• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan PSG (Prakerin) PT. PETROKIMIA GRESIK (ISI).pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan PSG (Prakerin) PT. PETROKIMIA GRESIK (ISI).pdf"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prakerin merupakan perwujudan dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang mengharuskan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan untuk melakukan Kerja Praktek (KP) sekaligus menimba ilmu baru di dunia industri. Pada kesempatan ini kami ditugaskan untuk melaksanakan praktek kerja industri di salah satu BUMN yang bergerak dalam Produksi Pupuk Nasional, yaitu PT. PETROKIMIA GRESIK, tepatnya di Proslab Pabrik II.

Laporan Prakerin ini berjudul “ANALISIS KADAR AIR, NITROGEN,

FOSFAT, KALIUM, DAN MOL RATIO PADA PUPUK PHONSKA DAN

NPK GRANULASI” sesuai dengan analisa-analisa yang dilakukan di

(2)

Dengan adanya Prakerin di PT. PETROKIMIA GRESIK ini kami berharap mendapatkan banyak ilmu baru dan pengalaman-pengalaman sebagai bekal untuk kerja yang sebenarnya di masa yang akan datang.

Dalam tugas praktek di Proslab Pabrik II ini, kami melakukan beberapa macam analisa, yaitu: Analisa Nitrogen (N), Analisa Fosfat (P2O5), Logam Kalium (K), Analisa kadar Air (H2O), dan Mol Ratio (MR).

Serangkain kegiatan di atas dilakukan sebagai kendali mutu/kontrol dari produk yang di hasilkan supaya komposisi pupuk yang dihasilkan tidak lebih dan tidak kurang, sehingga dapat di terima oleh petani dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisa sampel laboraturium dilaksanakan berdasarkan Instruksi Kerja (IK) yang telah disusun oleh Kepala Laboratorium pada tahun 2005.

Proses produksi pupuk di PT. PETROKIMIA GRESIK cukup terhambat dengan kurangnya bahan baku yang di impor dari Aljazair, Turki, Cina, dan Kanada. Hal ini disebabkan adanya masalah militer di kawasan Timur Tengah. Namun untuk mengatasinya PT. PETROKIMIA GRESIK terus memperluas jaringan ke negara-negara lain.

(3)

Berdasarkan pembuatannya, pupuk dibagi menjadi dua, yaitu pupuk alam (organik), dan pupuk buatan (anorganik) (Sutejo, 1992). Pupuk alam yaitu pupuk yang berasal dari alam dan dicirikan dengan kelarutan unsur haranya yang rendah di dalam tanah, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, nightsoil (pupuk kotoran). Pupuk buatan yaitu pupuk yang dibuat di pabrik. Umumnya kandungan unsur hara dan kelarutannya tinggi. Berguna untuk memperbaiki sifat kimia tanah, misalnya urea, ZA, ZK, TSP, DAP,NPK, dan lain-lain.

Petrokimia Gresik sebagai salah satu produsen pupuk dan bahan kimia di Indonesia dalam rangka menunjang ketahanan pangan mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia. Untuk menjaga kualitas dan kuntitas pupuk, maka perlu adanya pengawasan mutu pupuk agar memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Untuk mempertahankan dan mengendalikan mutu, maka perlu dilakukan analisis terhadap produk pupuk dan bahan kimia sebelum dipasarkan.

Suatu hasil uji mempunyai tingkat kepercayaan yang bergantung pada beberapa faktor, antara lain kompetensi laboratorium dan bagian pendukung yang lain. Bahan baku yang digunakan merupakan salah faktor yang memberikan pengaruh cukup signifikan.

(4)

Komposisi kadar komponen yang ada dalam produk-produk tersebut apabila tidak memenuhi standar yang ditetapkan, maka kualitas produk yang dioperoleh menjadi kurang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah pokok yang dihadapi oleh PT. PETROKIMIA GRESIK yaitu kurangnya bahan baku yang diimpor dari negara-negara kawasan Timur Tengah, akibat adanya perang militer di Libya.

Bahan baku yang diimpor antara lain phospat rock yang berasal dari Aljazair, Cina, dan Kanada. PT. PETROKIMIA GRESIK tidak menggunakan phospat rock yang ada di Indonesia karena tingkat kemurniannya terlalu rendah dibandingkan bahan baku yang diimpor.

Permasalahan strategis yang dapat menjadi hambatan pencapaian sasaran PT Petrokimia Gresik seperti yang ditargetkan dalam RKAP Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

 Pasokan gas bumi sebagai bahan baku belum terpenuhi

 Piutang pengembalian harga gas dan atau subsidi dari pemerintah relatif lambat dicairkan sehingga mengganggu kondisi cash flow perusahaan

(5)

 Usia Pabrik dan sarana penunjang sudah tua dan keandalannya mulai menurun

 Pendapatan ± 90 % berupa mata uang rupiah, sedangkan pengeluaran ± 70 % berupa valuta asing, sehingga rentan terhadap fluktuasi nilai tukar

 Struktur permodalan di dominasi hutang (> 60 %)

 Kinerja karyawan individu maupun kelompok belum optimal

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional di tingkat XII. Selain itu Laporan Prakerin ini juga merupakan bentuk dokumentasi atau arsip dari pertanggungjawaban siswa terhadap kegiatan yang telah dilakukan di dunia kerja.

Pada kegiatan ini siswa ditargetkan dapat:

 Memperoleh bekal tentang sistem nilai, sikap, dan perilaku dalam budaya kerja industri

 Mengembangkan kemampuan yang didapatkan di sekolah dan diterapkan sesuai dengan kondisi yang diberlakukan di dunia kerja tempat melaksanakan praktik kerja industri

 Mempertanggungjawabkan kegiatan Prakerin pada pekan Ujian Prakerin di sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan

(6)

1.4

Kegiatan Peserta Praktik Kerja di Industri

Praktek kerja lapangan ini di laksanakan pada PT. Petrokimia Gresik selama 3 bulan sejak 4 Juli 2011 sampai dengan 30 september 2011. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat praktek kerja lapangan meliputi pengenalan perusahaan, pelaksanaan pengujian di laboraturium pabrik II pt. Petrokimia gresik, serta penyusunan dan konsultasi laporan seperti pada table berikut :

Tanggal Kegiatan Unit Kerja Pengawasan

4-6 Juli 2011 7-8 Juli 2011 11 juli 2011 12 Juli – 28 September 2011 29 september 2011 Pembukaan PKL penjelasan umum Perusahaan Pengenalan Praktik di Lab pabrik 2. Materi Proses Produksi Melaksanakan Praktikum Analisa Produk NPK, Phonska, SP-36, dan ZK. Penyelesaian Laporan Pusdiklat

Bag lab Pabrik II

Bag lab Pabrik II Bag lab Pabrik II

Bag lab Pabrik II

Biro Diklat

Biro Diklat Pembimbing Bag lab Pabrik II Bag lab Pabrik II

Bag lab Pabrik II Biro Diklat

(7)

30 September 2011 Penutup Pusdiklat

JADWAL PRAKTEK KERJA SMK NERGERI 3 MADIUN

Jadwal

Juli 2011 Agustus 2011 Sep-11

11-15 16-22 25-29 1-5 8-12 15-19 22-26 5-9 12-16 19-23 26-30 Prepara tion 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 H2O 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 N 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 P 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 K 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 MR 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2

Keterangan : 1. Satya Ika Pradana 4. Yulsantfrid Nurchalimah 2. Adji Sukmana 5. Kristin Ari Fitria

3. Elsha Tiara Miayanta 6. Siti Nurjannah

Instruktur : P2O5 = Sursasa Budi Laksana

K = Kasiran

N = Saifuddin

(8)

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

2.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan

Sebagai pabrik pupuk kedua yang dibangun setelah PT. PUSRI PALEMBANG, pemerintah telah merancang keberadaan PT. PETROKIMIA GRESIK sejak tahun 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Pada mulanya, pabrik pupuk yang hendak dibangun di Jawa Timur ini disebut Projek Petrokimia Soerabaja.

Berdasarkan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang di koordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk. Gresik dinilai ideal dengan pertimbangan sebagai berikut:

(9)

a. Cukup tersedianya lahan yang kurang produktif

b. Cukup dekat tersedianya sumber air dari aliran Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo

c. Berdekatan dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan dan petani tebu

d. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut peralatan selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian hasil produksi melalui angkutan laut

e. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan memadai, antara lain tersedianya tenga-tenaga terampil

Pabrik ini diresmikan penggunaannya pada tanggal 10 Juli 1972 oleh Presiden Republik Indonesia yang kemudian diabadikan sebagai hari jadi PT. PETROKIMIA GRESIK.

(10)

2.1.2 Arti Logo Perusahaan

Gambar 1: Logo PT. PETROKIMIA GRESIK

a. Dasar Pemilhan Logo

Logo kerbau dengan warna kuning emas dipilih sebagi logo karena:

1) Penghormatan dan penghargaan kepada daerah kecamatan Kebomas

2) Mengembangkan sikap yang suka bekerja keras, loyal dan jujur

3) Dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai sahabat petani

b. Arti Logo

a) Kerbau warna kuning emas: melambangkan keagungan b) Daun berujung lima: melambangkan kelima sila dari

(11)

c) Daun berwarna hijau: melambangkan kesuburan dan kesejahteraan

d) Huruf PG: Petrokimia Gresik

e) Warna putih pada huruf PG: melambangkan kesucian

Secara keseluruhan logo perusahaan tersebut mempunyai arti:

“Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima sila Pancasila, PT.

Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur

untuk menuju keagungan bangsa”.

2.2

Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.2.1 Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik

a. Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Ir. Sumarjo Gatot Irianto

Komisaris : Romulo Robert Simbolon

: Musthofa

: Muhammad Zamkhani

: Imam Apriyanto Putro

(12)

b. Direksi

Direktur Utama : Ir. Hidayat Nyakman, M.Sc

Direktur Komersil : T. Nugroho Purwanto, SE

Direktur Teknik dan Pengembangan: Firdaus Syahril Direktur Produksi : Mulyono Prawiro

Direktur SDM Dan Umum : Koeshartono

2.2.2 Anak Perusahaan

a. PT. Petrokimia Kayaku (1997)

Merupakan formulator pestisida hasil kerja sama dengan PT. Petrokimia Gresik yang memiliki saham 60 %, Nippon Kayaku (20 %), dan Mitsubishi Corp. (20 %) dengan hasil produksi berupa: Pestisida Cair (3600 KI/th), Peptisida Butiran (12600 ton/th), dan Pestisida Tepung (1800 ton/th).

b. PT. Petrosida Gresik (1984)

Saham milik PT. Petrokimia Gresik (100 %) yang menghasilkan bahan aktif pestisida untuk memasok bahan baku PT. Petrokimia Kayaku, dengan jenis produksi: BPMC (2500 ton/th), MIPC (700 ton/th), Diazinon (2500 ton/th), Carbofuran (900 ton/th), dan Carbonyl (200 ton/th).

(13)

c. PT. Petronika (1985)

Perusahaan patungan PT. Petrokima Gresik (20 %) dan Nippon Indonesia Kuzosai (80 %), denga hasil produksi berupa DOP (Diocthyl Phthalate) dengan kapasitas 30.000 ton/th.

d. PT. Petrowidada (1988)

Merupakan perusahaan patungan dari PT. Petrokimia Gresik (10,2 %), PT. Eterindo Wahana Tama (66,0 %), PT. Witulan (5,10 %), Daewo Corp. (13,6 %), dan PT. Justus SC (5,10 %). Hasil produksinya berupa Phthalic Anhydride (Anhidrida Ptalat) 30.000 ton/th, dan Maleic Anhydride (Anhidrida Maleat) 1200 ton/th.

e. PT. Petrosentral (1990)

Merupakan perusahaan patungan dari PT. Petrokimia Gresik (9,80 %), PT. Kodel Jakarta (10,83 %), PT. Unggul I.C (53,89 %), PT. Supra Veritas (6,37 %), PT. Salim Chemical C. (6,37 %), dan PT. Fosfindo Surabaya (12,74 %). Hasil produksinya berupa STTP (Sodium Tripoly Phosphate) dengan kapasitas produksi 40.000 ton/th.

(14)

f. PT. Kawasan Industri Gresik (1990)

Perusahaan patungan antara PT. Petrokimia Gresik (35 %) dengan PT. Semen Gresik (65 %), yang bergerak di bidang penyiapan kaveling industri siap pakai seluas 135 Ha, termasuk Export Processing Zone (EPZ)

g. PT. Puspetindo (1992)

Perusahaan aptungan dari PT. Petrokimia Gresik (32,21 %), PT. Pupuk Sriwijaya (32,21 %), PT. Rekayasa Industri (7,43 %), PT. Mapindo Parama (12,30 %), dan Baljke Durr A.G Jerman (15,76 %), yang bergerak di bidang pembuatan peralatan pabrik, seperti bejana bertekanan, menara, alat penukar panas, dan peralatan Cryogenic.

2.3 Status Kepemilikan

PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia bernaung di bawah Holding Company PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang, yang bergerak dalam bidang produksi pupuk, bahan kimia, dan lain-lain. Petrokimia berasal dari kata “Petroleum Chemical” yang disingkat menjadi “Petrochemical” yaitu bahan-bahan kimia yang dibuat dari minyak bumi dan gas.

(15)

2.4Visi Dan Misi Perusahaan

2.3.1 Visi Perusahaan

Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati oleh konsumen.

2.3.2 Misi Perusahaan

 Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan

 Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan perkembangan perusahaan

 Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam Community Development

2.5Ketenagakerjaan

Menurut data dari Biro Tenaga Kerja tanggal 31 Maret 2002 jumlah tenaga kerja adalah 3.799 orang dengan klasifikasi menurut pendidikannya yaitu: lulusan SD sebanyak 84 orang, lulusan SLTP sebanyak 319 orang, lulusan SLTA sebanyak 2.755 orang, diploma III sebanyak 119 orang, sarjana sebanyak 496 orang, dan pasca sarjana sebanyak 26 orang.

(16)

2.6 Lokasi Perusahaan

2.5.1 Daerah-daerah yang ditempati: a. Kecamatan Gresik

 Desa Tlogo Pojok

 Desa Sukorame

 Desa Karang Turi

 Desa Ngipik

 Desa Tlogo Patut c. Kecamatan Kebomas

 Desa Kebomas

 Desa Randu Agung d. Kecamatan Manyar

 Desa Tepen

 Desa Romo Meduran

 Desa Pojok Pesisir

2.5.2 Kawasan Industri

(17)

2.7 Tugas dan Fungsi Unit Produksi PT. Petrokimia Gresik

a) Unit Produksi I, bertugas melakukan kegiatan berikut:

Udara yang mengandung ± 79 % nitrogen (N2), 20,8 % oksigen (O2), dan 0,2 % gas lainnya dialirkan ke pabrik amoniak bereaksi dengan gas CH4 dari gas alam agar membentuk amoniak (NH3). Sebagian lagi dialirkan ke unit pemisah udara, diproses sehingga nitrogen dan oksigen terpisah. Kemudian nitrogen dan oksigen ini dipasarkan dalam bentuk gas dan cairan.

Produk dari pabrik ini adalah amoniak (NH3) dan karbon dioksida (CO2). Amoniak kemudian dipasarkan, sebagian lagi dialirkan ke pabrik pupuk urea, ZA I, dan ZA III di unit produksi I dan ZA II di unit produksi III. Karbon dioksida dialirkan ke pabrik pupuk urea dan ZA II di unit produksi III, sebagian lagi ke dalam unit pemurnian CO2, lalu dipasarkan. Di pabrik urea amoniak bereaksi dengan CO2 membentuk urea, sedangkan di pabrik ZA amoniak bereaksi dengan asam sulfat dari pabrik asam sulfat di unit produksi III menghasilkan amonium sulfat.

(18)

b) Unit Produksi II, bertugas melakukan kegiatan berikut:

Batuan Fosfat dari alam dimasukkan ke dalam pabrik pupuk fosfat, direaksikan dengan asam fosfat dan asam sulfat (mix acid) dari unit produksi III membentuk pupuk SP-36, sedangkan dengan asam fosfat tanpa asam sulfat membentuk pupuk TSP. Di Pabrik NPK, amoniak dari unit produksi I dan asam fosfat dari unit produksi III bereaksi, dengan tambahan KCl, Urea, dan ZA membentuk pupuk NPK yang diberi nama Phonska dengan formula tertentu.

c) Unit Produksi III, bertugas melakukan kegiatan berikut:

Udara dan sulfur dalam pabrik asam sulfat membentuk asam sulfat yang sebagian dipasarkan dan sebagian lagi dialirkan ke pabrik pupuk ZA I dan ZA III di unit produksi I, ke pabrik SP-36 di unit produksi II, dan ke pabrik asam fosfat di unit produksi III. Dalam pabrik asam fosfat ini, asam sulfat bereaksi dengan batuan fosfat menghasilkan asam fosfat (H3PO4), dan asam flousilikat (H2SiF6). Asam fosfat yang dihasilkan sebagian dijual, sebagian lagi dialirkan ke pabrik pupuk SP-36, dan pabrik pupuk NPK di unit produksi II. Asam fluosilikat direaksikan dengan Al(OH)3 di pabrik AlF3 menghasilkan AlF3. Kalsium sulfat hemihidrat yang dihasilkan dari pabrik asam fosfat dialirkan ke pabrik gipsum untuk diproses menjadi CaSO4.2H2O dan digunakan sebagai

(19)

2.8

Dasar Pemilihan Kawasan Industri

a. Menempati tanah yang tidak subur untuk pertanian b. Mudah mendapat tenaga terlatih

c. Di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk d. Dekat dengan sumber bahan konstruksi

e. Dekat dengan bengkel-bengkel besar untuk pemeliharaan peralatan f. Dekat dengan pembangkit tenaga listrik

g. Dekat dengan sungai-sungai besar sebagai sarana pendukung

2.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan

2.9.1 Filosofi Dasar Penerapan K-3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3), mutlak harus dilaksanakan di dalam suatu perusahaan. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja lainnya dalam melakukan perlindungan terhadap semua asset perusahaan baik sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.

(20)

Adapun filosofi dasar penetapan K-3 yaitu:

a. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas

b. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya

c. Setiap sumber-sumber produksi harus digunakan secara aman dan efisien

d. Pengurus/pemimpin perusahaan diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat-syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan

e. Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan menaati semua persyaratan keselamatan kerja

f. Tercapainya kecelakaan nihil

Sedangkan kebijakan PT. Petrokimia Gresik adalah bahwa semua keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan merupakan tanggung jawab setiap orang yang berada di lingkungan PT. Petrokimia Gresik.

(21)

2.9.2 Dasar Pelaksanaan K-3

a. Masa Konstruksi (Tahun 1967-1972)

Dasar hukum : Veiligheids Reglement tahun 1910

 Misi : Menerapkan sistem kerja aman

 Tujuan : Memenuhi standar quality performance

Pada masa konstruksi control terhadap kualitas pekerjaan dilakukan oleh Inspeksi Teknik terhadap sikap karyawan, mutu bahan terhadap pekerjaannya agar senantiasa bersikap aman.

b. Masa Produksi (Tahun 1972-sekarang)

 Dasar hukum:

- UU No. 1 tahun 1970

- Perundangan di bidang K-3

 Misi:

- Intregasi K-3 di dalam semua fungsi/bidang kegiatan di dalam perusahaan

- Menerapkan standart operating procedure disegala bidang kegiatan perusahaan

(22)

 Tujuan:

- Mencapai tujuan perusahaan dan mengembangkan usaha disertai nihil kecelakaan

Dalam penerapannya dilandasi dengan komitmen dari Top Management dalam bentuk “Kebijakan K-3” (Safety Policy), dimana K-3 merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan harus dilaksanakan.

2.9.3 Sasaran Keselamatan Kerja

 Kemanusiaan, dengan berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja sehingga terwujud keamanan, gairah kerja dan kesejahteraan karyawan.

 Sosial, dengan berupaya menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan perlindungan bagi masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.

 Hukum, dengan berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di perusahaan.

 Ekonomi, dengan berupaya menghindari terjadinya kerugian bagi perusahaan dari kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

(23)

2.9.4 Tugas-Tugas Bagian Keselamatan Kerja

a. Secara administratif bertanggung jawab kepada Karo inspeksi dan K-3 b. Yakin bahwa UU No. 1/1970 diterapkan secara efektif di perusahaan c. Membuat dan melaksanakan program K-3 agar setiap tempat kerja

aman

d. Melakukan kontrol secara proaktif di pabrik dan kawasan perusahaan untuk menghilangkan kondisi yang tidak aman

e. Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi kecelakaan serta mencegah agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali

f. Menyediakan alat pelindung diri serta mendistribusikan sesuai dengan tingkat bahaya di unit kerja karyawan yang bersangkutan

g. Melakukan pengembangan K-3 sejalan dengan perkembangan perusahaan

2.9.5 Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk melenyapkan bahaya ditempat kerja, tetapi merupakan usaha pencegahan dan memperkecil kontak antara bahaya dengan pekerja sesuai dengan standar kerja.

(24)

Adapun jenis alat pelindung diri antara lain:

a. Safety head, digunakan selama jam kerja di daerah instalasi pabrik.

b. Eye goggle, digunakan di daerah berdebu saat menggerinda, mengebor, memahat, membubut, memfrais, mengkraser, pengelasan, dan di tempat penanganan bahan kimia berbahaya.

c. Face shield, digunakan di daerah tempat kerja yang terdapat pancaran panas, sinar UV, dan Inframerah yang membahayakan karyawan.

d. Pelindung telinga, dibedakan menjadi ear plug (di daerah bising dengan tingkat kebisingan sampai 95 desibel) dan ear muff (di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besar dari 95 desibel).

e. Pelindung pernafasan, dibedakan menjadi:

 Masker kain, untuk daerah berdebu lebih dari 10 mikron

 Masker dengan filter debu, untuk melindungi mulut dan hidung dari debu yang berukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak 98 %

 Masker dengan filter debu dan gas, untuk melindungi mulut dan hidung dari debu, acid gas, uap orgnanik, fumes, asap dan kabut

(25)

Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung (self containing breathing apparatus), digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari gas, uap, dan fumes

Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter), untuk melindungi , mata, hidung dan mulut dari uap, gas, dan fumes yang dapat menimbulkan gangguan pernafasan

Masker gas dengan udara bertekanan dibersihkan (supplied air respirator)

Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan dengan tangan (a hand operated blower)

f. Kerudung kepala (hood)

g. Kerudung kepala dengan alat pelindung pernafasan, digunakan di daerah kerja berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali konsentrasi maksimum yang diizinkan

(26)

i. Sarung tangan, dibedakan menjadi:

 Sarung tangan kulit, digunakan apabila bekerja dengan benda yang panas

 Sarung tangan asbes, digunakan apabila bekerja dengan benda yang panas

 Sarung tangan katun, digunakan apabila bekerja dengan peralatan untuk oksigen

 Sarung tangan karet, digunakan apabila bekerja dengan bahan kimia yang bahaya, korosif dan iritatif

 Sarung tangan listrik, digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan terkena bahaya listrik

j. Sepatu pengaman, jenisnya:

Sepatu keselamatan (safety shoes), digunakan untuk melindungi kaki dari benda tajam, keras, luka bakar karena bahan kimia korosif, tertembus benda tajam, dan untuk menjaga agar seseorang tidak terjatuh atau terpeleset oleh air maupun minyak

 Sepatu karet, digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia yang berbahaya

 Sepatu listrik, digunakan bila di mungkinkan ada bahaya listrik di tempat kerja

(27)

k. Baju pelindung, jenisnya:

 Baju pelindung tahan asam atau alkali (warna kuning), digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari percikan bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun basa

 Baju pelindung yang tahan terhadap percikan pasir, digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan pasir pada saat membersihkan logam dengan semprotan pasir

2.9.6 Organisasi K-3 PT.Petrokimia Gresik

Gambar 2. Struktur Orgnisasi K-3 KEPALA KOMPARTEMEN TEKNOLOGI

KEPALA BIRO LINGKUNGAN DAN K-3

KEPALA BAGIAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN KEPALA PENGENDALIAN LINGKUNGAN

KEPALA BAGIAN K-3

KEPALA BAGIAN PEMADAM KEBAKARAN

STAF MADYA LINGKUNGAN DAN K-3

(28)

Organisasi 3 struktural dibentuk agar dapat menjamin penerapan 3 di PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan UU No. 1/1970 serta peraturan K-3 lainnya dan penerapan K-K-3 dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga tercapai kondisi yang aman, nyaman, dan produktif.

Organisasi non struktural terdiri atas:

a. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja (P2K3), dibentuk sebagai pemenuhan Bab VI pasal 10 UU No. 1/1970

b. Sub Panitia Pembina Keselamatan Kerja (SP2K3), adalah organisasi yang dibentuk di Unit Kerja untuk menangani aspek K-3 secara teknis di Unit Kerja Kompartemen

c. Safety Representative, dibentuk sebagai usaha mempercepat pembudayaan K-3 dan menjadi model K-3 di unit kerjanya.

Berikut ini merupakan bagan keberadaan bagian keselamatan kerja di dalam struktur organisasi PT. Petrokimia Gresik:

(29)

Gambar 3. Keberdaan Bagian Keselamatan Kerja di Dalam Struktur Organisasi DIREKTUR PRODUKSI KOMPARTEMEN DEPARTEMEN PRODUKSI I DEPARTEMEN PRODUKSI II DEPARTEMEN PRODUKSI III KOORDINATOR KEPALA SHIFT BIRO PROSES DAN

LABORATORIUM KOMPARTEMEN DEPARTEMEN HARI I DEPARTEMEN HARI II DEPARTEMEN HARI III DEPARTEMEN HARI IV BIRO RIKSA DAN LABORATORIU M

BAGIAN RIKSA BAGIAN

BAGIAN RIKSA STAF

(30)

BAB III

PROSES PRODUKSI UNIT II

3.1Unit Pupuk Sp-36

Gambar 4. Blok Diagram Pabrik Pupuk Fosfat (TSP) Mixer

Unit/Sp-36

Asam sulfat Reaction unit Curing unit Granulalita s Unit

Crushing

Unit Under size

Dryin g Unit Screenting Unit Coolin g Unit Packin g unit Produk SP-36 Udara panas Phosphat Rock Asam fosfat Asam sulfat Over size

(31)

a. Proses : “Tennese Valley Authority Process”.

b. Reaksi yang terjadi :

TSP : Ca3(PO4)2+ H3PO4+ 6H2O3 CaHPO4.2H2O Ca3(PO4)2+ 4H3PO4+ 3H2O3 Ca(H2PO4).2H2O SP-36 : Ca3(PO)4+ 4H3PO4+ 3H2O3 Ca(H2PO4).2H2O

Ca3(PO4)2+ 2H2SO4+ H2OCa(H2PO4).2H2O+CaSO4 Ca3(PO4)2+ H2SO4+2H2OCaSO4+2Ca(H2PO4).2H2O

c. Uraian proses :

Asam sulfat 98,5% dengan kandungan 40% dari campuran asam direaksikan dengan asam fosfat 54% sebanyak 65% dari asam campuran dicampurkan kedalam mixer. Fosfat rock yang telah dihaluskan sampai 20 mesh di dalam grinder, dicampurkan atau direaksikan dalam reaktor dengan campuran asam.

Produk yang diperoleh adalah SP-36. Produk ini kemudian dialirkan kedalam granulator untuk pembutiran. Butiran pupuk fosfat atau SP-36 yang terbentuk dikeringkan dalam dryer dan selanjutnya dipisahkan dengan screen unit dengan ukuran tertentu (product size).

(32)

Butiran yang lolos karena terlalu halus (under size) dikembalikan lagi ke granulator untuk dilakukan pembutiran kembali agar sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Sedangkan butiran yang terlalu besar (over size) dihancurkan terlebih dahulu didalam crushing unit dikembalikan ke granulator.

Dari screen unit, butiran yang telah memenuhi spesifikasi ukuran (product size) didinginkan di dalam cooling unit dan dikirim ke bagian pengantongan. Sedangkan untuk pupuk TSP, prosesnya sama, hanya asam yang digunakan adalah H3PO4.

3.2 Unit Produksi Phonska

(33)

a. Spesifikasi produk : 1) Kandungan unsur hara

Kadar N : min 15,00% Kadar P2O5 : min 15,00% Kadar K2O : min 15,00% 2) Kadar air : max 1,00% 3) Bentuk : butiran 4) Warna : merah muda

b. Kapasitas produksi : 300.000 ton/thn

c. Teknologi proses : INCRO S.A, Spain

d. Bahan baku utama : 1) Amoniak 2) Asam sulfat 3) Asam fosfat 4) Za atau Urea 5) KCl 6) Dolomit 7) Filter

e. Produk yang dihasilkan : a. NPK 15-15-15

(34)

f. Uraian proses :

Bahan baku ZA atau Urea, KCl, Dolomit, dan Filter dicampur dengan recycle solid dalam Pug Mill dan akan terjadi proses pencampuran dan pregranulasi. Campuran dari Pug Mill kemudian dilakukan proses Granulasi dalam granulator bersama dengan slurry MAP/DAP dari pipa reaktor yang merupakan hasil reaksi antara amonia dengan larutan asam fosfat dari unit scrubbing.

Selanjutnya dilakukan proses pengeringan di dalam dryer untuk mengurangi kadar airnya. Produk dari dryer diayak dalam unit pengayakan untuk memisahkan produk on size, over size, dan under size. Produk under size dikembalikan bersama-sama dengan produk over size yang telah dihancurkan dalam crusher, sedangkan produk on size dikirim ke unit pengatur recycle.

Produk kemudian diayak lagi dalam polishing screen untuk menghilangkan produk under size. Setelah itu dilakukan proses pendinginan dalam fluid bed cooler dan dilanjutkan dengan proses pelapisan dalam cuater. Produk akhir dari cuater kemudian dikirim ke unit pengantongan. Gas dan debu dari semua peralatan diserap oleh unit scrubbing dengan media penyerap larutan asam fosfat. Larutan asam fosfat dari hasil penyerapan ini digunakan sebagai bahan

(35)

1. Rekasi yang terjadi adalah : a. Pada proses Granulasi

Reaksi : NH3+ NH4H2PO4(NH4)2HPO4

b.Pada proses Scrubbing

Reaksi : 8NH3+ 2H2SiF6+ 2H2O(NH4)2SiF6+ 6NH4F + SiO2 2NH3+ H2SO4(NH4)2SO4

c. Reaksi antara Amonia dengan Asam Fosfat Reaksi : NH3+ H3PO4NH4H2PO4+ Q

NH3+ NH4H2PO4(NH4)2HPO4+ Q

2. Spesifikasi produk Phonska menurut SNI phonska N. 02-2803-2000 :

a. N : min 6% (ADBK)

b. P2O5 : min 6% (ADBK), larut sitrat 2%

c. K2O : min 6% (ADBK).

d. Jumlah N, P2O5dan K2O : min 30%

(36)

3. Kegunaan dalam pertanian adalah :

Senyawa fosfat dalam tanaman berperan dalam reaksi transfer dan penyimpanan energi, fosfor juga sebagai komponen pembentuk asam nukleat dalam sintesis protein, fosfor sangat berperan dalam proses perkembangan awal, perakaran, pembangunan, pembuahan dan pembentukan biji.

Unsur kalium dalam bentuk ion dalam cairan sel tanaman berperan dalam mengendalikan kekenyalan sel, membantu mekanisme transfer pati dan gula, berperan dalam sintesa protein dan mengaktifkan enzim-enzim, unsur hara kalium memacu pertumbuhan akar, batang tanaman sehat, kuat, tahan kekeringan, tahan penyakit, dan meningkatkan kualitas hasil.

(37)

BAB IV

METODE ANALISIS

4.1ANALISIS PUPUK SP-36

4.1.1 Uji kadar P2O5

a. Prinsip :

kadar P2O5 ditentukan secara kolorimetri. Ortofosfat yang terlarut direaksikan dengan amonium molibdovanadat membentuk senyawa komplek molibdovandat asam fosfat berwarna kuning. Intensitas warna kuning yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 420 atau 440 nm.

b. Reaksi :

Fosfat organik + HNO3+ HClO4ortofosfat

2H3PO4+ (NH4)6Mo7O42.4H2O + NH4VO3+ 42 H+ {(NH4)3PO4}2.12 MoO3.12 VO324H2O (kuning) + 42 (NH4)+

c. Pereaksi :

1) Asam nitrat (HNO3) p.a 2) Asam perklorat (HCl) p.a

(38)

3) Asam sitrat 20 %

Melarutkan 20 gram asam sitrat (C6H8C7.H2O) kristal dalam 1 liter air suling.

4) Amonium molibdat (8 %)

Melarutkan 80 gram ammonium molibdat tetrahidrat (NH4)6Mo7O24.4H2O dalam 1 liter air suling

5) Amonium vanadat (0,4 %)

Melarutkan 4 gram amonium vanadat (NH4VO3) dengan 500 ml HclO4p.a dalam 1 liter air suling

6) Standar fosfat P2O50,5 mg/ml

Menimbang dengan teliti 0,9587 gram kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) yang telah dikeringkan selam 2 jam pada 105°C. Kemudian melarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1 liter hingga tanda batas.

7) Pereaksi molibdovanadat.

Mencampurkan 1:1 bagian volume (M) dan satu bagian (V). dihomogenkan (pencampuran dilakukan pada saat akan

(39)

d. Peralatan : 1) Spektrofotometer 2) Kraser 3) Erlenmeyer 100 ml 4) Pipet gondok 5 ml 5) Pipet ukur 10 ml

6) Gelas piala 100,500 dan 1000 ml 7) Pengaduk magnet

8) Neraca analitik

9) Kertas saring Whatman 40 10) Pemanas

e. Cara kerja :

1) Penyimpan larutan contoh

a) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, melarutkan dengan 10 ml HCl p.a dan 5 ml HNO3 p.a, kemudian memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit, mendinginkan, dan menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, mengaduk dengan stirer hingga homogen. Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam erlemeyer yang kering.

(40)

b) P2O5larut dalam asam sitrat 20 %

Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml. Menambahkan asam sitrat 20 %, lalu menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, mengaduk dengan stirer selama 5 menit. Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering.

c) P2O5larut dalam air

Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, menuang ke dalam labu ukur 500 ml. Menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, mengaduk dengan stirer selama 5 menit. Menyaring melalui kertas saring Whatman 40 ke dalam erlenmeyer yang kering.

2) Penetapan

a) Memipet masing-masing 5 ml larutan contoh dan memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml

b) Menambah 5 ml pereaksi amonium molibdovanadat, kemudian menambahkan dengan air suling hingga tanda batas dan kocok

(41)

molibdovanadat yang ditambahkan dengan air suling sampai tanda batas

d) Membiarkan pengembangan warna selama 10 menit, lalu membaca intensitas warna pada spektrofotometer pada panjang gelombang 420 atau 440 nm. Mencatat pembacaan absorbansi dan konsentrasinya

e) Menghitung kadar P2O5dalam contoh

f. Perhitungan :

Kadar fosfor sebagai P

2

O

5

=

%

Keterangan :

S = mg P2O5dari pembacaan kurva P = faktor pengenceran

W = berat contoh (mg)

4.1.2 Uji Kadar Air (H2O)

a. Prinsip:

kandungan air ditetapkan dengan pengeringan contoh pada 105°C. Pengurangan berat pada pemanasan dihitung sebagai kadar air.

(42)

b. Reaksi : -c. Pereaksi : -d. Peralatan : 1) Neraca analitik 2) Botol timbangan 3) Oven 4) Desikator e. Cara kerja :

1) Contoh ditumbuk sampai halus

2) Menimbang teliti 2 gram contoh ke dalam botol timbang yang sudah diketahui beratnya

3) Mengeringkan pada 105°C selama 2 jam, mendinginkan dalam desikator dan menimbang

f. Perhitungan :

Kadar air, % = x 100%

Keterangan :

W1= pengurangan berat sesudah pengeringan (gram) W2= berat contoh (gram)

(43)

5.1 ANALISIS PUPUK NPK GRANULASI

5.2.1 Uji Kadar Nitrogen Total

a. Prinsip :

nitrogen dalam phonska didestruksi dengan asam sulfat dan amonia yang terbentuk didestilasi dalam larutan alkali. Destilasi ditampung dalam larutan asam sulfat dan kelebihan asam sulfat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida. Titik akhir titrasi tercapai bila warna lembayung dari indikator campuran merah metil-biru metilen berubah menjadi lembayung kehijauan.

b. Reaksi :

N organik + H2SO4 ⎯⎯⎯⎯⎯⎯ (NH4)2SO4

(NH4)2SO4+ 2NaOH(berlebih) ⎯⎯⎯⎯⎯ 2NH3+ Na2SO4+ 2H2O 2NH3+ H2SO4berlebih (merah ungu) ⎯ (NH4)2SO4

H2SO4(kelebihan) + 2NaOH Na2SO4+ 2N2O

c. Pereaksi : 1) H2SO4pekat 2) H2SO40,5 N 3) NaOH 0,5 N

(44)

Melarutkan 2 gram NaOH p.a dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml hingga tanda batas

4) NaOH 40 % untuk destilasi

5) Indikator fenolftalin (pp) 0,1 % dalam alkohol

Melarutkan 10 gram fenolftalin dengan 600 ml etanol dalam labu ukur 1000 ml, kemudian menambahkan dengan air suling hingga tanda batas

6) Indikator campuran merah metil (MM) dan biru metilen (MB) : campuran dari 1 bagian volume merah metil 0,2 % dalam alkohol dan 1 bagian volume biru metilen 0,1 % dalam alkohol

d. Peralatan : 1) Labu Kjeldahl 2) Peralatan destilasi 3) Labu ukur 500 ml 4) Erlemeyer 5000 ml 5) Pipet volume 25 ml e. Cara kerja :

1) Menimbang 0,5 gram contoh dan memasukkan ke dalam labu Kjeldahl

(45)

3) Setelah dingin, menambahkan indicator pp 5 tetes, dan air suling secukupnya

4) Memasang pada alat destilasi

5) Memasang erlenmeyer penampung destilat yang berisi 25 ml H2SO4 0,5 N dan 3 tetes indikator campuran merah metil-biru metilen (mix indicator). Ujung pendingin harus terendam larutan penampung

6) Melakukan destilasi larutan tersebut dalam suasana alkali dengan penambahan NaOH 40 % (sampai larutan berwarna merah) 7) Setelah destilasi selesai, menitrasi kelebihan H2SO4 dengan

larutan NaOH 0,5 N hingga titik akhir titrasi tercapai, dan mencatat volume larutan NaOH 0,5 N yang dipakai

f. Perhitungan :

Kadar N Total =

( . ) ( . )

100%

Keterangan : N H2SO4 : 0,5232 N N NaOH : 0,5105 N Ar N : 14,008

(46)

4.2.2 Uji Kadar P2O5

a. Prinsip:

Kadar P2O5 ditentukan secara kolometri. Ortofosfat yang terlarut direaksikan dengan amonium molibdovanadat membentuk senyawa komplek molibdovanadat asam fosfat berwarna kuning. Intensitas warna kuning yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 420 atau 440 nm.

b. Reaksi :

Fosfat organik + HNO3+ HCIO4ortofosfat 2H3PO4+ (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3+ 42H

{(NH4)3PO4}2. 12MoO3.12 VO3.24H2O (kuning) + 42 (NH4)+

c. Pereaksi :

1) Asam nitrat (HNO3) p.a 2) Asam klorida (HCI) p.a 3) Asam sitrat 20 %

Melarutkan 200 gram asam sitrat (C6H8C7.H2O) kristal dalam 1 liter air suling

(47)

Melarutkan 80 gram amonium molibdat tetrahidat (NH4)6Mo7O24.4H2O dalam 1iter l air suling

5) Amonium vanadat (0,4 %)

Melarutkan 4 gram amonium vanadat (NH4VO3) dengan 500 ml HCl p.a dalam 1 liter air suling

6) Standar fosfat P2O50.5 mg/ml

Menimbang dengan teliti 0,9587 gram kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) yang telah dikeringkan selama 2 jam pada 1050C. kemudian melarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1 liter hingga tanda batas

7) Pereaksi molibdovanadat

Mencampurkan 1:1 bagian volume molibdat dan satu bagian vanadat, dihomogenkan (pencampuran dilakukan pada saat akan dilakukan) d. Peralatan : 1) Spektrofotometer 2) Erlenmeyer 100 ml 3) Pipet gondok 5 ml 4) Pipet ukur 10 ml 5) Gelas piala 100, 500, dan 1000 ml 6) Pengaduk magnet 7) Corong 8) Neraca analitik 9) Kertas saring Whatman 40 10) Pemanas

(48)

e. Cara Kerja

1) Penyiapan larutan contoh a) P2O5total

(a) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, melarutkan dengan 10 ml HCl p.a dan 5 mL HNO3p.a

(b) Memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit, mendinginkan, menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, dan mengaduk dengan stirer hingga homogen (c) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam

erlenmeyer yang kering

b) P2O5larut dalam asam sitrat 20 %

(a) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, menambah sedikit demi sedikit asam sitrat 20 %, bilas hingga bersih. Menambahkan dengan air suling hingga tanda batas pada labu ukur 500 ml, dan mengaduk dengan stirer selama 15 menit

(b) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering

(49)
(50)

5.2.3 Uji Kadar Kalium (K2O)

a. Prinsip :

logam kalium yang terlarut diukur pada spektrofotometer serapan atom

b. Reaksi :

-c. Pereaksi :

1) Asam klorida, HC1 p.a 2) Asam nitrat, HNO3p.a 3) Larutan supresor

Melarutkan 1,0048 gram CsCl (Sesium Klorida) dan mengencerkan dengan air suling hingga 1 liter.

4) Larutan baku kalium, mg/l

Melarutkan KC1 p.a dengan air suling sesuai kebutuhan.

d. Peralatan :

1) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) 2) Hollow Cathode Lamp Kalium

3) Labu ukur 100 dan 250 ml 4) Pipet gondok 2, 5, 10 ml 5) Pipet ukur 5 ml

(51)
(52)

5.2.4 Uji Kadar Air (H2O)

a. Prinsip :

Mendeskripsikan contoh ke dalam metanol kemudian menitrasi dengan pereaksi Karl Fisher yang telah diketahui ekivalen airnya

b. Reaksi : Karl Fisher (piridin)

SO2+ I2+ H2O + 3 C5H5NHI + C5H5N.SO3 C5H5N.SO + CH3OHC5H5N.SO4.CH3

c. Pereaksi :

1) Larutan KF A (dietanol amin, metil alkohol, dan SO2) 2) Larutan KF B (metanol) 3) Air suling d. Peralatan 1) Neraca analitik 2) Karl Fisher 3) Botol timbang

(53)

e. Cara Kerja :

1) Memipet 50 ml metanol dan memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator (ujung elektrode terendam)

2) Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air

3) Menimbang 0,2 gram asam oksalat, memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator, meneruskan titrasi sampai titik akhir tercapai

4) Menghitung angka ekivalen air dari pereaksi Karl Fisher (Faktor) pereaksi

5) Perhitungan :

F =

Keterangan:

Mr Asam oksalat : 132 Mr 2H2O : 36

6) Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air

7) Menimbang dengan teliti 2-3 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas reaksi titrator aduk sampai homogen

8) Titrasi dengan larutan Karl Fisher sampai titik tercapai dan dicatat volume titran

f. Perhitungan :

(54)

4.3ANALISIS PUPUK PHONSKA

4.3.1 Uji Kadar Nitrogen Total

a. Prinsip:

nitrogen dalam phonska didestruksi dengan asam sulfat dan amonia yang terbentuk didetilasi dalam larutan alkali. Destilasi ditampung dalam larutan asam sulfat dan kelebihan asam sulfat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida. Titik akhir titrasi tercapai bila warna lembayung dari indikator campuran merah metil-biru metilen berubah menjadi lembayung kehijauan.

b. Reaksi :

N organik + H2SO4 ⎯⎯⎯⎯⎯⎯ (NH4)2SO4

(NH4)2SO4+ 2NaOH(berlebih) ⎯⎯⎯⎯⎯ 2NH3+ Na2SO4+ 2H2O 2NH3+ H2SO4berlebih (merah ungu) ⎯ (NH4)2SO4

H2SO4(kelebihan) + 2NaOH Na2SO4+ 2N2O

c. Pereaksi : 1) H2SO4pekat 2) H2SO40,5 N 3) NaOH 0,5 N

(55)

Melarutkan 2 g NaOH p.a dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml hingga tanda batas

4) NaOH 40% untuk destilasi

5) Indikator fenolftalin (pp) 0,1 % dalam alkohol

Melarutkan 10 gram fenolftalin dengan 600 ml etanol dalam labu ukur 1000 ml. kemudian menambahkan dengan air suling hingga tanda batas

6) Indikator campuran merah metil (MM) dan biru metilen (MB) : campuran dari 1 bagian volume merah metil 0,2 % dalam alkohol dan 1 bagian volume biru metilen 0,1 % dalam alkohol d. Peralatan : 1) Labu Kjeldahl 2) Peralatan destilasi 3) Labu ukur 500 ml 4) Erlemeyer 5000 ml 5) Pipet volume 25 ml e. Cara kerja :

1) Menimbang 0,5 gram contoh dan memasukkan ke dalam labu Kjeldahl

(56)

2) Menambahkan 10 ml H2SO4 pekat menggoyangkan agar tercampur rata, mendidihkan selama 15 menit

3) Setelah dingin, menambahkan indikator pp 5 tetes, dan air suling secukupnya

4) Memasang pada alat destilasi

5) Memasang erlenmeyer penampung destilat yang berisi 25 ml H2SO4 0,5 N dan 3 tetes indikator campuran merah metil-biru metilen (mix indicator). Ujung pendingin harus terendam larutan penampung

6) Melakukan destilasi larutan tersebut dalam suasana alkali dengan penambahan NaOH 40 % (sampai larutan berwarna merah) 7) Setelah destilasi selesai, menitrasi kelebihan H2SO4 dengan

larutan NaOH 0,5 N hingga titik akhir titrasi tercapai, dan mencatat volume larutan NaOH 0,5 N yang dipakai

f. Perhitungan :

Kadar N Total= ( . ) ( . ) 100%

Keterangan :

N H2SO4 : 0,5232 N N NaOH : 0,5105 N

(57)

4.3.2 Uji Kadar P2O5

a. Prinsip:

Kadar P2O5 ditentukan secara kolometri. Ortofosfat yang terlarut direaksikan dengan amonium molibdovanadat membentuk senyawa komplek molibdovanadat asam fosfat berwarna kuning. Intensitas warna kuning yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 420 atau 440 nm.

b. Reaksi :

Fosfat organik + HNO3+ HCIO4ortofosfat 2H3PO4+ (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3+ 42H

{(NH4)3PO4}2. 12MoO3.12 VO3.24H2O (kuning) + 42 (NH4)+

c. Pereaksi :

1) Asam nitrat (HNO3) p.a 2) Asam klorida (HCI) p.a 3) Asam sitrat 20 %

Melarutkan 200 gram asam sitrat (C6H8C7.H2O) kristal dalam 1 liter air suling

(58)

4) Amonium molibdat (8 %)

Melarutkan 80 gram amonium molibdat tetrahidat (NH4)6Mo7O24.4H2O dalam 1 liter air suling

5) Amonium vanadat (0,4 %)

Melarutkan 4 gram amonium vanadat (NH4VO3) dengan 500 ml HCl p.a dalam 1 liter air suling

6) Standar fosfat P2O50,5 mg/ml

Menimbang dengan teliti 0,9587 gram kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) yang telah dikeringkan selama 2 jam pada 1050C. kemudian melarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1 liter hingga tanda batas

7) Pereaksi molibdovanadat

Mencampurkan 1:1 bagian volume molibdat dan satu bagian vanadat, dihomogenkan (pencampuran dilakukan pada saat akan dilakukan) d. Peralatan : 1) Spektrofotometer 2) Erlenmeyer 100 ml 3) Pipet gondok 5 ml 4) Pipet ukur 10 ml 5) Gelas piala 100, 500, 6) Pengaduk magnet 7) Corong 8) Neraca analitik 9) Kertas saring Whatman 40

(59)

e. Cara Kerja

1) Penyiapan larutan contoh a. P2O5total

(1) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, melarutkan dengan 10 ml HCl p.a dan 5 mL HNO3p.a

(2) Memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit, mendinginkan, menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, dan mengaduk dengan stirer hingga homogen (3) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam

erlenmeyer yang kering

b. P2O5larut dalam asam sitrat 20 %

(1) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, menambah sedikit demi sedikit asam sitrat 20 %, bilas hingga bersih. Menambahkan dengan air suling hingga tanda batas pada labu ukur 500 ml, dan mengaduk dengan stirer selama 15 menit

(2) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering

2) Penetapan

a. Memipet masing-masing 5 ml larutan contoh dan memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml

(60)
(61)

c. Peraksi :

(1) Asam klorida (HC1) p.a (2) Asam nitrat, (HNO3) p.a (3) Larutan supresor

Melarutkan 1,0048 gram CsCl (Sesium Klorida) dan mengencerkan dengan air suling hingga 1 liter.

(4) Larutan baku kalium, mg/l

Melarutkan KC1 p.a dengan air suling sesuai kebutuhan.

d. Peralatan :

(1) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) (2) Hollow Cathode Lamp Kalium

(3) Labu ukur 100 dan 250 ml (4) Pipet gondok 2, 5, dan 10 ml (5) Pipet ukur 5 ml

e. Cara kerja :

(1) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus dan memasukkan dalam labu ukur 500 ml

(2) Menambahkan 10 ml HC1 p.a dan 5 ml HNO3p.a, memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit

(3) Mendinginkan dan menambahkan dengan air suling sampai tanda batas, mengaduk dengan stirer

(62)
(63)

b. Reaksi : Karl Fisher (piridin)

SO2+ I2+ H2O + 3 C5H5NHI + C5H5N.SO3 C5H5N.SO + CH3OHC5H5N.SO4.CH3

c. Pereaksi :

(1) Larutan KF A (dietanol amin, metil alkohol, dan SO2) (2) Larutan KF B (metanol) (3) Air suling d. Peralatan : (1) Neraca analitik (2) Karl Fisher (3) Botol timbang e. Cara Kerja :

(1) Memipet 50 ml metanol dan memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator (ujung elektroda terendam)

(2) Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air

(64)

(3) Menimbang 0,2 gram asam oksalat, memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator, meneruskan titrasi sampai titik akhir tercapai

(4) Menghitung angka ekuivalen air dari pereaksi Karl Fisher (Faktor) pereaksi Perhitungan : F = Keterangan Mr Asam oksalat : 132 Mr 2H2O : 36

(5) Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air

(6) Menimbang dengan teliti 2-3 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas reaksi titrator aduk sampai homogen

(7) Titrasi dengan larutan Karl Fisher sampai titik tercapai dan dicatat volume titran

f. Perhitungan :

(65)

4.3.5 Uji Mol Rasio (MR)

a. Prinsip :

Membandingkan jumlah mol dari NH3dan H3PO4 yang terkandung dalam pupuk dengan melihat range pH yang telah diketahui.

b. Pereaksi : (1) H2SO40,5 N (2) NaOH 0,5 N c. Peralatan : (1) Buret (2) Magnetic stirrer (3) Gelas beker (4) pH meter d. Cara Kerja :

(1) Larutan sampel diukur pH nya

(2) Jika pH < 4,4 maka dititrasi dengan NaOH hingga pH mencapai 4,4, teruskan titrasi dengan NaOH hingga pH 8,2, catat volume titran yang dipakai

dan

Biro limbah dan K3

(66)

(3) Jika pH > 4,4 maka dititrasi dengan H2SO4hingga pH mencapai 8,2, teruskan titrasi dengan NaOH hingga pH 4,4, catat volume titran yang dipakai

e. Perhitungan : Jika pH awal < 4,4:

1 − (V. Titran I/V. Titran II)

1 – (3,6/4,5) = 0,2

Jika pH awal > 4,4 maka:

2 − (V. Titran I/V. Titran II)

(67)

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PERHITUNGAN

5.1Hasil Analisis Pupuk Sp-36

Berikut ini diberikan tabel 1 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar air pupuk Superphospat-36

W (gr) W1 (gr) W2 (gr) W3 (gr) W4 (gr)

% Air

2,0016 53,4454 55,447 53,3751 0,1609 3,59

1,9498 42,8102 44,76 44,6099 0,1501 7,7

Tabel 1. Hasil Perhitungan dan Penentuan Kadar H2O pada Pupuk Superfosfat 36 (SP-36)

Keterangan :

W = berat contoh sebelum pengeringan (gram) W1 = botol timbang kosong (gram)

(68)

W2 = botol timbang kosong + contoh sebelum pengeringan (gram) W3 = botol timbang kosong + contoh setelah pengeringan (gram) W4 = berat contoh setelah pengeringan (gram)

Perhitungan :

Kadar air = 100%

=( , , )

,

= 3,59 %

5.2Hasil Analisis Pupuk NPK Granulasi

5.2.1 Hasil Analisa Kadar Nitrogen

Berikut ini diberikan tabel 2 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar nitrogen pada pupuk NPK Granulasi.

(69)

Sampel Berat contoh (mg) V. titran (ml) H2O (%) Kadar Nitrogen (%) ADBB ADBK G1 511,2 14,5 1,34 15,55 15,76 G2 510,6 13,5 0,85 16,97 17,16 G3 518,1 14,3 1,24 15,62 15,82 G4 506,6 15,75 1,35 13,93 14,12

Tabel 2. Hasil Perhitungan dan Penentuan Kadar N pada pupuk NPK Granulasi Kadar N Total =( . ) ( . ) 100% Kadar N Total =( , ) ( , , ) , 14 100% = 15,55 % Keterangan : N H2SO4 : 0,5232 N N NaOH : 0,5105 N Ar N : 14,008

(70)
(71)

Berikut adalah kurva standar P2O5

Gambar 6. Kurva Standar P2O5

5.2.3 Hasil Analisis K2O

Berikut ini diberikan tabel 4 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar K2O pada pupuk NPK Granulasi

No Berat contoh (mg) Abs contoh Abs standar Konsentrasi Standar (mg/ml) Kadar P2O5(%) G3 1014,7 0,2789 0,3143 0,18077 15,80 G4 1010,8 0,3199 0,3143 0,18077 18,20

Tabel 4. perhitungan dan penentuan kadar K2O pada pupuk NPK Granulasi. y = 0.2428x - 0.0011 R² = 0.9997 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.91 0 1 2 3 4 Ab so rb an si St an dar Konsentrasi Standar

Kurva Standar Fosfat

Kurva Standar Fosfat Linear (Kurva Standar Fosfat)

(72)
(73)

5.3 Hasil Analisa Pupuk Phonska

5.3.1 Hasil Analisa Kadar Air

Berikut ini diberikan Tabel 5 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar air pupuk Phonska.

Tabel 5 : Hasil perhitungan dan penentuan kadar air pupuk phonska

Keterangan :

Vc = volume titran pada titrasi contoh (ml) f KF = faktor Karl Fisher (mg H2O/ml) W = berat contoh (gram)

Perhitungan : Kadar air, % = x 100 % = , , , x 100% = 1,00% W (mg) W (mg) W2 (mg) Vc (ml) Faktor % Air 1,8406 11,8912 13,7318 3,4 5,39 1 1,9582 12,017 13,9752 3,4 5,39 0,94

(74)

5.3.2 Hasil Analisa Kadar Nitrogen Total

Berikut ini Tabel 6 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar nitrogen pupuk Phonska.

Sampel Berat contoh (mg) V. titran (ml) H2O (%) Kadar Nitrogen (%) ADBB ADBK P1 712,3 10,3 1,32 15,37 15,58 P2 719,8 10,5 1,51 15,01 15,24 P3 745,5 9,25 0,95 15,70 15,85 P4 674,7 10,45 0,51 16,07 16,15

Tabel 6 : Hasil Pehitungan dan Penentuan Kadar Nitrogen Pupuk Phonska.

(75)

Perhitungan: Kadar N Total =( . ) ( . ) 100% Kadar N Total =( , ) ( , , ) ,

14 100%

= 15,58 % Keterangan : N H2SO4 : 0,5232 N N NaOH : 0,5105 N Ar N : 14,008

5.3.3 Hasil Analisa Kadar P2O5

Berikut ini diberikan Tabel 7 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar P2O5pupuk Phonska.

(76)
(77)
(78)

5.3.5 Hasil Analisa MR (Mol Ratio)

Berikut ini diberikan Tabel 9 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan MR (Mol Rasio) pupuk Phonska.

Tabel 9. Hasil dan Penentuan Mol Rasio Pada pupuk Phonska

Keterangan:

Jika pH < 4,4 dititrasi dengan NaOH sampai pH 4,4 lalu dilanjutkan sampai pH 8,2

Jika pH > 4,4 dititrasi dengan NaOH lalu dengan H2SO4

Jika pH = 4,4 maka MR sama dengan 1 Sampel P1 Perhitungan pH V. Titran I (ml NaOH 0,5 N) V. Titran II (ml NaOH 0,5 N) Kadar MR R. 103 2,6 3,6 4,5 0,2 Sampel P1 pH V. Titran I (ml NaOH 0,5 N) V. Titran II (ml H2SO40,5 N) Kadar MR T 103 6 8,5 9,6 1,12

(79)

Perhitungan:

Jika pH awal < 4,4:

1 − (V. Titran I/V. Titran II)

1 – (3,6/4,5) = 0,2

Jika pH awal > 4,4 maka:

2− (V. Titran I/V. Titran II)

(80)

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1Uji Kadar Nitrogen

Pada uji kadar nitrogen ini hanya untuk menguji pupuk Amonium Sulfat (ZA) dan pupuk Urea. Pada pengujian pupuk ZA ini diperlukan formaldehida 37 %. Penambahan formaldehida 37 % pada larutan sampel berfungsi untuk membebaskan asam sulfat karena asam yang dibebaskan setara dengan jumlah ammonium yang terikat dan dititrasi dengan larutan basa yang memakai indikator fenolftalin.

Dikarenakan larutan yang ditirasi dengan larutan basa yang memakai indikator fenolftalin. Dikarenakan larutan yang dititrasi merupakan asam kuat maka larutan larutan basa yang digunakan adalah NaOH 0,5 N. Selain itu, larutan NaOH mudah didapat dan harganya relatif murah.

(NH4)2SO4+ HCOH (formaldehida)H2SO4+ (CH2)6N4(urothropine) H2SO4+ 2 NaOH NaSO4(merah muda) + 2H2O

(81)

Pada pupuk urea menggunakan cara destilasi. Sebelumnya sampel yang telah dilarutkan dengan air suling ditambahkan dengan H2SO4 pekat yang berfungsi untuk menghidrolisis nitrogen dalam larutan sampel.

Pada uji ini destilasi dilakukan menggunakan indikator pp sedangkan destilatnya berisi H2SO4 0,5 N dan indikator campuran merah metal-biru metilen (Mix). Destilasi ini dilakukan dalam suasana alkali dengan penambahan NaOH 40% hingga larutan berwarna merah.

Selanjutnya destilat ditampung dalam larutan asam sulfat dan kelebihan asam sulfat dititrasi dengan larutan NaOH hingga titik akhir tercapai yaitu adanya perubahan warna dari lembayung menjadi warna lembayung kehijauan.

Adapun reaksi yang terjadi :

(NH

4

)

2

SO

4

+ 2NaOH

⎯⎯⎯⎯⎯ 2NH

3

+ NaSO

4

+ 2H

2

O

merah berlebih

2NH

3

+ H

2

SO

4

berlebih (merah ungu)

⎯ (NH

4

)

2

SO

4

H

2

SO

4

(kelebihan) + 2NaOH

Na

2

SO

4

+ 2H

2

O

(82)

6.2 Uji Kadar Air

Uji kadar air pada pupuk SP-36 menggunakan cara pengeringan dalam oven dengan waktu tertentu. Pada pupuk Sp-36 menggunakan oven 105°C selama 1 jam. Sedangkan uji kadar air pada pupuk urea dan phonska menggunakan Karl Fisher karena urea dan phonska bersifat higroskopis.

Adapun prinsip dari Karl Fisher adalah mendispersikan contoh ke dalam metanol dan dititrasi dengan pereaksi Karl Fischer yang telah diketahui ekivalen airnya. Reaksi yang terjadi :

SO2+ I2+ H2O + 3C5H5NHI + C5H5N.SO3 C5H5N.SO3+ CH3OHC5H5N.HSO4.CH3

7.1 UJI KADAR P

2

O

5

Uji kadar P2O5 digunakan untuk menguji pupuk SP-36 dan phonska dikarenakan kedua pupuk tersebut mengandung unsur P. sampel yang telah dipersiapkan ditambah HCl dan HNO3 untuk menghasilkan ortofosfat, selanjutnya ditambah pereaksi amonium molibdovanadat membentuk senyawa kompleks molibdovanadat asam fosfat yang berwarna kuning.

(83)

Intensitas warna yang terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm/ 440 nm. Selain itu uji P2O5dilakukan pula pada batuan fosfat dengan prinsip kerja yang sama.

Reaksi yang terjadi :

Phosphat organik + HNO3HClortofosfat

2H3PO4+ (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3+ 42H+

{(NH4)3 PO4}2.12MoO3.12 VO3.24H2O (kuning) + 42(NH4)+

7.2 UJI KADAR KALIUM

Uji kadar kalium hanya dilakukan pada pupuk Phonska. Adapun prinsip kerjanya sama dengan uji kadar P2O5 tetapi menggunakan larutan pereaksi yaitu larutan supersor yang berfungsi untuk mengurangi pengganggu terutama garam-garam Cl. Selanjutnya larutan yang terbentuk ditirasi dengan larutan KMnO4 0,1 N sehingga tercapai titik akhir sampai terbentuk larutan berwarna merah muda.

Reaksi yang terjadi :

Fosfat organik + NHO3+ HclO4ortofosfat 2H3PO4+ (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3+ 42H+

(84)

7.3

UJI MOL RASIO (MR)

Mol Rasio adalah perbandingan mol NH3 dengan H3PO4 yang menyatu membentuk ikatan biasa disebut MAP atau DAP tergantung perbandingan bahan tersebut.

MAP (mono ammonium phospat) kandungan MR nya = 1 atau < 1, sehingga dalam penetapannya apabila diukur dengan pH meter = 4.4 atau kurang dari 4.4.

DAP (diammonium phospat) kandungan MR nya = 2 atau < 2 > 1, sehingga dalam penetapannya apabila diukur dengan pH meter > 4,5 dan kurang dari 8,2

(85)

BAB VIII

P E N U T U P

8.1 Kesimpulan

Di Laboratorium Pabrik II melakukan analisa kadar Nitrogen, Fosfat, dan Kalium pada pupuk phonska dan pupuk NPK Granulasi. Metode analisis yang digunakan sudah tepat, cepat, dan rata-rata menghasilkan data yang tidak jauh dari formulasi yang ditentukan. Jadi Laboratorium Pabrik II merupakan quality control dari produk yang dihasilkan sebelum dianalisa lebih lanjut di Laboratorium Uji Kimia (LUK).

8.2 Saran

 Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT.Petrokimia Gresik penulis merasa pengetahuan tentang pengujian yang didapatkan pada Praktek Kerja Lapangan tersebut masih sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah obyek pengujian yang cukup banyak terutama pada Laboratorium Produksi I, III, dan Lab.Uji Kimia. Hal ini disebabkan karena penempatan Praktek Kerja Lapangan hanya di satu tempat. Oleh karena itu penulis menyarankan agar tempat pelaksanaan Praktek Kerja

(86)

Lapangan diperluas agar siswa dapat lebih banyak lagi mendapat pengetahuan terutama pada Laboratorium Produksi I, III, dan Lab. Uji Kimia.

 Alat alat praktikum, terutama alat gelas, seperti pipet ukur sebaiknya dilakukan pembaharuan, karena kondisinya kurang mendukung. Dan jika sudah digunakan, sebaiknya dirawat dengan baik agar tidak cepat rusak.

 Dalam melakukan analisa, disamping memperhatikan faktor time (dalam hal kecepatan), juga harus memperhatikan hal ketelitian, misal kaidah penggunaan alat yang benar agar hasil analisa yang diperoleh cukup akurat.

 Demi keselamatan kerja, sebaiknya menggunakan alat pengaman diri, seperti jas laboratorium, masker, dan sarung tangan dalam melakukan praktikum.

Gambar

Gambar 1: Logo PT. PETROKIMIA GRESIK a. Dasar Pemilhan Logo
Gambar 2. Struktur Orgnisasi K-3KEPALA KOMPARTEMEN TEKNOLOGI
Gambar 3. Keberdaan Bagian Keselamatan Kerja di Dalam Struktur OrganisasiDIREKTURPRODUKSI KOMPARTEMENDEPARTEMENPRODUKSI IDEPARTEMENPRODUKSI II DEPARTEMENPRODUKSI IIIKOORDINATORKEPALA SHIFTBIRO PROSES DAN
Gambar 4. Blok Diagram Pabrik Pupuk Fosfat (TSP)Mixer
+7

Referensi

Dokumen terkait

lebar sempadan pantai diluar ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat diterapkan khusus untuk segmen-segmen pantai pada kawasan efektif pariwisata dan permukiman

Pemberian antihipertensi pada penderita usia lanjut harus hati-hati karena pada mereka ini terdapat : penurunan reflek baroreseptor sehingga mereka lebih mudah mengalami

Secara umum jenis anemia yang paling sering dijumpai di dunia adalah anemia defisiensi besi, anemia akibat penyakit kronik dan thalasemia. Pola etiologi anemia pada orang dewasa

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menyertai dan memberkati penulis agar dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja magang dengan judul

Penelitian ini adalah merancang suatu sistem pendukung keputusan yang dapat menentukan desa terbaik dalam lomba desa yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan

Total nilai impor kumulatif dari negara lainnya pada periode Januari-April 2017 juga lebih rendah 35,43 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu

Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi.. Staf

Guru agama harus berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa, dengan menciptakan kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya sekedar