PENGENALAN EOR
PENGENALAN EOR
(
(
113161572
113161572
)
)
Pertemuan Ke-14
Pertemuan Ke-14
Injeksi Mikroba (MEOR)
Injeksi Mikroba (MEOR)
Dan Screening Criteria
Dan Screening Criteria
DEDY KRISTANTO, HUNTORO, BONI SWADESI
DEDY KRISTANTO, HUNTORO, BONI SWADESI
[email protected]
[email protected]
Deskripsi
Deskripsi
Pemahaman mekanisme injeksi mikroba di dalam
Pemahaman mekanisme injeksi mikroba di dalam
reservoir dalam metode produksi EOR dimana:
reservoir dalam metode produksi EOR dimana:
--
Mikroba
Mikroba
di
di
dalam
dalam
reservoir
reservoir
akan
akan
menghasilkan
menghasilkan
bioproduk (asam, gas CO
bioproduk (asam, gas CO
22, surfactant, polymer dan
, surfactant, polymer dan
pelarut)
melalui
hasil
fermentasi
yang
dapat
pelarut)
melalui
hasil
fermentasi
yang
dapat
meningkatkan efisiensi pendesakan minyak.
meningkatkan efisiensi pendesakan minyak.
--
Injeksi mikroba juga dapat menghasilkan penyumbatan
Injeksi mikroba juga dapat menghasilkan penyumbatan
selektif
yang
dapat
membelokkan
aliran
dari
selektif
yang
dapat
membelokkan
aliran
dari
permeabilitas tinggi ke permeabilitas rendah
permeabilitas tinggi ke permeabilitas rendah
--
Pembelahan hidrkarbon / degradasi hidrokarbon akan
Pembelahan hidrkarbon / degradasi hidrokarbon akan
menghasilkan molekul-molekul hidrokarbon yang lebih
menghasilkan molekul-molekul hidrokarbon yang lebih
Deskripsi
Deskripsi
Pemahaman mekanisme injeksi mikroba di dalam
Pemahaman mekanisme injeksi mikroba di dalam
reservoir dalam metode produksi EOR dimana:
reservoir dalam metode produksi EOR dimana:
--
Mikroba
Mikroba
di
di
dalam
dalam
reservoir
reservoir
akan
akan
menghasilkan
menghasilkan
bioproduk (asam, gas CO
bioproduk (asam, gas CO
22, surfactant, polymer dan
, surfactant, polymer dan
pelarut)
melalui
hasil
fermentasi
yang
dapat
pelarut)
melalui
hasil
fermentasi
yang
dapat
meningkatkan efisiensi pendesakan minyak.
meningkatkan efisiensi pendesakan minyak.
--
Injeksi mikroba juga dapat menghasilkan penyumbatan
Injeksi mikroba juga dapat menghasilkan penyumbatan
selektif
yang
dapat
membelokkan
aliran
dari
selektif
yang
dapat
membelokkan
aliran
dari
permeabilitas tinggi ke permeabilitas rendah
permeabilitas tinggi ke permeabilitas rendah
--
Pembelahan hidrkarbon / degradasi hidrokarbon akan
Pembelahan hidrkarbon / degradasi hidrokarbon akan
menghasilkan molekul-molekul hidrokarbon yang lebih
menghasilkan molekul-molekul hidrokarbon yang lebih
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Mengetahui permasalah
Mengetahui
permasalahan-permasalahan
an-permasalahan
yang akan muncul ketika dilakukan
yang akan muncul ketika dilakukan injeksi
injeksi
mikroba.
mikroba.
Mengerti dan memahamai metode
Mengerti dan memahamai metode
penginjeksian mikroba.
penginjeksian mikroba.
Memahami mekaniseme dari injeksi
Memahami mekaniseme dari injeksi
mikroba.
mikroba.
Memahami tentang screening Criteria
Memahami tentang screening Criteria
pemilihan metode EOR sesuai dengan
pemilihan metode EOR sesuai dengan
Bakteri yang ada dalam reservoir akan mempunyai
pengaruh seperti:
1. Penyumbatan pori, yaitu penyumbatan
pada pore throat sehingga akan
memperkecil porositas dan permeabilitas
batuan.
2. Degradasi hidrokarbon
Jenis hidrokarbon sangat dipengaruhi
oleh komposisi dan ikatan kimia. Zobell
(1950) mengamati kemampuan mikroba
a.
Hidrokarbon alifatik lebih mudah
didegradasi daripada hidrokarbon
aromatik.
b.
Rantai panjang lebih mudah didegradasi
daripada rantai pendek.
c.
Hidrokarbon tidak jenuh lebih mudah
didegradasi daripada hidrokarbon jenuh.
d.
Hidrokarbon rantai bercabang lebih
3. Penyumbatan pori, yaitu penyumbatan
pada pore throat sehingga akan
memperkecil porositas dan permeabilitas
batuan.
Beberapa masalah yang mungkin terjadi adalah
seperti di bawah ini :
1.
Penyumbatan formasi.
2.
Kondisi geologi yang tidak tepat
(patahan, perubahan strategi).
3.
Sifat minyak mentah yang tidak tepat.
4.
Kontaminasi mikroorganisme lain yang
merugikan.
5.
Tidak cukup nutrisi.
Metode Penginjeksian Mikroba
1.
Cara Huff-puff like, digunakan pada reservoir
dangkal dimana bakteri bersama waterflood dan
nutriennya diinjeksikan dan sumur ditutup dan
dibuka pada saat penginjeksian nutrien
berikutnya secara periodik. Setelah selang
waktu tertentu sumur dibuka dan menjadi
sumur produksi.
2.
Cara kedua adalah dengan penginjeksian
bakteri pada sumur injeksi dan produksi pada
jarak tertentu dan selang waktu tertentu.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan bakteri yang kita inginkan, yaitu :
1. Isolasi strain dengan seleksi.
Cara ini dilakukan berdasarkan sifat
kompetisi dari organisme terhadap
organisme lain. Dengan seleksi ini
diharapkan bakteri bisa berkembang
sesuai dengan kondisi yang telah kita
tetapkan disamping mencegah bentuk
lain yang tidak diharapkan.
2. Interaksi populasi dari mikroba dapat
digolongkan beberapa tipe interaksi dan dapat
dipakai sebagai pengujian dalam mendapatkan
strain yang unggul yaitu dengan uji antagonis.
Untuk menjaga kestabilan strain yang unggul
diperlukan teknik-teknik atau cara-cara tertentu
karena mikroba di alam sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan yaitu tekanan, temperatur,
pH, salinitas yang dapat mengakibatkan sifat
genetik sehingga dapat tidak unggul lagi.
Proses penginjeksian mikroba :
1.
Treatment dengan menggunakan chemical
flocculating agent untuk memisahkan padatan.
2.
Dearesi dan penambahan biocide untuk
meminimalis pertumbuhan bakteri.
3.
Penyaringan melalui pasir atau
diatomaceus-earth filter.
4.
Penyaringan melalui cartridge-filter sebelum
dialirkan ke dalam tangki pengumpul.
5.
Penyaringan dengan polishing-filter sebelum
diinjeksikan.
Penambahan biocide dimaksudkan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri serta
mengembalikan ke keadaan normal.
Biocide yang akan digunakan harus stabil
secara kimiawi maupun biologis, tidak
terserap oleh batuan atau terpecah
dalam minyak dan dapat mengalir
bersama-sama polimer.
Mekanisme MEOR
1.
Produksi asam
Asam ini melarutkan matriks batuan sehingga dapat
menaikkan porositas dan permeabilitas batuan.
2. Produksi gas
Produksi CO2 ini pada dasarnya sama dengan CO2
flooding, hanya produksi gas CO2 hasil fermentasi
dan pengaruhnya dapat terjadi pada reservoir
dengan skala yang lebih luas.
3. Produksi pelarut
Produksi pelarut (etanol, butanol aseton dan
isoproponal) oleh mikroba bermanfaat selama
4. Produksi surfactant
Produksi surfactant akan menurunkan tegangan
antarmuka air-minyak.
5. Penyumbatan selektif
Penelitian laboratorium pada sistem reservoir batuan
reservoir memperlihatkan bahwa microbial selective
plugging secara teknis layak dan dapat membelokkan
aliran dari permeabilitas yang tinggi ke rendah. Selective
plugging ini dapat juga digunakan untuk memperbaiki
waterflooding dengan membelokkan aliran dari
permeabilitas yang lebih tinggi ke daerah yang memiliki
permeabilitas rendah.
Parameter Immiscible Miscible Kimia Thermal MEOR Batuan
Reservoir
Water Gas CO2 Alkaline Polimer Surfactant Steam Insitu Comb
Tekanan, psi < 1500 > 1500 < 3000
Porisity, % > 10 Tidak kritis Tidak kritis > 15 > 15 Permeabilitas, mD Tidak kritis pada laju injeksi yang stabil Tidak kritikal pada laju injeksi yang
stabil > 20 + 100 > 20 > 200 > 100 Tidak kritis Ketebalan, ft Tidak kritis
Relatif tipis, kecuali bila kemiringan formasi curam.
Tidak kritis Tidak kritis > 10 > 20 > 10 Tidak kritis Saturasi Minyak, %PV > 50 > 20 (batasan 15-70) Di atas saturasi residual waterflood > 10 > 30 40-50 > 50 30-40 Kedalaman, ft Tidak kritis > 2500 > 9000 < 9000 < 8000 300-5000 < 11500 < 8000 Temperatur, oF < 150 Tidak kritis > 200 < 200 < 175 Tidak kritis > 100 < 140
Fluida Reservoir Gravity, oAPI < 40 > 22 (batasan 27-44) > 20 (batasan 13-35) > 25 > 25 > 8 (kisaran normal 8-25) > 10 > 15 Viskositas, cp < 30 < 10 (batasan 0.3-6) < 200 < 150 < 30 < 100000 < 5000 Tidak kritis Banyak mengandung hidrokarbon Tidak kritis tetapi adanya Adanya komponen asphaltic Tidak kritis namun terdiri dari salintas air
Screening Criteria Injeksi Air
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % > 10
Permeabilitas, mD Tidak kritis pada laju injeksi yang stabil
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV > 50
Kedalaman, ft Tidak kritis
Temperatur, oF < 150
Jenis Batuan Sandstone atau Carbonat yang homogen Fluida Reservoir
Sreening Criteria Injeksi Gas
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % > 10
Permeabilitas, mD Tidak kritis pada laju injeksi yang stabil
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV > 30
Kedalaman, ft Tidak kritis
Temperatur, oF Tidak kritis
Jenis Batuan Sandstone atau Carbonat yang homogen Fluida Reservoir
Sreening Criteria Injeksi Gas CO
2Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % Tidak kritis
Permeabilitas, mD Tidak kritikal pada laju injeksi yang stabil
Ketebalan, ft Relatif tipis, kecuali bila kemiringan formasi curam. Saturasi Minyak, %PV > 20 (batasan 15-70)
Kedalaman, ft > 2500
Temperatur, oF Tidak kritis
Jenis Batuan Sandstone atau Carbonat dengan rekahan yang minimum Fluida Reservoir
Sreening Criteria Injeksi Gas Kering
pada Tekanan Tinggi
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi 3500-6000
Permeabilitas, mD Tidak terlalu tinggi
Ketebalan, ft < 10
Saturasi Minyak, %PV 25
Kedalaman, ft > 5000
Temperatur, oF Tidak Kritis
Jenis Batuan Sandstone atau limestone Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 40
Screening Criteria Injeksi Gas Diperkaya
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi > 1300
Permeabilitas, mD Tidak terlalu tinggi
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV 25
Kedalaman, ft > 2000
Temperatur, oF Rendah
Jenis Batuan Sandstone atau limestone Fluida Reservoir
Screening Criteria Injeksi Gas Inert (N
2)
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % Tidak kritis
Permeabilitas, mD Tidak kritis
Ketebalan, ft Relatif tipis, kecuali pada formasi miring Saturasi Minyak, %PV > 40 (batasan 59-80)
Kedalaman, ft > 6000 (batasan 10000-18500)
Temperatur, oF Tidak kritis
Jenis Batuan
Sandstone atau Limestone dengan rekahan yang minimum
Screening Criteria Injeksi Alkaline
Parameter
Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, %
Tidak kritis
Permeabilitas, mD
> 20
Ketebalan, ft
Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV
Di atas saturasi residual waterflood
Kedalaman, ft
> 9000
Temperatur,
oF
> 200
Jenis Batuan
Lebih tepat untuk sandstone
Fluida Reservoir
Gravity ,
oAPI
> 20 (batasan 13-35)
Sreening Criteria Injeksi Polymer
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % > 15
Permeabilitas, mD + 100
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV > 10
Kedalaman, ft < 9000
Temperatur, oF < 200
Jenis Batuan
sandstone namun dapat digunakan untuk limestone
Sreening Criteria Injeksi Surfactant
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir Porositas, % > 15 Permeabilitas, mD > 20 Ketebalan, ft > 10 Saturasi Minyak, %PV > 30 Kedalaman, ft < 8000 Temperatur, oF < 175
Jenis Batuan Lebih tepat untuk sandstone Fluida Reservoir
Screening Criteria Injeksi Air Panas
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi Tidak Kritis
Permeabilitas, mD > 250
Ketebalan, ft > 10
Saturasi Minyak, %PV > 40
Kedalaman, ft < 3000
Temperatur, oF Tidak Kritis
Jenis Batuan Sandstone atau limestone Fluida Reservoir
Sreening Criteria Injeksi Steam
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Permeabilitas, mD > 200
Ketebalan, ft > 20
Saturasi Minyak, %PV 40-50
Kedalaman, ft 300-5000
Temperatur, oF Tidak kritis
Jenis Batuan Sandstone dengan porositas dan permeabilitas besar Fluida Reservoir
Gravity , oAPI > 8 (kisaran normal 8-25)
Screening Criteria In-Situ Combustion
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir Permeabilitas, mD > 100 Ketebalan, ft > 10 Saturasi Minyak, %PV > 50 Kedalaman, ft < 11500 Temperatur, oF > 100
Jenis Batuan Sandstone dengan porositas tinggi Fluida Reservoir
Screening Criteria Injeksi Mikroba
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi < 3000
Permeabilitas, mD Tidak kritis
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV 30-40
Kedalaman, ft < 8000
Temperatur, oF < 140
Jenis Batuan Sandstone atau limestone Fluida Reservoir
Contoh soal
1.
Sebutkan kriteria teknis untuk dilakukan
”Microbial Enhanced Oil Recovery
(MEOR)” dan mengapa demikian,
Jelaskan.
2.
Jelaskan kaitan antara bentuk dan
ukuran bakteri yang harus digunakan
terhadap permeabilitas dan kemungkinan
terjadinya plugging.
Ringkasan Materi
Injeksi mikroba adalah suatu metode pengurasan
minyak tahap lanjut dengan cara menginjeksikan
mikroba ke dalam reservoir untuk meningkatkan
perolehan minyak.
Bakteri yang ada dalam reservoir kemungkinan
berasal dari sisa-sisa populasi bakteri yang ada
pada saat pembentukan minyak bumi.
Ada kemungkinan adalah karena penetrasi
sepanjang aquifer dari permukaan.