• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK PENGERJAAN TERMO-MEKANIK PADA PADUAN ALMG1. M.Husna AI Hasa Pusat Elemen Bakar Nuklir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEK PENGERJAAN TERMO-MEKANIK PADA PADUAN ALMG1. M.Husna AI Hasa Pusat Elemen Bakar Nuklir"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Presentasi Ilmiah Dour Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta 18-19Maret 1996 ISSN 14/0-1998

EFEK PENGERJAAN TERMO-MEKANIK PADA PADUAN ALMG1

M.Husna AI Hasa Pusat Elemen Bakar Nuklir

ABSTRAK

EFEK PENGERJAAN lERMO-MEKANIK PADA PADUAN ALMG2. Pengerjaan tenno-mekanik berupa

proses perolan panas dan annealing telah dikenakan kepada pelat AlMg2. Perolan panas pelat paduan AlMg2 dilakukan pada temperat\1f 400°C dengan defonnasi bertahap, dan proses annealing berlangS\U1g selama 1 jam pada

temperatur 425°C. Pengamatan mikro-struktur dilakukan dengan metalografi-optik, pengujian kekerasan dilakukan

dengan metoda Vickers dan pengukuran konduktivitas panas dilakukan dengan menggunakan konduktometer.

Pengamatan secara metalografi-optik dan pengujian kekerasan dengan metoda Vickers menunjukkan adanya

perubahan stroktur mikro dan kekerasam1ya. Hasilnya menunjukkan bahwa perolan panas mengakibatkan bentuk

butir berubah dari equiaxial menjadi pipih-memanjang dan bersifat lunak. Kekerasan mencapai sekitar 58,S

Kg/mm2 untuk tingkat defonnasi 18 % ,41 % dan 76 % serta 66 Kg/mm2 untuk terdefonnasi 133%. Annealing

selama 1 jam pada 425°C ternyata menyebabkan penurunan kekerasan menjadi sekitar (41 -42) Kg/mm2 untuk

derajad defonnasi 18 % , 41 % dan 76 % serta met1jadi 39 Kg/mm2 untuk derajad defonnasi 133 %. Disamping itu

diamati pula bahwa bentuk butir kembali menjadi equiaxial dan ukuran butirnya lebih besar. Hasil pengukuran

dengan konduktometer pada paduan AlMg2 sebelwD dan sesudah perolan panas memperlihatkan terjadinya penurun

harga konduktivitas termal dari 143 W/moC menjadi 140 W/moC. ABSTRA CT

EFFEC1S OF THERMO-MECHANICAL TREA1MENJ ON AlMa2 AUOY. Themlo-mechanical treatment consisting of hot rolling and annealing process has been applied to AlMg2 plate. The AlMg2 plate ~ adressed by hot rolling process at 400 °C with step defomlation, and the AlMg2 plate ~s then annealled at 425°C for one-hour. The observation on the microstructure ~s perfomled by using optical metallography, the hardness test ~s

perfomled using Vickers method, and themlal conductivity ~s measured using conductometer. Themlo-mechanical

treatment generates changes in AlMg2 microstructures and mechanical properties. The changes have been identified using optical metallography and Vickers micro hardness test. The treatment transfomls the AlMg2-equiaxial grain to elongated grain and the alloys hardness is still relatively soft. The hardness reaches about 58,5 Kgimml after

defomlation of 18 % , 41 % and 76 % and 66 Kgimml after defomlation of 133 %. An one-hour annealing

treatment at 425°C caused decreasing of the hardness to about (41 -4]:) Kgimml for 18 %, 41 % and 76 % defor-mation and to about 39 Kgimml for 133 % defomlation. This treatment makes the fOml of the grain equiaxial and the site of the grain larger. The results of the measurements using conductometer on the original AlMg2 alloy and it ~ addressed by hot rolling indicate that the themlal conductivity of I 43 W/moC to 140 W/moC.

lui proses perolan. Selain itu. deformasi perolan mengakibatkan ketidak teraturan pada kisi daD menimbulkan cacat kisi bempa kekosongan atom. Kondisi yang demikian menye-babkan terjadinya pembahan sifat mekanik dan sifat termaI, seperti konduktivitas panas. Konduktivitas panas menumn karena kecepatan gerakan elektron berkurang dan aliran panas terisolasi atau terhambat akibat adanya kekosongan atom.

PENDAHULUAN

Aluminium adalah logam lunak daD ulet mem-punyai struktur kubus pusat muka (FCC). Aluminium juga merupakan logam ringan yang mempunyai sifat tahan korosi, sifat penghantar listrik dan panas yang baik I .

Paduan Aluminium-Magnesium memiliki kekuatan yang cukup memadai daD sifat termal yang baik. Paduan AIMg tidak bisa dikeraskan dengan perlakuan panas. Penguatan d.'\n peningkatan kekerasan diperoleh melalui pem-bentukan larutan padat substitusional dengan mengganti kedudukan atom AI oleh atom Mg yang mengakibatkan distorsi kisi kristal logam

induk yang selanjutnya menimbulkan medan tegangan disekitar atom yang tersubstitusi2 Penguatan daD pengerasan paduan AIMg dapat pula diperoleh dengan tara pengerasan akibat regangan (strain hardening) yang dicapai

mela-Perolan panas dilakukan pada suhu di alas tempertur rekristalisasi logam yang diproses. Temperatur rekris-talisasi sangat dipengaruhi oleh besarnya derajat deformasi pada logam. Semakin besar deformasinya, temperatur rekris-talisasinya akan semakin rendah. Deformasi diatas temperatur rekristalisasi akan disertai dengan peristiwa pelunakan yang melibatkan mekanisme recovery. rekristalisasi daD pertumbuhan butir 3. Besarnya pelunakan dari masing-masing mekanisme tersebut tergantung

(2)

Prosiding Presentasi Jlmiah Dour Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta /8-/9 Maret /996 pada jenis logam, temperatur daD kecepatan

proses deformasi atau laju regangannya.

Bila logam dengan energi salah tumpuk (stacking fault energy) rendah, hila dideformasi pada tem-peratur tinggi, umumnya akan mengalami rekristalisasi selama berlangsungnya proses deformasi. Proses rekristalisasi yang demikian disebut dengan rekristalisasi dinamik sedangkan hila rekristalisasi terjadi setelah proses deformasi disebut dengan rekristaliSc1si statik. Rekristalisasi dinamik terjadi karena pada logam dengan energi salah tumpuk rendah mekanisme recovery tidak banyak peranannya dalam proses pelunakan, sehingga energi pendorongnya cukup besar untuk menyebabkan terjadinya proses

rekristalisasi 3 .

selama 30 menit dengan deformasi total. yaitu : 18 %.41 %.76 % daD 133 %.

Perlakuan panas terhadap cuplikan pelat AIMg2 yang telah dirol panas dilakukan di dalam tungku sirkulasi udara selama 1 jam pada temperatur 425°C.

Permukaan spesimen basil perolan panas daD proses anil dietsa dengan larutan kimia yang terdiri dari 50 ml reagen Pulton dicampur dengan 25 HNO) daD 40 ml larutan 3 gram asam kromik per 10 ml H2O 6.

Pengamatan perubahan mikro struktur untuk setiap tahapan deformasi dilakukan dengan mikroskop optik. Pengukuran kekerasan dilakukan dengan metoda Vickers pada beban 200 gram terhadap pelat AIMg2 awal, pelat AIMg2 basil pengerolan panas daD pelat AlMg2 setelah di anil. Pengukuran konduktivitas panas pelat AIMg2 sebelum daD sesudah perolan panas dilakukan dengan menggunakan alat konduktometer.

Aluminium mempunyai energi salah

tumpuk cukup tinggi sekitar 200 erg/cm2

sedangkan baja tahan karat 304 scbcs.1r 20

erg/cm2 4 Aluminium dan paduannya karena

memiliki energi salah tumpuk tinggi. meskipun dideformasi pada temperatur tinggi sering kali

mempunyai bcntuk butir memanjang dan tidak

mengalami rekristalis.1si. Meskipun demikian sifatnya relatif masih lunak karena peningkatan kekerasannya relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh bcgitu besarnya peranan pelunakan oleh mekanisme recovery. khususnya recovery dina-mik sehingga energi pendorongnya rendah daD tidak cukup rnampu untuk mendorong terjadinya

rekristalisasi dinamik. ).

BASIL DAN BABASAN

Hasil pengamatan dengan mikroskop optik pada spesimen AIMg2 awal, spesimen basil pengerolan panas daD spesimen AIMg2 setelah dianil pada 425°C selarna 1 jam untuk berbagai derajad deformasi ditunjukkan pada gambar 1, 2 dan 3. Pengaruh deformasi perolan pada kekerasan paduan AIMg2 setelah dirol pnas dan setelah di anil pada 425°C selarna 1 jam di-tunjukkan pada gambar 4 daD 5. Hasil peng-ukuran konduktivitas panas dengan konduk-tometer pada paduan AIMg2 sebelum dan sesudah perolan panas diperlihatkan pada Gambar 6.

Dalam penelitian ini, perolan pelat AIMg2 dilakukan diatas temper~tur rekristalisasi yaitu 400°C dengan deformasi perolan bertahap yaitu 18 % ,41%,76 % ,133 % dan proses annealing berlangsung selama 1 jam pada temperatur 425 °C. Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini ialah mengamati pengaruh pengerjaan termo-mekanik terhadap perubahan mikro-struktur, sifat mekanik daD sifat termal paduan AIMg2. Pengarnatan mikro-struktur dilakllkan dengan metalografi-optik dan penglljian kekerasan dilakukan dengan metoda Vickers dan peng-ukuran konduktivitas panas dilakukan dengan menggunakan kondllktometer.

TATA KERJA

Bahan percobaan yang diglmakan adalah pelat AIMg2 dengan unsur pemadu utama : Mg

1,7 -2,4 0/0, daD unsur lainnya seperti Si < 0,3 %, Cr <0,3 %, Mn <0,3 %, Fe <0,4 % dan Ti <0,1%5

Proses perolan dilakukan pada pelat AIMg2

yang telah mengalami pemanaSc1n pada 400°C

Gambar

~

(3)

Prosiding Presentasi J/miah Daur Bahal! Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta /8-/9 Maret /996

Gambar I memperlihatkan bahwa

mikrostruktur padua AIMg2 a\\'al sebelum

dikenai perolan panas memiliki struktur butir yang berbentuk equaxial dan sifat kekeraSc1nnya yang relatif lunak serta rendah yaitu sebesar 42 Kg/mm2 ( Garnbar 4),

too

..-..

d

Gambar 2. Stroktur mikro basil perolan pada 400°C

a. deformasi 18 % b. deformasi 41 %

C. deformasi 76 % d. deformasi 133 % a

Mikro struktur paduan AIMg2 yang telah mengalami perolan panas pacta berbagai deformasi ditunjukkan pacta gambar 2, yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

Pacta gambar 2a terlihat bahwa mikro-struktur dengan deformasi 18 % memiliki ukuran butir rclatif masih kecil dan tampak mulai terjadi perubahan daTi bcntuk equiaxia/ menjadi pipih. Gambar 4 memperlihatkan bahwa sifat keke-rasannya mengalami peningkatan. Peningkatan kekerasan ini disebabkan karena bahan mengalami pengerasan oleh regangan.

Dari garnbar 2b. 2c daD 2d rnenunjukkan bahwa struktur rnikro dengan deformasi 41 % .

76 % dan 133 % tarnpak terjadi pernbesaran butir daD bentuk butir yang rnernanjang. Hal ini rnenunjukkan bahwa pacta deformasi tersebut terjadi proses perturnbuhan butir dan butir tidak rnengalarni rekristalisasi karena paduan AIMg rnerniliki energi salah turnpuk yang tinggi. Garnbar 4 dapat diarnati bahwa peningkatan kekeras.m tidak dialarni oleh spesirnen dengan deformasi 41 % dan 76 % daD harganya relatif sarna dengan kekerasan yang dipunyai oleh spesirnen dengan deformasi 18 %. Disini rnenunjllkkan bahwa peranan pelunakan oleh rnekanisme recovery rnasih dorninan khususnya

recovery dinarnik. Pacta deforrnasi yang lebih

tinggi yaitu pacta 133 %. kekerasan pactUM AIMg2 terlihat rnengalami peningkatan. Hal ini

disebabkan karena pacta deformasi yang lebih

bes.1r. butir-butir basil deforrnasi rnerniliki energi-dalarn tinggi. yang disebabkan oleh tingginya b

(4)

Prosiding Prese"rasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta 18-19Maret 1996 kerapatan dislokasi pacta tingkat defonnasi

tersebut. Akibatnya terjadi pertumbuhan inti-inti barn yang lebih banyak daD akan membentuk butir yang banyak. Dengan demikian akan memperbanyak batas butir yang merupakan rintangan terhadap gerakan dislokasi. Disamping itu pembentukan rasa kedua dipercepat dengan makin besarnya derajad defonnasi. Kehadirannya akan pula menghambat gerakan dislokasi sehingga memberikan kontribusi p.1da kenaikan kekuatan daD kekerasannya.

d 1UU ..-..

Gmnbar 3. Struktur mikro basil perolml pada 400 °C dml dianil selama I jmn pada 450 °C . a. defonnasi 18 % c. defonnasi 41 %

c. defonnasi 76 0/0 d. deformasi 1330/0

Mikrostruktur paduan AlMg2 setelah dianil pada temperatur 425°C terlihat bahwa butir-butir pipih-memanjang basil perolan panas kembali kebentuk semula yaitu equiaxia/ dengan ukuran butir lebih besar dari pada spesimen AlMg2 awal seperti ditunjukkan pada gambar 33, 3b, 3c daD 3d. Hal ini menunjukkan bahwa spesimen

mengalami rekrist:'llisasi daD pertumbuhan butir. Dengan demkian diperoleh butir-butir barn bebas regangan daD bebas dislokasi sehingga pergerakan dislokasi selanjutnya tidak mengalami bambatan. Akibatnya kekuatan daD kekerasannya turnn seperti diperlibatkan pada gambar 5.

a

b

Gambar 4. Pengaruh deformasi perolan panas pada kekerasan paduan AIMg2.

(5)

Prosiding Presentosi Ilmioh Dour Bohon Bokor Nuklir PEBN-BATAN, Jakorla 18-19Moret 1996 konduktivitas panas terjadi penurunan setelah dikenai perolan panas. Hal ini ditunjukkan seperti pada titik pengukuran 100 °C, yaitu harga konduktivitas panas A1Mg2 segar sebesar 143 W/moC daD setelah mengalami perolan panas menurun menjadi 140 W/moC. Hal ini dikare-nakan deformasi perolan panas mengakibatkan terjadi peningkatan dislokasi yang ditandai dengan kenaikan kekerasan bahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Kondisi seperti ini semakin meningkatkan ketidakteraturan kisi atau menimbulkan cacat krista1 (kisi) seperti kekosongan atomIni menyebabkan terjadinya perubahan aliran panas konduksi menjadi aliran panas secara konveksi pada daerah yang mengalami kekosongan atom, sehingga per-pindahan panas menjadi terhambat atau menurun. Dengan kala lain, bahwa aliran panas daIam benda padat terisolasi atau terhambat akibat adanya kekosongan atom. Selain itu, keti-dakteraturan pada kisi akibat deformasi perolan menyebabkan berkurangnya mobilitas kecepatan gerakan elektron, sehingga mengakibatkan terjadi penurunan konduktivitas panas.

12

oe Delormael tolal

Gambar 5. Pengaruh deformasi perolan panas pada kekeras.1n paduan AIMg2

setelah dianil selama 1 jam pada 450 °C

200

SIMPULAN 180

Dari basil penelitian ini dapat ditarik bcberapa kesimpulan berikut.

1 100 50 100 150 200 250 300 350 ~oo ~50 TEMPERATVR I"c) 2. paduan sesudah Gambar 6. Konduktivitas panas

AIMg2 sebelum dan perolan panas

Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa harga konduktivitas panas paduan AIMg2 basil pengukuran pada berbagai temperatur cenderung meningkat pada temperatur yang semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pada temperatur lebih tinggi vibrasi kisi dan gerakan elektron-elektron bebas semakin meningkat, sehingga panas yang berkonduksi dalam benda padat semakin cepat. Selain itu, semakin tinggi temperaulr keteraturan kisi meningkat daD kedudukan atom-atom pada kisinya akan lebih sempurna sehingga cacat kisi berupa kekosongan atom semakin berkurang dan daD gerakan-gerakan elektron dapat dengan mudah berpindah melalui kisi. Kondtlktivitas panas paduan AIMg2 sebelum dan sesudah dikenai perolan panas diperlihatkan pada Gambar 6. Oari Gambar 6 tampak bahwa harga

3.

Paduan AlMg2 basil perolan panas mempunyai bentuk butir pipih memanjang karena tidak mengalami rekristalisasi. Hal ini disebabkan karena besarnya peranan mekanisme recovery, khususnya recovery dinmnik.

KekeraSc'lll paduan AIMg2 basil perolan panas pada deformasi 18 %,41 % daD 76 % ad.'llah relatif sarna, tidak mengalami kenaikan. Pada deformasi 133 % harga

mengalami peningkat.'ln , karena kerapatan dislokasinya tinggi daD kemungkinan terbentuknya rasa kedua yang akan

menghmnbat gerakan dislokasi.

Proses annealing pada 425°C selama 1 jam menyebabkan penurnnan kekerasan paduan AIMg2 basil perolan panas. Hal ini karena pada proses anil logam mengalami rekristalisasi dengan ter-bentuknya kristal barn yang bebas regangan daD bebas dislokasi.

Konduktivitas panas paduan AIMg2 berkurang setelah dikenai proses perolan panas. Hal ini dikarenakan paduan AlMg2

mengalami pe-ningkatan kerapatan dislokasi, sehingga terjadi ketidakteraturan kisi atau cacat kisi bernpa kekosongan atom.

(6)

Prosiding Presentasi llmiah Dour Bahan Bakar Nuklir PEBN-BArAN. Jakarta 18-19 Morel 1996

DAFfARPUSTAKA

sebingga mengakibastkan terjadinya perbesaran

konduktivitas poros

2. NUR ROHMAH I. SURDIA,T., SAITO,S., "Pengetahuan Bahan

Teknik" ,PT.Danippon Gitakarya Printing, Jakarta-Indonesia, 1985.

2. ALTENPOlll...D, "Aluminum Viewed From Within", Springer Verlag, Dusseldorf, 1982. 3. SISWOSUW ARNO,M., "Teknik

Pemben-tukan Logam", Institut Teknologi Bandung,

1985.

4. DIETER,G.E., " Mechanical Metallurgy", Second Edition, McGraw-Hili International Book Company, 1981.

5. Anonym,"Specifications for sheets of AIMg2", Document No. 14-MTR-O6-O2, NUKEM, October, 1982

6. METALS HANDBOOK, "Metallography, Structures And Phases Diagrams", Vol.8, 8th Edition, American Society For Metals, 1973. 7. POLMEAR. I.J, "Light Alloys, Metallurgy

Of The Light Metal", John Willey, Inc, 1979.

Dalam abstrak, Saudara menyatakan bahwa

pengamatan secara metalografi-optik daD

pengukuran dengan metode vickers

menunjukkan adanya perubahan mikro

struktur dan kekerasannya. Namun basil

menunjukkan bahwa kekerasan mencapai

kurang lebih 58,5 kg/mm2 untuk tingkat

deformasi 180/0,11 % daD 76% yang

ditanyakan :

I). Apakah pernyataan tersebut di atas tidak berlawanan ?

2). Apakah untllk tingkat deformasi berbeda memberikan nilai kekerasan yang sarna? 3).Untuk tingkat deformasi 133% kekerasan

= 66 kg/mm2 .Mohon jelaskan apakah untuk tingkat deformasi > nilai kekerasan akan meningkat ?

TANYAJAWAB

M. HUSNA AL HASA I. HARINI SOSIA TI

Pernyataan tersebut tidak berlawanan, karena

kekeraSc1n awal 42 kg/mm2 sedangkan

deformasi 18% menjadi 58,5 kg/mm2 daD deformasi 133% menjadi 66 kg/mm2.

Tidak, karena pada derajat deformasi tertentu menimbulkan nilai kekerasan yang berbeda. Untuk derajat deformasi > 1,33 kekerasan bahan akan menjadi meningkat. Hal ini karena kerapatan

dislokasi meningkat.

.

.

Apakah faktor yang paling dominan yang

menghasilkan kekerasan yang hampir

(relatif) konstan untuk tingkat deformasi

180/0,41%, dan 76% pada AIMg2 ?

Apakah ada batas maksimum lingkat

defonnasi yang menycbabkan butir AIMg2 tetap berbentuk

pipih pada waktu di rol panas?

Mohon dijelaskan bagaimana korclasi

densitas dislokasi dengan electron moving dalam kaitannya dengan sifat konduktivitas

tenna) I 3. SUGONDO

M. HUSNA AL HASA Mohon sebutkan penggunaan AIMg2.

Sehubungan dengan kegtlnaannya tersebut.

mohon jelaskan siCat yang mana yang bisa di

perbaiki dengan proses termo mekanik.

Apakah hasilnya seperti yang diharapkan ?

.

M. HUSNA AL HASA

.

.Faktor yang dominan adalah mekanisme

Recovery khususnya Recovery dinamik.

.Deformasi perolan pada AIMg2

meng-hasilkan butir berbentuk pipih memanjang . Hal ini karena AIMg2 memiliki energi salah tumpuk yang tinggi mencapai 200 ergicm2.

Sedangkan batas mak-simum derajat

deformasi yang menyebabkan batas AIMg2 tetap berbentuk pipih pada perolan panas tidak ada.

Kerapatan dislokasi berhubungan dengan ketidak teraturan kiri atau cacat kristal. Dcngan demikian sernakin tinggi kerapatan dislokasi, semakin me-ningkat ketidak teraturan kiri. Sebagai akibatnya, ini menyebabkan berkurangnya gerakan elektron,

Paduan AIMg2 digunakan sebagai bahan kelong-song bahan bakar.

Sifal-sifal yang dapal diperbaiki dengan proses lermomekanik anlara lain adalah :

-Sifal mekanik, seperti kekualan dan kekerasan

-Sifal termal, sepcrti konduktivitas panas Hasilnya sesuai dcngan yang di harapkan.

(7)

Prosiding Presentasi /lmioh Dour Bahan Bakor Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996 4. MUL Y ADI.R.

Akibat pengerolan, daya hantar panas menurun menurut Saudara, karena ada kekosongan terjadi perubahan dari konduksi ke konveksi. Apakah pernyataan Saudara tersebut tidak salah, karena konveksi tersebut terjadi hila ada fluida, sedangkan dalam atom tak ada fluida ?

.

gerakan elektron berkurang, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan konduktivitas panas.

Pernyata.'ln perubahaan daTi konduksi ke konveksi, pc'lda daerah yang mengalami kekosongan akibat ketidak teraturan kisi atau cacat kristal dapat dibenarkan. Hal ini dikarenakan pada daerah yang kosong akan terisi oleh fluida berupa gas. PerIn di ingat bahwa deformasi perolan panas berlangsung pada temperatur tinggi dan bahan mengajami pemanasan pada temperatur 400 °C. Dengan demikian hidrogen dapat larut ke dalam alumunium padat akibat reaksi permukaan dengan nap air selama berlangsungnya solution treatment daD di samping itu masih ada kandungan hidrogen bawaan material yang Sltkar di hilangkan.

M. HUSNA AL RASA

Deformasi perolan mengakibatkan ketidak teraturan kisi atau menimbulkan cacat kristal ( kisi ) seperti kekosongan atom. Dengan

demikian perpindahan panas menjadi

terhambat pada daerah yang mengalami

kekosongan atom. Selain itu

Gambar

Gambar 2. Stroktur mikro basil perolan pada 400°C a. deformasi 18 %  b. deformasi  41 % C
Gambar 4.  Pengaruh deformasi perolan panas pada kekerasan  paduan AIMg2.
Gambar 5. Pengaruh deformasi perolan panas pada  kekeras.1n paduan  AIMg2

Referensi

Dokumen terkait

Ülesooritajate grupis olid statistiliselt olulised need õpetajapoolset õppetööd takistavat käitumist ja hoiakuid iseloomustavad tunnused, mis selgitavad õpilastepoolse

10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, 100 ppm, 1000 ppm dan larutan kontrol - Dimasukkan ke dalam botol vial - Diuapkan pelarutnya sampai kering - Dimasukkan 100 µL dimetil

Fagan és Greenberg (1988) rámutat, hogy a korrekciós eljárások bármelyikét csak akkor szabad használni, ha más út nem járható, például nem lehetséges már kiegészít ő

Berdasarkan pada hasil pengolahan data yang telah penulis lakukan, penulis dapat memberikan simpulan bahwa perbandingan hasil tes awal siswa dan tes akhir siswa

Rajah 9.4 menunjukkan satu model sebuah inkubator yang digunakan untuk menetaskan telur.. Suhu dalam inkubator mesti ditetapkan sekitar

Dari hasil penelitian pada ikan patin dengan berat 650-870 gram diperoleh kadar minyak rata-rata 3,827%, bilangan asam berkisar antara 3,667-19,521 mgKOH/gr, bilangan

Dari matrik tersebut didapat prediksi volume lalu lintas pada tahun 2016 dengan cara menjumlahkan sel-sel terkait yang memperlihatkan jumlah pergerakan pada akses pintu Tol

Peneliti menemukan bahwa kemampuan anak dalam menceritakan gambar belum berkembang sesuai dengan harapan, yaitu dari 15 anak hanya ada 3 anak yang dapat