50
H. Teknik analisis data ... 51
I. Indikator keberhasilan ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Hasil Penelitian ... 53
B. Pembahasan ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
A. Kesimpulan ... 87 B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN ... 92 RIWAYAT HIDUP ... 117 xi
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Subjek penelitian ... 34
3.2 Kategori nilai siswa dalam keterampilan menyimak ... 37
3.3 Penilaian keterampilan menyimak berita ... 38
3.4 Aspek penskoran keterampilan menyimak berita ... 38
3.5 Kriteria penilaian pokok-pokok berita. ... 38
3.6 Kriteria penilaian menyimpulkan isi berita ... 39
3.7 Kriteria penilaian mengkritisi isi berita... 39
4.8 Perolehan nilai prasiklus ... 54
4.9 Perolehan skor rerata keterampilan siswa pada setiap aspek dalam menyimak media pada prasiklus ... 55
4.10 Perolehan hasil tes siklus I ... 58
4.11 Perolehan hasil uji aspek mendapatkan pokok berita yang disimak siklus I ... 59
4.12 Perolehan hasil uji aspek meringkas isi berita yang disimak siklus I ... 60
4.13 Perolehan hasil uji aspek mengkritisi isi berita siklus I ... 61
4.14 Perolehan skor rerata keterampilan siswa pada setiap aspek dalam menyimak berita pada Siklus I ... 62
4.15 Hasil observasi siklus I ... 64
4.16 Perolehan nilai siklus II ... 69
4.17 Hasil uji aspek memperoleh pokok berita yang disimak siklus II ... 77
4.18 Hasil uji aspek meringkas isi berita yang disimak siklus II... 72
4.19 Hasil tes aspek mengkritsi isi berita siklus II ... 73
4.20 Skor hasil perolehan rerata keahlian siswa pada masing- masing aspek dalam menyimak berita pada siklus II ... 73
4.21 Hasil perolehan observasi siklus II ... 75
4.22 Perolehan perbandingan hasil uji keahlian menyimak berita memanfaatkan prosedur Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual ... 81
4.23 Perolehan perbandingan informasi observasi siklus I ke siklus II ... 83
iv
LAMPIRAN
Halaman
1. RPP ... 93
2. Lembar soal siswa ... 98
3. Materi pembelajaran... 99
4. Siklus I ... 102
5. Hasil tes menyimak berita siswa siklus I ... 103
6. Siklus II ... 106
7. Hasil tes menyimak berita siswa siklus II ... 107
8. Perolehan hasil observasi siklus I ... 110
9. Perolehan hasil observasi siklus II ... 111
10. Dokumentasi penelitian ... 112
11. Surat keterangan telah meneliti ... 113
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang.
Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus covid-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini pun guru masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan siswa dapat memperoleh informasi / ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada siswa.
Saat ini kondisi yang terjadi di Smp Negeri 35 Makassar tahun pelajaran 2020/2021 dimasa pandemi covid siswa diharapkan mampu mengikuti pembelajaran melalui daring atau online dengan baik dan harus ada daya dukung partisipasi anak, orang tua, peralatan HP, pulsa, buku paket, namun tidak semua siswa bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan masalah sinyal maupun aplikasi dari HP sehingga pembelajaran belum maksimal. Saat ini Pemerintahan Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberikan laman pembelajaran online Di Smp Negeri 35 Makassar telah di bentuk team dalam proses pembuatan pembelajaran melalui daring dan online dengan tujuan supaya selama pandemi covid 19 ini siswa tetap belajar di rumah, yaitu semua guru menyampaikan materi dengan power point(PTT), video rekaman, melalui perangkat aplikasi pembelajaran Zoom.
Pembelajaran Daring yang dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran dapat membantu siswa mengingat dan memahami materi pelajaran secara lebih mendalam. Melalui pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil belajar siswa Smp Negeri 35 Makassar dari kelas 7, 8, dan 9 pada tahun ajaran2020/2021.
Keterampilan menyimak yaitu salah satu keterampilan berbahasa. Banyak pilihan yang menganggap bahwa keterampilan menyimak lebih penting dari beberapa keterampilan berbahasa yang lain. Keterampilan berbahasa yang lain meliputi keterampilan berbicara, keterampilan, membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan dengan erat. Russell & Russell; Anderson mengemukakan bahwa menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Tarigan, 1994: 28).
Manusia dihadapkan dengan kesibukan menyimak pembicaraan orang lain dalam komunikasi sehari-hari. Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Secara sekilas, ketiga istilah tersebut merupakan kegiatan yang sama. Mendengar, mendengarkan, dan menyimak samasama melibatkan telinga untuk melakukan hal tersebut. Namun, seseorang yang mendengar ataupun mendengarkan belum tentu dapat menerima atau memahami informasi yang ada. Proses mendengar bisa terjadi baik disengaja atau tidak. Misalnya, mendengar percakapan orang lain, mendengar suara kendaraan, mendengar suara benda terjatuh, dan lain-lain. Dalam proses mendengar tersebut, belum tentu ada kepedulian dengan suara-suara yang terdengar oleh telinga. Berbeda lagi dengan istilah mendengarkan. Mendengarkan merupakan suatu
proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja tetapi belum tentu ada unsur pemahaman, sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1994:28).
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, kegiatan berbahasa secara lisan lebih banyak digunakan daripada berbahasa tulis. Kenyataan itu dapat diartikan bahwa kemampuan berbahasa secara lisan lebih fungsional dalam kehidupan seharihari daripada kemampuan berbahasa secara tulis. Dalam kaitan ini, kemampuan menyimak memang perlu mendapat perhatian yang lebih. Selain dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, menyimak juga sangat penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Didalam pendidikan bahasa ditunjukan buat tingkatkan keahlian partisipan didik berbicara dengan bahasa Indonesia dengan baik serta benar. Nida dan Harris mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 1985:1). Setiap keterampilan itu erat hubungannya antara satu keterampilan dengan keterampilan lainnya. Setiap orang akan memperoleh keterampilan berbahasa secara berurutan sejak kecil mulai dari menyimak bahasa, kemudian berbicara, kemudian membaca, dan yang terakhir adalah menulis.
Keterampilan menyimak sangat penting bagi siswa di sekolah. Keterampilan menyimak sangat erat kaitannya dengan proses dan hasil belajar siswa. Hampir setiap kegiatan pembelajaran di sekolah dilakukan tanpa melewatkan kegiatan menyimak. Tidak hanya pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menyimak berlaku untuk mata pelajaran yang lain. Khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, kegiatan menyimak berita saat ini kurang mendapat perhatian dan dianggap remeh oleh sebagian siswa.
Siswa SMP Negeri 35 Makassar khususnya kelas VIII mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita. Penyebab rendahnya kemampuan menyimak ini bisa dikarenakan minat siswa yang kurang. Selain itu, persiapan guru yang kurang baik juga dapat mempengaruhi rendahnya kemampuan menyimak berita. Selama ini siswa hanya mendengarkan pembacaan teks oleh guru. Hal ini berakibat guru tidak bisa memperhatikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. .Kurangnya .sarana .dan .prasaran .dalam .melaksankan .kegiatan .menyimak, metode, teknik yangn telah digunakan tidak sesuai dengan perkembangan siswa dan penggunaan media yang kurang diperhatikan oleh guru juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Agar guru dapat memantau kegiatan siswa, perlu digunakan Metode, teknik dan media pembelajaran sebagai pengganti fungsi guru membacakan teks.
Didalam prosedur Listening On Action ialah prosedur yang sangat sesuai dalam riset ini sebab prosedur Listening On Action membagikan 3 tahapan dalam aktivitas menyimak Awal, Listening On Action menekankan menyimak proses aktif. Kedua, Listening On Action jika menyimak punya peranan aktif dalam
pendidikan bahasa. Ketiga, menyimak mengutamakan guru sebagai pengamat aktif tentang pengembangan keahlian menyimak.
Prosedur rangsang teks rumpang ialah tata cara pendidikan yang digunakan buat memancing pengetahuan siswa dalam menciptakan pokok kabar yang telah disimak. Sehingga prosedur ini sangat dapat mempermudah siswa buat mengidentifiksi pokok kabar yang disimak dengan dorongan bacaan kabar yang sudah dirumpangkan. Dalam proses studi ini media yang digunakan yakni media audiovisual karna lebih efektif digunakan dalam pendidikan menyimak yang lebih menekankan pada aspek mencermati dan juga memandang.
Menurut Sukiman (2012:184), media pembelajaran berbasis audiovisual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika peserta didik mampu menggunakan semua alat inderanya. Siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan baik pesan-pesan yang disampaikan serta lebih fokus terhadap materi atau informasi yang disajikan.
Kompetensi dasar kemampuan menyimak berita yang harus dikuasai berdasarkan kurikulum SMP kelas VIII semester ganjil adalah menciptakan pokok kabar( apa, siapa, mengapa, dimana, kapan, serta gimana) yang didengar ataupun ditonton lewat radio serta tv. Berdasarkan kompetensi dasar diharapkan siswa mampu menemukan pokok-pokok berita dan menuliskan kembali pokok-pokok berita yang telah disimak. Berdasarkan kondisi diatas dan mengingat betapa pentingnya keterampilan menyimak berita, perlu kiranya dilakukan sebuah penelitian untuk meningkatkan suatu keahlian menyimak bacaan kabar butuh
memakai tata cara Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual pada siswa Negeri 35 Makassar. Peneliti memilih judul “Peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan metode Listening On
Action dan teknik rangsang teks rumpang melalui media audiovisual pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar Tahun Ajaran 2020/2021” dengan alasan
siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran menyimak berita disebabkan oleh kurangnya minat dan keseriusan siswa, kurang menyadari pentingnya menyimak berita, sulit memahami isi suatu berita atau peristiwa penting yang perlu disimak, dan minimnya metode, teknik dan media yang digunakan. Pemakaian Prosedur, metode serta media audiovisual dalam proses pendidikan menyimak berita diharapkan sanggup menaikkan atensi serta atensi siswa, dan menyadari betapa berartinya keahlian menyimak berita.
B. IIdentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang teridentifikasi dan dapat diteliti yaitu Keterampilan siswa menyimak berita masih rendah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 MAKASSAR.
C. PPembatasan .Masalah
Menurut identifikasi permasalahan diatas, hingga pengamat menghalangi perkara yang hendak jadi bahan riset ialah keahlian menyimak berita yang masih rendah. Rendahnya keahlian menyimak kabar diakibatkan oleh sebagian aspek yang meliputi aspek dari siswa serta aspek guru. Dari sebagian factor hingga pengamat berupaya membagikan alternatif pendidikan, ialah pendidikan
menyimak berita memakai prosedur Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual yang diharapkan sanggup tingkatkan keahlian menyimak berita kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar
D. RRumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang hendak di bahas dalam studi ini merupakan: 1. Bagaimanakah proses pendidikan keahlian menyimak kabar memakai tata
cara Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar?
2. Bagaimanakah kenaikan keahlian menyimak kabar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar sehabis menjajaki pendidikan memakai tata cara
Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media
audiovisual?
E. TTujuan Penelitian
Menurut. rumusan permasalahan diatas, tujuan studi ini ialah:
1. Mendeskripsikan proses pendidikan keahlian menyimak berita menggunakan tata cara Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual pada kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar
2. Mendeskripsikan kenaikan keahlian menyimak berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar, sesudah mencontohi pendidikan dengan prosedur Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual.
F. mManfaat Penelitian
Dalam hasil riset ini diharapkan bisa membagikan khasiat dalam dunia pembelajaran, baik khasiat teoretis ataupun instan. Secara teoretis riset ini diharapkan bisa menaikkan khasanah pengetahuan menimpa menyimak berita dan bisa meningkatkan teori pendidikan menyimak berita memakai tata cara Listening
On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual.
Secara instan, hasil riset ini diharapkan bisa berguna untuk guru, siswa, serta periset. Untuk guru, riset ini hendak membagikan alternatif pemilihan media serta tata cara pendidikan menyimak kabar buat guru Bahasa dan juga Sastra Indonesia. Buat siswa, studi ini diharapkan mampu tingkatkan kemampuan menyimak berita spesialnya dalam menciptakan pokok berita. Sebaliknya untuk riset ini diharapkan bisa menaikkan pengetahuan menimpa pemakaian prosedur
Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Keterampilan Berbahasa.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter (tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bedanya) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Bahasa lisan lebih mampu memberikan gambaran, dan perasaan yang dimaksud karena dalam bahasa lisan, ketepatan penggunaan tinggi rendah nada, bahasa wajah, dan gerak tubuh bersatu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Sedangkan bahasa tubuh adalah salah satu cara berhubungan melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa tubuh digunakan permanen oleh penyandang cacat karena mereka mempunyai bahasa sendiri. Fungsi bahasa dalam masyarakat adalah sebagai alat untuk berhubungan dengan sesama manusia, dan sebagai alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia, serta sebagai alat untuk menentukan identitas diri. Keterampilan berbahasa (Language
Skills) mencakup empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak (Listening Skills), keterampilan berbicara (Speaking Skills), keterampilan membaca (Reading Skill), dan keterampilan menulis (Writing Skills).
Keempat keterampilan berbahasa itu saling berkaitan satu sama lain sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak/mendengar bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis.
Keterampilan .berbahasa .(Language Skills) .mencakup empat keterampilan, yaitu:
a. Keterampilan menyimak (Listening Skills), b. Keterampilan berbicara (Speaking Skills), c. Keterampilan membaca (Reading Skill), dan d. Keterampilan menulis. (Writing Skills).
Adapun penjelasan dari empat keterampilan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan Menyimak (Listening Skills)
Menyimak merupakan awal dari manusia dalam memperoleh bahasa. Dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun dilingkungan masyarakat diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana berinteraksi dan berkomunikasi, karena keterampilan menyimak adalah keterampilan terpenting yang harus dimiliki seseorang sebelum memiliki keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Pada proses pembelajaran, kegiatan yang pertama kali yang dilakukan adalah siswa dalam menerima materi adalah kegiatan menyimak.
1) Pengertian Menyimak
Asdam (2013:4) mengatakan bahwa menyimak merupakan suatu kebutuhan pokok manusia. Aktivitas menyimak tidak dapat terpisahkan didalam kehidupan sehari-hari termaksud kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Tarigan( 1994: 28) melaporkan kalau menyimak merupakan sesuatu proses aktivitas mencermati lambing- lambang lisan dengan penuh atensi, uraian, apresiasi, dan interpretasi buat mendapatkan data, menangkap isi ataupun pesan dan menguasai arti komunikasi yang sudah di informasikan oleh si pembicara lewat ujaran ataupun bahasa lisan. Sebaliknya hakikat menyimak bagi Anderson( dalam Tarigan 1994: 28) merupakan proses besar mencermati, memahami, dan menginterpretasikan lambang- lambang lisan.
Penafsiran menyimak bagi Akhadiah(dalam Sutari, dkk. 1997: 19) merupakan sesuatu proses yang mencakup aktivitas mencermati bunyi bahasa, mengenali, menginterpretasikan, serta mereaksi atas arti yang tercantum di dalamnya. Menyimak memiliki makna yang sama dengan mendengarkan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan,informasi,menangkap isi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.
2) TujuannMenyimak
Menyimak secara pendek ialah proses mencermati untuk memperoleh sesuatu data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, menyimak mempunyai tujuan yang sangat berbeda- beda.
Untuk Tarigan( 1994: 56) memberitahukan dalihnya tujuan menyimak, yakni:
a) Menyimak tujuanya buat belajar dan juga mendapatkan pengetahuan dari bahan ujaran si pembicara.
b) Menyimak buat menikmati keelokan audial, yakni menyimak dengan menekankan pada penikmatan terhadap sesuatu dari modul yang diujarkan, diperdagangkan maupun dipagelarkan( dalam bidang seni),
c) Menyimak buat mengevaluasi Menyimak dengan maksud memperkirakan apa yang disimak
d) Menyimak buat mengapresiasi materi simakan. Menyimak dengan maksud menikmati serta menghargai apa yang disimak
e) Menyimak buat mengkomunikasikan idenya sendiri. Orang menyimak dengan maksud biar dapat mengkomunikasikan inspirasi, gagasan maupun perasaannya kepada orang lain dengan gampang dan cocok
f) Menyimak dengan iktikad serta tujuan bisa membedakan bunyi- bunyi dengan pas.
g) Menyimak buat memecahkan kasus secara kreatif dan analisis.
h) Menyimak sang pembicara buat meyakinkan dirinya terhadap suatu kasus maupun pendapat yang sejauh ini diragukan maupun menyimak secara persuasif.
Untuk Sutari.( 1997: 22) merinci lebih jauh tujuan menyimak, yakni.: a) Mendapatkan realitas.
b) Menganalisis realitas dan inspirasi. c) Mengevaluasi realitas maupun ilham. d) Menciptakan hiburan.
Bersumber pada paparan di atas, dapat disimpulkan jika tujuan menyimak kabar dalam studi ini, yakni memperoleh, menganalisis dan juga mengevaluasi realitas maupun inspirasi.
3) Manfaat Menyimak
Didalam aktivitas menyimak memiliki khasiat yang besar untuk manusia. Lewat aktivitas menyimak bisa mengenali peristiwa- peristiwa yang terjalin di area dekat.
Tarigan( 1994: 187) mengatakan khasiat menyimak diklasifikasikan jadi 3 perihal utama ialah:
a) buat menikmati, b) tingkatkan uraian, dan
c) memperhitungkan perihal yang disimak.
Menyimak bias digunakan selaku fasilitas menikmati bahan simakn. Penyimak setelah melaksanakan aktivitas menyimak bisa mendapatkan data, mengolah data tersebut, berikan arti pada perihal yang disimak serta sesi berikutnya bisa merasakan keelokan dari perihal yang disimaknya. Menyimak buat menikmati ialah menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu modul yang diperdengarkan.
Penjelasan lebih lengkap mengenai manfaat menyimak diungkapkan oleh Hunt( dalam Tarigan 1994: 140) yakni:
a) Menekuni suatu,
b) Menarik hati orang lain,
d) Melenyapkan rasa bosan, e) Menyamakan suatu,
f) Memperluas pemikiran, dan g) Penuhi rasa mau ketahui.
Dari sebagian statment para pakar diatas hingga bisa disimpulkan kalau khasiat menyimak secara universal, ialah a) mendapatkan data, menaikkan ilmu pengetahuan, menikmati serta memperhitungkan bahan simakan.
4) Ragam .menyimak
Menurut Tarigan(1994:35-49) dibedakan menjadi dua macam,yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif.
a) Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran,tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Jenis-jenis menyimak ekstensif yaitu:
(1) Menyimak .sosial (social listening), konversasion listening atau menyimak sopan (courteous listening) bisaanya berlangsung dalam situasi–situasi sosial tempat orang-orang bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar.
(2) Menyimak .Sekunder, (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).
(3) Menyimak Estetik, (asthetik listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciation listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk dalam menyimak ekstensif.
(4) Menyimak Pasif, adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang bisaanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.
b) Menyimak Intensif
Menyimak intensif merupakan kebalikan dari menyimak ekstensif.Jika menyimak ekstensif diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.
Jenis-jenis menyimak intensif yaitu:
(1) Menyimak Kritis, (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa kegiatan untuk mencari kesalahan atau kekeliuran bahkan juga butirbutir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.
(2) Menyimak Konsentrasif, (concentrative listening). Kegiatan menyimak ini sejenis menyimak telaah.
(3) Menyimak Kreatif, (creative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak
terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.
(4) Menyimak eksploratif, (exploratory listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud menyelidiki sesuatu yang lebih terarah dan lebih sempit.
(5) Menyimak Interogatif, (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara. Dalam kegiatan menyimak ini penyimak akan mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya kepada sang pembicara.
(6) Menyimak Selektif, (selective listening) bertujuan untuk melengkapi menyimak pasif.
Ragam menyimak diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor. Dalam penelitian ini ragam menyimak yang diterapkan yaitu:
(a) Berdasarkan sumber suara yang disimak, maka menyimak berita yang dilakukan termasuk menyimak antar pribadi.
(b) Berdasarkan taraf aktivitas menyimak, maka menyimak dalam penelitian ini termasuk dalam menyimak aktif.
(c) Berdasarkan taraf hasil simakan termasuk menyimak kreatif.
(d) Berdasarkan tujuan menyimak, penalitian ini termasuk kegiatan menyimak informatif.
Berdasarkan paparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ragam menyimak dapat diklasifikasikan berdasarkan empat faktor, berdasarkan sumber suara, aktivitas, hasil , dan tujuan menyimak.
5) Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Menyimak
Bagi Tarigan( 1994: 99- 107) faktor yang pengaruhi keahlian menyimak yaitu kondisi fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, dan lingkungan yang dijabarkan sebagai brikut ini :
a) Kondisi fisik seseorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak.
b) Faktor psikologis juga mempengaruhi proses menyimak.Faktor psikologis yang positif menberi pengaruh yang baik, sedangkan faktor psikologis yang negatif menberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.
c) Faktor pengalaman, kurangnya minat merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang disimak. d) Faktor dan sikap seseorang akan berpengaruh dalam kegiatan menyimak
karena pada dasarnya manusia memiliki dua sikap yaitu menerima dan menolak. Kedua sikap tersebut member dampak dalam menyimak, yaitu dampak positif dan dampak negatif.
e) Aspek motivasi, ialah salah satu butir penentu keberhasilan seorang. Bila motivasi kokoh, bisa ditentukan sesorang hendak sukses menggapai tujuan. f) Aspek kategori kelamin, Julian Silverman menciptakan fakta- fakta kalau style
menyimak laki- laki pada biasanya bertabiat obyektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala ataupun tidak ingin mundur, menetralkan, intrunsif( bertabiat mengusik), berdikari ataupun mandiri, mampu memadai kebutuhan sendiri( swasembada), bisa memahami serta mengatur emosi; sebaliknya style menyimak perempuan cenderung lebih subyektif, pasif,
ramah ataupun simpatik, difusif( menyebar), sensitif, gampang dipengaruhi, gampang mengalah, reseptif, tergantung( tidak mandiri), serta emosional. g) Aspek area, berbentuk area raga serta area social. Area raga menyangkut
pengaturan serta penyusunan ruang kelas dan fasilitas dalam pendidikan menyimak. Area social mencakup suasanayang mendesak kanak- kanak buat hadapi, mengekspresikan, dan mengevaluasi ide- ide.
h) Aspek peranan dalam publik.
Depdiknas (2004:48-51) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak adalah faktor fisik, faktor motivasi, faktor jenis kelamin, faktor lingkungan, dan faktor peranan dalam masyarakat
6) Tahap-tahap dalam Menyimak
Bagi Tarigan( 1994: 58- 59) tahap- tahap menyimak ialah: a) Tahap mendengarkan.
b) Tahap memahami. c) Tahap menginterpretasi. d) Tahap mengevaluasi. e) Tahap menanggapi.
Sebaliknya bagi Anderson (dikutip Tarigan 1994: 30- 31) berkata tahap- sesi menyimak, yakni :
a) Mendengarkan bunyi namun tidak membagikan sesuatu respon kepada ide- ide yang diekspresikan.
b) Menyimak sebentar- sebentar; mencermati sebentar- sebentar
c) Separuh menyimak; menjajaki dialog ataupun pembicaraan cuma dengan iktikad sesuatu peluang buat mengekspresikan ilham sendiri.
d) Menyimak secara pasif dengan sedikit responsi yang Nampak
e) Menyimak secara kecil dalam Mengenai ini makna maupun penekanan yang berarti pudar dan lenyap karena sang penyimak menyeleksi butir- butir yang biasa, yang berkenan, ataupun yang sesuai padanya, yang dapat disetujuinya. f) menyimak serta membentuk asosiasi- asosiasi dengan butir- butir yang
berhubungan dengan penglaman orang seseorang.
g) Menyimak suatu laporan buat menangkap ide- ilham pokok dan unsur- faktor penunjang, maupun mencontohi petunjuk- petunjuk.
h) Menyimak secara kritis; penyimak memerhatikan nilai- nilai kata emosional dari pembicara.
i) Menyimak secara apresiatif dan kreatif dengan responsi mental dan emosional sejati yang matang.
Bersumber pada tahap- sesi menyimak diatas, sampai tahap menyimak yang dicoba dalam studi ini ialah tahap mendengar dan memahami.
7) Menyimak Bahan Simakan
Bahan simakan yakni aspek berarti dalam komunikasi lisan,. sangat utama dalam menyimak. Bahan. simakan itu berupa konsep, gagasan maupun informasi.
Untuk Tarigan.( 1994: 191) menarangkan jika ada sebagian butir- butir pokok yang ada kaitannya dengan upaya buat membuat bahan simakan bisa menarik. Butir- butir pokok yang dimaksud antara lain tema harus up to date, tema terencana dan sederhana, tema dapat menaikkan pengalaman dan penjelasan, tema bersifat sugestif dan evaluatif, tema bersifat motivatif, bahan simakan harus dapat menghibur, bahasa sederhana dan mudah dimengerti.
Sutari( 1997: 120- 121) berkata sebagian contoh materi simakan yang dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran hendaknya memiliki berbagai tujuan, antara lain:
a) Materi yang tujuannya menciptakan respon dari penyimak berupa bunyi- bunyian.
b) Materi yang memerlukan pemusatan atensi.
c) Materi yang bertujuan membandingkan maupun mempertentangkan dengan pengalaman maupun pengetahuan penyimak.
d) Materi yang tujuannya menuntut penyimak berpikir kritis e) Modul yang tujuannya menghibur serta bertabiat santai. f) Modul yang tujuannya informatif, dan
g) Modul yang tujuannya deskriminatif
Bersumber pada pendapat diatas, dapat disimpulkan jika bahan simakan dalam pembelajaran menyimak harus menarik atensi siswa Mengenai tersebut membenarkan keberhasilan pada tahapan menyimak selanjutnya.
8) Evaluasi Keahlian Menyimak
Dalam evaluasi berbasis kelas, penilaian dicoba terhadap proses serta hasil pendidikan. Demikian halnya evaluasi keahlian menyimak, dicoba melalui evaluasi proses serta evaluasi hasil. Evaluasi hasil simakan siswa yang berupa respons maupun jawaban- jawaban terhadap perkara, kebalikannya penilaian pada proses dicoba dengan mengenakan model instrumen penilaian yang dirancang oleh guru.
Menurut Nugiyantoro( 1988: 239) pula mengatakan terdapat 4 tingkatan uji keahlian menyimak meliputi tingkatan ingatan, tingkatan uraian, tingkatan
pelaksanaan, tingkatan analisis. Awal, uji keahlian menyimak tingkatan ingatan, Kedua, uji keahlian menyimak tingkatan uraian. Ketiga, uji keahlian menyimak tingkatan pelaksanaan, Keempat, uji keahlian menyimak tingkatan analisis. Jadi, butir uji tingkatan analisis lebih lingkungan serta susah daripada butir uji pada tingkatan uraian.
b. Keterampilan berbicara (Speaking Skills)
Keterampilan .berbicara (Speaking Skills).Berbicara ialah salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. keterampilan berbicara ada 3 jenis situasi berbicara, yaitu Interaktif, semi interaktif, dan non interaktif. Keahlian mikro yang wajib dimiliki dalam berdialog, antara lain : 1) Mengucapkan sebuah bunyi-bunyi yang sangat berbeda secara jelas. 2) Menggunakan.tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat.
3) Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat. 4) Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai dengan situasi
komunikasi antara pembicara serta pendengar.
5) Menggunakan kalimat utama (themainsentenceconstituents) jelas bagi pendengar.
6) Mengemukakan ide atau informasi.
7) Menggunakan wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.
Henry Guntur Tarigan (1985:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan
penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Djago Tarigan (1990:149) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
Arsjad dan Mukti U.S. (1993:23) mengemukakan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa berbicara adalah keterampilan untuk mengucapkan untaian kata sehingga apa yang ada di dalam pikiran dapat tergambarkan dengan jelas dan diterima oleh para penyimaknya.
c. Keterampilan membaca (Reading Skill)
Keterampilan .Membaca (reading skills) .Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara.
keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang wajib dimiliki pembaca adalah .:
1) Mengenal sistem tulisan yang digunakan 2) Mengenal kosakata
3) Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama
5) Mengenal kelas kata gramatikal.
6) Menentukan konstituen dalam kalimat semacam subjek, predikat, objek, serta preposisi
7) Memahami bentuk dasar sintaksis.
8) Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal.
9) Menggunakan pengetahuan-pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal.
10) Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan.
Menurut Dalman (2013:5), Keterampilan membaca adalah suatu keterampilan dalam kegiatan yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.
Menurut Daeng, dkk (2011:4), Membaca dan menyimak merupakan aktivitas kunci kita mendapatkan dan menguasai informasi semakin banyak informasi yang kita kuasai maka dengan banyak membaca berarti kita akan mengetahui dan menguasai informasi sehingga memudahkan kita atau siapapun untuk mudah berbicara dan menulis.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu keterampilan dalam mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk huruf, kata dan kalimat dalam bacaanya guna memperoleh informasi yang terdapat dalam bacaan. Dengan membaca kita dapat mengetahui isi dunia dan pola berpikir kita menjadi berkembang, hal ini pantas dikatakan bahwa membaca merupakan jantung pendidikan.
d. Keterampilan .menulis (Writing Skills).
Menulis yaitu salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif.
keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, yaitu:
1) Menggunakan ortografi dengan benar. 2) Memilih kata yang benar,
3) Mengenakan bentuk kata dengan benar 4) Mengurutkan kata- kata dengan benar
5) Mengenakan struktur kalimat yang cocok dan jelas buat pembaca 6) Memilah gaya tulisan yang cocok.
7) Mengupayakan ilham maupun data utama didukung secara jelas oleh ide-ilham maupun informasi bonus.
8) Mengupayakan terciptanya paragraf serta totalitas tulisan koheren sehingga pembaca gampang menjajaki jalan benak ataupun data yang disajikan.
9) Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dipunyai oleh pembaca target menimpa subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal- perihal yang belum mereka ketahui dan berarti buat ditulis.
Menurut Suparno dan .Yunus (2004:4) .mengemukakan bahwa menulis Merupakan kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Menurut .Tarigan .(2008:24) .tujuan .menulis, .yaitu .menyampaikan, .mengajar, meyakinkan, .mendesak, .menghibur atau mengekspresikan perasaaan
yang berapi. Selain memiliki tujuan, menulis juga bermanfaat khususnya dalam menyebarluaskan informasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tulisan yang baik akan tercapai jika pembaca dapat memahami alur, makna, dan isi tulisan dengan baik dan benar.
2. Teks Beritah
Suatu wacana dapat dikatakan sebagai berita apabila terdapat 6 aspek, yakni apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan gimana yang dalam bahasa inggris biasa disingkat 5W+1H( What( apa), World Health Organization( siapa), Where( dimana), When( kapan), Why( mengapa) dan How( gimana) Keenam aspek tersebut harus melekat dalam masing- masing penataan berita, tujuannya biar penyajian suatu informasi jadi lengkap dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembaca dan pendengar/ pemirsa televisi.
1) Penafsiran Berita
Kabar berasal dari bahasa Sansekerta, ialah Vrit yang dalam bahasa Inggris diucap Write, makna sesungguhnya merupakan terdapat ataupun terjalin. Sebagian terdapat yang menyebut dengan Vritta, maksudnya“ peristiwa” ataupun“ yang sudah terjalin”, Vritta dalam bahasa Indonesia jadi Kabar ataupun Warta.
Bagi Kamus Besar bahasa Indonesia karya W. J. S. Poerwodarminta, kabar berarti berita ataupun warta, sebaliknya dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan balai pustaka, makna kabar diperjelas jadi“ laporan menimpa peristiwa ataupun kejadian yang hangat”. Jadi, kabar bisa berhubungan dengan peristiwa ataupun
Menurut Willard.C. Bleyer (dalam Djuroto 2000: 47), berita adalah sesuatu yang belakangan atau baru yang dipilih oleh penulis untuk disebarluaskan di koran. Sementara itu, menurut DeannM..Lyle Spencer (dalam Djuroto 2000: 47), berita adalah realita atau pemikiran asli yang dapat menarik pertimbangan sebagian besar pemakainya.
Menurut Freda Morris (dalam Harahap 2006: 03), berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat berdampak pada kehidupan manusia. Sedangkan menurut Eric C..Hepwood. (dalam Harahap 2006: 03), kabar merupakan suatu yang baru, berarti yang bisa berakibat pada kehidupan manusia. Sebaliknya bagi Eric C. Hepwood.( Dalam Harahap 2006: 03), kabar ialah laporan awal dari sesuatu peristiwa berarti sehingga bisa menarik atensi masyarakat
Dari sebagian pengertian informasi di atas, sangat mungkin dapat disimpulkan bahwa berita adalah pemberitaan yang memuat peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian banyak orang dan berita tersebut mengandung realitas atau sesuatu yang baru yang dapat disebarkan melalui media cetak. atau media elektronik.
2) Aspek-Aspek dalam Berita
Seperti di kemukakan oleh Barus (2010:32) memberitahukan kalau di dalam kabar ada 6 faktor kabar yang apa, siapa, dimana, kapan, kenapa, serta gimana ataupun dalam bahasa inggris disingkat 5W+ 1H( What, World Health Organization, Where, When, Why, and How)
a) Apa( what): Maksudnya, apa yang tengah terjalin. Kejadian ataupun peristiwa apa yang lagi terjalin dalam kabar.
b) Siapa( World Health Organization): Maksudnya, siapa pelakon peristiwa ataupun kejadian yang terjalin dalam kabar.
c) Dimana( where): Maksudnya, dimana kejadian ataupun peristiwa kabar yang lagi berlangsung.
d) Kapan( when): Maksudnya, kapan kejadian ataupun peristiwa kabar itu berlangsung.
e) Kenapa( why): Maksudnya, kenapa peristiwa yang terdapat dalam kabar bisa berlangsung.
f) Gimana( how): Maksudnya, gimana peristiwa yang terdapat dalam kabar itu bisa berlangsung bahwa di dalam berita terdapat enam unsur berita yang apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana atau dalam bahasa inggris disingkat 5W + 1H (What, Who, Where, When, Why, and How)
3. MetodeeListening On Actionn
Prosedur Listening On Action mempunyai 3 penekanan pada Aktivitas menyimak Awal, Listening On Action menekankan kalau menyimak ialah sesuatu proses aktif buat jadi penyimak yang baik, Kedua, Listening On Action menekankan jika menyimak memainkan peranan aktif dalam pembelajaran bahasa, Ketiga, menyimak mengutamakan guru sebagai pengamat aktif tentang pengembangan kemampuan menyimak. Cocok dengan penafsiran diatas Listening
On Action mempunyai 3 tujuan, ialah:
a) Menolong siswa meningkatkan keahlian menyimak secara lebih aktif.
b) Menolong siswa menggunakan peluang buat jadi penyimak serta pembelajar yang baik di dalam maupun di luar kelas, dan
c) Tingkatkan mutu pengajaran lewat pembelajar yang baik di dalam maupun di luar kelas, dan penyelidikan proses belajar menyimak dengan mengaitkan para pembelajar( Rost dikutip Rahmina 2006).
Listening On Action dipecah jadi 4 tahapan kegiatan yakni,( 1) menyimak atentif,( 2) menyimak intensif,( 3) menyimak selektif, dan( 4) menyimak interaktif( Rost 1991: 19)
3. Teknik .Rangsang Teks Rumpang
Metode teks Rumpang pertama kali dikemukakan oleh Wilson Taylor sebagai teknik cloze. Prosedur ini dibangkitkan oleh gagasan ilmu otak Gestal yang dikenal sebagai kesimpulan. Ide ini menggambarkan kecenderungan manusia untuk menyempurnakan contoh yang kurang intelektual menjadi satu kesatuan kecenderungan untuk mengisi atau menyelesaikan sesuatu yang benar-benar ada namun muncul dalam keadaan yang tidak memadai; menganggap bagian menjadi keseluruhan. Melalui lubang-lubang dalam strategi substansi, pembaca diharapkan memiliki pilihan untuk memahami pembicaraan yang terpecah-pecah (karena potongan-potongan tertentu dari pembicaraan sengaja dibuat miring) dengan pengaturan yang ideal (Harjasujana, 1997: 147).
Harjasujana( 1997: 147) mengemukakan jika terdapat 2 faktor bacaan penutup, ialah khusus selaku perlengkapan taksir serta selaku perlengkapan pengajar. Kriteria pembuatan bacaan rumpang selaku perlengkapan ukur, yakni( 1) panjang pembicaraan antara 250- 350 kata dari pembicaraan terpilih; (2) lesapan masing- masing kata ke- an hingga lebih kurang dekat 50 buah; dan (3) penilaian anggapan yang cocok sebagai kata- kata, persis semacam kunci/ teks
dini. Sehabis itu kriteria pembuatan teks rumpang sebagai peralatan ajar ialah (1) panjang ceramah yang terdiri dari batas 150 kata; (2) lesapan secara selsektif bergantung pada kebutuhan siswa serta pemikiran pendidik; (3) reaksi yang pas bisa berbentuk persamaan kata(sinonim) ataupun kata yang pada dasarnya serta secara definitif bisa mengambil alih suasana kata yang dilesapkan; serta (4) melaksanakan dialog buat memandang jawaban siswa.
Sedangkan itu, Haryadi(2008: 153), berpendapat jika dikala saat sebelum melakukan pembelajaran dengan tata cara teks rumpang, terlebih dahulu menyiapan bahan teks rumpang dengan tahap- sesi semacam (1) memilah bacaan yang relatif sempurna, yakni bacaan yang tidak bergantung pada informasi sebelumnya maupun bacaan yang lengkap dalam satu judul, panjangnya lebih kurang 150 kata; (2) melakukan penghilangan pada bagian- bagian tertentu dari bacaan dengan pertimbangan tertentu( misal kata yang dihilangkan ialah kata kunci); (3) biarkan kalimat dini dan terakhir utuh; dan (4) memulai penghilangan itu dari kalimat kedua, yakni pada masing- masing kata dengan pertimbangan tertentu. Pengosongan ditandai dengan garis lurus mendatar dengan panjangnya yang setara.
4. MediaaAudiovisual
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan jenis jamak dari kata medium yang dalam arti sebenarnya menyiratkan mediator atau presentasi. Berkaitan dengan pembelajaran, Gegne dalam Susilana dan Riyana (2008) menjelaskan bahwa media merupakan salah satu bagian dalam iklim mahasiswa yang dapat menyemangati mahasiswa untuk belajar.
Sesuai dengan penilaian Gagne, Briggs dalam Susilana dan Riyana (2008) juga menjelaskan bahwa media merupakan sarana untuk menyemangati siswa agar terjadi interaksi pembelajaran. Pada akhirnya, media dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menghubungkan pendidik untuk menginstruksikan dan menjiwai siswa untuk belajar.
Media pembelajaran dapat dirangkai menurut jenisnya dan cara penggunaannya. Bretz dalam Rohani (1997) menyusun media menjadi tujuh kelas, yaitu:
a) Media audio –motion –visual Media yang paling lengkap dalam arti penggunaan di kelas dalam segala kemampuan audio dan visual.
b) Media audio –still –visual Media ini dapat menampilkan suara atau gambar tanpa adanya gerakan.
c) Media audio –seminotion Yaitu media yang berkemampuan untuk menampilkan suatu motion yang berupa titik-titik, tidak secara utuh.
d) Media motion –visual Memiliki kapasitas seperti media kelas 1, kecuali suara (audio) yaitu berupa media silent film.
e) Media still –visual Berkemampuan untuk menyampaikan informasi secara visual, namun tidak dapat menampilkan gerakan.
f) Media audio Yaitu media yang menggunakan suara secara ekslusif.
Media audio visual adalah adalah media yang bergantung pada indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audiovisual merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat meningkatkan pendapatan siswa dalam belajar karena siswa dapat menonton dan
melihat gambar. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, video adalah uraian dari tayangan langsung atau acara TV yang akan dikomunikasikan melalui TV, atau dengan kata lain, video adalah penyajian gambar bergerak yang digabungkan dengan suara.
B. Penelitian yang relevan
Yuwono.( 2008) telah melakukan studi yang diterbitkan dijurnal Lembar Ilmu Kependidikan dengan topik menyimak dengan berjudul“ Pengembangan Kompetensi Menyimak dengan Model CD Pembelajaran Interaktif”.
Persamaannya studi Yuwono dengan studi ini ialah bersama menekuni dengan topik menyimak serta konsumsi media yang interaktif dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas, Yang membedakan studi Yuwono dengan studi ini ialah studi ini mengenakan studi aksi kelas, kebalikannya Yuwono tingkatkan media CD Interaktif dengan kegiatan menyimak. Aditama.(2009)telah melakukan studi yang berjudul“ Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita mengenakan Media
Audio dengan Tata cara Learning and Making Note pada Siswa Kelas VII- B SMP Muhammadiyah 04 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2009/ 2010”. Persamaannya studi Aditama dengan studi ini terletak pada tiap- masing- masing media yang digunakan dalam pembelajaran, yakni media audio. Perbedaannya terletak pada tata cara yang digunakan. Pengamat. Aditama mengenakan tata cara
Learning and Making Note kebalikannya pengamat mengenakan tata metode Listening On Action dan tata cara rangsang teks rumpang.
C. Kerangka pikir
Adapun pencapaian keberhasilan dengan menggunakan pengamatan dikelas lalu perkenalan kelas setelah melakukan perkenalan kita memasuki materi pokok yaitu berita, menjelaskan isi materi dari berita tidak lupa juga tujuan dari pembelajaran. Memulai menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan Metode,teknik dan media Audio visual sambil memahami karakter siswa kelas VIII, memasuki siklus I menjelaskan materi dengan audiovisual, lalu memberikan test/kuis. Dan melakukan penilaian, jika siklus I belum memenuhi KKM maka saya akan melakukan refleksi melihat kembali apa yang kurang setelah itu saya beralih kesiklus II yang dimana prosesnya seperti pada siklus I tetapi disiklus II ini saya akan lebih mengaktifkan suasana didalam kelas, membuat murid lebih aktif dalam bertanya atau menjawab pertanyaan sebelum memulai test atau evaluasi
Bagan 1 Kerangka Pikir
Pembelajaran menyimak berita
Kondisi awal sebelum menggunakan metode Listening On
Action dan teknik rangsang teks
rumpang melalui media audiovisual
Kondisi setelah menggunakan metode Listening On Action dan
teknik rangsang teks rumpang melalui media audiovisual Tindakan
Kemampuan menyimak berita rendah
Kemampuan menyimak berita meningkat Pembelajaran menyimak berita menggunakan metode Listening On Action dan teknik rangsang teks rumpang melalui media audiovisual Siklus I Siklus II
D. Hipotesis Tindakan
Bersumber pada kerangka berpikir di atas sampai hipotesis aksi dalam studi ini ialah dengan menggunakan tata cara Listening On Action serta metode rangsang bacaan rumpang lewat media audiovisual dalam proses pendidikan menyimak kabar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar hingga keahlian menyimak kabar bisa bertambah sebab terjalin pergantian sikap pembelajaran siswa ke arah yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Studi ini mengenakan rencana studi aksi kelas( PTK). Masing- masing putaran dirancang melalui 4 komponen yakni perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. Kajian ini dilaksanakan dengan maksud buat tingkatkan kemantapan rasional dari tindakan yang telah dicoba serta memperbaikan dalam aplikasi pembelajaran. Siklus ini terdiri dari 4 komponen, meliputi komponen perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. Keempat bagian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Apabila aktivitas pada siklus I nilai rata- ratanya belum menggapai sasaran yang sudah diresmikan hingga siklus II hendak dilakukan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yaitu via zoom dan whatsapp. Waktu mulai dari 11 Oktober – 30 Oktober 2020.
C. SubjekPenelitian
Seluruh siswa kelas VIII.8 yang terdiri dari 32 siswa, 15 Laki-Laki dan 17 Perempuan.
Tabel 3.1 Subjek Penelitian.
No Jenis Siswa Jumlah
1 Laki – Laki 15 Orang
2 Perempuan 17 Orang
TOTAL 32 rang
D. Definisi Operasional
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki mutu praktik di kelas. Penelitian ini menggunakan variabel terikat. Yang di mana kemampuan menyimak teks .berita, .memanfaatkan .strategi .Listening .On .Action .teknik .rangsang .teks .rumpangdan media audiovisual. Jadi penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak teks berita sesuai dengan pembelajaran berita.
1. Variabel Keahlian Menyimak Bacaan Berita
Keahlian menyimak merupakan sesuatu proses aktivitas mencermati lambang- lambang bunyi yang dicoba dengan terencana serta penuh atensi dengan uraian buat memperoleh data, menangkap isi, serta merespon arti yang tercantum didalamnya. Kabar merupakan pemberitaan yang muat kejadian ataupun episode berarti serta menarik atensi banyak orang serta berita tersebut muat kenyataan yang bisa disebarkan lewat media cetak ataupun elektronik.
Keahlian menyimak berita merupakan keahlian wajib dipahami oleh siswa. dalam perihal ini, keahlian menyimak kabar yang dicoba oleh siswa disesuaikan dengan kompetensi menyimak berita yang wajib dicapai oleh siswa. Evaluasi hasil belajar bisa diukur dengan tercapainya keahlian menyimak berita. Ada pula indikator- indikator keahlian menyimak berita ialah (1) pelajar sanggup menciptakan. Pokok berita (2) Sanggup merumuskan isi berita serta (3) sanggup menggali isi berita yang disimak. Riset ini dinyatakan sukses bila nilai rata- rata kelas sudah menggapai skor 755.
2. Fleksibel Penggunaan Media audiovisual.
Fleksibel pemanfaatan instrumen audiovisual yakni instrument yang digunakan oleh para analisis. Pemanfaatan Media audiovisual dalam pembelajran menyimak kabar diharapkan bisa memotivasi siswa serta mengganti pendidikan yang membosankan jadi mengasyikkan Media audiovisual betul- betul pas buat mengasah keahlian menyimak. Menyimak dicoba dengan metode memutarkan video kabar, setelah itu periset membagikan persoalan kepada siswa tentang berita yang disimak. Prosedur menyimak memakai media audio visual ini dengan langkah- langkah termaksud persiapan, penerapan, serta tindak lanjut. Pada sesi penerapan siswa diharapkan dalam menyimak kabar dengan penuh atensi serta mencatat hal- hal penting dalam berita.
E. Perangkat Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan nontes. Instrumen Tes berupa soal yang.harus diselesaikan siswa pada akhir pembelajaran menyimak berita. Tes ini digunakan untuk.menguji tingkat keterampiln menyimak berita siswa Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Strateg
Listening On Action Melalui media udiovisual, sedangkan instrument nontes
digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa selama pembelajaran menyimak berita berlangsung. Instrumen nontes ini berupa jurnal siswa, jurnal guru, lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi.
1. Instrumen Tes
Instrumen tersebut diberikan selaku arahan kepada siswa buat menyimak berita memakai media audiovisual serta mengerjakan soal isian pendek yang
meliputi menciptakan pokok berita, merumuskan isi berita serta Mengkritisi isi berita yang disimak. Tujuan dibalik instrumen uji ini merupakan buat memastikan tingkatan uraian siswa terhadap hasilnya. Evaluasi instrumen uji bergantung pada uraian siswa terhadap isi berita dengan menanggapi persoalan tentang kabar yang disimak secara orang. Hasil evaluasi tersebut dicoba dengan metode menjumlahkan totalitas skor dari tiap- tiap aspek evaluasi. Skor hendak diperoleh siswa optimal 100. Dari evaluasi yang dicoba periset, hingga hendak dikenal tiap- tiap. keahlian siswa dalam menyimak. Berikut ini merupakan penjelasan jenis nilai keahlian menyimak siswa.
Tabel 3.2Jenis Nilai Siswa dalam Keahlian Menyimak No Skor Nilai Kategori
1 85-100 Sangat Baik
2 75-84 Baik
3 61-74 Kurang
4 0-60 Sangat Kurang
Dari tabel di atas, siswa diharapkan jadi efisien ataupun menggapai klasifikasi yang sangat baik bila mereka memperoleh skor 85- 100, jenis terbaik 75-84, jenis. Kurang 61- 74, serta jenis sangat kurang 50- 60. Dalam pembuatan soal buat mengenali tingkatan keahlian menyimak berita terpaku pada kurikulum tingkatan satuan pembelajaran kompetensi dasar menyimak kabar kelas VIII. ada 3 penanda, ialah (1) siswa sanggup menciptakan pokok berita; (2) sanggup merumuskan isi berita yang disimak; serta (3) sanggup mengulang isi berita yang disimak.
Tabel.3.3 Evaluasi Keahlian Menyimak Kabar
No Indikator Skor. Maksimal
1 Siswa.sanggup menciptakan.pokok-pokok.berita (5W+1H).yang disimak
601
2 Menyimpulkan isi berita yang disimak 201
3 mengulang isi berita yang disimak 201
JumlahH 1001
Tabel 3.4 Aspek Penskoran Keahlian Menyimak Berita
No Aspek.Penilaian Nilai Skor Nilai Skor Maksimal Nilai 1 2 3 4 1 Poko kabar (5W+1H) a..Apa b..Siapa c..Dimana d..Kapan e..Mengapa f..Bagaimana 600 Jumlah.skor x100 Skor Maxsimal 2 Menyimpulkan. berita 200
3 Mengulang isi. Berita 200
Nilaiii 1000
Dari tabel diatas dapat.diketahui siswa akan memperoleh skor maksimal 100 apabila kedua soal yang dikerjakan dengan benar.
Tabel 3.5 Kriteria.Penilaian Pokok-pokok.Berita.
Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skorr
Ketepatan.menemukan pokok.berita (5W+1H)
Siswa.dapat.menyebutkan.6.sekaligus. pokok-pokok berita sesuai dengan isi berita secara benar.
4
Siswa dapat menyebutkan 4-5 pokok-pokok berita sesuai dengan isi berita secara benar
3 Siswa dapat menyebutkan 3-2 pokok-pokok
berita sesuai dengan isi berita secara benar
Siswa hanya dapat menyebutkan 1-2 pokok-pokok berita yang sesuai dengan isi berita secara benar
1
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Menyimpulkan Isi Berita
Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor
Simpulan berita sesuai dengan isi berita yang disimak
Simpulan mencakup 6 pokokpokok berita yang sesuai dengan isi berita.
4 Simpulan mencakup 4-5 pokokpokok
berita yang sesuai dengan isi berita
3
Simpulan mencakup 2-3 pokokpokok berita yang sesuai dengan isi berita
2 Simpulan hanya mencakup 1-2
pokok-pokok berita yang sesuai dengan isi berita
1
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Mengkritisi Isi Berita
Aspek Penilaian Kritikan Penilaian Skor
Kritikan sesuai dengan isi berita
Kritikan sesuai dengan isi berita disertai alasan yang mendukung
4 Kritikan sesuai dengan isi berita namun
tidak disertai alasan yang mendukung
3 Kritikan kurang sesuai dengan isi berita
namun disertai alasan
2 Kritikan kurang sesuai dengan isi berita
dan tidak disertai alasan
1
Rumus Penilaian
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut
Perolehan Skor
Nilai Akhir = x Skor 100 Skor Maksimum(100)
Melalui aturan penilaian tersebut, analis dapat mengetahui dampak lanjutan uji coba kemampuan menyimak berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Makassar. Ujian dalam penyelidikan ini dilakukan satu kali menjelang akhir