• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT JASNITA TELEKOMINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian Internal Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT JASNITA TELEKOMINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian Internal Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2020"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PT JASNITA TELEKOMINDO Tbk

DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian Internal

Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ... 1 - 2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lainnya Konsolidasian ... 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ... 4 Laporan Arus Kas Konsolidasian ... 5 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ... 6 - 61

(3)
(4)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian

2020 2019

ASET Aset Lancar

Kas dan setara kas 2f, 2n, 4 907.810.847 1.251.657.803 Piutang usaha - bersih

Pihak ketiga 2g, 27 8.686.179.942 14.661.818.573

Pihak berelasi 2g, 5 3.375.671.199 3.403.171.199 Piutang lain-lain

Pihak berelasi 2i, 2n, 27 23.200.322.190 15.589.190.259 Pihak ketiga 2g, 2n, 6 14.163.553.376 14.720.714.766

Uang muka 2h, 7 19.729.437.920 11.740.725.519

Biaya dibayar di muka 2h, 8 38.189.507 803.551.175 Uang muka pajak 2o, 16b 3.418.750.169 2.283.355.281

Total Aset Lancar 73.519.915.150 64.454.184.575

Aset Tidak Lancar

Investasi pada entitas asosiasi 2e, 9 21.583.301.110 --

Estimasi tagihan restitusi pajak 2o, 16a -- 547.647.594 Aset tetap, neto 2k, 10 33.129.396.564 67.255.822.588

Aset tak berwujud, neto 2j, 11 -- 85.729.667

Piutang lain-lain jangka panjang 27 -- 2.222.038.118

Aset pajak tangguhan 2o, 16f 1.775.252.690 3.487.914.072 Beban proyek ditangguhkan 2n, 12 1.378.166.799 1.689.389.257

Aset lainnya 2n 145.728.485 189.828.485

Total Aset Tidak Lancar 58.011.845.648 75.478.369.781

(5)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

2020 2019

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank 2q, 13 28.144.457.644 11.379.933.211

Utang usaha 2p, 14 18.907.979.263 31.266.046.554

Biaya yang masih harus dibayar 15 1.035.480.305 717.916.392

Uang muka pelanggan 295.816.495 161.232.333

Jaminan pelanggan 121.978.306 121.978.306

Utang pajak 2o, 16c 2.637.347.598 2.140.474.174

Utang lembaga bukan bank 2q, 17 400.000.000 2.165.274.595

Bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang:

Utang sewa pembiayaan 2m, 18 207.828.000 207.828.000

Utang lainnya

Pihak ketiga 19 2.217.161.525

Pihak berelasi 2g, 27 6.204.563.167 5.003.932.300

Total Liabilitas Jangka Pendek 60.172.612.303 53.164.615.865

Liabilitas Jangka Panjang

Pinjaman jangka panjang, setelah dikurangi dengan bagian jangka pendek:

Utang sewa pembiayaan 2m, 18 398.334.500 554.208.000 Liabilitas imbalan kerja 2r, 20 5.236.180.600 5.374.581.580

Total Liabilitas Jangka Panjang 5.634.515.100 5.928.789.580

Total Liabilitas 65.807.127.403 59.093.405.445

EKUITAS

Modal saham – nilai nominal per saham Rp100, modal dasar 1.830.660.000 saham,

modal ditempatkan dan disetor penuh – 813.626.700 saham pada tanggal 30 Juni 2020 dan 813.626.700

saham pada tanggal 31 Desember 2019. 21 81.362.670.000 81.362.670.000

Tambahan modal disetor 25.784.791.824 23.682.061.996

1d (1.102.523.613) 16.767.622.153

Saldo laba (Defisit) (41.043.101.516) (34.301.014.444)

Penghasilan komprehensif lainnya 1.017.987.586 1.013.960.203

Komponen ekuitas lainnya (294.959.797) (297.442.141)

Sub-total 65.724.864.484 88.227.857.767

Kepentingan non-pengendali (231.089) 1.534.006.457

Total Ekuitas 65.724.633.395 89.761.864.224

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 131.531.760.798 148.855.269.669

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

(6)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian

Pendapatan 2s, 22 43.301.469.868 64.670.768.719

Beban pokok pendapatan 2s, 23 (27.791.423.491) (38.781.174.252)

LABA KOTOR 15.510.046.377 25.889.594.467

Beban Usaha

Pemasaran 2s, 24 (259.420.356) (1.962.410.826)

Umum dan administrasi 2s, 25 (20.349.641.438) (24.259.571.617)

Total Beban Usaha (20.609.061.794) (26.221.982.443)

RUGI USAHA (5.099.015.417) (332.387.976)

Pendapatan (Beban) Lainnya

Pendapatan bunga-bersih 2s 21.543.214 26.340.729

Beban keuangan dan administrasi bank 2s (1.870.452.640) (1.630.980.983)

Rugi selisih kurs 2s (18.888.133) (475.933)

Pendapatan (beban) lainnya 2s 165.762.600 (54.384.437)

Laba entitas asosiasi 6.283.301.110

--Total Pendapatan (Beban) Lainnya 4.581.266.152 (1.659.500.624)

RUGI SEBELUM PAJAK (517.749.265) (1.991.888.600)

Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan

Pajak kini --

--Pajak tangguhan 2o, 16f 269.009.104 40.614.206

Total Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 269.009.104 40.614.206

RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN (248.740.161) (1.951.274.394)

Rugi Komprehensif Lain

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi Lebih lanjut ke Laba Rugi

Pengukuran kembali laba atas liabilitas imbalan kerja --

--RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (248.740.161) (1.951.274.394)

Rugi yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk (248.715.287) (1.331.439.418) Kepentingan nonpengendali (24.874) (619.834.976)

Total (248.740.161) (1.951.274.394)

Rugi penghasilan komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk (248.715.287) (1.331.439.418)

Kepentingan nonpengendali (24.874) (619.834.976)

Total (248.740.161) (1.951.274.394)

RUGI NETO PER SAHAM DASAR DIATRIBUSIKAN

(7)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

Selisih Nilai Transaksi Pengukuran kembali

Restrukturisasi liabilitas imbalan Sub-total

Entitas Sepengendali pasca kerja

Saldo pada taggal 1 Januari 2019 61.022.000.000 (5.015.316.204) 17.870.145.766 965.110.547 (35.938.019.168) (285.229.727) 38.618.691.214 (788.024.328) 37.830.666.886

-- -- (2.102.523.613) -- -- -- (2.102.523.613) -- (2.102.523.613)

Penambahan setoran modal saham

melalui penawaran umum perdana 20.340.670.000 29.697.378.200 -- -- -- -- 50.038.048.200 -- 50.038.048.200

Rugi bersih periode berjalan -- -- -- -- (1.331.439.418) -- (1.331.439.418) (619.834.976) (1.951.274.394)

Saldo pada taggal 30 September 2019 81.362.670.000 24.682.061.996 15.767.622.153 965.110.547 (37.269.458.586) (285.229.727) 85.222.776.383 (1.407.859.304) 83.814.917.079

Saldo pada tanggal 1 Januari 2020 11 81.362.670.000 23.682.061.996 16.767.622.153 1.013.960.203 (34.301.014.444) (297.442.141) 88.227.857.767 1.534.006.457 89.761.864.224

-- 1.000.000.000 (17.870.145.766) 4.027.383 (6.493.371.785) -- (23.359.490.168) (1.534.212.672) (24.893.702.840)

Penambahan setoran modal saham

akibat kehilangan pengendalian -- 1.102.729.828 -- -- -- -- 1.102.729.828 -- 1.102.729.828

Rugi bersih periode berjalan -- -- -- -- (248.715.287) -- (248.715.287) (24.874) (248.740.161)

Pengukuran kembali liabilitas

imbalan kerja -- -- -- -- -- 2.482.344 2.482.344 -- 2.482.344

Saldo pada tanggal 30 September 2020 21 81.362.670.000 25.784.791.824 (1.102.523.613) 1.017.987.586 (41.043.101.516) (294.959.797) 65.724.864.484 (231.089) 65.724.633.395 Modal ditempatkan

dan disetor penuh

Tambahan modal disetor, Neto

Laba (Rugi) komprehensif lain

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Kepentingan

Non-pengendali Ekuitas, Neto

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Catatan Saldo Laba

(8)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian

2020 2019

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL

Penerimaan kas dari pelanggan 28.241.031.762 68.356.145.686

Pembayaran kas kepada pemasok (15.433.356.200) (38.179.742.737) Pembayaran kas kepada karyawan (13.514.842.717) (15.805.330.586) Pembayaran untuk beban operasional (10.808.302.272) (31.191.406.344) Penerimaan (Pembayaran) pajak penghasilan 178.135.234 (2.108.332.736)

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas operasional (11.337.334.193) (18.928.666.717)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembayaran untuk uang muka pembelian aset -- (10.000.000.000)

Penerimaan hasil investasi (6.583.301.110)

--Pembayaran untuk uang muka investasi -- (8.000.000.000)

Pembelian aset tetap 10 (1.219.983.550) (23.564.380.401)

Pelepasan aset tetap 10 294.000.000

--Pelepasan aset tak berwujud 85.729.667

--Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas investasi (7.423.554.993) (41.564.380.401)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Tambahan modal disetor dari pelepasan saham

ke masyarakat -- 50.038.048.200

Penerimaan dari pinjaman bank dan

lembaga bukan bank 14.999.249.839 20.039.939.952

Penerimaan dari /(pembayaran untuk)

pihak-pihak berelasi 27 3.417.792.392 (9.854.590.297)

Arus kas bersih yang diperoleh dari

aktivitas pendanaan 18.417.042.231 60.223.397.855

Penurunan bersih kas dan setara kas (343.846.954) (269.649.263)

Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun 1.251.657.803 3.260.323.427

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 4 907.810.847 2.990.674.164

Catatan

(9)

a. Pendirian Perusahaan

PT Jasnita Telekomindo Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 25 Januari 1996 sesuai dengan akta no. 119 yang dibuat dihadapan Notaris Agus Madjid, S.H., yang kemudian diubah berdasarkan akta no. 45 tanggal 14 Agustus 1996 yang dibuat dihadapan Notaris yang sama. Akta pendirian ini beserta akta perubahannya telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputuan No. C2-8554.HT.01.01.Th.96 tanggal 22 Agustus 1996. Kemudian berdasarkan akta No.103 tanggal 22 Desember 2006 yang dibuat dihadapan Notary FX. Budi Santoso Isbandi, S.H., disetujui adanya peningkatan modal dasar Perusahaan dari sebelumnya sebesar Rp30.600.000.000 menjadi Rp183.066.000.000. Peningkatan modal dasar ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusannya No.W7- 04698.HT.01.04.Th.2007 tanggal 26 April 2007.

Pada tahun 2008, berdasarkan akta No. 2 tanggal 15 Januari 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Zainuddin Thohir, S.H., Perusahaan telah menyesuaikan anggaran dasarnya sesuai dengan UU No.40/2007 tentang Perusahaan Terbatas, dan perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusannya No. AHU-06126.AH.01.02.Th.08 tanggal 8 Februari 2008.

Pada tahun 2016, anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan sesuai dengan Akta No. 8 tanggal 14 Oktober 2016 dihadapan Yudha Setyagraha Tedianto, S.H., MM., M.Kn., yang didalamnya telah disetujui perubahan susunan direktur dan komisaris Perusahaan. Perubahan ini telah dilaporkan ke Bagian Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03- 0092297 tanggal 23 Oktober 2016. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah Akta Notaris Unita Christina Winata No. 7 tanggal 10 Desember 2018, mengenai antara lain: (i) Menyetujui untuk melakukan penawaran umum perdana saham-saham Perseroan kepada masyarakat ("Penawaran Umum") dalam jumlah sebanyak-banyaknya 203.406.700 (dua ratus tiga juta empat ratus enam ribu tujuh ratus) saham dengan nilai nominal Rp100,00 dan mencatatkan saham Perseroan tersebut pada bursa efek di Indonesia serta merubah status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka. (ii) Menyetujui untuk mencatatkan seluruh saham Perseroan setelah dilaksanakannya Penawaran Umum atas saham yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat melalui Pasar Modal dan termasuk saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham-saham lama pada Bursa Efek Indonesia ("Company Listing"). Perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi.

Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU0030185.AH.01.02.TAHUN 2018 pada tanggal 13 Desember 2018.

Pada tahun 2020, anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan, sesuai dengan Akta Notaris Unita Christina Winata, S.H., No. 03 tanggal 17 April 2020 mengenai pernyataan keputusan RUPSLB perubahan susunan direksi dan dewan komisaris Perseroan dan pencabutan Pasal 13 ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan Perubahan Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor 1-A. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-AH.01.03-0209766 tanggal 05 Mei 2020.

(10)

b. Penawaran Umum Perdana

Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Mei 2019 sebanyak 203.406.700 saham atau sebanyak 25% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp100 setiap saham dengan harga penawaran Rp246 setiap saham. Selisih lebih antara harga penawaran per saham dengan nilai nominal per saham dicatat sebagai “Tambahan Modal Disetor” setelah dikurangi biaya emisi saham, yang disajikan pada bagian ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pada tanggal 30 April 2019, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-45/D.04/2019 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat.

c. Kegiatan Usaha

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah melakukan usaha dalam bidang penyediaan jaringan tetap telekomunikasi digital dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya. Domisili Perusahaan adalah di E-Trade Building Lantai 5, Jl. Wahid Hasyim No. 55, Jakarta Pusat, 10350. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1997.

Entitas induk Perusahaan adalah PT Persada Inti Sejahtera yang didirikan dan berdomisili di Jakarta, sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 11 Januari 2017 di hadapan notaris Indra Gunawan di Jakarta.

Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan memiliki izin-izin sebagai berikut:

- Izin Penyelenggaraan Jasa Nilai Tambah Teleponi Kartu Panggil dari Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 258/DIRJEN/2004 tanggal 14 September 2004.

- Izin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Service Provider/ISP) dari Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 100 Tahun 2013 tanggal 4 Maret 2013.

- Izin Penyelenggaraan Jasa Internet untuk Keperluan Publik (ITKP) No. 341/DIRJEN/2005 tanggal 16 Desember 2005, modern lisence No. 847 Tahun 2016 tanggal 16 Mei 2016. - Izin Penyelenggaraan Jasa Nilai Tambah Teleponi Pusat Layanan Informasi (Call Center) dari

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 483 Tahun 2018 tanggal 23 Mei 2018.

- Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Berbasis Packet Switched dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 29 Tahun 2019 tanggal 15 Januari 2019. - Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi Sistem Komunikasi Data (Siskomdat) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 315/TEL.02.02/2019 tanggal 18 september 2019. Ijin tersebut sampai dengan tanggal laporan belum berlaku efektif karena masih proses uji layak operasi.

(11)

d. Susunan Perusahaan, Entitas Anak, dan Entitas Asosiasi

Laporan keuangan konsolidasian 30 September 2020 meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anaknya (bersama dengan Perusahaan selanjutnya disebut sebagai Grup) yang dimiliki lebih dari 50%, secara langsung dan tidak langsung, dengan rincian sebagai berikut:

Entitas Anak dan

asosiasi Dom isili

Jenis Usaha

Mulai

Operasi 30-Sep-20 31-Des-19 30-Sep-20 31-Des-19

PT Sakti Pratama Jakarta Jasa 2017 99,99% 99,99% 11.586.200.568 5.512.797.039

PT Karta Indonesia Jakarta Periklanan 2016 40% 51,00% 48.921.519.320 62.571.072.037

Global

Persentase Kepemilikan Jumlah Aset

PT Karta Indonesia Global "PT KIG"

Berdasarkan Akta Nomor 18 tanggal 27 Agustus 2020, yang telah mendapat persetujuan perubahan anggaran dasar Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-0145953.AH.01.11. Tahun 2020 tanggal 3 September 2020, Perseroan tidak lagi menjadi pengendali pada PT Karta Indonesia Global. Kepemilikan saham pada PT Karta Indonesia Global sebelumnya sebesar 51% menjadi 40%. Setiap aset dan kewajiban yang dimiliki oleh PT Karta Indonesia Global yang sebelumnya dikonsolidasi, akan dikeluarkan pada laporan konsolidasian PT Jasnita Telekomindo, Tbk pada periode 30 September 2020.

PT Sakti Makmur Pratama "PT SMP"

Berdasarkan Akta No. 19 tanggal 29 Juli 2019 notaris Unita Christina Winata, S.H., di Jakarta, Perusahaan membeli 65.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp6.500.000.000,00 dalam PT SMP atau 92,86% dari pemegang saham lama Gouw Yeny, dan Akta No. 21 tanggal 31 Juli 2019 notaris yang sama, Perusahaan membeli 4.993 lembar saham dengan nilai nominal Rp499.300,00 dalam PT SMP atau 7,13% dari pemegang saham lama Lie Felix Iriantony. Terdapat perubahan kepemilikan saham PT Sakti Makmur Pratama yaitu Akta No. 02 tanggal 6 Juli 2020 notaris Indra Gunawan, S.H., M.Kn. yang menyatakan bahwa saham milik Tjan Lie Felix Iriantony kepada Tuan Yentoro sebesar Rp700.000 Kepemilikan saham Perusahaan di PT SMP menjadi 99,99%.

Berikut ini adalah informasi keuangan PT Sakti Makmur Pratama pada tanggal akuisisi:

30 September 2019

Aset 12.571.757.791

Liabilitas (7.094.846.146)

Laba tahun berjalan entitas anak 420.564.742

Aset bersih 5.897.476.387

Nilai nominal akuisisi saham PT Sakti Makmur Pratama (7.000.000.000) Selisih atas transaksi bisnis entitas sepengendali (1.102.523.613)

(12)

e. Dewan Direksi dan Komite Audit serta Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2020 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Unita Christina Winata No. 3 tanggal 17 April 2020 adalah sebagai berikut:

Jan – Sep 2020 Dewan komisaris

Komisaris Utama Pawan Pratap Singh

Wakil Komisaris Utama Andrew Tanner Setiawan

Komisaris Independen Wesley Harjono

Dewan Direksi

Direktur Utama Yentoro

Wakil Direktur Utama Welly Kosasih

Direktur Ronald Adrianta

Direktur Lo Hendrawan Wijaya

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2019 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Unita Christina Winata No. 7 tanggal 10 Desember 2018 dan Keputusan Rapat PT Jasnita Telekomindo Tbk No. 8 tanggal 14 Oktober 2016 adalah sebagai berikut:

Jan – Des 2019 Dewan Komisaris

Komisaris Utama Elizabeth Prasetyo Utomo

Komisaris Andrew Tanner Setiawan

Komisaris Independen Wesley Harjono

Dewan Direksi

Direktur Utama Kennard Junior Setiadikurnia

Wakil Direktur Utama Welly Kosasih

Direktur Tjokro Wimantara

Direktur Ronald Adrianta

Direktur Jeff Hendrata

(13)

e. Dewan Direksi dan Komite Audit serta Karyawan (lanjutan)

Susunan Komite Audit dan Sekretaris Perusahaan pada tanggal 30 September 2020 dan 31 Desember 2019, berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No. 090/EPU-JT/I/2019 tanggal 10 Januari 2019 tentang komite audit dan Surat Keputusan Direksi No. 407/BOD/S.KEP-JT/VII/2019 tanggal 18 Juli 2019 tentang Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

Jan - Sep 2020 Jan – Des 2019 Komite Audit

Ketua Wesley Harjono Wesley Harjono

Anggota Marup Iskandar Marup Iskandar

Anggota Lukas Maulana Jusuf Lukas Maulana Jusuf

Sekretaris anggota Nathania Olinda Nathania Olinda

Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan personil manajemen kunci.

Pada tanggal 30 September 2020 dan 31 Desember 2019, Grup mempunyai karyawan tetap masing-masing sebanyak 259 karyawan dan 94 karyawan (tidak diaudit).

f. Penerbitan Laporan Keuangan konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2020, yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 26 Oktober 2020.

2. RINGKASAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”), yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013.

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 (Revisi 2019), "Penyajian Laporan Keuangan".

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, dan kecuali akun-akun tertentu yang ditentukan basis pengukurannya seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

Tahun buku Grup adalah tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Grup.

(14)

b. Prinsip–prinsip Konsolidasian

Entitas anak merupakan semua entitas dimana Perusahaan terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan entitas tersebut dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas entitas tersebut. Dengan demikian, suatu entitas dianggap sebagai entitas anak jika dan hanya jika Grup memiliki kekuasaan atas entitas tersebut, eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan entitas tersebut dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas entitas tersebut untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil Grup.

Entitas anak dikonsolidasikan mulai dari tanggal pengendalian beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan dari tanggal hilangnya pengendalian.

Kepentingan non-pengendali (“KNP”) mencerminkan bagian atas laba rugi dan aset neto dari entitas anak yang dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung kepada pemilik entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain (“OCI”) diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Grup dan KNP, meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan:

i. Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; ii. Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

iii. Menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; iv. Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

v. Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

vi. Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai laba rugi; dan

vii. Mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada pihak yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan dimasukkan dalam beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pemisahan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.

(15)

c. Kombinasi Bisnis (lanjutan)

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan mengakui sebagai laba atau rugi.

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada pihak yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Biaya- biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan dimasukkan dalam beban umum dan administrasi.

Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas akan diakui dalam komponen laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

d. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Berdasarkan PSAK 38, oleh karena transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, transaksi tersebut diakui pada nilai tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian.

Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali atau jumlah imbalan yang diterima dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali, jika ada, dengan nilai tercatat bisnis tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Tambahan Modal Disetor, Neto” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

e. Investasi Pada Entitas Asosiasi

Investasi Grup pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba atau rugi neto dan penerimaan dividen dari penerima modal sejak tanggal perolehan. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian.

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri atas kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak saat penempatan, yang tidak dibatasi penggunaannya dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang signifikan, dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan perjanjian fasilitas kredit lainnya.

(16)

g. Piutang Usaha dan Piutang Lain–lain

Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan, setelah dikurangi provisi atas penurunan nilai. Provisi penurunan nilai piutang dibentuk berdasarkan evaluasi manajemen terhadap tingkat ketertagihan saldo. Piutang dihapuskan dalam periode ketika piutang tersebut dipastikan tidak dapat ditagih.

h. Biaya Dibayar Di muka dan Uang Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi sesuai masa manfaat biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. Uang muka terdiri atas uang muka proyek, pembelian perjalan, pajak dan lainnya.

i. Transaksi dengan Pihak–pihak Berelasi Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika:

i. Langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup;

ii. Memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau iii. Memiliki pengendalian bersama atas Grup;

iv. Suatu pihak yang berelasi dengan Grup;

v. Suatu pihak adalah ventura bersama di mana Grup sebagai venturer; vi. Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk;

vii. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);

viii. Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk di mana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

j. Aset Tidak Berwujud

Aset tak berwujud yang diperoleh secara terpisah diukur pada pengakuan awal sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

Aset tak berwujud adalah berupa paten, hak cipta dan hak merek, termasuk seluruh biaya langsung terkait persiapan untuk tujuan penggunaan, diamortisasi dengan metode garis lurus selama 4 (empat) sampai 10 (sepuluh) tahun.

k. Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan.

Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan, amortisasi dan kerugian penurunan nilai. Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya.

(17)

k. Aset Tetap (lanjutan)

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, dengan estimasi umur manfaat sebagai berikut:

Tahun Tarif

Peralatan telekomunikasi 5 20%

Inventaris kantor 5 20%

Peralatan bracket 8 12,5%

Peralatan dan perabot kantor 5 20%

Kendaraan 5 20%

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada nilai tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya bagi Grup dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait, jika ada.

l. Penurunan Nilai Aset Non – Keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset non-keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut untuk menentukan kerugian penurunan nilai (jika ada). Jika tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan secara individual, Grup akan mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas atas aset ("UPK").

Estimasi jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya. Ketika jumlah terpulihkan suatu aset non-keuangan (UPK) di bawah nilai tercatatnya, maka nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya dan kerugian penurunan nilai yang timbul diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

m. Sewa

Kebijakan Akuntansi untuk Sewa yang diterapkan sejak 1 Januari 2020

PSAK 73 menetapkan model komprehensif untuk mengidentifikasi perjanjian sewa dan perlakuannya dalam laporan keuangan Penyewa dan Pesewa. PSAK 73 memperkenalkan model pengendalian untuk identifikasi sewa, membedakan antara sewa dan kontrak layanan berdasarkan apakah ada aset identifikasi yang dikendalikan oleh pelanggan.

Grup menerapkan PSAK 73 pada 1 Januari 2020 dengan menggunakan pendekatan retrospektif modifikasi dengan mengakui dampak kumulatif penerapan awal PSAK 73 sebagai penyesuaian terhadap saldo awal ekuitas pada 1 Januari 2020. Dengan demikian data komparasi tahun 2019 tidak disajikan kembali dan disajikan sesuai standar sebelumnya dan interpretasi terkait.

Grup menilai pada awal kontrak apakah suatu kontrak merupakan atau mengandung sewa, yaitu jika kontrak memiliki hak untuk mengendalikan penggunaan aset yang diidentifikasi untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan pertimbangan. Jangka waktu sewa tidak dapat dibatalkan untuk masing-masing kontrak, kecuali dalam kasus dimana Grup cukup yakin untuk melaksanakan opsi perpanjangan kontrak.

(18)

m. Sewa (lanjutan)

Kebijakan Akuntansi untuk Sewa yang diterapkan sejak 1 Januari 2020 (lanjutan)

Grup memilih tindakan praktis yang tersedia berdasarkan pedoman transisi dalam PSAK 73, yang antara lain:

 penggunaan tingkat diskonto tunggal untuk portofolio sewa dengan karakteristik yang serupa;

 akuntansi untuk sewa operasi dengan sisa masa sewa kurang dari 12 bulan pada tanggal 1 Januari 2020 sebagai sewa jangka pendek;

 pengecualian biaya langsung awal untuk pengukuran aset hak guna pada tanggal penerapan awal;

 penggunaan tinjauan ke belakang dalam menentukan masa sewa dimana kontrak berisi opsi untuk perpanjangan atau pemutusan masa sewa;

 menerapkan PSAK 73 untuk sewa yang sebelumnya diidentifikasi berdasarkan PSAK 30R, dan tidak menerapkan PSAK 73 untuk sewa yang sebelumnya tidak diidentifikasi berdasarkan standar ini;

 tidak memisahkan komponen non-sewa dari komponen sewa, dan sebagai konsekuensinya Grup menganggap seluruh kontrak sebagai sewa; dan

 untuk tidak mengakui liabilitas sewa dan aset hak guna untuk sewa dimana aset dasar adalah aset bernilai rendah (yaitu aset dasar dengan nilai maksimum USD5.000 atau Rp50 juta dalam kondisi baru).

PSAK 73 juga mengizinkan Grup untuk melanjutkan penilaian sewa historis yang memungkinkan Grup untuk tidak menilai kembali hasil penilaian Grup sebelumnya tentang identifikasi sewa, klasifikasi sewa dan biaya langsung awal. Grup menerapkan definisi sewa dan panduan terkait yang ditetapkan dalam PSAK 73 untuk semua kontrak sewa yang dibuat atau dimodifikasi pada atau setelah 1 Januari 2020.

i. Grup sebagai lessee

Grup menerapkan pendekatan pengakuan dan pengukuran tunggal untuk semua sewa, kecuali untuk sewa jangka pendek dan sewa aset bernilai rendah. Grup mengakui liabilitas sewa untuk melakukan pembayaran sewa dan aset hak guna yang mewakili hak untuk menggunakan aset yang mendasarinya.

Grup mengakui aset hak guna pada tanggal dimulainya sewa. Aset hak guna diukur pada biaya perolehan, dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, dan disesuaikan untuk setiap pengukuran kembali liabilitas sewa. Biaya aset hak guna termasuk jumlah liabilitas sewa yang diakui, biaya langsung awal yang dikeluarkan, biaya restorasi dan pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal dimulainya dikurangi insentif sewa yang diterima.

Jika kepemilikan aset sewaan dialihkan ke Grup pada akhir masa sewa atau biaya mencerminkan pelaksanaan opsi pembelian, penyusutan dihitung menggunakan taksiran masa manfaat ekonomis aset. Aset hak guna mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 Penurunan Nilai Aset.

Liabilitas sewa

Pada tanggal dimulainya sewa, Grup mengakui liabilitas sewa yang diukur pada nilai kini dari pembayaran sewa yang akan dilakukan selama masa sewa.

(19)

m. Sewa (lanjutan)

Kebijakan Akuntansi untuk Sewa yang diterapkan sejak 1 Januari 2020 (lanjutan) i. Grup sebagai lessee (lanjutan)

Liabilitas sewa (lanjutan)

Pembayaran sewa termasuk pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara substansi) dikurangi piutang insentif sewa, pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau kurs, dan jumlah yang diharapkan akan dibayarkan berdasarkan jaminan nilai residu. Pembayaran sewa juga termasuk harga pelaksanaan opsi pembelian yang wajar dipastikan akan dilakukan oleh Grup dan pembayaran penalti untuk mengakhiri sewa, jika jangka waktu sewa mencerminkan Grup yang melaksanakan opsi untuk mengakhiri. Pembayaran sewa variabel yang tidak bergantung pada indeks atau kurs diakui sebagai beban pada periode di mana peristiwa atau kondisi yang memicu pembayaran terjadi.

Dalam menghitung nilai sekarang dari pembayaran sewa, Grup menggunakan tingkat pinjaman tambahan pada tanggal dimulainya sewa karena tingkat suku bunga yang tersirat dalam sewa tidak dapat ditentukan dengan mudah. Setelah tanggal dimulainya, jumlah liabilitas sewa ditingkatkan untuk mencerminkan pertambahan bunga dan dikurangi untuk pembayaran sewa yang dilakukan. Selain itu, jumlah tercatat liabilitas sewa diukur kembali jika ada modifikasi, perubahan jangka waktu sewa, perubahan pembayaran sewa, atau perubahan dalam penilaian opsi untuk membeli aset yang mendasarinya.

Sewa jangka pendek dengan jangka waktu kurang dari 12 buIan, berakhir dalam 12 bulan setelah 1 Januari 2020 dan sewa bernilai rendah, serta elemen-elemen sewa tersebut, sebagian atau seluruhnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pengakuan yang ditetapkan oleh PSAK 73 akan diperlakukan sama dengan sewa operasi. Grup akan mengakui pembayaran sewa tersebut dengan dasar garis lurus selama masa sewa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

ii. Sebagai lessor

Berdasarkan PSAK 73, lessor terus mengklasifikasikan sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi dan memperhitungkan kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. Sewa dimana Grup mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, jika tidak maka akan diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Klasifikasi sewa dibuat pada tanggal awal dan dinilai kembali hanya jika ada modifikasi sewa.

Pada tanggal dimulainya, Grup mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan dengan jumlah yang sama dengan investasi bersih dalam sewa dan menyajikannya sebagai piutang sewa pembiayaan. lnvestasi bersih dalam sewa termasuk pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap dalam substansi) dikurangi piutang insentif sewa, pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau kurs, dan jaminan nilai residu yang diberikan kepada lessor oleh lessee. Pembayaran sewa juga termasuk harga pelaksanaan opsi pembelian yang wajar dipastikan akan dilakukan oleh lessee dan pembayaran penalti untuk mengakhiri sewa, jika jangka waktu sewa mencerminkan Grup yang menggunakan opsi untuk mengakhiri.

Sebagaimana disyaratkan oleh PSAK 71, penyisihan kerugian kredit yang diharapkan telah diakui pada piutang sewa pembiayaan.

(20)

m. Sewa (lanjutan)

Kebijakan Akuntansi untuk Sewa yang diterapkan sejak 1 Januari 2020 (lanjutan) ii. Sebagai lessor (lanjutan)

Pendapatan sewa yang timbul dari sewa operasi dicatat secara garis lurus selama masa sewa dan dimasukkan dalam pendapatan dalam laporan laba rugi karena sifat operasinya. Biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk menegosiasikan dan mengatur sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Sewa kontinjensi diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya.

Jika suatu perjanjian mengandung komponen sewa dan non-sewa, Grup menerapkan pendapatan PSAK 72 dari kontrak dengan pelanggan untuk mengalokasikan pertimbangan dalam kontrak.

Kebijakan Akuntansi untuk Sewa yang diterapkan hingga 31 Desember 2019

Grup mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya, pada tanggal pengakuan awal.

Sewa Pembiayaan - sebagai Lessee

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewa. Sewa tersebut dikapitalisasi sejak awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung pada laba rugi.

Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama masa pakai aset yang diestimasi berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

Sewa Operasi - sebagai Lessee

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui sebagai beban di tahun berjalan pada operasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa.

(21)

n. Instrumen Keuangan

Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan menjadi aset keuangan dan liabilitas keuangan. lnstrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menimbulkan aset keuangan pada satu entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas pada entitas lain. Grup mengadopsi PSAK 71 pada 1 Januari 2020.

i. Aset keuangan

Pengakuan dan pengukuran awal

Aset keuangan diklasifikasikan pada saat pengakuan awal dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain ("FVTOCI"), dan nilai wajar melalui laba rugi ("FVTPL").

Klasifikasi aset keuangan pada pengakuan awal tergantung pada karakteristik arus kas kontraktual aset keuangan dan model bisnis Grup dalam mengelola aset keuangan tersebut. Kecuali untuk piutang usaha yang tidak memiliki komponen pendanaan yang signifikan dan atau saat Grup menerapkan panduan praktis, pada saat pengakuan awal Grup mengukur aset keuangan pada nilai wajarnya ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi. Untuk piutang usaha yang tidak memiliki komponen pendanaan yang signifikan atau ketika Grup menerapkan panduan praktis, diukur sesuai harga transaksi seperti yang didefinisikan dalam PSAK 72.

Agar dapat diklasifikasikan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, aset keuangan harus memiliki arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang. Pengujian ini dikenal sebagai Solely Payment of Principal and Interest (SPPI) testing dan dilakukan pada tingkat instrumen. Model bisnis Grup dalam mengelola aset keuangan mengacu kepada bagaimana Grup mengelola aset keuangan untuk menghasilkan arus kas. Model bisnis menentukan apakah arus kas akan dihasilkan dari memperoleh arus kas kontraktual, menjual aset keuangan atau keduanya.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Untuk tujuan pengukuran setelah pengakuan awal, aset keuangan diklasifikasikan kedalam empat kategori:

a) Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi (instrumen utang)

Kategori ini merupakan yang paling relevan bagi Grup. Grup mengukur aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi berikut dipenuhi:

 Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual; dan

 Persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

(22)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

a) Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi (instrumen utang) (lanjutan) Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi setelah pengakuan awal diukur menggunakan metode suku bunga efektif dan merupakan subjek penurunan nilai. Keuntungan dan kerugian diakui pada laba rugi saat aset dihentikan pengakuannya, dimodifikasi atau mengalami penurunan nilai. Aset keuangan Grup pada kategori ini meliputi kas dan setara kas, aset keuangan lancar lainnya, piutang usaha, piutang lain-lain, aset kontrak, dan aset tidak lancar lainnya.

b) Aset keuangan diukur nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dengan fitur reklasifikasi keuntungan dan kerugian kumulatif (instrumen utang)

Grup mengukur instrumen utang pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika kedua kondisi berikut dipenuhi:

 Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan terpenuhi dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan dan.

 Persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memberikan hak pada tanggal tertentu atas arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

Untuk instrumen utang yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, pendapatan bunga, keuntungan atau kerugian selisih kurs, dan kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan dihitung dengan cara yang sama dengan aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Perubahan nilai wajar lainnya diakui pada peghasilan komprehensif lain. Ketika aset keuangan dihentikan pengakuannya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi ke laba rugi.

Grup tidak memiliki instrumen utang yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dengan fitur reklasifikasi keuntungan dan kerugian kumulatif per 30 September 2020.

c) Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain tanpa fitur reklasifikasi keuntungan dan kerugian kumulatif saat penghentian pengakuan (instrumen ekuitas)

Saat pengakuan awal, Grup dapat membuat pilihan yang tidak dapat dibatalkan untuk menyajikan dalam penghasilan komprehensif lain perubahan nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 71 dan yang bukan merupakan instrumen ekuitas dimiliki untuk diperdagangkan. Pilihan ini dilakukan pada level instrumen per instrumen. Keuntungan dan kerugian dari aset keuangan ini tidak direklasifikasikan ke laba rugi. Dividen diakui pada laba rugi ketika hak untuk menerima pembayaran dividen telah ditetapkan, kecuali dividen secara jelas mewakili bagian terpulihkan dari biaya investasi. lnstrumen ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain tidak terpengaruh pada persyaratan penurunan nilai. Tidak ada investasi ekuitas yang diklasifikasikan dalam kategori ini per tanggal 30 September 2020.

(23)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

d) Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi meliputi aset keuangan yang dikelola untuk diperdagangkan, aset keuangan yang pada saat awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, atau aset keuangan yang disyaratkan untuk diukur pada nilai wajarnya. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan jika perolehannya ditujukan untuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif, termasuk derivatif melekat yang dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai diperdagangkan kecuali derivatif sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif. Aset keuangan yang tidak memenuhi SPP/testing diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, terlepas apapun model bisnisnya.

Terlepas dari kriteria untuk instrumen utang yang akan diklasifikasikan pada biaya perolehan diamortisasi atau pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, seperti dijelaskan di atas, instrumen utang dapat ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi pada pengakuan awal jika penerapan itu dapat menghilangkan, atau secara signifikan mengurangi, inkonsistensi pengukuran atau pengakuan.

Aset keuangan kategori ini pada laporan posisi keuangan diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan dan kerugian yang timbul sebagai hasil dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi. Aset keuangan Grup diukur pada nilai wajar melalui laba rugi terdiri dari investasi pada ekuitas, penyertaan jangka panjang lainnya, reksadana, dan obligasi konversi.

Kerugian Kredit Ekspektasian ("ECL")

Grup mengakui cadangan untuk kerugian kredit ekspektasian untuk seluruh instrumen utang yang tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Kerugian kredit ekspektasian didasarkan pada perbedaan antara arus kas kontraktual yang tertuang dalam kontrak dan seluruh arus kas yang diharapkan akan diterima Grup, didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal. Arus kas yang diharapkan akan diterima tersebut mencakup arus kas dari penjualan agunan yang dimiliki atau perluasan kredit lainnya yang merupakan bagian integral dari persyaratan kontrak.

Kerugian kredit ekspektasian diakui dalam dua tahap. Untuk risiko kredit atas instrumen keuangan yang tidak mengalami peningkatan secara signifikan sejak pengakuan awal pengukuran penyisihan kerugian dilakukan sejumlah kerugian kredit ekspektasian 12 buIan. Untuk risiko kredit atas instrumen keuangan yang mengalami peningkatan secara signifikan sejak pengakuan awal, penyisihan kerugian dilakukan sepanjang umurnya.

Untuk piutang usaha dan aset kontrak, Grup menerapkan panduan praktis dalam menghitung kerugian kredit ekspektasian. Oleh karena itu, Grup tidak mengidentifikasi perubahan dalam risiko kredit, melainkan mengukur penyisihan kerugian sejumlah kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur. Grup telah membentuk matriks provisi yang didasarkan pada data historis kerugian kredit, disesuaikan dengan faktor-faktor perkiraan masa depan (forward-looking) khusus terkait pelanggan dan lingkungan ekonomi.

(24)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset keuangan (lanjutan)

Kerugian Kredit Ekspektasian ("ECL") (lanjutan)

Untuk instrumen utang yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, Grup menerapkan metode yang disederhanakan. Pada setiap tanggal pelaporan, Grup mengevaluasi apakah instrumen utang dianggap memiliki risiko kredit rendah menggunakan semua informasi yang masuk akal dan dapat didukung yang tersedia tanpa biaya atau upaya yang berlebihan. Dalam melakukan evaluasi itu, Grup menilai kembali peringkat kredit eksternal dari instrumen utang. Selain itu, Grup menganggap bahwa telah terjadi peningkatan risiko kredit yang signifikan ketika pembayaran kontrak lebih dari 30 hari tunggakan.

lnstrumen utang Grup yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain terdiri dari obligasi dalam kategori investasi teratas (Sangat Baik dan Baik) oleh Lembaga Pemeringkat Kredit dan, oleh karena itu, dianggap sebagai investasi risiko kredit yang rendah. Merupakan kebijakan Grup untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian pada instrumen tersebut sejumlah kerugian kredit ekspektasian 12 bulan. Namun, ketika ada peningkatan signifikan dalam risiko kredit sejak pengakuan awal, penyisihannya akan sepanjang umurnya. Grup menggunakan peringkat dari Lembaga Pemeringkat Kredit untuk menentukan apakah instrumen utang telah meningkat secara signifikan dalam risiko kredit dan untuk menghitung kerugian kredit ekspektasian.

Grup mempertimbangkan aset keuangan memenuhi definisi default ketika telah menunggak lebih dari 90 hari. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, Grup juga dapat menganggap aset keuangan dalam keadaan default ketika informasi internal atau eksternal menunjukkan bahwa Grup tidak mungkin menerima arus kas kontraktual secara penuh tanpa melakukan perluasan persyaratan kredit. Piutang usaha dihapus bukukan ketika kecil kemungkinan untuk memulihkan arus kas kontraktual, setelah semua upaya penagihan telah dilakukan dan telah sepenuhnya dilakukan penyisihan.

ii. Liabilitas keuangan

Pengakuan dan pengukuran awal

Liabilitas keuangan diklasifikasikan, pada pengakuan awal, sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman, dan hutang atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Semua liabilitas keuangan pada awalnya diakui pada nilai wajar, dan untuk pinjaman sebesar pinjaman yang diterima setelah dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai (i) liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau (ii) liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha, utang lain-lain, beban yang masih harus dibayar, pinjaman dan liabilitas lainnya. Pinjaman termasuk utang bank jangka pendek. Pinjaman penerusan, obligasi dan wesel bayar, utang bank jangka panjang, dan utang sewa pembiayaan.

(25)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan) ii. Liabilitas keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: a) Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diperdagangkan jika perolehannya ditujukan untuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini mencakup juga derivatif yang tidak ditetapkan sebagai instrumen lindungnilai. Derivatif melekat yang dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai diperdagangkan kecuali derivatif sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi.

Penentuan liabilitas keuangan untuk dapat ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi ditentukan pada saat pengakuan awal, dan hanya jika kriteria-kriteria yang terdapat dalam PSAK 71 terpenuhi. Grup tidak menetapkan liabilitas keuangan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

b) Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Kategori ini merupakan yang paling relevan bagi Grup. Setelah pengakuan awal, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui pada laba rugi hingga liabilitas dihentikan pengakuannya melalui proses amortisasi metode suku bunga efektif. Biaya perolehan dimortisasi dihitung dengan mempertimbangkan setiap diskon atau premi pada perolehan awal dan biaya yang merupakan bagian integral dari metode suku bunga efektif. Amortisasi metode suku bunga efektif diakui sebagai biaya pendanaan pada laporan laba rugi.

Kategori ini secara umum berlaku untuk pinjaman. iii. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapus dan jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan konsolidasian ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan. Hak saling hapus harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan dan harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan sebagai berikut:

(i) Situasi bisnis yang normal; (ii) Peristiwa default; dan

(26)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

iv. Penghentian pengakuan instrumen keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau saat seluruh resiko dan manfaat dari aset keuangan tersebut ditransfer secara substansial kepada pihak lain.

Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan saat kewajiban kontraktual untuk membayar dilepaskan, dibatalkan atau berakhir.

v. Akuntansi lindung nilai

Grup tidak menerapkan akuntansi lindung nilai. o. Perpajakan

Pajak Penghasilan

Beban (penghasilan) pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pada suatu periode. Pajak tersebut diakui dalam laporan laba rugi, kecuali apabila pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas dan penghasilan komprehensif lain.

Pajak kini

Aset dan liabilitas pajak kini diakui, jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset, dan jika jumlah pajak kini yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas.

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantive telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat saat surat ketetapan pajak diterima atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan. Kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan dicatat sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Aset pajak kini dan liabilitas pajak kini saling hapus jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui dan memiliki intensi untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Pajak Final

Peraturan perpajakan di Indonesia mengatur beberapa jenis penghasilan dikenakan pajak yang bersifat final. Pajak final yang dikenakan atas nilai bruto transaksi tetap dikenakan walaupun atas transaksi tersebut, pelaku transaksi mengalami kerugian.

(27)

o. Perpajakan (lanjutan) Pajak Final (lanjutan)

Pajak final tersebut tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. Oleh karena itu, Grup memutuskan untuk menyajikan beban pajak final sehubungan dengan penghasilan bunga sebagai bagian dari “Beban Operasi Lainnya” (Catatan 29) pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan dan lalu diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Penghasilan kena pajak berbeda dengan laba yang dilaporkan dalam laba atau rugi karena penghasilan kena pajak tidak termasuk bagian dari pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan di tahun-tahun yang berbeda, dan juga tidak termasuk bagian bagian yang tidak dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.

Kekurangan pembayaran pajak penghasilan badan dari periode pajak sebelumnya dicatat sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan, Neto” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat saat surat ketetapan pajak diterima atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan. Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan.

Aset pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terpakai, sepanjang besar kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terpakai tersebut dapat dimanfaatkan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tangal pelaporan, Grup mengakui kembali aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui dan mengakuinya apabila besar kemungkinan laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif telah diberlakukan pada akhir periode pelaporan. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama.

(28)

o. Perpajakan (lanjutan) Pajak Pertambahan Nilai

Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”), kecuali PPN yang berasal dari pembelian aset yang tidak dapat dikreditkan. Dalam hal ini, PPN diakui sebagai bagian dari aset.

PPN masukan dan PPN keluaran saling hapus jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas PPN tersebut.

p. Utang Usaha

Utang usaha adalah kewajiban membayar barang atau jasa yang telah diterima dalam kegiatan usaha normal dari pemasok. Utang usaha diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika pembayarannya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi normal, jika lebih lama). Jika tidak utang tersebut disajikan sebagai kewajiban jangka panjang. q. Pinjaman

Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi asset kualifikasian (qualifying asset), dikapitalisasi sehingga asset tersebut selesai secara substansial. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari (12) bulan setelah periode pelaporan.

r. Imbalan Kerja

Imbalan Kerja Jangka Pendek

Imbalan kerja - jangka pendek merupakan imbalan kerja yang dibayarkan dalam waktu kurang dari satu tahun, meliputi antara lain gaji, upah dan iuran jaminan sosial. Liabilitas pembayaran imbalan ini diakui sebesar jumlah tidak terdiskonto dan dibebankan pada laporan rugi komprehensif konsolidasi tahun berjalan serta dicatat sebagai beban yang masih harus dibayar/beban akrual.

Imbalan Kerja Jangka Panjang

Imbalan kerja - jangka panjang merupakan imbalan kerja yang akan dibayarkan/terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya. Liabilitas pembayaran imbalan ini diakui sebesar jumlah yang didiskontokan dan jatuh tempo setelah satu periode akuntansi dan diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi dan liabilitas.

s. Pengakuan Pendapatan dan Biaya

Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan

PSAK 72 menetapkan kerangka kerja yang komprehensif untuk menentukan bagaimana, kapan, dan berapa banyak pendapatan yang harus diakui. Standar ini menyediakan model lima langkah tunggal untuk penentuan dan pengakuan pendapatan untuk diterapkan pada semua kontrak dengan pelanggan. Standar ini juga memberikan panduan spesifik yang mensyaratkan jenis biaya tertentu untuk memperoleh dan/atau memenuhi kontrak yang akan dikapitalisasi dan

Referensi

Dokumen terkait

Ini berarti secara parsial pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kedalaman kemiskinan.Variabel IPM didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,0014

merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan teman sejawat dan. satu guru Bahasa Indonesia di sekolah

Informasi keuangan pada tanggal dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2021 disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian interim PT Bank Permata Tbk

Informasi keuangan konsolidasian di atas disusun berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank BTPN Tbk dan Entitas Anak pada tanggal dan untuk periode sembilan bulan yang

Pada generasi MV2, perlakuan iradiasi dengan dosis 20+20 Gy sampai 25+25 Gy tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan

ED PSAK 71 memberikan pengaturan pendekatan klasifikasi aset keuangan melalui model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan karakteristik arus kas kontraktual

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh yang signifikan pada pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan model pembelajaran think pair

Kedelapan perbedaan antar kelompok kepuasan perkawinan ini yaitu dalam hal jumlah anak, tempat tinggal, usia kawin, pendapatan suami subjek per bulan, alasan perkawinan,