• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Kepemimpinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Kepemimpinan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.. LaLatatar r BeBelalakakang ng MMasasalalaahh

K

Keeppememiimmppiinnaan n tteerrkkaaddaanng g ddiippaahhaammi i sseebbagagaai i kkeekkuuaattan an uunnttuuk k  meng

menggerakkgerakkan an dan mempengardan mempengaruhi uhi orangorang, , tetapi juga tetapi juga sebagsebagai ai sebuasebuah h alat, saranaalat, sarana ata

atau u proproses ses untuntuk uk memmembujbujuk uk oraorang ng agaagar r berbersedsedia ia melmelakuakukan kan sessesuatuatu u secsecaraara suk

sukarelarela. a. Ada Ada bebbeberaperapa a fakfaktor tor yanyang g dapdapat at menmenggeggerakrakkan kan oraorang ng untuntuk uk berberbuabuatt sec

secara ara suksukarelarela a yaiyaitu tu karkarena ena ancancamaaman, n, penpenghaghargargaan, an, otootoritritas as dan dan bujbujukaukan.n. Ke

Kepepemimimpmpininan an dadapapat t pupula la didikakatatakakan n sesebabagagai i prprososes es memengngararahahkakan n dadann mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para ang

anggotgota a kelkelompompok. ok. TerTerdapdapat at tigtiga a impimpliklikasi asi penpentinting g daldalam am hal hal tertersebsebut ut yaiyaitu,tu,  pertama,

 pertama, kekepepemimimpmpininan an ititu u memelilibabatktkan an ororanang g lailain,n, keduakedua kepemimpinankepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok  melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok  se

secacara ra seseimimbabang ng kakarerena na kekelolompmpok ok bubukakanlnlah ah tatanpnpa a dadayaya,, ketigaketiga adanyaadanya ke

kemamampmpuauan n ununtutuk k memengnggugunanakakan n bebentntuk uk kekekukuasasaaaan n yayang ng beberbrbededa a ununtutuk k  mempengaruhi tingkah laku bawahannya melalui berbagai cara.

mempengaruhi tingkah laku bawahannya melalui berbagai cara.

Se

Seororanang g pepemimimpmpin in haharuruslslah ah dadapapat t memempmpenengagaruruhihi, , memenununtntun un atatauau membimbing, mengepalai serta melatih orang lain atau bawahannya untuk dapat membimbing, mengepalai serta melatih orang lain atau bawahannya untuk dapat melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab bawahannya serta pemimpin melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab bawahannya serta pemimpin har

harus us dapdapat at memmemberberikaikan n kegkegairaairahan han kerkerja ja bawbawahaahan n ataataupuupun n karkaryawyawannannya.ya. Pemimpin juga harus mendidik karyawan atau bawahannya dan mengantarkan Pemimpin juga harus mendidik karyawan atau bawahannya dan mengantarkan  bawahannya itu menuju kesempurnaan baik kesempurnaan kerja

 bawahannya itu menuju kesempurnaan baik kesempurnaan kerja bawahan tersebutbawahan tersebut mau

maupun pun keskesempempurnurnaan aan pikpikiran iran dardari i karkaryawyawan an ataatau u bawbawahaahannynnya a itu itu dendengangan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti oleh bawahan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti oleh bawahan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu seorang agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu seorang   p

  pememimimpipin n memememerlrlukukan an kekemamampmpuauan n atatau au kekelelebibihahan n di di ataatas s ororanang g lalain in atatauau   ba

  bawahwahannannya ya (ya(yang ng dipdipimpimpinninnya) ya) agaagar r dapdapat at memmempenpengargaruhi uhi bawbawahaahan n untuntuk uk    be

  bekerkerja ja sessesuai uai dendengan gan renrencancana. a. AdaAdapun pun kelkelebiebihan han yanyang g harharus us dimdimiliiliki ki oleolehh

1 1

(2)

seorang pemimpin dalam buku ajar PENGANTAR MANAJEMEN oleh Dr H. seorang pemimpin dalam buku ajar PENGANTAR MANAJEMEN oleh Dr H. Sulistriyo,Drs. Ign. Wagimin, dan Drs. Hery Sawiji

Sulistriyo,Drs. Ign. Wagimin, dan Drs. Hery Sawiji (2003: 114) adalah:(2003: 114) adalah: 1.

1. KelKelebiebihan han daldalam mam mengenggugunaknakan ran ratiatioo Kelebi

Kelebihan han dalam menggundalam menggunakan ratio akan ratio adalah kelebihadalah kelebihan an dalam memilikidalam memiliki ke

kemamampmpuauan n tetentntanang g hahakikikakat t tutujujuan an dadan n asasasas-a-asasas s ororgaganinisasasi si yayangng dipimpinnya

dipimpinnya 2.

2. KeKelelebibihahan dan dalalam rokm rokhahaniniahah

Kelebihan dalam rokhaniah adalah kelebihan dalam memiliki sifat sifat Kelebihan dalam rokhaniah adalah kelebihan dalam memiliki sifat sifat me

memamancncararkakan n kekeluluhuhuraran n bubudi di pepekekertrti, i, keketitingnggigian an momoraralilitatas s dadann  berdedikasi tinggi

 berdedikasi tinggi 3.

3. KeKelelebibihahan dan dalalam jasm jasmamaniniahah Ke

Kelelebibihahan n dadalalam m jajasmsmananiaiah h adadalalah ah kekelelebibihahan n dadalam lam hahal l kekesesehahatatann  jasmani.

 jasmani. Pemim

Pemimpin harus dapapin harus dapat mempengt mempengaruhi bawaharuhi bawahannyannya untuk dapat a untuk dapat bekerjbekerjaa se

sesusuai ai dedengngan an kekeiningiginanan n sasang ng pepemimimpmpin in yayang ng didisesesusuaiaikakan n dedengngan an babatatass kem

kemampampuan uan bawbawahaahannynnya a terstersebuebut. t. DisDisampamping ing itu itu jugjuga a memmemberberikaikan n stistimulmulusus (ran

(rangsagsangangan) n) kepkepada ada bawbawahaahannynnya a untuntuk uk bekbekerja erja secsecara ara efeefektiktif, f, efisefisien ien dandan  produktif serta professional dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan  produktif serta professional dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan

di

dimemengngererti. ti. ApApababilila a pepetutunjnjuk uk atatau au ininststruruksksi i dadari ri pepemimimpmpin in tetersrsebebut ut susulilitt dimengerti oleh bawahannya maka kepemimpinan pemimpin tersebut gagal. Oleh dimengerti oleh bawahannya maka kepemimpinan pemimpin tersebut gagal. Oleh karena itu pada hakikatnya kepemimpinan merupakan

karena itu pada hakikatnya kepemimpinan merupakan 1.

1. PrPrososes es memempmpenengagaruruhi hi atatau au memembmbereri i cocontntoh oh dadari ri pepemimimpmpin in kekepapadada  bawahnnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi

 bawahnnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi 2.

2. SeSeni ni memempmpenengagaruruhi hi dadan n memengngararahahkakan n ororanang g dedengngan an cacara ra kekepapauhuhanan,, kepercayaan, kehormatan dan kerjasama yang bersemangat dalam mencapai kepercayaan, kehormatan dan kerjasama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.

tujuan bersama. 3.

3. KemKemampampuan uuan untuntuk memk mempanpangargaruhiuhi, mem, memberberi insi inspirpirasiasi, dan m, dan mengengaraharahkankan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai

tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkantujuan yang diharapkan 4.

4. MelMelibaibatkatkan tign tiga hal ya hal yaitaitu pemu pemimpimpin, in, penpengikgikut daut dan sin situatuasi tesi tertertentuntu 5.

5. KeKemamampmpuauan n ununtutuk k memempmpenengagaruruhi hi susuatatu u kekelolompmpok ok ununtutuk k memencncapapaiai tujuan yang bersumber pada formal maupun informal. Pengaruh formal ada tujuan yang bersumber pada formal maupun informal. Pengaruh formal ada ap

apababilila a seseororanang g pepemimimpmpin in mememimililiki ki poposisisi si mamananajerjerial ial dididadalalam m sesebubuahah organisasi. Sedangkan pengaruh informal muncul dari luar struktur organisasi organisasi. Sedangkan pengaruh informal muncul dari luar struktur organisasi formal

(3)

seorang pemimpin dalam buku ajar PENGANTAR MANAJEMEN oleh Dr H. seorang pemimpin dalam buku ajar PENGANTAR MANAJEMEN oleh Dr H. Sulistriyo,Drs. Ign. Wagimin, dan Drs. Hery Sawiji

Sulistriyo,Drs. Ign. Wagimin, dan Drs. Hery Sawiji (2003: 114) adalah:(2003: 114) adalah: 1.

1. KelKelebiebihan han daldalam mam mengenggugunaknakan ran ratiatioo Kelebi

Kelebihan han dalam menggundalam menggunakan ratio akan ratio adalah kelebihadalah kelebihan an dalam memilikidalam memiliki ke

kemamampmpuauan n tetentntanang g hahakikikakat t tutujujuan an dadan n asasasas-a-asasas s ororgaganinisasasi si yayangng dipimpinnya

dipimpinnya 2.

2. KeKelelebibihahan dan dalalam rokm rokhahaniniahah

Kelebihan dalam rokhaniah adalah kelebihan dalam memiliki sifat sifat Kelebihan dalam rokhaniah adalah kelebihan dalam memiliki sifat sifat me

memamancncararkakan n kekeluluhuhuraran n bubudi di pepekekertrti, i, keketitingnggigian an momoraralilitatas s dadann  berdedikasi tinggi

 berdedikasi tinggi 3.

3. KeKelelebibihahan dan dalalam jasm jasmamaniniahah Ke

Kelelebibihahan n dadalalam m jajasmsmananiaiah h adadalalah ah kekelelebibihahan n dadalam lam hahal l kekesesehahatatann  jasmani.

 jasmani. Pemim

Pemimpin harus dapapin harus dapat mempengt mempengaruhi bawaharuhi bawahannyannya untuk dapat a untuk dapat bekerjbekerjaa se

sesusuai ai dedengngan an kekeiningiginanan n sasang ng pepemimimpmpin in yayang ng didisesesusuaiaikakan n dedengngan an babatatass kem

kemampampuan uan bawbawahaahannynnya a terstersebuebut. t. DisDisampamping ing itu itu jugjuga a memmemberberikaikan n stistimulmulusus (ran

(rangsagsangangan) n) kepkepada ada bawbawahaahannynnya a untuntuk uk bekbekerja erja secsecara ara efeefektiktif, f, efisefisien ien dandan  produktif serta professional dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan  produktif serta professional dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan

di

dimemengngererti. ti. ApApababilila a pepetutunjnjuk uk atatau au ininststruruksksi i dadari ri pepemimimpmpin in tetersrsebebut ut susulilitt dimengerti oleh bawahannya maka kepemimpinan pemimpin tersebut gagal. Oleh dimengerti oleh bawahannya maka kepemimpinan pemimpin tersebut gagal. Oleh karena itu pada hakikatnya kepemimpinan merupakan

karena itu pada hakikatnya kepemimpinan merupakan 1.

1. PrPrososes es memempmpenengagaruruhi hi atatau au memembmbereri i cocontntoh oh dadari ri pepemimimpmpin in kekepapadada  bawahnnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi

 bawahnnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi 2.

2. SeSeni ni memempmpenengagaruruhi hi dadan n memengngararahahkakan n ororanang g dedengngan an cacara ra kekepapauhuhanan,, kepercayaan, kehormatan dan kerjasama yang bersemangat dalam mencapai kepercayaan, kehormatan dan kerjasama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.

tujuan bersama. 3.

3. KemKemampampuan uuan untuntuk memk mempanpangargaruhiuhi, mem, memberberi insi inspirpirasiasi, dan m, dan mengengaraharahkankan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai

tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkantujuan yang diharapkan 4.

4. MelMelibaibatkatkan tign tiga hal ya hal yaitaitu pemu pemimpimpin, in, penpengikgikut daut dan sin situatuasi tesi tertertentuntu 5.

5. KeKemamampmpuauan n ununtutuk k memempmpenengagaruruhi hi susuatatu u kekelolompmpok ok ununtutuk k memencncapapaiai tujuan yang bersumber pada formal maupun informal. Pengaruh formal ada tujuan yang bersumber pada formal maupun informal. Pengaruh formal ada ap

apababilila a seseororanang g pepemimimpmpin in mememimililiki ki poposisisi si mamananajerjerial ial dididadalalam m sesebubuahah organisasi. Sedangkan pengaruh informal muncul dari luar struktur organisasi organisasi. Sedangkan pengaruh informal muncul dari luar struktur organisasi formal

(4)

Pad

Pada a era era desdesententraliralisassasi i seksekaraarang ng ini ini pempemerierintantah h daedaerah rah jugjuga a ikuikut t andandilil dalam mengelola pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan nasional, yang pada dalam mengelola pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan nasional, yang pada akhirnya tercapai

akhirnya tercapai peningkatan kualitas peningkatan kualitas sumber daya sumber daya manusia. Agar manusia. Agar desentralisasidesentralisasi dan

dan otonotonomi omi pendpendidikaidikan n berhasberhasil il dengadengan n baik, kepemimpibaik, kepemimpinan nan kepala sekolahkepala sekolah   pe

  perlu rlu dibdiberderdayaayakankan. . PemPemberberdaydayaan aan berberarti peninarti peningkagkatan tan kemkemampampuan uan secsecaraara fun

fungsigsionaonal l sehsehingingga ga kepkepala ala seksekolaolah h mammampu pu berberperperan an sessesuai uai dendengan gan tugtugas,as, wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan proses dan program pemberdayaan, wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan proses dan program pemberdayaan, mer

mereka eka akhakhirnirnya ya memmemilikiliki i kinkinerja erja yanyang g proprofesfesionional al dan dan funfungsigsionaonal. l. KepKepalaala sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer yang baik, kepala sekolah harus mampu mengatur agar semua potensi manajer yang baik, kepala sekolah harus mampu mengatur agar semua potensi sekol

sekolah ah dapat berfungsi secara dapat berfungsi secara optimoptimal al dalam mendukudalam mendukung ng tercapaitercapainya nya tujuatujuann sekolah. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan sekolah. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fu

fungngsi si mamananajejememen n sesekokolalah h dedengngan an babaik ik yayang ng memelilipuputi ti anantatara ra lalainin: : (1(1))  perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pengarahan; dan (4) pengawasan.

 perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pengarahan; dan (4) pengawasan.

Dar

Dari i sesegi gi kekepepemimimpmpininanan, , seseororanang g kekepapala la sesekokolah lah mumungngkikin n peperlrluu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional agar semua potensi yang ada di mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinaan transformasional dapat sekolah dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinaan transformasional dapat did

didefiefinisnisikaikan n sebsebagaagai i gaygaya a kepkepemiemimpimpinan nan yanyang g menmengutgutamaamakan kan pempemberberianian kesempatan dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk  kesempatan dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk   bekerja atas dasar sistem nilai (

 bekerja atas dasar sistem nilai (values systemvalues system) yang luhur sehingga semua unsur ) yang luhur sehingga semua unsur  yan

yang g ada ada di di seksekolaolah h (gu(guru, ru, sissiswa, wa, pegpegawaiawai, , oraorangtngtua ua sissiswa, wa, masmasyaryarakaakat, t, dandan se

sebabagagaininyaya.) .) bebersrsedediaia, , tatanpnpa a papaksksaanaan, , beberprparartitisisipapasi si sesecarcara a opoptitimamal l dadalalamm mencapai tujuan ideal sekolah

mencapai tujuan ideal sekolah

Mengingat pentingnya usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam Mengingat pentingnya usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam men

meningingkatkatkan kan proprofesfesionionalialisme sme gurguru u makmaka a penpenuliulis s menmencobcoba a memmembahbahas as dandan meneliti profesionalisme guru. Dari latar belakang tersebut penulis mengajukan meneliti profesionalisme guru. Dari latar belakang tersebut penulis mengajukan   j

  jududul ul pepenenelilitiatian n sesebabagagai i beberirikukut: t: ““ANAANALISLISIS IS GAGAYA YA KEPKEPEMIEMIMPMPINAINANN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GUR

GURU U PADPADA A SEKSEKOLAOLAH H MEMENENNENGAH GAH ATAATAS S NEGNEGERI ERI 1 1 WOWONOSNOSARIARI TAHUN 2008

(5)

B.

B. PERUMUSAN MASALAHPERUMUSAN MASALAH

Berdasar latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai Berdasar latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai  berikut :

 berikut : 1

1.. AAppa sa saajja pa peerraannaan kn keeppaalla sa seekkoollaah dh daallaam mm meenniinnggkkaattkkaan pn prrooffeessiioonnaalliissmmee guru dengan didasarkan pada gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh Kepala guru dengan didasarkan pada gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari?

Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari? 2

2.. HHaammbbaattaann--hhaammbbaattaan n aappa a ssaajja a yyaanng g ddiihhaaddaappi i kkeeppaalla a sseekkoollaah h ddaallaamm meningkatkan profesionalisme guru yang didasarkan pada gaya kepemimpinan meningkatkan profesionalisme guru yang didasarkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah?

kepala sekolah? 3

3.. UUppaayya a aappa ya yaanng dg diillaakkuukkaan on olleeh kh keeppaalla sa seekkoollaah dh daallaam mm meennggaattaassii hambatan-hambatan dalam meningkatakan profesionalisme guru?

hambatan-hambatan dalam meningkatakan profesionalisme guru?

C.

C. TUTUJJUUAN AN PPENENELELITITIIANAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini  bertujuan :

 bertujuan : 1

1.. UUnnttuuk k mmeennggeettaahhuui i ppeerraannaan n KKeeppaalla a SSeekkoollaah h ddaallaam m mmeenniinnggkkaattkkaann   profe

  profesionasionalisme lisme guru dengan guru dengan didasdidasarkan pada arkan pada gaya gaya kepemkepemimpinimpinan an yangyang dij

dijalaalankankan n oleoleh h KepKepala ala SekSekolaolah h padpada a SekSekolaolah h MenMenengengah ah Atas Atas NegNegeri eri 11 Wonosari Klaten

Wonosari Klaten 2.

2. UntUntuk uk menmengetgetahuahui hai hambambatantan-ham-hambatbatan yan yang ang dihdihadaadapi kpi kepaepala sla sekoekolah lah daldalamam menempuh guna meningkatkan profesionalisme guru yang didasarkan pada menempuh guna meningkatkan profesionalisme guru yang didasarkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah

gaya kepemimpinan kepala sekolah 3.

3. UnUntutuk mek mengngetetahahui uui upapaya ya yayang dng dititemempupuh keh kepapala sla sekekololah dah dalaalam mem mengngatatasasii hambatan-hambatan dalam meningkatakan profesionalisme guru

(6)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini penting dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat. Manfaat yang diharapakan dari penelitian ini antara lain :

4. Manfaat secara teoritis

a. Untuk menambah dan meperluas ilmu pengetahuan manajemen terutama di bidang Kepemimpinan

b. Untuk menambah wawasan mengenai gaya kepemimpinan

5. Menambah secara praktis

a. Masukan pengetahuan dan pengalaman sebagai peneliti dalam bidang kepemimpinan khususnya pada gaya kepemimpinan b. Sebaga informasi pihak lain yang ingin menggunakannya

sebagai pelengkap mengenai studi tentang kepemimpinan ataupun kepustakaan

c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program  pada studi strata satu

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kepemimpinan a. Pengertian Kepemimpinan

Banyak ahli yang mendefinisikan pengertian kepemimpinan, sejak masa “kepemimpinan” yang muncul pada abad 18 diantaranya yaitu :

1) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2) Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3) Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4) Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5) Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Definisi kepemimpinan menurut George Terry, “Kepemimpinan” adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok. Cyriel O'Donnell, “Kepemimpinan” adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Serta dalam buku ajar Pengantar Manajemen (oleh H. Sulistriyo, Ign. Wagimin, Hery Sawiji) (2003: 113) menyebutkan bahwa “Kepemimpinan” atau leadership didefinisikan sebagai tingkah laku manusia yang mengandung unsur-unsur  kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain di dalam suatu lingkungan kerja sama yang dapat mempengaruhi orang lain untuk dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses komunikasi orang satu untuk mempengaruhi orang lain untuk    bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan pengaruh yang ada pada dirinya melalui kemampuan-kemampuan

(8)

yang dimilikinya pada suatu lingkungan, dan dalam situasi tertentu guna mencapai tujuan bersama.

Ciri ciri kepemimpinan menurut Drs. Sondang Siagian MPA (1979: 86) mengemukakan sejumlah persyaratan yang pada dasarnya merupakan ciri-ciri kepemimpinan sebagai berikut:

1) Pendidikan Umum Yang Luas

Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kemampuan yang untuk  mengembangkan keahlian managerial yang dituntut oleh tugasnya dan tidak perlu menjadi seorang spesialis dengan pemilikan keahlian teknik  yang mendalam.

2) Kemampuan Analitis

Kemampuan analitis adalah kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi secara teliti, matang, dan mantap. Hal ini merupakan prasyarat untuk suksesnya kepemimpinan seseorang.

3) Ketrampilan Komunikasi

Dalam memberikan perintah, petunjuk, pedoman, dan nasihat, seorang   pemimpin hendaknya menguasai teknik-teknik komunikasi. Dalam

hubungannya dengan ini, perlu diperhatikan penggunaan bahasa dengan   baik, kejelasan ide yang disampaikan dan teknik penyampaiannya baik 

secara lisan maupun tertulis. 4) Ketrampilan Mendidik  

Seorang pemimpin akan menjadi tempat bagi para bawahan meminta  petunjuk dan memperoleh pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan

tugasnya dengan baik.

5) Keberanian

Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi, ia perlu memiliki  pula keberanian dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.

6) Ketegasan

Ketegasan dalam menghadapi bawahan dan menghadapi situasi didalam maupun diluar organisasi sangat penting bagi seorang pemimpin. Ketegasan itu diperlukan dalam usaha menjaga stabilitas oragnisasi yang dipimpinnya.

(9)

7) Memiliki Daya Ingat Yang Kuat

Seorang pemimpin seringkali dihadapkan pada informasi yang volumenya   besar dan iapun berinteraksi dengan banyak orang. Dengan daya ingat

yang kuat, diharapkan ia dapat menyaring hal-hal yang relevan baginya dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya

8) Kapabilitas Integratif  

Kapabilitas integratif merupakan kemampuan yang mencakup berbagai aspek. Ini sangat penting artinya, karena dengan adanya kapabilitas integratif maka administrasi dan organisasi sungguh-sungguh dapat digerakkkan sebagai satu kesatuan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

9) Rasa Ingin Tahu

Mengingat bahwa satu-satunya yang konstan di dunia ini adalah  perubahan itu sendiri, maka kesadaran pemimpin tentang perubahan dan  perkembangan lingkungan, prosedur kerja, dan teknologi dan sebagainya

memungkinkan seorang pemimpin menjadi kreatif dan i novatif.

10) Kesederhanaan

Seorang pemimpin hendaknya memberikan teladan pada bawahannya  berkenaan dengan kesederhanaan dan kewajaran dalam cara hidup mereka.

 b. Teori-Teori Kepemimpinan

Dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Kedua halaman 11 Prof..Dr. Vethzal Rivai M.B.A (2002: 11) menyebutkan teori teori mengenai kepemimpinan. Teori-teori kepemimpinan tersebut antara lain :

1. TeoriSifat

Teori ini menekankan pada asumsi bahwa beberapa orang merupakan  pemimpin alamiah dan dianugerahi beberapa ciri yang tidak dimiliki orang lain seperti energi yang tiada habis-habisnya, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luar biasa dan kekuatan persuasive yang tidak tertahankan. Keberhasilan manajerial disebabkan karena pemimpin tersebut memiliki kmampuan-kemampuan yang luar biasa yang dikaitkan dengan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian)

(10)

Ralph Stogdill mengemukakan bahwa antara pemimpin dan bawahan (pengikutnya) lebih pintar pemimpin tersebut. Perbedaan intelegensia antara keduanya dapat menimbulkan gangguan. Sebagai contoh pemimpin dengan IQ tinggi mempengaruhi bawahannya yang memiliki IQ rata-rata kemungkinan tidak  akan mengerti yang disampaikan oleh pemimpin tersebut.

 b) Kepribadian

Beberapa hasil penelitian menyiratkan sifat kepribadian (kesiagaan, integritas pribadi, dan percaya diri) mempunyai hubungan dengan kepemimpinan yang efektif.

c) Karakteristik Fisik 

Hubungan antara kepemimpinan yang efektif dan karakteristik fisik ( usia, tinggi badan, berat badan dan penampilan) mepunyai hasil yang bertolak   belakang.

2. Teori Kepribadian Perilaku

Akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa  perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang.

a) Study dari University of Michigan

Pada penelitian yang dilakukan oleh PUSAT Riset Universitas Michigan dengan sasaran melokasi karakteristik perilaku kepemimpinan yang tampaknya dikaitkan dengan keefektifan kinerja diperoleh hasil dua gaya kepemimpinan yang  berbeda yaitu (2002: 12)

1) Pemimpin yang job-centered 

Pemimpin yang berorientasi pada tugas menerapkan pengawasan ketat sehinnga bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur  yang telah ditentukan dengan mengandalkan kekuatan paksaan, imbalan dan hukuman dalam memepangaruhi sifat-sifat dan prestasi pengikutnya. 2) Pemimpin yang berpusat pada bawahan

Mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan membantu  pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara menciptakan

lingkungan kerja yang suportif.

 b) Studi dari Ohio State University

Setelah Perang dunia II peneliti Fleishman dan rekan-rekannya di Ohio State University melakukan penelitian kepemimpinan dan menghasilkan teori dua

(11)

factor dari kepemimpinan. Suatu seri penelitian mengisolasikan dua factor  kepemimpinan yaitu (2002: 13)

1) Membentuk struktur  

Melibatkan perilaku dimana pemimpin mengisolasilakan dan mendefinisikan hubungan_hubungan di dalam kelompok membentuk pola dan saluran kominukasi yang jelas dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas.

2) Konsiderasi

Melibatkan perilaku yang menunjukkan persahabatan , saling percaya, menghargai, kehangatan dan komunikasi anatara pemimpin dan  bawahannya.

3. Teori Kepemimpinan Situasional

Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa  pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum

menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. (2002: 14)

4. Pendekatan Terbaru Dalam Kepemimpinan

a) Teori Atribusi Kepemimpinan

Teori mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata suatu atribusi (alat) yang dibuat orang mengenai individu-individu lain

b) Teori Kepemimpinan Kharismatik  

Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribusi (hubungan) dari kepemapuan pemimpin yang luar biasa dalam mengamati  perilaku pemimpinnya.

c) Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional

1) Pemimpin Transaksional, pemimpin yang memadu atau memotivasi bawahan dalam arah tujuan ynag ditegakkan dengan memerjelas peran dan tuntutan tugas

2) Pemimpin transformasional, pemimpin yang memberika pertimbangan dan rangsangan intelektual yang individual dan yang memiliki kharismatik.

(Sumber Veithzal Rivai, 2002: 14)

(12)

Selain teori diatas Islam juga memperkenalkan konsep mengenai kepemimpinan. Untuk memahami konsep kepemimpinan Islam paling tidak harus digunakan tiga pendekatan yaitu antara lain: (2002: 15)

a) Pendekatan Normatif  

Dasar konseptual kepemimpinan Islam secara normative bersumber pada Al Qur”an dan Hadist yang terdiri dari empat prinsip pokok, yaitu:

1) Prinsip Tanggung Jawab dalam Organisasi

Dalam Islam telah digarikan bahwa setiap diri adalah Pemimpin (minimal dirinya sendiri) dan untuk kepemimpinan itu ia dituntut untutk bertanggung jawab . untuk memehami makana tanggung  jawab adalah substansi uatama yang harus dipahamai oleh seorang calon pemimpin agara amanah yang diserahkan kepadanya tidak  disia-siakan

2) Prinsip etika tauhid

Persyaratan utama seorang pemimpin yang telah digariskan oleh Allah pada Al Qur’an surat Ali Imran ayat 118 dalam artinya :

  Hai orang yang beriman, janganlah kamu menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudhratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepdamu ayat-ayat Kami, jika kamu memahaminya.

3) Prinsip Keadilan

Untuk menjaga keseimbangan kepentingan, maka asas keadilan harus benar-benar dijaga agar tidak muncul stgma-stigma ketidakadilan.

4) Prinsip Kesederhanaan

Rasulullah Saw. Menegaskan bahwa serang pemimpin itu harus melayani dan tidak meminta u tuk dilayani sebagaiman dalam sabdanya :

“Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka”( H.R Abu Na’im)

b) Pendekatan Historis

Al Qur’an begitu kaya dengan kisah-kisah umat masa lalu sebagai   pelajaran dan bahan pertimbangan (perenungan) bagi umat-yang akan datang. Dengan pendekatan histories ini diharapkan akan lahir pemimpin- pemimpin Islam yang melilki sifat Islami sebagai syarat keberhasilannya

dalam memimpin

c) Pendekatan teoritis

Ideologi Islam adalah ideology yang terbuka. Hal ini mengandung arti walaupun dasar-dasar konseptual yang ada di dalam bangunan ideology Islam sendiri sudah sempurna, namum, Islam tidak menutup kesempatan mengkomunikasikan ide-ide dan pemikiran dari luar Islam selama   pemikiran tersebut tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah

(13)

2. Gaya Kepemimpinan

a. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya artinya sukap gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik  yang bagus, kekuatan , kesanggupan untuk berbuat baik.

Sedangkan arti (definisi) dari Gaya kepemimpinan menurut Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A menyebutkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola  perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Terdapat tiga pola pokok pada gaya kepemimpinan yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, yang terakhir mementingkan hasil yang dapat dicapai.

Pada tahun 1930-an ada yang berpendapat bahwa gaya kepemimpinan sebagai suatu rangkaian kesatuan yang didasarkan pada derajat pembagian kekuasaan dan pengaruh antara pimpinan dan bawahan. Dalam rangkaian tersebut dapat diidentifikasikan empat gaya kepemimpinan dasar yaitu, mengatakan, menjual, konsultasi, dan bergabung. Mengatakan adalah gaya kepemimpinan otokratis, sedangkan bergabung adalah gaya kepemimpinan demokratis. Menurut  pendapat ini gaya kepemimpinan demokratis bukanlah pendekatan yang terbaik 

semua kondisi (situasi), para ahli saat itu lebih menyarankan penggunaan semua gaya mulai dari mengatakan sampai bergabung. Menurut para ahli saat itu juga untuk menentukan gaya yang paling efektif dalam menghadapi keadaan tertentu maka perlu mempertimbangkan kekuatan yang ada dalam tiga unsur yaitu dari diri  pemimpin, bawahan dan situasi yang menyeluruh

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1960-an yang dinamakan “pola manajerial”. Kepemimpinan dipengaruhi oleh dua perhatian manajerial yang mendasar, yaitu perhatian terhadap produksi atyau tugas dan perhatian

(14)

terhadap manusia. Menurut teori ini ada empat gaya dasar kepemimpinan : (1)   gaya manajemen tugas,   pemimpin menunjukkan perhatian tinggi terhadap   produksi terhadap perhatian rendah terhadap manusia, (2)   gaya manajemen

country club,  pemimpin memperlihatkan perhatian yang tinggi terhadap manusia tetapi perhatian rendah terhadap produksi/tugas, (3)   gaya manajemen miskin. Pemimpin tidak terlalu menunjukkan perhatian, baik terhadap produksi/ tugas maupun manusia (4)   gaya manajemen tim,   pemimpin menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap produksi/tugas maupun manusia. Menurut teori ini gaya menajemen tim, yang pada dasarnya sama dengan gaya demokratis merupakan gaya kepemimpinan yang terbaik untuk semua orang dalam esgala situaasi yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini

Daftar Gambar 1.Gaya Dasar Kepemimpinan Gaya Dasar 

kepemimpinan

Perhatian Manjerial

Produksi Manusia

Manajemen Tugas

Manjemen Country Club Manajemen Miskin Manajemen Tim Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Sementara itu menurut Contigency Theory leadership menyatakan bahwa ada kaitan antara gaya kepemimpinan dengan situasi tertentu yang dipersyaratkan. Menurut teori ini pemimpin akan efektif jika gaya kepemimpinannya akan sesuai dngan situasi yang terjadi. Pendekatan ini menyarankan bahwa diperlukan dua   perangkat perilaku untuk kepemimpinan yang efektif yaitu perilaku tugas dan   perilaku hubungan. Dengan kedua perangkat ini maka akan melahirkan gaya kepemimpinan, yaitu (1) mengarahkan, gaya kepemimpinan ini perilaku tugas tinggi, perilaku hubungan rendah, (2) menjual , perilaku tugas maupun perilaku hubungan hubungan sama tinggi, (3) ikut serta, perilaku tugas rendah sedangkan   perilaku hubungan tinggi, (4) mendelegasikan, baik perilaku tugas maupun  perilaku hubungan sama rendah.

(15)

Daftar Gambar 2.Perangkat Perilaku Kepemimpinan Gaya

Kepemimpinan

Perilaku

Tugas Hubungan

Mengarahkan Tinggi Rendah

Menjual Tinggi Tinggi

Ikut serta Rendah Tunggi

mendelegasikan Rendah Rendah

Sedang pakar manajemen modern berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang tepat adalah suatu gaya yang dapat menyatukan tiga variabel situasional, yaitu hubungan pimpinan dan bawahan dan anggota, struktur tugas, sert posisi kekuasaan, sehingga dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan yang terbaik  adalah jika posisi kekuasaan itu moderat. Path-Goal model sepaham dengan   pendapat di atas, bahwa suksesnya seorang pemimpin tergantung pada

kemampuannya dalam menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan lingkungan dan karakteristik individual bawahannya. Pengembangan baru dari teori ini yang dapat dikatakan sebgi kalangan moderat, menggambarkan bahwa ada empat gaya kepemimpinan yaitu (1) mengarahkan, gaya ini sama dengan gaya otokratis, jadi   bawahan mengetahui secara persis apa yang diharapkan dari bawahan, (2)

mendukung , pemimpin bersifat ramah pada bawahan, (3) berpartisipasi,   pemimpin bertanya dan menggunakan saran bawahan, (4) berorientasi pada

tugas, pemimpin menyusun serangkaian tujuan yang menantang untuk   bawahannya.

Seorang pemimpin yang efektif harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi tidak tergantung pada satu   pendekatan untuk semua situasi. Pandangan ini mensyaratkan agar seorang   pemimpin mampu membedakan gaya-gaya kepemimpinan, membedakan situasi,

menentukan gaya yang sesuai untuk situaasi tertentu serta mampu menggunakan gaya tersebut secara benar 

(16)

Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, secara konseptual gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan strategi, yang merupakan hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat,sikap, yang sering diterapkan seorang   pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam mengambil keputusan,

dan dalam melaksanakan kegiatan pengendalian

Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa jenis/macam dari gaya kepemimpinan. Gaya-gaya kepemimpinan tersebut antara lain :

1. Gaya Kepemimpinan Otokratik 

Gaya kepemimpinan otokratik adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara   penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si   pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya

melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para   bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian

masalah yang dihadapi.

4. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya Kepemimpinaan transformasional yaitu sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong semua

(17)

unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai ( values  system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada bersedia, tanpa  paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan

5. Gaya Kepemimpinan Paternalitik 

Gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin bertindak  sebagai seorang bapak yang selalu memberikan perlindungan kepada para  bawahannya dalam batas-batas kewajaran

6. Gaya Kepemimpinan Militeristik 

Gaya kepemimpian tidak hanya terdapat di dalam militer saja, tetapi   banyak pemimpin instansi non militer (sipil) yang menerapkan

kepemimpinan gaya ini

2. Tinjauan Tentang Profesionalisme Guru a. Pengertian Profesi

Piet A. Saherfian (1994: 26) mengemukakan bahwa "Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka (to profess artinya menyatakan), yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk  menjabat pekerjaan itu". Mengenai istilah profesi ini Everett Hughes yang di kutip oleh Piet A. Sahertian (1994: 26) menjelaskan. bahwa "istilah profesi rnerupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu sendiri. Sedangkan, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 897) profesi di artikan sebagai "Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran, dan sebagainya) tertentu".

Dalam buku profesi kependidikan dikutip Ahmad Sanusi (2002: 2) menyebutkan istilah profesi berasal dari bahasa Inggris profession dalam kamus ,  profession adalah "a calling requiring specialized knowledge and often

(18)

long and intensive academic preparation". Profesi merupakan sebuah   pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan terspesialisasi dan sering

mensyaratkan persiapan akademik yang lama dan intensif. Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulan bahwa profesi adalah suatu pernyataan bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada jabatan atau pekerjaan tertentu. Profesi menuntut adanya kependidikan keahlian, terspesialisasi, adanya persiapan akademik. yang lama dan intensif.

 b. Persyaratan profesi

Mengingat tugas dan tanggungjawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain dikemukakan berikut ini :

1) Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu  pengetahuan yang mendalam

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan  bidang profesinya.

3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.

5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. (Moh. Ali, 1985)

Selain pernyataan tersebut, menurut Moh. Uzer Usman masih ada  persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong dalam suatu  profesi antara lain : 1). Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 2). Memiliki klien / objek layanan yang tetap, seperti dokter  dengan pasiennya, guru dengan muridnya. 3).Diakui oleh masyarakat kerena memang diperlukan jasanya di masyarakat.

Atas dasar persyaratan tersebut jelaslah jabatan profesional harus di tempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu. Demikianpun dengan profesi guru, harus ditempuh dengan jenjang pendidikan pre  service education seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), KIP, dan

(19)

c. Pengertian Kompetensi, Profesional dan Profesionalisme Guru

Menurut Broke and Stone yang dikutip oleh E. Mulyasa (2007: 25) mengemukakan bahwa, " Kompetensi guru sebagai ... descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful ... kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti". Menurut Charles yang juga dikutip oleh E. Mulyasa (2007: 25) mengemukakan  bahwa kompetensi merupakan, "Perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan". Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa, "Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan".

Dari uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan; kompetensi guru menunjuk kepada  performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati, tetapi juga menyangkut scsuatu yang tidak kasat mata.

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 897) makna dari   profesional adalah "Bersangkutan dengan profesi; memerlukan kepandaian

khusus untuk menjalankannya; mengharuskan adanya pembayaran untuk  melakuannya (lawan amatir)". Sedangkan menurut Wagiman.dkk istilah   profesional menunjukkan pada dua hal, yang pertama; profesional berarti orang yang menyandang suatu profesi dan yang kedua; profesional berarti   penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan   profesinya. Samana A (1994: 27) berpendapat bahwa "Seorang pekerja   profesional dalam bahasa keseharian tersebut adalah seorang pekerja yang

terampil atau cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan atau kecakapan tersebut sekedar produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan".

(20)

Dari ketiga definisi tsrsebut dapat disimpulkan bahwa pada intinya   profesional berarti sesuatu yang berhubungan dengan profesi, yang dalam menjalankan profesinya diperlukan suatu kepandaian khusus yang berpijak    pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, terencana, terampil dan cakap dalam kerjanya yang di pergunakan demi kemaslahatan orang lain.

Mengenai pengertian dari kata profesionalisme Wagimin, dkk (2002: 1) mengatakan "Istilah profesionalisme menunjukkan pada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakanya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya". Menurut Muhibbin Syah (2006: 230) " Profesionalisme dapat dipahami sebagai kualitas dan tindak  tanduk khusus yang merupakan ciri orang profesional". Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 897) kata profesionalisme menunjukkan kata benda yang berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Dari ketiga   pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian dari

profesionalisme adalah komitmen dari anggota suatu profesi untuk  meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-straleginya agar mutu atau kualitas dan tindak-tanduk yang dimiliki   benar-benar bisa diterapkan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan  profesinya

d. Pengertian Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 158) guru diartikan sebagai "Orang yang kerjanya mengajar". Sedangkan Moh. Uzer Usman (2005: 6) mengemukakan bahwa, "Guru merupakan profesi / jabatan / pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

Pendapat lain menyatakan bahwa:

Guru adalah pribadi dewasa yang mempersiapkan diri secara khusus melalui lembaga pendidikan guru (LPTK), agar dengan keahliannya mampu mengajar sekaligus mendidik siswanya untuk menjadi warga negara yang baik (susila), berilmu, produktif, sosial, sehat, dan

(21)

mampu berperan aktif dalam peningkatan sumber daya manusia / investasi kemanusiaan. (A. Samaria 1994, 115)

Jadi guru dapat menunjuk kepada jabatan profesional yang memerlukan keahlian khusus atau dapat pula berarti orang yang berprofesi sebagai  pengajar dan pendidik yang menjadikan bidang pendidikan tak sekedar sumber   pendidikan tetapi juga sebagai sarana pengabdian. Guru merupakan pribadi

dewasa yang mempersiapkan diri secara khusus melalui lembaga   pendidika n guru, menggunakan keahliannya mengajar sekaligus mendidik 

siswanya menjadi warga negara yang baik, berilmu, produktif, sosial, sehat, dan mampu berperan aktif dalam peningkatan SDM.

e. Tugas Guru

Menurut Piet A. Saherlian (199-1: 12-13)," Tugas guru umumnya dibedakan: a) Tugas Personal, b) Tugas Sosial, dan c) Tugas Profesional". Sedangkan Moh. Uzer Usman (2005: 6-7) berpendapat bahwa, " Terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan". Macam-macam tugas tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1). Tugas Personal

Yang dimaksud dengan tugas personal adalah tugas guru yang menyangkut dirinya sendiri, setiap guru harus mendalami konsep dirinya dan menatap dirinya, mampu berkaca pada diri sendiri, dengan begitu dia akan melihat bahwa apa yang ada pada dirinya bukan lainnya. satu pribadi, melainkan tiga pribadi yaitu: Saya dengan konsep diri saya {self concept), saya dengan ide diri saya (self idea), saya dengan realita diri saya (self reality).

2). Tugas Sosial

Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan, mendidik dan mengajar adalah tugas pemanusiaan manusia. Guru harus dapat menjadikan dirinya scbagai orang tua kedua di sekolah, harus dapat menarik simpati sehingga dia menjadi idola para siswanya. Pembelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. 3). Tugas Profesional

(22)

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar   berarti meneruskan dan mengembangkan iilmu pe ngetah uan dan teknol ogi,

sed ang kan mel ati h ber ar ti mengembangkan ketrampilan -ketrampilan kepada siswa.

4). Tugas guru dalam Bidang Kemasyarakatan

Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan meliputi dua hal . yaitu: 1) mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral agama. 2) mencerdaskan bangsa Indonesia. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat yakni di depan memberi suri tauladan, di ditengah-tengah membangun, dan di  belakang memberi dorongan dan motivasi Ing Ngarso sung tuladha, ing madya

mangun karsa, tut wuri handayani. Selain itu guru juga mempunyai peran yang strategis dalam menentukkan gerak maju pertumbuhan bangsa.

f. Guru yang professional

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 2, guru yang  profesional adalah "guru yang telah memiliki sertifikat pendidik setelah mengikuti   pendidikan profesi". Pedidikan yang dimaksud wajib diikuti oleh setiap calon guru sebagai pendidikan lanjutan setelah sarjana. Pendidikan profesi dapat ditempuh dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun atau dengan beban belajar  antara 36-40 SKS. Untuk mencapai sebulan guru profesional, setiap calon guru harus memiliki:

1) Kualifikasi akademik sekurang-kurangnya sarjana (S-l) atau diploma (D-IV)

2) Lulus uji kompetensi yang meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi  profesional.

3) Sertifikasi pendidikan yang ditlempuh melalui pendidikan profesi. Di samping itu, calon guru harus sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (Subijanto, 2006)

(23)

Menurut Glickman yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal (2003: 5)," Seorang guru  bisa dikatakan profesional bilamana memiliki kemampuan tinggi (high level of 

abstract) dan rnotivasi kerja yang tinggi Qiigh level of commitment) ".Apabila ditelaah lebih mendalam temyata kata komitmen memiliki makna lebih luas

daripadaconcern sebab komitmen mencakup waktu dan usaha. Tingkat komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang paling rendah menuju yang paling tinggi. Guru yang memiliki komitmen yang rendah biasanya wajib, memberikan perhatian kepada murid, demikian pula waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran pun sangat sedikit. Sebaliknya, seorang guru yang memiliki komitmen tinggi biasanya tinggi sekali  pecrhatiannya kepada murid, demikian pula waktu yang disediakan untuk   peningkatan mutu pendidikan sangat banyak. Menurut Piet A. Saherlian (1994:

30) " makna profesional dapat dipandung dari tiga dimensi, yaitii ahli (ekspert), rasa tanggung jawab (responsibility), dan memiliki rasa kesejawatan". Ketiga hal tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut:

1) Ahli(Ekspert)

Maksud dari ahli adalah ahli dalam bidang pengetahuan yang diajarkan dan ahli dalam fungsi mendidik. Seorang guru tidak saja menguasai isi pengajaran yang diajarkan tetapi juga mampu dalam menanamkan konsep mengenai  pengetahuan yang diajarkan.

Pemahaman konsep dapat dikuasai bila guru juga memahami psikologi   belajar. Psikologi belajar membantu guru menguasai cara membimbing subjek   belajar dalam memahami konsep tentang apa yang di ajarkan. Selain itu, guru juga

menyampaikan pesan-pesan didik. Guru yang ahli memiliki pengalaman tentang cara mengajar (leaching is a skill) dan mengerti bahwa mengajar adalah juga suatu seni (teaching is an art). Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga, mendidik. Dengan mengajar maka guru membentuk konsep berfikir, sikap jiwa, dan menyentuh afeksi yang terdalam dari inti kemanusiaan subjek didik. Selain itu, dengan mengajar berarti guru memberikan pengetahuan, mengembangkan  pengetahuan, dan menumbuhkan apresiasi, sehingga inti kemanusiaan subjek 

(24)

Guru yang ahli mampu menciptakan situasi belajar yang mengandung makna relasi interpersonal. Relasi interpersonal harus diciptakan sehingga subjek  didik merasa "diorangkan", subjek didik mempunyai jati dirinya, selain itu guru yang ahli juga harus dapat menyentuh inti kemanusiaan subjek didik melalui  pelajaran yang diberikan. Ini berarti bahwa cara mengajar guru harus diubah

dengan cara yang bersifat dialogis. Praktek pengalaman calon guru harus lebih lama sekurang-kurangnya satu tahun agar mereka memperoleh peningkatan dan kelengkapan profesional yang mantap sebelum terjun dalam dunia mengajar. Sehingga seorang guru yang dapat memainkan perannya dengan baik, baik  sebagai pengajar ataupun pendidik maka guru tersebut ahli dalam mengajar  ataupun mendidik.

2). Memiliki otonomi dan rasa tanggungjawab.

Yang dimaksud dengan otonomi adalah suatu sikap yang pofesional yang disebut mandiri. Sikap otonomi atau mandiri ini, dia wujudkan dalam mengemukakan hal-hal yang harus dikatakan berdasarkan keahliannya. Pada awalnya, guru belum mempunyai kebebasan otonomi melalui proses belajar dan  perkembangan profesi maka pada suatu saat ia akan memiliki sikap mandiri. Piet A. Sahertian (1994: 34), mengemukakan ciri mandiri antara lain: a) Dapat mengamalkan nilai-nilai hidup. b) Dapat membuat pilihan nilai. c) Dapat menentukkan dan mengambil keputusan sendiri. e) Dapat bertanggungjawab terhadap keputusan tadi. Pengertian tanggungjawab dalam teori ilmu mendidik  adalah guru mampu memberi pertanggungjawaban dan kesediaan untuk dimintai  pertanggungjawaban, baik terhadap diri sendiri, terhadap siswa, terhadap orang tua, lingkungan sekitarnya, masyarakat, bangsa dan negara, sesama manusia dan akhirnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Rasa tanggungjawab yang dimiliki oleh guru meliputi lima aspek, yaitu aspek individual, sosial, etis, religius, dan intelektual. Aspek individu artinya yang bertanggungjawab adalah orang secara pribadi, berdiri sendiri sebagai makhluk yang utuh, untuk mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan keputusan itu, dan juga harus punya kesadaran untuk dimintai

pertanggungjawaban. Aspek sosial artinya, guru harus mampu mempertanggungjawaban kepada orang lain. Aspek etis maksudnya

(25)

tanggungjawab itu sendiri adalah perbuatan. yang baik (etic). Sedangkan tanggungjawab dari aspek religius maksudnya guru mempunyai tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

3). Memiliki Rasa Kesejawatan

Salah satu kriteria jabatan profesional adalah jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Dalam Undang-Undang Republik  Idonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa: "Organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru".

Salah satu tugas dari organisasi profesi adalah menciptakan rasa kesejawatan sehingga ada rasa aman dan perlindungan jabatan. Etik profesi ini dikembangkan melalui organisasi profesi. Melalui organisasi profesi diciptakan rasa kesejawatan sehingga harkat dan martabat guru dapat di junjung tinggi, baik  oleh guru sendiri maupun oleh masyarakat pada umumnya. Bagi guru di Indonesia wadah organisasi profesi bagi guru sudah ada, yakni Persatuan Guru Republik  Indonesia (PGRI). Selain PGRl sebagai satu-satunya organisasi guru yang diakui oleh pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Profesi Indonesia (AKBIN), Ikatan Pengurus Bimbingan Indonesia (IPBI), dan lain-lain. Hubungan oranisasi-organisasi tersebut dengan PGRI masih belum tampak nyata secara formal, sehingga nampak  kerjasama mutualisma dalam peningkatan kualitas guru. Dengan diberlakukannya standar kompetensi dan sertifikasi guru, organisasi-organisasi profesi tersebut ; akan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas guru, melalui berbagai kegiatan sesuai dengan visi dan misinya masing-rnasing.

Menurut Sadiman AM (1990: 133-134) guru sebagai tenaga professional mempunyai kualifikasi sebagai berikut:

(26)

Maksudnya guru di harapkan memiliki pengetalnian, kecakapan, dan ketrampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif.

 b) Inovator 

Tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen terhadap upaya  perubahan dan reformasi, guru diharapkan memiliki pengetahuan kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang tepat terhadap perubahan dan sekaligus sebagai  penyebar ide pembaharuan yang efektif.

c) Developer 

Guru yang memiliki visi keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh kedepan menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai sistem.

Faktor-faktor lain, selain faktor-faktor pengetahuan, kecakapan, ketrampilan dan tanggap terhadap ide pembaharuan dan wawasan yang lebih luas sesuai dengan keprofesiannya, pada diri guru sebenarnya masih memerlukan  persyaratan khusus yang bersifat mental. Persyaratan khusus itu adalah faktor 

yang menyebabkan seseorani itu rnerasa senang, karena merasa terpanggil hati nuraninya untuk menjadi pendidikatau guru.

Menurut Oemar Hamalik (2006: 27) "Guru profesional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah memiliki ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar". Secara lebih rinci, beliau menyampaikan  bahwa, guru profesional mempuyai kriteria sebagai berikut :

a) Fisik 

1) Sehat jasmani dan rohani

2) Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik 

 b) Mental aiau kepribadian

1) Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik 

(27)

3) Berjiwa krea tif, dapat memanfaatkan sarana pendidikan yang ada secara maksimal

4) Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa

5) Mampu mengembangkan kreatifitas dan tanggungjawab yang  besar akan tugasnya

6) Mampu mengembangkan

kecerdasan yang tinggi

7) Bersifat terbuka, peka, dan

inovatif 

8) Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya

9) Ketaatannya akan disiplin

10) Memiliki  sense of humany

c) Keilmiahan atau pengetahuan :

1) Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi 2) Memahami i lmu pendidikan dan keguruan dan mampu

menerapkannya dalam tugas sebagai pendidik 

3) Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang di ajarkan

4) Mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup tentang bidang - bidang lain

5) Senang membaca buku-buku ilmiah

6) Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi

7) Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar  d. Ketrampilan

1) Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar  2) Mampu menyusun bahan pelajarun atas dasar pendekatan

struktural, interdisipliner, fungsional, behaviour, dan teknologi. 3) Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik 

4) Mampu mercanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dari pendidikan

(28)

luar sekolah. (Oemar Hamalik , 2004)

Dari keterangan di atas dapat diperoleh kualifiasi dari guru profesional yaitu : memiliki sertifikat pendidik setelah mengikuti pendidikan profesi, ahli (ekspert ), memiliki otonomi dan rasa tanggungjawab, memiliki rasa kesejawatan, capable personal, inovator, developer dan telah menempuh  program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah memiliki ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas  besar.”

g. Peranan Guru yang Profesional

Sebagai suatu profesi, guru melaksanakan peran profesi ( professional-role). Dalam menjalankan peran profesinya, guru memiliki kualifikasi  profesional, yaitu : menguasai pengetahuan yang diharapkan sehingga dapat

memberi sejumlah pengetahuan kepada siswa, menguasai psikologi   perkembangan dan psikologi belajar, menjadi penanggungjawab dalam  pemberian disiplin.

Peran profesi yang lainnya adaluh guru sebagai penilai atau konselor  kegiatan siswa juga pengembang kurikulum yang sedang dilaksa nakan, sebagai , penghubung antara sekolah dan masyarakat, orang tua, dan juga terus menerus mencari pengetahuan yang baru dan ide-ide baru untuk  disampaikan kepada siswanya.

Menurut Cole & Chan (1994: 17)," Ada beberapa dimensi yang dibutuhkan untuk menjalankan pedoman guru secara profesional dalam mengajar, antara lain: 1) komi tmen pada standar dan profesi; 2) percaya diri; 3) strategi analitik dan gaya refleksi; 4) pengetahuan tentang isi kurikulum; 5) kemampuan lebih dalam memahami simbol, baik huruf atau angka .

Peranan guru secara profesional harus terus dilatih. Lima hal pokok yang telah disebutkan di atas merupakan suatu keharusan yang dipunyai oleh seorang guru terutama adalah komitmen pada profesi yang bertujuan untuk menaikkan standard dalam pembelajaran siswa agar lebih baik dan juga potensi diri siswa secara umum.Termasuk pada pula di dalam pengajaran yang pada ukur an et ik a, khususnya hal yang berhubungan dengan integritas siswa konsep

(29)

tenta ng hubunga n inasyarakat, dan penolakan terhadap semua pola p en ya la hg un aa n d an d is kr im in as i. K ed ua a da la h p er ca ya d ir i, kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa tindakan guru dapat membawa siswa sedapat mungkin. Mendapat kesempatan dalam kegiatan belajar  mengajar. Ke tiga, kemampuan analitik dan refleksi, berhubungan dengan

penerapan pengetahuan praktis atau prinsip evaluasi dalam situasi pengajaran. Keempat, guru seharusnya memahami pelajaran yang diajarkan dan yang kelima, berhubungan dengan standar yang dipakai guru dalam memahami simbol harus lebih baik dan juga potensi dari siswa secara umum.Termasuk pada pula di dalam pengajaran yang pada ukuran etika, khususnya hal yang berhubungan dengan integritas siswa konsep tentang hubungan masyarakat, dan penolakan terhadap semua pola  penyalahgunaan dan diskriminasi. Kedua adalah percaya diri, kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa tidakan guru dapat membawa siswa sedapat mungkin. Mendapat kesempatan dalam kegiatan belajar mengajar. Ketiga, kemampuan analitik dan refleksi, berhubungan dengan penerapan pengetahuan praktis atau prinsip evaluasi dalam situasi pengajaran. Keempat, guru seharusnya memahami pelajaran yang diajarkan dan yang kelima, berhugungan dengan standar yang dipakai guru dalam memahami symbol harus lebih baik 

h. Profi l Guru dalam Kont eks Profesio nal

Menurut Piet A. Sahertian (1994: 24), " Guru yang profesional mempunyai kualifikasi professional”. Penjabaran dari hal tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kualifikasi personal

Ada beberapa ungkapan untuk melukiskan kualifikasi personal, antra lain yang pertama yaitu, guru yang baik  (a good teacher),  baik  dalam artian ini punya konotasi sifat atau atr ibut-atribut moral yang baik. Sifat-sifat ini diutamakan dari asumsi bahwa manusia itu sejak lahir sudah membawa sifat-sifat yang baik. Kedua guru yang berhasil (a  succcessfull  teacher), seorang guru dikatakan berhasil bila dalam mengajar ia dapat

(30)

menunujukkan kemampuannya sehingga tujuan tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai oleh subyek belajar. Ketiga , guru yang efektif  (an effective teacher ). Guru dikatakan efektif bila ia dapat mendayagunakan waktu dan tenaga yang sedikit tetapi dapat mencapai hasil yang banyak. Guru yang pandai menggunakan strategi mengajar dan mampu menerapkan metode-metode mengajar secara berdaya guna dan  berhasil guna.

2) Kualifikasi Profesional

Guru yang berkualitas professional yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apay yang diajarkannya, cakap dalam mengajarkan secara efektif dan efisien dan guru tersebut berkepribadian mantap. Menurut Soekartawi (1995: 33)disebutkan bahwa, “Profil pengakar  dituntut serba bisa”, antara lain meliputi peran:

a) Mempunyai keahlian terhadap ilmu

 pengetahuan (bahan ajar) yang diberikan kepada siswanya;

Mempunyai keahlian dalam dalam memberikan  pengajaran:

c) Mampu memberikan motivasi kepada siswa

d) Mampu bertindak sebagai manajer di kelas (kadang-kadang juga dikantor dimana dia bekerja)

e) Mampu bertindak sebagai pemimpin;

f) Mempunyai keahlian dalam memberikan

 bimbingan

g) mempunyai keahlian sebagai "ahli lingkungan" dalam arti bahwa bila di lingkungan di mana pengajar tersebut  bekerja dirasakan terjadi situasi yang kurang menyenangkan, atau   bila di kelas dimana ia mengajar terjadi situasi kurang mendukung  proses belajar mengajar, maka pengajar harus pula mengubahnya; h) Mampu sebagai figur yang berwatak- ing

ngarso sung tulodho ing madaya mangun karsa lan tut wuri handayani (di depan pengajar mampu berperan sebagai figur 

(31)

teladan atau panutan, di tengah ia dituntut untuk mampu sebagai penggerak inisiatif dan di belakang harus mampu melaksanakan dengnn baik);

i) Mampu membuat suasana di kelas tetap

terkontrol dalam arti bahwa siswa tetap aktif mengikuti pengajaran dengan baik (misalnya siswa tidak ada yang mengantuk, gaduh, atau menganggu siswa yan lain)

j) Mampu membuat atau memberikan humor  

k ep ad a si sw a y an g be ka ja r t ida k me ra sa b osa n m en gi ku ti   pengajaran, disamping itu juga dimaksudkan agar topik bahan ajar 

dapat diterima dengan baik. Dengan humor mungkin dapat menciptakan suasana hangat dan akrab dan mampu mendorong siswa senang dan dapat menyerap bahan ajar dengan baik;

k) Mampu menerima umpan balik (feed back)

dari siswa atau dari teman sejawatnya dengan maksud agar proses  belalar megajar dapat terus ditingkatkan

l) Mau menerapkan hasil penelitiannya di dalam  bahan ajar yang diberikan , dimaksudkan agar kualitas bahan ajar 

terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

m) Mampu melaksankan instructional design (ID)

terbaru (atau paling tidak ID yang dipakai sekarang adalaha lebih   baik dari ID yang digunakana sebelumnya). Dengan memelihara

atau menggunakan ID yang terus diperbaiki (up to date), maka  proses belajar mengajar akan menjadi lebih baik 

B. Kerangka Berfikir

Kepala sekolah dalam hal ini sebagai pemimpin di lingkugan sekolah harus dapat memberikan contoh, penjelasan, serta pelaksanaan kewajiban kepada guru, agar tercipta adanya keprofesioala guru menunaikan tugasnya senagai  pendidik yang bermoral, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta

(32)

Guru yang professional tidak pernah lepas dari tugasnya mendidik peserta didiknya untuk itu seorang guru harus mematuhi perintah dari kepala sekolah yang dimana perintah dari kepala sekolah tersebut sesuai pada kaedah/aturan sekolah

Sebagai seorang pemimpin di lingkungan sekolah seorang kepala sekolah ditutuntut untuk memberikan yang terbaik kepada keprofesionalan guruuntuk  selalu ditingkatkan dengan berbagai cara, yang disesuiakan dengan kemampuan dan aturan-atturan yang ada di sekolah tersebut. Sebagai contoh yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan mengikutsertakan guru pada pelatihan-pelatihan yang dapat meningktaka  profesipnalisme guru.

Berdasarkan kajian teori diatas, dapat disusun suatu kerangka pemikiran yang mengarah pada penemuan jawaban sementara. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Berfikir  Kepemimpinan Kepala sekolah Guru Profesionalis me Guru Karyawan di lingkungan Sekolah

(33)

BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan dari masalah yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari. Alasan peneliti memilih Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari untuk dijadikan sebagai tempat penelitian karena di sana tersedia data mengenai gaya kepemimpinan yang dibutuhkan oleh peniliti

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dari persiapan, tahap  pelaksanaan sampai dengan tahap penyusunan laporan.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kagiatan seperti permohonan  pembimbing, pengajuan proposal penelitian, permohonan ijin penelitianke Sekolah Menengah Atas negeri 1 Wonosari, Klaten dilaksanakan pada  bulan Januari sampai dengan Februari 2009

(34)

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengambilan data. Kegiatan ini akan dilaksankan mulai bulan April sampai bulan Mei 2009

c. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data hasil penelitian, penulisan laporan hasil penelitian dan konsultasi dosen pembimbing, dilaksanakan  pada bulan Juni sampai Juli 2009

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Berdsarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk memahami suatu masalah. Adapun pengertian kualitatif menurut Sugiyono (2005:1) yang mengemukakan bahwa:

“penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk  meneliti kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannnya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada  generalisasi”.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah startegi penelitian tunggal terpancang, dimana peneliti hanya mengkaji satu masalah saja yaitu tentang bagaimana meningkatkan profesionalisme guru di Sekolah Menengah Atas negeri 1 Wonosari yang didasarkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah. Jadi strategi tunggal terpancang yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai tunggal dalam arti hanya ada datu ruang lingkup penelitian di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian maksudnya yaitu, bahwa yang harus

(35)

diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melakukan   penelitian di lapangan. Penelitian deskriptif tunggal terpancang bertujuan agar   penelitian dilakukan secara lebih mendalam sehingga hasilnya mempunyai mutu

yang tidak disangkal (Smith dalam Miles and Hubberman, 1992:2)

C. Sumber Data

Lofland dan Lofland yang dikutip Lexy J. Moleong (2003:112) mengemukakan bahwa “sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya seperti dokummen dan lain- lainnya.

Perlu dijelaskan bahwa peran dari sumber data sangatlah penting, karena   berkatian dengan bias atau tidaknya data penelitian diperoleh. Oleh karena itu  pada penelitian ini peneliti menggunkan data sebagai berikut:

1. Informan

Adalah orang yang dipandang mengetahui peraslahan yang akan dikaji   peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:116) “Responden atau

informan penelitian adalah orang yang dapat merespon dan memberikan informasi tentang data penelitian”. Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah Kepala Sekolah dan guru di Sekolah Menengah Atas  Negeri 1 Wonosari

2. Lokasi

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian mengenai gaya kepemimpinan ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari

3. Arsip dan Dokumen

Merupakan sumber data dalam penelitian kualitaif, terutama apabila sasarannya terarah pada latar belakang peristiwa masa lalu yang sekarang sedang dipelajari. Arsip dan dokumen yang digunakan oleh peneliti yang sesuai dengsn tema dan masalah penelitian ini berupa buku, data dari internet dan data dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari .

Gambar

Gambar 3. Kerangka Berfikir KepemimpinanKepala sekolahGuru Profesionalisme GuruKaryawan dilingkunganSekolah
Gambar 4. Triangulasi Sumber  (Sumber Sugiyono, 2005: 125)
Gambar 6. Triangulasi Waktu (Sumber Sugiyono, 2005: 126)
gambar 7. Analisis data

Referensi

Dokumen terkait

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PASIR SEMBUNG TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DI DESA SIRNAGALIH KECAMATAN CILAKU KABUPATEN CIANJUR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penambahan dosis probiotik berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap efisiensi pakan dan

Dalam mengatasi persaingan yang semakin ketat diantara pesaing, strategi yang dapat dilakukan Naturicha adalah dengan memperluas permintaan atau memperkuat tingkat

Sehingga implementasinya dalam pembelajaran guru di kelas tidak sesuai dengan RPP yang dibawanya, dan RPP yang ditunjukkannya hanya formalitas pada saat ada supervisi oleh

(3) Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ketua dibantu pengelola keuangan Sekolah Tinggi wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian. dan mempersiapkan penyusunan

kesemuanya dilakukan dengan teknik opaque dan brushstroke , selain itu highlight juga mendukung terciptanya volume pada objek akar. Setiap akar dibagian tepi diberikan

20 Anak saya mempunyai kontrol diri yang baik sehingga tidak bersikap agresif. 21 Anak saya selalu mengalah dengan