• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 5: Strategi Monev Petunjuk Umum: Waktu dan tahapan Pelaksanaan Tingkat Hierarkhi harapan dalam kerangka kerja logis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 5: Strategi Monev Petunjuk Umum: Waktu dan tahapan Pelaksanaan Tingkat Hierarkhi harapan dalam kerangka kerja logis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab 5:

Strategi Monev

Petunjuk Umum:

Bab ini memberikan penjelasan rencana Strategi Monitoring&Evaluasi (Monev) yang akan dilaksanakan. Strategi Monev ini disusun untuk memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan dari SSK.

Minimum informasi yang perlu disampaikan Pokja adalah Pelaksana dari Monev SSK, mekanisme Monev, dan bentuk pelaporan dari Monev ini.

Batasi jumlah halaman Bab 5 maksimal 5 (lima) halaman.

Penjelasan lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.

Lengkapi dengan tabel:

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja PPSP Kota Salatiga. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan dengan capaian sasaran pembangunan sanitasi, berkaitan dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. Disamping itu, kegiatan monitoring dan evaluasi implementasi SSK dilaksanakan sebagai usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi. Kegiatan dalam petunjuk praktis ini mencakup:

- Menilai ulang kerangka hasil/kerangka strategi SSK. Kerangka hasil seperti tujuan, sasaran, input, kegiatan dan output sesuai kaidah SMART (specific, measurable, attainable, realistic dan time-bound) serta memiliki indikator jelas.

- Menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi SSK di tingkat pokja.

- Memasukkan informasi kerangka hasil ke dalam sistem monev berbasis web Nawasis PPSP.

Oleh karena itu, dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kota Salatiga, perlu ada keselarasan dan kesesuain antara pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat. Oleh karena itu, perlu disusun strategi pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan secara intensif dan berkelanjutan. Prosedur dan mekanisme kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Pokja PPSP dalam rangka Program Sanitasi adalah bagian integral dari manajemen sanitasi yang di moderasi oleh Pokja PPSP Kota Salatiga.

Monitoring adalah aktifitas pengamatan dan penilain yang dilakukan secara kontinue terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan program sesuai dengan yang direncanakan dan terhadap penggunaan input dalam menghasilkan out put yang telah ditetapkan/direncanakan. Sementara evaluasi adalah melakukan penilaian secara berkala kinerja, efisiensi dan dampak program, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan sebuah program. Dengan evaluasi dapat dicarikan solusi pemecahan masalah yang ditemukan dalam monitoring tersebut.

Pengendalian (Monitoring dan Evaluasi) selama pelaksanaan program/proyek dengan evaluasi dampak yang dilakukan setelah program/proyek selesai dilaksanakan sebagai berikut:

1. Waktu dan tahapan Pelaksanaan

Monev dilakukan secara kontinue dan berkala pada saat program/proyek sedang berjalan. Evaluasi dampak dilaksanakan pada status akhir program/proyek atau pelaksanaan telah selesai.

2. Tingkat Hierarkhi harapan dalam kerangka kerja logis

Monev lebih kearah tingkat keluaran (output) sedangkan evaluasi dampak kearah tingkat tujuan fungsional atau dampak (purpose and goal).

(2)

2

3. Sifat informasi yang dibutuhkan

Monitoring dan evaluasi selektif, tertentu dan peringatan dini terutama pada saat penentuan penyimpangan kritis dari jadwal pelaksanaan. Sedangkan evaluasi dampak menyeluruh dan tergantung pada kegiatan pengendalian (Monev).

4. Sifat Kebijakan yang dijalankan

Monev korektif dan segera dilaporkan, sedangkan evaluasi dampak memandang kedepan pada program/proyek lanjutan yang akan direncanakan selanjutnya.

5. Metode Penilaian dan analisis

Metode monev yaitu membandingkan antara pencapaian realisasi dengan rencana. Sedangkan Evaluasi dampak perbandingan antara yang diharapkan dengan dampak, pola perubahan sebelum dan sesudah adanya program.

6. Orientasi Kegiatan

Orientasi kegiatan Monev diarahkan pada pengelola program untuk memperbaiki penyimpangan dalam implementasi program sehingga program tersebut dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi sasarannya. Sementara Evaluasi dampak diarahkan kepada kelompok sasaran, untuk menilai/menghitung keuntungan yang diperoleh dalam kelompok sasaran.

Dalam kaitan dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian program dari Strategi Sanitasi Kota Salatiga terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan demi menjamin tercapainya tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut yaitu: (1) obyektif dan profesional; (2) partisipatif; (3) tepat waktu; (4) transparan; (5) akuntabel; (6) berkesinambungan; dan (7) berbasis kinerja.

Monitoring partisipatif melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan data. Evaluasi partisipatif merupakan analisis sistematis oleh pengelola program/kegiatan dan warga masyarakat agar mampu melakukan penyesuaian, mereformulasi kebijakan atau tujuan, me-reorganisasi kelembagaan dan merelokasi sumberdaya. Data yang dihimpun pada waktu monitoring menjadi dasar dalam melakukan analisa evaluasi, termasuk identifikasi dampak program/kegiatan bagi masyarakat yang menjadi sasarannya. Oleh karena itu, monitoring dan evaluasi partisipatif mempunyai tujuan ganda, pertama sebagai alat manajemen untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan kedua juga sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas berbagai faktor yang mempengaruhi sehingga diperlukan pengawasan terhadap proses pembangunan.

(3)

3

Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis

1. Subsektor Air Limbah

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Master plan air limbah

disusun pada tahun 2014

Dokumen MP air limbah Belum ada MP air limbah DCKTR, tahun 2012

Kota Salatiga

1

Perda pengelolaan air limbah disusun pada tahun 2015

Perda Pengelolaan air limbah (naskah akademis, raperda pengelolaan air limbah)

Belum ada Perda pengelolaan air limbah, yg sudah ada Perda Jasum tentang penyediaan dan atau penyedotan kakus DCKTR, tahun 2012 Kota Salatiga 1 Rehabilitasi dan Operasionalisasi IPLT tahun 2013

IPLT dapat dioperasikan  berapa % dari kapasitas, peningkatan kapasitas terpakai per tahun

IPLT belum operasional,truk tinja belum operasional, SDM pengelola IPLT belum siap DCKTR, tahun 2012 Kota Salatiga 1 Mewujudkan kerjasama kemitraan pemerintah daerah dg swasta minimal 2 perusahaan mulai tahun 2014

Adanya kerjasama antara pemerintah dg swasta Sasaran

Sudah terbentuk lembaga CFCD (corporate forum for community development) DCKTR, tahun 2012 Kota Salatiga 1 Mewujudkan program kegiatan yg melibatkan peran serta masyarakat mulai tahun 2013. Cont: SLBM, USRI

Program kegiatan yg melibatkan masyarakat kriteria keterlibatan masy: tenaga, swadaya

Sudah ada program SLBM, MCK umum DCKTR, tahun 2012

Kelurahan berisiko sanitasi tinggi

4 (slbm) 4 (slbm) 1 (usri) 1 (usri) 1 (usri)

Meningkatkan fungsi tangki septik dari 37,2 % di tahun 2012 menjadi 62 % pada tahun 2017 (individu)

Persentase tangki septik aman meningkat

Hasil studi EHRA 37,2 % Buku putih sanitasi tahun 2012

Kelurahan berisiko sanitasi

tinggi 6.20% 6.20% 6.20% 6.20%

Tujuan 2: Menyusun Perda pengelolaan air limbah

Tujuan 3: Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana pengolahan air limbah yang telah dimiliki

Tujuan 4: Meningkatkan pembiayaan subsektor air limbah melalui kemitraan pemerintah, swasta, dan swadaya masyarakat

Tujuan 5: Menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan Tujuan 1: Menyusun master plan air limbah

Data Dasar Target Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Sasaran Indikator

(4)

4

Meningkatkan Kapasitas KSM pengelola air limbah 10% tiap tahun

Persentase kapasitas KSM meningkat Hasil studi PMJK Buku putih sanitasi tahun 2012

Kota Salatiga

10% 10% 10% 10% 10%

Meningkatkan cakupan SPAL rumah tangga dari 56,5 % menjadi 70 % pada tahun 2017

Persentase cakupan SPAL rumah tangga berkualitas meningkat

Cakupan SPAL rumah tangga

Dinas Kesehatan tahun 2012

Kota Salatiga

2,7% 2,7% 2,7% 2,7% 2,7%

Penyediaan sarpras off site komunal dari 0,36% menjadi ..% pada tahun 2017

Persentase cakupan off site komunal meningkat Sarpras off site komunal DCKTR, tahun 2012 Kelurahan berisiko sanitasi tinggi Meningkatkan jumlah

sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga sebesar 2% pada tahun 2012 menjadi 7% pada tahun 2017

Meningkatnya jumlah sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga

Sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga

KLH tahun 2012 Kota Salatiga

4 unit 4 unit 4 unit

Meningkatkan cakupan layanan jamban dari 76,6% tahun 2011 menjadi 82% pada tahun 2017

Meningkatnya jumlah jamban individu Cakupan layanan jamban individu

Dinkes tahun 2011 Kelurahan berisiko sanitasi

tinggi 1,08% 1,08% 1,08% 1,08% 1,08%

Meningkatkan cakupan layanan sanitasi sekolah

Meningkatkan sarana prasarana sanitasi sekolah dari kondisi tahun 2012: 1) SD/MI; rasio siswa: toilet, perempuan = 1:71, laki-laki= 1:74, 2) SMP/MTs, perempuan= 1:84, laki-laki= 1:86, 3) SMA/MA, perempuan= 1:136, laki-laki= 1:102. Target: a)SD/MI dan SMP/MTs negeri tahun 2013-2016 setiap tahun 1 kecamatan mencapai target rasio standar, tahun 2017 mencapai target di SD/MI dan SMP/MTs swasta, b)SMA/MA menargetkan membangun 2 unit toilet /sekolah/tahun. Terdapat 30 SMA/MA. Cat: Standar sarpras Kepmendiknas rasio minimal 1:50 untuk perempuan dan 1:60 untuk laki-laki.

Cakupan layanan toilet dibandingkan dengan jumlah siswa meningkat

Buku putih sanitasi tahun 2012 Kota Salatiga 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan I memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h (=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan II memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h(=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan III memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h(=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan IV memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h (=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/Mts swasta memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 unit toilet/sekola h (=60 unit)

(5)

5

Tingkat layanan pengelolaan sampah meningkat dari 50% menjadi 80% se Kota Salatiga tahun 2017

Peningkatan dana pengelolaan sampah

50% DCKTR

2012 80% 60% - 65% - 70% - 75% - 80%

-layanan pengelolaan sampah meningkat dari 23,75% tahun 2012 menjadi 27% se Kota Salatiga tahun 2017

Meningkatkan layanan pengelolaan sampah dengan sistem langsung

23,75% DCKTR

2012 27% 25% - 25,50% - 26% - 26,50% - 27%

-layanan pengelolaan sampah meningkat dari 32,75 % tahun 2012 menjadi 41,25 % se Kota Salatiga tahun 2017

Meningkatkan layanan

pengelolahan dengan sistem tidak langsung 32,72% DCKTR 2012 41,25% 1,71% - 1,71% - 2% - 2% - 2% -Master plan persampahan disusun tahun 2014 Dokumen MP Persampahan (naskah akademis, raperda

pengelolaan sampah) 0%

DCKTR

2012 100% - - 100% - - -

-Perda pengelolaan sampah disusun di Kota Salatiga tahun 2015

Perda pengelolaan sampah di Kota Salatiga

0% DCKTR

2012 100% 100% - - -

-Peran serta masyarakat dalam mempraktikan pemilahan sampah rumah tangga meningkat dari 12,5% menjadi 50% pada tahun 2017 Penanganan sampah 3R di lingkungan masyarakat 12,50% DCKTR 2012 50% 7,5% - 7,5% - 7,5% - 7,5% - 7,5% -Persampahan Tujuan: Meningkatkan cakupan layanan pengelolaan sampah

Tujuan: Menyusun master plan persampahan

Tujuan: Menyusun Perda pengelolaan sampah di Kota Salatiga

(6)

6

layanan pengelolaan

drainase meningkat dari 50 % tahun 2012 menjadi 57,5 % se Kota Salatiga tahun 2017

Adanya kenaikan prosentase terbangunnya jaringan drainase

50 % pelayanan darinase DBM PSDA, tahun 2012 57,50% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% Peningkatan jumlah sumur resapan dari 600

unit di tahun 2012 menjadi 1000 Unit di

tahun 2017

Adanya kenaikan persentase terbangunnya sumur resapan

600 sumur resapan

KLH, tahun

2012 1000 80 80 80 80 80

Penyediaan sarpras SPAL pada permukiman

di bantaran sungai/drainase sebesar

15% pada tahun 2017.

Terbangunnya sarpras SPAL pada permukiman di bantaran sungai/

drainase 0 % saluran SPAL di bantaran sungai DBM PSDA, tahun 2012 15% 3% 3% 3% 3% 3%

Terbangunnya sarana dan prasarana pembuangan air limbah

rumah tangga yang tidak mencemari drainase saluran drainase tercemari air limbah DBM PSDA, tahun 2012 Koordinasi antar SKPD pengelola subsektor drainase mulai tahun

2013

Adanya koordinasi SKPD terkait (DBM-PSDA, KLH, DCKTR, BAPPEDA) pada perencanaan dan pengelolaan drainase tidak ada koordinasi dengan SKPD DBM PSDA, tahun 2012 ada kordinasi SKPD 1 1 1 1 1

Master plan drainase

kota tahun 2014 Dokumen MP Drainase

Belum ada MP Drainase DBM PSDA, tahun 2012 Ada Dokumen MP drainase 1 Perda pengelolaan Drainase disusun pada tahun 2015

Perda pengelolaan Drainase disusun pada tahun 2015

Belum ada Perda pengelolaa n Drainase DBM PSDA, tahun 2012 ada perda drainase 1

Tujuan: Meningkatkan koordinasi antar SKPD pengampu subsektor drainase

Tujuan: Meningkatkan jaringan drainase kota yang terpadu dan penyusunan master plan sistem drainase

Tujuan: Menyusun perda (peraturan) pengelolaan drainase

Tujuan: Meningkatkan fungsi drainase sebagai jaringan pembuangan dan resapan air hujan

(7)

7

4. PHBS

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

Persentase PHBS tatanan rumah tangga meningkat dari 53,5% menjadi 80% tahun 2017.

Jumlah rumah tangga yg CTPS di 5 waktu penting meningkat

Naiknya cakupan CTPS Hasil studi EHRA Tahun 2012

Kelurahan dengan risiko

sanitasi tinggi 6,62% 6,62% 6,62% 6,62%

Perencanaan sektor sanitasi menjadi lebih komprehensif  ukurannya: frek rakor, mom rakor, masuk ke renja

Perencanaan sektor sanitasi menjadi lebih komprehensif

Perencanaan sektor sanitasi belum komprehensif

Buku putih sanitasi 2012

Kota Salatiga

1 1 1 1 1

Tim PHBS Kota Salatiga dibentuk tahun 2013

Terbit SK Tim PHBS tingkat kota

Belum ada SK Pembina PHBS tingkat kota

Buku putih sanitasi 2012

Kota Salatiga 1 Kelurahan yang masih BABS

berkurang jumlahnya setiap tahun. Keterangan:

Th 2010 ada 2 kel yg STOP BABS Th 2011 idem

Th 2012 ada 3 kel yg STOP BABS Th 2013 ada 4 kel yg STOP BABS Th 2014 ada 6 kel yg STOP BABS Th 2015 ada 8 kel yg STOP BABS Th 2016 ada 10 kel yg STOP BABS Th 2017 ada 13 kel yg STOP BABS

Jumlah kelurahan yg BABS berkurang dari 15 menjadi 13 kelurahan pada th 2017

Jumlah kelurahan yang masih ditemukan BABS 15 kelurahan

Hasil studi EHRA 2012

Kota Salatiga

1 kelrhn 2 kelrhn 2 kelrhn 2 kelrhn 3 kelrhn

Meningkatkan promosi kesehatan tentang PHBS mulai tahun 2013

Promosi kesehatan ttg PHBS meningkat

Promosi tentang PHBS masih kurang Buku putih sanitasi tahun 2012

Kota Salatiga

1 1 1 1 1

Meningkatkan kerjasama Pemkot dg lembaga penyandang dana CSR dalam kegiatan PHBS mulai tahun 2014 (jumlah perusahaan yg bekerjasama)

Kerjasama Pemkot dg lembaga penyandang dana CSR dalam pengelolaan PHBS meningkat; tahun 2014 2 kerjasama, tahun 2017 5 kerjasama

Belum ada kerjasama dengan pihak swasta untuk kegiatan PHBS

Buku putih sanitasi tahun 2012

2 1 1 1

Tujuan 1: Meningkatnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS

Sasaran Indikator Data Dasar Target Tahun 2013

Tujuan 4: Terwujudnya masyarakat yang memiliki kesadaran PHBS

Tujuan 5: Meningkatnya pengembangan media informasi dan komunikasi tentang PHBS

Tujuan 6: Meningkatnya keterlibatan berbagai lembaga & swasta dalam pengelolaan PHBS

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Tujuan 2: Meningkatnya koordinasi lintas sektor dalam perencanaan sektor sanitasi

(8)

8

MEKANISME DAN PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM SANITASI

Hal terpenting yang berhubungan dengan mekanisme pelaksanaan monev adalah pemahaman bahwa Sanitasi merupakan suatu upaya bersama, sehingga lebih bersifat sebagai gerakan sosial dan moral yang mengedepankan pendekatan partisipatif dalam setiap elemen kegiatannya. Sebagai konsekuensinya, sistem monev Sanitasi harus terbuka bagi keterlibatan seluruh pihak yang berkepentingan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat), baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan kebijakan/program Sanitasi. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi kondisi Sanitasil ditingkat daerah terdiri atas 4 (empat komponen) yaitu :

Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan suatu proses awal dalam kegiatan Monev. Data yang dikumpulkan adalah program Pokja PPSP, kegiatan, lokasi kegiatan, jumlah yang terlibat, sasaran kegiatan dan hasil kegiatan.

Analisa data dan Pelaporan

Analisis data dan Pelaporan dalam monitoring dan evaluasi Sanitasi adalah untuk menggambarkan kondisi pelaksanaan Sanitasi di Kota Salatiga keberhasilannya, dampak dan juga permasalahan yang timbul sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik bagi semua stakeholder.

Perencanaan dan pengambilan keputusan

Dari hasil analisis data dan laporan yang dibuat, maka langkah berikutnya adalah rencana dan pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang perkembangan program dan kegiatan Pokja PPSP ke depan.

Tindakan pengimplementasian

Langkah terakhir dari monev program Sanitasi adalah implementasi perencanaan dan keputusan yang telah diambil dari rangkaian tahap tersebut di atas.

Mekanisme Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan/program Sanitasil

Mekanisme Monev ini untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan/program Sanitasi di tingkat daerah, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan dan program. Pelibatan stakeholders yang penting ada pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat mendukung konsep transparansi dalam pelaksanaan monev.

Mekanisme Monev terhadap pelaksanaan Kegiatan di tingkat lokal

Mekanisme Monev ini dimaksudkan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dan hasil-hasil yang diinginkan dari kegiatan Sanitasi yang dilaksanakan di tingkat lokal yaitu dengan memonitoring pelaksanaannya berdasarkan indikator kinerja sebagai bahan input terhadap perkembangan dan hambatan dalam pelaksanaan Sanitasil di Kota Salatiga.

(9)

9

Tabel 5.2: Mekanisme Monev Implementasi SSK

Obyek Pemantauan Penanggung Jawab Utama Pengumpul Data dan Penanggung Jawab Pelaksanaan Waktu Pelaporan

Dokumentasi Pengolah Data/Pemantau

Penerima Laporan Format 1. Subsektor air limbah 2. Subsektor persampahan 3. Subsektor drainase 4. PHBS

SKPD sesuai program kegiatan subsektor:

1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung jawab: DCKTR Bidang Persampahan 3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA 4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.

SKPD sesuai program kegiatan subsektor:

1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung jawab: DCKTR Bidang Persampahan 3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA 4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.

SKPD sesuai program kegiatan subsektor:

1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung

jawab: DCKTR Bidang Persampahan

3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA

4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.

6 (enam) bulan Ketua Tim Koordinasi sesuai SK Walikota Sesuai dengan SOP kegiatan

(10)

10

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi SSK akan disinkronkan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi yang sudah berjalan dengan mengoptimalkan peran Pokja bidang-bidang yang sudah ada yaitu Pokja bidang kelembagaan dan pendanaan, Pokja bidang teknis, Pokja bidang komunikasi, Pokja bidang penyehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, Pokja bidang monitoring dan evaluasi, serta sekretariat tim koordinasi.

Gambar

Tabel 5.1:  Matriks Kerangka Logis
Tabel 5.2:  Mekanisme Monev Implementasi SSK

Referensi

Dokumen terkait

KEBARUAN KEMANFAATAN MEMBERIKAN SOLUSI K 1.Proses Permohonan Reguler memiliki tahapan yang Panjang 2.Keterbatasan Ruang Operasional Paket Perijinan Online Layanan paket

Pada bagian pertama memuat permasalahan-permasalahan yang melatarbelakangi kenapa iklan dan citra kandidat merupakan hal-hal yang penting dalam pemilihan Presiden,

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK

bangsa ini, seperti pengaruh globalisasi (konsumerisme, narkoba), merosotnya moral (konflik antar suku, agama, ras), pasar bebas, sempitnya lapangan kerja, kepekaan social

Penelitian yang dilakukan di dua sekolah dasar Islam yang berkualitas di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul

Pada tahap ini dampak yang ditimbulkannya antara lain adanya pemutusan hubungan kerja dari para pekerja yang sebelumnya telah bekerja untuk membangun pembangkit

Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian nanopartikel Artesunat - Karboksimetil kitosan melanjutkan penelitian sebelumnya dengan mengpengaruh