• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU INFORMASI MEMASANG PHB POMPA (HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH, AIR KOTOR LIMBAH) KTL.IK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU INFORMASI MEMASANG PHB POMPA (HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH, AIR KOTOR LIMBAH) KTL.IK"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

MEMASANG PHB POMPA

(HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH,

AIR KOTOR LIMBAH

)

KTL.IK02.110.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2015

(2)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 2 dari 67 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --- 2

BAB I PENDAHULUAN --- 4

A. Tujuan Umum --- 4

B. Tujuan Khusus --- 4

BAB II Mempersiapkan Pekerjaan Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 5

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 5

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 15

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 16

BAB III Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) - 17 A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 17

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 33

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 33

BAB IV Memeriksa Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 37

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 37

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 47

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 47

BAB V Membuat Laporan Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 48

D. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat laporan Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 48

E. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat laporan Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 53

F. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat laporan Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah) --- 53

(3)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 3 dari 67

DAFTAR PUSTAKA --- 54

A. Dasar Perundang-undangan --- 54

B. Buku Referensi --- 54

C. Majalah atau Buletin --- 54

D. Referensi Lainnya --- 54

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --- 55

A. Daftar Peralatan/Mesin --- 55

B. Daftar Bahan --- 55

LAMPIRAN --- 56

(4)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 4 dari 67 BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu penerapkan prosedur operasi dan penanggulangan masalah operasi yang diperlukan untuk Memasang PHB Pompa ( Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah), sesuai instruksi manual dan SOP yang berlaku

B. Tujuan Khusus

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memasang PHB Pompa ( Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah) guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mempersiapkan Pekerjaan Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)Mengoperasikan instalasi listrik.

2. Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

3. Memeriksa Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

4. Membuat laporan Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah).

(5)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 5 dari 67 BAB II

MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN MEMASANG PHB POMPA (HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH, AIR KOTOR/LIMBAH)

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

Subsistem Fire Hydrant System

Dalam merencanakan sebuah sistem hydrant ada beberapa subsistem yang harus diperhatikan. Subsistem Fire Hydrant tersebut meliputi:

1. Persediaan Air; 2. Pompa;

3. Pempipaan;

4. Komponen Hydrant;

Persediaan Air

Sumber air untuk memasok hydrant dapat berasal dari sumur bor dalam (Artetis), PDAM, sumber alami (sungai, danau, waduk, dsb) atau gabungan.

Bak Penampungan/Reservoir

Jenis bak penampungan air dapat berupa:

 Ground Tank (reservoir bawah tanah)  Pressure Tank (tangki bertekanan)

 Gravity Tank (reservoir atas dengan aliran berdasar gaya gravitasi)

Volume Reservoir

Sesuai dengan ketentuan dan peraturanvolume reservoir ditentukan oleh waktu penggunaan dan tingkat risiko atau klasifikasi ancaman bahaya kebakaran bagi bangunan yang diproteksi.

 Klas ancaman bahaya kebakaran ringan : 45 menit penggunaan  Klas ancaman bahaya kebakaran menengah : 60 menit penggunaan  Klas ancaman bahaya kebakaran tinggi : 90 menit penggunaan

(6)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 6 dari 67

 Persediaan Air;  Pompa;

 Pempipaan;

 Komponen Hydrant;

Instalasi Pompa Hydrant

Pompa dalam jaringan instalasi fire hydrant merupakan komponen utama yang mengalirkan air dari reservoir ke jaringan pipa sampai ke ujung pengeluaran air bertekanan seperti nozzle maupun sprinkle. Untuk itu, instalasi pompa hydrant harus dilakukan dengan baik, sesuai prosedur dan standar – standar yang ada seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) atau NFPA (National Fire Protection Association) agar pompa dapat digunakan sebagaimana mestinya sebagai perangkat yang mengalirkan air untuk jaringan instalasi sistem hydrant. Instalasi pompa hydrant dilakukan oleh kontraktor yang berkompeten dan berpengalaman seperti Bromindo agar memiliki jaminan kualitas dan service yang baik.

Standar dalam instalasi pompa hydrant

Dalam melakukan instalasi pompa hydrant, harus memperhatikan beberapa standar baik dari nasional maupun internasional untuk memudahkan kerja dalam melakukan instalasi pompa hydrant. Standar ini antara lain:

 NFPA 14 Standar untuk pemasangan sistem selang dan pipa tegak  NFPA 20 Standar untuk Instalasi pompa kebakaran sentrifugal

 SNI 03-1735-2000 tentang Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses

lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung

 SNI 03-1745-2000 tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa

tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung

Lingkup pekerjaan Instalasi pompa hydrant

Kontraktor melakukan pengadaan serta pemasangan alat utama berupa pompa untuk fire fighting sistem yang meliputi Pompa Elektrik, Pompa Diesel, Pompa Jockey yang dilengkapi dengan Panel Kontrol, Hydrant box, Hydrant Pillar lengkap dengan pemipaannya. Setelah itu kontraktor melakukan pemasangan valve (kran air) dari instalasi jaringan fire hydrant sesuai dengan pembangunan gedung. Setelah semua

(7)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 7 dari 67 instalasi pompa hydrant dan valve terpasang dengan baik, dilakukan testing dan commisioning terhadap system fire hydrant yang dibuat. Memasang sistem kelistrikan dari panel power utama gedung ke unit panel kontrol dan setiap peralatan pompa yang bekerja dengan listrik. Baru kontraktor mengurus proses perijinan yang menyatakan bahwa Instalasi fire fighting yang terpasang di gedung tersebut telah diuji dan layak pakai oleh Dinas Pemadam Kebakaran terkait. Dan melakukan basic training operasional ke tim internal untuk cara penggunaan perangkat hydrant agar saat terjadi kebakaran penanganan dapat dengan mudah dilakukan.

Alat Kerja, Alat K3 Dan Alat Bantu Peralatan yang dibutuhkan

 Peralatan ukur

 Peralatan tangan

 Peralatan keselamatan kerja

Rencana Kerja

Perencanaan adalah fungsi dasar manajemen. Agar resiko yang ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan/perkerjaan, tindakan dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Sedangkan persiapan merupakan tindak lanjut dari perencanaan, dimana didalam persiapan semua material dan perlengkapan yang dibutuhkan dikumpulkan dan diperiksa sebelum pekerjaan benar benar dilaksanakan. Perencanaan dan persiapan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan. Merupakan kegiatan membuat urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien. Dalam menyusun rencana kerja diprioritaskan bagian-bagian yang mudah dikerjakan terlebih dahulu, kemudian baru bagian yang sulit.

Mengkoordinasi Pekerjaan

Setelah rencana kerja disusun, pihak yang terkait dalam hal ini adalah anggota tim yang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada saat pelaksanaan pekerjaan

(8)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 8 dari 67 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan atau tidak suatu kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi kepada si pekerja maupun kepada orang lain, mesin, alat dan lingkungan kapan saja dan dimana saja.

Alat-alat keselamatan kerja antara lain: 1. Pakaian kerja atau baju pelindung; 2. Safety shoes

3. Topi atau helm

4. Sarung tangan (Gloves) 5. Kacamata

6. Masker

Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja/praktek harus memperhatikan beberapa faktor antara lain :

1. Pastikan sempurna alat-alat 2. Pastikan sempurna pakaian kerja

3. Harus disiplin dalam menggunakan alat-alat 4. Harus hati-hati dan konsentrasi pada pekerjaan

5. Pastikan sudah memahami & menguasai cara kerja suatu mesin atau alat 6. Pastikan kondisi tubuh sebelum bekerja dalam keadaan sehat

Tanggung jawab pekerja atau siswa terhadap K3 Pekerja mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :

 Harus mentaati peraturan dan intruksi yang benar dari atasannya

 Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadinya kecelakaan

 melaporkan segera, bila mana terjadi kecelakaan

 menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan atau kerusakan pada mesin atau alat

 Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati

(9)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 9 dari 67 Dalam instalasi pompa hydrant, selain pompa utama listrik, diesel, dan jockey. Perlengkapan untuk mesin yang terhubung dengan panel kontrol pompa seperti flexible coupling, coupling guard, batteries, battery rack, battery cable, silencer, flexible ex hose connector, thermostat, cooling water heater harus diperhatikan juga karena semua komponen diatas saling berhubungan satu sama lain. Sementara perlengkapan lain yang harus diperhatikan untuk sistem pemipaan dan pompa seperti coumpound suction gauge, discharge pressure gauge, automatic air release valve, main relief valve, enclosed waste cone, fitting package, dan sambungan pipa harus digrounding.Fungsi Pompa Fire Hydrant yang terpasang adalah untuk memindahkan air dalam tanki penampungan (reservoir) ke ujung pengeluaran atau pipa pemancar/nozzle.

JENIS POMPA FIRE HYDRANT:

 Pompa Jockey;  Pompa Utama; dan  Pompa Cadangan;

Pompa Jockey

Pompa Jockey berfungsi untuk menjaga tekanan stastis di dalam jaringan hydrant. Pada saat terjadi pengeluaran kecil atau kebocoran, maka pompa jockey akan bekerja secara otomatis untuk mengembalikan air pada tekanan semula yang direncanakan. Kondisi pompa jockey juga dimanfaatkan untuk memantau

(10)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 10 dari 67 kebocoran-kebocoran yang terjadi. Operasional kerja pompa jockey didesain secara otomatis untuk bekerja (start) pada saat salah satu katup pengeluaran dibuka atau bila terjadi kebocoran. Dan akan berhenti (stop) pada saat katup ditutup.Secara umum sumber penggerak pompa jockey didapatkan dari listrik PLN atau sistem kelistrikan utama.

Pompa Utama

Pompa utama berfungsi sebagai penggerak utama air di sistem hydrant. Pompa utama akan bekerja setelah kapasitas maksimal pompa jockey terlampaui.System kerja pompa utama didesain untuk hidup (start) secara otomatis dan mati (stop) secara manual melalui tombol stop/reset pada panel kontrol system hydrant.Secara umum sumber penggerak pompa utama didapatkan dari listrik PLN atau sistem kelistrikan utama.

Pompa Cadangan

Pompa cadangan berfungsi sebagai penggerak cadangan sistem hydrant. Pompa cadangan akan bekerja secara otomatis bila:

 Pompa Utama bekerja melampaui kapasitas maksimalnya.  Terjadi kerusakan pada pompa utama

 Pompa utama tidak dapat bekerja karena kegagalan suply listrik PLN

System kerja pompa cadangan didesain sama dengan pompa utama untuk hidup (start) secara otomatis dan mati (stop) secara manual melalui tombol stop/reset pada panel kontrol system hydrant.Sumber energi pompa cadangan biasanya menggunakan mesin diesel atau sistem kelistikan independent.

(11)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 11 dari 67 Pemeriksaan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan dengan benar.

Peralatan dan bahan bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengoperasian instalasi dikumpulkan untuk kemudian diperiksa satu persatu untuk memastikan bahwa peralatan dan bahan bahan tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan.

GAMBAR INSTALASI

Gambar instalasi listrik secara umum dibagi dua bagian yaitu : menurut tujuan dan Cara menggambar.

Pembagian gambar menurut tujuan meliputi :

 Diagram yang sifatnya menjelaskan : diagram dasar, diagram lingkaran arus, diagram instalasi.

 Diagram Pelaksanaan, yaitu : diagram pengawatan dan dan diagram saluran

 Gambar Instalasi

 Gambar situasi

Sedangkan pembagian menurut cara mengambar dibedakan berdasarkan kepada :

 cara menggambar dengan garis tunggal dan

 cara mengambar dengan garis ganda.

Diagram Dasar

Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara elementar gambar 1.3a memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi (PHB) yang digambar dengan cara disederhanakan, gambar 1.3b memperlihatkan diagram yang sama diagram secara terperinci.

(12)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 12 dari 67 Gambar 1.3 Contoh gambar instalasi

Diagram Lingkaran Arus

Diagram lingkaran arus maksudnya untuk menjelaskan cara kerja suatu rangkaian, merencanakan suatu rangkaian yang rumit dan untuk mengatasi kerusakan yang terjadi pada rangkaian. Diagram lingkaran arus digambarkan dengan saklar selalu bergerak dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas

Diagram Pengawatan

Diagram Pengawatan memperlihatakan cara pelaksanaan pengawatan peralatan instalasi listrik, seperti gambar 1.5.

Diagram Saluran

Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian instalasi. Diagram ini dapat digambarkan berupa diagram topografis yang menggambarkan saluran sebebanrnya. Contoh doagram saluran dapat dilihat pada gamabr 1.6.

(13)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 13 dari 67 Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi

Gambar instalasi dapat berupa titik beban tanpa digambarkan saluran instalasinya (seperti gambar 1.7), bagi seorang instalatir dapat menentukan sendiri letak saluran instalasinya tetapi dengan ketentuan harus aman dari bahaya kebakaran/hubung singkat. Untuk instalasi pada bangunan yang luas dan melayani beban yang banyak saluran-salurannya harus digambarkan secara jelas. Pada gambar instalasi harus disertai dengan diagram instalasi. Diagram instalasi ini memberikan gambaran hubungan dengan meter listrik, jumlah beban yang harus dilayani, jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus dipasang pada instalasi sebenarnya. Contoh diagram instalasi dapat dilihat pada gambar 1.8.

(14)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 14 dari 67 Gambar Situasi

Gambar situasi memberikan gambaran secara jelas letak gedung serta instalasi yang akan dihubungkan dengan jaringan PLN. Keterngan ini diperlukan oleh PLN untuk memudahkan menetukan kemungkinan penyambungan serta pembiayaanya.

Diagram Garis Ganda dan Diagram Tunggal

Diagarm garis tunggal biasanya disebut digram perencanaan instalasi listrik, sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal diterapkan pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung – gedung sederhana hingga gedung besar/brtingkat dan juga pada diagram panel bagi dan rekapitulasi beban. Contoh diagram garis tunggal dapat dilihat pada gambar 1.9.

(a) diagram garis ganda (b) diagram garis tunggal Gambar 1.9 Diagram garis ganda dan garis tunggal

(15)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 15 dari 67 Sebelum Mengoperasikan Instalai presedur pertama adalah melakukan

pengecekan pemasangan instalasi, hal ini dilakukan dengan memeriksa gambar diagram instalasi dibandingkan dengan pemasangan riilnya. contoh gambar diagram instalasi adalah dalam bentuk diagram garis tunggal adalah sbb:

Diagram Garis Tunggal Yang menunjukan gambar satu garis dari APP ke PHB utama yang di distri-busikan ke beberapa group langsung ke beban (untuk bangunan erkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun sub panel cabang (SSDP) baru ke beban. Pada diagram garis tunggal ini selain pembagian group pada PHB utama /

cabang / sub cabang juga menginformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan jenis pengaman arusnya, dan sistem pembumian / pertanahannya.

Gambar 2.11 Diagram satu garis instalasi listrik pada bangunan / gedung Tegangan Rendah

(16)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 16 dari 67

Gambar 2.12 Diagram satu garis instalasi listrik pada bangunan / gedung sistem Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah

Secar Khusus Contoh Gambar Instalasi Pompa Hidran seperti gambar di bawah ini :

(17)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 17 dari 67 Menghubungi Pihak terkait untuk memastikan bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif.

(18)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 18 dari 67 Setelah rencana kerja disusun, pihak yang terkait dalam hal ini adalah anggota tim yang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada saat pelaksanaan pekerjaan

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

1. Menyiapkan prosedur PHB Pompa fasa tunggal dan atau fasa tiga

2. Menyiapkan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi peralatan yang berlaku

3. Memeriksa Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman.

4. Menyiapkan Gambar Instalasi pompa Menghubungi personil berwenang untuk memastikan pekerjaan telah dikoordinasikan secara benar

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

Harus bersikap secara:

1. Cermat dan teliti dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

2. Taat asas dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

(19)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 19 dari 67 BAB III

MEMASANG PHB POMPA

(HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH, AIR KOTOR/LIMBAH)

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

Peraturan dan Prosedur K3

Prosedur k3 memiliki fungsi yang sama namun keadaannya berbeda beda karena kondisi dan keadaan yang berbeda beda, oleh karena itu setiap jenis pekerjaan memiliki prosedur yang berbeda-beda pula. Sehingga prosedur k3 tidak sembarangan ditetapkan dalam suatu pekerjaan, karena harus sesuai prosedur di lapangan.

Prosedur kerja adalah Aturan-aturan atau cara kerja yang berlaku saat melakukan suatu pekerjaan dalam bidang pekerjaan tertentu. Biasanya prosedur kerja ditunjukan kepada pekerja yang akan memulai suatu pekerjaan.

Prosedur kerja yang lengkap dan benar akan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sehingga akan menjamin keefektifan dan evisiensi dalam suatu pekerjaan. Oleh karena itu para pekerja dimanapun dan jenis pekerjaan apapun wajib mentaati prosedur kerja yang ditetapkan. Resiko kerja akan ada disetiap pekerjaan, hanya dibedakan besar kecil resiko ditentukan oleh jenis pekerjaan, besar pekerjaan, pekerja yang telibat, fasilitas alat pelindung diri (APD) dan kompetensi pekerja. Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang mengandung atau yang mempunyai potensi terjadinya kecelakaan kerja yang cukup besar. Berbagai macam kecelakaan ditempat kegiatan konstruksi antara lain akibat benda yang jatuh dari atas, karena terpukul, terkena benda tajam , terkena aliran listrik atasu kebakaran, twerpeleset, dan lain-lain.

Dari data Sumber laporan ASTEK tahun 1981 – 1987 prosentasi kecelakaan pada pekerjaan konstruksi adalah sbb:

a. 30% pengangkutan dan lalu lintas b. 29% kejatuhan benda

(20)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 20 dari 67

c. 5% kebakaran

d. 26% tergelincir, terpukul e. 10% - jatuh dari ketinggian

Bagian tubuh yang sering mendapat kecelakaan adalah : kepala, tangan, kaki padahal bagi para pekerja bagian tubuh itu sangat penting dalam melakukan tugasnya sehari-hari.

Data tentang kecelakaan kerja ditempat kegiatan konstruksi disemua Negara pada umumnya menunjukkan angka yang tinggi. Di Jepang kecelakaan kerja konstruksi rata-rata 42% dari total kecelakaan kerja pada tahun 1989 dengan jumlah yang meninggal sebanyak 2412 orang. Disisi lain gangguan akibat kerja cukup banyak, apalagi pada pekerja konstruksi yang sifat pekerjanya keras dan dilasksanakan pada lingkungan kerja yang umumnya terbuka. Pekerjaan konstruksi terkadang harus dilakukan dalam cuaca yang kurang bersahabat, terkadang dingin terkadang panas, hujan, atau angin kencang. Disamping pekerjaan konstruksi harus dilakukan pada tempat yang berair, lembab gelap dan sebagainya.Bahan yang dipergunakan pada pekerja konstruksi disamping berasal dari bahan-bahan alami juga banyak dari bahan buatan yang tidak jarang mengandung bahan kimia yang mempunyai efek berbahaya bagi para pekerja.

Hal-hal seperti itu merupakan sumber penyakit akibat kerja atau juga dapat disebut sebagai penyakit jabatan, karena pekerja sakit akibat kerja atau sakit yang diperoleh pada waktu melakukan pekerjaan.

Menurut undang-undang, penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam hal ini juga termasuk kecelakaan kerja. Penyakit akibat kerja harus mendapatkan perhatian secara khusus karena:

a) Penyakit yang terjadi dapat menimbulkan cacat

b) Penyebabnya adalah akibat perbuatan manusia, peralatan atau bahan yang dipergunakan.

c) Penyakit akibat kerja akan menurunkan produktivitas dan kemampuan pekerja

Keselamatan kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha pencegahan dan perbaikan

(21)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 21 dari 67 terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan.

Dengan melihat dari segi pengoperasian peralatan-peralatan yang pada umumnya menggunakan energi listrik sebagai sumber tenaga (power), maka diperlukan pengetahuan mengenai keamanan listrik (electrical safety) dengan tujuan, yaitu :

a) Mengetahui karakteristik listrik b) Mengetahui manfaat listrik c) Mengetahui bahaya listrik

d) Mengetahui landasan peraturan K3 listrik e) Mengetahui prosedur pengawasan K3 listrik

Instalasi listrik adalah instalasi mulai dari pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir. Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik, seperti : AC, TV, komputer, PABX, dll. Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen yang diperlukan pada jaringan instalasi, seperti : stop kontak, saklar, fitting, dll, yang memenuhi SNI.

Potensi bahaya listrik : a) Arus kejut listrik b) Suhu berlebihan

c) Induksi medan listrik dan medan magnet Obyektif K3 melindungi :

a) Tenaga kerja dan orang lain b) Aset perusahaan

c) Lingkungan tempat kerjA Tujuan K3 listrik :

a) Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya. b) Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik.

(22)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 22 dari 67 Hal-hal yang perlu diperhatikan

pada saat pemasangan kabel/instalasi Listrik PHB Pompa : a) Gunakan kabel yang standart yang dianjurkan .

b) Hindari sambungan kabel pada pemasangan PHB.jika memang terpaksa di sambung lakukan penyambungan dengan benar (kuat) dan di isolasi dengan baik c) Tiap – tiap panel dan unit mesin harus digrounded.Pasang arde/ground dengan

benar untuk menghindari kejutan listrik

d) Usahakan jangan menggabung atau di paralel dengan peralatan elektronik lain e) Pastikan sambungan kabel sesuai dengan diagram kelistrikan PHB

f) Gunakan pemutus arus MCB tambahan atau pembagi beban ketika melakukan penyambungan dengan sumber listrik utama (PLN)

Pedoman Pemasangan Instalasi

Syarat Instalasi Listrik dan Potensi Bahaya

Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi syarat utama:  Instalasi harus aman bagi manusia, ternak dan harta benda

 Instalasi harus andal dalam arti memenuhi fungsinya secara aman bagi instalasi  Instalasi listrik harus akrap lingkungan dalam arti tidak merusak lingkungan

Instalasi listrik memiliki potensi bahaya bagi manusia maupun bagi instalasi itu sendiri. Potensi bahaya ini bisa menjadi sumber penyebab terjadinya kecelakaan listrik penyebab terjadinya kecelakaan listrik.

Terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu :

 Bahaya kejut listrik karena tersentuh tegangan yj gg  Bahaya kebakaran

 Bahaya panas yang dapat merusak isolasi  Bahaya ledakan atau percikan metal panas

Kondisi tersebut terjadi antara lain karena hal-hal berikut :

 Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan pengaman yang salah  Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai.

(23)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 23 dari 67  Ledakan, percikan api atau pemanasan lokal yang timbul karena salah pemilihan

dan penggunaan perlengkapan listrik

 Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan baik yang disyaratkan dalam standar maupun dalam PUIL.

 Pelaksanaan pemasangan sistem proteksi termasuk di dalamnya sistem pembumian instalasi yang tidak benar

 Penggunaan identifikasi warna atau tanda lain yang tidak benar

 Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan, dan pada klem buruk kondisinya

 Hilang kontak atau netral putus yang menimbulkan tegangan tidak berimbang  Keadaan lingkungan instalasi yang buruk

Peraturan Instalasi Listrik

 PUIL 2000 mempunyai maksud dan tujuan utama agar pengoperasian instalasi listrik dapat terselenggara dengan baik terutama untuk mencegah bahaya listrik.  Instalasi listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa, dioperasikan dan

dikelola/dipelihara secara berkala dengan baik sesuai ketentuan PUIL 2000

 Para ahli dan teknisi yang mengerjakan tahap-tahap pekerjaan instalasi tersebut harus memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya

 Peralatan dan material instalasi yangdigunakan harus memenuhi persyaratan standar SNI atau standar lain yang diberlakukan dan harus pula memenuhi persyaratan PUIL antara lain sesuai penggunaan dan kemampuannya

 Lingkup Pemeriksaan dan Pengujian

 Instalasi listrik yang baru dipasang atau telah mengalami perubahan harus diperiksa dan diuji dulu sesuai dengan ketentuan PUIL 2000.

 Pemeriksaan dan pengujian sistem mengikuti ketentuan sistem pembumian yang diterapkan.

 Sistem pembumian pembumian yang diatur dalam PUIL adalah :

 Sistem TN-S, dimana penghantar pengaman terpisah di seluruh sistem

 Sistem TN-C-S, dimana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem

(24)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 24 dari 67

 Sistem TN-C, dimana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar proteksi di seluruh sistem.

 Sistem TT, dimana BKT instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik terpisah dari elektroda bumi

 Pengujian sistem pembumian harus meliputi:

 Pemeriksaan awal yang teliti terhadap bagian instalasi yang penting

 Pengukuran yang dapat menunjukkan keefektifan sistem pengaman (a.l. pengukuran dan pengujian resistans pembumian dan berfungsinya alat pengaman GPAS – gawai proteksi arus sisa dan GPAL – gawai proteksi arus lebih)

IP Index Proteksi

Dalam memasang peralatan dan material harus sesuai dengan Indeks Proteksi (IP) yang telah ditetapkan. Kode IP ini terdiri dari dua digit dan selalu tercantum pada body peralatan dan material yang telah dikeluarkan oleh pabrik. istilah IP (Index of Protection) atau indek perlindungan, yang memiliki 2(dua) angka:

- angka pertama menyatakan indek perlindungan terhadap debu/benda - angka kedua menyatakan indek perlindungan terhadap air.

Sistem IP merupakan penggolongan yang lebih awal terhadap penggunaan peralatan yang tahan hujan dan sebagainya, dan ditandai dengan lambang. Semakin tinggi indek perlindungan (IP), semakin baik standar perlindungannya.

Ringkasan pengkodean IP mengikuti Tabel. Pada umumnya, indek perlindungan (IP) yang sering dipakai untuk klasifikasi instalasi pompa adalah : IP 23, IP 24, IP 25, IP 54, IP 55, IP 64, IP 65, dan IP 66.

(25)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

(26)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 26 dari 67 Prosedur Pemeriksaan Kualitas Pekerjaan dan Kebenaran Pengawatan

Setelah pekerjaan pemasangan instalasi selesai dikerjakan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kebenaran pengawatan instalasi. Hal ini dilaksanakan dengan cara memeriksa setiap sambungan kabel pada peralatan dan mencocokannya dengan gambar diagram instalasi yang telah disiapkan. Pengecekan sambungan kabel dan peralatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti Multimeter dan testpen. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan antara lain:

a) Apakah semua material telah dipasang dengan benar?

b) Apakah semua kabel kabel koneksi dan konektor telah dipasang dengan lengkap sesuai gambar diagram pengkawatan instalasi dan terjepit dengan kencang?

c) Apakah ada sekrup sekrup penjepit kabel yang kendor?

d) Apakah ada kabel kabel pengkawatan yang letaknya tidak beraturan? e) Apakah ada koneksi kabel yang putus atau tidak hubung?

Pemeriksaan instalasi listrik merupakan bagian yang mempunyai penting dalam teknik instalasi listrik.beberapa hal yang berkaitan dengan Pemeriksaan instalasilistrik ini meliputi konstruksi kabel instalasi dan pemasangannya, identifikasi kabel dengan warna, penentuan beban sebuah penghantar, dan metode-metode yang digunakan dalam pemasangan kabel instalasi listrik.

Dalam metode pemasangan kabel ini meliputi pemasangan kabel di dalam perlengkapan hubung bagi, pemasangan kabel instalasi listrik di dalam ruangan, pemasangan kabel di dalam tembok, dan pemasangan kabel di dalam tanah.

Jaringan Konsumen

Bagian Sumber tegangan untuk konsumen disuplai dari sebuah transformator melalui jaringan listrik distribusi tegangan rendah sistem 3 fasa yang bertegangan dengan kisaran mulai dari 50 Volt sampai dengan 1000 Vdengan frekuensi 50 Herzt.Tetapi secara nasional tegangan konsumen sudah diatur dengan besaran tegangan nominal 220 V untuk beban satu fasa dan 380 V untuk beban 3 fasa.

(27)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 27 dari 67 Berikut ini diperlihatkan gambar3.1 diagram jaringan listrik tegangan rendah sistem 3 fasa.

Gambar3.1 diagram jaringan listrik tegangan rendah sistem 3 fasa. Bagian sekunder Trafo distribusi VL= Vf x 3 Vf =220V Vf =220V Vf =220V VL =380V VL =380V VL =380V R/L1 S/L2 T/L3 N

(28)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 28 dari 67 Tipe Jaringan Listrik Konsumen

Jaringan listrik konsumen di Indonesia menggunakan tipe jaringan listrik yang disebut T T. Atau jaringan dengan sistem Pembumian Netral Pengaman (PNP,menurut PUIL 1987 pasal 313) Artinya :

T T

Titik bintang pada transformator distribusi pada gardu distribusi disambung dengan bumi (pembumian/ dipasang Arde)

 Jaringan listrik di pemakaian seperti di Kawasan

industri,perkantoran dan Perumahan dilengkapi dengan saluran penghantar yang disambung dengan

bumi(pembumian /dipasang arde)

 Semua peralatan listrik yang menggunakan sungkup terbuat dari logam harus disambungkan dengan hantaran pembumian.

Gambar 3.2. Jaringan T T(PNP) dengan 3 macam jaringan yaitu jaringan listrik A, B dan C

R/L1 S/L2 T/L3 N PE PE A B C

(29)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 29 dari 67 Keterangan gambar:

A. Jaringan 3 fasa dengan 4 saluran penghantar terdiri dari tiga saluran fasa (bertegangan), satu saluran penghantar netral dan sistem pembumian tidak terpusat.

B. Jaringan 3 fasa dengan 4 saluran penghantar terdiri dari tiga saluran fasa (bertegangan), dan satu saluran penghantar sistem pembumian terpusat.

C. Jaringan 3 fasa dengan 4 saluran penghantar terdiri dari tiga saluran fasa (bertegangan), satu saluran penghantar netral dan satu saluran penghantar sistem pembumian terpusat.

Fungsi pembumian pada jaringan TT(PNP)

Sebagai fasilitas pengamanan manusia, hewan dan bangunan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat listrik.Pengamanan dengan TT atau PNP ialah pengamanan dengan cara menghubungkan bagian konduktif terbuka (BKT) dengan penghantar netral yang dikebumikan (penghantar nol) demikian rupa sehingga bila terjadi kegagalan isolasi tercegahlah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi karena bekerjanya pengaman arus lebih. (PUIL 1987 pasal 313. A.1)

Prosedur Pengukuran Rangkaian Listrik Tahanan Pembumian

Sistem kelistrikan tidak akan bekerja / berfungsi dengan maksimal tanpa sistem grounding (pentanahan) yang benar (maksimal nilai resistansi 5 Ohm). Jadi jika grounding berfungsi sebagai sarana pengarah arus petir yang bisa menyebar ke segala arah yang kemudian langsung diarahkan ke dalam tanah. Yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pentanahan adalah tidak timbulnya bahaya tegangan yang mengalir.

Namun demikian baik-buruknya sistem pentanahan sangat menentukan rancangan sistem kelistrikan, semakin tinggi nilai resistansi suatu pentanahan, akan menyebabkan semakin tinggi pula tegangan yang terdapat pada penyama potensial (Potensial Equalizing Bonding), sehingga upaya proteksi internalnya akan akan kurang efektif. Dengan demikian kita harus menyadari bahwa betapa perlunya

(30)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 30 dari 67 sistem pentanahan untuk menghindari resiko kerugian yang lebih besar dari bahaya yang mungkin terjadi.

Lakukan pemilihan lokasi penanaman grounding rod, rencanakan berapa titik yang akan ditanamkan. Pemasangan grounding rod yang makin banyak akan menghasilkan sistim pentanahan yang baik. Jika anda akan memasang beberapa buah grounding rod usahakan jangan terlalu berdekatan, supaya pembumian menyebar dan untuk menjaga bila salah satu grounding rod sitim pembumiannya tidak bagus maka bisa dibumikan oleh grounding rod lainnya.

Contoh grounding rod diparalel jadi satu

Harus diperhatikan bahwa masing masing grounding road semua harus terhubung. Sehingga perlu diatur supaya sistim kabel penghubungnya mudah dipasangkan. Lakukan pencarian tanah yang mudah ditancapkan. Hindari penanaman grounding road di daerah tanah berbatu atau berpasir, disamping penancapannya yang susah, juga kurang bagus untuk pembumian.

Contoh penanaman grounding rod

(31)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 31 dari 67 Usahakan lokasi penempatan grounding rod tidak terlalu jauh dari bangunan atau gedung, tapi harus diingat jangan sampai merusak sistim instalasi yang telah ada. Usahakan penempatan antara grounding rod dalam garis lurus, tidak terlalu banyak berbelok belok.

Contoh grounding road dari tembaga

Pemilihan grounding road dan kabel grounding yang akan diinstalasi harus sesuai standar , baik jenis maupun ukurannya. Grounding road yang paling bagus adalah pipa padat yang terbuat dari tembaga. Disamping sebagai daya hantar yang kuat, tembaga tidak mudah berkarat. Perlu memeriksa barang tersebut saat pembelian, karena kadang kadang banyak pipa yang dijual kelihatannya terbuat dari bahan tembaga padahal bagian dalamnya adalah besi biasa tapi bagian luarnya disepuh dengan tembaga. Untuk men-check-nya anda bisa memotong secara diagonal, maka akan kelihatan apakah asli atau tidak. Penggunaan besi biasa harus dihindari karena bahan ini sangat mudah berkarat.

(32)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 32 dari 67 Teknik menanam grounding road. Lakukan penggalian tanah ukuran 30 x 30 cm kedalaman 50 cm Coba tancapkan grounding road tersebut apakah mudah atau susah ditancapkan. Jika agak susah, buatkan lubang dimana grounding rod akan ditanamkan. Tuangkan air kedalam lubang tersebut hingga penuh. Tancapkan grounding rod kedalam lubang tersebut dan tekan secara pelan pelan hingga beberapa centimeter. Angkat sedikit grounding rod, dan biarkan air turun kebawah. Tekan kembali grounding rod. Tuangkan kembali air kedalam lubang, lalu ulangi menekan grounding rod. Sepanjang anda tidak menemukan tanah yang keras atau tanah berbatu, air akan membantu anda untuk menggeser lumpur atau pasir di dalam tancapan hingga grounding roda tertancap sampai habis.

Contoh pasang grounding rod

Jika anda mengalami kesulitan saat penancapan grounding road, anda bisa menggunakan alat bantu berupa palu untuk memukul ujung atas grounding road hingga tertancap semuanya, atau bisa juga dengan menggunakan alat bantu stang pipa, lakukan penjepitan stang pipa ke grounding road kemudian anda berdiri di stang pipa sambil menekan grounding road kebawah.

(33)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 33 dari 67

Contoh pem-bor-an tanah untuk pasang grounding rod

Untuk hal tertentu anda kemungkinan penanaman grounding road yang lebih dalam dari ukuran panjang grounding road misalnya sampai kedalaman 30 m, sehingga penancapan tidak bisa dilakukan lagi. Anda bisa meminta bantuan tukang bor untuk melakukan pengeboran lubang. Setelah kedalaman yang dibutuhkan tercapai, anda kemudian menanamkan grounding road ke dalamnya. Sebelumnya lakukan pengikatan) antara grounding rod dengan kabel road. Dengan menggunakan pipa besi yang bisa disambung, lakukan pendorongan grounding road ke dalam lubang. Anda bisa menandai jarak dari ujung grounding road dan kabel grounding untuk memastikan penanaman kabel sudah sesuai dengan kedalaman yang diinginkan.

Contoh kabel grounding dari tembaga

Cara yang biasa digunakan untuk penyambungan grounding rod dan kabel grounding dengan menggunakan clamp. Sebelum dilakukan penimbunan kabel grounding, lakukan pengukuran tahanan grounding terlebih dahulu, bilamana nilai yang dihasilkan belum sesuai standard maka lakukan penambahan grounding road. Jika nilai tahanan sudah sesuai standard lakukan penimbunan kabel dengan segera.

(34)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 34 dari 67

Contoh pengukuran tahanan grounding

Lakukan penggalian tanah dari titik dimana grounding menuju masing masing titik grounding yang saling terhubung. Dan lakukan penggalian ke arah terminal grounding. Buat galian di sepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 -60 cm. Tarik kabel grounding melalui jalur kabel tersebut, kemudian tempatkan di bawah galian. Pastikan panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan dengan grounding road tidak akan susah.

Setelah semua tersambung, berikan pipa marking di tempat grounding rod tersebut. Gunakan pipa PVC dan ditutup dop pipa. Kemudian lakukan penimbunan tanah didaerah galian sampai ketinggian 20 cm. Lalu padatkan. Kemudian beri tanda misalnya batu bata supaya dikemudian hari jika ada penggalian di sepanjang areal penanaman kabel, maka kabel akan aman. Setelah bata terpasang semua, kemudiann timbun kembali hingga penuh. Lakukan penimbunan hingga betul betul padat

Earth Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari grounding,berikut ini adalah cara penggunaan earth tester:

- Pada switch pilih mode Ω. - Tekan push button.

- Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke ujung volt meter, check kembali instalasi kabel.

- Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer “0 volt”.

- Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5 meter. - Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi tanah.

(35)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 35 dari 67 Syarat utama sebuah grounding itu baik adalah tahanan grounding itu sama dengan 0 Ohm ini adalah tahanan grounding ideal, tetapi kenyataannyaboleh sampai 5 Ohm. Jadi bila terjadi hubungan pendek atau short circuit suatu peralatan listrik, maka dengan cepat kebocoran itu dibuang ke bumi atau grounding. Bila gounding tidak bagus, maka peralatan bisa terbakar dan bisa membahayakan keselamatan orang

Tahanan Isolasi

Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran (kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah (ground). Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur atau menguji tahanan isolasi suatu kabel adalah Megger (MegaOhm). Secara prinsip mengger terdiri dari dua kumparan V dan C yang ditempatkan secara menyilang seperti terlihat pada gambar1 di bawah ini. Kumparan V merupakan besarnya arus yang mengalir adalah E/Rp dan kumparan C merupakan besarnya arus yang mengalir adalah E/Rx. Rx adalah tahanan yang akan diukur. Jarum dapat bergerak disebabkan oleh perbandingan dari kedua arus, yaitu sebanding dengan Rp/Rx atau berbanding terbalik terhadap tahanan yang akan diukur.

(36)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 36 dari 67 Diagram rangkaian sebuah Megger (MegaOhm)

Variasi tegangan tidak akan berpengaruh banyak terhadap harga pembacaan, karena hasilnya tidak ditentukan dari sumber tegangan arus searah. Sumber tegangan arus searah adalah sumber tegangan tinggi, yang dihasilkan dari megger. Umumnya tegangannya adalah 100 V, 250 V, 500 V, 1000 V atau 2000 V. Sedangkan daerah pengukuran yang efektif adalah 0,02 sampai 20 MegaOhm dan 5 sampai 5.000 MegaOhm.

Pengukuran tahanan isolasi untuk perlengkapan listrik dapat menggunakan megger, yang mana pengoperasiannya pada waktu perlengkapan rangkaian listrik tidak bekerja atau tidak dialiri arus listrik. Secara umum bahan isolasi yang digunakan sebagai pelindung dalam saluran listrik atau sebagai pengisolir bagian satu dengan bagian lainnya harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Harga tahanan isolasi antara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan paling sedikit adalah 1000 x harga tegangan kerjanya.

Misal tegangan yang digunakan adalah 220 V, maka besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220 = 220.000 Ohm atau 220 KOhm. Ini berarti arus yang diizinkan di dalam tahanan isolasi 1 mA/V. Apabila hasil pengukuran nilai lebih rendah dari syarat minimum yang sudah ditentukan, maka saluran/kawat tersebut kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu melakukan pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah (DC) sebesar 100 V atau lebih, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengalirkan arus yang cukup besar dalam tahanan isolasi. Di samping untuk menentukan besarnya tahanan isolasi, nilai tegangan ukur

(37)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 37 dari 67 yang tinggi juga untuk menentukan kekuatan bahan isolasi dari saluran yang akan digunakan. Walaupun bahan-bahan isolasi yang digunakan cukup baik dan mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada tempat-tempat yang lemah lapisan isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran.

Jika kawat/kabel listrik terdiri dari dua kawat saluran misal kawat fasa (P) dan kawat netral (N), maka tahanan isolasinya adalah :

(1) antara kawat fasa (P) dengan kawat netral (N), (2) antara kawat fasa (P) dengan tanah (G), (3) antara kawat netral (N) dengan tanah (G).

Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral (N), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus seperti : kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus ditutup.

Pengujian tahanan isolasi antara fasa (P) dengan netral (N)

Di samping digunakan untuk mengetahui keadaan tahanan isolasi, juga untuk mengetahui kebenaran sambungan yang ada pada instalasi. Jika terjadi sambungan yang salah atau hubung singkat dapat segera diketahui dan diperbaiki. Gambar di bawah ini mencontohkan pengujian tahanan isolasi pada instalasi listrik bangunan baru.

(38)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 38 dari 67 Pengujian tahanan isolasi antara fasa (P) dengan tanah (G)

Pengujian tahanan isolasi antara netral (N) dengan tanah (G)

Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan instalasi dengan tanah/ground (G), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memasang semua alat pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Semua alat pemutus seperti : kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus ditutup.

(39)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 39 dari 67 Pengukuran Polaritas

Pengukuran polaritas bertujuan untuk memastikan hubungan pengawatan instalasi sudah terpasang dengan benar. Uji visual dapat dilakukan dengan memeriksa seluruh pengawatan pada jalur fase benar-benar hanya terhubung dengan fase, begitu juga jalur netral dan jalur grounding.

Pengukuran dengan multimeter juga bisa dilakukan untuk memastikan bahwa jalur-jalur pengawatan terhubung dengan tepat sesuai diagram instalasinya.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

1. Menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

2. Memasang peralatan/material PHB Pompa sesuai dengan gambar pemasangan (Shop Drawing), spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku.

3. Memasang Peralatan/material PHB Pompa sehingga sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP)

4. Memeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan

5. Melakukan pengukuran listrik, tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas C. Sikap kerja dalam Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih,

Air Kotor/limbah) Harus bersikap secara:

1. Cermat dan teliti dalam Mengoperasikan instalasi listrik. 2. Taat asas dalam Mengoperasikan instalasi listrik.

(40)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 40 dari 67 BAB IV

MEMERIKSA PEMASANGAN PHB POMPA

(HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH, AIR KOTOR/LIMBAH)

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Memeriksa Pemasangan PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor/limbah)

Penyimpangan dan Gangguan Penyebab Gangguan

Gangguan merupakan kejadian yang tidak terencana yang diakibatkan oleh : 1. Kelalaian, karena kurangnya perhatian dan pemeliharaan yang layak 2. Penggunaan yang salah

3. Pamakaian yang melebihi batas

Diagnosis Gangguan

Sebelum seorang teknisi mulai mendiagnosis penyebab suatu gangguan, ia harus : a. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang instalasi dan peralatan

listrik, serta disiplin menerapkan K3.

b. Mengumpulkan informasi yang diperlukan saat kejadian

c. Memperkirakan penyebab gangguan berdasarkan informasi data katalog d. Mengidentifikasi penyebab gangguan dengan pendekatan logika

Mencari / Menemukan Gangguan

1. Mengidentifikasi jenis gangguan dan menghimpun informasi dari :

2. Menganalisis daya yang ada dan melakukan pengujian standar, serta pemeriksa visual untuk memperkirakan penyebab gangguan

3. mengintrepretasikan hasil pengujian dan mendiagnosis penyebab gangguan 4. memperbaiki gangguan / mengganti peralatan

(41)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 41 dari 67 Pemeriksaan awal

 Kesesuaian ukuran penghantar fase dan pengaman arus lebih

 Luas penampang minimum penghantar pengaman dan kesesuaian pemasangannya

 Kontinuitas penghantar pengaman

 Apakah penghantar pengaman tidak terhubung dengan penghantar fase?

 Tanda pengenal penghantar nol dan penghantar pengaman

 Apakah penghantar telah mempunyai penghantar pengaman dengan luas penampang yang cukup dan telah terhubung pada kotak pengamannya?

 Apakah tegangan nominal sakelar pengaman (sptb atau spas) cocok dengan tegangan nominal jaringan.

Instalasi listrik yang selesai dipasang, atau yang mengalami perubahan, harus diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri listrik sesuai lingkup pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan dan harus digunakan sesuai dengan ketentuan dalam PUIL. Pemeriksan dan pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain mengenai hal berikut:

 Berbagai macam tandapengenal dan papan peringatan

 Perlengkapan listrik yang dipasang

 Cara memasang perlengkapan listrik

 Polaritas

 Pembumian

 Resistans isolasi

 Kesinambungan sirkit

 Fungsi pengamanan sistem instalasi listrik

 Pemeriksaan dan pengujian disusul dengan uji coba.

Pemeriksa instalasi listrik harus mentaati ketentuan dalam PUIL 2000 dan peraturan-peraturan lain sebagaimana disebut dalam PUIL 2000:

 UU No. 1 tahun 1970

 Peraturan bangunan nasional

 Peraturan pemerintah RI tentang pengusahaan kelistrikan

 Peraturan pemerintah RI tentang keselamatan kerja

(42)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 42 dari 67

 Peraturan menteri pertambangan dan energi tentang standar nasional indonesia (SNI)

 Peraturan lainnya mengenai kelistrikan dan usaha penunjangnya

Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, pelaksana pekerjaan pemasangan instalasi tersebut harus secara tertulis memberitahukan kepada instansi yang berwenang bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik, memenuhi syarat pengamanan sebagaimana diatur dalam PUIL 2000 ini serta siap untuk diperiksa dan diuji. Instalasi listrik yang sudah memenuhi semua ketentuan dalam PUIL 2000 ini diberi sertifikat oleh instansi yang berwenang dan dapat dioperasikan dengan syarat tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. Hasi pemeriksaan dan pengujian instalasi menurut PUIL harus dinyatakan secara tertulis oleh badan penguji. Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik, sesuai ketentuan PUIL, jika dipandang perlu harus diuji coba dengan tegangan dan arus kerja menurut batas yang ditentukan dan dalam waktu yang disyaratkan. Pada waktu uji coba semua peranti yang terpasang dan akan digunakan harus dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun serempak sesuai dengan rencana dan tujuan penggunaannya. Hasil pemeriksaan dan pengujian, termasuk hasil uji coba, harus dilaporkan dalam bentuk berita acara. Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba itu harus dihentikan dan hanya dapat diulangi seteh instalasi diperbaiki.

Pelaksana Pemeriksaan dan Pengujian

 Pemeriksa instalasi listrik harus menggunakan tenagakerja yang berkompeten sesuai dengan bidangnya dan bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh lembaga akreditasi yang ditetapkan berdasarkanUU.

 Pemeriksa instalasi listrik wajib menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.

 Lembaga sertifikasi yang melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi harus netral (tidakberpihak)

 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik domestik dan non domestik dengan daya sampai 199 kVA dan penerbitan sertifikasi laik operasi dilakukan oleh KONSUIL

(43)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 43 dari 67

 Sertifikat laik operasi dikeluarkan setelah instalasi listrik diperiksa dan diuji dengan hasil baik.

 Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian instalasi di atas 199 kVA tegangan rendah dan tegangan tinggi dilakukan oleh instansi lain yang netral.

Identifikasi penyimpangan /gangguan operasi yang terjadi Gangguan Listrik

Gejala Umum Gangguan Listrik 1. Terjadinya hilang daya listrik total 2. Terjadi hilang daya listrik sebagian

3. Terjadi kegagalan kerja instalasi / peralatan listrik karena : a. kegagalan keseluruhan system / peralatan

b. kegagalan sebagian peralatan c. resistensi isolasi menjadi kecil

d. beban lebih dan peralatan proteksi yang bekerja berkali-kali e. relay-relay elektromagnet tidak mengunci

Cara Memecahkan Penyimpangan Yang Terjadi Kondisi abnormal sistem kelistrikan

Gambar 1.30 mengilustrasikan arus kesalahan (abnormal) yang sangat ekstrim yang bisa jadi menimbulkan kebakaran dan atau peledakan, yaitu:

� Terjadinya hubung singkat antar saluran aktif L1, L2, dan L3,

� Hubung singkat ke tanah (hubung tanah) antara saluran aktif L1, L2,L3 dengan tanah

� Bila ada kawat netral bisa terjadi hubung singkat antara saluran aktif L1, L2, L3 dengan saluran netral,

(44)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 44 dari 67 Untuk mencegah potensi bahaya yang disebabkan oleh kondisi abnormal semacam ini adalah pemasangan alat proteksi yang tepat, seperti sekering, CB, MCB, ELCB, dll.

Gambar 1.30 Jenis Arus Kesalahan

Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 325

Contoh Identifikasi Gangguan Pada Pembumian Netral Pengaman Sumber : Materi Pelatihan PLN Cibogo

(45)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 45 dari 67 Gambar 2.132 Kasus putusnya panghantar netral pada sistem PNP

Pada gambar diatas terjadi gangguan dengan putusnya penghantar netral pada tempat yang berbeda, yaitu pada :

a. antara panel cabang dengan beban b. antara line dengan panel cabang

c. antara panel cabang satu fasa dengan panel cabang tiga fasa d. antara panel utama dengan panel cabang satu fasa

Berikut ini diuraikan analisa tiap kasus.

1. Kasus a :

 Arus balik beban terputus, sehingga beban listrik tidak bekerja

 Terminal netral pada beban dengan badan bertegangan 220V

 Bahaya lainnya tidak ada

2. Kasus b :

 Arus balik beban mengalir melalui hantaran pembumian, elektroda pembumian konsumen sehingga peralatan/beban yang dibumikan bertegangan sebesar :

(46)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 46 dari 67 VB = IB . RE

 Tegangan sentuh jika seseorang menyentuh badan beban tersebut : RE

V =--- x 220V RE + RB

 Ini sangat berbahaya, karena semua badan beban yang dihidupkan / tidak akan bertegangan.

3. Kasus c :

 Bila beban 3 fasa terbagi rata/seimbang, maka arus pada penghantar netral di terminal netral PHB akan saling mengaliri (=0), sehingga IE = 0. Tetapi hal seperti ini jarang terjadi.

 Bila beban tidak seimbang, maka arus netral yang diteruskan ketanah :

IE = IR + IS + IT

 Tegangan badan beban yang tersambung ke netral malalui penghantar pembumian :

VE = IE . RE

sehingga semakin besar arus tidak seimbang akan semakin besar VE.

 Kejadian seperti kasus b

 disammping itu sebagian beban akan mendapatkan tegangan lebih dari 220V dan sebagian lainnya mendapatkan tegangan kurang dari 220V. Hal ini akan merusak peralatan / beban.

4. Kasus d :

(47)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 47 dari 67

 Kejadian seperti kasus c

Contoh Pengukuran dalam Pengujian Kontinuitas Penghantar

Tabel 2.52 Contoh Pengukuran dalam Pengujian Kontinuitas Penghantar

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa saluran kabel dalam rangkaian melingkar dalam kondisi kontinyu, artinya tidak putus dan tidak terjadi interkoneksi (antar L dengan N atau L dengan A), sehingga semua sambungan dalam kondisi baik ditinjau secara fisik maupun listrik. Disamping itu pengujian ini juga bertujuan untuk memverifikasi polaritas dari masing-masing terminal soket.

Pengujian ini dilakukan tanpa sumber tegangan, dengan cara memutuskan sambungan dari kedua ujung penghantar fasa dengan sekering utama, dan alat ukur yang digunakan adalah Ohmmeter.

Langkah 1

Mengukur resistansi dari penghantar fasa L1 dan L2, penghantar netral N1 dan N2, dan penghantar arde A1 dan A2, dengan posisi seperti pada gambar 2.133. Hasil pengukuran dicatat pada tabel 2.52

(48)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 48 dari 67

Langkah 2

Pada langkah kedua ini, penghantar fasa dan netral disambungkan sementara waktu seperti pada gambar 2.134 Pengukuran dengan Ohmmeter dilakukan diantara terminal fasa dan netral pada setiap soket dari rangkaian melingkar. Pembacaaan hasil pengukuran secara substansial haruslah sama sebagai indikasi bahwa tidak terdapat titik-titik pemutusan atau hubung singkat dalam rangkaian melingkar. Bila rangkaian penghantar dalam kondisi baik, maka hasil setiap pembacaan pengukuran nilainya berkisar setengah dari hasil pengukuran penghantar fasa atau penghantar netral atau penghantar arde yang dilakukan pada langkah 2.133.

(49)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 49 dari 67 Langkah 3

Langkah ketiga ini hubungan rangkaiannya sama dengan pada langkah kedua, hanya saja penghantar netralnya diganti dengan penghantar arde. Hubungannya seperti pada gambar 2.135 Bila kondisi rangkaian penghantar melingkar baik, sama dengan yang diterangkan pada langkah kedua dimuka.

1. alat pemeriksa putaran Phasa Squence

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar/tidaknya urutan phasa sistem tegangan listrik tiga -phasa. Alat ini sangat penting arti khususnya dalam melaksanakan penyambungan gardu-gardu ataupun konsumen listrik, karena kesalahan urutan phasa dapat menimbulkan :

• Kerusakan pada peralatan/ mesin antara lain putaran motor listrik terbalik • Putaran piringan kWh meter menjadi lambat ataupun terhenti sama sekali, dll

cara memeriksa putaran phase R,S dan T

Cara penyambungannya phasa squence Adalah sebagaimana terlihat pada gambar 2.1berikut ini :

(50)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 50 dari 67

Gambar 2.1. Cara penyambungan phasa squence

Sesuai dengan keterangan diatas alat ukur ini sangat diperlukan petugas dalam melaksanakan penyambungan listrik pada : Pusat-pusat pembangkit, gardu hubung, Gardu induk, gardu distribusi, konsumen listrik lainnya.

cara pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan

Pemerataan beban merupakan salah satu cara untuk mengurangi losses teknik. Pengurangan losses terjadi dengan prinsip mengurangi arus yang mengalir di hantaran netral. Idealnya arus yang mengalir di sepanjang hantaran netral adalah nol, tetapi karena pengaruh dari beban yang tidak seimbang maka hantaran netral akan berarus. Salah satu cara yang paling mudah untuk pemerataan beban dengan jalan memindahkan beban dari fasa yang berat ke fasa yang lebih ringan.

Pengukuran Daya Listrik Tiga Phasa

Pengukuran daya disebut Wattmeter, prinsip kerjanya berdasarkan elektrodinamik gambar-3.75. Memiliki dua belitan, yaitu belitan tegangan dan belitan arus. Terdiri dua bagian, yaitu magnet diam dengan belitan tegangan, dan bagian yang bergerak merupakan koil arus menggerakkan jarum penunjuk. Interaksi dua fluk magnet tegangan dan fluk magnet arus menghasilkan torsi menggerak kan jarum. Simpangan jarum sebanding dengan daya P = U. I. cos Į.

(51)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 51 dari 67 Pengukuran daya listrik tiga phasa dengan wattmeter dapat dilakukan dengan wattmeter satu phasa gambar-3.76. Wattmeter ini memiliki dua belitan, yaitu belitan tegangan terminal 2-5, dan belitan arus terminal 1-3. Terminal 5 dihubungkan ke kawat netral. Jala-jala L1, L2, L3 dan N dihubungkan dengan sumber tegangan (PLN), ujung lainnya terhubung ke beban tiga phasa.

Hasil ukur = 3 x penunjukan wattmeter.

Untuk daya yang sangat besar, arus beban mencapai puluhan sampai ratusan amper, dipakai alat bantu berupa trafo arus CT. Rating trafo arus CT tersedia dalam berbagai ukuran, misalnya 100/5 artinya mampu sampai arus beban primer

(52)

Judul Modul: Memasang PHB Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih, Air Kotor Limbah)

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 52 dari 67 100 A dan arus sekunder ke wattmeter 5 A. Trafo arus CT, bagian primer satu

belitan saja, yaitu kabel jala-jala yang dimasukkan ke lubang tengahnya, bagian sekunder terdapat terminal L – K. Pengawatan trafo arus CT dengan wattmeter lihat gambar-3.77. B. Bagian primer CT sisi K berhadapan dengan sumber tegangan L1, sisi L berhadapan dengan bagian beban, tidak boleh terbalik. Sekunder CT dihubungkan ke belitan arus wattmeter, terminal k ke kaki 1 sekaligus sambungkan dengan grounding, dan terminal l disambungkan kaki 3. Belitan tegangan kaki 2 dihubungkan L1 dan kaki 5 ke L2 dan kaki 8 terhubung ke L3.

Hasil ukur = 3 x penunjukan wattmeter.

Pengukuran wattmeter tiga phasa dapat digunakan dengan rangkaian gambar-3.78. Terdapat dua belitan arus, yaitu kaki 1-3 dan kaki 7-9. Belitan tegangan juga ada dua buah, yaitu kaki 2-5 dan kaki 5-8. Kawat L1, L2 dan L3

dihubungkan ke sumber tegangan PLN. Kawat L1 masuk ke belitan arus-1 lewat kaki 1 dan 3, sekaligus kaki 2 dikopel ke kaki 3 menuju ke belitan tegangan, kaki 5 ke jala-jala L2. Jala-jala L3 kaki 7 masuk belitan arus ke kaki 9 selanjutnya terhubung ke beban.

Gambar

Diagram  lingkaran  arus  maksudnya  untuk  menjelaskan  cara  kerja  suatu  rangkaian,  merencanakan  suatu  rangkaian  yang  rumit  dan  untuk  mengatasi  kerusakan  yang  terjadi  pada  rangkaian
Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi
Gambar situasi memberikan gambaran secara jelas letak gedung serta instalasi yang  akan  dihubungkan  dengan  jaringan  PLN
Diagram Garis Tunggal  Yang menunjukan gambar satu garis dari APP ke  PHB utama yang di distri-busikan ke beberapa group langsung ke beban  (untuk bangunan erkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun  sub panel cabang (SSDP) baru ke beban
+7

Referensi

Dokumen terkait