• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jadi Wisudawan Terbaik, Sempat Pesimis Tiga Kali Ganti Topik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jadi Wisudawan Terbaik, Sempat Pesimis Tiga Kali Ganti Topik"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Jadi

Wisudawan

Terbaik,

Sempat Pesimis Tiga Kali

Ganti Topik

UNAIR NEWS – Berulang kali disertasi direvisi, membuat Fathiyah Safithri harus ekstra sabar. Proses menuju kelulusan pun terpaksa molor hingga tiga tahun tujuh bulan lebih lama dibandingkan teman-teman seangkatannya. Beruntung, Fathiyah dikelilingi oleh orang-orang yang tulus mendukung perjuangannya.

Sehari-hari, dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengajar di Fakultas Kedokteran UMM, dan sekaligus nyambi di rumah sakit. Dalam menempuh program S-3, ia memperoleh beasiswa dari UMM.

“Topik penelitian disertasi berulang kali diganti, dan itu sempat membuat perasaan saya down. Namun suami maupun promotor saya terus memotivasi agar saya tidak berlama-lama pesimis dan segera move on,” kenang ibu yang terpilih sebagai wisudawan terbaik S-3 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dengan IPK 3.94 ini.

Mulanya, Fathiyah mengajukan topik penelitian dengan judul “Pengaruh Ekstrak Jintan Hitam terhadap HSP pada Tikus Model Diabetes”, kemudian direvisi menjadi “Pengaruh Ekstrak Jintan Hitam terhadap Sel Punca Endogen pada Tikus Model Diabetes, dan akhirnya berubah lagi untuk ketiga kalinya menjadi “Mekanisme Perbaikan Parenkim Hati Melalui Aktivasi Sel Punca Endogen pada Tikus Model Fibrosis Hati.

Lika-liku yang harus dilalui perempuan kelahiran Juli 1974 ini. Setiap hari, ibu tiga anak ini harus menempuh jarak puluhan kilometer dari Malang menuju Surabaya untuk menghadiri perkuliahan. Aktivitas ini sudah jelas menguras banyak tenaga dan fikiran. “Saat mulai kuliah, saya sering ninggalin anak

(2)

pertama yang masih kelas V SD, anak kedua kelas II dan saya tengah hamil anak ketiga,” katanya.

Setelah melahirkan pun, dokter yang sehari-hari bertugas di UGD RS Islam Aisyiyah Malang dan RS Universitas Muhammadiyah Malang ini terpaksa sering menginggalkan bayinya karena harus mengikuti bimbingan konsultasi bersama promotor, ko-promotor, dan penguji.

“Sama sekali tidak terbayang jadi wisudawan terbaik, karena selama ini studi berjalan tidak selancar dan semulus teman-teman yang lain. Bolak-balik revisi topik penelitian dan lulus ujian TOEFL setelah 6 kali ujian,” ungkap penerima piagam penghargaan dari BKMA UMM sebagai dosen yang berpredikat ‘Baik Sekali’ pada pembelajaran semester ganjil tahun akademik 2010/2011 ini. (*)

Penulis : Sefya Hayu

Editor : Binti Q. Masruroh

Suka Ikut Konferensi Ilmiah &

Lawatan Sejarah

UNAIR NEWS – Seorang anak penjahit bernama Wiretno berhasil “terbang” ke penjuru dunia demi mengharumkan nama bangsa. Dalam lawatannya ke luar negeri, ia mempresentasikan berbagai karya ilmiahnya di hadapan masyarakat akademis.

Tahun 2015, ia mempresentasikan gagasannya di Korea Selatan tentang penggunaan aliran dana remitansi para tenaga kerja wanita. Mengusung karya ilmiah berjudul “Indonesian Migrant Workers in South Korea Study of Remmittance and Lifestyle”,

(3)

Retno sapaan akrabnya, berhasil masuk lima besar terbaik serta mendapatkan penghargaan dari Indonesian Student Society in South Korea pada kategori humanities.

Tahun 2017, Retno kembali berkiprah dalam ajang 5th ASEAN Academic Society International Conference yang diadakan di Thailand. Dalam forum tersebut, ia mempresentasikan tentang ekspedisi jalur rempah RI di Maluku.

Selain menjalani rutinitas perkuliahan, Retno bergabung dengan himpunan mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa. Sedangkan, di luar kampus, peraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,85 ini aktif di berbagai kompetisi, penelitian, dan pelestarian cagar budaya.

Lulusan S-1 Ilmu Sejarah ini besama rekan-rekan komunitas sering mengadakan lawatan sejarah atau historical trail kepada masyarakat luas. Retno bersama kawan-kawannya berekspedisi secara mandiri untuk mengunjungi situs-situs yang terbengkalai.

“Dalam historical trail, kami memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai sejarah dan cagar budaya melalui diskusi-diskusi ringan maupun seminar,” tutur Retno.

Bagi perempuan asal Kediri, nilai-nilai pengetahuan tak hanya didapat dari ruang kelas. Sebagai lulusan terbaik, ia berpesan agar mahasiswa banyak aktif menimba pengetahuan di luar kelas. “Keluarlah karena keluar akan banyak menjumpai realitas sosial yang bisa memberi pelajaran yang selalu soal rumus, angka, dan aksara. Jangan suka bolos dan titip absen,” pesan perempuan kelahiran 1 Januari 1996. (*)

Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Defrina Sukma S.

(4)

Mahasiswa FH Raih Juara II

Kompetisi Debat Konstitusi

UNAIR NEWS – Delegasi Badan Semi Otonom (BSO) Masyarakat Yuris

Muda Airlangga (MYMA) Fakultas Hukum, Universitas Airlangga mengantongi juara II dalam Lomba Debat Konstitusi yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tanggal 26-27 Juli lalu.

Tim debat yang beranggotakan Dina Mariana (mahasiswa tahun angkatan 2015), Desi Arianing Arrum (2015), Qonita Dina Latansa (2015), Iwa Safira (2016), Lia Sutini (2015), dan Sayyidatul Insiyah (2016), mempersiapkan materi-materi yang digunakan untuk perlombaan dalam kurun satu minggu.

“Jujur ini persiapannya sangat mendadak, mulai dari izin kegiatan sampai meriset mosi hanya kita lakukan selama satu minggu,” ungkap Dina.

Meski hanya memiliki waktu satu minggu namun mereka fokus untuk membangun argumen antara pro dan kontra untuk setiap mosi yang akan dilombakan. Mereka juga berlatih debat secara rutin guna memantapkan diri sebelum lomba berlangsung.

Dalam kompetisi yang diselenggarakan di salah satu hotel di Malang, hasil tim debat UNAIR berakhir seri dengan lawannya. Namun sayangnya, tim lawan berhasil mendapatkan dua poin lebih tinggi dari juri sehingga langkah tim UNAIR terpaksa tak bisa melaju ke nasional.

“Semoga di kompetisi-kompetisi selanjutnya, kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dengan persiapan yang jauh lebih matang,” tutup Dina.

(5)

Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S

Aksi

Kafilah

Airlangga

Bersiap Jadi Juara

UNAIR NEWS – Berbagai kesiapan dan persiapan telah dilakukan

kafilah Universitas Airlangga untuk menampilkan peforma yang terbaik di ajang Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) ke-15. Di hari pertama lomba, Sabtu (29/7), ada tujuh cabang lomba yang telah diikuti. Ketujuh cabang lomba tersebut adalah Qiroaat Sab’ah, MKQ Putra, Debat Bahasa Arab, Debat Bahasa Inggris, MHQ 5 juz, MHQ 10 Juz Putra, dan MHQ 10 Juz Putri.

Selanjutnya, untuk hari kedua, Minggu (30/7), berlanjut berbagai cabang lomba seperti Fahmil Quran, Tilawah Quran, Tartil Quran, MKQ Putri, serta tahap lanjutan cabang lomba Debat Bahasa Arab dan Inggris. Di hari terakhir (31/7) sebelum memasuki babak selanjutnya, satu cabang lomba yakni Desain Aplikasi Quran menjadi cabang lomba terakhir yang diikuti kafilah UNAIR.

Pada perhelatan akbar dua tahunan tersebut, tim UNAIR NEWS berhasil menghimpun berbagai kesan dan pengalaman para kafilah UNAIR dalam berlaga diajang MTQMN yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang. Lutfi Yusuf salah satunya, kafilah cabang lomba MKQ tersebut mengatakan bahwa ia bangga dan senang bisa mewakili UNAIR dalam ajang MTQMN ke-15. Terlebih ia juga bisa merasakan rasa kekeluargaan antar para kafilah. Selain itu, mahasiswa jurusan biologi tersebut mengaku banyak mendapat ilmu dari kafilah

(6)

lain.

“Karena cabang lomba MKQ yang saya ikuti paling lama yakni 8 jam, saya baru sadar itu ternyata bukan waktu yang lama. Terasa cepet sekali,” jelasnya. “Semoga UNAIR mendapatkan yang terbaik,” tegasnya.

Berbeda dengan Lutfi, kafilah dalam cabang lomba Fahmil Quran Ahmad Fauzi mengaku masih ada beberapa kendala terkait materi yang dirasa belum matang. Meski demikian, ia berusaha meyiapkan degan sebaik-baiknya.

“Alhamdulillah hari ini bisa berjalan dengan baik dan tim kami bisa lolos ke babak selanjutnya,” papar Fauzi.

Senada dengan Fauzi, kafilah cabang lomba MHQ 5 Juz putra Musa mengatakan, persiapan yang ia lakukan sebelum lomba dirasa belum maksimal. Hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan sebelum lomba seperti mengurus masjid, UAS, dan KKN.

“Persiapan mungkin belum maksimal, tapi bismillah selalu yakin dengan Allah, mendekati tampil perasaan grogi dan gelisah tidak mau hilang sejak awal masuk ke ruangan. Dan ketika tampil cuma kepikiran 1, fokus sama pertanyaan juri, sisanya buang!,” pungkas Musa.

Penulis: Nuri Hermawan dan Ahalla Tsauro

(7)

Melalui Pengabdian Masyarakat

UNAIR NEWS – Sejak Minggu pagi (30/7), puluhan pelajar dan warga meramaikan balai desa Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Mereka bersiap mengikuti lomba tari tradisional kreasi dan nembang macapat yang dilaksanakan atas kerjasama Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga dengan Desa Kemloko.

Lomba itu merupakan rangkaian pengabdian masyarakat yang dilakukan Departemen Sastra Indonesia sebagai bentuk Tri Darma Perguruan Tinggi. Telah empat tahun berjalan, Desa Kemloko menjadi desa binaan Departemen Sastra Indonesia FIB UNAIR. Komitmen ini dijalankan secara terus menerus dengan mengembangkan Desa Kemloko melalui beragam kegiatan. Nasrudin Abdul Haris selaku Ketua Panitia Acara mengucapkan terimakasih kepada tim dari UNAIR yang telah memilih Desa Kemloko sebagai desa binaan. Ia berharap, kerjasama yang telah dirintis empat tahun itu dapat terus berlanjut dengan pengembangkan potensi desa yang lain.

“Lomba ini kita selenggarakan untuk nguri-nguri budaya. Mudah-mudahan kerjasama ini berkelanjutan,” ucap Nasrudin.

Sebelum lomba berlangsung, salah satu dosen Drs. Tubiyono M.Si memberikan sosialisasi tentang pemanfaatkan website untuk melakukan promosikan potensi desa. Dalam kesempatan itu, dirilis website resmi Desa Kemloko yang dapat diakses melalui laman www.wisatakemloko.com. Laman itu dikelola langsung oleh Departemen Sastra Indonesia untuk pengembangan bersama.

Selama ini, di Desa Kemloko memiliki tradisi pembacaan serat

Ambiya yang dilakukan oleh keluarga yang baru melahirkan.

Pembacaan serat ambiya dilakukan semalam suntuk, dengan rentan waktu sesuai permintaan pemilik hajat.

(8)

dengan di desa-desa lain, karena dibacakan secara bersama-sama setelah kelahiran bayi. Hari ini dibacakan oleh orang-orang tua. Mudah-mudahan di tahun yang akan datang pengmas bisa dilakukan dengan diikuti generasi junior,” ucap Dr. Dra. Trisna Kumala Satya Dewi, M.S selaku pengampu mata kuliah

Metode Penelitian Filologi (MPF).

Pengmas kali ini juga diikuti oleh mahasiswa yang mengambil konsentrasi Filologi dengan mata kuliah MPF. Dari tahun-ketahun, Departemen Sastra Indonesia rutin mengadakan pengmas dengan mengajak serta mahasiswa.

Lomba macapat pada siang hari itu diikuti oleh mayoritas warga yang telah berusia senja. Salah satu peserta lomba macapat Sujianto (77) mengaku gembira dapat berpartisipasi dalam lomba macapat. Pensiunan guru itu memiliki lima anak buah. Mereka biasa diundang macapatan ketika ada warga yang bayen (baru melahirkan).

“Kawit alit pun remen. Panggah demen sampek saiki. Sebulan

kadang-kadang ping pindho, kadang ping papat. Tergantung enek bayen apa enggak. (Sejak kecil sudah suka dengan macapatan.

Tetap suka sampai sekarang. Sebulan bisa ditanggap dua kali, kadang empat kali. Tergantung kalau ada hajatan kelahiran bayi, -red),” ujar laki-laki yang nembang Pangkur dan

Dandanggula waktu lomba ini. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Rio F. Rachman

(9)

IKA FISIP Unair Gaet Dua

Tokoh Nasional Jadi Penasihat

UNAIR NEWS – Ikatan Alumni FISIP Universitas Airlangga (IKA

FISIP UNAIR) menggelar pelantikan di TS Suites Hotel Surabaya, Sabtu (29/7). Organisasi yang menaungi alumni FISIP ini juga menggaet dua tokoh nasional untuk menjadi penasihatnya.

Kedua tokoh tersebut adalah Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial) dan Arif Budiman (Ketua KPU Pusat). Pelantikan pengurus Ika FISIP UNAIR dilakukan oleh Pengurus Pusat (PP) IKA. Selepas pelantikan, seluruh pengurus langsung melakukan rapat kerja.

Berbeda dengan kepengurusan sebelumnya, pada masa kepengurusan periode 2017-2021 ini, Ketua Ika FISIP UNAIR Drs Andik Fadjar Tjahjono, M.Si. menggerakan seluruh pengurus agar memiliki komitmen yang sama untuk lebih banyak melakukan aksi nyata. Bukan sekadar banyak aksi, tapi harus aksi yang bermanfaat dan diketahui masyarakat luas.

“Saya dan seluruh pengurus Ika FISIP UNAIR akan bekerja keras mewujudkan komitmen bahwa organisasi ini harus bermanfaat bagi alumni, bagi warga kampus, dan bagi masyarakat luas,” tegas alumni Ilmu Politik angkatan 1985 ini.

Untuk mewujudkan itu, lanjut Andik, demikian ia akrab dipanggil, komposisi pengurus berasal dari semua program studi di FISIP. Mereka berasal dari berbagai angkatan dan memiliki kemampuan sesuai bidang yang dibutuhkan.

“Kepengurusan kali ini tidak didominasi dari satu program studi tertentu atau angkatan tertentu,” lanjut ketua Ika FISIP UNAIR yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. Bahkan, bukan hanya alumni S-1 saja, alumni dari S-2 dan S-3

(10)

juga dilibatkan sebagai pengurus Ika FISIP UNAIR ini.

Meski baru dilantik Sabtu (29/7), Ika FISIP UNAIR telah melakukan berbagai kegiatan. Terutama untuk bidang kerjasama, bidang penguatan ekonomi dan kewirausahaan, bidang kajian dan pengembangan, bidang sosial, serta bidang seni budaya dan pariwisata.

Ada satu hal menarik lainnya dari Ika FISIP ini, yaitu salam khas “Pokok’e FISIP”. Salam ini lahir dari sebuah proses internalisasi yang lama. Melalui pengalaman kuliah dan berorganisasi dari para pengurus ketika menempuh studi di FISIP UNAIR.

Menurut Sekretaris Ika FISIP UNAIR, Awan Tjatur Perkasa, ini merupakan dinamika kehidupan mahasiswa FISIP yang diwarnai dengan tradisi berdialektika, berteori, hingga beraksi dalam gerakan-gerakan.

“Hal ini membentuk karakter alumni yang kukuh dalam argumentasi, berpikir sebelum beraksi, memiliki kekuatan dalam bertoleransi, serta memiliki penghargaan tinggi terhadap perbedaan,” ucapnya.

Salam “Pokok’e FISIP” ini adalah refleksi dari ke-aku-an alumni, bukan ego tapi lebih pada rasa bangga menjadi alumni FISIP.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FISIP UNAIR Prof Budi Prasetyo mengatakan, pihaknya akan segera menyinergikan alumni dengan mahasiswa. Salah satunya adalah menggelar kuliah tamu dari alumni. “Kuliah tamu diadakan tiap semester. Jadi tiap program studi masing-masing ada agenda kuliah tamu dari alumni,” ujarnya.

Dia berharap banyak pada alumni FISIP untuk terlibat langsung maupun tak langsung dalam kegiatan akademik. Termasuk pula dalam rencana redesain kurikulum.

(11)

Pengurus Ika FISIP Unair dilantik oleh Ketua V Pengurus Pusat (PP) Ika UNAIR Koko Srimulyo. Koko yang alumnus FISIP ini ingin agar alumni yang ikut raker bisa menghasilkan output yang bermanfaat bagi alumni, masyarakat, dan kampus.(*)

Penulis : Ketua Bidang Humas Ika FISIP UNAIR Zainal Abidin Achmad

Editor : Binti Quryotul

Mahasiswa Tawarkan Program

Pengabdian Masyarakat di

Ujung Madura

UNAIR NEWS – Sebanyak 25 mahasiswa Universitas Airlangga siap

mengabdi di ujung Jawa Timur, Pulau Masakambing. Mereka adalah peserta program “Ekspedisi Nusantara Jaya” atau ENJ yang akan mulai belajar bersama masyarakat selama pada 25 September mendatang.

Program ini merupakan kegiatan yang dicanangkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Kegiatan yang telah diselenggarakan kali ketiga sejak tahun 2015 merupakan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Melalui program ini, para pemuda dan mahasiswa diajak untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat di pulau-pulau terdepan dan terpencil di seluruh wilayah Indonesia.

Koordinator ENJ UNAIR yang juga mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Anca Laika, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya siap mengabdikan diri kepada warga di Pulau Masakambing yang

(12)

terletak di Kabupaten Sumenep.

“Kami siap berlayar kembali untuk melakukan pengabdian masyarakat di pulau 3T (terdepan, terluar, tertinggal) di Jawa Timur,” tutur Anca.

Tawarkan program

Untuk menjadi peserta ENJ 2017, mahasiswa wajib mengikuti rangkaian seleksi yang telah ditentukan. Salah satu penilaian yang jadi penentu kelolosan adalah pengalaman kegiatan sosial yang pernah dilakukan mahasiswa.

“Memang salah satu poin penilaiannya adalah kegiatan sosial yang pernah dilakukan mahasiwa. Tujuannya biar ketika terjun ke lapangan nggak kaget sama situasinya. Terkadang situasi di lapangan berbeda dengan apa yang dipikirkan,” tutur M. Sholahuddin Al Ayyubi, salah satu tim penyeleksi perwakilan dari Perintis Nusantara Jaya Jawa Timur.

Setelah melewati rangkaian proses seleksi, mahasiswa yang terdiri dari berbagai fakultas akan berangkat ke Pulau Masakambing dan melakukan pengabdian selama 21 hari. Wilayah penerjunan juga ditentukan sendiri oleh kelompok.

Anca berpendapat, pemilihan lokasi penerjunan didasari oleh pengalamannya selama mengikuti program ENJ tahun 2016. Ia melihat kondisi masyarakat Masakambing masih perlu diberdayakan.

“Masih sangat kekurangan dalam segala segi kehidupan. Fasilitas pendidikan yang minim, di sana semuanya madrasah. Di Pulau Masakambing juga tidak ada puskesmas, adanya polindes. Dari segi ekonomi, penduduk bekerja sebagai nelayan dan jadi TKW di Malaysia. Kami ingin membenahi sedikit demi sedikit agar kondisi di sana layak,” jelas Anca.

Ada banyak program yang akan dilakukan oleh mahasiswa peserta ENJ tahun 2017. Di bidang pendidikan, salah satunya, mereka

(13)

juga akan mendirikan taman bacaan di wilayah setempat. Menurut Anca, keterbatasan media elektronik seperti televisi membuat minat baca anak-anak cukup tinggi. Sayangnya, tingginya minat itu tak didukung dengan fasilitas memadai.

“Di sana (Masakambing) anak-anak memiliki minat baca yang tinggi tetapi nggak ada buku untuk dibaca. Makanya, kita ingin membuat rumah baca yang nantinya akan kita letakan di dermaga Masakambing,” tutur Anca yang juga mahasiswa FKM tahun angkatan 2015.

Di bidang lainnya, warga setempat akan dilibatkan untuk mengolah sampah organik, mengikuti penyuluhan tentang demam berdarah, menanam mangrove dan sayur dalam pot.

“Ada banyak program yang akan kita eksekusi di sana guna membangun serta memberdayakan masyarakat Masakambing. Jadi, kami sangat berharap agar teman-teman mahasiswa maupun alumni turut serta membantu dan mendukung program-program kerja kami. Aktivitas kami bisa disimak melalui akun Instagram di @enjunair2017,” pungkasnya.

Penulis: Anca Laika (mahasiswa FKM UNAIR) Editor: Defrina Sukma S

Warga

Surabaya

Diajak

Mengenali

Bahaya

Leptospirosis

U N A I R N E W S – M a s y a r a k a t p e r l u m e w a s p a d a i p e n y a k i t

leptospirosis. Pasalnya, penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Leptospira sp. ini bisa menyebabkan infeksi pada

(14)

ginjal, abortus, hingga kematian.

Pengetahuan tentang penyakit leptospirosis inilah yang terus digencarkan pada masyarakat. Sivitas akademika tiga program studi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mengadakan penyuluhan sekaligus pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan penyakit leptospirosis.

Pengabdian masyarakat oleh ketiga prodi D-4 Radiologi, D-3 Pengobat Tradisional, dan D-3 Kesehatan Ternak digelar di wilayah Rukun Warga V, Kecamatan Gubeng, Jumat (28/7). Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 120 warga setempat. Koordinator Prodi D-4 Radiologi dokter spesialis dan konsultan radiologi Lailatul Muqmiroh mengatakan, warga yang tinggal di wilayah Kertajaya ini memiliki risiko tinggi terkena leptospirosis. Pasalnya, mereka tinggal di sekitar aliran sungai dan pemukiman padat penduduk. Keadaan tersebut diperparah dengan datangnya banjir tahunan ketika hujan deras datang.

“Warga yang tinggal di sekitar tempat penampungan sampah dan genangan air punya risiko tinggi untuk terkena leptospirosis. Hampir setiap rumah di Surabaya pasti ada tikus. Sedangkan, leptospirosis paling banyak ditularkan melalui urine tikus. Belum lagi jika di sini banjir dan pemukiman di sini padat,” tutur dokter Lailatul.

Ada banyak rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat kali ini. Masyarakat diajak mengikuti pra-tes dan pos-tes pengetahuan tentang leptospirosis, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan manusia, dan vaksinasi hewan peliharaan.

Dari aspek kesehatan ternak, warga bisa mengetahui secara umum tentang penyakit leptospirosis dari dokter hewan Miyayu Soneta, M.Vet. Dari sisi radiologi, masyarakat diajak mengenali gejala-gejala yang timbul pada manusia apabila leptospirosis mulai muncul. Sedangkan, dari sisi pengobat tradisional, peserta diajak untuk memperbaiki pola hidup

(15)

melalui makanan.

“Kita lakukan screenning USG (ultrasonografi) karena paling banyak Leptospira menginfeksi ginjal dan saluran kemih.

Screening kita lakukan kepada 25 orang, sedangkan vaksinasi

untuk 20 ekor hewan peliharaan,” terang dokter Lailatul.

Guna menjaga kesehatan ginjal, narasumber yang juga ahli gizi D-3 Battra Edith Frederica Puruhito, M.Sc., memberi sejumlah tips kepada warga.

“Bikin jus dengan campuran wortel, mentimun biar ada rasa segar. Kemudian agar rasanya manis, saya biasanya tidak menambah gula atau madu tetapi air kelapa. Kalau sudah diblender visualnya tidak terlalu pekat. Ini bisa jadi pilihan bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan ginjal,” tutur Edith. Dengan adanya program pengabdian masyarakat kali ini, masyarakat mengetahui risiko tinggi penyakit yang dapat menyerang mereka serta menjaga kesehatan tubuh.

Penulis: Defrina Sukma S

Menristek Dikti Ingin MTQM

Nasional Jadi Ajang Persatuan

Bangsa

UNAIR NEWS – Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) ke-15 yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya dan Univeritas Negeri Malang, dibuka dengan berbagai gelaran acara yang sangat meriah. Pada pembukaan acara yang dihelat di halaman rektorat UB pada Jumat (28/7), langsung dihadiri oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. M. Nasir,

(16)

M.Si, Ak, Ph.D, CA.

Pada sambutannya dihadapan ribuan kafilah dan pendamping MTQMN, Nasir menyatakan bahwa ajang MTQMN tidak hanya menjadi bentuk ajang kompetisi, melainkan momentum untuk mempererat tali silaturahim dan wujud persatuan antara mahasiswa se-Indonesia serta bentuk persatuan bangsa.

“Harapan kami, ajag ini tidak hanya menjadi laga kompetisi dan silaturahmi tapi juga momen utuk menyatukan bangsa,” tegasnya. Nasir juga menambahkan bahwa dengan MTQMN, mahasiswa diharapkan tidak hanya membaca dan menghafalkan Quran saja, lebih dari itu bagi Nasir upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Quran untuk kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah penting.

“Ini merupakan bagian dari revolusi mental untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Saya berharap apa yang kita baca dan pelajari dari kitab Alquran ini bisa diwujudkan dalam kehidupan,” paparya.

Mewakili tuan rumah perhelatan akbar dua tahunan tersebut, Rektor UB Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS., mengatakan bahwa MTQMN kali ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. Tercatat ada 2447 kafilah dari 252 perguruan tinggi turut serta meramaikan acara yang akan berlangsung hingga 4 Agustus mendatang.

“MTQMN kali ini merupakan yang tersbesar sepanjang 15 tahun kegiatan ini berlangsung,” tegasnya.

Sebelum malam pembukaan yang diisi dengan tampilan tarian dari berbagai wilayah di Indonesia serta tampilan dari Opick. Paginya, seluruh kafilah juga mengikuti pawai akbar yang dilakukan dari lapangan Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang hingga lapangan rektorat UB. Dalam ajang tersebut Universitas Airlangga mengirimkan 26 Kafilah yang tersebar di 12 cabang perlombaan.

(17)

Penulis: Nuri Hermawan

Dengan Interpretasi SEM, Madu

Lebah Berkhasiat Sebagai

Pencegah Osteoporosis

UNAIR NEWS – Dalam penelitian dengan metode yang berbeda, yakni melalui interpretasi Scanning Electron Microscope (SEM), dihasilkan bahwa madu dari lebah Apis dorsata mengindikasikan dapat digunakan sebagai obat pencegahan osteoporosis.

Demikian penelitian kelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga yang diketuai Samsi Yordan (2015), dan beranggotakan Abdullah Hasib (2013), M. Huda Ramadhan (2015), Salsabilla Abani (2016), dan Siti Nur Rohmah (2015).

Hasil yang menggembirakan ini kemudian dituangkan sebagai proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE). Dengan bimbingan dosennya, Dr. Ira Yudaniayanti, drh., M.P., proposal ini berhasil lolos seleksi dan berhak meraih dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017.

Dijelaskan oleh Samsi Yordan, bahwa osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang itu menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak. Gangguan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain jenis kelamin (gender), usia, ras/suku, serta keturunan.

”Faktor utama yang menyebabkan osteoporosis adalah penurunan hormon estrogen .Seorang perempuan atau hewan yang mengalami

(18)

histerektomi akan mengalami gejala menopouse, karena hormon

estrogen tidak diproduksi lagi. Sehingga pembentukan

osteoblast terhambat dan osteoklast meningkat yang

mengakibatkan kerusakan tulang lebih cepat dibandingkan pembentukan tulang,” jelas Samsi.

Sampai saat ini, pengobatan utama osteoporosis adalah hormone

replacement therapy (HRT) dan bifosfonat. Namun risiko

penggunaan HRT yang paling utama adalah dapat menimbulkan kanker payudara. Selain itu dapat digunakan kalsium dan vitamin D serta obat-obatan yang harus selalu dikonsumsi. ”Tetapi pengobatan tersebut juga menimbulkan banyak efek samping, seperti nyeri lambung, terutama apabila cara mengonsumsi obatnya tidak sesuai dengan anjuran dokter,” tambahnya.

Sementara itu madu dipercaya kaya akan antioksidan, seperti

flavonoid dan asam fenolat. Flavonols pada madu akan

berinteraksi secara langsung dengan esterogen melalui reseptor ER-β dan ER-α, dan kandungan asam glukonat yang dapat meningkatkan absorbsi kalsium di dalam usus.

Samsi dan kawan-kawan meneliti menggunakan hewan coba tikus putih yang diberi perlakuan Ovariohystercetomy atau pengambilan ovarium. Hewan coba itu diberi madu dengan dosis berbeda-beda selama bulan Maret hingga Juni 2017. Setelah minggu ke-12, tikus dinekropsi untuk pengambilan os femur yang selanjutnya akan dianalisa menggunakan Scanning Electron

Microscope (SEM).

Dari penelitian itu diperoleh hasil bahwa tulang yang tidak diberi madu menunjukan penurunan mikroarsitektur, namun pada tulang yang diberi madu dengan dosis tertinggi menunjukan kepadatan tulang dalam keadaan normal dan tidak terjadi penurunan mikroarsitektur tulang. Hal ini mengindikasikan bahwa madu lebah Apis dorsata dapat digunakan sebagai obat pencegahan osteoporosis.

(19)

”Kami berharap dari penelitian ini agar masyarakat mengetahui dan lebih memilih memanfaatkan bahan pengobatan yang alami dibandingkan bahan kimia yang dapat memberi efek samping pada tubuh,” kata Samsi Yordan. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi

• 109 Setelah posisi bersaing perusahaan diketahui melalui analisis tabel IFE, tabel EFE dan matriks IE, maka selanjutnya adalah merumuskan strategi alternatif yang

Lakum (2009); Kencanawati dan Merdana (2012) serta Susanti (2003) juga melakukan penelitian dengan menggunakan abu sekam padi yang juga mengandung kandungan silica

 Hanya telinga kiri yang akan terdengar bunyi (telinga kanan tidak akan terdengar bunyi) : kedua telinga normal, terdapat efek masking makanya orang tersebut

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan

Walaupun disudutkan secara tidak langsung oleh pihak lain, akan tetapi dengan kebesaran hati dan tidak terlepas dari rasa persatuan kebangsaan Muhammadiyah tetap

1) Tidal volume atau volume tidal (VT) adalah volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan setiap kali bernapas normal; sekitar 500 mililiter pada pria

Kajian ini dilakukan adalah bertujuan untuk mengenalpasti respon murid terhadap aktiviti kemahiran mendengar yang dijalankan semasa proses pengajaran dan pembelajaran di dalam