Ada dua ekor beruang. Yang satu Ada dua ekor beruang. Yang satu adalah beruang panda, yang satu adalah beruang panda, yang satu lagi beruang kutub.
lagi beruang kutub.
Sesuai dengan namanya, beruang panda Sesuai dengan namanya, beruang panda tinggal di daerah yang hijau berumput, dan tinggal di daerah yang hijau berumput, dan beruang kutub tentu saja tinggal di daerah beruang kutub tentu saja tinggal di daerah bersalju.
Ada dua ekor beruang. Yang satu Ada dua ekor beruang. Yang satu adalah beruang panda, yang satu adalah beruang panda, yang satu lagi beruang kutub.
lagi beruang kutub.
Sesuai dengan namanya, beruang panda Sesuai dengan namanya, beruang panda tinggal di daerah yang hijau berumput, dan tinggal di daerah yang hijau berumput, dan beruang kutub tentu saja tinggal di daerah beruang kutub tentu saja tinggal di daerah bersalju.
Keduanya terpisah oleh sebuah tebing yang sangat Keduanya terpisah oleh sebuah tebing yang sangat
tinggi. Rasanya tak mungkin mereka bertemu. Namun, tinggi. Rasanya tak mungkin mereka bertemu. Namun, beruang kutub merasa penasaran akan apa sebenarnya beruang kutub merasa penasaran akan apa sebenarnya yang ada di balik tempat tinggalnya yang bersalju itu. yang ada di balik tempat tinggalnya yang bersalju itu. Saking penasarannya, ia berjalan sampai ke tepi tebing Saking penasarannya, ia berjalan sampai ke tepi tebing itu dan … bluk! bluk! bluk! ia terjatuh ke tempat yang itu dan … bluk! bluk! bluk! ia terjatuh ke tempat yang berlumpur.
Ow, rupanya di tempat ia jatuh itu ia bertemu dengan beruang panda. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah beruang panda tahu bahwa ia sebenarnya
beruang kutub? Maklum, seumur-umur beruang panda belum pernah bertemu dengan beruang kutub
Nadya, Allan, dan Lala sejak kemarin sudah berencana akan piknik di taman kota. Mereka
sudah tak sabar untuk berpiknik! Tentu saja, untuk piknik mereka akan membawa bekal. Apa
Nadya sudah berencana akan membawa puding cokelat. Allan akan membawa mi goreng dengan
bakso. Dua makanan itu adalah makanan
kesukaan Lala. Lalu apa yang akan dibawa Lala? Lala bingung. Untunglah di jalan Lala bertemu
Bekal yang dibawa Clara siang itu memberi ide kepada Lala. Apa ya makanan yang dibawa Clara? Apakah makanan yang dibawa Lala akan
disukai oleh teman-temannya saat mereka berpiknik?
Pada suatu perayaan besar untuk menghormati sang Singa si Raja Hutan, seekor monyet diminta untuk menari di depan hewan yang hadir pada perayaan itu. Tarian sang Monyet begitu indahnya sehingga semua hewan yang hadir menjadi senang dan gembira melihatnya.
Pujian yang didapatkan oleh sang Monyet membuat seekor unta yang hadir menjadi iri hati. Dia sangat yakin bahwa ia bisa menari seindah tarian sang monyet, bahkan mungkin lebih baik lagi, karena itu dia maju ke depan menerobos kerumunan hewan yang menonton tarian monyet, dan sang Unta mengangkat kaki depannya, mulai menari.
Tapi unta yang sangat besar itu membuat dirinya kelihatan konyol saat menendang-nendangkan kakinya ke depan dan memutar-mutarkan lehernya yang kaku dan panjang. Selain itu, sang unta sulit untuk menjaga agar tapak kakinya yang besar tetap terangkat ke atas.
Akhirnya, salah satu tapak kakinya yang besar hampir mengenai hidung sang Raja Hutan sehingga hewan-hewan yang jengkel melihat tingkah sang Unta, mengusirnya keluar sampai ke padang gurun.
Suatu hari ada seekor Gajah. Tubuhnya
tinggi, besar dan gemuk. Belalainya sangat
panjang dan kuat. Sepasang gading yang
besar dan kokoh. Gajah itu sangat baik
hati. Ia selalu memberikan makanan
Ia selalu memberikan pertolongan kepada
mereka yang kesusahan. Baik binatang
yang besar maupun binatang kecil seperti
tikus dan semut.
Pada suatu hari, Gajah mengadakan
perjalanan yang sangat jauh, ia berkeliling
hutan dan bertemu dengan Harimau yang
sedang kesakitan Karena terkena pohon
yang jatuh. ‘’Gajah… gajah…., tolong aku!’’
kata Harimau menahan rasa sakit.
Mendengar teriakan Harimau. Gajah itu
langsung mengangkat pohon yang
menghimpit tubuh Harimau dengan
belalainya.
‘’Terima kasih kawan!’’ ucap Harimau
‘’Seandainya kamu tidak segera datang
karena tertindih pohon yang sangat besar.
Sekali lagi terima kasih Gajah.’’
‘’Kamu harus bersyukur karna masih bisa
selamat dan hanya mengalami luka ringan.’’
Kata Gajah.
‘’Ya kamu benar Gajah. Rasanya tidak
mungki ada binatang lain yang sanggup
menolongku untuk mengangkat pohon
sebesar itu. Selain kau.’’
‘’Sudahlah kita hidup harus tolong
menolong.’’
Meskipun Gajah memiliki kekuatan yang
tidak dimiliki oleh binatang lain tetapi Gajah
tetap rendah hati. Tidak menyombongkan
diri. Gajah pun pergi meneruskan
Tidak jauh dari tempat Harimau. Gajah
bertemu seekor Kancil yang sedang asyik
menikmati mentimun di kebun Pak Tani.
‘’Perutku sekarang sudah kenyang. Aku
harus segera mencari air untuk minum.’’
Si Kancil segera meninggalkan kebun itu. Ia
berjalan kearah sungai untuk minum.
Setelah berjalan sampai disungai, ia tidak
mendapatkan air sedikitpun. Air sungai
kering sehingga tidak ada air yang dapat ia
minum untuk membasahi tenggorokannya
yang mulai kering.
Kancil berkeliling hutan untuk mencari air
minum. Kancil merasa kecewa karena pada
saat tiba di pinggir rawa dan tepi danau
tidak mendapatkan air sedikitpun.
Satu-satunya yang belum ia kunjungi adalah
sebuah kolam besar yang berada di tengah
hutan.’’Sekarang aku harus segera pergi ke
kolam yang besar itu. Mungkin saja disana
masih banyak air yang bisa ku minum.
Mungkin disana aku mendapatkan air
minum yang segar!’’katanya dalam hati.
Setelah beberapa saat si Kancil berjalan
melewati pohon-pohon jati. Sampailah di
kolam itu. ‘’Ternyata benar dugaanku.
Masih ada air di kolam ini’’ gumam si
Kancil.
Sebenarnya kolam itu sangat kecil dan
cukup dalam ketika musim hujan. Tetapi
karena musim kemarau air kolam tersebut
tinggal separo sehingga terlihat seperti
kolam yang besar. Tanpa berpikir panjang
si Kancil langsung terjun kedalam kolam. Ia
merasa sangat gembira karena
mendapatkan air minum. Ia minum dengan
sepuas-puasnya. Tenggorokkanya sudah
basah dan tenaganya sudah pulih kembali.
Badanya kini menjadi segar.
Kera dan Ayam
Si kera selalu membawakan makanan kepada ayam, begitu juga sebaliknya terkadang ayam membawakan makanan kepada si kera. Pada suatu hari si kera sedang jenuh dan berusaha untuk mencari makanan kesana kemari namun tidak berhasil.
Hari semakin sore namun si kera tidak juga mendapatkan apa yang ia inginkan untuk
dimakan pada hari itu. Sesampainya di hutan ia bertemu dengan sahabatnya ayam. Namun apa yang terjadi si kera malah melihat si ayam
Langsung saja si ayam kabur menghindari si kera yang sedang kelaparan. Si ayam berlari
menuju pantai untuk bertemu dengan temannya si lumba-lumba. Ia menceritakan semuanya
kepada lumba-lumba. Lumba-lumbapun sangat marah kepada si kera. Sebagai sahabat si ayam, lumba-lumba ingin memberi pelajaran kepada si kera agar menghormati arti persahabatan yang sesungguhnya.
Akhirnya si kera menemukan si ayam dipinggir pantai, kemudian si kera berbicara kepada si
ayam “Hai ayam yang manis..kemarilah kau, aku punya sesuatu yang bagus untukmu malam ini” rayu si kera kepada ayam.
“Ahh..sudahlah kera, aku tahu kau akan memakanku khan, nah barusan aku sudah berbicara dengan si lumba-lumba kalau ada
makanan enak di pulau seberang sana, kau mau ikut dengan aku tidak?” ajak si ayam.
Memang dasar si kera rakus, ia menuruti saja
ajakan si ayam dan lumba-lumba untuk pergi ke pulau seberang sana.
Di perjalanan si kera dan ayam duduk dalam satu perahu yang didorong oleh lumba-lumba. Tak lama kemudian ayam berkokok sambil
berkata “Sudah sampai belum….?”. Si lumba-lumba menjawab “Ya sudah sampai, silahkan dipatuk-patuk”.
Mendengar jawaban si lumba-lumba, si ayam lansung mematuk perahu sampai berlubang, Si kera tidak sadar karena ia asyik berimajinasi kalau di pulau seberang sana banyak sekali
makanan yang akan memuaskan perut si kera. Akhirnya perahu-pun bocor dan air masuk ke dalam perahu dengan derasnya.