STUDY OF SPATIAL MINAPOLITAN AREAS
IN PASAMAN DISTRICT
By :
Yogi Septian Tifano Putra 1 Dasrizal2 Momon Dt. Tanamir3
1.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This study aimed to obtain information about the minapolitan areas in Pasaman district seen from: 1) Distribution of fisheries at 2009-2014, 2) Productivity and 3) Factors supporting development Minapolitan areas in Pasaman district
This type of research is qualitative descriptive. The method using multi-temporal approach based on the analysis of land use maps 2009 - 2014. The research location is Minapolitan areas in Pasaman district. Data analysis using: 1) Interpretation and overlay of two map Land Use Minapolitan areas 2009 and 2014 using analytical tools Arc View 3.3., 2) Determine the distribution fisheries conducted digitized land changes with Arc View GIS 3.3 and calculate of the area of land use change analysis to calculate geometry.
The results showed that; 1) Distribution of fisheries in the Minapolitan areas in Pasaman district 2014 in Padang Gelugur was 631 ha (27.12%), Rao Selatan was 879 ha (37.77%) and Rao was 817 ha (35.11%), 2) Productivity fishery Minapolitan areas increased every year for each district. The average productivity is in Rao Selatan was 10.80 tons / year, Rao was 8.94 tons / year and Padang Gelugur was 8.89 tonnes / year and 3) Factors supporting development of the Minapolitan areas in Pasaman district are sufficient water resources for fish farming, good marketing, the experience of being a farmer, suitable for fish farming and stable production
Key words: Spatial, minapolitan areas
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Indonesia juga terkenal sebagai Negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya berada atau tinggal di pedesaan. Hal ini menunjukkan sebagian besar penduduk Indonesia mata pencaharian pokoknya adalah bertani. Bentuk pertanian Indonesia adalah pertanian tropika yang meliputi 4 (empat) kegiatan yaitu pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan (Mubyarto, dalam Puspita, 2010).
Sektor pertanian masih memegang peranan utama di Indonesia, disebabkan sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup atau bekerja
sebagai petani sehingga dapat dikatakan bahwa pertanian merupakan tulang punggung kehidupan. Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, daya beli, taraf hidup, kapasitas dan kemandirian, serta akses masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dan distribusi serta keaneka ragaman hasil pertanian.
Upaya mencapai target pembangunan ekonomi berbasis perikanan, Pemerintah mengeluarkan konsep Minapolitan, program yang mengupayakan pembangunan keunggulan sektor agrobisnis. Minapolitan merupakan konsep pembangunan ekonomi berbasis perikanan dengan pendekatan dan system manajemen kawasan. Prinsip-prinsip yakni
berdasarkan integrasi, efisiensi, kualitas dan aklerasi tinggi. Minapolitan ibarat sebuah kota dimana memiliki keanekaragaman aktivitas ekonomi, perdagarang, jasa, pelayanan, kesehatan yang saling mendukung dan memiliki sarana dan prasarana serta karakteristik kawasan minapolitan terdiri darisentra-sentar produksi dan usaha berbasis perikanan yang efek domino (Multi Flie Effect) terhadap perekonomian didalam dan diluar kawasan.
Sesuai dengan Perda No. 13 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Porovinsi Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman termasuk dalam pengembangan daerah minapolitan. Kawasan Tapus dan Rao yang berada di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau di Kabupaten Pasaman. Kecamatan yang termasuk di dalam kawasan Tapus dan Rao adalah Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Rao Selatan dan Kecamatan Rao (Perda No. 13 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Porovinsi Sumatera Barat).
Sektor perikanan Kabupaten Pasaman per tahun bisa memproduksi sekitar 45.030 ton ikan dengan luas areal 4304 hektar, terdiri dari komoditi ikan mas, ikan nila dan lele. Sesuai dengan penetapan kawasan Minapolitan, Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Rao dan Kecamatan Rao Selatan memiliki areal perikanan air tawar yang lebih luas dibandingkan kecamatan lain yaitu 2324,2 Ha (46,1%) dari luas perikanan air tawar di Kabupaten Pasaman. Persebaran areal perikanan air tawar di kawasan minapolitan terdiri dari Kecamatan Padang Gelugur 630 Ha, Kecamatan Rao 817 Ha dan Kecamatan Rao Selatan 877 Ha (Pasaman dalam angka, 2014: BPS).
Observasi awal yang peneliti lakukan, Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Rao dan Kecamatan Rao Selatan banyak masyarakat yang membubidayakan sektor perikanan, terutama perikanan air tawar. Hal ini didukung oleh kondisi daerah, dimana pasokan air untuk perikanan air tawar, berasal dari aliran Batang Sumpur sebagai sumber air utama dalam mengelola pertanian ikan air tawar dan didukung oleh beberapa sungai yang melewati ketiga kecamatan tersebut, diantaranya Batang Beringin, Batang Asik dan beberapa sungai kecil. Keberadaan sungai tersebut dapat menjamin ketersediaan air untuk pertanian ikan air tawar.
Kondisi Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Rao Selatan dan Kecamatan Rao termasuk cocok untuk pengembangan perikanan, dimana ikan air tawar cocok pada daerah dengan ketinggian 10 – 700 mdpl, iklim tidak terlalu
panas. Ketinggian daerah di Kenagarian Lansek Kadok adalah 250 – 500 mdpl, dengan topografi umumnya datar (Pasaman dalam angka, 2014: BPS).
Kondisi kawasan minapolitan yang cocok untuk perikanan air tawar ini dapat dilihat dari produksi perikanan air tawar tahun 2014 sebagai berikut:
Luas Pertanian Perikanan dan Produksi di kawasan minapolitan Kabupaten Pasaman Tahun 2014 No Kecamatan Luas (Ha) Produksi (ton/panen) 1 Padang Gelugur 630 739,17 2 Rao Selatan 817 863,8 3 Rao 877 950,74 Jumlah 2.324 2.553,71
Sumber: Pasaman dalam angka, 2014: BPS
Tujuan penelitian adalah: 1) Persebaran perikanan air tawar tahun 2009-2014, 2) Produktivitas perikanan air tawar di kawasan Minapolitan dan 3) Faktor pendukung berkembangnya kawasan Minapolitan bidang perikanan Kabupaten Pasaman.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, untuk menggambarkan dan melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya kadang diberi interprestasi dan analisis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat, mengungkap dan menggambarkan kajian keruangan kawasan Minapolitan bidang perikanan Kabupaten Pasaman. Metode penelitian adalah pendekatan
multi temporal berdasarkan analisis peta penggunaan lahan tahun 2009-2014.
Lokasi penelitian ini adalah kawasan Minapolitan bidang perikanan Kabupaten Pasaman, terdiri dari Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Rao Selatan dan Kecamatan Rao dengan luas kolam ikan 2324,2 Ha.
Analisis data peneltian terdiri dari 1. Interpretasi peta terhadap 2 peta Penggunaan
Lahan Kawasan Minapolitan bidang perikanan Kabupaten Pasaman (Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Rao Selatan dan Kecamatan Rao) tahun 2009 dan 2014 2. Overlay Peta Penggunaan Lahan Kawasan
Minapolitan bidang perikanan Kabupaten Pasaman (Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Rao Selatan dan Kecamatan Rao) tahun 2009 dan 2014.
3. Untuk mengetahui persebaran peternakan kolam ikan dilakukan digitasi perubahan lahan dengan GIS Arc View 3.3.
4. Untuk menghitung luas perubahan lahan digunakan analisis dengan calculate geometry
5. Faktor faktor pendukung
Data yang diperoleh dari lapangan berdasarkan wawancara tentang faktor pendukung kawasan minapolitan di analisis dengan teknik analisis model interaktif (Interactive Model of
Analysis yang terdiri dari reduksi data, display
data dan penarikan kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama, Persebaran perikanan air tawar di
kawasan Minapolitan Kabupaten Pasaman tahun 2014 di Kecamatan Padang Gelugur sebesar 631 Ha (27,12%), kecamatan Rao Selatan 879 Ha (37,77%) dan kecamatan Rao sebesar 817 Ha (35,11), jika dibandingkan dengan persebaran perikanan air tawar tahun 2009, terjadi peningkatan luas perikanan air tawar di seluruh, yaitu peningkatan di Kecamatan Padang Gelugur sebear 20,42%, peningkatan di Kecamatan Rao Selatan sebesar 56,68% dan peningkatan di
Kecamatan Rao sebesar 9,08%. Pola persebaran yang dilakukan seragam (uniform), acak (random), mengelompok (clustered) dan lain sebagainya dapat diberi ukuran yang bersifat kuantitatif. Dengan cara demikian maka perbandingan antara pola persebaran dapat dilakukan dengan baik, bukan saja dari segi waktu tetapi juga dapat segi ruang (space). Pendekatan ini disebut dengan analisis tetangga terdekat seperti memerlukan jarak antara satu obyek dengan obyek tetangga yang terdekat. Analisis tetangga terdekat pada hakikatnya memiliki hambatan alamiah yang belum dapat teratasi (Daldjoeni, 2003).
Hal ini juga didukung oleh Yunus, (2010) tema pendekatan keruangan meliputi: 1) Interaksi perilaku manusia dengan lingkungannya, yaitu perilaku manusia sebagai variabel terikat dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berasal dari lingkungannya seperti adat istiadat, topografi, kesuburan tanah dan lain-lain (contoh : perilaku pembalakan hutan, siklus tanam karena dipengaruhi curah hujan per tahun), 2) Interaksi aktivitas manusia dengan lingkungannya, yaitu kinerja manusia sebagai variabel bebas mempengaruhi lingkungan (contoh : produktivitas lahan pertanian, produktivitas industri kecil), 3) Interaksi kenampakan fisik alami dengan lingkungannya, yaitu manusia dan organisme menjadi variabel bebas mempengaruhi variabel lingkungan alami (contoh : manusia di sekitar danau, manusia di pesisir, perkembangan enceng gondok di sungai) dan 4) Interaksi kenampakan
fisik budaya dengan lingkungannya, yaitu manusia dan organisme menjadi variabel bebas mempengaruhi variabel lingkungan budaya (contoh : manusia di sekitar objek wisata, manusia di perumahan, manusia terhadap jalan, manusia terhadap irigasi).
Kedua, Produktivitas perikanan air tawar
kawasan minapolitan meningkat setiap tahunnya untuk masing-masing kecamatan. Rata-rata produktivitas terbesar adalah di Kecamatan Rao Selatan yaitu 10,80 ton/tahun, selanjutnya kecamatan Rao sebesar 8,94 ton/tahun dan kecamatan Padang Gelugur sebesar 8,89 ton/tahun
Sutrisno (2010: 99) menyatakan produktivitas sebagai hubungan antara keluaran (barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan dan uang). Produktivitas adalah ukuran efisiensi produksi yang membandingkan antara hasil keluaran dan masukan. Produktifitas total merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan semua masukan yang dipakai untuk menghasilkan keluaran di dalam rasio output input. Tetapi kalau yang di hitung sebagai masukan hanya satu atau sebagian saja, maka pendekatan yang di pakai tersebut produktivitas parsial
Ketiga, Faktor pendukung berkembangnya
kawasan minapolitan bidang perikanan kabupaten Pasaman adalah sumber daya air yang mencukupi untuk budidaya ikan air tawar, pemasaran yang baik, pengalaman menjadi petani, cocok untuk budidaya ikan air tawar, serta produksi yang stabil.
Irawan (1985: 295), menyebutkan ada lima saluran pemasaran secara umum yaitu: 1) Saluran dari produsen-konsumen akhir, 2) Saluran dari produsen- pengecer-konsumen akhir, 3) Saluran dari produsen- pedagang besar-pengecer-konsumen akhir, 4) Saluran dari produsen-agen-pengecer-konsumen akhir, 5) saluran dari produsen-agen-pedagang besar-pengecer-konsumen akhir.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Persebaran perikanan air tawar di kawasan Minapolitan Kabupaten Pasaman tahun 2014 di Kecamatan Padang Gelugur sebesar 631 Ha (27,12%), kecamatan Rao Selatan 879 Ha (37,77%) dan kecamatan Rao sebesar 817 Ha (35,11), jika dibandingkan dengan persebaran perikanan air tawar tahun 2009, terjadi peningkatan luas perikanan air tawar di seluruh, yaitu peningkatan di Kecamatan Padang Gelugur sebear 20,42%, peningkatan di Kecamatan Rao Selatan sebesar 56,68%
dan peningkatan di Kecamatan Rao sebesar 9,08%.
2. Produktivitas perikanan air tawar kawasan minapolitan meningkat setiap tahunnya untuk masing-masing kecamatan. Rata-rata produktivitas terbesar adalah di Kecamatan Rao Selatan yaitu 10,80 ton/tahun, selanjutnya kecamatan Rao sebesar 8,94 ton/tahun dan kecamatan Padang Gelugur sebesar 8,89 ton/tahun
3. Faktor pendukung berkembangnya kawasan minapolitan bidang perikanan kabupaten Pasaman adalah sumber daya air yang mencukupi untuk budidaya ikan air tawar, pemasaran yang baik, pengalaman menjadi petani, cocok untuk budidaya ikan air tawar, serta produksi yang stabil.
Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan :
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan masyarakat yang ada di Kawasan Minapolitan Kabupaten Pasaman untuk mempertimbangkan penambahan perikanan air tawar di daerah masing-masing karena potensial dari segi faktor alam dan pemasaran
2. Diharapkan kepada pemerintah untuk menjadikan peternakan ikan sebagai kekuatan ekonomi masyarakat
3. Peneliti selanjutnya untuk menindaklanjuti hasil penelitian sebagai acuan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Erna. 1995. Produksi dan pemasaran
mangga serta sumbangannya terhadap pendapatan rumah tangga, kasus tiga desa di kabupaten Probolinggo. (Tesis). Program
studi Geografi UGM. Yogyakarta
Anoraga dan Suyati. 2009. Psikologi Industri
dan Psikologi Sosial. Jakarta: Pustaka Jaya
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif
(Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Daljoneni. 2003. Geografi Kota Desa. Bandung: PT. Alumni
Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. Agropolitan & Minapolitan,
Konsep Kawasan Menuju Keharmonisan. Jakarta
Ferawati, Dasrizal, Widya Prari Keslan. 2013. “Upaya Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Tancap (KJT) di Danau Kerinci Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci. http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar. ac. id/ index.php/geografi/issue/view/11, diakses tanggal 4 November 2015
Harja, Ridho. 2006. Konversi lahan padi sawah
ke Jagung di Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat.FIS UNP.
Irawan, dan Basu Swastha. 1985. Manajemen
Pemasaran Modern. Yogyakarta. Liberty
Miles Mathew dan Michael A. Huberman. 1996.
Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia Pers.
Perda No. 13 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Porovinsi Sumatera Barat Perencanaan Umum Pengembangan Pasar-Pasar
di Kota Padang
Reni Gusniat, Slamet Rianto, Yuherman. 2013. “Potensi Wilayah untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong Tradisional di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar. ac. id/ index.php/geografi/issue/view/11, diakses tanggal 4 November 2015
Siagian, Sondang. 2009. Kiat Meningkatkan
Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
Satriani. Nopa. 2007. Pola usaha tani tanaman
kopi di desa Padang Muara Dua Sumatera Selatan. (Skripsi). Pendidikan Geografi UNP.
Padang.
Sinungan, Muchdarsyah. 2008. Produktivitas
Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Tantri. 2003. Perubahan luas lahan, mata
pencaharian dan Jumlah Tenaga Kerja Terserap Sektor Terhadap Pendapatan Keluarga di sekitar Pusat Pemerintahan
Kabupaten Agam Lubuk Basung. FIS UNP. Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi
Penelitian Wilayah Kontemporer.