I. SKENARIO
Seorang perempuan, 55 tahun, dirawat di bagian Saraf RSMH karena tidak bisa berjalan disebabkan kelemahan separuh tubuh sebelah kanan disertai bicara pelo yang terjadi secara tiba-tiba saat penderita sedang beristirahat. Saat serangan penderita mengalami sesak napas dan jantung berdebar. Pasien juga mengeluh ada rasa baal pada separuh tubuh sebelah kanan. Pasien juga menderita darah tinggi dan kecing manis selama 5 tahun tapi kontrol tidak teratur. Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan fisik
a. Status Generalikus:
Sensorium: compos mentis, GCS: 15
Vital sign: TD: 170/100 mmHg, N: 90 x/menit ireguler, RR: 20x/menit, Temp: 36,7 C BB: 70 kg, TB: 150 cm
Kepala
Kerutan dahi simteris, lagoftalmus (-), plica nasolabialis kanan datar, sudut mulut kanan tertinggal
Lidah deviasi ke kanan, diasartria, fasikulasi (-), atrofi papil (-) Thorax
Cor: Ictus cordis 2 jari lateral LMC sinistra ICS V, HR: 115 bpm ireguler, murmur sistolik grade II di areal katup mitral
Pulmo: dalam batas normal b. Status neurologikus:
Fungsi motorik:
Ext. superior et inferior dextra et sinistra:
Gerakan kurang/cukup, kekuatan 2/5, tonus meningkat/normal, clonus -/-, refleks fisiologi meningkat/normal, refleks patologis (babinsky, chaddock) +/-
Fungsi sensoris: hemihipestesi dextra
Pemeriksaan neurologis lain dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin: Hb: 10,3 g/dl, Ht: 33vol%, Leukosit: 7000/mm3, LED: 30 mmm/jam, Trombosit: 270.000 mm3
Kolesterol total: 300 mg/dl, LDL: 190 mg/dl, HDL: 35 mg/dl, Trigliserida: 400 mg/dl BSN: 160 mg/dl, BSPP: 250 mg/dl
Ureum: 40 mg/dl Creatinin: 1,1 mg/dl
EKG: HR: 85-115 bpm ireguler, left axis deviation, LV strain
II. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Lagoftalmus : Ketidakmampuan menutup mata dengan sempurna 2. Plica nasobialis : Lipatan antara hidung dan bibir
3. Disatria : Artikulasi pembicaraan yang tidak sempurna oleh karena gangguan kendali otot yang merupakan akibat dari kerusakan saraf pusat atau perifer
4. Fasikulasi : Kontraksi kecil setempat dari otot involunter yang tampak pada permukaan kulit, melambangkan suatu lucutan spontan sejumlah serabut yang dipersarafi oleh filament saraf motorik tunggal
5. Atrofi papil : pengecilan pada papil lidah
6. Ictus cordis : Apeks yang menempel pada dinding dada terlihat seperti kedutan
7. Hemihipestesi : Kelemahan pada separuh badan
8. LMC : Linea Mid Clavicula
9. BSN : Gula darah puasa
10. LV Strain : Gambaran T invers pada EKG yang disebabkan oleh hipertrofi ventrikel kiri
III. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Perempuan, 55 tahun tidak bisa berjalan disebabkan kelemahan separuh tubuh sebelah kanan, bicara pelo, yang terjadi secara tiba-tiba saat penderita beristirahat.
2. Saat serangan penderita mengalami sesak napas dan jantung berdebar, baal pada separuh tubuh sebelah kanan
3. Pasien menderita darah tinggi dan kecing manis selama 5 tahun tapi kontrol tidak teratur, hal ini diderita pertama kalinya
4. Hasil pemeriksaan fisik a. Status generalikus
Sensorium: Compos mentis, GCS: 15
Vital Sign: TD 170/100 mmHg, N: 90x/menit ireguler, RR: 20X/menit, Temp: 36,7o C, BB: 70 kg, TB: 150cm
Kepala:
Kerutan dahi simetris, lagoftalmus (-), plica nasolabialis kanan datar, sudut mulut tertinggal, Lidah deviasi ke kanan, diasartria, fasikulasi (-), atrofi papil (-)
Thorax
Cor: Ictus cordis 2 jari lateral LMC sinistra ICS V, HR: 115 bpm ireguler, murmur sistolok grade II di areal katup mitral
Pulmo: dalam batas normal b. Status neurologikus: Fungsi motorik:
Ext.Superior et inferior dextra et sinistra:
Gerakan kurang/cukup, kekuatan 2/5, tonus meningkat/normal, clonus -/-, refleks fisiologis meningkat/normal, refleks patologis (Babinsky, chadoock) +/-
Fungsi sensorik: Hemihipestesi dextra
Pemeriksaan neurologis lain dalam batas normal 5. Hasil pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin: Hb: 10,3 g/dl, Ht: 33 vol %, Leukosit 7000/mm3, LED: 30 mm/Jam, Trombosit: 270.000/mm3
Kolesterol total: 300 mg/dl, LDL: 190 mg/dl, Trigliserida: 400mg/dl BSN: 160 mg/dl, BSPP: 250mg/dl
6. Hasil Pemeriksaan EKG
HR: 85-115 bpm ireguler, left axis deviation, LV Strain
IV. ANALISIS MASALAH
1. Apa penyebab dari keluhan?
Tidak bisa berjalan karena hemiparese dextra dan rasa baal pada separuh tubuh bagian kanan
Jawab :
Pada kasus terjadi hemiparese dextra dan rasa baal pada separuh tubuh bagian kanan menunjukkan adanya lesi pada hemisfer sinistra, karena keduanya bersifat kontralateral.
Bicara pelo tiba-tiba saat istirahat Jawab :
Hal ini bisa disebabkan adanya kerusakan pada nervus yang mempersarafi lidah, N. XII (Nervus Hypoglosal). Hal ini bisa terjadi pada penderita stroke, kelumpuhan serebral, dll.
Saat serangan, penderita sesak napas dan jantung berdebar Jawab :
Sesak napas yang disertai oleh jantung berdebar dapat mengindikasikan adanya penyakit jantung pada penderita.
2. Mengapa rasa baal (mati rasa) pada separuh tubuh sebelah kanan?
Baal atau mati rasa dapat disebabkan akibat adanya penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan iskemik pada tempat tertentu. Baal atau mati rasa pada separuh tubuh sebelah kanan mengindikasikan bahwa hemisfer sinistra mengalami gangguan fungsi sistem saraf pusat disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dengan berbagai sebab yang ditandai dengan kelumpuhan sensorik atau motorik tubuh . Pada hemisfer sinistra terdapat area sensorik primer (gyrus postcentralis) yang terletak pada lobus parietal, Daerah lobus parietalis sebagian besar divaskularisasi oleh arteri serebri media.
Traktus piramidalis berjalan melewati korona radiata sebelah kaudal, serat-seratnya berkumpul ke arah ekstremitas posterior kapsula interna dalam urutan somatotopik, yang dibatasi oleh talamus di bagian medial dan nukleus lentiform di bagian lateral. Lesi stroke pada daerah ini dapat melibatkan defisit motorik dan sensorik kontralateral tanpa adanya gangguan fungsi luhur.Infark yang mengenai seluruh kapsula interna krus posterior sesisi mengakibatkan hemiplegi kontralateral yang disertai hemihipestesia kontralateral juga. Infark pada daerah tersebut terjadi karena penyumbatan a. Lentikulostriata (cabang a. Serebri media ke nucleus cadatus.
3. Apa kaitan riwayat hipertensi dan kencing manis yang diderita selama 5 tahun dan keluhan yang dialami?
Hubungan hipertensi dan stroke
Hipertensi peningkatan kecepatan aliran darah di vaskular bergesekan dengan endotel pembuluh darah endotel pembuluh darah rusak/terkikis aktivasi mediator inflamasi terjadi inflamasi terbentuk aterosklerosis terbentuk trombus trombus lepas emboli mengalir di aliran darah ke pembuluh darah di otak menghambat aliran darah terutama ke otak iskemik jaringan di lobus parietal Stroke
Hubungan Diabetes melitus dan Stroke
Diabetes melitus glukosa ekstrasel meningkat visikositas darah meningkat gesekan darah dan endotel pembuluh darah endotel pembuluh darah rusak/terkikis aktivasi mediator inflamasi terjadi inflamasi terbentuk aterosklerosis terbentuk trombus trombus lepas emboli mengalir di aliran darah ke pembuluh darah di otak menghambat aliran darah terutama ke otak iskemik jaringan di lobus parietal Stroke
4. Bagaimana hubungan usia dengan gejala yang terjadi?
Usia tua merupakan faktor resiko untuk stroke, terutama bila disertai dengan tekanan darah sendiri, kegemukan, merokok dan diabetes. Stroke dapat mengenai
laki-laki maupun perempuan, tetapi dari beberapa grup usia didapatkan bahwa pria lebih banyak dibandingkan perempuan.
5. Apa dampak riwayat penyakit terdahulu tapi kontrol tidak teratur?
Hipertensi yang menahun dengan kontrol tidak teratur akan meningkatkan beban jantung yang membuat dinding jantung menjadi semakin membesar dan akhirnya melemah, tekanan darah tinggi yang terus menerus akan menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah arteri secara perlahan dengan mengalami proses pengerasan yang di perberat oleh adanya peningkatan lipid, akhirnya lumen pembuluh darah arteri akan menyempit dan aliran darah berkurang bahkan bisa berhenti, dan dapat menyebabkan kerusakan jantung dan stroke. Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk stroke.
DM dapat menyebabkan terjadinya penebalan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar, penebalan ini akan berakibat terjadinya penyempitan lumen pembuluh darah sehingga akan mengganggu aliran darah serebral dengan akibat terjadinya iskemia dan infark. Tingginya gula darah sangat erat hubungannya dengan obesitas,hipertensi, dan dislipid, gula darah yang meninggi akan mengakibatkan kerusakan lapisan endotel pembuluh darah yang berlangsung secara cepat dan progresif.
6. Mengapa serangan terjadi ketika penderita sedang beristirahat?
Serangan dapat terjadi kapanpun, baik ketika sedang beraktivitas maupun beristirahat. Karena trombus atau emboli dapat menimbulkan gejala yang berangsur-angsur atau tiba-tiba.
7. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan Fisik?
Pemeriksaan Nilai pada kasus Nilai rujukan Interpretasi Sensorium Compos mentis,
GCS: 15
Compos mentis,
15 Normal
TD 170/100 mmHg 120/80 mmHg Hipertensi grade II Nadi 90x/menit ireguler 60-100x/menit Normal
RR 20X/menit 16-24x/menit Normal Temp 36,7o C 36,5-37,2o C Normal BB TB 70 kg 150cm BMI: 31,11
BMI ideal : 18-25 Obesitas tingkat I
Kepala
Kerutan dahi
simetris Simetris Normal
Lagoftalmus (-) (-) Normal
Plica nasolabialis
datar (-)
Abnormal, gangguan n.VII Sudut mulut kanan
tertinggal (-) Abnormal, gangguan n.VII Lidah deviasi ke kanan (-) Abnormal, gangguan n.XII Diasartria (-) Abnormal Fasikulasi (-) (-) Normal
Atrofi papil (-) (-) Normal
Thorax
Ictus cordis 2 jari lateral LMC sinistra ICS V Abnormal HR: 115 bpm, irregular 60-100 bpm, regular Takikardia Murmur sistolik grade II di area katup mitral (-) Abnormal
Pulmo dalam batas
normal Normal
Interpretasi hasil pemeriksaan fisik untuk status neurologikus :
Hasil pemeriksaan fisik pada ekstremitas superior et inferior dextra terdapat: Keterbatasan gerak
Kekuatan otot kurang Peningkatan tonus
Peningkatan refleks fisiologis Adanya refleks patologis Hemihipestesi
8. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan Lab?
Hasil pem. Lab Nilai pada kasus Nilai rujukan Keterangan
Hb 10,3g/dl 12-14g/dl Anemia
Ht 33vol% 30-47 vol% Normal
Leukosit 7000/mm3 5000-10.000/mm3 Normal
LED 30 mm/jam <20 mm/jam Tinggi, banyak
sel darah yang mengendap
Trombosit 270.000/ mm3 150.000-450.000/ mm3 Normal
Kolesterol total 300 mg/dl <200 mg/dl Tinggi,
hiperlipidemia LDL 190 mg/dl <130 mg/dl Tinggi, dislipidemia HDL 35 mg/dl ♂ : >40 mg/dl ♀ : >50 mg/dl Rendah, dislipidemia Trigeliserida 400 mg/dl <150 mg/dl Tinggi, dislipidemia BSN (puasa) 160 mg/dl <110 mg/dl Tinggi, menunjukkan hiperglikemia BSPP 250 mg/dl <140 Tinggi, menunjukkan hiperglikemia Ureum 40 mg/dl 10-50 mg/dl Normal Creatinin 1,1 mg/dl 1,1 mg/dl Normal
9. Bagaimana kesimpulan dari hasil lab? Penderita mengalami :
- Anemia
- Hiperlipidemia - Dislipidemia - Hiperglikemia - Diabetes Melitus
10. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan EKG dan kesimpulannya? HR
Kasus : 85-115 bpm Interpretasi : Takikardi LAD (Left Axis Deviation)
Interpretasi : Hasil resultan sadapan I (+), aVF )(-), resulatan sadapan II (-), maka deviasi aksis ke kiri/ di atas -30ᵒ
LV Strain
Interpretasi : Menunjukkan jantung sedang dalam usaha kompensasi akibat beban tekanan (pressure overload) /beban volume (volume overload) mengakibatkan peningkatan tegangan dinding otot jantung
11. Bagaimana Diagnosis Banding dan pemeriksaan penunjang untuk kasus ini? Perbedaan Stroke hemoragik Stroke non
hemoragik emboli
Stroke non hemoragik trombotik
Kesadaran ↓ - -
Muntah dan mual + - -
Nyeri kepala + - -
Awitan - Tiba-tiba bertahap
Refleks babinski +/- + +
Pemeriksaan penunjang bila diperlukan : Computed tomography (CT scan)
Angiogram Carotid duplex
Transcranial Doppler (TCD) Echocardiogram
Pemeriksaan Sinar X Toraks Pungsi Lumbal
12. Bagaimana penegakan diagnosis kasus ini? Anamnesis :
Keluhan utama : Tidak bisa berjalan disebabkan kelemahan separuh tubuh sebelah kanan secara tiba-tiba, saat beristirahat.
Bicara pelo
Rasa baal pada separuh tubuh sebelah kanan
Adanya riwayat penyakit lain
Kronologis penyakit
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
Hipertensi kronik
Obesitas
Plica nasolabialis kanan datar, sudut mulut kanan tertinggal.
Lidah deviasi ke kanan.
Disartria.
Refleks Patologis
Hemihipestesi dextra
Pada pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang didapatkan:
Hiperglikemia
Hiperlipidemia
Laju endap darah yang meningkat
DM
13. Apa Diagnosis kasus ini?
Stroke non Hemorragic emboli
14. Bagaimana epidemiologi kasus ini?
Di pusat-pusat pelayanan neurologi di Indonesia, jumlah penderita gangguan peredaran darah otak (GPDO) mencapai urutan tertinggi dari seluruh penderita rawat inap.Insidensi GPDO menurut umur bisa mengenal semua umur, tetapi secara keseluruhan mulai meningkat pada usia dekade kelima. Insidensi juga berbeda menurut jenis GPDO. Perdarahan subarachnoid primer sudah mudah timbul pada usia dasawarsa ketiga sampai kelima dan setelah usia 60 tahun. Perdarahan intraserebral mulai didapati pada dekade kelima sampai kedelapan usia orang Amerika. Sedangkan trombosis lebih sering pada usia lima puluhan hingga tujuh puluhan. GPDO pada anak muda juga banyak didapati akibat infark karena emboli, yaitu mulai dari usia dibawah 20 tahun dan meningkat pada dekade keempat hingga keenam dari usia.
15. Bagaimana etiologi dan faktor resiko dari kasus ini?
Ada beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya stroke non hemorrhagic pada kasus ini, antara lain :
1. Aterosklerosis
Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan ateroma (endapan lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah. Endapan yang terbentuk menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah. Selain dari endapan lemak, aterosklerosis ini juga mungkin karena arteriosklerosis, yaitu penebalan dinding arteri (tunika intima) karena timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan bertambahnya diameter pembuluh darah dengan atau tanpa mengecilnya pembuluh darah. 2. Emboli
Benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah. Biasanya benda asing ini berasal dari trombus yang terlepas dari perlekatannya dalam pembuluh darah jantung, arteri atau vena.
faktor-faktor atau keadaan yang memungkinkan terjadinya stroke. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi :
A. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : • Usia
• Jenis kelamin • Heriditer • Ras/etnik
B. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : • Riwayat stroke
• Hipertensi
• Penyakit jantung • Diabetes melitus
• Transient ischemic attack • Hiperkolesterol
• Penggunaan kontrasepsi oral • Obesitas
• Merokok
• Peningkatan kadar fibrinogen
16. Bagaimana patofisiologi keseluruhan dari kasus ini? DM Gg. Metabolisme glukosa ↑ pelepasan TGD Pemecahan lemak di jaringan adiposa ↑ ↑↑ LDL Dislipidemia
Pemb. Plak pada pembuluh darah
Pemb. trombus
Emboli
Terjadi oklusi
Hipertensi
↑ beban tekanan dan beban volume jantung
↑ tegangan dinding otot jantung
Jantung mengalami Hipertrofi LV sbg kompensasi
17. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus ini?
Terapi pendahuluan yang harus dilakukan adalah reperfusi dan melindungi/mencegah kerusakan sel otak.
Penanganan causa
- Memperbaiki dan mengontrol tekanan darah dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi, hindari penurunan tekanan darah secara cepat dan berlebihan
- Memperbaiki dan mengontrol Kadar gula darah dan kolesterol dengan menggunakan obat-obatan antihiperlipidemia dan anti agregasi trombotik - Mengeliminasi faktor pencetus penyakit
Penanganan suportif - Tirah baring
- Lakukan oksigenasi bila sesak nafas memberat - Perhatikan asupan nutris/gizi dengan pola diet
18. Apa komplikasi kasus ini?
a. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian. Disfungsi endotel Iskemia Arah proyeksi bergeser ke kiri LV Strain
a. Serebri media sinistra & a. Serebri anterior sinistra
Kompensasi :Sesak nafas & jantung berdebar
Disatria & deviasi lidah kanan (N. XII) Gyrus Prasentralis
(area motorik)
Hemihipestesi dextra Plica nasobialis kanan datar
Hemiparese dextra Gyrus Postsentralis
Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal. b. Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)
Pneumonia: Akibat immobilisasi lama Infark miokard
Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat penderita mulai mobilisasi.
Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat. c. Komplikasi Jangka panjang
Stroke rekuren Infark miokard
Gangguan vaskular lain: penyakit vaskular perifer.
Menurut Smeltzer (2001), komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu:
Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi Penurunan darah serebral
Embolisme serebral.
19. Bagaimana prognosis kasus ini?
Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan menatal dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal. Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa kembali memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Mereka bisa berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang terkena agak terbatas. Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit. Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung. Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.
Pada kasus ini, belum terjadi penurunan kesadaran dan usia penderita masih dibawah 70 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Jika kasus ini cepat mendapatkan pertolongan maka prognosisnya dubia at bonam.
20. Bagaimana preventif kasus ini? 1. Turunkan tekanan darah
2. Turunkan kadar kolesterol Anda 3. Hentikan merokok
4. Berolahraga
5. Hindari stress berlebihan
21. Apa KDU kasus ini?
3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
V. HIPOTESIS
Perempuan, 55 tahun menderita stroke non hemorragic
VI. KERANGKA KONSEP
Perempuan, 55 tahun, memiliki riwayat hipertensi dan DM kontrol tidak teratur,
serta Dislipidemia
Resiko terjadinya trombus kemudian lepas menjadi
VII. SINTESIS
LI :
1. STROKE : ( Alfa, Stella, Dhiny, Anas,) - Epidemiologi
- Etiologi dan Faktor resiko - Patofisiologi
- Penatalaksanaan
2. Hubungan Hipertensi dan DM dengan STROKE (Anas, chenti, Sari, Gusnella
3. TROMBUS PADA STROKE : Faktor-faktor, penyebab, mekanisme (Tri, Sefti, stella 4. Penatalaksanaan untuk DM, STROKE, HIPERTENSI (Angga, Sari, Alfa, sefti
5. Anatomi Dermatom/ penjalaran Sistem saraf dan sistem motorik (Gusnella, Tri,Dhiny, Angga, chenti
PERATURAN !!
Resiko terjadinya trombus kemudian lepas menjadi
emboli
Emboli menyumbat pembuluh darah yang
menuju otak
Iskemik
Nekrosis neuron
JIKA INGIN LAPORAN RAPI BACA INI :
1. AM & LI dalam bentuk word DI PISAH, EDIT, RAPI, FONT 12, TIMES ROMAN, PARAGRAF 3334
2. Dikirim pada TANGGAL 18 PLG LAMBAT 21.00
3. DIHARAPKAN SEMUA BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERTANYAAN MASING-MASING
4. LI HARUS LENGKAP