• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fix Ppt Meningitis Bakteri Tampil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fix Ppt Meningitis Bakteri Tampil"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

M

M

E

E

N

N

I

I

N

N

G

G

I

I

TI

TI

S

S

B

B

A

A

K

K

TE

TE

R

R

I

I

A

A

LI

LI

S

S

FLO FLORRA A OOKKTTAAVIVIAA 0910312030 0910312030

(2)
(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

• MMeenniinnggiittiiss  iinfnfeekkssiimmeenniinnggeess..

• MMeneniinngeges s : : mememmbrbran an yanyang g memenngegelliilliinngi gi oottak ak dadann s

suummssuum m ttuullanang g bebellakanakang.g.

• MMeneniinngigittiis s adadaallaah h iinnffekekssi i yayanng g mmenenuullaarr..

• DDapapat at ddiissebabebabkkan an ololeheh

 –

 – mimikkrroooorrggaanniissmeme((sseeppeerrttiivviirruuss,,bbaakktteerrii,,jjaammuurr,,aattaauu

p

parasarasiit t yanyang g menyebmenyebar ar dadallam am ddararah ah kke e ccaiairran an ototakak)),,

 –

 – lluukkaafifissiikk,,

 –

 – kkaannkkeerr,,aattauauoobbaatt--oobbaattaanntteerrtteennttuu..

• DDapapat at mmeenyenyebabbabkkan an kerkerususakakan an kenkenddalali i gegerrakak,, p

(4)

 A

(5)

DDuurramamatater er ((llapapiissan an lluuarar) ) adadalalah ah sselelapapuut t kerkeras as pempembubunngkgkuuss

ot otaakkyyaannggbbeerraassaallddaarriijjaarriinnggaanniikkaatttteebbaallddaannkkuuaatt..    A  Arraakkhhnnooiid d ((llapapiissaan n tteennggaahh) ) mmeerruuppaakkaan n sseellaappuut t hhaalluus s yyaanngg m

mememiissahahkkan an dduurramamatater er ddenengan gan pipiamamatater er , , berberiissi i ccaiairranan

ot

otaak k yayanng g mmeleliippuutti i sseleluurruh uh ssuususunnaan n ssaarraaf f ssenenttrraall

PPiiamamatater er ((llapapiissan an ddalalamam) ) mermeruuppakakan an sselelapapuut t ttiippiis s yanyangg

t

tererddapapat at papada da perpermmuukkaaaan n jjarariinngan gan oottakak. . RRuuanang g didiananttararaa

arak

(6)

 MMeneniinngigittiis s babakkttereriial al padpada a bbayi ayi ddan an ananak ak masimasih h ssereriinngg

d

diijjuummppaaiiddiiIInnddoonenessiiaa..AAnnggkkaakkeejjaaddiiaanntteerrttiinnggggiitteerrjjaaddiippaaddaa u

ummuur r ananttarara a 2 2 bubullan an – – 2 2 ttahuahunn. . UUmmuummnya nya tteerrjjadi adi padpada a ananakak yan

yang g ddiissttrrofikofik, , yanyang g ddaya aya ttahahan an ttuububuhhnya nya rrenendadahh, , ddan an hhiidduupp d

di i lliinngkgkuunngagan n ssososiial al ekonekonomomi i rrenenddahah. . DDi i AAmmereriikka a SSereriikkaatt pad

pada a ttahahuun n 1994 1994 aanngka gka kejkejadiadian an ununttuuk k ananak ak – – ananak ak didi baw

bawah ah 5 5 ttahahuun n berberkikissar ar 8,8,7 7 pper er 10100.0.00000 0 ssedanedangkgkan an ppadadaa a

annaakkddiiatataass55ttahahuunn22,,22ppeerr110000..000000..LLeebibihhsseerriinnggtteerrjjaaddii pa

pada da llakaki i – – llakaki i didibandibandinngkgkan an papada da perperemempupuan an dendengangan p

pererbabannddiinngagan n 1,1,7 7 – – 3 3 : : 1. 1. SSekekiittar ar 80 80 % % ddari ari sseleluurruuh h kkaassuuss m

meneniinngigittiis s babakkttereriial al ttererjjaaddi i ppadada a aannak ak ddan an 70 70 % % ddaarri i jjuummllahah t

(7)

EPI

DEMI

OLOGI

• Di Amerika Serikat pada tahun 1994 angka kejadian

untuk anak – anak di bawah 5 tahun berkisar 8,7 per 100.000 sedangkan pada anak di atas 5 tahun 2,2 per 100.000.

• Lebihseringterjadipadalaki–lakidibandingkan

pada perempuan dengan perbandingan 1,7 – 3 : 1.

• Meningitis bakterial pada bayi dan anak masih sering

dijumpaidiIndonesia.Angkakejadiantertinggi terjadi pada umur antara 2 bulan – 2 tahun.

• Sebagianbesar(sekitar70%)kasusmeningitisterjadi

pada anak-anak di bawah usia 5 atau pada orang yang berusiadiatas60.

(8)

ETI

OLOGI

• Bakteri penyebab meningitis terbanyak

disebabkanoleh:

 – Hemophilus influenzae,

 – Streptococcus pneumoniae dan  – Neisseriameningitidis.

• Penyebabmeningitisterbagiatasbeberapa

golongan umur:

1.Neonatus:Eserichiacoli,Streptococcusbeta hemolitikus,Listeriamonositogenes 2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza,

meningococcus, Pneumococcus. 3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa :

(9)

LANJUTAN.

.

.

• Faktorpredisposisiuntukterjadinyameningitis:  – Infeksijalannapasbagianatas,

 – Otitismedia,  – mastoiditis,

 – Anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain,  – Prosedur bedah saraf baru,

 – trauma kepala, dan

(10)

PATOGENESI

S

JenisMeningitis:

 Viral meningitis

BakterimeningitisMeningitis jamur

(11)

LANJUTAN.

.

.

 Agen penyebab ↓

InvasikeSSPmelaluialirandarah ↓

Bermigrasi ke lapisan subarahnoid ↓

Respon inflamasi di piamatter, arahnoid,CSF dan ventrikuler

Exudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal

(12)
(13)

GEJALA

&

TANDA

KLI

NI

K

 Gejalaawalmeningitisbakterimiripdengankondisi

penyakitlain,danmeliputi:

sakitkepalaberatdemam

mual(rasasakit)muntah (yang sakit)

(14)

GEJALA KLINIK

GEJALA KLINIK

Pada neonatus, orang tua dan imunocompromised gejala tidak khas Pada neonatus, orang tua dan imunocompromised gejala tidak khas Tanda / gejala meningitis akteri kelompok umur 

Tanda / gejala meningitis akteri kelompok umur 

Kel! umur 

Kel! umur 

Gejala

Gejala

Tanda

Tanda

Anak

Anak

Panas

Panas

Letargi

Letargi

N"eri kepala

N"eri kepala

#ual / muntah

#ual / muntah

Gejala perna$asan

Gejala perna$asan

%oto $oia

%oto $oia

Kaku kuduk

Kaku kuduk

Purpura/petechie

Purpura/petechie

Kejang

Kejang

ata&ia

ata&ia

'e$! Neurologis(

'e$! Neurologis(

$okal

$okal

(15)

Tanda / gejala meningitis akteri kelompok umur 

Tanda / gejala meningitis akteri kelompok umur 

Kel! umur 

Kel! umur 

Gejala

Gejala

Tanda

Tanda

'e)asa

'e)asa

Panas

Panas

N"eri kepala

N"eri kepala

Letargi

Letargi

#ual / muntah

#ual / muntah

%oto $oia

%oto $oia

Gejala perna$asan

Gejala perna$asan

Kaku kuduk

Kaku kuduk

Kesadaran

Kesadaran

'e$! Neurologis(

'e$! Neurologis(

$okal

$okal

Kejang *+

Kejang *+

Tua

Tua

Panas

Panas

-ingung / koma

-ingung / koma

N"eri kepala

N"eri kepala

Gejala perna$asan

Gejala perna$asan

Kaku kuduk

Kaku kuduk

Kesadaran

Kesadaran

Kejang

Kejang

status epileptikus

status epileptikus

(16)

TANDA

KLI

NI

K

Jenis meningitis Glukosa protein Sel

Bakteri akut Rendah tinggi PMNs,

sering> 300/mm ³

Virus akut Normal normal atau tinggi mononuklear  <300/mm ³ Berkenaan dgn

 penyakit B! Rendah tinggi

mononuklear dan PMNs, <300/mm ³

"amur Rendah tinggi <300/mm ³

#anas Rendah tinggi  $iasanya mononuklear 

(17)

DI

AGNOSI

S

Pemeriksaan fisik

 rangsang meningen (+)), sakit kepala parah, dan demam.pembengkakan di mata, yang menunjukkan tekanan

intrakranial meningkat, dan ruam kulit.

 Tes darah

 Computed tomography (CT scan) atau magnetic

resonance imaging (MRI scan) dari otak

(18)

DI

AGNOSI

S

 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

 Demam

 Nyeri kepala yang hebat sekali, malaise umum  Muntah, photophobia

 Kejang,defisitfokalneurologik(hemiparesis,

paresissarafcranial)

 Iritabilitas

Gangguan kesadaran

 Tanda rangsangan meningeal : kaku kuduk,

tanda Kernig, Laseque, Brudzinski

(19)

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah

 Dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin,

 jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), kadar glukosa puasa, kadar ureum,

elektrolit.Padameningitisserosadidapatkan peningkatan leukosit dan LED.

(20)

 Diagnosa pasti ditegakkan melalui pemeriksaan

lumbal pungsi dan terdapatnya organisme atau antigennya dalam cairan cerebrospinal. Pada pemeriksaan cairan cerebrospinal didapatkan :

Warna opalesen atau keruh dapat terjadi pada hari

pertama atau kedua

 Jumlah sel meningkat lebih dari 100 sel/ml  Jenis sel terutama PMN

(21)

 Kadar protein meningkat, tergantung lama sakit

 Pada sediaan gram bakteri (+) hampir pada 80%

kasus bila belum mendapat pengobatan sebelumnya.

 Kadar asam laktat dan pH meningkat

(22)

3. Kultur darah

 Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan

 jenis bakteri yang menginfeksi meningen

sehingga dapat diberikan terapi dengan obat yang sesuai oleh penyebabnya.

4. Pemeriksaan Radiologis

 Dilakukan pemeriksaan roentgen dada dan

(23)

TUJUAN

TERAPI

Menghilangkan infeksi dengan menurunkan

tanda-tandadangejala

Mencegah kerusakan neurologik seperti kejang,

(24)

 ALGORI

TMA

TERAPI

PADA

ORANG

DEWASA

(25)
(26)

Terapi Umum

 -Istirahatmutlak,bilaperludiberikan

perawatanintensif

 -Pemberiangizitinggikaloritinggiprotein  -Posisipenderitadijagaagartidakterjadi

dekubitus

 - Keseimbangan cairan tubuh

 - Perawatan kandung kemih dan defekasi  - Mengatasi gejala demam, kejang

(27)

Terapi khusus

Pemberian antibiotika harus tepat dan cepat. Sambil menunggu hasil biakan

sebaiknyadiberikanantibiotikadenganspektrum luas.Antibiotikadiberikan selama 10-14 hari atau sekurang-kurangnya 7 hari setelah bebas demam.

PenisilinG dosis1-2jutaunitsetiap2jam.Kloramfenikoldosis4x1gr/hari

Gentamisin untuk infeksi E.coli, Klebsiella

  

(28)
(29)

I

LUSTRASI

KASUS

IDENTITAS PASIEN :

 Nama : Tn. JM

 Jenis kelamin : Laki-laki  Umur : 35 tahun

Suku bangsa : Minangkabau

 Alamat : Kiambang

(30)

KELUHAN

UTAMA

(31)

RI

WAYAT

PENYAKI

T

SEKARANG

 Penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit. Penurunan kesadaran terjadi secaraperlahan,dimanapasienterlihatlebih

banyak tidur, masih dapat membuka mata bila

dipanggil ,dan kadang tidak nyambung bila diajak berbicara. Tapi pasien tidak membuka mata lagi ketika dipanggil sejak 8 jam sebelum masuk

(32)

Pasien menderita demam yang sudah dirasakan

selama kurang lebih 3 hari sebelum masuk

rumahsakit,demam tidakterlalutinggi,terus -menerus,tidakmenggigil,dantidakberkeringat.

 Mual dan muntah tidak ada.

Sakit kepala sebelumnya tidak ada.

Kelemahan pada anggota gerak tidak ada.

(33)

Riwayat Penyakit Dahulu :

 Riwayat batuk-batuk lama dengan penurunan

berat badan tidak ada, tidak pernah minum obat  jangka lama (6 bulan atau lebih).

Riwayattelingaberairdaninfeksipadatelinga

tidak ada.

(34)

Riwayat penyakit keluarga:

 Tidak ada anggota keluarga yang mengalami

batuk-batuk lama.

 Tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi

obat-obatanjangkalama(6bulanataulebih).

(35)

Riwayat pribadi dan sosial:

 Pasien seorang karyawan bengkel.

 Aktifitas fisik cukup.

 Merokok 1 bungkus perhari.

 Minum kopi lebih kurang sekali sehari.

Kebiasaanmengkonsumsiobat-obatterlarang(-),

(36)

PEMERI

KSAAN

FI

SI

K

Umum

Keadaan umum : burukKesadaran: soporous

 Nadi/ irama : 88x/menit, nadi teraba kuat,

teratur

 Pernafasan : 24x/menit, abdominothorakal,

teratur

 Tekanan darah : 130/80 mmHg  Suhu : 38,7oC

 Turgor kulit : baik 

(37)

Status internus

 Kulit : tidak ada kelainan  Kelenjar getah bening

 Leher: tidak teraba pembesaran KGB

  Aksila : tidak teraba pembesaran KGB  Inguinal : tidak teraba pembesaran KGB  Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

 Mata : konjungtiva tidak anemis,

(38)

Thorak

 Paru :

 Inspeksi :simetriskiridankanansaat

statisdandinamis

Palpasi : fremitus sulit dinilai

 Perkusi : sonor di semua lapangan paru   Auskultasi : vesikuler, rhonki -/-, wheezing

-/

(39)

Jantung :

Inspeksi :ictuscordistakterlihat

Palpasi :ictuscordisteraba1jarimedialLMCSRICVPerkusi : batas jantung dalam batas normal

 Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

 Abdomen

Inspeksi : tidak tampak membuncitPalpasi :hepardanlientakterabaPerkusi :timpani

 Auskultasi : bising usus (+) normalKorpus vertebrae

Inspeksi :deformitas(-)Palpasi :gibus(-)

(40)

Jantung :

 Inspeksi :ictuscordistakterlihat  Palpasi :ictuscordisteraba1jari

medial LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung dalam batas

normal

  Auskultasi : bunyi jantung murni, irama

(41)

 Abdomen

 Inspeksi : tidak tampak membuncit  Palpasi :hepardanlientakteraba  Perkusi : timpani

  Auskultasi : bising usus (+) normal  Korpus vertebrae

 Inspeksi :deformitas(-)  Palpasi :gibus(-)

(42)

STATUS

NEUROLOGI

KUS

GCS 7 E1 M4 V2

 Tanda Rangsangan Selaput Otak  Kaku kuduk : (+)

 Brudzinsky I : (-)  Brudzinsky II : (-)  Tanda Kernig : (-)

(43)

Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial

 Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya

+/+

 Muntah proyektil tidak ada

(44)

PEMERI

KSAAN

NERVUS

KRANI

ALI

S

N.I(Olfaktorius) :sulitdinilai

 N.II(Optikus) :sulitdinilai

 N.III(Okulomotorius),N.IV (Trochlearis),N.VI

(Abdusen):

 Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya

+/+

(45)

 N. V (Trigeminus) : Refleks kornea +/+  N.VII(Fasialis):Rautwajahsimetris,plika

nasolabialissimetris

 N. VIII (Vestibularis) : Refleks oculoauditorik (+)  N. IX (Glossopharyngeus), N. X (Vagus): refleks

muntah(+),arkusfaringsimetris,uvuladitengah

 N. XI (Asesorius) : sulit dinilai

 N.XII(Hipoglosus):posisilidahdidalam tidak

(46)

Koordinasi : pemeriksaan tidak dapat dilakukan.  Motorik

 Dengan rangsangan nyeri, ekstremitas bergerak.  Dengantesjatuh,tidakadalateralisasi.

 Tonus : eutonus  Tropi :eutro  Sensorik

 dengan rangsangan nyeri ringan, respon (+)  Fungsiotonom :unhibittedbladdertidakada,

(47)

Refleks  RF:  Biseps : ++/++  Triseps : ++/++  KPR : ++/++   APR : ++/++

(48)

 RP :  Babinsky : -/ - Chaddok : -/ - Oppenheim : -/ - Schaefer :-/ - Gordon :-/ - Hoffman trommer : -/ - Fungsiluhur:sukardinilai

(49)

PEMERI

KSAAN

LABORATORI

UM

Darah :  Rutin : Hb : 12,6 gr/dl   Leukosit : 11.000 /mm3  Trombosit : 243.000/mm3  Hematokrit : 37 %  Kimia darah :  Na/K/Cl : 135/4,5/103 mmol/L  Gula darah puasa : 169 mg/dl  HDL : 25 mg/dl  LDL : 96,2 mg/dl

(50)

Trigliserida : 99 mg/dl  Ureum : 35 mg/dl

 Kreatinin : 0,6 mg/dl  Total protein : 6,8 gr/dl  SGOT/SGPT : 49/32 g/L

(51)

DI

AGNOSI

S

:

DiagnosisKlinis:Meningitisbakterialisakut

 Dianosis Topik : Leptomeningen

 Diagnosis Etiologi : Infeksi

 Diagnosis Sekunder : CAP

Diagnosis BandingMeningitisviral

(52)

PROGNOSI

S

:

Quo ad vitam : dubia ad malam

 Quo ad sanam : dubia ad malam

(53)

TERAPI

:

 Umum :

Elevasikepala30°O2 3L/menit

IVFD RL 12 jam/kolf

Pasang NGT, diet MC TKTP 6 x 300 KkalPasangkateterurine,hitungbalancecairan

  Khusus : Ceftriaxone2x2gr IVRanitidin 2x50 mg IVParacetamol 4x500 mg PODexametason 4x10 mg IV

(54)

 ANJURAN

PEMERI

KSAAN

Lumbal Punksi

(55)

DI

SKUSI

Telahdilaporkanseorangpasienlaki-laki

berumur 35 tahun dirawat di bangsal neurologi sejak tanggal 22 Maret 2015 dengan diagnosis klinismeningitisbakterialakutdimanapasien masuk dengan penurunan kesadaran.

Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien datang dengan penurunan kesadaran dan

(56)

Penurunan kesadaran terjadi secara perlahan, dimana pasien terlihat lebih banyak tidur, masih dapat membuka mata bila dipanggil ,dan kadang tidak nyambung bila diajak berbicara. Tapi sejak 8  jam sebelum masuk rumah sakit pasien tidak membuka mata lagi ketika dipanggil. Pasien demam tidak terlalu tinggi yang sudah dirasakan selama kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit, terus menerus,tidak menggigil, dan tidak berkeringat.

(57)

Kecurigaanmeningitisbakterialisakutbiasanya

ditegakkan pada penderita yang datang dengan gejala dantandaklinis:demam yangtidakterlalutinggi, kaku kuduk, penurunan kesadaran. Dari pemeriksaan fisik pasien ini didapatkan kesadaran pasien soporous (GCS 7: E1M4V2), dan ditemukan tanda rangsang

meningeal. Tanda yang khas untuk meningitis adalah didapatkannya kaku kuduk. Kaku kuduk pada

meningitisbakterialisakutsangatnyata,sehingga seringkali mudah ditemukan.

(58)

Dari pemeriksaan nervus cranialis didapatkan pupil isokhor, Ø 3 mm/3 mm, RC +/+, Doll’s Eye Movement bergerak, reflek muntah (+), plika nasolabialissimetris.Untukpemeriksaan

motorik didapatkan dengan tes jatuh tidak ada lateralisasi,danuntuksensorikdidapatkan

respon(+)terhadaprangsangannyeriringan. Refleks fisiologis normal dan tidak ditemukan reflekspatologis.

(59)

Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan secara umum dan khusus. Untuk

penatalaksanaan khusus pada pasien ini

diberikanantibiotikyaituceftriaxonedanjuga diberikan dexametason bersamaan dengan

pemberianantibioticempirictersebut.

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasti pasien ini adalah lumbal punksi

Referensi

Dokumen terkait

Faktor risiko stunting pada kelompok umur anak 2-4,9 tahun adalah berat badan lahir rendah, disusui selama 6 bulan atau lebih, memiliki orang tua yang pendek, dan

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prevalensi dan faktor risiko kejadian ketombe pada wanita berjilbab pada kelompok umur remaja dan