51
III.1. Analisa Sistem
Analisa sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses dan output sistem, sehingga akan diketahui identifikasi dan evaluasi masalah kebutuhan sistem yang diharapkan dan usulan dari perbaikan sistem tersebut.
III.1.1. Analisa Input
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada sistem yang sedang berjalan maka yang menjadi data inputan adalah nama, alamat dan keluhan pasien.
III.1.2. Analisa Proses
Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan kerja atau proses mendiagnosa penyakit lambung adalah sebagai berikut :
1. Pasien ditanya nama, alamat, jenis kelamin dan nomor telepon. Pakar menanyakan kepada pasien tentang keluhan yang dirasakan pasien dan pakar juga memberikan pertanyaan kepada pasien tentang gejala-gejala penyakit lambung, apakah pasien merasakan gejala-gejala tersebut atau tidak.
2. Setelah mengetahui gejala-gejala dan keluhan yang dirasakan pasien maka pakar akan mendiagnosa penyakit pasien, apakah pasien terkena penyakit lambung atau tidak serta memberikan solusi pengobatannya.
III.1.3. Analisa Output
Output merupakan hasil dari pengolahan data yang telah diinputkan. Output atau hasil keluaran dari sistem ini adalah apakah pasien terkena penyakit lambung atau tidak serta solusi dari hasil analisanya.
III.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan
Berdasarkan analisa terhadap input, proses dan output pada sistem diagnosa penyakit pada lambung yang sedang berjalan, penulis menemukan beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut :
1. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan konsultasi karena pada umumnya pasien yang akan melakukan konsultasi harus membuat janji dan mengantri untuk bertemu dengan pakar.
2. Biaya yang dikeluarkan relatif mahal
3. Tidak ada database untuk menyimpan data pasien.
Untuk menangani kelemahan-kelemahan sistem yang ada salah satu solusi yang disarankan adalah dengan merancang sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada lambung. Sistem ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi penanganan penyakit lambung.
III.3. Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan (knowledge base). Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk
pemahaman dan merupakan inti dari sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua (2) elemen dasar yaitu, fakta dan aturan dan mesin inferensi untuk mendiagnosa penyakit pada lambung.
Dalam perancangan basis pengetahuan ini digunakan kaidah produksi sebagai sarana untuk representasi pengetahuan. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan JIKA [premis] MAKA [konklusi]. Pada perancangan basis pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejala-gejala yang terlihat pada penyakit lambung dan konklusi adalah jenis penyakit lambung, sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA [penyakit]. Bagian premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proposisi yaitu berarti pada sistem pakar ini dalam satu kaidah dapat memiliki lebih dari satu gejala. Gejala-gejala tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logika DAN. Bentuk pernyatannya adalah:
JIKA [gejala 1] DAN [gejala 2] DAN [gejala 3] MAKA [Penyakit]
Tabel III.1. Gejala Penyakit Lambung Kode
Gejala
Nama Gejala
GK01 Perut kembung
GK02 Mual kadang disertai muntah GK03 Rasa perih di ulu hati
GK04 Perasaan sebah dan tidak nyaman di perut GK05 Rasa panas di dada dan perut
GK06 Rasa tidak enak setelah makan GK07 Tidak nafsu makan
GK08 Nyeri pada dada atau perut bagian atas GK09 Nyeri dibelakang tulang dada
GK10 penderita sering sendawa GK11 Kesulitan saat menelan
GK12 Regurgitas (adanya rasa asam yang naik ke mulut) GK13 Suara serak
GK14 Cegukan
Tabel III.2. Jenis Penyakit Lambung No Urut Kode Penyakit Nama Penyakit 1 P01 Gastritis 2 P02 Dispepsia
Adapun contoh kaidah sistem pakar diagnosa penyakit pada lambung adalah sebagai berikut :
a. Rule 1
JIKA Perut kembung DAN Mual kadang disertai muntah DAN Rasa perih
di ulu hati DAN Perasaan Sebah dan tidak nyaman diperut DAN Tidak nafsu makan.
MAKA Gastritis b. Rule 2
JIKA Perut Kembung DAN Mual kadang disertai muntah DAN Rasa perih di
ulu hati DAN Rasa panas di dada dan perut DAN Rasa tidak enak setelah makan.
MAKA Dispepsia c. Rule 3
JIKA Mual kadang disertai muntah DAN Nyeri pada dada atau perut bagian
atas DAN Nyeri di belakag tulang dada DAN Penderita sering sendawa DAN Kesulitan saat menelan DAN Regurgitas (adanya rasa asam yang naik ke mulut) DAN Suara Serak DAN Cegukan
MAKA GERD
Pertanyaan-pertanyaan ini akan diproses dengan bentuk sebagai berikut :
1. If GK01 And GK02 And GK03 And GK04 And GK07 Then P01
2. If GK01 And GK02 And GK04 And GK05 And GK06 then P02
3. If GK02 And GK08 And GK09 And GK10 And GK11 And GK12 And GK13 And GK14 Then P03
III.3.1. Pengkonversian Tabel Keputusan Menjadi Kaidah Produksi
Representasi pengetahuan, kaidah produksi dibentuk dari pengubahan tabel keputusan. Pembuatan suatu kaidah dilakukan dengan beberapa tahapan. Sebagai contoh perhatikan pembuatan kaidah Konklusi ini akan dapat tercapai bila kondisi-kondisi yang mendukung terpenuhi. Pembuatan kaidah 1 menggunakan goal dan kondisi yang telah diperoleh dari langkah 1 dan 2, seperti berikut :
Tabel III.3. Tabel Keputusan Gejala-gejala Penyakit Lambung Kode
Gejala
Nama Gejala P01 P02 P03
GK01 Perut kembung * *
GK02 Mual kadang disertai muntah * * *
GK03 Perasaan sebah dan tidak nyaman di perut *
GK04 Rasa perih di ulu hati * *
GK05 Rasa panas di dada dan perut *
GK06 Rasa tidak enak setelah makan *
GK07 Tidak nafsu makan *
GK08 Nyeri pada dada atau perut bagian atas * * *
GK09 Nyeri dibelakang tulang dada *
GK10 penderita sering sendawa *
GK11 Kesulitan saat menelan *
GK12 Regurgitas (adanya rasa asam yang naik ke mulut)
GK13 Suara serak *
GK14 Cegukan *
Tabel kepastian untuk gejala penyakit pada lambung ditunjukkan oleh tabel III.4 berikut ini :
Tabel III.4. Tabel Nilai Keputusan Densitas Gejala Penyakit Lambung Kode
Gejala
Nama Gejala Nilai
GK01 Perut kembung 0,7
GK02 Mual kadang disertai muntah 0,8
GK03 Perasaan sebah dan tidak nyaman di perut 0,8
GK04 Rasa perih di ulu hati 0,9
GK05 Rasa panas di dada dan perut 0,9
GK06 Rasa tidak enak setelah makan 0,8
GK07 Tidak nafsu makan 0,7
GK08 Nyeri pada dada atau perut bagian atas 0,9
GK09 Nyeri dibelakang tulang dada 0,8
GK10 penderita sering sendawa 0,8
GK11 Kesulitan saat menelan 0,7
GK12 Regurgitas(adanya rasa asam yang naik ke mulut) 0,9
GK13 Suara serak 0,6
Tabel III.5. Tabel Nilai Keputusan Densitas Penyakit Lambung Kode
Penyakit
Nama Penyakit Nilai
P01 Gastritis 0,9
P02 Dispepsia 0,9
P03 GERD (Gastro-Esophageal Reflux Disease) 0,8
III.4. Metode Dempster-Shafer
Adapun metode yang dipakai dalam pemecahan masalah dari sistem pakar diagnosa penyakit pada lambung ini adalah metode dempster-shafer.
Dempster shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer. Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:
[Belief,Plausibility]
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 (nol) maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.
Plausibility (Pls) dinotasikan sebagai : Pls(X)1Bel(X')
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1, jika kita yakin akan X’ maka dapat dikatakan Belief (X’) = 1 sehingga dari rumus di atas nilai Pls (X) = 0. Pada teori Dempster-Shafer juga dikenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan
ɵ
. FOD ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis, Tujuan kita adalah membangkitkan kepercayaan elemen-elemenɵ
terhadap elemenɵ
. Tidak semua evidence elemenɵ
secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemenɵ
saja, tetapi juga semu himpunan bagiannya (sub-set). Sehingga jikaɵ
bernilai n elemen, maka sub-set dariɵ
berjumlah 2n. Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa jumlah semua densitas (m) dalam sub-setɵ
sama dengan 1.Diketahui :
ɵ
= { G, D, GR } Dimana :G : Gastritis D : Dispepsia
GR : GERD (Gastro-Esophageal Reflux Disease)
Jika kemudian diketahui bahwa Perut Kembung merupakan gejala dari Gastritis dengan m= 0,7 maka :
m{G} = 0,7 m{
ɵ
}= 1-0,7 = 0,3Andaikan diketahui Perut kembung = (X) adalah subset dari
ɵ
, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan gejala 2 = (Y) juga merupakan subset dariɵ
dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, Maka kita dapat membentuk fungsi kombinasi m2 sebagai m3 dengan persamaan berikut :
Y X Z Y X Y m X m Y m X m Z m ) ( 2 ) ( 1 1 ) ( 2 ) ( 1 ) ( 3Ket : m1, m2, m3 = Densitas gejala
X, Y, Z = Himpunan Penyakit
Misalkan User atau pasien melakukan konsultasi dengan keluhan Perut Kembung, Mual disertai muntah dan Perasaan sebah dan tidak nyaman diperut, maka untuk memperoleh nilai keyakinan dengan metode Dempster-shafer dari gejala Perut Kembung dan Mual disertai muntah diatas dapat dihitung sebagai berikut :
Gejala 1 = Perut Kembung dengan nilai probabilitas 0,7 gejala dari penyakit Gastritis dan Dispepsia.
m1 { G, D } = 0,7 m1 {
ɵ
} = 1-0,7 = 0,3Gejala 2 = Perasaan sebah dan tidak nyaman diperut dengan nilai probabilitas 0,8 gejala dari penyakit Gastritis.
m2 { G } = 0,8
m2 {
ɵ
} = 1-0,8 = 0,2Tabel III.6. Aturan Kombinasi untuk m3
{ G } (0,8) {
ɵ
}(0,2)
{ G, D } (0,7) { G } (0,56) { G, D } (0,14) {ɵ
} (0,3) { G } (0,24) {ɵ } (0,06)
Keterangan :
Kolom pertama pada baris kedua dan ketiga berisikan semua himpunan bagian pada gejala pertama ( Perut kembung) dengan m1 sebagai fungsi densitas. Baris pertama berisikan semua himpunan bagian pada gejala kedua (Perasaan
sebah dan tidak nyaman diperut) dengan m2 sebagai fungsi densitas.
Baris kedua dan ketiga pada kolom kedua merupakan irisan dari kedua himpunan.
Dari aturan kombinasi diatas, maka untuk menghitung nilai densitas digunakan persamaan Dempster-shafer.
Sehingga di peroleh m3 sebagai berikut :
m3 { G } = = 0,59 m3 { G, D } = = 0,14 m3 { G } = 0,24 = 0,25 m3 {
ɵ
} = = 0,06 1 – 0,06 0,56 1 – 0,06 0,14 1 – 0,06 0,06 1 – 0,06Maka dapat disimpulkan nilai kepastian kombinasi Dempster-shafer adalah : Bahwa user mengalami penyakit Gastritis dengan nilai kepercayaan paling tinggi sebesar 0,59 atau bila dipersentasekan nilainya menjadi 59 %
III.5. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penelusuran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar.
Secara umum ada dua teknik utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penulusuran maju (forward chaining) dan penulusuran mundur (backward chaining).
Dalam penulusuran maju, aturan-aturan yang diuji satu demi satu dalam urutan tertentu. Urutan ini mungkin berupa urutan pemasukan aturan ke dalam basis aturan atau juga urutan lain yang ditentukan oleh pemakai. Saat tiap aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisi benar maka aturan itu disimpan kemudian aturan itu diuji. Namun jika kondisinya salah, aturan itu tidak disimpan dan aturan berikutnya akan diuji. Proses ini akan berulang sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi.
Dalam mencari penyakit lambung dan mencari penyebab penyakit lambung akan dimulai dengan memberikan pertanyaan mengenai penyakit lambung yang dialami atau dengan memberikan daftar jenis penyakit lambung sehingga
diperoleh suatu diagnosa penyakit lambung dan hasil akhir kesimpulan penyakit lambung tersebut. Proses pelacakan kedepan (Forward Chaining) pada sistem analisa penyakit lambung secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
Simpan aturan tersebut
Cek aturan berikutnya Cek apakah ada
aturan yang sesuai
Cari aturan berikunya selesai mulai Cek dalam basis aturan benar benar salah salah
Gambar III.1 Proses pelacakan ke depan (Forward Chaining)
III.6. Desain Sistem
Perancangan desain sistem yang akan di bangun menggunakan pemodelan Unified Modelling System (UML). Diagram-diagram yang akan digunakan seperti use case diagram, sequence diagram, class diagram dan activity diagram.
III.6.1. Use Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang menekankan apa yang dibuat sistem dan merepresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem.
User Registrasi Konsultasi Admin Login Admin Gejala Basis Aturan Logout <<include>> <<include>> «extends» Daftar Pasien
Gambar. III.2 Use Case Analisis penyakit lambung
III.6.2. Sequence diagram
Sequence diagram adalah diagram yang merepresentasikan interaksi antar-objek. Bentuk Sequence diagram dari sistem yang dibangun adalah sebagai berikut :
a. Sequence Diagram Login Admin
ADMIN
FormAdmin TabelAdmin
Masukkan nama Sever Validasi Nama Server Gagal Messagebox (Nama
Server Salah)
Return Gagal
[ Berhasil ]
b. Sequence Diagram Gejala Penyakit Lambung
ADMIN
FormGejala TabelGejala
Memasukkan data gejala penyakit lambung
Koreksi dan Ubah data gejala penyakit lambung
Data gejala penyakit lambung ditampilkan pada grid
Data gejala penyakit lambung dimasukkan Data gejala penyakit lambung
diUpdate
Menampilkan Data gejala penyakit lambung Hapus Data gejala penyakit lambung Data gejala penyakit lambung
di Hapus
Gambar III.4 Sequence Diagram Gejala Penyakit Lambung Gambar III.3 Sequence Diagram Login Ke Sistem
c. Sequence Diagram Basis Aturan
ADMIN
FormBasisAturan TabelBasisAturan
Memasukkan Data basis aturan
Koreksi dan Ubah data basis aturan
Data basis aturan ditampilkan pada grid
Data basis aturan dimasukkan
Data basis aturan diUpdate
Menampilkan Data basis aturan Hapus Data basis aturan Data basis aturan di Hapus
Gambar III.5 Sequence Diagram Basis Aturan
d. Sequence Diagram Konsultasi
User Konsultasi
Isi data pasien
Memilih Gejala
Mencetak hasil Pemeriksaan Penyakit
Lambung Form Pasien Form Konsultasi Form Cetak Konsultasi
Back Back
Gambar III.6 Sequence Diagram Konsultasi
III.6.3. Class diagram
Diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam sistem / perangkat lunak yang sedang kita kembangkan Diagram kelas (Class Diagram) memberi kita gambaran (diagram statis ) tentang sistem / perangkat lunak dan relasi-relasi yang ada di dalamnya. Bentuk Class Diagram dari system yang dibangun dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
LOGIN + UserName + Password + Simpan() + Batal() Aplikasi ADMINISTRATOR Gejala Penyakit + Kodegejala= varchar(5) + NamaGejala= varchar(30) + NilaiDS= numeric(3) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar() Detail Penyakit + KodePenyakit=char(10) + Kodegejala=Varchar(5) + Rating= Numeric(10) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar() Basis Aturan + KodePenyakit=char(10) + NamaPenyakit=varchar(50) + Solusi= Text(0) + NilaiDS= Numeric(4) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar() Rekaman + KodeGejala=nchar(10) + Jawaban=nchar(10) + NoKonsultasi=Int(4) + Stat=nchar(10) +Baru() +Simpan() +Batal() +Edit() +Hapus() +Keluar()
Gambar III.7 Class Diagram
III.7. Desain Sistem Secara Global III.7.1. Desain Output
Terdapat beberapa antar muka yang menjadi output dari sistem yang akan di bangun yaitu, FormKonsultasi, FormHasilKonsultasi. FormCetakKonsultasi.
III.7.1.1. Antar Muka Pemakai (User Interface) FormKonsultasi
Pada Gambar III.8 dibawah ini untuk memilih gejala yang penyakit lambung dari daftar kemudian klik tombol lanjutkan.
Gambar III.8. Rancangan Form Output Pertama Konsultasi
Setelah tombol lanjutkan di pilih, selanjutnya akan muncul form hasil konsultasi. Jika semua gejala penyakit lambung dipilih maka akan muncul penyakit lambung dan solusinya. Jika gejala-gejala penyakit lambung belum lengkap maka akan muncul pesan "Anda memiliki gejala penyakit lambung, tetapi belum bisa ditentukan jenis penyakit lambung". Form Hasil konsultasi dapat dilihat pada Gambar III.9.
Kode Gejala Nama Gejala Ya Tidak
0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kosongkan
Gambar III.9. Rancangan Form Output Langkah Kedua III.7.2. Rancangan Menu Sistem Pakar
Perancangan antar muka merupakan tampilan program aplikasi yang digunakan pemakai untuk dapat berkomunikasi dengan komputer. Adapun yang menjadi rancangan antar muka dalam perancangan ini adalah rancangan menu
Gejala Yang Dialami Nama Penyakit
Xxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jenis PenyakitSolusi Nilai Dempster-Shafer = 0.99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
utama program, dimana melalui rancangan ini satu form dapat berinteraksi dengan form lainya.
III.7.2.1. Perancangan Form Login
Perancangan ini digunakan untuk masuk ke sistem dengan memasukkan nama, password, dan status. Rancangan ini ditunjukkan pada Gambar III.10.
Gambar III.10. Perancangan Form Login Admin
III.7.2.2. Perancangan Menu
Menu Utama merupakan tampilan awal dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit lambung. Rancangan menu utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar III.11. Perancangan Form Menu Utama
User Name Password
OK Cancel
Pakar Pemakai Help
Data Gejala Konsultasi Pembuat Program Data Basis Aturan Logout Penjelasan Program Daftar Pasien
--- Keluar
III.7.3. Rancangan Input Data
III.7.3.1. Form Gejala Penyakit lambung
Gambar III.12. Rancangan Form Interface Gejala Penyakit lambung
III.7.3.2. Form Jenis-jenis Penyakit Lambung dan Basis Aturan.
Form jenis-jenis penyakit lambung dan Basis Aturan merupakan form pemasukan basis aturan setiap rule. Bentuk dari jenis-jenis penyakit lambung dan basis aturan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Kode Gejala : Nama Gejala : Nilai DS :
Kode Gejala Nama Gejala Nilai DS
Baru Simpan Batal Ubah Hapus Keluar
Kode Penyakit Nama Penyakit Solusi
Nilai DS
Baru Simpan Batal Edit Hapus Keluar Add
Cancel
III.7.4. Desain Database
Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk merancangnya diperlukan alat bantu, baik menggambarkan relasinya maupun mengoptimalkan rancangan database.
III.7.4.1. Kamus Data
1. Kamus data tabel penyakit
Penyakit lambung : @KodePenyakit + NamaPenyakit + Solusi + NilaiDS Keterangan : @KodePenyakit : Primary key
2. Kamus data tabel gejala
Gejala penyakit : @KodeGejala + NamaGejala + NilaiDS Keterangan : @KodeGejala : Primary key 3. Kamus data tabel detail penyakit
Detail penyakit : KodePenyakit + KodeGejala + Rating + NilaiDS Keterangan : KodePenyakit : Foreign key
KodeGejala : Foreign key 4. Kamus data tabel pasien
Pasien : @NoPasien + NamaPasien + JenisKelamin + Alamat + Telepon + TanggalKonsultasi
Keterangan : @NoPasien : Primary key 5. Kamus data tabel rekaman
Rekaman : KodeGejala + Jawaban + NoPasien + Stat Keterangan : KodeGejala : Foreign key
NoPasien : Foreign key 6. Kamus data tabel hasil
Hasil : @NoKonsultasi + NilaiDS + NamaPenyakit + Solusi Keterangan : @NoKonsultasi : Primary key
7. Kamus tabel detail pasien
Detail Pasien : NoKonsultasi + NoPasien + TanggalKonsultasi Keterangan : NoKonsultasi : Foreign key
NoPasien : Foreign key 8. Kamus data tabel Login
Login : @Username + Password + Status Keterangan : @Username : Primary key
III.7.4.2. Normalisasi
Normalisasi database biasanya jarang dilakukan dalam database skala kecil dan dianggap tidak diperlukan pada penggunaan personal. Namun seiring dengan berkembangnya informasi yang dikandung dalam sebuah database, proses normalisasi akan sangat membantu dalam menghemat ruang yang digunakan oleh setiap tabel di dalamnya, sekaligus mempercepat proses permintaan data. Pada tahap ini semua data direkam tanpa format tertentu dan data bisa jadi mengalami duplikasi.
1. Normal Pertama (1NF)
Kode Nama
Penyakit Gejala Solusi
P01 Gastritis Perut kembung Kurangi
makanan pedas P01 Gastritis Mual kadang disertai muntah Kurangi
makanan pedas P01 Gastritis Perasaan sebah dan tidak nyaman diperut Kurangi
makanan pedas P03 GERD Rasa panas di dada dan perut Hindari
stress P03 GERD Nyeri pada dada atau perut bagian atas Hindari
stress P03 GERD Nyeri dibelakang tulang dada Hindari
stress 2. Normal Kedua (2NF) THasil NoKonsultasi NilaiDS NamaPenyakit Solusi TGejala Kodegejala NamaGejala NilaiDS TPenyakit KodePenyakit NamaPenyakit Solusi NilaiDS TDetail KodePenyakit Kodegejala Rating NilaiDS TRekaman KodeGejala Jawaban NoKonsultasi Stat TLogin UserName Password Status TPasien NoPasien NamaPasien JenisKelamin Alamat Telepon TanggalKonsultasi DetailPasien NoKonsultasi NoPasien TanggalKonsultasi
3. Normal Ketiga (3NF)
III.7.4.3. Struktur Tabel Database
Melalui proses diatas maka dapat dirancang database dari sistem. Database yang dirancang terdiri dari tabel-tabel yang saling berelasi. Struktur tabel-tabel database tersebut, yakni :
TGejala Kodegejala NamaGejala NilaiDS TPenyakit KodePenyakit NamaPenyakit Solusi NilaiDS TDetail KodePenyakit Kodegejala Rating NilaiDS TRekaman KodeGejala Jawaban NoKonsultasi Stat TLogin UserName Password Status TPasien NoPasien NamaPasien JenisKelamin Alamat Telepon TanggalKonsultasi THasil NoKonsultasi NilaiDS NamaPenyakit Solusi DetailPasien NoKonsultasi NoPasien TanggalKonsultasi
1. Tabel Gejala Penyakit lambung
Tabel Gejala Penyakit lambung digunakan untuk menyimpan data yang dapat memberikan informasi mengenai gejala penyakit lambung. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.7
Tabel III.7. TGejala
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : TGejala Primary Key : KodeGejala
Field name Type Size Indexed Description
KodeGejala NamaGejala NilaiDSGejala Varchar Varchar Float 5 30 4 Yes - - Kode Gejala Nama Gejala
Nilai Dempster Shafer
2. Tabel Basis Aturan
Tabel Penyakit lambung ini berisi informasi tentang semua jenis penyakit lambung. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.8
Tabel III.8. TPenyakit
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : TPenyakit Primary Key : KodePenyakit
Field name Type Size Indexed Description
KodePenyakit NamaPenyakit Char Varchar 10 50 Yes - Kode Penyakit Nama Penyakit
Solusi NilaiDS Text Float 0 4 - - Solusi Nilai DS
3. Tabel Detail Penyakit lambung
Tabel ini berisi informasi Detail Penyakit lambung merupakan tabel untuk menampung gejala-gejala setiap penyakit lambung. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.9
Tabel III.9 TDetail
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : TDetail
Foreign Key : KodePenyakit, KodeGejala
Field name Type Size Indexed Description
KodePenyakit KodeGejala Rating Char Varchar numeric 10 5 10 - - - Kode Penyakit Kode Gejala Rating 4. Tabel Pasien
Tabel ini berisi informasi pasien yang melakukan konsultasi. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.10
Tabel III.10. TPasien
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : TPasien Primary Key : NoPasien
Field name Type Size Indexed Description
NoPasien NamaPasien JenisKelamin Alamat Telepon TanggalKonsultasi Int Varchar Varchar Varchar Varchar Datetime 10 50 9 50 12 - Yes - - - - - No Pasien Nama Pasien Jenis Kelamin Alamat Telepon Tanggal Konsultasi 5. Tabel Rekaman
Tabel ini berisi informasi penyakit lambung pada saat konsultasi. Jadi setiap hasil konsultasi disimpan pada tabel ini. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.11
Tabel III.11. TRekaman
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : TRekaman
Field name Type Size Indexed Description KodeGejala Jawaban NoKonsultasi Stat nchar nchar int nchar 10 10 4 10 - - - - Kode Gejala Jawaban Pertanyaan Nomor Konsultasi Status 6. Tabel Hasil
Tabel ini berisi informasi hasil konsultasi pada pasien. Jadi setiap hasil konsultasi disimpan pada tabel ini. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.12
Tabel III.12. THasil
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : THasil Primary Key : NoKonsultasi
Field name Type Size Indexed Description
NoKonsultasi NilaiDS NamaPenyakit Solusi Int Float Varchar Text 4 4 50 0 Yes - - - Nomor Konsultasi Nilai Dempster Shafer Nama Penyakit
Solusi
7. Tabel Detail Pasien
Tabel ini berisi informasi Detail Pasien merupakan tabel untuk menampung data pasien yang melakukan konsultasi. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.13
Tabel III.13 DetailPasien
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : DetailPasien
Foreign Key : KodePenyakit, KodeGejala
Field name Type Size Indexed Description
NoKonsultasi NoPasien TanggalKonsultasi Int Int datetime 4 10 - - - - Nomor Konsultasi PasienNomor Tanggal Konsultasi 8. Tabel Login
Tabel Login berguna untuk keamanan data. Jadi dalam hal ini hanya terdaftar didalam tabel pengembang yang berhak untuk melakukan perubahan terhadap sistem. Tabel ini ditunjukkan dalam Tabel III.14
Tabel III.14. TLogin
Nama Database : Lambung_db Nama Tabel : Tlogin
Field name Type Size Indexed Description
Username Password Status nvarchar nvarchar nvarchar 20 20 10 - - - User Name Password Status
[1:N]
III.8. ERD (Entity Relationship Diagram)
Setelah merancang database maka dapat dibuat relasi tabel sebagai kebutuhan data. Relasi menggambarkan hubungan antara tabel yang dapat dilihat pada Gambar III.14. Tabel login tidak dimasukkan dalam relasi karena bukan merupakan bagian dari data kepakaran.
Gambar III.14. ERD (Entity Relationship Diagram)
Gejala KodeGejala NamaGejala Memiliki Basis Aturan NamaPenyakit Solusi NilaiDS Menyimpan Detail Penyakit KodePenyakit KodeGejala NilaiDS Rating KodePenyakit Pasien Konsultasi Rekaman Memilih NoPasien NamaPasien JenisKelamin Alamat KodeGejala Jawaban NoKonsultasi [1:N] [1:N] [1:N] [N:N] [N:N] [N:N] [N:N] Stat Hasil TanggalKonsultasi Menyimpan NoKonsultasi NilaiDS NamaPenyakit Solusi [N:N] [N:N] Menyimpan DetailPasien NoKonsultasi NoPasien TanggalKonsultasi [1:N] [1:N]
III.9. Activity Diagram
Setiap aktivitas suatu aktor dieksentasikan ke aktivitas aktor lain dapat
disatukan dengan swimline. Aktivitas yang terjadi pada sistem yang akan dibangun memiliki gabungan aktivitas antar aktor user dan admin.
1. Activity Diagram Form Login Admin
Activity diagram form login admin dapat dilihat pada gambar III.15 sebagai berikut :
Masukkan User Name dan Password
Apakah Valid ? Tidak
Login Berhasil Ya
Selesai
Gambar III.15. Diagram Activity Login
2. Activity Diagram Form Input Data Gejala
Activity diagram form input data gejala dapat dilihat pada gambar III.16 sebagai berikut :
Mulai Tampil Form gejala
Baru
Input Data gejala
Ya Tidak Edit ? Simpan ? Yes Simpan Batal No Ubah Data Yes Hapus ? No Hapus Data yes No
Gambar III.16. Diagram Activity Form Gejala
3. Activity Diagram Form Basis Aturan
Activity diagram form basis aturan dapat dilihat pada gambar III.17 sebagai berikut :
Mulai
Tampil Form Basis Aturan
Baru
Input Data Basis Aturan
Ya Tidak Edit ? Simpan ? Yes Simpan Batal No Ubah Data Yes Hapus ? No Hapus Data yes No
4. Activity Diagram Form Konsultasi
Activity diagram form konsultasi dapat dilihat pada gambar III.18 sebagai berikut :
Mulai
Tampil Form Gejala
No Check List Gejala Penyakit
Lanjutkan
Tampil Hasil Konsultasi
Yes
Keluar Tekan Tombol Lanjutkan
Masukkan data Pasien Tampil Form Pasien