• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI GIZI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN GIZI BURUK DI MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIALISASI GIZI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN GIZI BURUK DI MASYARAKAT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI GIZI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN GIZI BURUK DI MASYARAKAT

OLEH KELOMPOK 3

PRAYOGA WIDYATAMA 1401417198 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN MILA ARDILLA E. 1511417089 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN NADIA KHOIRUN NISA 4101417080 FAKULTAS MIPA

RISTU KURNIAWATI 7111417106 FAKULTAS EKONOMI RISDHA DWI ARFIANA 7211417084 FAKULTAS EKONOMI

ABSTRAK

Gizi adalah salah satu komponen penting yang terdapat dalam tubuh yang menentukan tingkat kesehatan seseorang. Menurut ilmu gizi, terdapat tingkatan-tingkatan tertentu yang dapat membedakan kesehatan individu satu dengan individu lainnya. Kualitas dan kuantitas dalam makanan bergizi menentukan dalam keadaan gizi individu, karena berfungsinya komponen tubuh diakibatkan oleh asupan makanan yang bergizi. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan sosialisasi gizi sebagai upaya pencegahan gizi buruk di masyarakat. Kegiatan sosialisasi gizi ini dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dengan bantuain gambar dan video animasi untuk mempermudah komunikasi dan pendekatan kepada masyarakat dalam memberikan edukasi terkait pentingnya gizi yang tepat jenis, jumlah dan frekuensi dalam mencegah kejadian gizi buruk. Kegiatan sosialisasi terkait pemberian ASI eksklusif, revitalisasi posyandu, pendampingan balita gizi buruk, pelaksanaan pos gizi, Program “Orang Tua Asuh Balita Gizi Buruk”, dan program “Peningkatan Ketahanan Pangan”. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dalam memanfaatkan bahan pangan menjadi makanan bergizi yang berguna untuk kesehatan anak dan mencegah terjadinya gizi buruk.

Kata kunci: Gizi, gizi buruk,masyarakat ABSTRACT

Nutrition is one of the important components found in the body that determines a person's health level. According to nutrition science, certain levels can distinguish individual health from one another. The quality and quantity of a nutritious diet determine the nutritional state of the individual because the proper functioning of the body components is due to the intake of nutritious foods. This article aims to describe nutrition outreach activities as an effort to prevent malnutrition in the community. This nutrition outreach activity was carried out during the Kuliah Kerja Nyata activity. The method used is the lecture method with animated images and videos to facilitate communication and approach to the community in providing education regarding the importance of nutrition with the right type, quantity, and frequency in preventing malnutrition. Outreach activities related to exclusive breastfeeding, posyandu revitalization, mentoring for malnourished toddlers, implementation of nutrition posts, Foster Parents Program for malnourished

(2)

toddlers, and Food Security Improvement programs. It is hoped that the results of this activity can be utilized properly by the community in utilizing foodstuffs into nutritious food that is useful for children's health and preventing malnutrition. Keywords: Nutrition, malnutrition, community

PENDAHULUAN

Gizi adalah salah satu komponen penting yang terdapat dalam tubuh yang menentukan tingkat kesehatan seseorang. Terpenuhinya gizi yang cukup maka dikatakan seseorang tersebut memiliki kesehatan yang baik dengan didukung oleh berfungsinya seluruh komponen tubuh. Menurut ilmu gizi, terdapat tingkatan-tingkatan tertentu yang dapat membedakan kesehatan individu satu dengan individu lainnya. Kualitas dan kuantitas dalam makanan bergizi menentukan dalam keadaan gizi individu, karena berfungsinya komponen tubuh diakibatkan oleh asupan makanan yang bergizi.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan gizi buruk sebagai keadaan kurang gizi karena kurangnya aspuan enegri dan protein serta mikronutrien dalam jangka panjang (WHO, 2010). Anak disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3 bulan berturut-turut tidak naik) dan tidak disertai tanda-tanda bahaya. Gizi buruk akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Gizi buruk juga menyebabkan daya tahan tubuh anak lemah sehingga mudah terserang penyakit, sedangkan jika tidak dirawat intensif maka dapat berakibat fatal dan berujung kematian (Kurnia dan Budiantara, 2012).

Sanchez (2005) menjelaskan bahwa masalah gizi terbagi atas penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung timbulnya masalah gizi yaitu makanan yang dikonsumsi anak dan penyakit infeksi anak. Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang.

Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga mudah diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang. Sehingga disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

(3)

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi serta stunting (Uliyanti & Anantanyu, 2017).

Faktor langsung maupuan tidak langsung sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan maka akan semakin tinggi ketahanan pangan keluarga. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Oktavia dkk (2017), diketahui ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan tingkat kecukupann energi dan protein balita. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan sosialisasi gizi sebagai upaya pencegahan gizi buruk di masyarakat.

METODE PENELITIAN

Sosialisasi pentingnya menjaga asupan gizi supaya tepat jenis, tepat jumlah dan frekuensi dilakukan kepada masyarakat secara daring. Kegiatan sosialisasi gizi ini dilakukan selama Kuliah Kerja Nyata dalam KKN BMC UNNES 2020 di Kabupaten Wonosobo. Teknis kegiatan adalah dengan melakukan pemberian materi, demonstrasi dengan menggunakan peraga untuk memudahkan penyampaian maksud kepada masyarakat (meliputi contoh makanan yang bergizi) dan sesi tanya jawab. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dengan bantuan gambar dan video animasi untuk mempermudah komunikasi dan pendekatan kepada masyarakat dalam memberikan edukasi terkait pentingnya gizi yang tepat jenis, jumlah dan frekuensi dalam mencegah kejadian gizi buruk.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Masalah gizi buruk yang masih menjadi problem sampai saat ini diperlukan adanya upaya preventif untuk meminimalkan dan menurunkan masalah gizi buruk. Sosialisasi yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pemberian ASI Ekslusif

Upaya ini dilakukan dengan memberikan ASI Eksklusif sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur.

2. Revitalisasi Posyandu

Penyediaan posyandu sangat penting sebagai sarana fasilitas layanan kesehatan. Layanan kesehatan ini harus terus ditingkatkan dan dipertahankan baik dari kualitas dan kuantitas pelayanan serta perluanya upaya surveillance untuk memonitoring kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh masayarakat terhadap balitanya.

3. Pendampingan balita gizi buruk

Pendampingan balita gizi buruk ini dilakukan dengan pemberian makanan seimbang yang diberikan. Pengenalan makanan gizi seimbang perlu dilakukan dengan diikuti pembiasaan dan pendampingan yang mendukung perbaikan kesehatan balita.

4. Pelaksanaan POS Gizi

Upaya ini dilakukan dengan program pemeriksaan kondisi gizi balita, mulai dari pemberian nutrisi dan vitamin pada balita. Pos gizi ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan kesehatan balita.

5. Program Orang Tua Asuh Balita Gizi Buruk

Program ini dilakukan dengan pemberian pengetahuan kepada orang tua asuh balita dengan cara sosialisasi dan pendekatan yang bertahap. Program ini berisi keharusan orang tua dalam memeriksakan kesehatan gizi balitanya ke posyandu, dan pemberian pengetahuan tentang cara dalam penanganan gizi buruk dari balitannya.

6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Artinya, program ini dilakukan dengan cara sosialisasi dengan didukung pemerintah dengan pemberian dana untuk peningkatan hasil pangan. Dengan

(5)

hasil pangan yang cukup, maka dapat menyuplai dan mencukupi ketersediaan pangan yang ada pada masayrakat. Dengan kecukupan ketersediaan makanan, balita tidak akan kekurangan pangan dan meminimalkan gizi buruk pada balita. Guna mencegah terjadinya kasus gizi buruk, maka hendaknya dilakukan screening secara rutin. Screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan. Screening penting dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit yang kemungkinan diderita oleh balita.

Tujuan screening adalah menemukan penyakit ini sehingga pengobatan dapat dimulai sedini mungkin. Screening dapat mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Melakukan screening pada balita agar jika suatu penyakit terdeteksi gejala-gejalanya pada balita tersebut, dapat dilakukan penanganan yang sesuai sedini mungkin agar penyakit tersebut tidak berkembang lebih parah lagi.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang sosialisasi gizi untuk pencegahan terhadap terjadinya gizi buruk, berjalan dengan antusiasme yang baik dari masyarakat. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dalam memanfaatkan bahan pangan menjadi makanan bergizi yang berguna untuk kesehatan anak dan mencegah terjadinya gizi buruk.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, D.R., & Budiantara, I.M. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buurk di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparamterik. Spline Jurnal Sains dan Seni ITS. 1(1)

Oktavia, S., Widajanti, L., dan Aruben, R. 217. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Buruk pada Balita di Kota Semarang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat 5(1): 186-192

Uliyanti, T.D.G & Anantanyu, S. 2017. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-23 bulan. Jurnal Vokasi Kesehatan. 3: 1-11. Sanchez Pedro, et al. 2005. Halving Hunger: It Can Be Done. USA: Earthscan.

World Health Organization. 2010.

WHO Child Growth Standards and The Identification of Severe Acute Malnutrition in Infants and Children.

(7)

SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI

KELURAHAN JARAKSARI SEBAGAI STRATEGI

PENCEGAHAN VIRUS COVID-19

OLEH KELOMPOK 2

ULYA DWI PRAMUDYANTI 1601417083 FAKULTAS ILMU

PENDIDIKAN

FERI SALSA 3401417058 FAKULTAS ILMU SOSIAL

DAN POLITIK

YAOMA FATHIN 5404417025 FAKULTAS TEKNIK

GESTAVO ARKINSHA 8111417338 FAKULTAS HUKUM

M. ALDIANSYAH 811417367 FAKULTAS HUKUM

ABSTRACT

The corona virus or what is known as Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) originated from a seafood market in Wuhan, China at the end of 2019. This virus is spreading very quickly in various parts of the world including Indonesia, so prevention is needed, one of which is Clean and Healthy lifestyle. WHO shares 7 behaviors that are included in a Clean and Healthy Lifestyle that must be done especially during a pandemic like this. By implementing a Clean and Healthy Lifestyle in accordance with the recommendations of the Indonesian Government and WHO, it can break the chain of the spread of Covid-19 which of course also goes along with other health protocols.

Keywords : Covid-19, Clean and Healthy Lifestyle.

ABSTRAK

Virus corona atau yang disebut dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bermula dari sebuah pasar seafood di Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019. Virus ini menyebar sangat cepat di berbagai belahan di dunia tak terkecuali Indonesia, sehingga diperlukannya pencegahan yang salah satunya adalah Pola Hidup Bersih dan Sehat. WHO membagikan 7 perilaku yang termasuk dalam Pola

(8)

Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilakukan terlebih pada saat pandemi seperti ini. Dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat yang sesuai dengan anjuran Pemerintah Indonesia maupun WHO, dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 yang tentunya juga dibarengi dengan protokol kesehatan lainnya.

Kata kunci : Covid-19, Pola Hidup Bersih dan Sehat. PENDAHULUAN

Virus corona atau yang disebut dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bermula dari sebuah pasar seafood di Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019. Sebagian besar pasien yang terjangkit virus ini adalah setelah berkaitan dengan pasar tersebut. Gejala awal yang ditimbulkan adalah demam, batuk, dan sesak napas yang dapat menular. Covid-19 menular dengan sangat cepat bahkan sampai ke seluruh penjuru dunia terjangkit virus ini. Kasus terinfeksi terus menerus bertambah bahkan sampai menyebabkan kematian dan memberikan dampak yang begitu besar di berbagai bidang.

Kasus virus ini sangat menggemparkan dunia tak terkecuali di Indonesia karena penyebarannya yang naik tajam dari waktu ke waktu ditambah dengan ketidaksiapan pemerintah dalam menangani kasus ini. Akibatnya, angka pasian terus bertambah pesat bahkan angka kematian pun ikut meningkat. Penyebaran Covid-19 di Indonesia sudah tidak dapat dihindari lagi seperti akhir tahun 2019 kemarin. Dimana Indonesia masih tenang-tenang saja dengan adanya virus tersebut yang sudah mulai menyerang di beberapa negara. Setelah ada orang Indonesia yang terkena virus tersebut maka pemerintah segera melakukan tindakan untuk mengubah semua aktivitas baik belajar, bekerja, dan sebagainya dengan sistem daring. Virus yang sedang menyebar dalam masa ini bukan virus biasa yang bisa disembuhkan seperti penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya. Karena belum ada vaksin untuk menyembuhkannya maka masyarakat dihimbau untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan aktivitas di luar ruangan.

Untuk mencegah penularan Covid-19 salah satunya adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Hidup Bersih dan Sehat atau yang sering disebut dengan PHBS. Sebenarnya gerakan PHBS sudah dicanangkan oleh Pemerintah

(9)

Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Namun, karena belum ada kesadaran sepenuhnya dari seluruh masyarakat Indonesia sehingga gerakan tersebut belum optimal pelaksanaannya. PHBS dapat diartikan sebagai suatu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat untuk memiliki kesadaran akan Kesehatan dalam diri pribadi hingga keluarga sehingga dapat mempengaruhi masyarakat sekitarnya (Kemenkes RI). Pengertian lain mengenai PHBS adalah seperangkat perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran, yang membuat seseorang atau keluarga dapat membantu diri mereka sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam program kesehatan masyarakat.

Pemahaman PHBS yang masih minim di masyarakat namun sangat penting dilakukan pada masa-masa seperti ini maka diperlukan adanya sosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Sebab, ada beberapa diantara mereka yang masih tetap melakukan aktivitas di luar rumah untuk mencari nafkah. Dengan diberlakukannya new normal oleh pemerintah maka masyarakat sebaiknya diberi pemahaman juga mengenai informasi untuk melindungi diri dan keluarga dari virus ini.

METODE PELAKSANAAN

Sosialisasi mengenai PHBS kepada masyarakat dilaksanakan menggunakan media daring, yaitu membagikan informasi mengenai materi tersebut melalui WhatsApp Group dimana mahasiswa KKN UNNES BMC sudah bergabung di dalamnya. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut adalah pada waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang Bersama Melawan Covid-19. Metode sosialisasi yang digunakan dalam kegiatan ini adaah dengan metode ceramah, dimana materi diringkas dalam bentuk gambar yang menarik agar memudahkan dalam penyampaian kepada masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari masyarakat yang dirasa masih kurang paham dengan materi informasi yang diberikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku merupakan respon dari individu terhadap stimulan yang berada di luar individu sehingga individu melakukan suatu tindakan untuk meresponnya.

(10)

Sama dengan di perilaku hidup bersih dan sehat, maka perlu ada sebab dari luar individu adar individu dapat melakukan perilaku tersebut. Perilaku yang diharapkan adalah perilaku pendegahan, dimana mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum terjadi. Artinya mengambil tindakan pencegahan virus masuk ke dalam tubuh dapat menularkan kepada orang lain. Sehingga mata rantai penyebaran dapat terputus.

Dengan adanya Covid-19, Pola Hidup Bersih dan Sehat merupakan suatu keharusan, dikarenakan penyebaran dan penularan Covid-19 yang begitu meluas. Oleh karena itu, masyarakat khususnya warga di Kelurahan Jaraksari terus dihimbau untuk melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Edukasi tentang Covid-19 terus menerus dilakukan agar masyarakat tetap waspada terhadap virus ini dan bisa menjadi bagian dari pencegahan Covid-19, salah satunya dimulai dari menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan sekitar. Edukasi tentang Covid-19 khususnya Pola Hidup Bersih dan Sehat tidak hanya terpaku pada satu golongan usia saja, namun semua golongan usia di Kelurahan Jaraksari diberikan edukasi mengenai pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat.

Selain memberikan edukasi kepada masyarakat berupa pengetahuan tentang Covid-19, diperlukan pula pengetahuan lain tentang hal penting agar senantiasa terhindar Covid-19 yaitu pengetahuan tentang pentingnya kesehatan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat yang belakangan ini digalakkan oleh pemerintah Indonesia maupun WHO. Upaya yang dihimbau oleh WHO dan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 melalui PHBS adalah sebagai berikut: Mencuci tangan dengan air mengalir selama 20 detik; Menerapkan etika batuk dan bersin yang baik dengan cara menutup hidung dan mulut mengggunakan tisu atau lengan baju; Makan makanan bergizi seimbang; Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran; Melakukan olahraga minimal setengah jam setiap hari; Meningkatkan daya tahan tubuh; Cukup istirahat dan berobat apabila sakit.

Salah satu hal terpenting dari Pola Hidup Bersih dan Sehat adalah cuci tangan menggunakan sabun. Menurut penelitian yang dilakukan WHO, salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka penyakit Diare dan ISPA adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit, karena

(11)

bakteri, kuman, maupun virus tidak bisa dilarutkan hanya dengan air mengalir. Oleh karena itu, cuci tangan menggunakan sabun dan air sangat penting untuk mengantisipasi penyakit. Berdasarkan pernyatan dari Kemenkes, cara cuci tangan menggunakan sabun yang benar adalah menggosok telapak tangan secara bersamaan, menggosok punggung kedua tangan, jalinkan kedua telapak tangan lalu digosok-gosokkan, tautkan jari-jari antara kedua telapak tangan secara berlawanan, gosok ibu jari secara memutar dilanjutkan dengan daerah antara jari telunjuk dan ibu jari secara bergantian, gosok keuda pergelangan tangan dengan arah memutar, bilas dengan air dan keringkan. Hal terpenting dari cuci tangan menggunakan sabun bukanlah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencuci tangan, tetapi bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Upaya-upaya tersebut telah dibagikan oleh WHO dan pemerintah namun tidak sedikit masyarakat yang mengetahui akan hal tersebut. Maka dari itu dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata UNNES Bersama Melawan Covid-19 ini, mahasiswa mencoba memberikan edukasi kepada masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal mengenai upaya-upaya tersebut. Tidak lupa penerapan new normal seperti menjaga jarak dengan orang lain ketika berada di tempat ramai dan menggunakan masker untuk melindungi diri. Upaya-upaya tersebut merupakan hal yang sederhana namun efektif untuk melindungi diri dari paparan virus.

Pola hidup bersih dan sehat dapat dilakukan dimana saja seperti di rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat umum, dan fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit). PHBS di lingkup rumah tangga merupakan suatu upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta dapat berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Lingkungan yang sehat akan sangat membantu masyarakat yang tinggal di dalamnya merasakan nyaman dan tenang. Adapun tubuh yang sehat dapat diperoleh dari mengkonsumsi makanan yang tentu saja sehat dan bergizi. Dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu meningkatkan imun tubuh kita sehingga berbagai jenis penyakit termasuk Covid-19 tidak dapat menginfeksi tubuh kita.

(12)

KESIMPULAN

Upaya untuk melindungi diri dari Covid-19 melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya yang sederhana namun efektif dilakukan oleh masyarakat. Walaupun sederhana namun masih banyak yang kurang sadar mengenai pentingnya PHBS untuk mencegah tertularnya virus. Sehingga dengan adanya sosialisasi ini masyarakat lebih mengetahui dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Karo, Marni Br. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Startegi Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Hardiknas. Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes.

PHBS oleh Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2020. http://promkes.kemkes.go.id/phbs [diakses pada tanggal 27/082020]

Raksanagara, Ardini S. dan Raksanagara, Ahyani. 2015. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sebagai Determinan Kesehatan yang Penting pada Tatanan Rumah Tangga di Kota Bandung. JSK, 1(1), 30-34.

Referensi

Dokumen terkait

Mewabahnya Covid-19 membuat masyarakat melakukan pencegahan agar tidak terinfeksi, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun

25 hari dengan menggunakan media yang berbeda diperoleh kesimpulan sebagai berikut : penggunaan media budidaya kotoran ayam memberikan pengaruh yang sangat nyata

dasar di kota Bandung yang berjumlah 226.999 anak (data dinas pendidikan kota Bandung).. ITB-LIC 23

Aparatur Sipil Negara sebagai upaya pencegahan danSurat Edaran tersebut bertujuan untuk mencegah dan meminimalisasi penyebaran, serta mengurangi risiko Covid-19

Sosialisasi ini dibantu oleh mahasiswa yang program KKN yang ada di daerah masing-masing; (b) Mengedukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mencuci tangan setiap

warga lain untuk menerapkan vaksinasi COVID-19 dan protokol kesehatah 7M di lingkungan sekitarnya. menyatakan sudah mulai mempraktekkan pengetahuan yang di peroleh

Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca

pemantauan dan pemberian pakan kucing secara tepat (sesuai kebutuhan pakan kucing) serta kucing mempunyai jadwal pakan yang teratur sehingga sistem dapat