1
Bab 5:
Strategi Monev
Petunjuk Umum:
Bab ini memberikan penjelasan rencana Strategi Monitoring&Evaluasi (Monev) yang akan dilaksanakan. Strategi Monev ini disusun untuk memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan dari SSK.
Minimum informasi yang perlu disampaikan Pokja adalah Pelaksana dari Monev SSK, mekanisme Monev, dan bentuk pelaporan dari Monev ini.
Batasi jumlah halaman Bab 5 maksimal 5 (lima) halaman.
Penjelasan lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.
Lengkapi dengan tabel:
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja PPSP Kota Salatiga. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan dengan capaian sasaran pembangunan sanitasi, berkaitan dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. Disamping itu, kegiatan monitoring dan evaluasi implementasi SSK dilaksanakan sebagai usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi. Kegiatan dalam petunjuk praktis ini mencakup:
- Menilai ulang kerangka hasil/kerangka strategi SSK. Kerangka hasil seperti tujuan, sasaran, input, kegiatan dan output sesuai kaidah SMART (specific, measurable, attainable, realistic dan time-bound) serta memiliki indikator jelas.
- Menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi SSK di tingkat pokja.
- Memasukkan informasi kerangka hasil ke dalam sistem monev berbasis web Nawasis PPSP.
Oleh karena itu, dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kota Salatiga, perlu ada keselarasan dan kesesuain antara pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat. Oleh karena itu, perlu disusun strategi pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan secara intensif dan berkelanjutan. Prosedur dan mekanisme kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Pokja PPSP dalam rangka Program Sanitasi adalah bagian integral dari manajemen sanitasi yang di moderasi oleh Pokja PPSP Kota Salatiga.
Monitoring adalah aktifitas pengamatan dan penilain yang dilakukan secara kontinue terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan program sesuai dengan yang direncanakan dan terhadap penggunaan input dalam menghasilkan out put yang telah ditetapkan/direncanakan. Sementara evaluasi adalah melakukan penilaian secara berkala kinerja, efisiensi dan dampak program, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan sebuah program. Dengan evaluasi dapat dicarikan solusi pemecahan masalah yang ditemukan dalam monitoring tersebut.
Pengendalian (Monitoring dan Evaluasi) selama pelaksanaan program/proyek dengan evaluasi dampak yang dilakukan setelah program/proyek selesai dilaksanakan sebagai berikut:
1. Waktu dan tahapan Pelaksanaan
Monev dilakukan secara kontinue dan berkala pada saat program/proyek sedang berjalan. Evaluasi dampak dilaksanakan pada status akhir program/proyek atau pelaksanaan telah selesai.
2. Tingkat Hierarkhi harapan dalam kerangka kerja logis
Monev lebih kearah tingkat keluaran (output) sedangkan evaluasi dampak kearah tingkat tujuan fungsional atau dampak (purpose and goal).
2
3. Sifat informasi yang dibutuhkanMonitoring dan evaluasi selektif, tertentu dan peringatan dini terutama pada saat penentuan penyimpangan kritis dari jadwal pelaksanaan. Sedangkan evaluasi dampak menyeluruh dan tergantung pada kegiatan pengendalian (Monev).
4. Sifat Kebijakan yang dijalankan
Monev korektif dan segera dilaporkan, sedangkan evaluasi dampak memandang kedepan pada program/proyek lanjutan yang akan direncanakan selanjutnya.
5. Metode Penilaian dan analisis
Metode monev yaitu membandingkan antara pencapaian realisasi dengan rencana. Sedangkan Evaluasi dampak perbandingan antara yang diharapkan dengan dampak, pola perubahan sebelum dan sesudah adanya program.
6. Orientasi Kegiatan
Orientasi kegiatan Monev diarahkan pada pengelola program untuk memperbaiki penyimpangan dalam implementasi program sehingga program tersebut dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi sasarannya. Sementara Evaluasi dampak diarahkan kepada kelompok sasaran, untuk menilai/menghitung keuntungan yang diperoleh dalam kelompok sasaran.
Dalam kaitan dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian program dari Strategi Sanitasi Kota Salatiga terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan demi menjamin tercapainya tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut yaitu: (1) obyektif dan profesional; (2) partisipatif; (3) tepat waktu; (4) transparan; (5) akuntabel; (6) berkesinambungan; dan (7) berbasis kinerja.
Monitoring partisipatif melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan data. Evaluasi partisipatif merupakan analisis sistematis oleh pengelola program/kegiatan dan warga masyarakat agar mampu melakukan penyesuaian, mereformulasi kebijakan atau tujuan, me-reorganisasi kelembagaan dan merelokasi sumberdaya. Data yang dihimpun pada waktu monitoring menjadi dasar dalam melakukan analisa evaluasi, termasuk identifikasi dampak program/kegiatan bagi masyarakat yang menjadi sasarannya. Oleh karena itu, monitoring dan evaluasi partisipatif mempunyai tujuan ganda, pertama sebagai alat manajemen untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan kedua juga sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas berbagai faktor yang mempengaruhi sehingga diperlukan pengawasan terhadap proses pembangunan.
3
Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis
1. Subsektor Air Limbah
Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Master plan air limbah
disusun pada tahun 2014
Dokumen MP air limbah Belum ada MP air limbah DCKTR, tahun 2012
Kota Salatiga
1
Perda pengelolaan air limbah disusun pada tahun 2015
Perda Pengelolaan air limbah (naskah akademis, raperda pengelolaan air limbah)
Belum ada Perda pengelolaan air limbah, yg sudah ada Perda Jasum tentang penyediaan dan atau penyedotan kakus DCKTR, tahun 2012 Kota Salatiga 1 Rehabilitasi dan Operasionalisasi IPLT tahun 2013
IPLT dapat dioperasikan berapa % dari kapasitas, peningkatan kapasitas terpakai per tahun
IPLT belum operasional,truk tinja belum operasional, SDM pengelola IPLT belum siap DCKTR, tahun 2012 Kota Salatiga 1 Mewujudkan kerjasama kemitraan pemerintah daerah dg swasta minimal 2 perusahaan mulai tahun 2014
Adanya kerjasama antara pemerintah dg swasta Sasaran
Sudah terbentuk lembaga CFCD (corporate forum for community development) DCKTR, tahun 2012 Kota Salatiga 1 Mewujudkan program kegiatan yg melibatkan peran serta masyarakat mulai tahun 2013. Cont: SLBM, USRI
Program kegiatan yg melibatkan masyarakat kriteria keterlibatan masy: tenaga, swadaya
Sudah ada program SLBM, MCK umum DCKTR, tahun 2012
Kelurahan berisiko sanitasi tinggi
4 (slbm) 4 (slbm) 1 (usri) 1 (usri) 1 (usri)
Meningkatkan fungsi tangki septik dari 37,2 % di tahun 2012 menjadi 62 % pada tahun 2017 (individu)
Persentase tangki septik aman meningkat
Hasil studi EHRA 37,2 % Buku putih sanitasi tahun 2012
Kelurahan berisiko sanitasi
tinggi 6.20% 6.20% 6.20% 6.20%
Tujuan 2: Menyusun Perda pengelolaan air limbah
Tujuan 3: Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana pengolahan air limbah yang telah dimiliki
Tujuan 4: Meningkatkan pembiayaan subsektor air limbah melalui kemitraan pemerintah, swasta, dan swadaya masyarakat
Tujuan 5: Menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan Tujuan 1: Menyusun master plan air limbah
Data Dasar Target Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Sasaran Indikator
4
Meningkatkan Kapasitas KSM pengelola air limbah 10% tiap tahun
Persentase kapasitas KSM meningkat Hasil studi PMJK Buku putih sanitasi tahun 2012
Kota Salatiga
10% 10% 10% 10% 10%
Meningkatkan cakupan SPAL rumah tangga dari 56,5 % menjadi 70 % pada tahun 2017
Persentase cakupan SPAL rumah tangga berkualitas meningkat
Cakupan SPAL rumah tangga
Dinas Kesehatan tahun 2012
Kota Salatiga
2,7% 2,7% 2,7% 2,7% 2,7%
Penyediaan sarpras off site komunal dari 0,36% menjadi ..% pada tahun 2017
Persentase cakupan off site komunal meningkat Sarpras off site komunal DCKTR, tahun 2012 Kelurahan berisiko sanitasi tinggi Meningkatkan jumlah
sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga sebesar 2% pada tahun 2012 menjadi 7% pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga
Sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga
KLH tahun 2012 Kota Salatiga
4 unit 4 unit 4 unit
Meningkatkan cakupan layanan jamban dari 76,6% tahun 2011 menjadi 82% pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah jamban individu Cakupan layanan jamban individu
Dinkes tahun 2011 Kelurahan berisiko sanitasi
tinggi 1,08% 1,08% 1,08% 1,08% 1,08%
Meningkatkan cakupan layanan sanitasi sekolah
Meningkatkan sarana prasarana sanitasi sekolah dari kondisi tahun 2012: 1) SD/MI; rasio siswa: toilet, perempuan = 1:71, laki-laki= 1:74, 2) SMP/MTs, perempuan= 1:84, laki-laki= 1:86, 3) SMA/MA, perempuan= 1:136, laki-laki= 1:102. Target: a)SD/MI dan SMP/MTs negeri tahun 2013-2016 setiap tahun 1 kecamatan mencapai target rasio standar, tahun 2017 mencapai target di SD/MI dan SMP/MTs swasta, b)SMA/MA menargetkan membangun 2 unit toilet /sekolah/tahun. Terdapat 30 SMA/MA. Cat: Standar sarpras Kepmendiknas rasio minimal 1:50 untuk perempuan dan 1:60 untuk laki-laki.
Cakupan layanan toilet dibandingkan dengan jumlah siswa meningkat
Buku putih sanitasi tahun 2012 Kota Salatiga 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan I memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h (=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan II memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h(=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan III memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h(=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan IV memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 toilet/sekola h (=60 unit) 1)SD/MI dan SMP/Mts swasta memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 unit toilet/sekola h (=60 unit)
5
Tingkat layanan pengelolaan sampah meningkat dari 50% menjadi 80% se Kota Salatiga tahun 2017Peningkatan dana pengelolaan sampah
50% DCKTR
2012 80% 60% - 65% - 70% - 75% - 80%
-layanan pengelolaan sampah meningkat dari 23,75% tahun 2012 menjadi 27% se Kota Salatiga tahun 2017
Meningkatkan layanan pengelolaan sampah dengan sistem langsung
23,75% DCKTR
2012 27% 25% - 25,50% - 26% - 26,50% - 27%
-layanan pengelolaan sampah meningkat dari 32,75 % tahun 2012 menjadi 41,25 % se Kota Salatiga tahun 2017
Meningkatkan layanan
pengelolahan dengan sistem tidak langsung 32,72% DCKTR 2012 41,25% 1,71% - 1,71% - 2% - 2% - 2% -Master plan persampahan disusun tahun 2014 Dokumen MP Persampahan (naskah akademis, raperda
pengelolaan sampah) 0%
DCKTR
2012 100% - - 100% - - -
-Perda pengelolaan sampah disusun di Kota Salatiga tahun 2015
Perda pengelolaan sampah di Kota Salatiga
0% DCKTR
2012 100% 100% - - -
-Peran serta masyarakat dalam mempraktikan pemilahan sampah rumah tangga meningkat dari 12,5% menjadi 50% pada tahun 2017 Penanganan sampah 3R di lingkungan masyarakat 12,50% DCKTR 2012 50% 7,5% - 7,5% - 7,5% - 7,5% - 7,5% -Persampahan Tujuan: Meningkatkan cakupan layanan pengelolaan sampah
Tujuan: Menyusun master plan persampahan
Tujuan: Menyusun Perda pengelolaan sampah di Kota Salatiga
6
layanan pengelolaandrainase meningkat dari 50 % tahun 2012 menjadi 57,5 % se Kota Salatiga tahun 2017
Adanya kenaikan prosentase terbangunnya jaringan drainase
50 % pelayanan darinase DBM PSDA, tahun 2012 57,50% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% Peningkatan jumlah sumur resapan dari 600
unit di tahun 2012 menjadi 1000 Unit di
tahun 2017
Adanya kenaikan persentase terbangunnya sumur resapan
600 sumur resapan
KLH, tahun
2012 1000 80 80 80 80 80
Penyediaan sarpras SPAL pada permukiman
di bantaran sungai/drainase sebesar
15% pada tahun 2017.
Terbangunnya sarpras SPAL pada permukiman di bantaran sungai/
drainase 0 % saluran SPAL di bantaran sungai DBM PSDA, tahun 2012 15% 3% 3% 3% 3% 3%
Terbangunnya sarana dan prasarana pembuangan air limbah
rumah tangga yang tidak mencemari drainase saluran drainase tercemari air limbah DBM PSDA, tahun 2012 Koordinasi antar SKPD pengelola subsektor drainase mulai tahun
2013
Adanya koordinasi SKPD terkait (DBM-PSDA, KLH, DCKTR, BAPPEDA) pada perencanaan dan pengelolaan drainase tidak ada koordinasi dengan SKPD DBM PSDA, tahun 2012 ada kordinasi SKPD 1 1 1 1 1
Master plan drainase
kota tahun 2014 Dokumen MP Drainase
Belum ada MP Drainase DBM PSDA, tahun 2012 Ada Dokumen MP drainase 1 Perda pengelolaan Drainase disusun pada tahun 2015
Perda pengelolaan Drainase disusun pada tahun 2015
Belum ada Perda pengelolaa n Drainase DBM PSDA, tahun 2012 ada perda drainase 1
Tujuan: Meningkatkan koordinasi antar SKPD pengampu subsektor drainase
Tujuan: Meningkatkan jaringan drainase kota yang terpadu dan penyusunan master plan sistem drainase
Tujuan: Menyusun perda (peraturan) pengelolaan drainase
Tujuan: Meningkatkan fungsi drainase sebagai jaringan pembuangan dan resapan air hujan
7
4. PHBSNilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Persentase PHBS tatanan rumah tangga meningkat dari 53,5% menjadi 80% tahun 2017.
Jumlah rumah tangga yg CTPS di 5 waktu penting meningkat
Naiknya cakupan CTPS Hasil studi EHRA Tahun 2012
Kelurahan dengan risiko
sanitasi tinggi 6,62% 6,62% 6,62% 6,62%
Perencanaan sektor sanitasi menjadi lebih komprehensif ukurannya: frek rakor, mom rakor, masuk ke renja
Perencanaan sektor sanitasi menjadi lebih komprehensif
Perencanaan sektor sanitasi belum komprehensif
Buku putih sanitasi 2012
Kota Salatiga
1 1 1 1 1
Tim PHBS Kota Salatiga dibentuk tahun 2013
Terbit SK Tim PHBS tingkat kota
Belum ada SK Pembina PHBS tingkat kota
Buku putih sanitasi 2012
Kota Salatiga 1 Kelurahan yang masih BABS
berkurang jumlahnya setiap tahun. Keterangan:
Th 2010 ada 2 kel yg STOP BABS Th 2011 idem
Th 2012 ada 3 kel yg STOP BABS Th 2013 ada 4 kel yg STOP BABS Th 2014 ada 6 kel yg STOP BABS Th 2015 ada 8 kel yg STOP BABS Th 2016 ada 10 kel yg STOP BABS Th 2017 ada 13 kel yg STOP BABS
Jumlah kelurahan yg BABS berkurang dari 15 menjadi 13 kelurahan pada th 2017
Jumlah kelurahan yang masih ditemukan BABS 15 kelurahan
Hasil studi EHRA 2012
Kota Salatiga
1 kelrhn 2 kelrhn 2 kelrhn 2 kelrhn 3 kelrhn
Meningkatkan promosi kesehatan tentang PHBS mulai tahun 2013
Promosi kesehatan ttg PHBS meningkat
Promosi tentang PHBS masih kurang Buku putih sanitasi tahun 2012
Kota Salatiga
1 1 1 1 1
Meningkatkan kerjasama Pemkot dg lembaga penyandang dana CSR dalam kegiatan PHBS mulai tahun 2014 (jumlah perusahaan yg bekerjasama)
Kerjasama Pemkot dg lembaga penyandang dana CSR dalam pengelolaan PHBS meningkat; tahun 2014 2 kerjasama, tahun 2017 5 kerjasama
Belum ada kerjasama dengan pihak swasta untuk kegiatan PHBS
Buku putih sanitasi tahun 2012
2 1 1 1
Tujuan 1: Meningkatnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS
Sasaran Indikator Data Dasar Target Tahun 2013
Tujuan 4: Terwujudnya masyarakat yang memiliki kesadaran PHBS
Tujuan 5: Meningkatnya pengembangan media informasi dan komunikasi tentang PHBS
Tujuan 6: Meningkatnya keterlibatan berbagai lembaga & swasta dalam pengelolaan PHBS
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Tujuan 2: Meningkatnya koordinasi lintas sektor dalam perencanaan sektor sanitasi
8
MEKANISME DAN PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM SANITASI
Hal terpenting yang berhubungan dengan mekanisme pelaksanaan monev adalah pemahaman bahwa Sanitasi merupakan suatu upaya bersama, sehingga lebih bersifat sebagai gerakan sosial dan moral yang mengedepankan pendekatan partisipatif dalam setiap elemen kegiatannya. Sebagai konsekuensinya, sistem monev Sanitasi harus terbuka bagi keterlibatan seluruh pihak yang berkepentingan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat), baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan kebijakan/program Sanitasi. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi kondisi Sanitasil ditingkat daerah terdiri atas 4 (empat komponen) yaitu :
Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan suatu proses awal dalam kegiatan Monev. Data yang dikumpulkan adalah program Pokja PPSP, kegiatan, lokasi kegiatan, jumlah yang terlibat, sasaran kegiatan dan hasil kegiatan.
Analisa data dan Pelaporan
Analisis data dan Pelaporan dalam monitoring dan evaluasi Sanitasi adalah untuk menggambarkan kondisi pelaksanaan Sanitasi di Kota Salatiga keberhasilannya, dampak dan juga permasalahan yang timbul sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik bagi semua stakeholder.
Perencanaan dan pengambilan keputusan
Dari hasil analisis data dan laporan yang dibuat, maka langkah berikutnya adalah rencana dan pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang perkembangan program dan kegiatan Pokja PPSP ke depan.
Tindakan pengimplementasian
Langkah terakhir dari monev program Sanitasi adalah implementasi perencanaan dan keputusan yang telah diambil dari rangkaian tahap tersebut di atas.
Mekanisme Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan/program Sanitasil
Mekanisme Monev ini untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan/program Sanitasi di tingkat daerah, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan dan program. Pelibatan stakeholders yang penting ada pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat mendukung konsep transparansi dalam pelaksanaan monev.
Mekanisme Monev terhadap pelaksanaan Kegiatan di tingkat lokal
Mekanisme Monev ini dimaksudkan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dan hasil-hasil yang diinginkan dari kegiatan Sanitasi yang dilaksanakan di tingkat lokal yaitu dengan memonitoring pelaksanaannya berdasarkan indikator kinerja sebagai bahan input terhadap perkembangan dan hambatan dalam pelaksanaan Sanitasil di Kota Salatiga.
9
Tabel 5.2: Mekanisme Monev Implementasi SSK
Obyek Pemantauan Penanggung Jawab Utama Pengumpul Data dan Penanggung Jawab Pelaksanaan Waktu Pelaporan
Dokumentasi Pengolah Data/Pemantau
Penerima Laporan Format 1. Subsektor air limbah 2. Subsektor persampahan 3. Subsektor drainase 4. PHBS
SKPD sesuai program kegiatan subsektor:
1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung jawab: DCKTR Bidang Persampahan 3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA 4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.
SKPD sesuai program kegiatan subsektor:
1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung jawab: DCKTR Bidang Persampahan 3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA 4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.
SKPD sesuai program kegiatan subsektor:
1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung
jawab: DCKTR Bidang Persampahan
3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA
4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.
6 (enam) bulan Ketua Tim Koordinasi sesuai SK Walikota Sesuai dengan SOP kegiatan