• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU INFORMASI MENGINSPEKSI INSTALASI LISTRIK POMPA (HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH DAN AIR KOTOR/LIMBAH) KTL.II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUKU INFORMASI MENGINSPEKSI INSTALASI LISTRIK POMPA (HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH DAN AIR KOTOR/LIMBAH) KTL.II"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

MENGINSPEKSI INSTALASI LISTRIK POMPA (HYDRANT, SPRINGKLER, AIR BERSIH DAN AIR

KOTOR/LIMBAH) KTL.II02.225.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTVITAS

DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA

Jl. Jend.Gatot Subroto Kv.51Lantai 6.A Jakarta Selatan 2015

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN --- 1

A. Tujuan Umum --- 1

B. Tujuan Khusus --- 2

BAB II MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN INSPEKSI --- 3

A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Merencanakan dan Mempersiapkan Inspeksi --- 3

1. Mengetahui Cara Memahami dan Memastikan Instruksi Yang Diberikan Dilaksanakan Dengan Baik dan Benar --- 5

2. Mengetahui Cara Membuat Program Kerja Pemeriksaan Pemasangan Instalasi Listrik Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih dan Air Kotor/Limbah) --- 5

3. Mengetahui Cara Menggambar Kerja/Pengawatan Instalasi Fasa Tunggal dan Fasa Tiga --- 6

4. Mengetahui Cara Menyiapkan Alat Uji, Alat K3 dan Alat Bantu Inspeksi Yang Dibutuhkan Sesuai Dengan Keperluan dan Kondisi Serta Dapat Bekerja Dengan Baik dan Aman Serta Terkalibrasi --- 7

B. Keterampilan yang Diperlukan Dalam Merencanakan dan Mempersiapkan Inspeksi --- 7

C. Sikap Kerja Dalam Merencanakan dan Mempersiapkan Inspeksi --- 9

BAB III MEMERIKSA INSTALASI LISTRIK POMPA --- 10

A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Memeriksa Intalasi Listrik Pompa 10 1. Mengetahui Cara Menerapkan Peraturan dan Prosedur K3 Selama Pelaksanaan Pekerjaan --- 11

2. Mengetahui Cara Pemeriksaan Pemasangan Instalasi Listrik Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih dan Air Kotor/Limbah) Sesuai Prosedur Inspeksi --- 13

3. Mengetahui Cara Melakukan Pemeriksaan Komponen Pompa Air Sesuai Dengan Standar dan Fungsi Kerja --- 15

4. Mengetahui cara memeriksa instalasi pompa dan peralatannya sesuai dengan yang telah ditetapkan --- 17

(3)

5. Mengetahui cara memeriksa instalasi pompa dan peralatannya

sesuai dengan yang tekah ditetapkan --- 20

6. Mengetahui cara memeriksa dan mengidentifikasi instalasi listrik pompa --- 21

B. Keterampilan yang Diperlukan Dalam Memeriksa Instalasi Listrik Pompa --- 22

C. Sikap Kerja Dalam Memeriksa Instalasi Listrik Pompa --- 23

BAB IV MEMBUAT LAPORAN --- 24

A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Membuat Laporan --- 24

1. Mengetahui cara membuat laporan pemeriksaan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku --- 25

2. Memahami pengisian berita acara pemeriksaan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku --- 26

B. Keterampilan yang Diperlukan Dalam Membuat Laporan --- 27

C. Sikap Kerja Dalam Membuat Laporan --- 29

DAFTAR PUSTAKA --- 33

A. Dasar Perundang-undangan --- 33

B. Buku Referensi --- 33

C. Majalah / Buletin --- 33

D. Website --- 33

DAFTAR ALAT DAN BAHAN --- 34

A. Dafar Peralatan / Mesin --- 34

B. Daftar Bahan --- 35

DAFTAR NAMA PENYUSUN --- 35

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum

Setelah mempelajari isi Modul “Menginspeksi Instalasi Listrik Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih dan Air Kotor/limbah)” seluruh peserta pelatihan akan mampu dan dapat menyusun laporan hasil akhir dalm penyelenggaraan pelatihan.

B. Tujuan Khusus

Modul “Menginspeksi Instalasi Listrik Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih dan Air Kotor/limbah)” bertujuan agar pengguna memperoleh informasi dan pengalaman belajar yang terbaru sesuai perkembangan teknologi sehingga tujuan peserta pelatihan tercapai sesuai dengan yang di harapkan dan memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Merencanakan dan menyiapkan inspeksi instalasi listrik pompa yang meliputi kegiatan pemeriksaan gambar satu garis, Menyusun rencan kerja sesuai, menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu. Mengkoordinasikan pekerjaan, dan memeriksa perintah kerja.

2. Memeriksa instalasi listrik pompa yang meliputi kegiatan memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB, memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase, melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan, melakukan identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi, dan melaporkan jika terjadi penyimpangan sesuai SOP.

3. Membuat Laporan yang meliputi kegiatan membuat berita acara penginspeksian, dan membuat laporan penginspeksian.

(5)

BAB II

MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN INSPEKSI

A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Merencanakan dan Mempersiapkan Inspeksi.

1. Mengetahui Cara Memahami dan Memastikan Instruksi Yang Diberikan Dilaksanakan Dengan Baik dan Benar.

Merencanakan adalah suatu rencana kegiatan yang akan dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, antara lain merencanakan prosedur pemeriksaan dan perbaikan peralatan dan sirkit terkait sesuai persyaratan yang berlaku. Selain itu juga harus disiapkan material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan penginspeksian secara benar dan aman. Untuk memahami dan memastikan penginspeksian dilaksanakan dengan baik dan benar kita juga harus memperhatikan pemasangan instalasi pompa air yang bagus sehingga akan menghasilkan sebuah kinerja yang baik, awet dan tidak mudah mengalami gangguan, selain itu juga harus benar dalam memasangnya sehingga dapat beroperasi dengan baik. Adapun cara pemasangan pompa air adalah sebagai berikut:

a. Marking lokasi penempatan pompa. ini dilakukan jika pemasangan pompa berada pada lokasi bangunan yang sangat memperhatikan keakuratan ukuran misalnya gedung bertingkat tinggi sehingga letak pompa air sesuai dengan lokasi yang direncanakan dan tidak mengganggu ruangan lainya, untuk rumah tinggal cukup diletakan sepantasnya saja.

b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi. agar pompa dapat awet tahan lama maka sebaiknya dibuatkan sebuah pondasi terbuat dari beton karena kebanyakan pompa air terbuat dari bahan besi yang mudah berkarat sehingga memerlukan tindakan pencegahan untuk memperlama umur pemakaian.

(6)

c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu. pemasangan pompa dipasang setelah instalasi pendukung seperti pipa plumbing dan kabel listrik dipasang dengan benar.

d. Pasang Pompa dan valve-valvenya. baca buku petunjuk pemasangan pompa air yang disertakan pada kemasan pembelian sehingga semua bagian dapat terpasang dengan benar karena beda merk pompa terkandang memberikan produk dengan bentuk dan ukuran yang berlainan.

e. Sambung instalasi daya ke pompa.

f. Atur pressure switch pompa.

g. Lakukan running test pompa.

h. Jika ada kesulitan dapat bekerjasama dengan tukang plumbing atau kontraktor mekanikal elektrikal.

Salah satu jenis pompa yang banyak digunakan pada bangunan gedung bertingkat dapat kita saksikan fotonya dibawah ini.

Perspektif pompa air

(7)

Pemasangan pompa air

Pemasangan telah selesai dan dapat digunakan untuk mengalirkan air kedalam ruangan yang membutuhkan seperti kamar mandi, tempat cuci, dan lainya. pemasangan pipa plumbing yang tertanam kedalam lantai keramik sebaiknya menggunakan pipa tebal yang berkualitas baik karena kerusakan dikemudian hari dapat merepotkan dalam perbaikan seperti harus melakukan pekerjaan bongkar pasang keramik lantai selain itu juga menciptakan biaya tembahan yang tidak sedikit :-). membuat terkadang lebih mudah dari merawat hal ini bisa diterapkan dalam hal pompa air yang selain membutuhkan cara memasang yang benar juga diperlukan tindakan perawatan secara baik sehingga dapat memberikan kinerja maksimal dalam mengalirkan tetesan air kehidupan.

(8)

2. Mengetahui Cara Membuat Program Kerja Pemeriksaan Pemasangan Instalasi Listrik Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih dan Air Kotor/Limbah)

Prosedur program pemeriksaan Pemasangan Instalasi Listrik Pompa sebelum seorang instalatir memperbaiki kerusakan pompa adalah:

1. Rencanakan dan diskusikan pekerjaan yang akan dilakukan,

2. Turunkan pemutus sirkitnya (perhatikan Tabel Beban jangan sampai salah pemutus sirkit yang melayani sirkit lain karena ada pada PHB yang sama), 3. Gantungkan Tanda Bahaya Pribadi pada pemutus sirkit tersebut (kunci bila

perlu PHB-nya),

4. Periksalah alat uji yang akan dipakai,

5. Lakukan perbaikan sampai selesai (bila harus ditinggal pasanglah Tanda Tidak Bisa Dipakai pada bagian sirkit yang belum selesai),

6. Perikasalah sirkit dengan menggunakan alat uji listrik (perbaiki kembali bila masih ada yang salah),

7. Beritahu rekan kerja lain sebelum menaikkan pemutus sirkit yang diturunkan tadi,

8. Ambil kembali Tanda Bahaya Pribadi jangan ditinggalkan, 9. Naikkan pemutus sirkit yang diturunkan.

(9)

3. Memahami cara mempersiapkan Gambar kerja/pengawatan instalasi fasa tunggal dan atau fasa tiga sesuai dengan SOP.

Seharusnya tabel ini ada di setiap PHB. Setiap instalatir yang memasang pertama kali harus membuatnya dengan baik dan mudah dibaca. Jadi apabila instalatir lain ingin memeriksa atau memperbaiki tidak akan memakan waktu yang lama.

Dalam diagram garis tunggal dari APP ( Alat Pengukur dan Pembatas ) ke PHB ( Panel Hubung Bagi ) utama yang didistribusikan kebeberapa grup langsung ke beban ( untuk bangunan berkapasitan kecil maupun besar ) dan melalui panel cabang (SDP) maupun sub panel cabang (SSDP) Baru ke beban,

(Gambar 1.1 ). Pada diagram garis tunggal ini selain pembagian grup pada PHB Utama/Cabang/Sub cabang juga mengimformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar ,ukuran dan jenis penghantar arusnya dan sistem pembumiannya / pentanahan.

(10)

Gambar 1.1 Diagram Garis Tunggal/Satu Garis

Untuk memberikan penjelasan yang rinci dari perancang kepada pelaksana peroyek atau dalam hal ini kontraktor. Maka dalam gambar rinci dapat diberi ukuran {panjang x lebar x tinggi ) suatu barang misalnya panel hubung bagi . Bahkan secara pasangan kabel, atau pemasangan detail instalasi penangkal petir dapat ditambahkan.

(11)

Gambar 1.2 Diaram satu garis instalasi listrik pada bangunan sistem tegangan menengah 20 kv dan tegangan rendah 380/220 V

Gambar rinci sekurang – kurangnya meliputi : a. Ukuran fisik PHB

b. Cara pemasangan perlengkapan Listrik c. Cara pemasangan kabel/penghantar d. Cara kerja rangkaian kendali

Dan lain – lain informasi/data yang di perlukan sebagai pelengkap yang mempermudah Intalateur untuk menginspeksi pemasangan PHB pompa.

(12)

4. Mengetahui Cara Menggambar Kerja/Pemasangan Instalasi Fasa Tunggal dan Fasa Tiga.

Merencanakan kegiatan dengan membuat urutan langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan adalah yang paling efisien. Dalam menyusun rencana kerja diprioritaskan bagian – bagian yang mudah dikerjakan terlebih dahulu , kemudian baru yang sulit . Langkah dibawah ini salah satu contoh praktisnya :

a. Mempelajari gambar pengawatan instalasi listrik mesin pompa air b. Cara kerja rangkaian

c. Cara kerja Pengaman

1. Mempelajari gambar pengawatan instalasi listrik mesin pompa air

Sebagai contoh dalam pengontrolan pengisian bak air, orang pada umumnya menginginkanya pengoperasiannya secara otomatis . Untuk mengoperasikan motor – motor pompa air yang mengisi bak secara otomatis mati dan hidupnya , dewasa ini telah banyak dikembangkan peralatannya, baik dalam sistem mekanik maupun elektronik.

Salah satu contoh peralatan dengan sistem elektronik tersebut adalah Level Control (LC).

Level Control merupakan sebuah saklar elektronik yang telah banyak digunakan orang baik di rumah tangga , di hotel – hotel, perusahaan maupun di kantor – kantor yang membutuhkan pengoperasian atau pengontrolan pengisian bak air secara otomatis . Level Control sangat cocok digunakan dalam pengontrolan bak air karena selain mudah dalam pemasangannya juga sistim kerjanya yang akurat sehingga alat ini benar – benar merupakan solusi yang tepat dalam memberikan jawaban atas kebutuhan dalam pengontrolan pengisian bak air dizaman sekarang ini .

(13)

Gambar 2.1 Skema Proses Pengisian Bak Air

2. Cara Kerja Rangkaian

Motor 3 fhase digunakan untuk mengisi air dan motor 1 fsase digunakan sebagai Zat pencampur. Motor 3 fhase dioperasikan dengan menggunakan pengasutan sistem bintang segitiga yang mana motor 3 fhase ini akan terus mengisi sampai batas atas pengisian yang telah ditentukan dan bila sudah sampai batas atas , motor akan berhenti bekerja dan akan bekerja kembali jika air sudah sampai batas bawah atau air sudah sampai kering . Sementara motor 1 fhase hanya digunakan sebagai zat pencampur yang hanya sesekali aja bekerja yang dikontrol dengan batas waktu atau timer. Pada rangkaian yang telah di rancang pengoperasiannya motornya ada dua sistem yaitu secara manual dengan menggunakan tombol tekan dan secara otomatis dengan mengunakan level control.

a. Secara Manual

Untuk pengoperasian motor saklar S1 harus pada posisi terhubung dengan tombol S2 kemudian tombol S3 diberi energi, maka kontaktor 2 akan terenergi dan pada kontak utamanya akan menghubungkan bintang motor 3 fhase terlebih dahulu , kemudian kontak NO K2 akan menghubung sehingga kontaktor 1 akan

(14)

bekerja yang dikunci oleh kontak tor NO K 1, dengan bekerjanya Kontaktor K 1 kontak utama kontaktor 1 akan terhubung dengan jala – jala motor 3 fhasa akan bekerja dengan hubungan bintang ini hanya sesaat saja . karena timer T1 akan memutuskan kontaktor 2 dan selanjutnya kontaktor 2 akan mati kontak NO dari T1 akan mengaktifkan K3 yang dikunci oleh kontak NO dari K3 kontaktor 3 akan menghubungkan motor dengan hubungan segitiga. Motor akan bekerja terus mengisi air kedalam bak dengan hubungan segitiga sampai batas yang telah ditentukan. Bekerja motor 3 fhase dapat dilihat dengan lampu tanda H2.

Bekerja kontaktor 3 sekaligus mengaktifkan kontaktor 4 sehingga motor 1 fhase yang bekerja untuk mengisi zat cair akan bekerja , motor 1 fhase selanjutnya akan dikontrol dengan 2 buah timer relay artinya motor akan hidup selama batas waktu T2 dan mati pada batas waktu T3kemudian akan hidup lagi selama batas T2 dan akan mati kembali pada batas T3 demikian seterusnya. Jadi motor 1 fhase hanya dihidupkan sesekali saja yang mana motor ini hanya digunakan untuk mengisi zat campuran . Bekerja motor 1 fhase dapat dilihat melalui lampu tanda H3.

Jika air bak sudah terisi penuh , dengan menekan tombol S2 maka sistem akan mati

Artinya motor 3 fhase yang mengisi air dan motor 1 fhase zat campuran akan berhenti beroperasi.

b. Secara Otomatis

Untuk mengoperasikan motor 3 fhase dan 1 fhase secara otomatis , posisi saklar S1 harus terhubung pada Level Control .

Dengan terhubung Level Control maka kedua motor akan bekerja tanpa menekan tombol S3 lagi. Sistem kerjanya sama sperti yang telah dijelaskan pada pengontrolan secara manual diatas , hanya saja pada pengontrolan dengan mengunakan Level Control ini kedua motor akan dikontrol secara otomatis mati dan hidupnya . Artinya jika air di bak sudah penuh Level Control akan mematikan motor sampai batas Level kontrol akan mengoperasikan motor kembali.

(15)

Gambar.2. 4 Rangkaian pengawatan Dalam Panel

(16)

5. Mengetahui Cara Mempersiapkan Alat Uji ,alat K3 dan Alat Bantu Yang

Dibutuhkan Sesuai Dengan Keperluan dan Kondisi, Dapat Bekerja Dengan Baik dan Aman Serta Terkalibrasi.

Peralatan yang dibutuhkan dikumpulkan untuk kemudian diperiksa satu persatu untuk memastikan bahwa peralatan tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan.

a. Peralatan yang biasa dibutuhkan antara lain :

• Multitester

• Tang Amper

• Meger

• Tang potong

• Tang kupas

• Tang lancip

• Tang kombinasi

• Obeng - Ukuran No 1

• Obeng - Ukuran No 2

• Obeng - Ukuran No 3

• Obeng - Ukuran No 4

• Obeng + Ukuran No 3

• Obeng + Ukuran No 4

• Tespen

• Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) b. Mengkoordinasikan pekerjaan

Setelah rencana kerja disusun, pihak yang terkait dalam hal ini adalah anggota tim yang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada saat pelaksanaan pekerjaan.

c. Memahami ketentuan dan prosedur K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan atau tidak suatu kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi kepada si pekerja

(17)

maupun kepada orang lain, mesin, alat dan lingkungan kapan saja dan dimana saja.

Alat-alat keselamatan kerja antara lain:

1. Pakaian kerja atau baju pelindung.

2. Safety shoes.

3. Topi atau helm.

4. Sarung tangan (Gloves).

5. Kacamata.

6. Masker.

d. Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja/praktek harus memperhatikan beberapa factor antara lain :

1. Pastikan sempurna alat-alat.

2. Pastikan sempurna pakaian kerja.

3. Harus disiplin dalam menggunakan alat-alat.

4. Harus hati-hati dan konsentrasi pada pekerjaan.

5. Pastikan sudah memahami & menguasai cara kerja suatu mesin Atau alat.

e. Kondisi tubuh sebelum bekerja dalam keadaan sehat tanggung jawab pekerja atau siswa terhadap K3 pekerja atau siswa mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :

1. Harus mentaati peraturan dan intruksi yang benar dari atasannya.

2. Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadinya kecelakaan.

3. Melaporkan segera, bila mana terjadi kecelakaan.

4. Menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan atau kerusakan pada mesin.

5. Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati.

(18)

C. Keterampilan yang Diperlukan Dalam Merencanakan dan Memeriksa Inspeksi.

1. Menyiapkan diagram gambar satu garis yang berkaitan dengan Pengoperasian PHB.

2. Memeriksa peralatan pada PHB.

3. Memeriksa urutan fhase R,S dan T pada PHB.

4. Membaca rangkaian pengawatan pada PHB.

D. Sikap Kerja Dalam Merencanakan dan Memeriksa Inspeksi.

Disiplin pribadi saat kerja pada setiap pekerja (siswa), dalam suatu industri maupun institusi pendidikan harus mempunyai disiplin terutama pribadinya sendiri seperti : 1. Disiplin terhadap waktu kerja.

2. Disiplin terhadap janji baik pribadi ataupun dalam pekerjaan.

3. Disiplin dalam menempatkan suatu kebenaran dalam tempatnya.

4. Tidak menyimpang dari apa yang ditugaskan.

5. Hormat pada atasan maupun bawahan.

(19)

BAB III

MEMERIKSA INSTALASI LISTRIK POMPA

A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Memeriksa Instalasi listrik Pompa 1. Mengetahui Cara Menerapkan Peraturan dan Prosedur K3 Selama Pelaksanaan

Pekerjaan.

Selama pelaksanaan pekerjaan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini harus dilaksanakan dengan benar agar resiko kecelakaan kerja dapat dihindari. Berikut contoh contoh penerapan K3 ditempat kerja;

a.Memakai perlengkapan K3

Gambar 2. Perlengkapan K3

(20)

b.Mentaati Instruksi keselamatan kerja yang berlaku c.Memahami rambu rambu darurat/tanda bahaya

Gambar 3. Rambu rambu darurat

(21)

C. Mencegah adanya bahaya akibat listrik

1. Bekerja dalam keadaan tidak bertegangan.

2. Setiap bagian yang aktif harus dilindungi.

3. Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas.

4. Semua bagian konduktif terbuka harus dibumikan.

5. Menggunakan alat pelindung diri.

6. Bekerja dalam keadaan sehat.

7. Memasang tanda adanya pekerjaan berbahaya.

8. Hindari bercanda sewaktu bekerja.

9. Lakukan perawatan peralatan secara berkala.

Tegangan Sentuh (Volt)

Waktu Pemutusan Maksimum (Detik)

< 50 ~

50 5

75 1

90 0.5

110 0.2

150 0.1

220 0.05

380 0.03

(22)

EFEK SENGATAN LISTRIK

Besar Arus Yang

Melewati Tubuh Akibat Yang Timbul

0 - 1 mA Tidak ada akibat, tidak terasa

1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan tidak mengganggu kesadaran

8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa melepaskan diri, kesadaran tidak hilang

15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang dan tidak bisa melepaskan diri

20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadi konstraksi pada otot & kesadaran hilang

100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susah ditolong

200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetak

(23)

2. Mengetahui Cara Pemeriksaan Pemasangan Instalasi Listrik Pompa (Hydrant, Springkler, Air Bersih dan Air Kotor/ limbah) Sesuai Prosedur Inspeksi.

Setiap ada kerusakan atau gangguan pada instalasi listrik maka terlebih dahulu kita memeriksa kerusakan itu dan menganalisa apa penyebab dari gangguan itu. Dalam pemeriksaan sirkit kita harus merencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan dimulai dari akhir sirkit itu sendiri dan dilanjutkan ke langkah berikutnya.

Jika pemeriksaan telah dilaksanakan sepenuhya dan gejala gangguan telah diketahui maka kita perlu memperbaiki. Langkah untuk memperbaiki gangguan tersebut maka kita harus mengamankan sirkit itu (yaitu memutuskan aliran listrik) untuk menjaga keselamatan dalam perbaikan. Bila perlu dilakukan pengujian resistani isolasi penghantar dan peralatan guna mencegah arus bocor ke bumi atau keamanan serta kehandalan peralatan.

a. Alasan Pemutusan Aliran Listrik

Alasan mengapa sirkit atau peralatan listrik perlu terlebih dahulu diputuskan dari sumber tegangan pada saat perbaikan ialah supaya instalatir yang memperbaikinya tidak terkena kejut listrik.

b. Prosedur Pemeriksaan Sirkit

Prosedur sebelum seorang instalatir memperbaiki sikrit yang rusak adalah:

1. Rencanakan dan diskusikan pekerjaan yang akan dilakukan,

2. Turunkan pemutus sirkitnya (perhatikan Tabel Beban jangan sampai salah pemutus sirkit yang melayani sirkit lain karena ada pada PHB yang sama),

3. Gantungkan Tanda Bahaya Pribadi pada pemutus sirkit tersebut (kunci bila perlu PHB-nya),

4. Periksalah alat uji yang akan dipakai,

5. Lakukan perbaikan sampai selesai (bila harus ditinggal pasanglah Tanda Tidak Bisa Dipakai pada bagian sirkit yang belum selesai),

(24)

6. Perikasalah sirkit dengan menggunakan alat uji listrik (perbaiki kembali bila masih ada yang salah).

7. Beritahu rekan kerja lain sebelum menaikkan pemutus sirkit yang diturunkan tadi,

8. Ambil kembali Tanda Bahaya Pribadi jangan ditinggalkan.

9. Naikkan pemutus sirkit yang diturunkan.

c. Tabel Beban

Seharusnya tabel ini ada di setiap PHB. Setiap instalatir yang memasang pertama kali harus membuatnya dengan baik dan mudah dibaca. Jadi apabila instalatir lain ingin memeriksa atau memperbaiki tidak akan memakan waktu yang lama.

Tabel ini diperlukan untuk mengetahui dengan jelas:

1. Banyaknya kelompok beban,

2. Jenis-jenis perlengkapan daya yang dipakai setiap ruang/bangunan gedung, misalnya lampu mercury 250W atau kotak kontak 300W.

Tabel ini dipasang atau diletakkan pada pintu bagian dalam PHB sehingga mempermudah instalatir untuk memperbaiki atau memasang tanda bahaya.

d. Pengujian Sirkit

1. Tujuan Pengujian Sirkit

Tujuan instalatir melakukan pengujian sirkit setelah diperbaiki adalah untuk memastikan supaya perbaikan yang dilakukan telah aman dari kegagalan ataupun kerusakan dan supaya peralatan listrik aman dipakai oleh konsumen dan bisa bertahan lama.

2. Macam-macam Pengujian Sirkit

Pengujian yang dilakukan setelah pemasangan selesai adalah sbb:

(25)

a. Pengujian resistansi isolasi.

Alasan dilakukannya pengujian resistansi isolasi adalah untuk memastikan resistansi isolasi penghantar cukup tinggi guna mencegah arus bocor ke bumi dan keamanan serta kehandalan peralatan.

b. Pengujian resistansi penghantar pembumian.

Tujuan pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa nilai resistansinya cukup rendah untuk arus gangguan sehingga alat proteksinya dapat bekerja.

c. Pengujian polaritas.

Tujuan pengujian adalah untuk menghindari bahaya kejut listrik apabila konsumen memegang peralatan listrik yang terpasang pada penghantar yang salah.

d. Pengujian resistansi tanah.

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah tanah tersebut sudah aman dan tidak mengakibatkan kejut listrik sewaktu-waktu.

Catatan: Pengujian resistansi tanah tidak dilakukan untuk rumah kecil, jadi pengujian ini tidaklah begitu penting dibanding dengan ketiga pengujian di atas.

e. Pengujian Resistans Isolasi Seluruh Instalasi Prosedur pengujian resistansnya adalah:

1. Putar / tekan sakelar pemilih ke skala Mohm (jika Megger mempunyai variasi skala).

2. On-kan semua MCB dan sakelar.

3. Off-kan semua peralatan listrik.

4. Putuskan kabel dari Terminal Pembumian ke Terminal Netral pada PHB.

5. Hubungkan satu kabel Megger ke Terminal Pembumian.

6. Hubungkan kabel yang lainnya ke L dan N (yang dikopel) Saluran Utama Pelanggan.

(26)

7. Lihatlah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 MΩ).

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Terminal netral

Terminal pembumian

PHB

L N

Kondisi on

dikopel

MCBpompa MCBlampuI

MCBUtama

M 0

20 1000

MEGGER 0,2

0,5

100 200 5 10 MCBlampuII MCBlampuII MCBlampuII V

Kabel dari terminal pembumian ke terminal netral diputus

Kabel L dan N Semua MCB

Nilai minamal 5M Ohm

8. Hubungkan kabel Megger ke penghantar L Saluran Utama Pelanggan dan kabel yang satunya tetap di Terminal Pembumian.

9. Lihalah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 MΩ).

PENGUKURAN RESISTANS ISOLASI SELURUH INSTALASI

(27)

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Terminal netral Terminal pembumian

PHB

L N Kondisi on

MCBpompa MCBlampuI

MCBUtama

M

0

20

1000

MEGGER 0,20,5

100 200 5 10 MCBlampuII MCBlampuII MCBlampuI

I V

Kabel dari terminal pembumian ke terminal netral diputus

Semua MCB

Nilai minamal 5M Ohm

10. Pindahkan kabel ke penghantar N Saluran Utama Pelanggan.

11. Lihalah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 MΩ).

PENGUKURAN RESISTANS ISOLASI SELURUH INSTALASI

(28)

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Terminal netral Terminal pembumian

PHB

L N Kondisi on

MCBpompa MCBlampuI

MCBUtama

M 0

20 1000

MEGGER 0,20,5

100 200 5 10 MCBlampuII MCBlampuII MCBlampuI

I V

Kabel dari terminal pembumian ke terminal netral diputus

Semua MCB

Nilai minamal 5M Ohm

f. Pengujian Resistans Isolasi Setiap Sirkit Akhir Prosedur pengujian resistansnya adalah:

1. Putar / tekan sakelar pemilih ke skala Mohm (jika Megger mempunyai variasi skala).

2. Off-kan semua alat pengaman.

3. Putuskan kabel dari Terminal Pembumian ke Terminal Netral pada PHB.

4. Hubungkan kabel Megger ke kabel keluaran MCB.

5. Hubungkan kabel yang lain ke Terminal Pembumian.

6. Jika L dan N dihubungkan ini untuk memastikan tidak ada kerusakan pada alat elektronik.

PENGUKURAN RESISTANS ISOLASI SELURUH INSTALASI

(29)

7. Lihatlah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 MΩ).

8. Lakukan hal yang sama terhadap semua kabel keluaran MCB yang lain.

9. Lihalah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 MΩ).

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Terminal netral

Terminal pembumian

PHB

L N Kondisi on

MCBpompa MCBlampuI

MCBUtama

M 0

20

1000

MEGGER 0,20,5

100 200 5 10 MCBlampuII MCBlampuII MCBlampuI

I V

Kabel dari terminal pembumian ke terminal netral diputus

Semua MCB

Nilai minaman 5M Ohm

g. Pengujian Resistans Isolasi Peralatan Listrik.

Prosedur pengujian resistansnya adalah:

1. Putar / tekan sakelar pemilih ke skala Mohm (Megger mempunyai variasi skala).

2. Off-kan MCB.

3. On-kan peralatan tersebut.

4. Hubungkan kabel Megger ke Terminal L dan N yang sudah dikopel.

PENGUKURAN RESISTANS ISOLASI SETIAP SIRKIT AKHIR

(30)

5. Hubungkan kabel yang lain ke Terminal Pembumian motor.

6. Lihatlah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 MΩ).

Resistans isolasi peralatan berisolasi ganda harus bernilai minimal 10 MΩ.

Resistans isolasi yang menggunakan elemen pemanas seperti pemanas air harus bernilai minimal 0,01 MΩ.

L N

P E

M 0

20

1 00 0

M E G G E R

0,2 0,5

10 0 2 00 10 5

M otor fase tung gal

Catatan:

untuk mengukur peralatan listrik elektronik harus diputuskan dari kotak kontak karena Megger menghasilkan tegangan yang besar dan arus yang besar bisa masuk ke peralatan elektronik tersebut.

PENGUKURAN RESISTANS ISOLASI PERALATAN LISTRIK

(31)

1 2 3 4 5 6

Terminal netral Terminal

pembumian

PHB

APP

beban

Transformator PLN

Arus gangguan

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

Terminal netral Terminal

pembumian

PHB

APP

beban

Transformator PLN

Arus gangguan

1 2 3 4 5 6

Mengalir melalui penghantar pembumian-tanah-tranformator

PLN-APP-PHB dan memutuskan MCB

Arus gangguan mengalir melalui penghantar antara

terminal pembumian dna netral-penghantar netral- APP-transformator PLN-

APP-MCB dan memutuskan MCB

GAMBAR

ARAH ARUS GANGGUAN

(32)

BAB IV

MEMBUAT LAPORAN

A. Membuat laporan

1. Laporan pemeriksaaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan/menyajikan informasi- informasi faktual secara ringkas (concise) dan akuarat, tanpa rincian-rincian yang tidak relevan. Tujuannya untuk membantu dalam pengambilan keputusan, menetapkan peruahan dan atau peningkatan (inprovement) serta pemecahan masalah. Laporan memuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personal dan dipengaruhi oleh sujektivitas pembuat laporan.

a. Susunan suatu laporan

Jika membuat laporan, maka harus jelas apa yang akan disampaikan dan bagaimana susunan dan isi laporannya.

Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara kepada pembaca tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada catatan kecil yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan.

b. Isi laporan

Isi laporan merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin disampaiakan dan atau berisikan analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena masalah yan berbeda-beda , maka tidak ada ketentuan yang baku untuk penulisan isi laporan. Laporan mungkin berkenaan dengan : 1. Suatu test/pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Suatu dimensi yang telah diambil berkenaan dengan produk.

3. Mungkin sketch untuk mengklarifikasi atau menjelaskan.

4. Jumlah komponen atau memerlukan komponen dari supplier.

(33)

Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak hal, maka perlu membuat judul dan sub judul, sehingga jelas bagi yang membuatnya maupun sipembaca dapat memahaminya.

c. Rekomendasi

Rekomendasi adalah suatu saran berdasarkan fakta yang ada pada isi laporan. Rekomendasi dapat diitemasi. Saran yang diajukan harus didfiniskan dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara cermat dan tepat.

2. Membuat Berita Acara Pemeriksaan Diisi Sesuai Dengan Prosedur dan Format Yang Berlaku.

Berita acara kegiatan adalah lapoan suatu kegiatan yang memuat keterangan meliputi ; nama kegiatan, orang yang melaksanakan, waktu pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan atau tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan 1. -

B. Buku Referensi

1. Departemen Tenaga Kerja RI, Metodologi Latihan Kerja, Modul MLK 5, Program Pelatihan, Jilid I, Jakarta, 1991

2. ________, Dasar-Dasar Statistika, Pendidikan dan Pelatihan Fungsional 3. Tingkat Pratama, Jakarta, 1997/1998

4. ________, Organisasi dan Tata Kerja Balai Latihan Kerja

5. Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, LPPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo, 1985

6. Makhdum Priyatno, Drs., M.A., Sistem Informasi Manajemen, Lembaga Administrasi Negara, 2000

7. S.P. Siagian, Prof.Dr., Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan, Gunung Agung, Jakarta, 1984

8. Rusli Syarif, Ir., Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan, Angkasa, Bandung, 1991 9. Subagio Atmodiwirio, Drs.,M.Ed., Manajemen Pelatihan, Ardadizya, Jakarta, 2005 C. Majalah atau Buletin

1. –

D. Referensi Lainnya

1. Browsing Internet, Filosofi dan Penelitian, 17 Januari 2012 pukul 13.31,

https://indra95.wordpress.com/2013/06/30/cara-kerja-mesin-pompa-air-otomatis/, Tuesday, 23 September 2014 13:50 Firman Water Pump. Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Bidang Tenaga Pelatihan Kode Modul PLK.TL02.006.01 Judul Modul Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan Buku Informasi Versi: 2013 Halaman: 29 dari 33.

(35)

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

N0 NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN

1 Tester kombinasi, tespen, non

contact tester, Volt stick

Cawe 001, 150-250 V • Mendeteksi tegangan.

• Membedakan polaritas.

• Menguji / memeriksa fuse / MCB yang putus.

2 Voltmeter, Ampermeter, Frekuensimeter.

Sunwa Mengukur tegangan, arus, dan frekuensi pada instalasi secara keseluruhan.

3 Multimeter Analog, Multimeter Digital

Sunwa • Mengukur tegangan AC / DC

• Mengukur arus AC / DC

• Mengukur Arus (Ω)

• Mengetahui kontinuitas (buzzer).

4 Megger Analog, Megger Digital.

Mengukur resistans isolasi instalasi.

5 Earth Resistance tester

- Mengukur resistans tanah

6 Tang Amper - Mengukur arus AC pada

instalasi.

7 Pengukur Khusus GPAS / ELCB

Melindungi seseorang dari arus

sisa dengan cara

membandingkan arus pada semua penghantar bertegangan dari sirkit yang diamankan

(36)

B. Daftar Bahan

N0 NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN

1 Tinta Printer Canon 40 &41 Hitam dan Warna 2 Program Pelatihan

Terkait 3 Modul Terkait

4 Kalender Untuk mengetahui jadwal

pelatihan

5 Kertas HVS - Membuat laporan pelatihan

6 Jadwal Pelatihan Tahunan

-

7 Steples 10 dan 24

DAFTAR NAMA PENYUSUN

NO N A M A PROFESI

1 Parrakittry Penomena, ST - Instruktur Listrik 2 Hasrullahi, ST - Instruktur Listrik 3 Maryani, ST, MT - Kep.Seksi Program

Gambar

Gambar 1.1 Diagram Garis Tunggal/Satu Garis
Gambar 1.2 Diaram satu garis instalasi listrik pada bangunan sistem tegangan  menengah 20 kv dan tegangan rendah  380/220 V
Gambar 2.1 Skema Proses Pengisian Bak Air
Gambar 2. Perlengkapan K3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplast berlangsung melalui 2 tahap reaksi yaitu: (1) reaksi terang (reaksi yang memerlukan cahaya), mengubah energi cahaya

Dibuat dari bahan dasar yang sedikit berbeda dengan Kapal Selam atau Lenjer Adonan Adaan dibuat dari bahan dasar pempek yang mirip dengan yang digunakan Kapal Selam dan Lenjer, tapi

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Norma Moral dan Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan

Deskripsi : Akan dilakukan pembangunan jalan dan jembatan, normalisasi saluran bawah tol, pembangunan tanggul serta pembangunan tendon untuk air hujan.. Waktu : Tahun 2017

Kemudian, rekomendasi yang dapat diberikan untuk indikator mudah dipelajari adalah SIAKAD UIN Maliki Malang dapat menyediakan dan memberikan buku panduan

Maka pola pembelian konsumen yang membeli obat dexa dan troviacol bersamaan dengan obat avarin memiliki frekuensi yang tinggi yaitu mempunyai nilai confidence 1 dari

Ini berarti makin ke atas ukuran molekul makin kecil, maka gaya tarik- menarik antar-molekul (gaya Van der Waals) akan makin kecil. Perhatikan juga titik didih dan titik

dish akan bergerak menuju sudut matahari dengan 2 motor power window yang telah dilengkapi modul rotary encoder. Letak matahari akan selalu bergerak, maka solar dish