• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Perlindungan Harta Benda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Perlindungan Harta Benda"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA BAB I

PENDAHULUAN Latar Belakang

Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba-tiba rnisalnya kecelakaan, pingsan, bencana alarn yang mengakibatkan timbulnya korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yakni kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik korban yang mengalarni maupun orang yang melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang mengalami bencana.

Negara Indonesia rnempunyai landasan hukurn yang cukup kuat untuk dapat melindungi hak pnibadi seseorang untuk mendapatkan penlindungan yang layak tanpa terkecuali baik untuk din pribadai maupun barang atau benda yang dirniliknya. Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa terancam baik secara fisik ataupun non fisik akibat kehilangan barang atau benda Pengertian

Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi Harta benda adalah

Tujuan

1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung/karyawan selama berada di rumah sakit.

2. Mengurangi kejadian yang berhuhungan dengan adanya kecurian dan pihak dalam atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan.

(2)

Ruang Lingkup

 Panduan ini diterapkan kepada semua pasieni/pengunjung/karyawan selama berada dalam rumah sakit.

 Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah sakit (medis ataupun non medis).

Prinsip

1. Semua pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama berada dirumah sakit.

2. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus berusaha menjaga harta benda pribadi.

3. Tujuan utarna perlindungan harm benda adalah untuk menjaga keamanan yang memiliki harta benda tersebut.

4. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien/pengunjung/ karyawan masuk dalam rumah sakit atau selama berada dalam lingkungan rurnah sakit.

(3)

BAB II

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Seluruh Staf Rumah Sakit

a. Mernahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik pasien/pengunjung.

b. Memastikan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik pasien/pengunjung yang benar ketika pasien/pengunjung selarna berada di rumah sakit.

c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda milik pasien/pengunjung/karyawan

2. SDM yang bertugas Perawat:

 Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda pasien dan memastikan perlindungan tersebut tercatat di pada laporan di rawat inap.

 Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus clipindah tempatnya.

Petugas Keamanan/Security

 Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda pasien dan mernastikan pengamanan tersebut tercatat pada laporan.  Mernastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat

kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah tempatnya

3. Kepala Instalasi / KepalaRuang

 Memastikan seluruh staf di Instalasi mernahami prosedur perlindungan harta benda pasien.

 Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda pasien dan mernastikan terlaksananya suatu tindakan untuk rnencegah terulangiiya kembati kejadian tersebut.

(4)

4. Manajer

 Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikeloa dengan baik oleh Kepala Instalasi.

 Menjaga standarisasi dalam rnenerapkan panduan perlindungan harta henda pasien/pengunjung/lkaryawan.

(5)

BAB III

TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA

1. PERLNDUNGAN PASIEN

Berlaku untuk pasien yang berada di rawat map dimana dalam hal ini pasien mengenakan perhiasan atan barang berharga lainnya dan sedang dalam kondisi akan dilakukan tindakan pelayanan medis.

1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien

a. Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung jawab jika ada harta benda yang hilang sebab pada saat akan masuk rawat inap sudah di informasikan oleh Unit Pendaftaran.

b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti tentang infonnasi yang disampaikan tentang perlindungan harta benda.

c. Pastikan pasien memberikan Surat Pernyataan bahwa bersedia tidak akan menuntut apapun pada pihak rumah sakit apabila terjadi kehilangan harta benda karena sudah diinformasikan bahwa rumab sakit tidak bertanggung atasa harta benda pribadi milik pasien.

d. Pastikan adanya proses serah terima penyimpanan sementara untuk harta benda pribadi milik pasien apabila pada pasien tersebut tidak ada keluarga yang mendampingi dan akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.

e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan harta benda milik pasien jika ada peristiwa kehilangan. f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani

kasus kehilangan harta benda milik pasien jika kasus tersebut berlanjut.

2) Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda pasien.

a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda pasien:

(6)

 Pada saat pasien tidak ada keluarga yang mendampingi sedangkan pada pasien tersebut akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.

 Pada saat pasien mengalami hilang kesadaran/hilang ingatan

b. Para staf RSKB Rawamangun harus memberikan perlindungan harta benda pasien dengan benar dengan menanyakan kejelasan inforrnasi yang disampaikan oleh Unit Pendaftaran untuk tidak rnenirnggalkan harta benda khususnya yang berharga diluar pengamatan pasien, kemudian membandingkannya dengan adanya Surat Pernyataan yang tercantum di rekam medis. Jangan menyebutkan sernua informasi tentang perlindungan dan meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.

c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak mengetahui untuk menjaga harta bendanya sendiri. Informasi rnengenai bahwa rumah sakit tidak bertanggung jawab atas barang benda milik pasien diinformasikan ulang oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.

d. Perlindungan hat-ta benda sebaiknya mencakup 2 detail wajib, yaitu :

 Didata semua harta benda pada saat pasien masuk  Mendata semua pengunjung yang datang

berkunjung di wang perawatan lenipat pasien dirawat.

(7)

PENGUNJUNG

1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung

a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam lingkungan rumali sakit dengan menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP. SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang dibawa.

b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harm benda yang dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya.

c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semna pengunjungjika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada din pengunjung tersebut dan tidak ada pengecualian selama herada dalain lingkungan rumah sakit.

d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atnu hilang kesadaran/ingatan pada pengunjung secara tiba-tiba pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda pengunjung. kernudian catat pada buku laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit. e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan

terhadap harta benda maka harta benda harus dipastikan dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian dikoordinaskan pada pihak manajemen

f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi pengunjung masih memungkinkan untuk menjaga harta bendanya sendiri karena rurnah sakit tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam kondisi tertentu.

g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika pengunjung dalam kondisi terluka atau hilang kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal

(8)

(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh tanda tangan/cap jempol pengunjung.

h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu:

 Tanda pengenal masih berlaku.

 Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy

i. Jelaskan prosedur perlrndungan harta benda sementara dan tujuannya kepada pengunjung.

j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelurn memberikan perlindungan harta benda pada pengunjung. k. Saat menanyakan identitas dan harta benda pengunjung,

selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama Anda?’ barang apa yang anda titipkan ? (jangan rnenggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah narna anda Ibu Susi?’)

l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan narnanya (misalnya pada pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda pengunjung kepada keluarga / pengantarnya. Jika mungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk identiflkasi pada saaat menitipkan harta benda. Tanya ulang narna dan alarnat pengunjung, kernudian bandingkan jawaban pengunjung dengan data yang lertulis dibuku laporan..

m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas kearnanan

n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung hams menanyakan ulang identitas pengunjung dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan verifikasi pihak keamanan.

o. Pada kasus pengunjung yang lidak mau diberikan perlindungan harta benda:

 Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti:

 menolak diberikan perlindungan harta benda  Tidak ada kepercayaan dari pengunjung

(9)

 Proses perlindungan harta benda hams diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus dicatat pada buku laporan petugas kearnanan.

 Jika pengunjung menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih waspada dan mencari cara lain untuk memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung dengan benar sebelum dilakukan tindakan petayanan kesehatan

2. Tindakan/prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan

perlindungan harta benda pengunjung:

 Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).  Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana.  Pada saat terjadi kasus pencurian.

 Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan b. Para staf RSKB Rawamangun harus mengkonfirmasi

pengunjung dalam perlindungan harti benda dengan benar dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi, kernudian niembandingkannya dengan data berdasarkan infornasi yang didapat dan laporan petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda yang dilindungi dan meminta pengunjung untuk mengkonfirrnasi dengan jawaban ya / tidak.

c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak rnau diberikan perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda harus di pastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung datang.

KARYAWAN

1. Tatalaksana perlindungan haiti benda karyawan

a. Semua karyawan hams bertanggung jawab sendiri atas harta benda yang dibawanya.

(10)

b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya.

c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada sernua karyawan jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada diri karyawan tersebut dan tidak ada pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah sakit.

d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada karyawan secara tiba -tiba pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda karyawan, kemudian catat pada buku laporan dan laporkan pada pihak manajemen rurnah sakit.

e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta benda maka harus dipastikan harta benda dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian dikoordinasikan pada pihak manajemen..

f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi pengunjung masih rnemungkinkan untuk menjaga harta bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam kondisi tertentu.

g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika karyawan dalam kondisi terluka atau hilang kesadaran/ingatan maka harus memberikan Surat Pernyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh tanda tangan/cap jempol karyawan.

h. Tanda pengenal yang disertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup 2 detail wajib yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu :

 Tanda pengenal masib berlaku.

(11)

i. Jelaskan prosedur perlindungan haiti benda sernentara dan tujuannya kepada karyawan.

j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelurn rnemberikan perlindungan harta benda pada karyawan. k. Saat menanyakan identitas dan harm benda karyawan,

selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama Anda?’ barang apa yang anda titipkan ? (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti( “Apakah nama anda Ibu Susi?”).

l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada karyawan tidak sadar. disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda karyawan kepada teman sejawat/unit kerjanya. Jika rnungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat menitipkan harta benda Tanya ulang nama dan alamat pengunjung, kemudian bandingkan jawaban karyawan dengan data yang tertulis dibuku laporan.

m. Pengecekan buku laporan dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas keamanan.

n. Unit yang memberikan perlindungan pada haria benda karyawan harus menanyakan ulang identitas karyawan dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan verifikasi pihak kearnanan.

o. Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda:

 Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti:

 Menolak diberikan perlindungan harta benda.

 Tidak ada kepercayaan dan karyawan  Proses perlindungan harta benda harLis

diinformasikan akan risiko yang dapat tenjadi jika tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat pada buku laporan petugas keamanan.

 Jika karyawan menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih

(12)

waspada dan mencari cari lain untuk memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung dengan benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan kesehalan.

2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda.

a. Berikut adalah beberapa prosedur yang niembutuhkan perlindungan harta benda karyawan:

 Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).  Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana  Pada saat terjadi kasus pencurian.

 Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan

b. Para staf RSKB Rawamangun harus mengkonfirrnasi karyawan dalarn perlindungan harta benda dengan benar dengan rnenanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi, kemudian membandingkannya dengan data berdasarkan informasi yang didapat dan laporan petugas kearnanan. Jangan rnenyebutkan nama dan harta benda yang dilindungi dan meminta karyawan untuk rnengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.

c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak rnau diberikan perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda hams di pastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung datang.

II. TATA CARA PERLINDUNGAN Jenis Perlindungan

Perlindungan yang tersedia di RSKB Rawamangun adalah sebagai berikut: a. Perlindungan harta benda pasien

b. Perlindungan harta benda pengunjung c. Perlindungan harta benda karyawan Menitipkan Harta Benda

Proses perlindungan harta benda yang tersedia di RSKB Rawamangun adalah sebagai berikut:

(13)

Pasien

Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi akan ada tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang mendampingi atau dalam kondisi hilang kesadaran.

Pengunjung

Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang mendampingi.

Karyawan

Proses perlindungan harm benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban kecelakaan/bilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang mendampingi.

Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta Benda Pasien 1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:

a. Misidentifikasi data / pencatatan di buku laporan. b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi c. Misidentifikasi laporan investigasi

d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi. e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang mendapat

perlindungan di buku Japoran

2. Beberapa penvebab umum terjadinya misidentifikasi adalah: 1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha

 Salah memberikan landa pada harm benda pasien  Kesalahan mengisi buku laporan.

 Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salab.

 Pencatatan yang tidak benar / tidak Iengkap / tidak terbaca 2) Kegagalan verifikasi

 Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi  Tidak mernatuhi protokol verifikasi

3) Kesulitan kornunikasi.

 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi. atau keterbatasan bahasa pasien

 Kegagalan untuk pernbacaan kembali  Kurangnya kultur/budaya organisasi

4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien pastikan keamanan dan keselarnatan pasien

Pengunjung

(14)

 Kesalahan penLilisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku laporan.

 Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi  Registrasi garida saat mendata harta benda yang dilindungi 2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:

1) Kesalahan pada administrasi / tata usaha

 Salah memberikan tanda pada harta benda pengunjung.

 Kesalahan mengisi buku laporan.

 Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah  Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak

terbaca 2) Kegagalan verifikasi

 Tidak adekuatnya/ tidak adanya protokol verifikasi  Tidak mematuhi protokol verifikasi

3) Kesulitan komunikasi

 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa pengunjung

 Kegagalan untuk pembacaan kembali  Kurangnya kultur / budaya organisasi

4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung pastikan keamanan dan keselamatan karyawan

 Salah memberikan tanda path haiti benda pengunjung

 Keslahan mengisi buku laporan.

 Penulisan data berdasar haiti benda yang dititipkan salah

 Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca

5) Kegagalan verifikasi

 Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi.  Tidak mematuhi protokol verifikasi

6) Kesulitan komunikasi.

 Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa pengunjung.

 Kegagalan untuk pernbacaan kembali.  Kurangnya kultur / budaya organisasi

7) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung pastikan keamanan dan kesearnatan pengunjung Revisi Dan Audit

(15)

Pasien

1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun

2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan dilaksanakan dalarn waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan. Audit ini meliputi:

a. Jumlah persentase pasien yang rnembutuhkan perlindungan pada harta benda

b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan

c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk perlindungan khusus

3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Pengunjung

1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun

2. Reneana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ni meliputi:

a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan c. Alasan mengapa pengunjung tidak rnenggunakan tanda visitor

3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Karyawan

1. Kebijakan mi akan dikaji ulang dalarn kurun waktu 2 tahun

2. Rencana audit akan disusun oleh Unit HRD serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implernentasi kebijakan. Audit mi meliputi:

a. Jurnlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal b. Akurasi dan reliabilitas infomiasi yang terdapat di buku laporan c. Alasan mengapa karyawan tidak nienggunakan tanda pengenal

3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan dipantau dali ditindakianjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

(16)

BAB III PENUTUP

Perlindungan terhadap kekerasan fisik merupakan salah satu unsur pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir yang kritis dan raslonal. Untuk itu Rumah Sakit harus dapat memberikan pelayanan yang Ichib baik termasuk pelayanan perlindungan pada semua orang yang berada di Iingkungan ruinah sakit.

Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam lingkungan rumah sakit baik untuk pasien/pengunjung ataupun karyawan. Namun untuk Iebih mengualkan hak perlindungan lersebut maka balk pasien/pengunjung atau karyawan harus memberikan Surat Pernyataan Perlindungan secara tertutis sehinggajelas sejauh mana pengamanan akan diberikan.

Panduan Perlindungan Terhadap Harta Benda ini dipakai sebagai acuan oleh rumah sakit dalarn mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui sumber daya rnanusia dan fasilitas yang dirniliki oleh rumah sakit dapat menunjang pengarnanan tersehut

Referensi

Dokumen terkait

Gipuzkoan, kasua mistoagoa da, izan ere bertan hain bat udalerri pasibo aurkitu dira: Hondarribia, Lazkao, Mutriku, Orio, Urnieta … Aipatu beharra dago, hala ere, udal

Jaringan GPRS disediakan oleh berbagai layanan seluler di Indonesia melalui Base Transceiver Station (BTS). Dengan demikian, maka terhubungnya perangkat dengan

Diikuti oleh tepung meizena yang diteteskan dengan HCl pada 10 menit pertama pembentukan gelnya sangat lambat, namun pada 10 menit kedua pembentukan gelnya dapat dilihat lebih

Pembukuan dibutuhkan untuk memantau setiap transaksi dan aktivitas akuntansi dalam suatu unit bisnis, selain itu dengan adanya penerapan akuntansi yang sesuai dengan Standar

Donanta Octaviardi, Gunawan Wibowo, Joachim Sulistyo, Kamilus Arifin, Maria Yoke Edna, Petrus Lazarus Mardjono, Hadi Susanto, Hendrawan Thiodorus, Yoseph Martahan

Rekomendasi untuk perbaikan perhitungan efisiensi kedepannya: (1) meng- gunakan data yang lebih rinci seperti ming- guan atau bulanan sehingga perhitungan efisiensi dapat

Keputusan dan atau Peraturan Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas tidak boleh bertentangan dengan setiap ketentuan dari Anggaran Dasar dan atau

Dari hasil optimasi, diperoleh bahwa konsentrasi furfural cenderung meningkat pada saat temperatur dan waktu hidrolisa yang tinggi, karena adanya pembentukan asam