• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIASI PENGGUNAAN BAHAN PENGENYAL TERHADAP KARAKTERISTIK PERMEN TRADISIONAL PULP KAKAO (Theobroma cacao)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VARIASI PENGGUNAAN BAHAN PENGENYAL TERHADAP KARAKTERISTIK PERMEN TRADISIONAL PULP KAKAO (Theobroma cacao)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2088 – 5369

VARIASI PENGGUNAAN BAHAN PENGENYAL TERHADAP

KARAKTERISTIK PERMEN TRADISIONAL

PULP KAKAO (Theobroma cacao)

THE VARIATIONS USED OF GELLING AGENT MATERIAL TOWARD COCOA (Theobroma cacao) PULP TRADITIONAL CANDY CHARACTERISTICS

Hesti Nur’aini

Program Studi Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Dehasen Bengkulu

E-mail: nayatha_hst@yahoo.co.id

ABSTRACT

Research has been conducted in order to determine the effect of gelatin and agarose quality of the physical and chemical characteristics of traditional cocoa pulp candy and to determine the type of gelling egent affecting traditional cocoa pulp candy characteristics. The study comprised three steps, namely preparation of basic materials (cocoa pulp preparation), the processing stage traditional candy made from cacao pulp with a variety of cacao pulp concentration (5%, 10% and15%) and type of gelling agent namely gelatin and agar-agar, analysis phase includes analysis of water content, texture (hardness), and sensory testing using trained panelists. The results showed traditional sweets of cocoa pulp texture value 10:00 - 12:50 mm/g, a water content of between 47.09-54.17%. Based on the analysis of the sensory test, no significant differences

in the parameters of the appearance and taste of traditional candy of cocoa pulp, while the springy parameter, panelists judged that the most traditional candy of cocoa pulp is chewiest candy with “agar” as gelling agent treatment order and 10% cocoa pulp.

Keyword : cocoa pulp, traditional candy, gelling agent

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin dan agar-agar terhadap karakteristik mutu fisik dan kimia permen tradisional pulp buah kakao dan menentukan jenis bahan pengenyal yang berpengaruh terhadap permen tradisional dari pulp buah kakao dengan karakteristik terbaik. Penelitian terdiri 3 langkah, yaitu persiapan bahan dasar (penyiapan pulp buah kakao), tahap pengolahan permen tradisional berbahan dasar pulp buah kakao dengan variasi konsentrasi bahan pengenyal (5%, 10% dan 15%) dan jenis bahan pengenyal adalah gelatin dan agar-agar, serta tahap analisis meliputi analisis kadar air, tekstur (kekerasan), dan uji sensoris menggunakan panelis agak terlatih. Hasil pengujian permen tradisional pulp kakao menunjukkan nilai tekstur 10.00 s/d 12.50 mm/gr, kadar air antara 47,09 s/d 54,17 %. Berdasarkan analisis uji sensoris, tidak ada perbedaan yang nyata pada parameter kenampakan dan rasa permen tradisional pulp kakao, sedangkan untuk parameter kekenyalan, panelis menilai bahwa permen tradisional kakao yang paling kenyal adalah permen dengan perlakuan bahan pengenyal agar dan 10% pulp kakao.

(2)

VARIASI PENGGUNAAN BAHAN PENGENYAL TERHADAP KARAKTERISTIK PERMEN

PENDAHULUAN

Buah kakao merupakan buah yang bernilai ekonomi tinggi, sebagai bahan baku pengolahan coklat. Dinding buah ter- diri dari lapisan luar tipis yang menjangat dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan mengandung air. Lapisan dalam yang be- rasa manis tersebut disebut daging buah, dimana terdapat biji buah disekitar daging (plasenta) dengan jumlah 20 - 60 biji per buah, tergantung varietas dan kesuburan ta- naman. Masing-masing biji diselaputi oleh lender (pulp). Buah kakao yang sudah ma- sak panjangnya sekitar 15 – 20 cm dengan diameter 8 – 9 cm. Dari keseluruhan ba- gian buah kakao, hanya bagian biji kakao yang dimanfaatkan oleh petani atau perusa- haan perkebunan untuk diolah menjadi biji kakao kering, sementara bagian lendir (pulp) kakao hanya dibuang begitu saja. Pulp kakao merupakan lapisan berlendir yang menyelimuti keping biji yang sebagi- an terdiri atas air dan lapisan komponen gizi yang cukup tinggi, diantaranya sukro- sa, glukosa dan sedikit pati (Sulistyowati dkk, 1998), sehingga sangat potensial untuk diolah menjadi produk pangan.

Pengolahan pulp kakao menjadi produk pangan selain sebagai upaya pe- manfaatan limbah juga sebagai penggalian sumber pangan alternatif bernilai tinggi diantaranya nata de cacao, sirup, jus, per- men dan lain sebagainya. Beberapa peneli- tian terdahulu telah mempelajari peman- faatan pulp kakao menjadi produk pangan, diantaranya menjadi produk nata de cacao (Sulistyowati dkk., 1998), sirup kakao (Royati, 2007) dan sumber enzim poligala- turonase endogenous (Putra, 2009).

Permen tradisional merupakan per- men yang dibuat dari air atau sari buah dan bahan pembentuk gel, yang berpenampilan jernih transparan serta mempunyai tekstur dengan kekenyalan tertentu. Bahan pem- bentuk gel yang biasa digunakan antara lain gelatin, karagenan, pektin atau agar. Permen tradisional tergolong pangan semi

basah, oleh karena itu produk ini cepat rusak (Subaryono dan Utomo, 2006).

Penelitian ini mengaplikasikan pulp buah kakao dalam pembuatan permen tra- disional sehingga pemanfaatan pulp buah kakao akan lebih optimal. Untuk mengha- silkan permen tradisional pulp buah kakao yang kuat dan tekstur yang kenyal, maka perlu dikombinasikan dengan bahan pem- bentuk gel lain seperti agar-agar oleh karena itu peneliti mengkaji pentingnya melakukan penelitian lebih lanjut menge- nai bahan pengenyal yang sesuai untuk permen tradisional pulp buah kakao.

Bahan pengenyal yang biasa digu- nakan dalam kembang gula jelly adalah ge- latin. Gelatin mempunyai sifat dapat mem- bentuk gel. Diah (2002) menggunakan ge- latin dalam penelitian pembuatan kembang gula jelly wortel hasil pembahasannya me- nyatakan ada perbedaan kualitas setelah adanya penambahan gelatin. Sedangkan Yuningsih (2002) menggunakan agar-agar sebagai pengenyal dalam pembuatan kem- bang gula jelly lidah buaya. Hasil pem- bahasannya menyatakan adanya perbedaan kualitas setelah penambahan agar-agar.

Gelatin memiliki kekenyalan yang khas karena bersifat gelling agent sehingga produsen permen jelly lebih banyak meng- gunakan gelatin dari pada bahan pemben- tuk gel lainnya sebagai campuran produk- nya. Gelatin yang ada dipasaran umumnya diproduksi dari kulit atau tulang babi. Tetapi saat ini telah banyak dibuat gelatin dari tulang dan kulit sapi (Rahmi dkk., 2012). Hasil penelitian Maryani, dkk (2010) menunjukkan bahwa produk yang terbaik adalah permen jelly yang menggu- nakan gelatin tulang ikan nila 10%. Lebih lanjut Harahap, 2006 menyatakan bahwa penambahan sodium sitrat bisa mengurangi terjadinya inverse gula.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin dan agar-agar terhadap karakteristik mutu fisik dan kimia permen tradisional pulp buah kakao dan untuk menentukan jenis

(3)

bahan pengenyal yang berpengaruh terha- dap permen tradisional dari pulp buah ka- kao dengan karakteristik terbaik.

METODE PENELITIAN

Bahan yang digunakan adalah pulp buah kakao yang diperoleh dari petani kakao di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Provinsi Bengkulu, sukrosa, fruktosa, gela- tin, agat-agar, asam sitrat dan air serta bahan-bahan untuk analisis. Alat yang di- gunakan dalam penelitian meliputi : bas- kom, timbangan, kain kassa (penyaring), thermometer, penetrometer aluminium foil, gelas ukur, neraca analitik, pisau pemo- tong, cetakan serta alat-alat untuk analisa dan masak lainnya.

Penelitian terdiri 3 tahap, yaitu : 1) persiapan bahan dasar (penyiapan pulp buah kakao), 2) pengolahan permen tradi- sional berbahan dasar pulp buah kakao dengan variasi konsentrasi bahan penge- nyal (5%, 10% dan 15%) dan jenis bahan pengenyal adalah gelatin dan agar-agar, serta 3) analisis meliputi analisis kadar air, tekstur (kekerasan), dan uji sensoris meng- gunakan panelis agak terlatih.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tekstur (Kekerasan)

Pengujian tekstur atau kekerasan (Tabel 1) menunjukkan bahwa ada penga- ruh nyata antara perlakuan bahan penge- nyal agar dan gelatin serta persentase pulp kakao (5%, 10% dan 15%). Perlakuan ba- han pengenyal agar dengan pulp kakao 10% mendapatkan angka terkecil yaitu 8.33. Selain itu penggunaan pengenyal agar

menghasilkan permen pulp kakao yang lu- nak pada perlakuan bahan pengenyal agar dengan pulp kakao 10%. Sementara pada perlakuan bahan pengenyal agar dan gela- tin 5% dan 15% menunjukkan angka ter- tinggi sehingga tekstur permen kakao lebih keras, maka perlakuan bahan pengenyal dan persentase pulp kakao menunjukkan pengaruh terhadap tekstur permen pulp kakao. Penggunaan bahan pengenyal agar mempunyai tingkat kekenyalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan gelatin. Hal ini karena sifat gelatin yang mampu menyerap air yang lebih banyak dibandingkan dengan agar-agar.

Kadar Air

Air merupakan senyawa penting dalam bahan pangan. Walaupun air bukan merupakan sumber nutrien, tetapi sangat esensial dalam proses biokimiawi organis- me hidup. Oleh karena itu, kadar air dalam bahan pangan sangat menentukan sifat fi- sik, kimia, organoleptik dan umur simpan bahan pangan yang bersangkutan. Tabel 2 menunjukkan pengaruh yang nyata terha- dap antara perlakuan persentase pulp ka- kao, sehingga semakin banyak penambah- an pulp kakao maka kandungan kadar air pada permen semakin rendah. Perlakuan bahan pengenyal agar dari gelatin pada pulp kakao 10% dan 15% menunjukkan kadar air yang rendah, kecuali penggunaan bahan pengenyal agar 10% menunjukkan kadar air tertinggi yaitu 54.40%. Secara umum, permen tradisional pulp kakao dengan bahan pengenyal gelatin mem- punyai kadar air lebih rendah dibandingkan dengan permen yang menggunakan

agar-Tabel 1. Pengaruh Bahan Pengenyal dan Persentase Pulp Kakao Terhadap Tekstur Permen Tradisional Pulp Kakao (mm)

Persentase Pulp Kakao (%) Bahan Pengenyal

5 10 15

Agar 10.00mm b 8.33mm a 15.00mm c

Gelatin 15.00mm c 10.00mm b 12.50mm c

Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak bedanya pada taraf 5%

(4)

VARIASI PENGGUNAAN BAHAN PENGENYAL TERHADAP KARAKTERISTIK PERMEN Tabel 2. Pengaruh Bahan Pengenyal dan Persentase Pulp Kakao Terhadap Kadar Air Permen Tradisional Pulp Kakao (%)

Bahan Pengenyal Persentase Pulp Kakao (%)

5 10 15

Agar 54.17b 54.40b 48.30a

Gelatin 52.45b 47.03a 47.09a

Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak bedanya pada taraf 5% agar sebagai bahan pengenyalnya. Hal ini

senada dengan hasil pengujian tekstur (kekenyalan). Diduga karena kemampuan gelatin yang lebih tinggi dalam menyerap air, sehingga setelah melalui proses penge- ringan, permen tradisional yang dihasilkan mempunyai kadar air yang lebih rendah. Berdasarkan SNI syarat mutu kembang gula lunak kandungan kadar air maksimal 20,0 % (BSN, 2008). Kandungan kadar air pada permen tradisional pulp kakao menunjukkan kadar air yang sudah tidak memenuhi syarat mutu permen dengan kandungan kadar air 47,0% hingga 54,40%. Semakin tinggi kadar air dalam bahan pangan, kemungkinan pertumbuhan mikroorganisme perusak semakin besar pula.

Sifat Sensoris Permen Tradisional Pulp Buah Kakao

Kenampakan

Warna merupakan parameter orga- noleptik yang penting dalam suatu produk makanan yang menentukan tingkat peneri- maan konsumen terhadap suatu produk. Warna atau kenampakan merupakan salah satu atribut mutu yang sangat penting bagi produk olahan pangan, yang mendapatkan

perhatian cukup besar oleh para pengusaha industri pengolahan pangan. Walaupun warna atau kenampakan kurang berhu- bungan dengan niai gizi, kenyataan mem- buktikan bahwa sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor war- na atau kenampakan tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. Hasil rerata uji kesukaan kenampakan permen tradisional pulp kakao dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, penilaian ke- nampakan permen tradisional pulp kakao dengan perlakuan variasi bahan pengenyal (agar dan gelatin) dan persentasi pulp kakao (5%, 10%, 15%) menunjukan tidak beda nyata antara ketiga sampel dengan rerata penilaian 2,5 (menarik) hingga 3,05 (netral). Pada tabel menjelaskan bahwa untuk parameter penilaian kenampakan permen tradisional pulp kakao secara umum menunjukkan tidak ada perbedaan, hal ini diduga karena bahan pengenyal agar dan gelatin yang digunakan memiliki warna transparan, sedangkan pada pulp kakao warna yang ditimbulkan bening kekuningan, sehingga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan warna pada permen tradisional pulp kakao. Tabel 3. Pengaruh Bahan Pengenyal dan Persentase Pulp Kakao terhadap Kenampakan

Permen Tradisional Pulp Kakao (%)

Bahan Pengenyal Persentase Pulp Kakao (%)

5 10 15

Agar 2,85a 3,05a 2,95a

Gelatin 2,5a 2,85a 2,9a

Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% (baris sama) Atribut mutu = 1 (sangat menarik), 2 (menarik), 3 (netral), 4 (tidak menarik), 5 (sangat tidak menarik)

(5)

Rasa

Rasa adalah sifat inderawi yang

konsentrasi penggunaan yang sama maka agar akan membentuk tekstur yang keras. melibatkan indera pengecap dan indera

pembau. Rasa diasumsikan menjadi empat rasa dasar, yaitu manis, asam, pahit dan asin (Winarno, 2002). Berdasarkan Tabel 4, penilaian rasa permen tradisional pulp kakao dengan perlakuan variasi bahan pengenyal (agar dan gelatin) dan persenta- se pulp kakao menunjukan tidak beda nyata antara ketiga sampel dengan rerata penilaian 2,5 (enak) hingga 3,3 (netral).

Tabel 4 menjelaskan bahwa untuk parameter penilaian rasa permen tradisio- nal pulp kakao secara umum menunjukkan tidak ada perbedaan hal ini karena penggu- naan bahan pengenyal dengan persentase yang sama. Agar merupakan gel yang diolah dari rumput laut atau alga, jika

Gelatin merupakan pembentuk gel, keke- rasan tergantung pada produk akhir yang diinginkan, tingkat kekerasan pada permen tradisional pulp kakao memberikan dam- pak terhadap rasa yang dihasilkan. Perlaku- an variasai pengenyal dengan mengguna- kan agar dan gelatin serta persentase peng- gunaan pulp kakao tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rasa pada permen tradisional pulp kakao. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan bahan pengenyal gelatin dan agar-agar terhadap rasa permen tradisional yang dihasilkan, karena pada dasarnya gelatin dan agar mempunyai rasa yang hambar.

Tabel 4. Pengaruh Bahan Pengenyal dan Persentase Pulp Kakao terhadap Rasa Permen Tradisional Pulp Kakao (%)

Bahan Pengenyal Persentasi Pulp Kakao (%)

5 10 15

Agar 3,1a 2,5a 2,6a

Gelatin 3,3a 2,85a 2,8a

Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% (baris sama) Atribut mutu = 1 (sangat enak), 2 (enak), 3 (netral), 4 (tidak enak), 5 (sangat tidak enak)

Kekenyalan

Tekstur (kekenyalan) merupakan si- fat bahan pangan yang berhubungan de- ngan sifat-sifat fisik maupun kimianya, yang diterima oleh indera penglihatan (se- belum dikosumsi), indera perabaan (dalam penanganan), indera perabaan dalam mulut (selama konsumsi) dan indera pendengar. Oleh karena itu, penilaian tekstur (keke- nyalan) melibatkan hampir seluruh para- meter mutu yang lain. Berdasarkan Tabel 5, penilaian kekenyalan permen tradisional pulp kakao dengan perlakuan variasi bahan pengenyal (agar dan gelatin) dan persen- tase pulp kakao (5%, 10%, 15%) menun- jukan beda nyata antara ketiga sampel de-

ngan rerata penilaian 2,3 (kenyal) hingga 3,35 (netral).

Pada penilaian kekenyalan panelis lebih menyukai perlakuan variasi bahan pengenyal agar dengan persentase pulp kakao 5% dan 10% berada pada skala peni- lain kenyal. Hal ini di sebabkan oleh pem- bentukan gel agar. Dengan demikian untuk konsentrasi penggunaan yang sama, agar akan membentuk gel dengan tekstur yang keras dibandingkan dengan gelatin sehing- ga panelis lebih menyukai tekstur permen pulp kakao dengan bahan pengenyal agar dimana menghasilkan tekstur yang kenyal. Hal ini sesuai dengan hasil pengukuran kekerasan lebih rendah yaitu 8,33.

(6)

5 10 15

Agar 2,3a 2,4a 3b

Gelatin 3,3b 3,5b 3,2b

VARIASI PENGGUNAAN BAHAN PENGENYAL TERHADAP KARAKTERISTIK PERMEN Tabel 5. Pengaruh Bahan Pengenyal dan Persentase Pulp Kakao terhadap Kekenyalan Permen Tradisional Pulp Kakao (%)

Bahan Pengenyal Persentase Pulp Kakao (%)

Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% (baris sama) Atribut mutu = 1 (sangat kenyal), 2 (kenyal), 3 (netral), 4 (tidak kenal), 5 (sangat tidak kenyal)

KESIMPULAN

Hasil karakterisasi permen tradisio- nal pulp kakao menunjukkan bahwa nilai tekstur 10.00 - 12.50 mm/gr, kadar air an- tara 47,09 - 54,17%. Analisis uji sensoris, tidak ada perbedaan yang nyata pada para- meter kenampakan dan rasa permen tradi- sional pulp kakao, sedangkan untuk para- meter kekenyalan, panelis menilai bahwa permen tradisional kakao yang paling kenyal adalah permen dengan perlakuan bahan pengenyal agar dan 10% pulp kakao.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional [BSN]. 2008. SNI No. 3547.2-2008 tentang Per- men Lunak. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Diah, W.N. 2002. Pembuatan Kembang Gula Jelly dari Wortel dengan Pe- nambahan Gelatin. [Skripsi]. Uni- versitas Negeri Semarang, Sema- rang.

Maryani, T. Surti dan R .Ibrahim. 2010. Aplikasi Gelatin Tulang Ikan Nila Merah terhadap Mutu Permen Jelly. Jurnal Saintek Perikanan 6(1): 62 – 70.

Putra, G.P. 2009. Penentuan Kinetika Enzim Poligalakturonase (PG)

Endogenous dari Pulp Biji Kakao. Jurnal Biologi. XIII (1) : 21-24. Rahmi, S.L., F. Tafzi, dan S. Anggraini.

2012. Pengaruh Penambahan Gela- tin terhadap Permen Jelly dari Bu- nga Rosella (Hibiscuss sabdarifa Linn). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. 1 4 (1): 37- 44. Royati, H. 2007. Pengaruh Konsentrasi

Gula terhadap Tingkat Kesukaan Sirup Pulp Kakao. [Laporan Tugas Akhir]. Akademi Teknologi Perta- nian Dehasen. Bengkulu.

Subaryono, dan B.S.B. Utomo. 2006. Penggu- naan Campuran Karagenan dan Konjak dalam Pembuatan Permen Jelly. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Per- ikanan. 1(1): 19 – 26.

Sulistyowati, O. Atmawinata, Sri-Mulato dan Yusianto. 1998. Pemanfaatan Limbah Bubur Pulp Kakao Untuk pembuatan Nata Kakao. Pelita Perkebunan. 14(1): 63-75.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Giz., Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yuningsih, S.T. 2002. Pengaruh Penam- bahan Agar-agar yang Bervariasi terhadap Kualitas Kembang Gula Jelly Lidah Buaya. [Skripsi]. Uni- versitas Negeri Semarang. Sema- rang.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi kriteria t hitung > t tabel yaitu 10,5 > 2,008. Kenyataannya bahwa rata-rata pembelajaran menyimak pada kelas eksperimen dan

Menurut Huda (2013:281) probing-prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga

Akan tetapi indikator tersebut relevan dijadikan sebagai ukuran dasar pengelolaan hutan lestari untuk aspek produksi karena indikator tersebut merupakan

Karena kedudukannya sebagai hukum yang lahir atas proses ijtihad, maka amat dimungkinkan bila dicetuskan pendapat baru, bahwa wanita Muslim boleh menikah dengan laki-laki

Untuk Mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah elektif agar mendaftar di Bagian Akademik Fakultas Peternakan Univ.. Untuk Mata Kuliah Elektif, kuliah dan praktikum

Dengan menyebut puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas anugerah dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya serta penyusunan tugas akhir yang

(2) Makna acuan yang terdapat pada tatanama tempat usaha di Kabupaten Sumedang dibedakan yaitu, mengacu pada nama tumbuhan, tempat atau daerah, nama orang, sifat orang

Bagi perusahaan diharapkan meningkatkan peran monitoring oleh investor institusi (kepemilikan institusional) agar dapat mendeteksi adanya praktik manajemen laba,