PELATIHAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK JEJARING KOMISI YUDISIAL RI
Bandung, 30 Juni – 3 Juli 2010
MAKALAH
Negara Hukum, HAM, dan
Peran Masyarakat Sipil
Oleh:
M.Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Negara Hukum, HAM, dan Peran
Masyarakat Sipil
Bandung, 30 Juni 2010
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Sejarah
Sejarah
Negara
Negara
Hukum
Hukum
•
•
SejarahSejarah pemancanganpemancangan negaranegara hukumhukum munculmuncul didi EropaEropa sebagaisebagai responrespon terhadapterhadap absolutismeabsolutisme kekuasaankekuasaan raja yang raja yang bertahtabertahta padapada 15001500--1700. 1700. (setelah
(setelah berakhirnyaberakhirnya abadabad pertengahanpertengahan).). •
• KecamanKecaman--kecaman yang dilontarkan terhadap absolutisme kekuasaan kecaman yang dilontarkan terhadap absolutisme kekuasaan raja selanjutnya mendapat dukungan kuat dari golongan menengah
raja selanjutnya mendapat dukungan kuat dari golongan menengah
(
(
middle class
middle class
) yang mulai berpengaruh berkat majunya kedudukan ) yang mulai berpengaruh berkat majunya kedudukan ekonomi serta mutu pendidikan.ekonomi serta mutu pendidikan.
•
•Sejarah negara hukum dengan demikian sangat berSejarah negara hukum dengan demikian sangat ber--irisan dengan irisan dengan agenda demokratisasi dan HAM
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Konsepsi
Konsepsi
Negara
Negara
Hukum
Hukum
•
•
PPada era modern (abad 19), gagasan negara hukum berkembang ada era modern (abad 19), gagasan negara hukum berkembang pada dua konsep besar.pada dua konsep besar. Di Eropa Kontinental populer dengan istilah Di Eropa Kontinental populer dengan istilah ”
”
rechtsstaat
rechtsstaat
””. Sedangkan dalam tradisi Anglo Saxon dikembangkan . Sedangkan dalam tradisi Anglo Saxon dikembangkan dengan sebutandengan sebutan ””
The Rule of Law
The Rule of Law
””. . •• Menurut Stahl, Menurut Stahl, ””
rechtsstaat
rechtsstaat
”” mencakup 4 (empat) elemen penting mencakup 4 (empat) elemen penting yaitu: perlindungan hak asasi manusia, pembagian kekuasaan,yaitu: perlindungan hak asasi manusia, pembagian kekuasaan,
pemerintahan berdasarkan undang
pemerintahan berdasarkan undang--undang, dan peradilan tata usaha undang, dan peradilan tata usaha negara.
negara.
•
•Sementara AV. Dicey menyebutkan tiga ciri penting Sementara AV. Dicey menyebutkan tiga ciri penting ””
The Rule of Law
The Rule of Law
”” yaitu:yaitu:
Supremacy of law
Supremacy of law
, ,equality before the law
equality before the law
, dan , dandue Process of
due Process of
Law.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Perkembangan
Perkembangan
teori
teori
Negara
Negara
Hukum
Hukum
Dalam perkembangannya,
Dalam perkembangannya,
International Commission of Jurist
International Commission of Jurist
, , melaluimelalui konferensinyakonferensinya didi Bangkok Bangkok padapada tahuntahun 1965 1965 memperluasmemperluas konsepkonsep Rule of Rule of law,
law, dandan menekankanmenekankan apaapa yang yang dinamakannyadinamakannya ””
The Dynamic Aspects of
The Dynamic Aspects of
the Rule of Law in the Modern Age
the Rule of Law in the Modern Age
””. . SyaratSyarat--syaratsyarat dasarnyadasarnya adalahadalah: : (1)(1) PerlindunganPerlindungan konstitusionalkonstitusional, , dalamdalam artiarti, , bahwabahwa konstitusikonstitusi selainselain memberi
memberi jaminanjaminan hakhak--hakhak individuindividu, , jugajuga harusharus menentukanmenentukan caracara prosedural
prosedural untukuntuk memperolehmemperoleh perlindunganperlindungan atasatas hakhak--hakhak yang yang dijamin
dijamin; ; (2)
(2) BadanBadan kehakimankehakiman yang yang bebasbebas dandan tidaktidak memihakmemihak (3)
(3) PemilihanPemilihan umumumum yang yang bebasbebas;;
(4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
(4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
(5) Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi; dan
(5) Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi; dan
(6) Pendidikan kewarganegaraan (
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Makna Perkembangan
Perkembangan prinsip-prinsip negara hukum sangat dipengaruhi oleh semakin kuatnya penerimaan paham kedaulatan rakyat dan demokrasi dalam kehidupan bernegara. Paham negara hukum (
nomocratie
) dan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (democratie
) dijalankan secara beriringan seperti dua sisi dalam sekeping mata uang. Paham negara hukum yang demikian dikenal dengan negarahukum demokratis
(democratische rechtsstaat
) atau dalam bentukkonstitusional disebut
constitutional democracy
. Dalam konseptersebut Hukum dibangun dan ditegakkan menurut prinsip-prinsip demokrasi
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Negara Hukum dan Kontrak Sosial
• Perlawanan terhadap absolutisme kekuasaan yang merupakan jalan
sejarah pemancangan negara hukum di dasarkan pada teori kontrak social.
• Teori kontak sosial awalnya diusung oleh John Locke, yang
mentesiskan bahwa negara merupakan hasil kesepakatan (pactum
unionis) antarrakyat yang dikuasai dengan penguasa (pactum
subjectionis), di mana posisi masing‐masing pihak wajib dilindungi dan
dibatasi oleh aturan hukum yang disebut konstitusi.
• Dalam konteks politik, teori kontrak social berarti bahwa hubungan
antara raja (penguasa) dan rakyat didasari oleh suatu kontrak yang ketentuan-ketentuannya mengikat kedua belah pihak.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Konsekwensi Kontrak Sosial
• Indonesia yang sudah mentahbiskan dirinya sebagai negara hukum terikat
dengan teori kontrak sosial antara negara dan rakyat. Bentuk dari kontrak sosial tersebut adalah Konstitusi dan peraturan perundangan lainnya.
• Sebagai perwujudan kontrak sosial, maka konstitusi dan peraturan
perundangan lainnya wajib memperhatikan kepentingan keduanya, mulai dari proses penyusunan sampai pada pengesahan isi kontrak. Kedua belah pihak selanjutnya terikat untuk menjalankan hak dan kewajiban masing‐ masing.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
HAM dalam Teori Kontrak Sosial
• Dalam teori kontrak social‐nya John Locke, manusia tidaklah secara absolut menyerahkan hak‐hak individunya kepada negara. Yang diserahkan menurutnya hanyalah hak‐hak yang berkaitan dengan perjanjian negara semata, sedangkan hak‐hak lainnya tetap berada dan melekat pada masing‐masing individu.
• HAM karenanya tetap menjadi elemen independen yang sifatnya pokok dan melekat yang harus dijamin dalam konsepsi negara hukum.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Perkembangan HAM (1)
• Terma hak asasi manusia (human rihts) pertama kali digunakan pada the
Declaration by United Nations pada 1 January 1942. Deklarasi ini dilakukan
oleh 26 negara yang merasa tidak mampu menghalangi kekejaman
kekuasaan Axis (Jerman, Italy dan Jepang) pada masa perang dunia II. Para deklarator menulis dalam dokumen ini dengan kata “to preserve human rights and justice in our [own] lands as well as in other lands”.
• Selanjutnya, pada akhir perang dunia II, yaitu pada tahun 1945,
sebanyak 50 negara bertemu di San Francisco, CA, USA untuk
membuat
the United Nations Carter
. Di dalam piagam tersebutdinyatakan bahwa tujuan adanya PBB adalah untuk
menyelenggarakan kerjasama internasional dalam mempromosikan dan memperkuat penghormatan terhadap HAM dan terhadap
kebebasan dasar tanpa pembedaan berdasar ras, jenis kelamin, bahasa dan agama.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Perkembangan HAM (2)
• Selanjutnya pada 10 Desember 1948, Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (the Universal Declaration of Human Rights) disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa‐Bangsa pada 10 Desember 1948.
• Setelah pengesahan itu, maka dilanjutkan dengan pembuatan intrumen
yang lain yang kemudian dikenal dengan International Bill of Human
Rights, sebutan untuk empat instrument utama hak asasi manusia yaitu
Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(KIHESB) atau International Covenan on Economic, Social and Cultural
Rights (ICESCR) dan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik
(KIHSP) atau International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) beserta Protokol Tambahan (Optional Protocol)‐nya masing‐masing.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Pembagian HAM (1)
• Secara umum hak asasi manusia dibagi ke dalam dua kelompok besar,
pertama: hak ekonomi, social dan budaya. Kedua: hak sipil dan politik.
• Hak ekonomi, social dan budaya seringkali diasosiasikan dengan istilah
hak atas (“rihts to”). Hak ini muncul dari tuntutan agar Negara
menyediakan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari urusan makan hingga kesehatan. Negara dituntut untuk bekerja lebih aktif dalam rangka memenuhi hak‐hak tersebut. Termasuk di dalam hak‐ hak ini adalah hak atas pekerjaan dan upah yang layak, hak atas jaminan social, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pangan, hak atas perumahan, hak atas tanah, hak atas lingkungan yang baik dan sehat, hak atas perlindungan karya ilmiah, kesusastraan dan kesenian.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Pembagian HAM (2)
• Sedangkan Hak sipil dan politik berkaitan dengan kebebasan sipil
setiap warga negara yang sering disebut sebagai bebas dari
(“freedom from”).
Hak ini muncul dari tuntutan manusia darikungkungan absolutisme negara dan dari gerakan-gerakan social lainnya.Termasuk di dalam hak-hak ini adalah hak untuk hidup, hak kebebasan bergerak, hak suaka dari penindasan, perlindungan terhadap hak milik, hak untuk tidak disiksa, kebebasan berfikir, beragama dan berkeyakinan, kebebasan untuk berkumpul dan menyatkan pikiran, hak bebas dari penahanan dan penangkapan sewenang-wenang, hak bebas dari penyiksaan, hak untuk tidak dituntut berdasarkan hokum yang berlaku surut dan hak
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Realitas Empiris Penegakan Hak Sipil dan
Politik di Indonesia
•
Warna penegakan hak sipil dan politik di Indonesia
masih cukup kelabu. Rujukan empirisnya dapat dilihat
dari beberapa kasus yang sampai hari ini belum
kunjung tuntas, bahkan tak kunjung ada titik terang,
seperti kasus tanjung priok, kasus Timor-Timor, kasus
pembunuhan 4 (empat) mahasiswa trisakti, kasus
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Realitas Empiris Penegakan Hak Ekonomi,
Sosial, dan Budaya di Indonesia
• Kondisi penegakan hak ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia
juga sangat memprihatinkan dan menyayat hati. Hal itu dapat
dirujuk panda fenomena menguatnya kasus korupsi,
illegal
logging
, kebijakan publik di tingkat pusat dan daerah yang tidak memberi ruang buat pemberdayaan masyarakat.• Selain itu juga terlihat dari tidak adanya keberpihakan penegakan
hukum pada nelayan, buruh, tani, dan kaum diffabel yang lemah akses kuasa.
• Termasuk mengguritanya pusat-pusat perbelanjaan yang
kapitalistik dan berakibat pada tergusur dan matinya toko-toko/industri kecil, warung-warung klontong milik masyarakat yang menjadi tumpuan ekonominya.
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Peran Strategis Masyarakat Sipil (1)
Masyarakat sipil yang direpresentasikan LSM, Kampus, Ormas, Organisasi Keagamaan, (termasuk jejaring KY) memiliki peran strategis dan sekaligus memiliki tanggungjawab melekat untuk berperan aktif dalam penegakan hukum dan HAM yang masih menjadi problem besar kebangsaan. Beberapa peran yang bisa dilakukan antara lain:
a. Melakukan kajian bermuatan HAM terhadap masalah politik
legislasi yang selama ini menjadi hulu dari problem penegakan hukum.
b. Mengintegrasikan
action plan
jejaring dengan LSM, PerguruanTinggi, Ormas dll.
c. Menyusun
action plan
untuk investigasi terhadap kebijakan publik diKOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
Peran Strategis Masyarakat Sipil (1)
• Melakukan survey tentang peta kemiskinan sosial, ekonomi, dan
budaya akibat dari pemberlakuan UU dan kebijakan pemerintah.
• Merintis pendidikan politik untuk penegakan hukum dan HAM
pada masyarakat bersama-sama dengan unsur CSO.
• Merumuskan agenda strategi dan aksi untuk advokasi masyarakat
korban HAM.
• Sharing data dan agenda sesama jejaring KY melalui jaringan