• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Citra Digital Dengan Menggunakan Software Octave

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Citra Digital Dengan Menggunakan Software Octave"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE OCTAVE

KELOMPOK 5 Karina Santoso (1314511035)I Komang Subandi (1314511037)Jajang Nuryana (1314511038)

I Dewa Gede Alit Sujana (1314511039)I Gusti Ayu Ricca Mahatma Putri (1314511040)I Made Raditya Putra (1314511042)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2015

(2)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Istilah pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi dengan komputer. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan citra digital juga mencakup semua data dua dimensi. Menurut Efford (2000), pengolahan citra adalah istilah umum untuk berbagai teknik yang keberadaannya untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan berbagai cara. Setiap foto dalam bentuk citra digital (misalnya berasal dari kamera digital) dapat diolah melalui perangkat-lunak tertentu. Sebagai contoh, apabila hasil bidikan kamera terlihat agak gelap, citra dapat diolah agar menjadi lebih terang.

Umumnya citra digital berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem pencitraan ada pula yang berbentuk segienam) yang memiliki lebar dan tinggi tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya titik atau piksel sehingga ukuran citra selalu bernilai bulat. Setiap titik memiliki koordinat sesuai posisinya dalam citra. Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat positif, yang dapat dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan. Setiap titik juga memiliki nilai berupa angka digital yang merepresentasikan informasi yang diwakili oleh titik tersebut.

Pengolahan citra merupakan bagian penting yang mendasari berbagai aplikasi nyata, seperti pengenalan pola, penginderaan jarak-jauh melalui satelit atau pesawat udara, dan machine vision. objek akan diproses oleh pengklasifikasi pola. Sebagai contoh, sebuah objek buah bisa dikenali sebagai jeruk, apel, atau pepaya. Pada penginderaan jarak jauh, tekstur atau warna pada citra dapat dipakai untuk mengidentifikasi objek-objek yang terdapat di dalam citra.

Informasi arah dalam citra digital merupakan sebuah informasi yang penting dalam aplikasi pengolahan citra digital dan visi komputer . Informasi arah dapat berupa arah sebuah garis, arah guratan atau arah sekumpulan pola seragam pada sebuah citra. Octave adalah Free Software yang sangat bermanfaat untuk menyelesaikan berbagai masalah komputasi numerik. Perangkat lunak ini menawarkan kemudahan dan kesederhanaan dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan vektor dan matriks.

(3)

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara instalasi software Octave 3.6.4?

2. Bagaimana menganalisis perubahan citra RGB ke grayscale dengan program Octave 3.6.4?

3. Bagaimana menganalisis pergeseran sebuah citra ke arah horizontal dan vertikal dengan program Octave 3.6.4?

4. Bagaimana menganalisis perputaran citra dengan program Octave 3.6.4? 5. Bagaimana menganalisis interpolasi citra dengan program Octave 3.6.4? 6. Bagaimana menganalisis perbesaran citra dengan program Octave 3.6.4?

1.3 Tujuan

Beberapa tujuan dari makalah yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui cara instalasi software Octave 3.6.4

2. Untuk menganalisis perubahan citra RGB ke grayscale dengan program Octave 3.6.4

3. Untuk menganalisis pergeseran sebuah citra ke arah horizontal dan vertikal dengan program Octave 3.6.4

4. Untuk menganalisis perputaran citra dengan program Octave 3.6.4 5. Untuk menganalisis interpolasi citra dengan program Octave 3.6.4 6. Untuk menganalisis perbesaran citra dengan program Octave 3.6.4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Citra digital

(4)

Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat digital. Citra analog adalah citra yang bersifat kontinu seperti gambar pada monitor televisi, foto sinar X, hasil CT Scan dll. Sedangkan pada citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer(T,Sutoyo et al. 2009: 9). Sebuah citra digital dapat mewakili oleh sebuah matriks yang terdiri dari M kolom N baris, dimana perpotongan antara kolom dan baris disebut piksel ( piksel = picture element), yaitu elemen terkecil dari sebuah citra. Piksel mempunyai dua parameter, yaitu koordinat dan intensitas atau warna. Nilai yang terdapat pada koordinat (x,y) adalah f(x,y), yaitu besar intensitas atau warna dari piksel di titik itu.

2.2 Pengertian Pengolahan Citra Digital

Secara umum, istilah pengolahan citra digital menyatakan “pemrosesan gambar berdimensi-dua melalui komputer digital” (Jain, 1989). Pengolahan citra digital adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi citra), transformasi gambar (rotasi, translasi, skala, transformasi Universitas Sumatera Utara 7 geometrik), melakukan pemilihan citra ciri (feature images) yang optimal untuk tujuan analisis, melakukan proses penarikan informasi atau deskripsi objek atau pengenalan objek yang terkandung pada citra, melakukan kompresi atau reduksi data untuk tujuan penyimpanan data, transmisi data, dan waktu proses data. Input dari pengoalahan citra adalah citra, sedangkan outputnya adalah citra hasil pengolahan (T, Sutoyo et al.2009: 5).

2.3 OCTAVE

Octave adalah Free Software yang sangat bermanfaat untuk menyelesaikan berbagai masalah komputasi numerik. Perangkat lunak ini menawarkan kemudahan dan kesederhanaan dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan vektor dan matriks. OCTAVE adalah metodelogi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi information security risks. Metodelogi OCTAVE pada saat ini terdapat tiga varian OCTAVE yang bisa digunkan. Varian tersebut adalah OCTAVE method, OCTAVE-S, dan OCTAVE

(5)

Allegro. Ketiga metode tersebut bukanlah metode yang saling melengkapi, atau

menggantikan satu sama lain. Penggunaan ketiga metode tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari penggunaan OCTAVE yang ingin melakuakan penilaian risiko (Alberts, C, et al.2005).

2.4 Citra grayscale

Citra grayscale merupakan citra digital yang hanya memiliki satu nilai kanal pada setiap pikselnya, dengan kata lain nilai bagian RED = GREEN = BLUE. Nilai tersebut digunakan untuk menunjukan tingkat intensitas. Warna yang dimiliki adalah warna dari hitam, keabuan, dan putih. Tingkatan keabuan disini merupakan warna abu dengan berbagai tingkatan dari hitam hingga mendekati putih. Model warna ini menyimpan informasi warna sebesar 8 bit. Jadi warna yang bisa ditampilkan pada mode warna grayscale berjumlah sampai 256. Skala perhitungan numeriknya bisa dengan pendekatan nilai brightness yang berskala 0 sampai 255 seperti pada Gambar 2. (Munir, Rinaldi, 2004)

Gambar 1. Tingkatan warna grayscale

Greyscaling adalah teknik yang digunakan untuk mengubah citra berwana menjadi bentuk grayscale. Pengubahan dari citra berwarna ke bentuk grayscale dapat dilakukan dengan melakukan beberapa pesamaan sebagai berikut :

a. Mengubah sistem YUV (system warna NTSC), yaitu dengan cara mengambil komponen Y (iluminasi). Komponen Y

sendiri dapat diperoleh dari sistem warna RGB dengan konversi : GRAY=Y=0.299*R+0.587*G+0.114*B

b. Dengan merata – rata setiap komponen warna pada RGB memiliki persamaan sebaga beriut :

c. Menggunaan nilai masimal dari komponen RGB meiliki persamaan sebagai berikut : Gray=MAX{RGB}

(6)

Cara yang sering digunakan dalam pemrosesan warna RGB adalah cara a dan b. berikut adalah tabel hasil konversi dari image RGB ke image Grayscle

Tabel 1. hasil konversi RGB ke Grayscale

Contoh dari Hasil dari proses grayscaling ditunjukkan pada Gambar 3 dibawah ini :

Gambar 2. Citra Grasycale (a) dan Citra RGB (b) 2.3 Interpolasi Citra

Interpolasi citra merupakan salah satu masalah yang cukup penting dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang medis seperti pembesaran citra, citra yang mempunyai resolusi yang rendah dapat diambil oleh user dengan mudah pada saat browsing dari pada citra yang mempunyai resolusi yang besar. Pada beberapa aplikasi, untuk membuat browsing citra lebih mudah dan efektif, teknik interpolasi yang efektif dibutuhkan untuk hal tersebut selain itu juga dibutuhkan kompleksitas perhitungan yang rendah, dikarenakan interpolasi adalah suatu proses untuk menentukan harga suatu fungsi pada titik-titik posisi antara suatu sampel dengan sampel tetangganya, maka interpolasi dapat digunakan untuk proses pembesaran citra, hal ini dilakukan dengan menyusun fungsi kontinu melalui sampel-sampel masukan diskrit. Dengan demikian harga fungsi dapat diperoleh untuk setiap sembarang titik, tidak hanya harga fungsi pada titik sampel.

(7)

Ketelitian hasil perhitungan interpolasi atau lama waktu yang diperlukan untuk perhitungan dari suatu algoritma interpolasi sangat tergantung pada metode interpolasi yang digunakan. Dengan demikian metode interpolasi merupakan sasaran disain, analisis, dan evaluasi suatu algoritma interpolasi, yang membutuhkan pertimbangan antara sasaran ketelitian dan efisiensi.

Interpolasi adalah proses yang dikerjakan oleh perangkat lunak untuk melakukan pembuatan ulang (resample) dari contoh data citra untuk menentukan nilai-nilai antara pixel-pixel yang ditetapkan (Wijaya, 2007).

Interpolasi bilinier, nilai keabuan dari keempat titik yang bertetangga memberi sumbangan terhadap nilai keabuan hasil, dengan bobot masing-masing yang linier dengan jaraknya terhadap koordinat yang dimaksud. Makin dekat titik tetangga tersebut, makin besar bobotnya, dan sebaliknya makin jauh akan makin kecil bobotnya (Achmad, 2005).

2.4 Pembesaran Citra

Pembesaran citra adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperbesar suatu citra digital dari ukuran semula menjadi ukuran yang berbeda sesuai dengan faktor pembesaran yang dinginkan. Proses ini memiliki dua langkah yaitu pembuatan lokasi píksel yang baru dan penempatan warna yang berdasarkan kepada nilai gray level terhadap lokasi baru yang dibuat sebelumnya. Dalam hasil pembesaran tersebut tentunya terdapat blur dan checkerboard pada citra sehingga citra akan terlihat seperti kotak – kotak.

2.5 Perputaran Citra

Perputaran atau Rotasi citra adalah perputaran citra sesuai dengan arah perputaran dan besar sudut yang diinginkan. Jika sudut kelipatan 90o, maka rotasi

dapat dilakukan lebih sederhana yaitu dengan cara transposisi tanpa perlu floating point. Sedangkan rotasi 180o, diimplementasikan dengan melakukan rotasi 90o dua

kali.

(8)

Pergeseran dapat dilakukan setelah diperoleh sudut rotasi pada rangkaian citra terhadap citra referensinya saat rotasi. Sebelum terjadi pergeserannya, semua citra diputar dengan merujuk pada citra referensi.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.1.1 Grayscale

(9)

Gambar 3. Skrip program untuk grayscale

b. Cara memanggil file di CMD

Gambar 4. memanggil file program grayscale di Cmd

(10)

Gambar 5. Citra asli (kiri) dan grayscale (kanan)

3.1.2 Pergeseran Citra a. Scrip Program

Gambar 6. Skrip program pemutaran citra

(11)

Gambar 7. Memanggil file program pergeseran citra di Cmd c. Gambar hasil

Gambar 8. Citra asli (kitri), Citra setelah pergeseran(kanan). 1.3.3 Pemutaran Citra

a. Scrip Program

(12)

b. Cara memanggil file di CMD

Gambar 10. Memanggil file program pergeseran citra di Cmd

Gambar 11. Citra asli (kiri), citra hasil perputaran (kanan) 1.3.4 Interpolasi Citra

(13)

Gambar 12. Skrip program interpolasi citra

b. Cara memanggil file program di Octave

Gambar 13. Memanggil file program pergeseran citra di Cmd c. Gambar hasil

(14)

Gambar 14. Citra asli (kiri) Citra hasil interpolasi 1.3.5 Pembesaran Citra

a. Scrip Program

Gambar 15. Skrip program pembesaran citra

(15)

Gambar 16. Memanggil file program pergeseran citra di Cmd

Gambar 17. Citra asli (kiri), citra hasil pembesaran (kanan)

3.2 Pembahasan

3.2.1 Penggunaan Octave

Octave merupakan software serupa dengan Matlab interactive dan bersifat open source. Hampir semua perintah dasar Matlab interactive dapat dijalankan di dalam Octave. Tetapi tetap ada beberapa perintah yang spesifik Matlab yang tidak dikenali didalam Octave.

a. Menginstall Octave

Double Click icon “octave 3.6.4.exe”

Tekan enter untuk setiap pertanyaan sampai instalasi selesai.

Untuk windows 7 program bisa langsung Run langsung setelah selesai di instals. Sedangkan untuk windows 8 tidak bisalangsung

(16)

di Run setelah diinstal. Untuk windows 8 di tambahkan -i

--line-editing pada akhir nama program, caranya klik kanan pada icon

octave 3.6.4 – target - tambahkan -i --line-editing setelah .exe b. Memanggil Octave

Click icon octave yang sudah terinstall di komputer. c. Menulis Script m-File dalam Octave

Default directory adalah :C://Program Files/GNU Octave 3.6.4 /octave_files/. Semua m-File yang disimpan disini akan dapat lansung dipanggil dari dalam Octave dengan mengetikkan namanya diikuti dengan menekan tombol enter.

M-File adalah file yang berisi perintah-perintah interactive yang biasa di ketikkan dalam Octave. M-File dapat dibuat atau diketik dengan semua text editor dan dengan memberi nama “filename.m”.

Editor yang terintegrasi dengan program Octave adalah Notepad. Notepad dapat dipanggil dari dalam Octave dengan mengetikkan perintah >> edit .

d. Perintah Perintah Dasar Octave

Suatu perhitungan dapat secara langsung diketikkan di dalam Octave, dengan menekan tombol enter maka jawabannya akan segera keluar dibaris bawahnya. Kalau perintah-perintah yang dituliskan terdiri dari beberapa baris dan tidak ingin setiap baris ditampilkan jawabannya akhiri setiap baris dengan tanda ; Jika ingin memberikan komentar yang tidak akan di eksekusikan awali dengan tanda %.

3.2.2 Gray Scale

Kita dapat menampilkan sebuah citra yang kita inginkan. Yaitu dengan menggunakan perintah imshow yang berarti image show. 1:imshow(matrixCitra); % Membaca file Citra

Gambar_Asli = imread('D:\Desert.jpg'); % Membuat citra menjadi grayscale

(17)

) / 3;

Gambar_Baru(:,:,1) = grayscale; Gambar_Baru(:,:,2) = grayscale; Gambar_Baru(:,:,3) = grayscale;

Variable garyscale merupakan variable sementara yang menampung hasil rata-rata dari komponen RGB pada setiap pixel. Tanda titik tiga (...) mengartikan bahwa baris 2 dan baris 1 adalah 1 baris. Jadi kalimat pada baris satu bisa dibaca seperti berikut:

"Tambahkan matrix red dengan matrix green dengan matrix blue. Lalu bagi dengan sebuah nilai skalar yang bernilai 3. Simpan hasil operasi matrix tersebut

pada matrix yang bernama Monokrom"

Pada baris 1 dan 2, kita telah melakukan operasi monokrom. Apa yang terjadi? Yang terjadi adalah citra hasil operasi tersebut kehilangan informasi warnanya (hanya mempunyai 1 komponen informasi). Pada citra berwarna, sebenarnya ini berarti ketiga komponen memiliki nilai yang sama. Jadi, pada ketiga baris ini lah kita memasukan nilai yang sama pada setiap komponen warna. Sebenarnya ada banyak cara untuk membuat grayscale sepanjang kita memberikan informasi yang sama pada setiap komponen. Untuk menampilkan gambar hasil pengolahan digunakan syntax imshow(F), imwrite digunakan untuk menyimpan citra hasil pengolahan

3.2.3 Pergeseran Citra

Penggeseran citra ke arah mendatar atau vertikal dapat dilaksanakan dengan mudah. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Cara menginput gambar sama seperti pada program di atas, dengan perintah imread. F = imread('D:\Desert.jpgg');

(18)

gambar ini disimpan di drive D, dengan nama Desert.jpg selanjutnya mementukan ukuran gambar (panjang, lebar), perintah yang digunakan adalah size,

[tinggi, lebar] = size(F); perintah ini digunakan untuk menentukan ukuran gambar yang akan kita gunakan dalam program. Langkah selanjutnya menentukan besar pergeseran dari bidang horizontal (sx), dan pergeseran pertikal (sy). Pada percobaan ini digunakan sx = 34, dan sy = -45.

 Tanda … menyatakan bahwa perintah pada baris tersebut masih mempunyai lanjutan pada baris berikutnya.

 Tanda : berarti semua nilai.

double dipakai untuk melakukan konversi dari tipe bilangan bulat 8 bit

(uint8) ke tipe double (yang memungkinkan pemrosesan bilangan real berpresisi ganda).

uint8 berguna untuk mengonversi dari tipe double ke uint8 (tipe bilangan

bulat 8 bit).

buat gambar menjadi ganda dengan perintah double, F2 = double(F); kemudian buat semua pertama menjadi nol, yaitu gambar menjadi hitam dengan menjadikan semua nilai piksel nol. G = zeros(size(F2));

selanjutnya kita akan membaca nilai y dari piksel ke satu sampai ke n, dimana ini disini tergantung dari besar citra yang kita input.

for y=1 : tinggi for x=1 : lebar

xbaru = x - sx; ybaru = y - sy;

if (xbaru>=1)&& (xlama<=lebar) &&... (ybaru>=1)&& (ylama<=tinggi) G(y,x) = F2(ybaru, baru); else

G(y,x)=0; end

end end

Setelah kita mendapatkan nilai xbaru dan ybaru, kita masukan nilai xbaru dan ybaru tersebut pada logika program. Jika nilai (x baru xbaru>=1) kurang dari atau sama dengan 1, dan (xbaru<=lebar) dan (ybaru>=1)&& (ylama<=tinggi) y bary lebih

(19)

besar sama dengan 1 dan y baru kurang dari arau sama dengan tiggi, maka nilai tersebut akan menjadi nilai baru pada citra yang baru, dan jika tidak memenuhi logika programnya maka akan di nol kan, yang artinya nilai yang tidak memenuhi akan memberikan warna hitam. Untuk menampilkan gambar hasil pengolahan /kita gunakan perintah

imshow. fungsi figure adalah untuk menampilkan nilai matrik pada sebuah citra.

Pada tahap akhir kita tampilkan kedua gambar yang sudah kita olah tadi. Gambar yang ditampilkan adalah G, sehingga terlihat pergeseran gambar yang kita olah. Fungsi Clear all adalah untuk menghapus segalanya: variabel, GLOBALS, fungsi, link, dll

3.2.4 Perputaran Citra

Suatu citra dapat diputar dengan sudut θ seiring arah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam dengan pusat putaran pada koordinat (0,0). Langkah pertama Masukan gambar F = imread('D:\Desert.jpg');

[tinggi, lebar] = size(F); selanjutnya kita tentukan besar sudut perputaran yang kita inginkan. Pada program ini titik perputaran tidak dari tengah tengah gambar melainkan dari pojok kiri atas. Tentukan sudut perputaran, dengan perintah sudut = 10; % Sudut pemutaran tentukan nilai rad, cosa dan sina untuk memutar pada masing-masing sumbu (x dan y).

rad = pi * sudut/180; cosa = cos(rad); sina = sin(rad);

x2 = round(x * cosa + y * sina); x2 (lebar baru yang akan tetap meiliki warna adalah nilai yang memenuhi logika programnya. Nilai x2 dibulatkan ke nilai terdekat. Hal ini dikarenakan pada kordinat sebuah cira jarnag sekali ditemukan nilai koma. Sehingga jangan sampai ada nilai koma pada setiap pikselnya. Jika nilai x2 dan y2 tidak memenuhi logika programnya, maka itu akan dijadikan nol yang berarti tidak memiliki warna. Sehingga terlihat perputaran yang terjadi. Sama seperti program sebelumnya kita tampilkan dan simpan gambar hasil pengolangah dengan directory yang kita inginkan,

(20)

G = uint8(G);

figure(1); imshow(G); clear all;

Fungsi Clear all adalah untuk menghapus segalanya: variabel, GLOBALS, fungsi, link, dll.

Berdasarkan program diatas pemutaran citra dengan sudut θ searah jarum jam dapat dilakukan. Caranya, dengan menggunakan x dan y sebagai posisi baru dan xbaru justru sebagai posisi lama. Pada saat menghitung dengan rumus di atas, apabila posisi koordinat (ybaru ,xbaru) berada di luar area [1, lebar] dan [1, tinggi], intensitas yang digunakan berupa nol.

Hasil pemutaran citra menggunakan rotasi.m menimbulkan efek bergerigi pada objek citra. Hal itu diakibatkan oleh penggunaan nilai intensitas didasarkan pada piksel tetangga terdekat, yang dilakukan melalui:

x2 = round(x * cosa + y * sina); y2 = round(y * cosa - x * sina);

Penggunaan fungsi round (pembulatan ke atas) merupakan upaya untuk menggunakan intensitas piksel terdekat. Alternatif lain dilakukan dengan menggunakan floor (pembulatan ke bawah).

Operasi pemutaran citra dapat dilakukan dengan pusat di mana saja; tidak harus dari (0, 0). Rumus untuk melakukan pemutaran berlawanan arah jarum jam sebesar 

xbaru=(x−n)∗cos (θ )+( y−m)∗sin(θ )+n

ybaru=(y−m)∗cos (θ)−( x−n)∗sin (θ)+m

3.2.5 Interpolasi Citra

a. Input gambar yang ingin diolah, F = imread('D:\Desert.jpg'); Ukuran=size(F);

tinggi=Ukuran(1); lebar=Ukuran(2);

(21)

tentukan sudut pemutar, dalam program ini digunakan sudut pemutar= 5; rad=pi*sudut/180;

cosa=cos(rad); sina=sin(rad); F2= double(F);

Seperti yang sudah dijelaskan diatas fungsi

m= floor(tinggi/2); adalah pembulatan bilangan bulat terbesar yang tidak melebihi bilai( tinggi/2).

N=floor(lebar/2); adalah pembulatan bilangan bulat terbesar yang tidak melebihi nilai (lebar/2);

Perlu untuk mengetahui tinggi dan lebar yang baru dengan : x2 = (x-n)*cosa+(y-m)*sina+n;

y2 = (y-m)*cosa-(x-n)*sina+m; kemudia lakukan interpolasi bilinear:

p= floor(y2); q= floor(x2); a=y2-p; b=x2-q; tentukan intensitas : intensitas =(1-a)*((1-b)*F(p,q)+... b*F(p,q+1))+... a*((1-p)*F(p+1,q)+... b*F(p+1,q+1)); G(y,x)=intensitas;

Fungsi end mengakhiri program utama dan sub programnya. Tampilkan gambar dengan :

G = uint8(G);

figure(1);imshow(G);

clear all;

pada program ini besar sudut pemutar sangat berpengaruh. Jadi kita tinggal menentukan besar sudut yang kita inginkan.

(22)

3.2.6 Pembesaran Citra

Penskalaan citra, disebut juga image zooming, yaitu proses untuk mengubah ukuran citra asli (zoom in / memperbesar ukuran citra asli atau zoom out / memperkecil ukuran citra asli). Hal – hal yang perlu diperhatikan pada proses penskalaan :

1. Resolusi citra tidak bisa ditingkatkan

2. Jumlah piksel yang dimiliki tidak lebih daripada jumlah yang ada pada citra asli.

3. Selalu ada degradasi citra : - Dalam memperbesar, holes harus diisi dengan nilai piksel tertentu melalui interpolasi ataupun educated guest. - Dalam memperkecil, ada piksel – piksel yang dihilangkan melalui cara perataan (averaging)

Operasi zoom in dengan faktor skala = 3 (Sx = Sy = 3) diimplementasikan dengan menyalin setiap piksel sebanyak 9 kali. Jadi, citra 3 x 3 piksel akan menjadi 9 x 9 piksel. double dipakai untuk melakukan konversi dari tipe bilangan bulat 8 bit (uint8) ke tipe double (yang memungkinkan pemrosesan bilangan real berpresisi ganda).

Menentukan ukuran citra baru, for y = 1 :tinggi_baru y2 = ((y-1)/sy) + 1; for x=1 : lebar_baru x2=((x-1)/sx)+ 1; G(y,x) = F(floor(y2),floor(x2)); end end

setiap ukuran citra baik yang lebar maupun tinggi akan dibaca mulai dari piksel ke 1 dari x dan y. dalam program ini dipastikan semua nilai akan memenuhi logika programnya. Karena setiap nilai akan dikalikan sesuai dengan perbesaran yang ditentukan. Tampilkan gambar hasil pengolahan dengan perintah berikut :

G = uint8(G);

figure(1); imshow(G);

(23)

BAB IV KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari pembasan makalah ini, yaitu:

1. Octave merupakan software serupa dengan Matlab interactive dan bersifat open source. Hampir semua syntax matlab dapat dijalankan di Octave. Cara menginstal Octave adalah dengan double click icon installer “octave 3.6.4.exe”.

2. Sebuah citra dapat dirubah ke citra grayscale. Citra grayscale merupakan citra digital yang hanya memiliki satu nilai kanal pada setiap pikselnya, dengan kata lain nilai bagian RED = GREEN = BLUE. Nilai tersebut digunakan untuk menunjukan tingkat intensitas.

3. Sebuah citra dapat digeser ke arah horizontal dan vertikal dengan rumus :

4. Sebuah citra dapat diputar dengan sudut ϴ searah atau berlawanan jarum

jam. Dengan menggunakan x dan y sebagai posisi baru dan xbaru justru sebagai posisi lama. Pada saat menghitung dengan rumus di atas, apabila posisi koordinat (ybaru ,xbaru) berada di luar area [1, lebar] dan [1, tinggi], intensitas yang digunakan berupa nol.

5. Interpolasi dapat digunakan untuk proses pembesaran citra, hal ini dilakukan dengan menyusun fungsi kontinu melalui sampel-sampel masukan diskrit. Harga

(24)

fungsi dapat diperoleh untuk setiap sembarang titik, tidak hanya harga fungsi pada titik sampel.

6. Sebuah citra dapat diperbesar sampai beberapa piksel, caranya dengan menentukan besar perbesaran ke arah horizontal dan vertikal.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, B. dan K. Firdausy. 2005. Teknik Pengolahan Citra

Menggunakan Delphi. Yogyakarta : Ardi Publishing ).

Alberts, C, et al. (2005). Introduction to OCTAVE-S. U.S. Patent & Trademark Office. United State: Carnegie Mellon University.

Jain, A.K. 1989. Fundamentals of Digital Image Processing, Prentice Hall of India.

Munir, Rinaldi, 2004, Pengolahan Citra Digital dengan pendekatan Algoritmik, Penerbit Informatika, Bandung.

Sutoyo. T. et al. 2009. Teori Pengolahan Citra Digital, Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Wijaya, M. C. dan A. Prijono. 2007. Pengolahan Citra Digital Menggunakan

Gambar

Gambar 2. Citra Grasycale (a) dan Citra RGB (b) 2.3 Interpolasi Citra
Gambar 4. memanggil file program grayscale di Cmd
Gambar 5. Citra asli (kiri) dan  grayscale (kanan)
Gambar 7. Memanggil file program pergeseran citra di Cmd c. Gambar hasil
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan citra digital adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar, transformasi gambar, melakukan

Pengolahan citra adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi),

Pengolahan citra digital merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas citra (peningkatan kontras, transformasi warna,

Pengolahan citra adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi

Kriteria keberhasilan pengolahan citra digital, adalah 1) Ciri pengolahan kecerahan citra adalah citra terlihat lebih terang atau lebih gelap, 2) Citra dengan kontras

mempelajari hal-hal yang berkaitan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi citra), transformasi gambar (rotasi, translasi, skala,

Pengolahan citra adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi),

Kuliah Teknik Pengolahan Citra Digital membahas dan mempelajari dasar-dasar teknik dalam pengolahan citra digital yang menjadi dasar bagi engineer untuk