• Tidak ada hasil yang ditemukan

GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK.docx"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK  GANGGUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK  1.

1. Faktor-faktor Faktor-faktor Penyebab Penyebab GangguanGangguan

Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang melibatkan ban

Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang melibatkan ban yak komponen dan sangatyak komponen dan sangat kompleks. Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pada kompleks. Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik, antara lain sebagai berikut.

sistem tenaga listrik, antara lain sebagai berikut. a.

a. Faktor Faktor ManusiaManusia

Faktor ini terutama menyangkut kesalahan atau kelalaian dalam memberikan perlakuan pada Faktor ini terutama menyangkut kesalahan atau kelalaian dalam memberikan perlakuan pada sistem. Misalnya salah menyambung rangkaian, keliru dalam men

sistem. Misalnya salah menyambung rangkaian, keliru dalam men gkalibrasi suatu pirantigkalibrasi suatu piranti  pengaman, dan sebagainya.

 pengaman, dan sebagainya.  b.

 b. Faktor InternalFaktor Internal

Faktor ini menyangkut gangguan-gan

Faktor ini menyangkut gangguan-gangguan yang berasal dari sistem itu sendiri. Misalnya usiagguan yang berasal dari sistem itu sendiri. Misalnya usia  pakai (ketuaan), keausan, dan sebagainya. Hal ini bias mengurangi sensitivitas relai pengaman,  pakai (ketuaan), keausan, dan sebagainya. Hal ini bias mengurangi sensitivitas relai pengaman,  juga mengurangi daya isolasi peralatan listrik lainnya.

 juga mengurangi daya isolasi peralatan listrik lainnya. c.

c. Faktor Faktor EksternalEksternal

Faktor ini meliputi gangguan-gangguan

Faktor ini meliputi gangguan-gangguan yang bersal dari lingkungan di sekitar sistem. Misalnyayang bersal dari lingkungan di sekitar sistem. Misalnya cuaca, gempa bumi, banjir, dan sambaran petir. Di samping itu ada kemungkinan gangguan dari cuaca, gempa bumi, banjir, dan sambaran petir. Di samping itu ada kemungkinan gangguan dari  binatang, misalnya gigitan tikus, burung, kelelawar, ular, dan sebagainya.

 binatang, misalnya gigitan tikus, burung, kelelawar, ular, dan sebagainya. 2.

2. Jenis Jenis GangguanGangguan

Jika ditinjau dari sifat dan penyebabnya, jenis gangguan dapat dikelompokkan sebagai berikut. Jika ditinjau dari sifat dan penyebabnya, jenis gangguan dapat dikelompokkan sebagai berikut. a.

a. Tegangan Tegangan Lebih Lebih (Over (Over Voltage)Voltage)

Tegangan lebih merupakan suatu gangguan akibat tegangan pada sistem tenaga listrik lebih besar Tegangan lebih merupakan suatu gangguan akibat tegangan pada sistem tenaga listrik lebih besar dari seharusnya.

dari seharusnya.

Gangguan tegangan lebih dapat terjadi karena kondisi eksternal dan internal pada sistem berikut Gangguan tegangan lebih dapat terjadi karena kondisi eksternal dan internal pada sistem berikut ini.

ini. 1)

1) Kondisi Kondisi InternalInternal

Hal ini terutama karena isolasi akibat perubahan yang mendadak dari kondisi rangkaian atau Hal ini terutama karena isolasi akibat perubahan yang mendadak dari kondisi rangkaian atau karena resonansi. Misalnya operasi hubung pada saluran tanpa beban, perubahan beban yang karena resonansi. Misalnya operasi hubung pada saluran tanpa beban, perubahan beban yang mendadak, operasi pelepasan pemutus tenaga yang mendadak akibat hubungan singkat pada mendadak, operasi pelepasan pemutus tenaga yang mendadak akibat hubungan singkat pada  jaringan, kegagalan isolasi, dan sebagainya.

 jaringan, kegagalan isolasi, dan sebagainya. 2)

(2)

Kondisi eksternal terutama akibat adanya sambaran petir. P etir terjadi disebabkan oleh terkumpulnya muatan listrik, yang mengakibatkan bertemun ya muatan positif dan

negatif.pertemuan ini berakibat terjadinya beda tegangan antara awan bermuatan posisif dengan muatan negatif, atau awan bermuatan positif atau negatif dengan tanah. Bila beda tegangan ini cukup tinggi maka akan terjadi loncatan muatan listrik dari awan ke awan atau dari awan ke tanah.

Jika ada menara (tiang) listrik yang cukup tinggi maka awan bermuatan yang menuju ke bumi ada kemungkinan akan menyambar menara atau kawat tanah dari saluran transmisi dan mengalir ke tanah melalui menara- dan tahanan pentanahan menara. Bila arus petir ini besar, sedangkan tahanan tanah menara kurang baik maka kan timbul tegangan tinggi pada menaranya. Keadaan ini akan berakibat dapat terjadinya loncatan muatan dari menara ke penghantar fase. Pada

 penghantar fase ini akan terjadi tegangan tinggi dan gelombang tegangan tinggi petir yang sering disebut surja petir. Surja petir ini akan merambat atau mengalir menuju ke peralatan yang ada di gardu induk.

b. Hubung Singkat 

Hubung singkat adalah terjadinya hubungan penghantar bertegangan atau penghantar tidak  bertegangan secara langsung tidak melalui media (resistor/beban) yang semestinya sehingga

terjadi aliran arus yang tidak normal (sangat besar). Hubun g singkat merupakan jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik, terutama pada s aluran udara 3 fase. Meskipun semua komponen peralatan listrik selalu diisolasi dengan isolasi padat, cair (minyak), udara, gas, dan sebagainya. Namun karena usia pemakaian, keausan, tekanan mekanis, dan sebab-sebab lainnya, maka kekuatan isolasi pada peralatan listrik bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Hal ini akan mudah menimbulkan hubung singkat.

Pada beban isolasi padat atau cair, gangguan hubung singkat bisanya mengakibatkan busur api sehingga menimbulkan kerusakan yang tetap dan gangguan ini disebut gangguan permanen (tetap). Pada isolasi udara yang biasanya terjadi pada saluran udara tegangan menengah atau tinggi, jika terjadi busur api dan setelah padam tidak menimbulkan kerusakan, maka gangguan ini disebut gangguan temporer (sementara). Arus hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan, sehingga untuk mengamankan perlatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka hubungan kelistrikan pada seksi yang terganggu perlu diputuskan dengan  peralatan pemutus tenaga atau circuit breaker  (CB).

Gangguan hubung singkat yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik 3 fase sebagai berikut. 1) satu fase dengan tanah

2) fase dengan fase 3) 2 fase dengan tanah

(3)

5) 3 fase dengan tanah 6) Hubung singkat 3 fase

Empat jenis gangguan pertama menimbulkan arus gangguan tidak simetris (unsymetrical short-circuit). Sedangkan dua jenis gangguan terakhir menimbulkan arus gangguan hubung singkat simetris (symtrical short-cirt\cuit). Perhitungan arus hubung singkat sangat penting untuk menentukan kemampuan pemutus tenaga dan untuk koordinasi pemasangan relai pengaman. c. Beban Lebih (Over Load)

Beban lebih merupakan gangguan yang terjadi akibat konsumsi energi listrik melebihi energi listrik yang dihasilkan pada pembangkit. Ganggua n beban lebih sering terjadi terutama pada generator dan transfornator daya. Ciri dari beban lebih adalah terjadinya arus lebih pada komponen. Arus lebih ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebihan sehingga bisa

menimbulkan kerusakan pada isolasi. Pada tarnsformator distribusi sekunder yang men yalurkan eneergi listrik pada konsumen akan memutuskan aliran melalui relai beban lebih jika konsumsi tenaga listrik oleh konsumen melebihi kemampuan transformator tersebut.

d. Daya Balik (Reserve Power)

Daya balik merupakan suatu gangguan berubahnya fungsi generator menjadi motor (beban) pada sistem pembangkit tenaga listrik. Gangguan ini terjadi pada sistem tenaga lsitrik yang

terintegrasi (interconnected system). Pada kondisi normal generator-generator yang tersambung secara paralel akan bekerja secara serentak dalam membangkitkan tenaga listrik. Namun karena sesuatu sebab, misalnya gangguan hubung singkat yang terlalu lama, gangguan medan magnet, dan sebagainya, maka akan terjadi ayunan putaran rotor sebagian dari generator pada sistem tersebut. Ayunannya bisa lebih cepat atau lebih lambat dari putaran sinkron. Hal ini

menyebabkan sebagian generator menjadi motor dan sebagian berbeban lebih. Dengan demikian terjadi aliran tenaga listrik yang berbalik, yaitu generator yang seha rusnya menghasilkan tenaga listrik, justru berbalik menjadi motor yang menyerap tenaga listrik. Kejadian ini akan terjadi  pada sistem tegangan tinggi atau ekstra tinggi yang lebih luas, misalnya pada sistem tenaga

listrik terintegrasi (Jawa-Bali).

Cara untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan melepas generator yang terganggu atau melepas daerah yang terjadi hubung singkat secepat mungkin. Gangguan ini dapat

membahayakan generator itu sendiri atau membahayakan sistemnya. Untuk mengamankan

gangguan di atas biasanya pada penyerentakan generator telah dilengkapi dengan relai daya balik (reserve power relay).

DAERAH PENGAMAN

Di dalam pengaman sistem tenaga listrik, seluruh komponen harus diamankan dengan tetap menekankan selektivitas kerja peralatan/relai pengaman. Untuk menc apai hal ini, system tenaga listrik dibagi menjadi daerah-daerah (zona) pengamanan.

(4)

Setiap daerah pengaman pada umumnya terdiri atas satu atau lebih elemen sistem tenaga listrik. Misalnya generator, bus bar, transformator, saluran udara, dan lain -lain. Agar seluruh sistem tenaga listrik dapat diamankan, maka harus ada daerah yang tumpang-tindih (overlap). Artinya ada elemen sistem yang diamankan oleh dua daerah pengamanan.

Setiap daerah pengaman dijaga oleh relai yang sesuai dengan karakteristik peralatan yang diamankan. Pada umumnya yang menjadi pembatas pengamanan antarderah pengamanan ialah trafo arus yang mencatu ke relai.

Agar daerah pengamanan tumpang-tindih, maka trafo arus A untuk mengamankan daerah B, sedangkan trafo arus B untuk mengamankan daerah A. Jika terjadi gangguan pada daerah yang tumpang-tindih maka banyak pemutus beban yang bekerja. Hal ini lebih baik dan lebih aman daripada ada daerah kosong yang tidak teramankan.

H. PENGAMAN UTAMA DAN CADANGAN

Untuk mengatasi adanya kegagalan kerja dari sistem pengaman, maka pengamanan sistem tenaga listrik dibuat berlapis menjadi dua kelompok, yaitu pengaman utama dan pengaman cadangan. Pengaman utama akan segera bekerja jika terjadi gangguan, sedangkan pengaman cadangan akan bekerja jika pengaman utama gagal bekerja. Kegagalan kerja dari sistem  pengaman disebabkan oleh salah satu elemen pengaman tersebut.

1. Pengaman Utama

Daerah pengamanan seperti diuraikan sebelumnya memberikan gambaran tentang tugas dari  pengaman utama. Untuk relai cepat dan pemutus beban cepat, waktu mulainya terjadinya

gangguan sampai selesainya pembukaan pemutus beban maksimum 100 ms, yaitu terdiri dari waktu kerja relai 20-40 ms dan waktu pembukaan pemutus beban 40-60 ms.

Pada pengamanan jenis tertentu, misalnya pengamanan dengan relai arus lebih, waktu kerjanya  justru diperlambat untuk mendapatkan selektivitas karena terjadi pengamanan yang

tumpang-tindih dengan seksi berikutnya. Relai ini bertugas selain sebagai pengaman utama pada daerahnya dan juga sekaligus merupakan pengaman cadangan pada seksi berikutnya.

Elemen-elemen pengaman utama terdiri atas relai, trafo tegangan, baterai (catu daya), kumparan trip, dan pemutus tenaga. Kegagalan kerja pada elemen-elemen pengaman utama dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

a. Kegagalan pada relainya sendiri.

 b. Kegagalan catu arus dan atau catu tegangan ke relai. Hal ini dapat disebabkan kerusakan trafo arus atau trafo tegangannya. Bisa juga ran gkaian catu ke relai dari trafo tersebut terbuka atau terhubung singkat.

c. Kegagalan sistem catu arus searah untuk triping pemutus beban. Hal ini disebabkan baterai lemah karena kurang perawatan, terbuka, atau terhubung singkatnya arus searah.

(5)

d. Kegagalan pada pemutus tenaga. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kumparan trip tidak menerima catu, terjadi kerusakan mekanis, atau kegagalan pemutusan arus karena besarnya arus hubung singkat melampaui kemampuan dari pemutus bebannya.

Di samping kegagalan di atas, pada pengaman tumpang-tindih (Gambar 2.5) dapat juga terjadi gangguan pada titik x. gangguan itu dapat terjadi antara batas daerah pengaman A dengan

 pemutus bebannya atau pengaman daerah telah bekerja dan membuk a pemutus tenaganya, tetapi gangguan tersebut belum hilang dari sistem. Hal tersebut terjadi karena relai pengaman daerah A tidak mendeteksinya, sehingga masih terdapat daerah mati.

2. Gangguan Cadangan

Kegagalan pada pengaman utama atau adanya daerah mati tersebut diatasi dengan menggunakan  pengaman cadangan. Pengaman cadangan umumnya mempunyai perlambatan waktu untuk

memberikan kesempatan pengaman utama bekerja lebih dahulu. Jika pengaman utama gagal, maka pengaman cadangan bekerja.

Jenis pengaman cadangan ada dua, yaitu pengaman cadangan setempat (local back up) dan  pengaman cadangan jauh (remote back up).

a. Pengaman Cadangan Setempat 

Pengaman cadangan setempat merupakan sistem pengaman yang bekerja jika pengaman utamanya gagal bekerja. Akan tetapi, jika pengamanannya masih gagal karena pemutus beban gagal bekerja, maka relai tersebut akan memberikan perintah untuk membuka semua pemutus  beban yang ada kaitannya dengan pemutus beban tersebut.

Sistem pengaman cadangan setempat umumnya digunakan pada sistem tenaga listrik dengan tegangan ekstra tinggi. Dalam hal ini relai cadangan mempunyai kecepatan sama dengan

 pengaman utamanya, karena sistem ini mempunyai pengaman ganda. Disebut pengaman ganda, sebab trafo arus, baterai, maupun kumparan trip semuanya ganda. Di Indonesia untuk sistem dengan tegangan tinggi, yaitu tegangan 150 KV dan 70 KV, biasanya pengaman cadangannya hanya berupa relai cadangan.

b. Pengaman Cadangan Jauh

Pengaman cadangan jauh merupakan pengaman yang digunakan untuk mengantisipasi adanya kegagalan kerja pengaman di daerah tertentu. Dalam hal ini suatu gangguan pada daerah tertentu akan dihilangkan atau dipisahkan oleh pengaman dari tempat lain berikutnya (cadangan jauh). Pengaman cadangan jauh yang banyak dipakai adalah pengaman dengan relai arus lebih dan  pengaman dengan relai jarak. Pengaman cadangan jauh ku rang memadai untuk sistem yang  besar, antara lain karena dapat gagal bekerja dan dapat terjadi triping yang tidak diharapkan.

(6)

Gangguan

 – 

 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik 

Gangguan yang terjadi pada system tenaga listri sangat beragam besaran dan jenisnya. Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah keadaan tidak normal dimana keadaan ini dapat

mengakibatkan terganggunya kontinuitas pelayanan tenaga listrik. Secara umum klasifikasi gangguan pada system tenaga listrik disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:

1. Gangguan yang berasal dari system 2. Gangguan yang berasal dari luar system

Penyebab gangguan yang berasal dari dalam sistem antara lain : 1. Tegangan dan arus abnormal.

2. Pemasangan yang kurang baik.

3. Kesalahan mekanis karena proses penuaan 4. Beban lebih.

5. Kerusakan material seperti isolator pecah, kawat putus, atau kabel cacat isolasinya. Sedangkan untuk gangguan yang berasal dari luar sistem antara lain[13]:

1. Gangguan-gangguan mekanis karena pekerjaan galian saluran lain. Gangguan ini terjadi untuk sistem kelistrikan bawah tanah.

2. Pengaruh cuaca seperti hujan, angin, serta surja petir. Pada gangguan surja petir dapat mengakibatkan gangguan tegangan lebih dan dapat menyebabkan gangguan hubung singkat karena tembus isolasi peralatan ( breakdown ).

3. Pengaruh lingkungan seperti pohon, binatang dan benda-benda asing serta akibat kecerobohan manusia.

Bila ditinaju dari segi lamanya waktu gangguan, maka dapat dikelompokkan menjadi : 1. Gangguan yang bersifat temporer, yang dapat hilang dengan sendirinya atau dengan

memutuskan sesaat bagian yang terganggu dari sumber tegangannya. Gangguan

sementara jika tidak dapat hilang dengan segera, baik hilang dengan sendirinya maupun karena bekerjanya alat pengaman dapat berubah menjadi gangguan permanen.

2. Gangguan yang bersifat permanen, dimana untuk membebaskannya diperlukan tindakan  perbaikan dan/atau menyingkirkan penyebab gangguan tersebut.

(7)

Untuk gangguan yang bersifat sementara setelah arus gangguannya terputus misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh rele pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu

tersebut siap dioperasikan kembali. Sedangkan pada gangguan permanen terjadi kerusakan yang  bersifat permanen sehingga baru bisa dioperasikan kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki

atau diganti.

Pada saat terjadi gangguan akan mengalir arus yang sangat besar pada fasa yang terganggu menuju titik gangguan, dimana arus gangguan tersebut mempunyai harga yang jauh lebih besar dari rating arus maksimum yang diijinkan, sehingga terjadi ken aikan temperatur yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan listrik yang digunakan.

Sebab –  Sebab Timbulnya Gangguan pada Sistem Tenaga Listrik

Dalam sistem tenaga listrik tiga fasa, gangguan – gangguan arus lebih yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut yaitu :

a. Gangguan beban lebih (overload )

Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus menerus

 berlangsung dapat merusak peralatan listrik yang dialiri arus tersebut. Pada saat gangguan ini terjadi arus yang mengalir melebihi dari kapasitas peralatan listrik dan pen gaman yang

terpasang.

b. Gangguan hubung singkat

Gangguan hubung singkat dapat terjadi dua fasa, tiga fasa, satu fasa ke tanah, dua fasa ke tanah, atau 3 fasa ke tanah. Gangguan hubung singkat ini sendiri dapat digolongkan menjadi dua

kelompok yaitu gangguan hubung singkat simetri dan gangguan hubung singkat tak simetri (asimetri). Gangguan yang termasuk dalam hubung singkat simetri yaitu gangguan hubung singkat tiga fasa, sedangkan gangguan yang lainnya merupakan gangguan hubung singkat tak simetri (asimetri). Gangguan ini akan mengakibatkan arus lebih pada fasa yang terganggu dan  juga akan dapat mengakibatkan kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terganggu.

Hampir semua gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak simetri. Gangguan tidak simetri ini terjadi sebagai akibat gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, gangguan hubung singkat dua fasa, atau gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah.

Gangguan-gangguan tidak simetri akan menyebabkan mengalirnya arus tak seimbang dalam sistem sehingga untuk analisa gangguan digunakan metode komponen simetri untuk menentukan arus maupun tegangan di semua bagian sistem setelah terjadi gangguan. Gangguan ini akan

mengakibatkan arus lebh pada fasa yang terganggu dan juga akan dapat mengakibatkan kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terganggu. Gangguan dapat diperkecil dengan cara

 pemeliharaannya.

Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan dengan adanya gangguan hubung singkat tersebut antara lain:

(8)

1. Rusaknya peralatan listrik yang berada dekat dengan gangguan yang disebabkan arus-arus yang besar, arus-arus tak seimbang maupun tegangan-tegangan rendah.

2. Berkurangnya stabilitas daya system tersebut.

3. Terhentinya kontinuitas pelayanan listrik kepada konsumen apabila gangguan hubung singkat tersebut sampai mengakibatkan bekerjanya CB yang biasa disebut dengan  pemadaman litrik.

c. Gangguan tegangan lebih

Gangguan tegangan lebih diakibatkan karena adanya kelainan pada sistem. Gangguan tegangan lebih dapat terjadi antara lain karena :

- gangguan petir

- gangguan surja hubung, di antaranya adalah penutupan saluran tak serempak pada pemutus tiga fasa, penutupan kembali saluran dengan cepat, pelepasan beban akibat gangguan, penutupan saluran yang semula tidak masuk sistem menjadi masuk sistem, dan sebagainya.

http://sistem-tenaga-listrik.blogspot.com/2011/05/gangguan-pada-sistem-tenaga-listrik.html http://hsdachlan.lecture.ub.ac.id/2013/01/gangguan-pada-sistem-tenaga-listrik/

Definisi dan Macam Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik 

Pada dasarnya suatu gangguan adalah tiap keadaan sistem yang menyimpang dari keadaan normal, dimana keadaan ini dapat mengakibatkan terganggunya kontinuitas pelayanan tenaga listrik [2]. Gangguan dalam operasi sistem tenaga listrik merupakan kejadian yang dapat

menyebabkan bekerjanya pengaman tenaga listrik. Adanya gangguan pada suatu sistem tenaga listrik atau penyediaan listrik ini tidak dikehendaki, tetapi merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindarkan [3].

Gangguan pada sistem tenaga listrik dapat diklasifikasikan berdasar asaln ya menjadi 2 macam yaitu: gangguan yang berasal dari dalam sistem dan gangguan yang berasal dari luar sistem [4]. Penyebab gangguan yang berasal dari dalam sistem antara lain kesalahan pemasangan instalasi yang dapat mengakibatkan gangguan hubung singkat, kerusakan material seperti isolator pecah, kawat putus, atau kabel cacat isolasinya. Untuk gangguan yang berasal dari luar sistem dapat terjadi karena pengaruh cuaca seperti hujan, angin, serta surja

 petir. Gangguan dapat pula terjadi akibat pengaruh lingkungan seperti pohon, binatang dan  benda-benda asing selain itu juga dapat disebabkan oleh kecerobohan manusia.

(9)

Bila ditinjau dari sifatnya, gangguan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: gangguan sementara (temporary) dan gangguan permanen (stationary). Gangguan sementara tidak

memerlukan perbaikan untuk beroperasinya sistem tenaga listrik, misalnya pada keadaan beban lebih. Sedangkan gangguan permanen mengakibatkan operasi sistem tenaga tidak akan normal kembali sebelum gangguan diperbaiki. Pada gangguan yang bersifat sementara biasanya

 penyebab gangguan akan hilang dengan sendirinya setelah pemutus tenaga trip.

Sedangkan gangguan permanen ditandai dengan bekerjanya kembali pemutus tenaga untuk memutuskan aliran daya listrik. Gangguan permanen hanya dapat diatasi setelah penyebab gangguan dihilangkan

[3].

Sebab - Sebab Terjadinya Gangguan pada Sistem Tenaga Listrik 

Gangguan-gangguan pada suatu sistem tenaga listrik antara lain dapat disebabkan oleh: 1. Gangguan Beban Lebih ( Overload )

Merupakan gangguan dimana arus yang mengalir melebihi arus nominal yang diijinkan (I > In). Bila gangguan ini dibiarkan berlangsung terus menerus maka dapat menyebabkan rusaknya  peralatan listrik yang dialiri arus tersebut. Pencegahan gangguan semacam ini dapat dilakukan

dengan mengatur alokasi pembangkitan agar tidak ada bagian tertentu dalam sistem yang mengalami beban lebih. Namun hal ini tidaklah selalu mungkin

dilakukan karena tergantung kepada keadaan sistem [3]. 2. Gangguan Hubung Singkat (Shunt / Paralel)

Gangguan hubung singkat dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu; gangguan hubung singkat seimbang (balance faults) dan gangguan hubung singkat tidak seimbang (unbalance faults) [11] atau simetri dan tidak simetri (asimetri) [5]. Gangguan ini dapat mengakibatkan mengalirnya arus lebih pada fasa yang terganggu.

Selain itu gangguan ini juga dapat mengakibatkan kenaikan tegangan pada fasa yang tidak

terganggu. Hampir semua gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik merupakan gangguan tidak simetri.

3. Gangguan Hubung Terbuka / Saluran Putus (Seri)

Pada umumnya gangguan rangkaian hubung terbuka lebih jarang terjadi dibanding gangguan hubung singkat. Pada kenyataan dilapangan justru sering terjadi gangguan hubung terbuka yang kemudian berubah menjadi hubung singkat oleh kejadian-kejadian yang mengikutinya [6]. Beberapa gangguan terbuka yang terjadi

 bahkan lebih mungkin menimbulkan bahaya bagi orang yang menanganinya. Gangguan seri ini dalam bentuk umum disebabkan oleh keadaan tidak seimbang atau tidak simetri impedansi seri saluran. Gangguan hubung terbuka ini dapat berupa gangguan satu saluran terbuka (1L-0) dan gangguan dua saluran terbuka (2L-0)

dan impedansi seri tidak seimbang. Pada sistem tiga fasa gangguan ini dapat disebabkan oleh  pemutus daya yang tidak membuka ketiga fasanya secara keseluruhan, misal hanya satu atau dua

(10)

[1] Gonen, Turan, ”Modern Power System Analysis”, USA, 1988.

[2] Sulasno, “Analisa Sistem Tenaga Listrik”, Satya Wacana, Semarang, 1993.

[3] Marsudi, Djiteng, ”Operasi Sistem Tenaga Listrik”, Graha Ilmu, Yog yakarta, 2006. [4] Siemens Manuals, “Power Distribution-Guide “, Hen, 2006

[5] Penangsang, Ontoeseno, “Diktat Kuliah Analisa Sistem Tenaga 2”, Teknik Elektro-ITS, Surabaya, 2006.

[6] Stevenson, Jr., William D., “Analisis Sistem Tenaga Listrik”, alih bahasa oleh: Ir. Kamal Idris, Erlangga, 1990.

Referensi

Dokumen terkait

Pertama , kata ‘abd tidak dipergunakan dalam pengertian budak yang dikuasai tanpa kemerdekaan sama sekali sebagaimana makna historis, kecuali hanya tiga kali: (1) Sekali

Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran teknik dasar passing bola basket ( chest pass dan bounce pass ), pendidik penjasorkes diharapkan mampu menguasai dan

Observasi ini digunakan untuk mengetahui hasil jadi teknik quilting berdasarkan aspek kerataan isi quilting, ketebalan motif quilting dan kepadatan isi quilting menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Manggarai Pegunungan Ruteng memiliki pengetahuan etnobotani dalam pemanfaatan sumber daya tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan

Berdasarkan hasil analisis persamaan dengan Fixed Effect untuk mengukur pengaruh desentralisasi fiskal terhadap angka partisipasi sekolah perempuan SMA/MA menunjukkan bahwa

Een groep die samengesteld kan worden door een leerkracht (of meer dan één) en studenten; zij kunnen samen het onderwerp van hun Social book kiezen en de inhoud, de lay-out, de

78 Podaci u literaturi upućuju na niže koncentracije za uporabu u kozmetici (41, 43c). 12) Nanošenje mješavine eteričnih ulja dovela je do „jakog pečenja“ i upale kože