• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA FURNACE-3 PPT MIGAS CEPU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KINERJA FURNACE-3 PPT MIGAS CEPU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA FURNACE-3 PPT MIGAS CEPU

Yuliani. HR

1

1] Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Jl. Urip Sumoharjo KM.10 Tamalanrea Makassar 90112 [Sul-Sel]

Email :yulihr07@yahoo.com

Abstract

Furnace is an main equipment in PPT. MIGAS Cepu purpose increase temperature of crude oil, where the temperature is one variable determined perfection separation process at column distillation fraktionasi. Fuel is used at the third furnace is residu, fuel gas, air as source oksigen and steam for atomization.

Crude oil enter into furnace through pipe from top downwards called convection to radiation area with opposite orientation with temperature result of combustion of fuel. Performance of the third furnace is evaluated with heat transfer efficiency and becomes an indication that equipment still good or bad operation. Based result of calculation point the fficiency furnace 3 PPT MIGAS CEPU 68,54 % and excess of air 45,97%.

Keywords: Furnace, crude oil , efficiency, excess air and PPT.MIGAS CEPU

PENDAHULUAN

Pada pengolahan minyak bumi diperlukan peralatan untuk memanaskan minyak mentah sebelum memasuki kolom fraksinasi. Pemanasan ini sangat berkaitan dalam pemisahan fraksi-farkai yang didasarkan trayek titik didihnya. Untuk pemanasan temperature cukup tinggi digunakan furnace dimana sumber panas berasal dari bahan bakar.

Proses perpindahan panas pada furnace terjadi antara fluida yang dipanasi dengan panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Berdasarkan pertukaran panas tersebut maka efisiensi furnace sangat menarik untuk dihitung sebagai indikasi layak atau tidaknya furnace dioperasikan. Perhitungan efeisiensi ini juga menjadi acuan PPT.MIGAS Cepu untuk shutdown dan memperbaiki peralatan khususnya pada furnace.

LANDASAN TEORI 1. Furnace

Furnace adalah salah satu alat yang digunakan dalam operasi minyak bumi bertujuan untuk memanaskan minyak mentah sampai suhu tertentu sesuai perencanaan proses yang diinginkan. Furnace yang diteliti adalah type boks yaitu burnernya dipasang horizontal pada dinding sehingga nyala api searah atau tegak lurus dengan pipa. Proses

perpindahan panas dalam furnace terjadi dalam dua cara, yaitu :

a. Radiasi

Dalam furnace terjadi pada pemanasan dari nyala api berner ke dinding pipa furnace

b. Konveksi

Perpindahan panas dalam suatu fluida dari suhu tinggi ke suhu rendah disertai perpindahan molekul dari suatu tempat ke tempat yang lain. Perpindahan panas pada minyak di dalam pipa furnace merupakan perpindahan secara konveksi. 2. Pembakaran

Pembakaran merupakan reaksi antara oksigen dengan bahan akar disertai timbul panas. Untuk terjadinya pembakaran harus tersedia unsure-unsur yang dibutuhkan antara lain : a. Bahan bakar : Ada tiga jenis yang

digunakan yaitu gas, minyak dengan viskositas tinggi dan rendah. b. Udara : Kebutuhan oksigen untuk

pembakaran diambil dari udara sekitar/bebas sehingga secara langsung udara berpengaruh terhadap pembakaran. c. Api : Bahan ini digunakan untuk

mencapai kondisi dimana pembakaran dapat berlangsung dengan sendirinya. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393

Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia

(2)

Mekanisme Pembakaran

a. Pembakaran lengkap dan sempurna

Jika semua atom “C” yang dibakar membentuk Karbon dioksida serta atom “H2” menjadi air.

CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O

b. Pembakaran Lengkap tapi Tak Sempurna

Hasil pembakaran masih ada udara yang tersisa atau tidak semua oksigen bereaksi.

CH4 + 3 O2 CO2 + 2 H2O + O2

c. Pembakraran Tak Sempurna

Udara tidak cukup untuk proses pembakaran sehingga beberapa atom karbon membentuk karbon monoksida.

3 CH4 + 5 O2 CO2 + 2 CO + 6 H2O

3. Efisiensi Furnace

Efiseinsi dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :

a. Panas yang masuk ke dalam furnace terdiri dari :

o Panas pembakaran dan sensible fuel gas

o Panas pembakaran dan sensible fuel oil

o Panas sensible atomizing steam o Panas sensible udara pembakaran o Panas yang dibawa oleh minyak

mentah

b. Panas yang keluar dapur

o Panas yang dibawa oleh gas buangan o Panas yang hilang lewat dinding,

ruang radiasi dan lantai

o Panas yang dibawa minyak mentah keluar dapur

c. Panas pada ruang radiasi dan konduksi Persamaan yang digunakan dalam menghitung efisiensi dalam perhitungan panas (Q) :

Panas sensible (Qs) = m x Cp x dT ...(1) Panas laten (Ql) = m x ...(2)

%

100

diberikan

yang

Panas

mentah

minyak

diserap

yang

Panas

Efisiensi

x

Keterangan :

Panas yang diserap oleh minyak mentah adalah Panas minyak mentah (keluar-masuk) furnace Panas yang diberikan adalah panas total masuk-panas minyak mentah masuk

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di PPT.MIGAS CEPU di Kilang dan Laboratorium. Pengambilan data dilakukan dilapangan yaitu pengamatan langsung pada plant dan analisa di laboratoriurm, data sekunder di perpustakan dan wawancara dengan staf chemister, mantenes dan operator sebagai pelaksana harian.

a. Instrument Penelitian

o Seperangkat alat analisa orsat

o Alat control baik manual maupun komputerisasi

b. Sampel Penelitian

o Minyak mentah masuk dan keluar furnace o Gas buangan yang keluar lewat cerobong o Bahan bakar minyak yang masuk furnace o Bahan bakar gas yang masuk furnace o Steam atomizing yang digunakan c. Teknik analisa Data

Pada penelitian ini teknik analisis yang diterapkan menggunakan perhitungan menggunakan beberapa persamaan transfer

(3)

Prosedur Penelitian 1. Analisa Orsat

! Sebanyak 100 ml gas buangan diisap dengan alat kemudian diinjeksikan ke dalam alat orsat

! Selanjutnya dilakukan penyerapan terhadap gas CO2 menggunakan absorben KOH 55%.

! Kemudian cek dan hitung kenaikan volume pada kolom yang berisi KOH 55%, perbedaan volume menunjukkan banyaknya volume gas CO2 yang terserap. ! Dengan cara yang cara dilakukan

penjerapan O2 menggunakan absorben piro gallol kemudian hitungan kenaikan volumenya.

! Untuk penyerapan gas CO menggunakan absorben Cupro Chloride, dengan cara yang sama hitungan kenaikan volumenya. 2. Data-data Operasi

Tekanan, temperature dan laju alir dapat dilihat langsung pada parameter terpasang atau ruang control room.Untuk Spesifik Gravity (SG), destilasi ASTM, analisa orsat, viskositas kinematik di laboratorium operasi kilang dan data penunjang serta grafik di perpustakaan PPT.MIGAS Cepu.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Pengamatan

a. Analisa minyak mentah

Tabel 1. Analisa Distilasi ASTM Minyak Mentah Destilat Temperatur o C oF IBP 69 156,2 10 133 271,4 20 182 359,6 30 218 424,4 40 256 492,8 50 289 522,2 60 317 602,6 70 356 672,8

Sumber : Laboratorium Kilang

Viskositas kinematik 122oF : 4,14 cS SG 60/60oF : 0,8558

b. Analisa Flue Gas

Tabel 2. Analisa Gas Buangan (Orsat) Komponen Persen mol

CO2 10,5

CO 0,4

O2 7

N2 82,1

c. Analisa Fuel Gas

Tabel 3. Analisa Komposisi Bahan Bakar Komposisi Gas Persen mol

CO2 25,10 C-1 69,06 C-2 2,76 C-3 1,26 i C-4 0,29 n C-4 0,41 i C-5 0,17 n C-5 0,14 i C-6 0,17 C-6 + 0,16

SG bahan Bakar Gas : 0,8448 SG air : 1

d. Neraca Produk Total Kilang

Laju umpan (minyak mentah) = 188,4945 m3/hari

Tabel 4. Neraca massa produk di kilang Jenis Produk SG 60/60oF Jumlah (m3/hari) Persen Pertasol CA 0,7236 8,6603 4,5945 Pertasol CB 0,7709 6,5093 3,4533 Kerosine 0,8204 41,2985 21,9097 Solar 0,8525 62,3682 33,0875 HGO/PO D 0,8745 17,4393 9,2519 Residu 0,9042 51,9257 27,5476 Loses 0,2932 0,1555 188,4945 100

(4)

e. Kondisi Operasi

Laju alir minyak mentah masuk : 188,4945 m3/hari

Laju alir bahan bakar residu : 4,2 m3/hari

Laju alir bahan bakar gas : 266,6667 m3/hari

Temperatur umpan masuk : 212oF Temperature residu keluar : 617oF Temperature bahan bakar gas masuk : 32oC

Temperatur bahan bakar minyak masuk : 90oC

Temperatur skin tube : 858oC Temperatur cerobong /stack : 350oC Temperatur dinding dalam : 588oC Tekanan minyak mentah masuk : 2,4 kg/cm2

Tekanan minyak mentah keluar : 0,24 kg/cm2

Tekanan bahan bakar gas masuk : 9 kg/cm2

Tekanan bahan bakar minyak masuk : 1,8 kg/cm2

Tekanan steam masuk : 2,5 kg/cm2 Tekanan puncak evaporator : 0,24 kg/cm2

Relatif humidity : 80% f. Asumsi

Temperatur standard : 60oF Temperatur udara luar : 32oC Tekanan udara : 14,7 psi

Tekanan uap air pada 32 oC : 0,6982 psi

Perbandingan N2 dan O2 : 79 : 21 Jumlah steam : 0,4 lb/lb bahan bakar minyak

N2 adalah gas inert sehingga N2 masuk = N2 keluar

Kebutuhan udara dihitung berdasarkan hasil analisa orsat dari gas buangan, menggunakan neraca karbon.

2. Data Pengamatan

Neraca Panas Masuk Furnace a. Panas bahan bakar minyak : Panas

pembakaran dan Panas sensible Panas Pembakaran (Q1) = W1 x NHV

lb/jam

348,5352

W1

hr/jam

24

x

lb/kg

0,454

kg/m

1000

x

0,9042

x

/hari

m

4,2

24

x

0,454

air

Bj

SG x

bakar x

bahan

Flow

oil

fuel

Flow

3 3

25

5

,

131

9045

,

0

141,5

5

,

131

F

60/60

SG

141,5

API

o

"

"

o

Berdasarkan grfaik hubungan oAPI Vs heating Value diperoleh NHV = 181,25 Btu/lb Maka Q1 = 348,5352 lb/jam x 181,25 Btu/lb

= 6.317.200,5000 Btu/jam Panas Sensibel bahan bakar minyak (Q2) Q2 = W1 x Cp x dT

Cp diperoleh dari hubungan SG Vs VK dengan factor koreksi fk dari perhitungan K-UOP.

25

.

12

9042

,

0

1360

F

60/60

SG

TB

UOP

-K

3 o 3 dan fk 1,025 Cprata-rata = 0,4766 Btu/lboF Q2 = 348,5352 lb/jam x 0,4766 Btu/lb/oF x (194-60)oF = 22.258,9914 Btu/lb

Jadi Total panas bahan bakar minyak masuk (QT1) = Q1 + Q2

= 6.317.200,5000 + 22.258,9914 Btu/lb = 6.339.459,4914 Btu/lb

(5)

b. Bahan Bakar Gas (QT2)

Perhitungan panas bahan akar gas analog dengan perhitungan bahan bakar minyak baik panas pembakaran maupun sensinbel. Hasil perhitungan QT2 merupakan penjumlahan dari keduanya.

QT2 = 517.961,8233 Btu/jam c. Panas sensible atomizing steam (Q5)

Perhitungan panas sensible pada steam analog dengan perhitungan dengan bahan bakar minyak dimana tekanan berpengaruh. Tekanan masuk 2,5 + 1 = 3,5 kg/cm2 (absolut)

Q5 = 12.016,4498 Btu/jam d. Panas udara

Perhitungan panas udara memperhitungkan perbandingan rasio H/C dan dari perhitungan ini dapat diketahui udara berlebih yang akan menjadi analisis dalam efisiensi dan alternative solusi peningkatan efisiensi.

Rasio H/C didapatkan 0,13 Total Mol Udara Kering

Total bahan bakar minyak dan gas = 368,6748 lb/jam Jadi :

lbmol

27,1884

lb/lbmol

12

lb/jam

326,2609

Carbon

mol

Jumlah

lb/jam

326,2609

1,13

lb/jam

368,6748

Carbon

Banyaknya

Banyaknya Hidrogen = H2= (368,6748 – 326,2609) lb/jam = 42,4139 lb/jam

lbmol

21,2070

lb/lbmol

2

lb/jam

42,4139

hidrogen

mol

Jumlah

Maka :

C dalam fuel = C pada (CO2 + CO) = 10,5 + 0,4 = 10,9 % Jumlah

lbmol

17,4604

10,9

7

x

27,1884

O

b.

lbmol

204,7861

9

,

10

82,1

x

27,1884

N

a.

2 2

Total mol gas buangan kering = 249,4349 lbmol

Kelebihan Udara (Excess Air)

Neraca bahan O2(diasumsikan dalam udara 21%O2dan 79% N2)

lbmol

259,2229

79

lbmol

204,7861

x

100

dibutuhkan

yang

Udara

lbmol

4368

,

54

79

lbmol

204,7861

x

21

udara

dari

O2

Reaksi : C + O2! CO2

O2yang dibutuhkan untuk pembakaran = banyaknya C yang ada dalam CO2, O2dalam CO2= 26,1907 lbmol. Reaksi : C + ½ O2! CO2 O2dalam CO = ½ dalam CO = ½ x 0,9977 lbmol = 0,4989 lbmol. Reaksi : H2+ ½ O2! H2O

O2dalam H2O= ½ dalam H2O= ½ x 21,2070 lbmol = 10,6035 lbmol.

Jadi : Total O2yang dibutuhkan pembakaran = 37,2931 lbmol

(6)

% 97 , 45 % 100 37,2931 37,2931 -54,4368 Air Excess % 100 Teoritis 2 O Teoritis 2 O -udara dari 2 O Air Excess x x

Neraca Panas Keluar Furnace

a. Panas yang diserap Minyak Mentah/Crude Oil (Qm): Panas Minyak Mentah Keluar – Panas Minyak Mentah Masuk

Qm = 6.244.726,7740 – 1.480.447,5079 Btu/jam

Qm= 4. 744.279,2661 Btu/jam

b. Panas yang dibawa gas buang an /flue gas : gas CO2, CO, N2, H2O dan O2.

Qftotal= QCO2+ QCO + QN2+ QH2O + QO2 Qftotal= 1.320.407,7425 Btu/jam

c. Panas keluar lewat dinding (Qd)

Qd = Qmasuk – Q (Crude oil serap + Flue gas) Qmasuk = Q bahan bakar (minyak total + gas total) + Q atomizing steam + Q udara pembakaran

Qmasuk = 6.922.048,1020 Btu/jam Jadi

Panas lewat dinding (Qd)

Qd = 6.922.048,1020 – 4.744.279,2661 – 1.320.407,0934 Btu/jam Qd = 857.361,0934 Btu/jam 3. Efisiensi Furnace

68,5387%

%

100

1020

,

048

.

922

.

6

2661

,

279

.

744

.

4

x100% disuplai yang Panas Oil Crude diserap yang Panas Furnace Efisiensi

x

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh efisiensi furnace-3 PPT.MIGAS CEPU 68,54% dimana secara teoritis untuk furnace baru efisiensi 75-80 %, dan furnace lama sebesar 65 – 70% sehingga dapat disimpulkan alat tersebut memenuhi syarat operasi. Penurunan efisiensi

furnace disebabkan alat telah tua dan excess air cukup besar dan adanya kebocoran pada alat baik lewat dinding maupun lewat cerobong. Panas lewat cerobong sebesar 19,07% sehingga bila ditinjau dari efisiensi secara teoritis, panas yang hilang cukup besar. Excess air sebesar 45,97% maka panas yang hilang sekitar 19%, jika excess air diturunkan sekitar 25% dengan suhu stack tetap akan terjadi penurunan panas yang dibawa gas menjadi 16%.

Berdasarkan uraian di atas maka dengan diturunkannya excess air, panas yang hilang lewat cerobong akan turun sehingga efisiensi meningkat dengan demikian panas yang diberikan bahan bakar lebih banyak diterima oleh minyak mentah sebagai panas yang diserap. Kehilangan panas yang besar pada alat maka disarankan diadakan perbaikan untuk mengurangi heat loss dengan memperbaiki isolasi dinding baik dalam ruangan pembakaran maupun bagian atas sehingga excess air juga dapat ditingkatkan.

KESIMPULAN

Efisiensi furnace-3 PPT. MIGAS CEPU sebesar 68,54% dengan kelebihan udara 45,97%. Menurut Kern dalam Proses Heat Transfer bahwa untuk furnace lama efisiensi berkisar 60 – 75% sehingga furnace ini masih efisien dan efektif untuk dioperasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Edmister, C. Wayne, 1950, Applied Hydrocarbon Thermodynamic, Gulf Publishing Company, Houtson, Texas Kern, D.Q, 1950, Process Heat Transfer, Mc.

Graw Hill Book Company, New York Maxwell, W.L, 1950, Data Book on

Hydrocarbon, D Van Nostrand Company Inc, Canada

Mustakim, 1980, Furnace PPT. MIGAS, PPT. MIGAS, Cepu

Nelson, W.L, 1969, Petroleum Refinery Engineering, Mc. Graw Hill Book Company, New York

Reed, R.D, 1973, Furnace Operation, Gulf Publishing Company, Houtson, Texas Suharsono, Tony, 1987, Pengolahan II,

Gambar

Tabel 3. Analisa Komposisi Bahan Bakar Komposisi Gas Persen mol

Referensi

Dokumen terkait

Kalo saya liat format RPP K13, tapi isinya saya buat sendiri saya sesuaikan dengan karakteristik siswa disini RPP tiap tahun berbeda, jadi RPP di tahun sebelumnya

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I diperoleh jumlah 21,42 dan meningkat menjadi 28,31 yang berarti terdapat kenaikan dengan demikian dapat

Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran biji kakao di Kabupaten Pasaman adalah (1) petani atau lembaga pemasaran dapat menggunakan

Hasil dari pengujian panas eksternal, sumbu api yang memanaskan plat mulai melelehkan isolasi kabel hingga terkelupas (inti kabel bertemu dengan plat) di mulai detik

Dari uraian di atas dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran conceptual change dapat digunakan untuk mereduksi miskonsepsi pada level sub-mikroskopik

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,