• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 OPTIMASI POLA PENGOPERASIAN BENDUNGAN CIBANTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 6 OPTIMASI POLA PENGOPERASIAN BENDUNGAN CIBANTEN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 6

OPTIMASI POLA PENGOPERASIAN

BENDUNGAN CIBANTEN

6.1 UMUM

Analisa neraca air adalah studi mengenai kesetimbangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan besarnya supply air serta besarnya kebutuhan air yang ada dapat ditentukan besarnya kesetimbangan antara ketersediaan air dan kebutuhan air.

Pemanfaatan air sungai Cibanten dapat dilakukan dengan pengambilan melalui bendung atau bendungan. Adanya suatu bendungan tidak dapat menambah tersedianya air, akan tetapi meningkatkan debit andalan, yaitu distribusi air yang dikeluarkan dapat diatur sehingga debit di musim kemarau akan dapat meningkat. Dalam studi ini pengambilan air dilakukan melalui pengambilan pada air yang tersimpan dalam reservoar. Dalam studi ini analisa neraca air dilakukan melalui simulasi operasi reservoar karena air yang digunakan diambil dari reservoar. Untuk menganalisa kesetimbangan air yang disimpan dalam suatu reservoir diperlukan data volume tampungan reservoir, data ketersediaan air yang masuk kedalam reservoir dan prediksi kebutuhan air baku sampai dengan tahun 2020.

6.2 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK

Kegiatan yang membutuhkan air baku yang berasal dari Bendungan Cibanten adalah kebutuhan air irigasi dan air baku untuk PDAM yang melayani Kabupaten Serang dan desa-desa disekitarnya. Untuk memperkirakan besarnya kebutuhan air baku untuk kebutuhan domestik, perlu dilakukan perkiraan jumlah penduduk pada masa yang akan datang.

(2)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

Perkiraan jumlah penduduk pada masa yang akan datang dihitung berdasarkan data-data perkembangan penduduk dimasa lalu. Adapun rumus yang digunakan dalam memproyeksikan jumlah penduduk adalah sebagai berikut :

Pn = Po (1+r)n

Dimana :

Pn = Jumlah Penduduk pada tahun ke-n

Po = Jumlah Penduduk pada tahun dasar (tahun ke–0)

r = Laju Pertumbuhan penduduk per tahun

Proyeksi penduduk berdasarkan Kantor Statistik dengan menggunakan metode geometrik dengan tingkat pertumbuhan 1,75% berdasarkan pada data menunjukkan kenaikan pertahun rata-rata 1,3% pertahun, tetapi pada tahun 1996 terjadi kenaikan penduduk yang sangat drastis yaitu 6 % pertahun, hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu data 1996 merupakah hasil sensus sehingga perlu adanya koreksi terhadap pertumbuhan penduduk tahun sebelumnya. Hasil perhitungan proyeksi kenaikan jumlah penduduk sampai dengan tahun 2025 dan hasilnya ditunjukan pada Gambar 6-1. 1000 1500 2000 2500 3000 P o p u la s i (1 0 3) 1991 1996 Eksisting 2001 1.75% 20062.16% 20111.56% 2016 Tahun Jumlah Populasi 1992 1,493,449 1993 1,501,607 1994 1,521,935

(3)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

6.3 ANALISA KEBUTUHAN AIR

Analisa kebutuhan air pada prinsipnya adalah melakukan prediksi kebutuhan air dimasa datang sesuai dengan proyeksi perkembangan penduduk dan wilayah. Untuk memprediksi besarnya kebutuhan air perlu dilakukan identifikasi kegiatan yang memerlukan air. Beberapa kegiatan yang akan memerlukan air baku yang berasal dari Bendungan Cibanten antara lain adalah :

a) kebutuhan air domestic, perkotaan dan industri (DPI) b) Kebutuhan air irigasi

Besarnya kebutuhan air untuk masing-masing kegiatan diatas akan diuraikan pada bagian berikut ini.

6.3.1 KEBUTUHAN AIR DOMESTIK

Besarnya jumlah Kebutuhan Air Baku yang akan mendapat pelayanan air bersih di yang dihitung dengan rumus berikut :

D P B P P D DPI J K 86400 K 1 T F N 1 Q Dimana :

QDPI = Kebutuhan air baku rata-rata (DPI) JP = Jumlah Penduduk Taoal

TL = Jumlah Penduduk yang dilayani (40%)

KD = Kebutuhan Air Domestik perkapita/hari (150 liter/orang/hari) ND = Prosentase Pemakaian Air Perkotaan dan Industri (10%) KB = Faktor Kebocoran (20%)

FP = Faktor Produksi (1.1)

Kebutuhan air bersih untuk penduduk Kabupaten Serang dapat dipenuhi melalui sistem perpipaan yang disediakan oleh PDAM Kabupaten Serang, atau mendapatkan air dari air tanah dangkal atau sumur bor secara perorangan atau mata air, untuk proyeksi kebutuhan air domestik s/d tahun 2020 dapat dilihat pada

(4)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

Tabel 6-1. Kebutuhan Air Domestik

I 1 Kragilan 6.77 18.64 136.06 219.51 433.64 2 Cikande 4.96 19.26 119.49 192.59 418.03 3 Carenang 0.96 0.96 7.16 27.82 31.76 4 Pontang - Tirtayasa 1.94 14.87 39.73 106.54 139.34 5 Pamarayan 3.76 3.95 32.65 44.25 56.35 6 Kopo - - 88.37 108.75 124.61 Sub Total 18.39 57.68 423.46 699.46 1203.73 II 1 Serang 98.50 303.04 471.60 652.25 841.54 2 Kasemen 4.07 18.02 36.34 105.47 139.66 3 Ciomas 2.10 6.24 6.35 19.06 44.25 4 Baros 3.31 5.67 8.13 19.49 19.94 5 Padarincang 3.13 5.60 8.31 19.14 19.96 6 Kramatwatu 7.74 24.16 28.66 103.28 120.72 7 Bojonegoro 4.99 9.66 14.73 61.14 84.04 Sub Total 123.84 372.39 574.12 979.83 1270.11 III 1 Cilegon 66.43 153.20 267.39 446.66 653.94 2 Anyer 5.32 9.66 29.34 50.62 104.69 3 Cinangka 0.71 5.73 9.69 31.61 48.01 4 Mancak 1.37 7.10 8.50 14.94 14.94 Sub Total 73.83 175.69 314.92 543.83 821.58 216.06 605.76 1312.50 2223.12 3295.42 TOTAL Kebutuhan Air (l/dt) Th. 2000 Th. 2005 Th. 2010 Th. 2015 Th. 2020 Serang Timur Serang Tengah Serang Barat

No Pelayanan Air Bersih

Tingkat pelayanan air bersih di Kabupaten Serang tergolong masih sangat rendah. Dilihat dari tingkat pelayanan air bersih yang ada saat ini yaitu sebesar 5%, menunjukkan masih rendahnya tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Serang untuk masyarakat di Kabupaten Serang. Dari tingkat pelayanan air bersih yang ada saat ini untuk kecamatan yang ada di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon terlihat tingkat pelayanan yang paling tinggi yaitu 34% untuk kota Cilegon, dan yang paling

(5)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

Sistem Bojonegara : 50 L/sec

Sistem Pontang : 40 L/sec

6.3.2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Bendungan Cibanten diperkirakan dapat melayani kebutuhan air pengembangan daerah irigasi dihilir bendungan Cibanten seluas 1000 Ha. Daerah irigasi tersebut akan disuply dari intake irigasi Bendungan Cibanten atau dari bendung pembagi yang terletak dihilir lokasi bedungan Cibanten yang selanjutnya dialirkan melalui saluran primer yang terletak disebelah kiri dan kanan Sungai Cibanten. Besar kebutuhan air irigasi dihitung dengan menggunakan Standar KP-01 yang diterbitkan olah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum.

1. Pola Tanam, jadwal tanam, dan intensitas tanam

Rencana pola tanam adalah padi-padi dengan intensitas tanam 200%. Jadwal tanam dimulai pada bulan November untuk musim tanam I dan pada bulan Maret untuk musim tanam II.

2. Evapotranspirasi Acuan (Eto)

Evapotranspirasi acuan di rencana daerah irigasi Bendungan Cibanten (Tabel 6-2) dihitung dengan menggunakan metoda Penman–Monteith, dengan input berupa data temperatur, kelembaban udara, lama penyinaran matahari, dan kecepatan angin.

3. Hujan Efektif (ER)

Untuk rencana daerah irigasi Cibanten, analisis hujan efektif berdasarkan data pada pos hujan Balikpapan. Perkiraan hujan efektif dalam analisis kebutuhan air dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hujan efektif untuk tanaman padi dan hujan efektif untuk tanaman palawija. Perhitungan hujan efektif menggunakan rumus (KP-01) berikut :

hujan efektif untuk tanaman padi = 0.7 R80%

hujan efektif untuk tanaman palawija = 0.7 R50%

4. Penyiapan Lahan (LP)

Lama penyiapan lahan di rencana daerah irigasi Cibanten diasumsikan selama 30 hari (1 bulan). Waktu penyiapan lahan untuk padi dimulai bulan November untuk musim tanam I dan dimulai bulan Maret pada musim tanam II. Kebutuhan

(6)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

air selama penyiapan lahan menggunakan rumus Van de Goor dan Zijlstra (1968) sebagai berikut: 1 . k k e e M IR dimana :

IR = kebutuhan air irigasi di sawah, mm/hari

M = kebutuhan air sebagai kompensasi kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi yang sudah dijenuhkan, M = Eo + P, dalam mm/hari

Eo = evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan, mm/hari P = perkolasi k = S T . M

T = jangka waktu penyiapan lahan, dalam hari

S = kebutuhan air untuk penjenuhan dalam lapisan air (50 mm) 5. Penggantian Lapisan Air(WLR)

Penggantian lapisan air dilakukan pada waktu pemupukan. Agar pupuk tidak terbilas oleh air, penggantian lapisan air dilakukan sebanyak 2 kali masing-masing 50 mm atau 3,33 mm/hari selama ½ bulan. Penggantian lapisan air dilakukan pada periode kedua dan keempat masa pertumbuhan setelah transplantasi.

6. Perkolasi (P)

Untuk tanah permukaan berupa lempung Perkiraan perkolasi diasumsikan sebesar 3.0 mm/hari untuk tanaman padi dan untuk tanaman palawija adalah

(7)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

T a b e l 6 -2 . E v a p o tr a n s p ir a s i P o te n s ia l JA N F E B M A R A P R M E I JU N JU L A G T SE P O K T N O V D E S 27 .2 8 27 .0 4 27 .5 0 28 .2 1 27 .9 2 27 .3 8 26 .9 5 27 .0 9 27 .7 8 27 .7 7 27 .6 1 37 .3 1 42 .1 6 34 .9 9 50 .2 8 61 .4 5 63 .6 9 60 .3 2 64 .4 4 73 .6 8 71 .1 7 54 .1 9 39 .0 8 46 .5 1 82 .6 5 76 .5 5 82 .9 6 79 .7 6 83 .6 3 80 .0 4 81 .2 6 78 .1 2 74 .9 2 80 .5 2 78 .6 8 87 .1 5 84 .6 5 78 .5 5 84 .9 6 81 .7 6 85 .6 3 82 .0 4 83 .2 6 80 .1 2 76 .9 2 82 .5 2 80 .6 8 89 .1 5 13 7. 90 14 9. 10 14 4. 80 12 3. 00 82 .3 0 75 .7 0 82 .0 1 86 .3 2 92 .9 1 11 5. 00 13 7. 90 16 1. 40 1. 60 1. 73 1. 68 1. 42 0. 95 0. 88 0. 95 1. 00 1. 08 1. 33 1. 60 1. 87 38 .1 9 37 .9 4 38 .7 2 39 .0 7 37 .1 1 35 .3 2 33 .7 9 33 .8 1 35 .7 8 38 .4 2 38 .8 6 39 .0 9 0. 83 0. 77 0. 83 0. 80 0. 84 0. 80 0. 81 0. 78 0. 75 0. 81 0. 79 0. 87 31 .5 6 29 .0 4 32 .1 2 31 .1 6 31 .0 4 28 .2 7 27 .4 6 26 .4 1 26 .8 1 30 .9 4 30 .5 8 34 .0 7 6. 63 8. 90 6. 60 7. 91 6. 07 7. 05 6. 33 7. 40 8. 97 7. 48 8. 28 5. 02 0. 64 0. 67 0. 66 0. 60 0. 49 0. 47 0. 49 0. 50 0. 52 0. 58 0. 64 0. 71 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 1. 00 4. 26 5. 98 4. 36 4. 76 2. 99 3. 34 3. 11 3. 72 4. 67 4. 34 5. 32 3. 55 15 .5 0 15 .8 0 15 .6 0 14 .9 0 13 .8 0 13 .2 0 13 .4 0 14 .3 0 15 .1 0 15 .6 0 15 .5 0 15 .4 0 0. 42 0. 35 0. 50 0. 61 0. 64 0. 60 0. 64 0. 74 0. 71 0. 54 0. 39 0. 47 0. 46 0. 42 0. 50 0. 56 0. 57 0. 55 0. 57 0. 62 0. 61 0. 52 0. 45 0. 48 7. 14 6. 71 7. 82 8. 30 7. 84 7. 28 7. 67 8. 84 9. 15 8. 13 6. 90 7. 43 5. 36 5. 04 5. 87 6. 23 5. 88 5. 46 5. 75 6. 63 6. 86 6. 10 5. 18 5. 57 16 .3 3 16 .3 1 16 .3 8 16 .4 1 16 .2 3 16 .0 6 15 .9 2 15 .9 3 16 .1 6 16 .3 5 16 .3 9 16 .4 1 0. 09 0. 10 0. 09 0. 09 0. 09 0. 11 0. 11 0. 11 0. 11 0. 10 0. 10 0. 08 0. 48 0. 41 0. 55 0. 65 0. 67 0. 64 0. 68 0. 76 0. 74 0. 59 0. 45 0. 52 0. 73 0. 70 0. 82 1. 01 1. 04 1. 09 1. 18 1. 38 1. 34 0. 92 0. 72 0. 71 4. 63 4. 34 5. 05 5. 22 4. 85 4. 37 4. 57 5. 25 5. 52 5. 18 4. 46 4. 87 1. 08 1. 10 1. 10 1. 09 1. 08 1. 08 1. 08 1. 10 1. 10 1. 09 1. 07 1. 08 4. 60 6. 58 4. 80 5. 19 3. 23 3. 61 3. 36 4. 09 5. 14 4. 74 5. 69 3. 83 14 2. 49 18 4. 30 14 8. 71 15 5. 69 10 0. 11 10 8. 36 10 4. 18 12 6. 90 15 4. 24 14 6. 80 17 0. 83 11 8. 69 Su m be r : H as il P er hi tu ng an 2 00 4 C , F ak to r p en g g an ti c u ac a E to h ar ia n ( m m / h ar i) E to b u la n an ( m m / b ln ) f( ed ), K or ek si a ki b at t ek an a ir f( n / N ) R n l, R ad ia si d ip an ca rk an b u m i (m m / h ar i) R n , R ad ia si m at ah ar i b er si h ( m m / h ar i) (0 .2 5 + 0. 5* n / N ) R s, R ad ia si m at ah ar i k or ek si ( m m / h ar i) R n s, R ad ia si m at ah ar i ko re ks i b u m i ( m m / h ar i) f( t) , K or ek si a ki b at t em p er at u r 1 - W (1 - W )* f( U )* (e a - ed ) R a, R ad ia si m at ah ar i te or it is ( m m / h ar i) n / N ed , T ek an an u ap n ya ta ( m b ar ) ea e d ( m b ar ) f( U ), F u n g si a n g in r el at if W , F ak to r b er at U , K ec ep at an a n g in r at a-ra ta ( km / h ar i) U , K ec ep at an a n g in r at a-ra ta ( m / d et ) ea , T ek an an u ap je n u h ( m b ar ) R h / 10 0 T , T em p er at u r ra ta -r at a ( o C ) n / N , P en yi n ar an m at ah ar i r at a-ra ta ( % ) R h , K el em b ab an u d ar a ra ta -r at a (% ) R h m ax , K el em b ab an u d ar a m ak s (% ) K E T E R A N G A N B U L A N

(8)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

8. Kebutuhan air irigasi

Dari data tersebut diatas, dihitung kebutuhan air irigasi dengan menggunakan standar perhitungan Ditjen Sumber Daya Air (KP-01) dengan Langkah perhitungan sbb :

Perhitungan Evapotranspirasi Acuan (Eto) : metoda Penman Perkiraan koefisien tanaman (Kc) berdasarkan Tabel

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (LP). Untuk Palawija LP=0 Perhitungan penggunaan konsumtif : Etc = Kc * Eto

Perkiraan penggantian lapisan air (WLR). Untuk Palawija WLR =0 Perkiraan perkolasi (P)

Perhitungan Kebutuhan air irigasi (IWR) = Etc +LP +P + WLR Perhitungan hujan efektif (ER)

Perhitungan kebutuhan bersih air di sawah untuk tanaman Padi (NFR)

64 . 8 ER TCWR NFR l/dt/ha

Perhitungan kebutuhan air di intake (IDWR) = NFR/eff liter/dt/ha

Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi bulanan untuk daerah irigasi seluas 1 hectar yang akan digunakan dalam perencanaan Bendungan Cibanten dapat dilihat Tabel 6-3.

(9)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

T a b e l 6 -3 : K e b u tu h a n A ir I ri g a s i R e n c a n a ( P a d i-P a d i-P a la w ij a ) N o v D e c Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p O c t E to m m / h ar i 5 .6 9 4 3 .8 2 9 4 .5 9 7 6 .5 8 2 4 .7 9 7 5 .1 9 0 3 .2 2 9 3 .6 1 2 3 .3 6 1 4 .0 9 4 5 .1 4 1 4 .7 3 6 R 5 0 m m 3 2 9 .0 8 3 2 7 7 .2 8 9 2 3 7 .4 1 8 2 1 4 .4 5 9 1 5 3 .3 1 6 1 1 3 .0 6 2 1 1 9 .5 1 4 9 1 .5 6 7 1 2 0 .0 0 0 2 1 2 .9 5 0 2 5 1 .7 2 2 2 4 2 .7 6 3 R 8 0 m m 3 0 1 .5 9 0 1 9 1 .9 0 4 1 8 7 .2 0 7 1 5 1 .6 2 3 1 4 0 .7 4 7 6 6 .7 7 9 6 8 .9 1 5 4 3 .6 2 9 5 9 .1 6 2 1 6 1 .9 4 6 2 0 7 .1 8 7 1 7 8 .6 9 5 P m m / h ar i 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 M m m / h ar i 8 .2 6 4 6 .2 1 2 7 .0 5 6 9 .2 4 0 7 .2 7 7 7 .7 0 9 5 .5 5 2 5 .9 7 3 5 .6 9 7 6 .5 0 3 7 .6 5 6 7 .2 0 9 k m m / h ar i 1 .2 4 0 0 .9 3 2 1 .0 5 8 1 .3 8 6 1 .0 9 2 1 .1 5 6 0 .8 3 3 0 .8 9 6 0 .8 5 5 0 .9 7 5 1 .1 4 8 1 .0 8 1 K c 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 0 .9 0 0 R e m m / h ar i 4 .8 3 4 4 .0 3 5 6 .8 1 0 4 .7 9 8 4 .2 2 7 3 .5 3 8 3 .1 7 8 1 .5 5 8 2 .2 5 0 2 .9 7 5 5 .2 8 3 4 .8 2 6 L p m m / h ar i 1 1 .6 3 1 1 0 .2 4 8 1 0 .8 0 6 1 2 .3 2 2 1 0 .9 5 4 1 1 .2 4 8 9 .8 2 4 1 0 .0 9 3 9 .9 1 6 1 0 .4 3 9 1 1 .2 1 1 1 0 .9 0 9 E tc m m / h ar i 5 .1 2 5 3 .4 4 6 4 .1 3 7 5 .9 2 4 4 .3 1 7 4 .6 7 1 2 .9 0 6 3 .2 5 1 3 .0 2 5 3 .6 8 4 4 .6 2 7 4 .2 6 2 P m m / h ar i 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 2 .0 0 0 IW R l/ d tk / H a 2 .1 7 1 1 .9 4 4 2 .3 4 3 2 .5 9 8 1 .9 9 9 2 .0 7 4 1 .9 6 0 2 .1 5 8 1 .7 2 9 1 .8 6 6 2 .0 6 5 1 .9 8 7 ID W R l/ d tk / H a 0 .0 5 2 0 .0 0 0 0 .0 0 0 0 .2 0 1 0 .0 1 6 0 .2 0 2 0 .0 0 0 0 .3 0 1 0 .1 3 8 0 .1 2 6 0 .0 0 0 0 .0 0 0 P a d i - 1 P a d i - 2 P a la w ij a N o v D e c J a n F e b M a r A p r M a y J u n J u l A u g S e p O c t

(10)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

6.4 PENENTUAN VOLUME EFFEKTIF RESERVOAR

Kondisi topografi adalah salah satu faktor utama yang harus dipertimbangkan secara cermat dalam perencanaan bendungan. Untuk mendapatkan volume tampungan waduk dilokasi Bendungan Cibanten, telah dilakukan survey topografi yang meliputi seluruh daerah daerah dan rencana genangan Bendungan Cibanten. Gambaran kondisi topografi lokasi rencana Bendungan Cibanten yang diperoleh setelah survey topografi dilaksanakan ditunjukan pada Gambar 6-3. Dari gambar tersebut terlihat bahwa lokasi daerah studi secara topografis kurang ideal sebagai daerah genangan waduk karena lokasinya terletak didaerah sungai dengan kemiringan dasar sungai yang besar.

Berdasarkan posisi as bendungan dan elevasi puncak bendungan untuk masing-masing alternative, dapat ditentukan batas-batas daerah genangan dan selanjutnya dapat ditentukan hubungan antara elevasi terhadap luas genangan dan volume tampungan. Volume reservoar dihitung dengan dengan cara kerucut terpancung (truncated cone), yaitu dengan memakai rumus :

) L L L L ( K 3 1 V 1 2 1 2 dimana : V = Volume Tampungan K = Beda Kontur

L1 = Luas genangan untuk elevasi 1

L2 = Luas genangan untuk elevasi 2

Untuk Bendungan Cibanten hubungan antara elevasi dengan luas genangan dan volume tampungan reservoar ditunjukkan pada Gambar 6-2.

(11)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

G a m b a r 6 -2 . H u b u n g a n a n ta ra e le v a s i d e n g a n l u a s g e n a n g a n d a n v o lu m e B e n d u n g a n C ib a n te n 7 5 8 0 8 5 9 0 9 5 1 0 0 1 0 5 1 1 0 1 1 5 1 2 0 1 2 5 1 3 0 0 5 1 0 1 5 2 0 2 5 3 0 3 5 V o l (m 3 ) Elevasi (m) 0 5 0 0 ,0 0 0 1 ,0 0 0 ,0 0 0 1 ,5 0 0 ,0 0 0 2 ,0 0 0 ,0 0 0 2 ,5 0 0 ,0 0 0 3 ,0 0 0 ,0 0 0 3 ,5 0 0 ,0 0 0 L u a s ( m 2) V o lu m e T a m p u n g a n ( m 2 ) L u a s G e n a n g a n ( m 2 )

(12)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

G a m b a r 6 -3 . G a m b a ra n k o n d is i to p o g ra fi l o k a s i re n c a n a B e n d u n g a n C ib a n te n

(13)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

6.5 PENENTUAN INFLOW UNTUK PENGOPERASIAN WADUK

Analisa penentuan nilai inflow untuk suatu rencana pengoperasian waduk Cibanten dilakukan per hari. Apabila periode pengoperasian untuk suatu rencana pengoperasian direncanakan untuk satu tahun, maka perlu ditentukan nilai inflow pada tiap-tiap hari atau nilai inflow harian (dalam hal ini 365 hari).

Tabel 6-4. penentuan inflow berdasarkan probabilitas terlampauinya.

Langkah-langkah penentuan inflow bulanan adalah sebagai berikut:

1. Kumpulkan data inflow harian hasil pengamatan tahun-tahun sebelumnya. 2. Kelompokkan data-data tersebut menurut bulannya, karena analisa

penentuan inflow akan dilakukan per hari per bulan (dari Januari s.d. Desember).

3. Misal untuk bulan Januari, urutkan data-data inflow bulan Januari hasil pengamatan pada tahun-tahun sebelumnya dari yang paling besar ke yang paling kecil. Ilustrasi pengurutan data inflow dapat dilihat pada Tabel 2-1. 4. Hitung nilai probabilitas masing-masing data inflow dengan menggunakan

rumus tertentu. Rumus yang sering digunakan adalah rumus Weibull.

5. Setelah mengurutkan data-data dan menghitung nilai probabilitas tiap-tiap data, maka dapat ditentukan nilai inflow harian yang sesuai untuk nilai probabilitas yang diinginkan.

(14)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

6. Langkah 1 s.d. 5 di atas diulangi untuk tiap hari pada bulan-bulan lainnya. Langkah-langkah yang dijelaskan di atas merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan nilai inflow bulanan yang digunakan dalam perencanaan pola pengoperasian waduk yang digunakan pada tugas akhir ini. Umumnya, nilai inflow yang digunakan untuk setiap jenis tahun pengoperasian ialah nilai inflow dengan probabilitas sebesar nilai tengah dari selang/rentang proba-bilitas yang berlaku untuk jenis tahun pengoperasian tersebut., yaitu:

Tahun sangat basah 00 -120% dipakai inflow dengan probabilitas 10%. Tahun basah 20 -140% dipakai inflow dengan probabilitas 30%. Tahun normal 40 -160% dipakai inflow dengan probabilitas 50%. Tahun kering 60 -180% dipakai inflow dengan probabilitas 70%. Tahun sangat kering 80 -100% dipakai inflow dengan probabilitas 90%.

0 50 100 150 200 250

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

Bulan Inflow [m 3/det] Normal Basah Kering

Gambar 6-4. Contoh kurva inflow harian untuk tahun pengoperasian kering, normal, dan basah.

(15)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

a. Debit Tahun Kering

BULAN Tgl

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1 4.42 3.90 2.85 2.46 2.10 2.21 0.96 0.89 0.73 0.74 1.23 1.85 2 2.58 3.22 2.62 2.02 2.05 2.13 0.82 0.96 0.84 0.67 2.49 2.25 3 3.05 2.62 2.31 2.10 2.05 2.15 0.79 1.22 0.84 0.59 2.73 2.37 4 1.72 2.31 2.18 1.91 1.91 2.13 1.41 0.84 0.67 0.74 2.13 1.72 5 1.79 4.16 3.22 1.82 1.75 1.93 1.41 0.89 0.59 0.74 1.72 1.32 6 1.56 4.51 2.98 1.73 1.45 1.91 1.32 0.89 0.59 0.89 1.41 1.82 7 2.15 3.96 2.67 1.67 1.51 2.05 1.91 0.82 0.56 0.74 1.23 1.82 8 2.86 3.22 2.67 1.67 2.15 2.05 1.70 0.90 0.67 0.59 1.32 1.62 9 2.00 3.59 2.67 1.56 2.15 2.05 1.39 0.84 0.73 0.59 1.14 1.41 10 1.51 3.59 2.45 1.69 2.05 1.88 1.24 0.90 0.62 0.74 0.89 1.48 11 1.62 3.50 2.45 1.91 2.05 1.93 1.17 1.24 0.59 1.05 1.14 2.74 12 2.07 4.45 2.45 1.91 1.99 1.82 1.14 0.96 0.56 1.16 0.96 3.93 13 1.72 4.31 2.58 2.00 1.76 1.90 1.05 0.90 0.59 1.88 1.10 3.88 14 3.99 4.13 2.37 1.85 1.73 1.90 1.05 0.82 0.74 1.56 0.96 4.06 15 2.43 3.66 2.10 1.69 1.48 1.90 1.05 0.79 0.62 1.29 1.32 3.63 16 1.84 3.81 2.31 1.54 1.87 1.90 1.10 0.89 0.74 1.05 1.53 2.52 17 2.09 4.13 2.31 1.47 1.90 1.81 1.14 0.82 0.59 1.27 1.32 2.10 18 3.60 3.93 2.52 1.47 2.61 1.64 1.14 0.74 0.59 1.05 1.20 1.85 19 3.02 3.69 2.61 1.42 2.52 1.50 1.17 0.74 0.74 1.67 1.14 1.82 20 4.71 3.76 2.65 1.81 2.21 1.48 1.05 0.74 0.74 1.05 1.04 2.07 21 3.85 3.76 2.67 1.54 1.91 1.62 1.05 0.74 0.67 0.89 1.02 2.37 22 3.73 3.76 2.56 2.10 1.81 1.51 1.05 0.74 0.62 0.74 0.98 1.93 23 3.72 3.59 2.68 1.39 1.69 1.32 1.14 0.74 0.67 0.59 1.02 1.82 24 2.96 3.30 2.85 2.15 1.69 1.23 1.32 0.74 0.62 0.47 1.02 1.62 25 3.82 3.10 2.89 2.15 1.69 1.32 1.23 0.74 0.56 0.47 1.30 2.21 26 4.00 2.42 1.94 2.28 2.31 1.23 1.05 0.74 0.52 0.73 1.20 1.64 27 4.56 2.86 2.33 2.28 2.25 1.05 1.05 0.74 0.47 0.73 2.21 1.41 28 3.85 3.10 1.99 2.15 2.31 0.90 0.89 0.74 0.59 0.67 2.15 1.82 29 3.33 0.00 2.07 2.15 2.30 0.90 0.82 0.73 0.62 0.82 1.85 1.32 30 2.86 0.00 2.89 2.05 2.21 0.90 0.89 0.67 0.56 1.14 2.61 1.14 31 2.62 0.00 2.74 0.00 2.21 0.00 0.89 0.67 0.00 0.89 0.00 1.04

Debit Harian (Tahun Kering)

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Hari D e b it ( m 3 /s )

(16)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

b. Debit Tahun Normal

BULAN Tgl

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1 4.96 5.42 2.87 3.22 3.13 2.31 2.07 1.45 1.30 1.29 3.63 2.73 2 3.99 5.42 2.62 2.52 2.73 2.21 2.00 1.33 1.20 1.07 3.84 2.98 3 3.14 5.42 2.73 2.70 2.24 2.61 1.78 2.15 1.02 1.22 4.64 3.10 4 4.95 4.79 2.73 2.36 2.24 2.15 1.70 1.16 1.69 1.87 3.93 2.31 5 4.06 4.64 3.45 2.02 2.24 2.15 2.62 1.44 1.51 2.02 3.38 3.59 6 3.45 5.05 3.22 1.85 2.24 2.05 2.47 1.32 1.36 1.85 2.62 3.22 7 3.10 4.00 3.47 1.85 2.15 2.09 1.94 1.16 1.20 1.63 3.23 3.10 8 3.16 3.51 3.10 1.70 2.28 2.64 1.73 1.10 1.29 1.54 2.64 2.96 9 4.22 4.85 2.74 1.67 3.26 2.99 1.48 1.04 1.70 1.39 2.15 2.62 10 3.26 3.91 2.52 2.21 3.42 2.05 1.35 1.63 1.42 1.17 1.97 2.45 11 2.65 3.72 2.45 2.49 2.82 2.05 1.75 1.47 1.30 1.41 1.90 4.06 12 2.71 5.13 2.93 2.25 2.15 1.90 1.48 1.56 1.14 2.64 1.60 6.24 13 5.31 4.67 3.10 2.96 1.99 2.25 1.33 2.12 1.29 2.03 1.45 4.34 14 5.26 4.31 2.45 2.62 1.99 2.28 1.17 1.93 1.87 1.62 1.87 6.02 15 2.95 3.78 2.45 2.42 1.90 2.27 2.19 1.56 1.96 1.32 1.82 3.72 16 2.18 4.13 2.90 2.52 1.90 2.18 1.85 1.54 1.64 1.17 2.73 3.62 17 2.86 4.31 2.52 2.52 2.28 1.90 1.62 2.07 1.42 1.93 4.34 3.25 18 4.56 4.36 2.56 2.25 2.67 1.93 1.35 2.58 1.19 1.62 3.50 2.25 19 3.33 3.93 3.41 2.10 2.61 1.93 1.23 2.22 1.54 1.70 2.25 2.00 20 5.26 3.79 2.80 2.15 2.49 1.82 2.15 1.90 2.15 1.59 1.93 2.25 21 4.48 4.46 2.71 2.33 2.37 1.93 2.07 1.60 1.73 2.03 1.63 3.23 22 5.51 4.49 2.76 2.15 2.42 1.93 1.93 1.51 1.42 1.76 1.56 2.15 23 4.10 3.81 2.80 2.15 2.39 1.64 2.15 1.38 1.24 2.15 1.56 4.43 24 5.56 3.59 3.23 2.65 2.37 1.69 2.00 1.20 1.13 1.87 2.15 4.19 25 4.55 3.59 3.38 2.34 2.83 1.69 1.62 1.14 1.13 1.78 5.10 3.29 26 5.02 3.20 2.77 2.42 2.37 1.69 2.21 1.30 1.23 1.69 4.64 3.57 27 6.67 3.48 2.55 2.36 2.86 1.56 1.85 1.10 1.29 1.91 2.53 2.68 28 4.55 3.48 2.03 2.30 2.52 1.56 1.90 1.02 1.91 1.93 2.90 3.14 29 5.53 0.00 3.08 2.22 2.31 1.48 1.76 1.08 1.72 1.78 2.61 2.90 30 3.63 0.00 3.13 2.16 2.42 1.54 1.62 1.13 1.48 1.63 2.62 2.92 31 3.88 0.00 3.17 0.00 2.31 0.00 1.45 1.19 0.00 2.77 0.00 2.92

Debit Harian (Tahun Normal)

7.00 8.00

(17)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

c. Debit Tahun Basah

BULAN Tgl

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1 5.28 6.92 2.96 4.24 3.99 3.05 2.79 2.07 2.25 2.07 6.56 3.47 2 4.56 7.69 2.87 5.05 4.67 3.26 2.92 2.34 2.06 2.27 3.90 3.59 3 8.18 6.92 7.63 4.95 4.79 2.77 3.73 2.45 1.88 2.05 4.98 4.09 4 7.47 5.17 12.70 6.62 4.64 2.74 4.27 2.52 3.35 2.40 4.05 5.47 5 5.68 5.17 7.28 5.01 4.79 2.52 3.28 2.73 3.14 2.82 3.45 4.16 6 4.42 5.31 5.88 4.67 6.06 2.37 3.38 1.93 2.90 2.45 3.99 3.23 7 6.42 4.96 6.00 4.79 3.78 3.78 3.01 1.78 2.43 1.67 3.57 3.11 8 3.65 4.96 7.10 4.74 5.79 3.63 2.62 1.63 2.53 1.76 4.16 3.35 9 5.84 6.06 8.03 4.06 5.47 3.23 2.15 1.63 2.25 1.70 3.35 3.22 10 4.42 4.86 6.95 3.78 3.73 2.73 1.93 1.87 2.07 1.69 3.01 2.74 11 3.33 4.45 6.40 4.06 3.30 2.16 2.00 2.28 2.42 2.43 2.07 4.56 12 2.86 8.94 5.75 3.91 2.73 2.33 1.78 2.30 2.24 3.23 2.34 13.68 13 6.74 5.41 4.77 3.50 2.37 2.28 2.45 2.25 2.22 3.10 3.23 9.77 14 5.79 5.10 4.05 3.50 3.02 2.85 2.07 2.85 2.33 2.79 3.81 6.33 15 4.28 4.13 3.38 3.65 4.31 2.61 2.74 2.42 3.07 2.43 2.92 4.52 16 2.96 4.28 4.00 3.05 4.77 2.19 2.30 2.06 2.45 2.15 5.42 5.90 17 4.46 4.77 2.55 2.58 3.10 2.85 2.82 2.19 2.24 2.05 7.22 8.00 18 5.57 4.80 4.37 2.31 2.74 2.59 2.62 3.38 3.30 1.85 6.05 7.72 19 5.69 4.39 3.56 2.15 2.68 2.25 2.45 2.62 2.73 1.88 3.23 6.45 20 6.56 4.43 3.72 2.96 3.50 1.93 2.47 2.50 3.35 2.15 2.03 7.47 21 9.63 5.13 2.96 2.62 2.99 2.33 2.43 3.38 2.82 2.71 2.13 4.85 22 7.81 5.07 3.11 3.32 2.49 1.96 2.70 2.13 2.45 2.34 1.93 3.76 23 5.76 4.53 3.22 4.53 2.49 1.93 2.37 1.73 2.15 2.58 1.82 4.53 24 6.27 4.56 4.03 3.23 2.68 2.59 2.07 1.93 2.05 2.45 3.23 4.52 25 5.68 3.65 3.39 2.87 3.45 2.10 1.93 2.07 1.87 2.25 5.76 6.80 26 10.39 3.51 2.93 2.79 3.02 1.79 2.45 2.27 1.50 2.00 4.99 4.40 27 7.44 4.42 2.98 2.85 2.90 1.69 2.53 2.09 2.28 2.53 3.50 3.39 28 7.31 4.82 3.04 2.53 2.59 1.67 2.59 1.90 2.86 2.49 3.10 3.54 29 8.43 0.00 3.33 2.33 2.42 1.66 2.07 3.32 2.34 2.33 3.11 3.35 30 4.89 0.00 3.50 2.33 2.56 1.69 1.78 2.93 2.00 2.06 3.33 3.36 31 7.28 0.00 4.64 0.00 2.85 0.00 1.85 2.46 0.00 2.82 0.00 3.36

Debit Harian (Tahun Basah)

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Hari D e b it ( m 3 /s )

(18)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

6.6 PERSAMAAN NECARA AIR WADUK CIBANTEN

Kesetimbangan air pada sebuah sistem waduk pada prinsipnya adalah penerapan dari teori mass balance atau hukum kekekalan massa. Penerapan hukum kekekalan massa untuk kesetimbangan air di waduk tunggal menyatakan bahwa simpanan air waduk pada bulan ke-t+1 (Vt+1) ialah sama dengan simpanan air waduk pada bulan

ke-t (Vt) ditambah dengan jumlah air yang masuk ke waduk selama bulan ke-t (Int)

dikurangi dengan jumlah air yang dilepaskan/dikeluarkan dari waduk selama bulan ke-t (Rt), dan dikurangi juga dengan rerugi atau kehilangan air yang terjadi di waduk

selama bulan ke-t. Besaran rerugi atau kehilangan air yang terjadi di waduk selama bulan ke-t terdiri dari kehilangan air di waduk akibat evaporasi/penguapan selama bulan ke-t (Evt) dan kehilangan air di waduk akibat rembesan/seepage selama bulan

ke-t (Set). Ilustrasi dari teori kesetimbangan air di waduk tunggal tersebut dapat

dilihat pada Gambar 2-29.

Gambar 6-8. Kesetimbangan air pada sebuah waduk tunggal.

Teori kesetimbangan air di waduk tunggal tersebut dapat ditulis dalam bentuk Persamaan di bawah ini.

(19)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

1 t t t t t t t V V V I R Ev Se

t t t t t V I R Ev Se

Air keluar (Rt) waduk (yang dilepaskan oleh waduk) terdiri dari volume air yang

dikeluarkan melalui intake (Ot) dan volume air yang melimpas waduk dan

dilepaskan melalui spillway (Spt).

t t t

R O Sp

Dengan mensubtitusikan Persamaan diatas maka dapat ditulis:

1

t t t t t t t

V V In O Sp Ev Se ,

t t t t t t

V In O Sp Ev Se .

Jumlah air yang dikeluarkan waduk melalui intake (Ot) dapat dihitung dengan

me-ngalikan nilai debit rata-rata outflow yang melalui intake pada bulan ke-t (Qt) dan

selang waktu selama bulan ke-t ( tt).

t t t

O Q t

Kehilangan air yang terjadi akibat evaporasi/penguapan dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai indeks/tinggi evaporasi (et) pada waduk tersebut. Jumlah

kehilangan air pada waduk selama bulan ke-t yang terjadi akibat evaporasi (Evt)

diper-kirakan dengan mengalikan nilai indeks evaporasi (et) dengan luas rata-rata

dari genangan waduk selama bulan ke-t (At ).

t t t

Ev e A

Kehilangan air yang terjadi akibat rembesan/seepage (Set) sering diabaikan karena

jumlahnya yang relatif kecil dan sulit diperkirakan. Maka persamaan kesetimbangan air waduk tunggal dengan mengabaikan rembesan (Set 0) dapat ditulis dalam

Persamaan di bawah ini.

1 t t t t t t V V In O Sp Ev

t t t t t V In O Sp Ev

(20)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

Gambar 6-9. Skema tata air untuk simulasi operasi Bendungan Cibanten

6.6.1 KETENTUAN YANG DIGUNAKAN DALAM SIMULASI

Simulasi operasi reservoar waduk Cibanten dilakukan dengan periode perhitungan harian, dimulai dengan kondisi awal dan akhir reservoar penuh dan ketentuan sebagai berikut.

1. Skenario outflow melalui outlet bendungan besarnya ditentukan dengan cara coba-coba sampai didapatkan kondisi yang diinginkan.

2. Untuk setiap kebutuhan air simulasi operasi reservoar dilakukan untuk periode 365 hari (1 tahun) atau 3 musim tanam padi-padi-palawija

3. Kehilangan air akibat inflitrasi pada bulan diasumsikan sebesar 0.1% dari volume air dalam reservoar pada bulan k.

4. Kehilangan air akibat akibat penguapan bergantung pada luas daerah yang tergenang.

(21)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

8. Saat mencapai volume reservoar minimum, kehilangan akibat inflitrasi dan penguapan diasumsikan berhenti dan dan air sungai mengalir melalui outlet. 9. Prioritas penggunaan air yang keluar melalui outlet adalah berdasarjkan

urutan prioritas sebagai berikut 1) Kebutuhan Air Baku untuk air bersih, 2) Kebutuhan Air irigasi.

6.6.2 KRITERIA KEBERHASILAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR

Hasil studi operasi waduk pada tiap langkah waktu (bulan) pada umumnya tidak seluruhnya sukses atau dapat memenuhi semua kebutuhan air. Pada langkah waktu tertentu memungkinkan tidak terpenuhinya pasokan air baku dari reservoar sehingga dikatakan “gagal”.

Mengingat air baku dari reservoir bendungan terutama akan digunakan untuk keperluan air bersih dan untuk irigasi, kriteria keberhasilan dan kegagalan suatu reservoar dalam memasok kebutuhan air baku untuk DPI dan ke irigasi adalah sebagai berikut :

1) Air Baku Untuk keperluan air bersih dan industri

Kriteria keberhasilan atau kegagalan suatu reservoar bendungan dalam memasok kebutuhan air baku untuk keperluan air bersih dan industri adalah : a. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk keperluan air bersih dan industri

dikatakan “berhasil” jika air baku untuk keperluan air bersih dan industri dapat dipasok dari reservoir sesuai dengan jumlah yang diminta.

b. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk keperluan air bersih dan industri dikatakan “gagal” jika air baku untuk keperluan air bersih dan industri sama sekali tidak dapat dipenuhi atau dapat dipenuhi namun jumlahnya kurang dari yang diperlukan.

c. Suatu reservoar dinilai beroperasi dengan baik jika jumlah prosentase total kegagalan reservoar dalam memasok kebutuhan air baku yang diminta tidak melebihi nilai 10.0%.

2) Air Baku Untuk keperluan Irigasi

Kriteria keberhasilan dan kegagalan suatu reservoir bendungan dalam memasok kebutuhan air baku untuk Irigasi adalah :

(22)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

a. Setiap tahun, dibagi menjadi 3 (tiga) musim tanam, dengan pola Padi-Padi-Palawija dan setiap musim tanam lamanya 4 (empat) bulan.

b. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk irigasi untuk satu musim tanam dikatakan “berhasil” jika seluruh kebutuhan air irigasi untuk satu musim tanam dapat dipasok dari reservoir sesuai dengan jumlah yang diminta. c. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk irigasi untuk satu musim tanam

dikatakan “gagal” jika air irigasi untuk satu musim tanam, sama sekali tidak dapat dipenuhi atau dipenuhi dengan jumlah yang kurang dari yang diperlukan.

d. Suatu reservoar dinilai beroperasi dengan baik jika jumlah prosentase total kegagalan reservoar dalam memasok kebutuhan air baku untuk irigasi tidak melebihi nilai 20.0%.

6.6.3 SKENARIO SIMULASI OPERASI BENDUNGAN CIBANTEN DENGAN MENGGUNAKAN

PROGRAM HEC-RESSIM

Berdasarkan kriteria keberhasilan dan kegagalan suatu reservoar dalam memasok kebutuhan air baku untuk air bersih dan ke irigasi sebagaimana dijelaskan diatas, dapat dilakukan penilaian keberhasilan atau kegagalan pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan air bersih dan Irigasi. Simulasi operasi reservoair Bendungan Cibanten, dilakukan dengan data-data berikut :

Simulasi Operasi Tahun Kering : 1) Debit Pengambilan PDAM (Iterasi)

2) Luas Daerah Irigasi yang dilayani = 1000 Hectare 3) Muka Air Normal (MAN) = +120.0 m

4) Volume Tampungan pada MAN = 17.758 Juta m3 Simulasi Operasi Tahun Normal :

(23)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

Simulasi Operasi Tahun Basah : 1) Debit Pengambilan PDAM (Iterasi)

2) Luas Daerah Irigasi yang dilayani = 1000 Hectare 3) Muka Air Normal (MAN) = +120.0 m

4) Volume Tampungan pada MAN = 17.758 Juta m3 Simulasi Operasi Lima Tahun :

1) Debit Pengambilan PDAM = 2.0 m3/sec

2) Luas Daerah Irigasi yang dilayani = 1000 Hectare 3) Muka Air Normal (MAN) = +120.0 m

4) Volume Tampungan pada MAN = 17.758 Juta m3

6.6.4 HASIL SIMULASI OPERASI BENDUNGAN CIBANTEN DENGAN MENGGUNAKAN

PROGRAM HEC-RESSIM

(24)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

6.6.4.1 Simulasi Operasi Tahun Kering

Gambar 6-11. Operasi waduk tahun kering

1) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Bersih

Dari hasil simulasi Hec-Ressim pada Gambar 6-11 dengan debit andalan 30 % terlihat waduk dapat mengisi kembali pada akhir tahun kering. Hal ini berarti waduk mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 1,1 m3/det. Tabulasi dan Grafik pemenuhan kebutuhan air baku pada tahun kering dapat dilihat pada Tabel 6-5 dan Gambar 6-12.

Tabel 6-5. Pemenuhan kebutuhan Air Baku pada tahun Kering

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Baku m3/s 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10

Supply Air Baku m3/s 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10

(25)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Baku Supply Air Baku

Gambar 6-12. Grafik Pemenuhan Kebutuhan air Baku pada tahun kering

2) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Irigasi

Hasil simulasi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada tahun kering ditunjukkan pada Tabel 6-6 dan Gambar 6-13. Hasil ini memperlihatkan bahwa Waduk Cibanten masih bisa memenuhi kebutuhan air untuk irigasi seluas 1000 Ha.

Tabel 6-6. Pemenuhan kebutuhan Air Irigasi pada tahun Kering

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.67 0.78

Supply Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.67 0.78

(26)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Irigasi Supply Air Irigasi

Gambar 6-13. Grafik Pemenuhan Kebutuhan air Irigasi pada tahun kering

(27)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

1) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Bersih

Untuk simulasi tahun normal, waduk Cibanten mampu melayani kebutuhan air bersih sampai dengan 2 m3/det seperti yang terlihat pada Gambar 6-14. Tabulasi dan Grafik pemenuhan kebutuhan air baku pada tahun normal sebesar 2m3/det dapat dilihat pada Tabel 6-7 dan Gambar 6-15.

Tabel 6-7. Pemenuhan kebutuhan Air Baku pada tahun Normal

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Baku m3/s 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Supply Air Baku m3/s 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Volume Reliability % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Baku Supply Air Baku

Gambar 6-15. Grafik Pemenuhan Kebutuhan air Baku pada tahun Normal

2) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Irigasi

Hasil simulasi operasi waduk pada Gambar 6-14 menunjukan elevasi waduk mampu mengisi kembali pada akhir tahun. Hal itu mengindikasikan bahwa waduk mampu melayani kebutuhan air irigasi. Tabulasi dan Grafik pemenuhan kebutuhan air irigasi dapat dilihat pada Tabel 6-8 dan Gambar 6-16.

Tabel 6-8. Pemenuhan kebutuhan Air Irigasi pada tahun Normal

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.67 0.78

Supply Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.67 0.78

(28)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Irigasi Supply Air Irigasi

Gambar 6-16. Grafik Pemenuhan Kebutuhan air Irigasi pada tahun Normal

(29)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

1) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Bersih

Pada tahun basah ini waduk mampu menyuplai kebutuhan air bersih sampai 3m3/det. Hal ini dapat dilihat pada hasil simulasi di atas yang menunjukkan tampungan waduk dapat terisi kembali pada akhir tahun. Tabulasi dan Grafik pemenuhan kebutuhan air irigasi dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 6-18.

Tabel 6-9. Pemenuhan kebutuhan Air Irigasi pada tahun Basah

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Baku m3/s 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Supply Air Baku m3/s 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Volume Reliability % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Baku Supply Air Baku

Gambar 6-18. Grafik Pemenuhan Kebutuhan air Irigasi pada tahun Basah

2) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Irigasi

Pada Tabel 6-10 dan Gambar 6-19 terlihat bahwa waduk dapat melayani kebutuhan air irigasi pada tahun basah.

Tabel 6-10. Pemenuhan kebutuhan Air Irigasi pada tahun Basah

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.67 0.78

Supply Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.67 0.78

(30)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Irigasi Supply Air Irigasi

Gambar 6-19. Grafik Pemenuhan Kebutuhan air Irigasi pada tahun kering

(31)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

Gambar 6-21 dapat dilihat prosentase keberhasilan waduk pada bulan Oktober dan November sebesar 91,64 % dan 88,65 % untuk suplai air baku.

Tabel 6-11. Pemenuhan kebutuhan Air Baku pada Operasi 5 Tahun

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Baku m3/s 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Supply Air Baku m3/s 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.83 1.78 2.00

Volume Reliability % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 91.64 88.85 100 1.65 1.70 1.75 1.80 1.85 1.90 1.95 2.00 2.05

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Baku Supply Air Baku

Gambar 6-21. Grafik Pemenuhan Kebutuhan air baku pada Operasi 5 Tahun

2) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Irigasi

Pada bulan November 83,33%, waduk hanya mampu melayani keberhasilan sebesar 83,33% seperti yang ditunjukan pada Tabel 6-12 dan Gambar 6-22.

Tabel 6-12. Pemenuhan kebutuhan Air Irigasi pada Operasi 5 tahun

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Kebutuhan Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.67 0.78

Supply Air Irigasi m3/s 0.18 0.22 0.32 0.16 0.60 0.31 0.11 0.08 0.00 0.00 0.56 0.78

(32)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi di Kabupaten Serang”

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kebutuhan Air Irigasi Supply Air Irigasi

(33)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Gambar

Tabel 6-1. Kebutuhan Air Domestik
Tabel 6-2.  Evapotranspirasi Potensial  JANFEBMARAPRMEIJUNJULAGTSEPOKTNOVDES 27.2827.0427.5028.2127.9227.3826.9527.0927.7827.7727.6137.31 42.1634.9950.2861.4563.6960.3264.4473.6871.1754.1939.0846.51 82.6576.5582.9679.7683.6380.0481.2678.1274.9280.5278.6887
Tabel 6-3 : Kebutuhan Air Irigasi Rencana (Padi-Padi-Palawija)  NovDecJanFebMarAprMayJunJulAugSepOct Etomm/hari5.6943.8294.5976.5824.7975.1903.2293.6123.3614.0945.1414.736 R50mm329.083277.289237.418214.459153.316113.062119.51491.567120.000212.950251.722242
Gambar 6-2. Hubungan antara elevasi dengan luas genangan dan volume Bendungan Cibanten 75
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala jenis Penyakit, Cedera, atau Ketidakmampuan, baik yang tanda atau gejalanya diketahui Tertanggung ataupun tidak, baik telah mendapatkan perawatan/pengobatan/saran/konsultasi

Dari hasi penelitian didaptkan nilai maksimunm dalam satu kali pengukuran yaitu pada kotak ke 10 dengan nilai nitrogen sebesar 2,98% dan nilai nitrogen yang

Baccilus thuringiensis efektif sebagai larvasida vektor malaria dari Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat di laboratorium dalam waktu dua sampai tujuh hari

Hasil uji normalitas terhadap kelompok kontrol diperoleh harga kai kuadrat sebesar 14.029 pada p=0.511 (p>0.05), sedangkan hasil uji normalitas terhadap kelompok

Hasil keduanya menunjukkan kesimpulan yang sama yaitu pada beberapa periode tahun pengamatan mempunyai nilai rerata varian dan nilai networth yang negatif, hal ini menunjukkan

Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di Jombang, dan dalam penerapan sistem Madrasah Diniyah di Muhibbin, ada perubahan yang

Analisis‬‬ ‫‪ ،Riwayat Israiliyat dalam Kitab Tafsir‬كتبو علي مرشد وزدنا خري عملي‬ ‫احملاضران دبعهد علوم القرآن جاكرتا يف رلالت

Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia