II.A Indikator Klinis
STANDAR
QPS 3. Klinik 1 :
Asesmen evaluasi pasien
Related to JCI’s Library Of Measures, I-STK-10 :
Ischemic or hemorrhagic stroke patients who were assessed for rehabilitation
services
JUDUL
INDIKATOR
Pasien stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk
mendapatkan pelayanan rehabilitasi
TUJUAN Mengidentifikasi kualitas pelayanan pasien stroke yang dihubungkan denganpenanganan pasien stroke dengan pelayanan rehabilitasi DEFINISI
OPERASIONAL
Stroke hemorrhagic adalah sebuah perdarahan non-traumatik intraserebral, perdarahan subarachnoid atau hemoragik infark
Stroke ischemic adalah defisit neurologis terukur onset mendadak, dianggap sekunder berfokus iskemia otak, dan bukan disebabkan perdarahan intraserebral (ICH) atau proses penyakit lain. Gangguan cerebrovascular ini disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke area otak, umumnya sebagai akibat trombosis, emboli, atau berkurangnya tekanan darah.
ALASAN DAN IMPLIKASI
Beberapa bukti klinis menunjukkan outcome klinis yang lebih baik ketika pasien stroke dirawat dengan model perawatan yang terkoordinasi dan memberikan pelayanan multidisiplin yang berkaitan dengan stroke. Intervensi rehabilitasi yang efektif perlu diinisiasi lebih awal mengingat pelayanan stroke dapat meningkatkan proses recovery dan meminimalkan kecacatan. Tujuan utama rehabilitasi pada pasien stroke adalah untuk meminimalkan komplikasi, kecacatan, dan memaksimalkan fungsi.
FORMULA Jumlah pasien stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah mendapat pelayanan rehabilitasi (orang) : Jumlah pasien stroke ischemic dan hemorrhagic yang berusia ≥ 18 tahun (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah mendapat pelayanan rehabilitasi
DENOMINATOR Jumlah pasien stroke ischemic dan hemorrhagic yang berusia ≥ 18 tahun
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI
Pasien dengan ischemic atau hemorrhagic stroke sesuai dengan prinsip pengkodingan diagnosa ICD seperti dijelaskan pada Apendiks A, tabel 8.1 atau 8.2
KRITERIA
EKSKLUSI
Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun Pasien yang pulang paksa
Pasien yang meninggal
Pasien yang menjalani intervensi carotid elektif PENCATATAN Setiap hari, oleh staf ruang rawat inap
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan, oleh Ka Ruangan Rawat Inap ANALISA &
PELAPORAN
Setiap bulan, oleh Ka Instalasi Rawat Inap AREA Ruangan Rawat Inap
PIC Bidang Pelayanan Medis FORMAT PENCATATAN NO TGL MR S NAMA / TL NO. RM DIAGNOSA MEDIK DILAKUKAN REHABILITASI MEDIS (ya/tidak) TANGGAL DILAKUKAN MULAI REHABILITASI MEDIS KET 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 Validasi
TANDAR
QPS 3. Klinik 2 :
Layanan Laboratorium
JUDULINDIKATOR
Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Cito Rawat Inap dan IGD <120 Menit
TUJUAN Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium Patologi Klinik untuk pemeriksaan cito dari rawat inap dan pemeriksaan laboratorium di IGD
DEFINISI OPERASIONAL
Pemeriksaan laboratorium Patologi Klinik cito rawat inap dan IGD yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk keadaan-keadaan emergensi pasien untuk kepentingan penanganan darurat pasien. Waktu tunggu hasil pemeriksaan cito rawat inap dan IGD adalah tenggang waktu mulai dari registrasi di Instalasi Patologi Klinik sampai dengan hasil diotorisasi oleh dokter Patologi Klinik dan hasil dapat dilihat di SIRS rawat inap dan IGD. Waktu tunggu ini dipantau untuk semua pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium cito.
ALASAN DAN IMPLIASI
Janji hasil pelayanan laboratorium cito rawat inap dan IGD merupakan gambaran manajemen peningkatan kualitas di Instalasi Patologi Klinik. Pelayanan penunjang sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa yang tentunya harus dilakukan dalam waktu yang cepat.
FORMULA Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pemeriksaan cito rawat inap dan IGD untuk seluruh pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium patologi klinik (menit) : Jumlah seluruh pasien yang diperiksakan laboratorium cito rawat inap dan IGD (orang) = Rata-rata menit/orang.
NUMERATOR Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pemeriksaan cito rawat inap dan IGD untuk seluruh pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium patologi klinik (menit) DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang diperiksakan laboratorium cito rawat inap dan IGD
(orang)
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI
Pasien yang diperiksakan laboratorium cito rawat inap dan IGD KRITERIA
EKSKLUSI Pasien yang diperiksakan laboratorium selain cito rawat inap dan IGD
PENCATATAN Setiap hari kerja dengan total sampling setiap ada pasien cito rawat inap dan IGD yang diperiksakan laboratorium Patologi Klinik
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan, oleh staf Instalasi Patologi Klinik ANALISA &
PELAPORAN
Setiap bulan, Kepala Instalasi Patologi Klinik AREA Instalasi Patologi Klinik
PIC Kepala Instalasi Patologi Klinik FORMAT PENCATATAN NO T A N G G A L NAMA PASIEN NO. RM CITO/RAWAT INAP JAM REGISTRASI DI INSTALASI PATOLOGI KLINIK (Pk. __.__ WITA) JAM HASIL DIOTORISASI DOKTER PATOLOGI KLINIK (Pk. __.__ WITA) RENTANG WAKTU KOLOM
6 & 7 (menit) KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 13 14 dst Verifikasi : STANDAR
QPS 3. Klinik 3 :
Layanan pencitraan diagnostik (Echocardiography)
Related to JCI’s Library Of Measures, I-AMI-3 :
Heart failure patients with documentation in the hospital record that left
ventricular systolic (LSV) function was evaluated before arrival, during
hospitalization, or is planned for after discharge
JUDUL
INDIKATOR
Evaluasi fungsi ventrikel kiri (dengan pencitraan echocardiography) pada
pasien-pasien yang masuk perawatan dengan gagal jantung dalam kaitan
untuk menentukan indikasi pemakaian ACEI.
TUJUAN
Mengetahui kualitas pelayanan pencitraan diagnostic echocardiography dalam
memberikan gambaran LVSD (Left Ventricular Systolic Dysfunction) sehingga
penanganan pasien gagal jantung dengan ACEI (angiotensin converting
enzyme inhibitor) dapat dilakukan dengan tepat
DEFINISI OPERASIONAL
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi ventrikel kiri untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.
LVSD adalah keadaan ventrikel kiri mengalami gangguan dalam melaksanakan fungsi pemompaan darah.
ALASAN DAN
IMPLIASI Untuk menentukan pengobatan yang tepat demi menekan angka kematian dan angkakesakitan penderita gagal jantung diperlukan identifikasi yang tepat tentang fungsi sistolik ventrikel kiri. Guideline klinis telah merekomendasikan pelaksanaan evaluasi fungsi sistolik ventrikel kiri sebagai suatu tes diagnostik yang sangat penting dalam penatalaksanaan semua pasien-pasien gagal jantung.
FORMULA Jumlah pasien gagal jantung yang telah dilakukan pemeriksaan echocardiography untuk menilai fungsi ventrikel kirinya dievaluasi saat masuk rumah sakit atau sewaktu pasien akan pulang : Jumlah pasien gagal jantung yang berusia ≥ 18 tahun(orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien gagal jantung yang telah dilakukan pemeriksaan echocardiography untuk menilai fungsi ventrikel kirinya dievaluasi saat masuk rumah sakit atau sewaktu pasien akan pulang
DENOMINATOR Jumlah pasien gagal jantung yang berusia ≥ 18 tahun(orang)
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI
Pasien dengan gagal jantung yang dirawat KRITERIA
EKSKLUSI
Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun Pasien pulang paksa
Pasien meninggal
Pasien dengan dokumentasi Alasan Tanpa ACEI saat keluar / pulang dari rumah sakit.
PENCATATAN
Setiap hari, oleh staf Rawat Inap Kardio dan staf CVCU
REKAPITULASIUNIT
Setiap bulan, oleh Ka Ruangan Rawat Inap Kardio dan Ka.Ruangan CVCU
ANALISA &PELAPORAN
Setiap bulan, oleh Ka. Instalasi CVCU
AREAInstalasi Kardiovaskular
PIC Bidang Pelayanan Medis FORMAT
PENCATATAN NO TG
L NAMA / TL NO. RM
DIAGNOSA
MEDIK TANGGAL/JAM KRS DIRESEPKAN ACEI ATAUSAAT KRS (ya/tidak) LVEF
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 Validasi STANDAR
QPS 3. Klinik 4 :
Prosedur-prosedur bedah
Related to JCI’s Library Of Measures, I-PC-02 :
Nulliparous women with a term, singleton baby in a vertex position
delivered by cesarean section
JUDUL INDIKATOR
Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
TUJUAN Untuk mengetahui kualitas pelayanan kehamilan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
DEFINISI OPERASIONAL
Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan bedah untuk mengeluarkan janin melalui sayatan pada
dinding perut dan dinding rahim,tidak termasuk pengangkatan janin dari rongga perut dalam kasus pecahnya rahim atau kehamilan perut.
Primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup adalah ibu dengan kehamilan pertama kali yang usia kehamilannya mencapai 37-42 minggu serta dengan posisi bayi normal tanpa komplikasi, satu bayi dan dapat dilahirkan dengan spontan.
ALASAN DAN IMPLIKASI
Penelitian menunjukkan bahwa apabila kelahiran dipaksakan saat cervix belum siap, maka
outcomenya akan buruk. Faktor dokter merupakan pemicu utama adanya perbedaan angka
kelahiran anak pertama dengan induksi dan angka admisi kelahiran prematur anak pertama dibanding faktor karakteristik pasien atau diagnosa obstetrik.
FORMULA Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu bulan (tindakan) : Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama
TARGET ≤10%
KRITERIA INKLUSI
Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk tindakan Sectio Caesarea (SC) seperti dijelaskan pada Apendiks A, tabel 11.06 pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup.
KRITERIA
EKSKLUSI
Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk kontraindikasi terhadap persalinan per vaginal
Kehamilan risiko tinggi dan kehamilan dengan induksi
PENCATATAN Setiap bulan, dengan total sampling sesuai dengan kriteria inklusi, dilaksanakan oleh kepala ruangan rawat inap bersalin (RB1 Obgyn), kepala ruangan OK IGD
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan, dilaksanakan oleh kepala ruangan rawat inap bersalin (RB1 Obgyn), kepala ruangan OK IGD
ANALISA & PELAPORAN
Setiap bulan, dilaksanakan oleh kepala ruangan rawat inap bersalin (RB1 Obgyn), kepala ruangan OK IGD
AREA Rawat inap bersalin dan OK IGD
PIC Bidang Pelayanan Medis
FORMAT PENCATATAN
Khusus tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
NO T A N G G A L PE R SA L IN A N PASIEN /NAMA UMUR NO.
RM DOKTER OPERATOR INDIKASI SC
JUMLAH PRIMIGRAVIDA USIA KEHAMILAN 37-42 MINGGU DENGAN BAYI
POSISI NORMAL TUNGGAL HIDUP BULAN
INI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 dst Verifikasi :
STANDAR
QPS 3. Klinik 5 :
Penggunaan antibiotik dan pengobatan lainnya
Related to JCI’s Library Of Measures, I-AMI-2 :
Aspirin prescribed at discharge for patients who had an acute myocardial
infarction
JUDUL
INDIKATOR Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acute myocardial infarction (AMI) saatpulang / keluar rumah sakit TUJUAN Untuk mengetahui kualitas pelayanan pasien AMI, sebab terapi Aspirin pada pasien yang menderita acute myocardial infarction (AMI) dapat mengurangi resiko adverse events dan kematian
DEFINISI OPERASIONAL
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan).
acute myocardial infarction (AMI) adalah kematian otot jantung akibat suplai darah tidak cukup untuk jantung, acute myocardial infarction (AMI) diidentifikasi dengan kode ICD dalam Lampiran A, Tabel 1.1.
Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acute myocardial infarction (AMI) pada saat pulang / keluar rumah sakit yang dimaksud adalah hasil ukur check dokumen bahwa setiap pasien acute myocardial infarction (AMI) pada saat pulang / keluar rumah sakit dalam keadaan hidup harus diresepkan Aspirin .
ALASAN DAN IMPLIKASI
Penelitian menunjukkan bahwa Aspirin dapat mengurangi resiko adverse events dan kematian sebesar 20%. Pedoman klinis sangat merekomendasikan penggunaan Aspirin dalam periode waktu yang lama untuk pencegahan sekunder terhadap kejadian serangan jantung susulan pada pasien dengan AMI saat pasien tersebut pulang / keluar rumah sakit.
FORMULA Jumlah pasien AMI yang diresepkan Aspirin saat pasien pulang / keluar rumah sakit dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien AMI yang pulang / keluar rumah sakit dalam bulan yang sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien AMI yang diresepkan Aspirin saat pasien pulang / keluar rumah sakit dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien AMI yang pulang / keluar rumah sakit dalam bulan yang sama
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI
Pasien dengan AMI KRITERIA
EKSKLUSI
Pasien yang meninggal pada saat masuk rumah sakit
Pasien dengan dokumentasi Alasan Tanpa Aspirin saat MRS PENCATATAN
Setiap hari, oleh staf Rawat Inap Kardio dan staf CVCU
REKAPITULASIUNIT
Setiap bulan, oleh Ka Ruangan Rawat Inap Kardio dan Ka.Ruangan CVCU
ANALISA &PELAPORAN
Setiap bulan, oleh Ka. Instalasi CVCU
AREAInstalasi Kardiovaskular
PIC Bidang Pelayanan Medis FORMAT PENCATATAN NO TANGGAL NAMA / UMUR NO. RM DIAGNOSA MEDIK TANGGAL / JAM KRS DIRESEPKAN ASPIRIN SAAT PULANG / KRS (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 9 1 2 3 4 5 6 7 8
STANDAR
QPS 3. Klinik 6 :
Kesalahan obat dan kejadian nyaris cedera
JUDULINDIKATOR
Kesalahan Penulisan Resep (Prescription Errors)
TUJUAN 1. Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan penulisan resep, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam pengobatan.
2. Terwujudnya ketepatan penyiapan obat oleh Instalasi Farmasi dan keselamatan penggunaan obat bagi pasien
DEFINISI OPERASIONAL
Resep Merupakan permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyiapkan obat dan alat kesehatan bagi pasien dan ditulis secara jelas dan lengkap sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi.
Kesalahan Penulisan Resep/Prescription Errors adalah kesalahan penulisan resep oleh dokter yang meliputi ketidaklengkapan dan ketidakkejelasan resep. Kelengkapan resep yang dinilai adalah identitas pasien, bentuk sediaan, kekuatan sediaan aturan pakai dan nama/ paraf dokter.
ALASAN DAN IMPLIKASI
Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan kebijakan Instalasi Farmasi tentang Keselamatan Pasien dalam mengurangi insiden yang meliputi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), Kejadian Sentinel, dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga farmasi, pasien dan keluarga jika terjadi insiden.
FORMULA Jumlah Kesalahan Penulisan Resep (Prescription Errors) yang disampling dalam satu bulan (item) : Jumlah seluruh Prescription order yang disampling dalam bulan yang sama (item) x 100% = __%
NUMERATOR Jumlah Kesalahan Penulisan Resep (Prescription Errors) yang disampling dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh Prescription order yang disampling dalam bulan yang sama
TARGET 0%
KRITERIA
INKLUSI Seluruh Prescription order KRITERIA
EKSKLUSI
Resep obat yang ditunda
PENCATATAN Setiap hari kerja, dengan purposive sampling setiap order obat harus diperiksa, oleh staf Instalasi Farmasi, item obat yang tidak sesuai maka dicatat sebagai insiden (sampling) REKAPITULASI
UNIT
Setiap bulan, oleh staf Instalasi Farmasi ANALISA &
PELAPORAN
Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi AREA Instalasi Farmasi
PIC Kepala Instalasi Farmasi FORMAT PENCATATAN NO T A N G G A L NAMA
PASIEN NO.RM RUANGAN NAMA OBAT
JENIS PRESCRIPTION ERRORS
(KESALAHAN PENULISAN RESEP) KET
PARAF DOKTER BENTUK SEDIAAN KEKUATAN SEDIAAN ATURAN PAKAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Verifikasi :
STANDAR
QPS 3. Klinik 7 :
Penggunaan anestesi dan sedasi
JUDULINDIKATOR
Pengkajian pre-anastesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum
TUJUAN Mengetahui kinerja dokter anesthesi dalam melaksanakan prosedur persiapan pra-anastesi, untuk menghindari insiden keselamatan pasien dalam hal anestesi.
DEFINISI OPERASIONAL
Pengkajian pra-anestesi adalah dimana ahli anestesia melaksanakan penentuan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anestesi dan memberi informasi tindakan anestesia kepada pasien dan atau keluarganya.
Pengkajian pre-anastesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum adalah semua pasien operasi elektif dengan general anastesi harus menerima penilaian pra anestesi sebelum operasi dengan format pengkajian yang lengkap dan benar.
ALASAN DAN IMPLIKASI
Seseorang yang memenuhi kualifikasi melaksanakan asesmen pra anestesi, sebagai dasar untuk menentukan proses perencanaan anestesia dan sedasi yang aman dan sesuai. Perencanaan anastesi yang baik dapat mengurangi insiden keselamatan pasien selama menjalani operasi.
FORMULA Jumlah pengkajian pre-anastesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum dalam bulan yang sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pengkajian pre-anastesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anesthesi umum dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum dalam bulan yang sama
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI
Seluruh pasien operasi elektif dengan General Anastesi KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Setiap hari kerja (Senin sampai dengan Sabtu), oleh staf Instalasi Anastesiologi dan Terapi Intensif
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan oleh staf staf Instalasi Anastesiologi dan Terapi Intensif ANALISA &
PELAPORAN
Setiap bulan oleh Kepala staf Instalasi Anastesiologi dan Terapi Intensif
AREA IBP
FORMAT PENCATATAN NO T A N G G A L
NAMA PASIEN NO. RM DIAGNOSA MEDIS / TINDAKANOPERASI PENGKAJIAN PRA-ANASTESI(ya/tidak) KET
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 dst STANDAR
QPS 3. Klinik 8 :
Penggunaan darah dan produk-produk darah
JUDULINDIKATOR
Kejadian hasil cross match pada saat kegiatan transfuse darah TUJUAN Manajemen risiko transfusi darah pada pasien dapat ditentukan UTD DEFINISI
OPERASIONAL
Hasil cross match positif adalah kejadian pemeriksaan cross match positif yang menyebabkan darah tidak boleh ditransfusi untuk menghindari kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat transfusi darah dalam bentuk :
1. Positip satu 2. Positip dua 3. Positip tiga 4. Positip empat ALASAN DAN IMPLIKASI
Unit Transfusi Darah bertanggung jawab terhadap pelayanan transfusi darah di Rumah Sakit dan melakukan pemeriksaan cross match sebelum darah diberikan kepada Pasien. Pemberian komponen darah kepada pasien harus dengan hasil cross match negatif karena jika diberikan dengan hasil positif akan berakibat terjadinya reaksi transfusi ringan sampai berat dan fatal.
FORMULA Jumlah kegiatan transfusi darah yang mengakibatkan kejadian hasil cross match positip dalam 1 bulan (kantong) : Jumlah kegiatan transfusi darah pada periode yang sama (hitung per-kantong) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah kegiatan transfusi darah yang mengakibatkan kejadian hasil cross match positip dalam 1 bulan (kantong)
DENOMINATOR Jumlah kegiatan transfusi darah pada periode yang sama (hitung per-kantong)
TARGET ≤0.01%
KRITERIA INKLUSI
Pasien yang dilakukan transfusi darah KRITERIA
EKSKLUSI Pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan cross match sebelum transfusi
PENCATATAN Setiap ada pasien transfusi (total sampling), oleh staf U T D dengan format apabila terjadi hasil cross match positif dan negatif
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan, oleh staf UTD ANALISA &
PELAPORAN
AREA Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan transfusi
PIC Kepala UTD
FORMAT PENCATATAN N O T A N G G A L NAMA
PASIEN NO.RM TRANSFUSIJENIS KANTONG KE CROSS MATCH (pos/neg)HASIL PEMERIKSAAN
JIKA ADA HASIL CROSS MACTH
POS/NEG DILAKUKAN PELAPORAN KE UTD KET JENIS REAKS I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 dst Verifikasi : STANDAR
QPS 3. Klinik 9 :
Ketersediaan, isi, dan penggunaan catatan tentang pasien
JUDULINDIKATOR
Kelengkapan RM 31 (Asesmen Pasien Pulang)
TUJUAN Tergambarnya tanggung jawab staf medis dalam kelengkapan informasi rekam medik DEFINISI
OPERASIONAL
RM 31 yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas IRM). RM 31 harus sudah terisi lengkap selambat-lambatnya 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap.
ALASAN DAN IMPLIKASI
Sesuai dengan UU Hukum Kesehatan No. 44 tahun 2008, UU Praktek Kedokteran No. 28 tahun 2008, UU Rekam Medis hukum No. 269 tahun 2008. Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan rekam medis harus dipastikan dan dipatuhi untuk dilaksanakan. Rekam medis adalah bukti satu-satunya pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit Rekam medis harus benar, lengkap, terkini dan tepat waktu Rekam medis juga merupakan skema asuransi kesehatan publik (Jamkesmas) kebijakan. RM 31 merupakan resume kelengkapan isi rekam medis pasien rawat inap secara keseluruhan.
FORMULA Jumlah RM 31 yang lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 jam dalam satu bulan (orang) : Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan yang sama x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah RM 31yang lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 jam dalam satu bulan DENOMINATOR Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan yang
sama
TARGET ≥95%
KRITERIA INKLUSI
Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Setiap hari, dengan total sampling, oleh Staf Instalasi Rekam Medik REKAPITULASI
UNIT
Setiap bulan, oleh Staf Instalasi Rekam Medik ANALISA &
AREA Instalasi Rekam Medik
PIC Kepala Instalasi Rekam Medik FORMAT PENCATATAN NO T A N G G A L NAMA PASIEN NO. RM SMF DPJP RUANG PERAWATAN KELENGKAPAN (lengkap/tidak lengkap) DIKIRIM 24 JAM SETELAH SELESAI PELAYANAN RAWAT INAP (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst Verifikasi : STANDAR
QPS 3. Klinik 10 :
Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi
Related to JCI’s Library Of Measures, I-NSC-2 :
Patients that have hospital-acquired (nosocomial) pressure ulcer(s)
(category/stage II) on the day of the prevalence study
JUDUL
INDIKATOR
Angka kejadian dekubitus grII/lebih akibat perawatan di rumah sakit
TUJUANTergambarnya kualitas asuhan keperawatan di rumah sakit terhadap pencegahan
insiden dekubitus
DEFINISIOPERASIONAL
Dekubitus merupakan sebuah ulkus akibat tekanan yang terlokalisir pada kulit
dan / atau pada dasar jaringan yang biasanya terjadi pade area tonjolan tulang,
sebagai akibat dari tekanan, atau tekanan yang dikombinasi dengan pergeseran
dan / atau gesekan (National Pressure Ulcer Advisory Panel, NPUAP, 2009).
Insiden decubitus akibat perawatan di rumah sakit ditemukan atau
didokumentasikan setelah 24 jam pertama sejak mulai waktu rawat inap.
ALASAN DAN
IMPLIKASI
Dekubitus merupakan insiden yang disebabkan oleh kualitas pelayanan
keperawatan yang buruk, sehingga pemantauan sangat diperlukan untuk
melaksanakan monitoring dan evaluasi kualitas pelayanan keperawatan. Insiden
dekubitus dilaporkan berkisar antara 2,7 persen sampai dengan 29,5 persen
dalam berbagai studi klinis.
FORMULA
Jumlah pasien dekubitus dengan katagori/grade II atau lebih tinggi dalam
jangka waktu tertentu (orang) : Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥18
tahun dalam periode yang sama x 100% = ___%
NUMERATOR
Jumlah pasien decubitus dengan katagori/grade II atau lebih tinggi dalam
jangka waktu tertentu
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥18 tahun dalam periode yang sama
TARGETKRITERIA
INKLUSI
Insiden dekubitus dengan katagori/grade II atau lebih tinggi berusia ≥18 tahun
KRITERIAEKSKLUSI
Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun
PENCATATANSetiap hari, oleh IPCLN di rawat inap
REKAPITULASIANALISA &
PELAPORAN
Setiap bulan, Ketua Komite PPIRS
AREAInstalasi Rawat Inap
PIC
Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan
FORMAT PENCATATAN
Khusus insiden decubitus dengan katagori/grade II atau lebih tinggi NO T A N G G A L NAMA PASIEN BARU NO. RM DIAGNOSA MEDIS KEJADIAN DEKUBITUS grII/LEBIH (ya/tidak) JIKA YA PADA KOLOM 6, TERIDENTIFIKASI HARI KE BERAPA? (hari ke ___) LOS KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 dst Verifikasi :
STANDAR
QPS 3. Klinik 11 :
Penelitian klinis
JUDUL
INDIKATOR
Evaluasi kelengkapan informed consent yang dilaksanakan untuk setiap
penelitian klinis
TUJUAN Tergambarnya kegiatan evaluasi kelengkapan informed consent penelitian klinis yang memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pasien
DEFINISI
OPERASIONAL Penelitian klinis adalah penelitian yang menjadikan pasien sebagai subjek penelitian melaluiintervensi klinik sesuai penelitian. Setiap penelitian klinis harus dilakukan informed consent oleh rumah sakit dengan format rumah sakit, untuk memastikan subjek penelitian pasien mengetahui bahwa :
1. Sebelum dijadikan subjek penelitian, pasien diberikan penjelasan bahwa pasien boleh menolak menjadi subjek penelitian
2. Sebelum dijadikan subjek penelitian, pasien diberikan penjelasan boleh mengundurkan diri pada saat penelitian berlangsung, yang tidak akan berdampak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
3. Apabila pasien menyetujui untuk dijadikan subjek penelitian maka, pasien harus diberikan informasi :
a. Keterangan siapa orang yang meneliti b. Maksud dan tujuan penelitian c. Prosedur kerja penelitian d. Efek samping penelitian e. Risiko penelitian
f. Tindak lanjut jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian
g. Pernyataan persetujuan pasien untuk digunakan sebagai subjek penelitian
Informed consent dinyatakan lengkap jika seluruh (100%) elemen disampaikan kepada setiap
pasien yang akan dilaksanakan penelitian klinis, dengan melihat dokumen checklist yang dilakukan oleh peneliti.
ALASAN DAN
IMPLIKASI Sebagai rumah sakit pendidikan ada 50-80 dokter setiap tahunnya melaksanakan penelitianklinis sebelum akhir studi mereka, dan 50-60% akan mengusulkan penelitian klinis di Rumah Sakit Sanglah.
Berdasarkan proposal penelitian tinjauan klinis pada informasi penelitian klinis untuk persetujuan pasien menemukan bahwa 100% tidak memberikan informasi yang lengkap mengacu pada persyaratan yang ditetapkan RS. Sebagian besar memberikan informasi hanya untuk meminta bergabung dengan penelitian
Penelitian yang menjadikan pasien sebagai subjek penelitian melalui intervensi klinik sesuai penelitian memungkinkan terjadinya cedera pada pasien, sehingga rumah sakit berkewajiban untuk memastikan penelitian klinis tersebut aman bagi pasien, serta memberikan informasi yang lengkap melalui informed consent oleh rumah sakit dengan format rumah sakit.
FORMULA Jumlah pasien penelitian klinis yang dilaksanakan informed consent dengan lengkap dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang dilaksanakan penelitian klinis dalam bulan yang
sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien penelitian klinis yang dilaksanakan informed consent dengan lengkap dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang dilaksanakan penelitian klinis dalam bulan yang sama
TARGET ≥80%
KRITERIA INKLUSI
penelitian yang menjadikan pasien sebagai subyek penelitian melalui intervensi klinik KRITERIA
EKSKLUSI Penelitian yang bersifat survey/observasi dan tidak melaksanakan intervensi pasien secara klinis PENCATATAN Setiap ada penelitian klinis (total sampling)
REKAPITULASI
UNIT Setiap bulan, oleh staf Instalasi Litbang ANALISA &
PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Litbang
AREA Semua area klinik
PIC Ka. Instalasi Litbang FORMAT PENCATATAN NO T A N G G A L NAMA PENELITI/ INSTITUSI NO. IJIN
PENELITIAN PENELITIANJUDUL
JENIS INTERVENSI PASIEN NAMA PASIEN YANG DILIBATKAN/ UNIT KELENGKAPAN INFORMED CONSENT (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 dst Verifikasi :
II.B Indikator Manajerial
STANDAR QPS 3. Manajerial 1
:
Pengadaan suplai serta obat-obatan penting bagi pasien
yang dibutuhkan secara rutin
JUDUL
INDIKATOR Jumlah kekosongan stok obat esensial
TUJUAN Tergambarnya mutu menejemen obat dengan ketersediaan stok obat esensial rumah sakit
DEFINISI
OPERASIONAL Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untukpelayanan kesehatan mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
ALASAN DAN
IMPLIKASI Jumlah kekosongan ini merupakan alat ukur untuk mengetahuimenejemen obat yang dilaksanakan di rumah sakit. Apabila obat esensial telah dapat dipenuhi oleh rumah sakit maka keterlambatan pelayanan obat tidak akan terjadi.
FORMULA Menggunakan rasio NUMERATOR Menggunakan rasio DENOMINATOR Menggunakan rasio
TARGET 0
KRITERIA
INKLUSI Seluruh item obat esensial KRITERIA
EKSKLUSI None
PENCATATAN Setiap bulan dengan total sampling, oleh staf Instalasi Farmasi REKAPITULASI
UNIT
Setiap bulan, oleh staf Instalasi Farmasi ANALISA &
PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi AREA Instalasi Farmasi
FORMAT
PENCATATAN ContohNO TANGGAL JUMLAH OBAT ESENSIAL YANG KOSONG
NAMA OBAT ESENSIAL YANG KOSONG
JUMLAH OBAT
SELURUH ESENSIAL KET
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 dst STANDAR QPS 3. Manajerial 2
:
Pelaporan kegiatan, seperti diatur oleh undang-undang
dan peraturan
JUDUL
INDIKATOR KetepatanKementerian Kesehatan RI Waktu Pengiriman Laporan Bulanan ke TUJUAN Tergambarnya ketepatan waktu pengiriman laporan sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu (setiap tanggal 15 bulan berikutnya) ke Kementerian Kesehatan RI
Laporan yang dikirim setiap bulan ke Kementerian Kesehatan RI yaitu : Laporan RL 5 (Data Bulanan Kegiatan Rumah Sakit)
ALASAN DAN
IMPLIKASI Ketepatan waktu pengiriman laporan merupakan kewajiban setiaprumah sakit untuk memberikan data kepada Kementerian Kesehatan RI. Sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada unit kerja masing-masing.
FORMULA Jumlah Laporan terkirim pada tgl 15 (pcs) : Jumlah Laporan yang harus terkirim pada tgl 15 (pcs) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah Laporan Bulanan yang terkirim pada tanggal 15 bulan berikutnya
DENOMINATO
R Jumlah Laporan Bulanan yang harus terkirim pada tanggal 15 bulanberikutnya
TARGET 100 %
KRITERIA
INKLUSI Laporan yang dikirim setiap bulan ke Kementerian Kesehatan RIyaitu : Laporan RL 5 (Data Bulanan Kegiatan Rumah Sakit) KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Tanggal pengiriman laporan bulanan yang diupload/ yang tercatat di buku ekspedisi, oleh staf Bagian Data dan Informasi
REKAPITULASI
UNIT Setiap bulan, oleh staf Bagian Data dan Informasi ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Bagian Data dan Informasi
PELAPORAN
AREA RSUP H.Adam Malik Medan
PIC Kepala Bagian Data dan Informasi FORMAT
PENCATATAN
N
O NAMA LAPORAN TANGGAL PENGIRIMANLAPORAN KET
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ds t STANDAR QPS 3. Manajerial 3
:
Manajemen risiko
JUDULINDIKATOR Pelaksanaan Standar Penanganan Tertusuk Jarum
TUJUAN Mengetahui peran menejemen rumah sakit dalam menangani staf yang tertusuk jarum serta kualitas manajemen dalam perlindungan petugas
DEFINISI
OPERASIONAL Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cedera yang tidak diinginkanyang berisiko terjadi pada seluruh staf yang berada di RSUP H.Adam Malik baik staf medis, penunjang atau non medis. Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan penanganan pajanan di tempat kerja oleh Tim Manajemen Risiko.
ALASAN DAN
IMPLIKASI Manejemen ini perlu dilaksanakan untuk mencegah terjadinya insidenyang terus menerus, dengan melaksanakan FMEA. Pencegahan ini dapat terlaksana jika data insiden ini dapat teridentifikasi secara rutin oleh Tim Manajemen Risiko.
FORMULA Jumlah insiden tertusuk jarum yang dilaksanakan penanganan dengan tepat dan benar sesuai standar dalam satu bulan (insiden) : Jumlah seluruh insiden tertusuk jarum dalam bulan yang sama (insiden) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah insiden tertusuk jarum yang dilaksanakan penanganan dengan tepat dan benar sesuai standar dalam satu bulan
DENOMINATO
R Jumlah seluruh insiden tertusuk jarum dalam bulan yang sama
TARGET 100%
KRITERIA
KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan oleh staf Tim Manajemen Risiko, setiap ada kejadian tertusuk jarum
REKAPITULASI
UNIT Ketua Tim Manajemen Risiko setiap bulan ANALISA &
PELAPORAN Ketua Tim Manajemen Risiko setiap bulan AREA Seluruh area di RSUP H.Adam Malik
PIC Ketua Tim Manajemen Risiko FORMAT LAPORAN NO TA N G G A L NAMA PETUGAS TEMPA T TUGAS TEMPAT
KEJADIAN KRONOLOGIS KEJADIAN
DILAKSANAKAN PENANGANAN DENGAN TEPAT (YA/TIDAK) KET 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ds t Verifikasi : STANDAR QPS 3. Manajerial 4
:
Manajemen utilisasi
JUDULINDIKATOR Utilisasi penggunaan alat kedokteran nuklir Gamma Camera TUJUAN Mengetahui manejemen utilisasi alat Gamma Camera rumah sakit
yang efektif dan efisien DEFINISI
OPERASIONAL Gamma Camera adalah : alat untuk mendeteksi proses perubahanfisiologi, anatomi yang terjadi pada tubuh setelah diberikan radiofarmaka. Radiofarmaka adalah suatu senyawa gabungan dari radioisotop dengan farmaka.
Utilisasi Gamma Camera adalah angka yang menunjukkan tingkat penggunaan alat Gamma Camera dalam mendiagnosa penyakit dimana alat ini mendeteksi berdasarkan perubahan fisiologi molekuler yang terjadi dan dapat mendeteksi lebih awal dibanding pemeriksaan lainnya, juga alat ini dapat mendeteksi kelainan masing-masing organ (membedakan kelainan di kanan maupun di kiri bagian tubuh).
Utilisasi penggunaan alat Gamma Camera dikatakan baik bila pemakaian alat sesuai dengan jumlah radioisotop yang dihasilkan pada hari tersebut.
ALASAN DAN
IMPLIKASI Catatan pemakaian alat Gamma Camera ini harus dipantau untukmengurangi unit cost pengeluaran rumah sakit, sehingga sumber daya rumah sakit dapat dihemat secara efektif dan efisien
FORMULA Jumlah radioisotop yang terpakai pada hari tersebut : Jumlah radioisotop yang dihasilkan pada hari tersebut x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah radioisotop yang terpakai pada hari tersebut DENOMINATO
R Jumlah radioisotop yang dihasilkan pada hari tersebut
STANDAR 100%
KRITERIA
INKLUSI Seluruh pasien dengan indikasi yang diperiksa di kedokteran nuklir KRITERIA
EKSKLUSI Ibu hamil
PENCATATAN Setiap minggu hari Senin s/d Sabtu, oleh staf Unit Kedokteran Nuklir REKAPITULASI
UNIT Setiap 4 minggu, oleh staf Unit Kedokteran Nuklir ANALISA &
PELAPORAN Setiap 4 minggu, oleh Kepala Unit Kedokteran Nuklir AREA Kedokteran Nuklir
PIC Kepala Unit Kedokteran Nuklir FORMAT
PENCATATAN
N
O TGL PASIENNAMA NO.RM DIAGNOSA BAYARCARA
JUMLAH RADIOISOT OP YG DIHASILKAN JUMLAH RADIOISOT OP YG TERPAKAI KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 10 ds t STANDAR QPS 3. Manajerial 5
:
Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien
JUDULINDIKATOR Kepuasan Pelanggan
TUJUAN Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rumah sakit berdasarkan elemen – elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
DEFINISI
OPERASIONAL Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelangganterhadap pelayanan Rumah Sakit baik rawat inap dan rawat jalan dengan indeks kepuasan ≥ 3 berdasarkan elemen – elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
Pelanggan yang dimaksud adalah pasien dewasa yang telah dirawat inap minimal tiga hari.
ALASAN DAN
IMPLIKASI Kepuasan pelanggan menggambar kan kualitas pelayanan yangdiberikan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada presepsi pelanggan (Kotler, 1994). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau presepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.
sakit (indeks kepuasan ≥ 3) dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama (orang) x 100% = ___% NUMERATOR Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah
sakit (indeks kepuasan ≥ 3) dalam satu bulan DENOMINATO
R Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama
TARGET ≥ 90%
KRITERIA
INKLUSI 1. Pasien dewasa (umur ≥21 tahun)2. Pasien telah dirawat inap minimal tiga hari KRITERIA
EKSKLUSI 1. Penunggu pasien2. Keluarga pasien
3. Pasien dengan gangguan jiwa 4. Pasien pulang meninggal
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan dengan total sampling sesuai kriteria inklusi, dilakukan oleh staf Instalasi Pengaduan Masyarakat dan Kepuasan Pelanggan
REKAPITULASI
UNIT Pengumpulan data dilaksanakan oleh Instalasi Pengaduan Masyarakatdan Kepuasan Pelanggan setiap bulan ANALISA &
PELAPORAN Analisa dan pelaporan dilaksanakan oleh Instalasi PengaduanMasyarakat dan Kepuasan Pelanggan AREA Seluruh area rawat inap dan rawat jalan
PIC Kepala Instalasi Pengaduan Masyarakat dan Kepuasan Pelanggan FORMAT
REKAPITULASI Format kuesioner terlampir NO TA N G G A L
KODE RESP AREA NILAI INDEKSKEPUASAN (puas/tidak puas)KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 dst Verifikasi STANDAR QPS 3. Manajerial 6
:
Harapan dan kepuasan staf
JUDULINDIKATOR Kepuasan Pegawai
TUJUAN Tergambarnya persepsi pegawai terhadap “Motivasi dan Kinerja” DEFINISI
OPERASIONAL Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh pegawai terhadapkebijakan yang ditetapkan oleh manajerial rumah sakit. ALASAN DAN
IMPLIKASI Kepuasan kerja karyawan adalah terpenuhi atau tidaknya keinginanmereka terhadap pekerjaan. Apabila dalam lingkungan kerja seorang karyawan tidak mendapatkan apa yang diharapkan diantaranya peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang menyenangkan serta kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka dapat dipastikan kinerja karyawan akan buruk (Timmreck, 2001).
tingkat kepuasan pegawai yang ditetapkan rumah sakit dalam 1 tahun (orang) : Jumlah seluruh pegawai yang disurvey dalam periode yang sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pegawai yang menyatakan puas terhadap elemen – elemen tingkat kepuasan pegawai yang ditetapkan rumah sakit dalam 1 tahun (orang)
DENOMINATO
R Jumlah seluruh pegawai yang disurvey dalam periode yang sama(orang)
TARGET ≥ 80%
KRITERIA INKLUSI
1. Pegawai yang telah bekerja minimal 1 tahun
2. Pegawai yang secara aktif masih bekerja di RSUP H.Adam Malik KRITERIA
EKSKLUSI
1. Pegawai yang sedang cuti
2. Pegawai yang sedang tugas belajar 3. Pegawai yang sedang sakit
PENCATATAN Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf pegawai SDM pada Bulan Januari tahun berikutnya. Jumlah sampel digunakan adalah dengan proporsi minimal 30 % dari keseluruhan populasi pegawai di RSUP H.Adam Malik
REKAPITULASI Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf pegawai SDM pada Bulan Januari tahun berikutnya
ANALISA &
PELAPORAN Analisa dan pelaporan dilaksanakan Kepala Bagian SDM, maksimalterselesaikan tanggal 30 bulan Januari tahun berikutnya sebagai laporan tahun sebelumnya.
AREA Seluruh area RSUP Sanglah Denpasar
PIC Kepala Bagian SDM melalui Direktur SDM dan Pendidikan FORMAT
REKAPITULASI Format kuesioner terlampir NO TA N G G A L
KODE RESP AREA NILAI INDEKS
KEPUASAN KETERANGAN (puas/tidak puas) 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 ds t Verifikasi STANDAR QPS 3. Manajerial 7
:
Demografi dan diagnosis klinis pasien
JUDULINDIKATOR Trend 10 besar diagnosa dan data demografi yangbersangkutan TUJUAN Tergambarnya distribusi 10 besar diagnosa dan data demografi yang bersangkutan untuk dapat dilaksanakan pelaporan dengan cepat dan tindak lanjut
OPERASIONAL penyakit yang memiliki jumlah pasien paling banyak yang dirawat di RSUP H.Adam Malik Medan berdasarkan data demografi yang meliputi Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Daerah Asal dan Agama.
ALASAN DAN
IMPLIKASI Pencatatan yang regular sangat diperlukan untuk memberikaninformasi kepada unit kesehatan masyarakat dalam rangka kegiatan preventif untuk mengurangi penyebaran penyakit yang dapat terjadi. FORMULA Deskriptif NUMERATOR Deskriptif DENOMINATO R Deskriptif TARGET Deskriptif KRITERIA INKLUSI -KRITERIA EKSKLUSI
-PENCATATAN Setiap hari, total sampling, oleh staf Instalasi Rekam Medis REKAPITULASI
UNIT Setiap bulan oleh staf Instalasi Rekam Medis ANALISA &
PELAPORAN Setiap bulan oleh Kepala Instalasi Rekam Medis AREA Instalasi Rekam Medis
PIC Kepala Instalasi Instalasi Rekam Medis
STANDAR QPS 3. Manajerial 8
:
Manajemen keuangan
JUDULINDIKATOR Cash Ratio
DEFINISI
OPERASIONAL Perbandingan kas dan setara kas dengan kewajiban lancar ALASAN DAN
IMPLIKASI Kas, Bank dan Surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing-masing pada akhir tahun, dengan mengetahui cash ratio dapat dilakukan pengembangan-pengembangan yang sejalan dengan likuiditas RS.
FORMULA Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek / Current Liabilities x 100% = ___%
NUMERATOR Current Asset DENOMINATO R Current Liabilities TARGET ≥35% KRITERIA INKLUSI None KRITERIA EKSKLUSI None
PENCATATAN Setiap pelaporan keuangan oleh Bagian Akuntansi dan Verifikasi REKAPITULASI
UNIT Setiap triwulan, semesteran dan tahunan oleh Bagian Akuntansi danVerifikasi ANALISA &
PELAPORAN Setiap triwulan, semesteran dan tahunan oleh Bagian Akuntansi danVerifikasi AREA Direktorat Keuangan
PIC Direktur Keuangan FORMAT
PENCATATAN
NO PERIODE CASH + BANK CURRENT LIABILITIES CASH RATIO (%) KET
1 2 3 4 5 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 dst Verifikasi STANDAR QPS 3. Manajerial 9
:
membahayakan keselamatan pasien, keluarga pasien dan
staf
JUDUL
INDIKATOR Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuaidengan ketentuan kalibrasi BPFK TUJUAN Tergambarnya pemeliharaan akurasi alat ukur medis untuk
keselamatan pasien DEFINISI
OPERASIONAL Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan alatukur oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sesuai standar waktu yang ditentukan.
ALASAN DAN
IMPLIKASI Kalibrasi ini perlu dilaksanakan untuk memastikan agar alat ukurmedis memiliki fungsi yang baik, sebelum digunakan untuk melayani pasien, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
FORMULA Jumlah peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi BKFK dalam 1 tahun (pcs) : Jumlah seluruh peralatan ukur medis dalam 1 tahun (pcs) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi BPFK dalam 1 tahun
DENOMINATO
R Jumlah seluruh peralatan ukur medis yang harus dikalibrasi
TARGET ≥80%
KRITERIA
INKLUSI Seluruh alat ukur medis yang dipakai untuk pasien KRITERIA
EKSKLUSI Alat ukur medis yang rusak dan/atau sedang afkir/perbaikan PENCATATAN None
REKAPITULASI
UNIT None
ANALISA &
PELAPORAN Setiap 1 tahun oleh Kepala IPSRS AREA RSUP H.Adam Malik
PIC Kepala IPSRS
FORMAT PENCATATAN
II.C Indikator Sasaran Internasional Keselamatan Pasien
STANDAR
IPSG 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
JUDULINDIKATOR
Persentase terpasangnya pasien baru rawat inap
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien DEFINISI
OPERASIONAL Terpasangnya gelang identitas pasien berupa gelang identitas pasienpada tangan pasien, pada kaki untuk bayi atau tempat lain yang memungkinkan sesuai ketentuan sebagai data identifikasi pasien. Gelang khusus tersebut adalah gelang identifikasi lengkap dengan minimal dua identitas yaitu nama dan tanggal lahir, dengan warna sebagai berikut:
Biru : untuk pasien laki-laki Pink : untuk pasien perempuan ALASAN DAN
IMPLIKASI Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar didalam organisasi kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling serius terhadap keselamatan pasien.
Gelang identitas pasien merupakan hal prinsip yang harus dimiliki ketika melaksanakan identifikasi
FORMULA Jumlah pasien rawat inap baru yang terpasang gelang identitas dengan tepat dan benar dalam satu bulan (pasien) : Jumlah seluruh pasien rawat inap baru dalam bulan yang sama (pasien) x 100% = ___ %
NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap baru yang terpasang gelang identitas dengan tepat dan benar dalam satu bulan
DENOMINATO
R Jumlah seluruh pasien rawat inap baru dalam bulan yang sama
TARGET 100%
KRITERIA
INKLUSI Seluruh pasien baru rawat inap KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi identitas pasien oleh kepala unit kerja
REKAPITULASI
UNIT Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit kerja ANALISA &
PELAPORAN Setiap bulan dilakukan oleh unit kerja AREA Ruang rawat inap
PIC Ketua Tim Patient Safety FORMAT PENCATATAN N O TA N G G A L NAMA PASIEN BARU NO.RM
WARNA GELANG YANG DIPAKAI SESUAI DENGAN
PASIEN (ya/tidak)
INFORMASI PADA GELANG IDENTITAS TERDAPAT MINIMAL 2 IDENTITAS (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ds t Verifikasi :
STANDAR
IPSG 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
JUDULINDIKATOR
Persentase pelaksanaan Read Back Ditandatangani Oleh
Pemberi Instruksi Dalam Waktu 1 x 24 Jam.
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien dengan prosedur read back dalam proses instruksi verbalatau via
telepon
ditandatangani oleh pemberi instruksi dalam waktu 1 x 24 jam.DEFINISI
OPERASIONAL Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf alfabet instruksi obat sound a like.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read back pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera menandatangi intruksi tersebut paling lambat dalam 1 x 24 jam
Pemberi instruksi adalah dokter DPJP yang memberikan instruksi melalui telepon
ALASAN DAN
IMPLIKASI Instruksi verbal merupakan tindakan yang sering dilakukan dalampelayanan di rumah sakit, kegiatan ini memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien. Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi
Problem : belum semua petugas paham melakukan prosedur read back. Terjadi kondisi bahwa kegiatan instruksi verbal yang belum ada proses read backnya.
FORMULA Jumlah prosedur read back dalam proses instruksi verbal ditandatangani oleh pemberi instruksi dalam waktu 1 x 24 jam (kali) : Jumlah seluruh prosedur read back dalam proses instruksi verbal
yang
terdokumentasi (kali) x 100% = ___%NUMERATOR Jumlah prosedur read back dalam proses instruksi verbal ditandatangani oleh pemberi instruksi kurang dari 24 jam setelah instruksi dalam satu bulan
DENOMINATO
R Jumlah seluruh prosedur read back dalam proses instruksi verbalterdokumentasi dalam bulan yang sama
yang
TARGET 100%
KRITERIA
INKLUSI Jumlah seluruh prosedur read back dalam proses instruksi verbalterdokumentasi
yang
KRITERIAEKSKLUSI
-PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi prosedur read back dalam proses instruksi verbal oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi ANALISA &
PELAPORAN
Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi AREA Semua Area Klinis
FORMAT PENCATATAN N O TA N G G A L AREA JUMLAH INSTRUKSI VERBAL YANG TERIDENTIFIKASI JUMLAH INSTRUKSI VERBAL YANG TELAH
DI READ BACK DENGAN TEPAT DAN
BENAR
PROSEDUR READ BACK DALAM PROSES INSTRUKSI VERBAL DITANDATANGANI OLEH PEMBERI INSTRUKSI DALAM WAKTU 1 X 24 JAM
(ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ds t
STANDAR
IPSG 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
JUDUL
INDIKATOR
Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien untuklabelisasi obat high alert
DEFINISI OPERASIONAL
Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah ketepatan pemberian label obat high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event) Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut :
A. Heparin injeksi B. Kontras radiologi C. Insulin injeksi D. Dextrose 40% E. KCL 7.64% F. NaCl 3% G. Natrium Bicarbonat H. Ca. Gluconas I. Muscle Relaxan J. Chemotherapy
Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi identitas obat
Apabila obat diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar maka harus dilaporkan sebagai KNC.
ALASAN DAN IMPLIKASI
Obat high alert memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan insiden ketika tidak dilakukan menejemen yang benar. Pemberian label adalah langkah pertama mengidentifikasi obat high alert agar diperlakukan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
Insiden : ada beberapa obat high alert yang lupa diisi label, sehingga pernah kejadian penyimpanan tidak dilaksanakan sesuai prosedur, serta adanya insiden sentinel event (tahun 2011) untuk kondisi ini.
FORMULA Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam satu bulan (pcs) : Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama (pcs) x 100 = ___%
NUMERATOR Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam satu bulan
DENOMINATO R
Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam bulan yang sama
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI
Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan
KRITERIA EKSKLUSI
-PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi label obat high alert oleh kepala ruangan rawat inap untuk setiap obat high
alert yang disorder
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap
ANALISA & PELAPORAN
Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap
AREA Ruang rawat inap
FORMAT PENCATATAN N O TA N G G A L RUANGA N
JUMLAH OBAT HIGH ALERT YANG DIBERIKAN LABEL SESUAI STANDAR
JUMLAH OBAT HIGH
ALERT YANG DIPANTAU NAMA OBAT HIGH ALERT YANGTIDAK DIBERIKAN LABEL (KNC) KET
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 ds t Verifikasi :
STANDAR IPSG 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
JUDUL
INDIKATOR Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasienyang akan dilakukan tindakan operasi TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah terhadap
keselamatan pasien sebelum tindakan operasi DEFINISI
OPERASIONAL Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian tandaidentifikasi khusus pada area yang memiliki dua sisi untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar. Prosedur site marking harus dilakukan oleh dokter operator dengan penandaan sebagai berikut :
ALASAN DAN
IMPLIKASI Surgical site marking yang tepat dan benar akan :1. Meminimalkan resiko insiden salah tempat operasi
2. Meminimalkan risiko insiden prosedur yang salah yang dilakukan 3. Menginformasikan dan membimbing ahli bedah untuk
melaksanakan operasi dengan tepat dan benar sesuai rencana Problem : belum semua dokter operator mengetahui prosedur site marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
FORMULA Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan benar dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalam bulan yang sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan benar dalam satu bulan
DENOMINATO
R Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalambulan yang sama
TARGET 100%
KRITERIA
INKLUSI Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan sisi kanan dan kiri KRITERIA
EKSKLUSI
Pasien tindakan operasi dengan ruas, nodul dan gigi
PENCATATAN Pencatatan register bedah dilakukan setiap hari di ruang penerimaan pasien (sign in). dilaksanakan oleh staf ruangan Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat (IBP), OK IGD
REKAPITULASI
UNIT Setiap bulan, oleh patient safety officer ruangan Kamar Bedah InstalasiBedah Pusat (IBP), OK IGD ANALISA &
PELAPORAN
Setiap bulan, oleh kepala ruangan Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat (IBP), OK IGD
PIC Ketua Tim Patient Safety FORMAT
PENCATATAN Register kamar bedah (elemen kolom dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan) N O TA N G G A L NAMA PASIE N
NO RM TINDAKANOPERASI SITE MARKING(ya/tidak) TEPAT DAN BENARSITE MARKING (ya/tidak) DILAKSANAKAN OLEH DOKTER OPERATOR dengan wawancara pasien (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ds t
STANDAR
IPSG 5 : Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
JUDUL
INDIKATOR Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukankebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien DEFINISI
OPERASIONAL Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukanprosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan 5 momen. Dan 5 momen yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptik 3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien ALASAN DAN
IMPLIKASI
Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi.
NUMERATOR Jumlah kegiatan petugas yang melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dengan tepat dan benar dalam suatu periode survey
DENOMINATO R
Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan sesuai lima momen periode survey yang sama FORMULA Jumlah kegiatan petugas yang melakukan kebersihan tangan dengan
metode enam langkah dengan tepat dan benar dalam suatu periode survey (kali) : Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan sesuai lima momen dalam periode survey yang sama (kali) x 100% = ___%
TARGET ≥80% KRITERIA INKLUSI -KRITERIA EKSKLUSI
-PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan purposive sampling ketika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode 6 langkah dan 5 momen. Dilakukan oleh Komite PPIRS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey)
Dilakukan 5 hari dengan sampling, setiap hari ada 20 intraksi yang diukur oleh setiap surveyor.
REKAPITULASI
UNIT Komite PPIRS setiap bulan ANALISA &
PELAPORAN Komite PPIRS setiap bulan AREA Semua Area Klinis
PIC Ketua Tim Patient Safety FORMAT
STANDAR
IPSG 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
JUDULINDIKATOR
Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di
rumah sakit
TUJUANKejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah
sakit dapat menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan
mengancam keselamatan banyak pasien.
DEFINISI
OPERASIONAL
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara
cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai
sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di lantai,
sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
ALASAN DAN
IMPLIKASI
Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien
yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan
untuk meminimalkan resiko. Kekurangan staf, perawat yang
tidak berpengalaman, serta tidak memiliki pengetahuan yang
cukup dapat membuat pasien beresiko untuk jatuh dan
mengalami perlukaan. Salah satu upaya untuk mengurangi
resiko pasien jatuh adalah dengan menempatkan perawat
profesional pada bangsal-bangsal tempat perawatan pasien.
Insiden : selalu terjadi insiden setiap bulan.
FORMULA
Jumlah pasien jatuh selama satu bulan (orang) : Jumlah hari
pasien dirawat menurut bangsal perawatan dalam bulan yang
sama (hari) x 1000‰ = ___‰
NUMERATOR
Jumlah pasien jatuh selama satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah hari pasien dirawat menurut bangsal perawatan dalam
bulan yang sama
TARGET
0‰
KRITERIA
INKLUSI
Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit rawat inap
KRITERIAEKSKLUSI
-PENCATATAN
Setiap ada insiden dengan pelaporan Tim Patient Safety yang
dapat dicatat berdasarkan format pelaporan yang ditetapkan
rumah sakit
REKAPITULASI
UNIT
Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
ANALISA &PELAPORAN
Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
AREA
Ruang Rawat Inap
PIC
Kepala Tim Patient Safety
FORMAT
PENCATATAN Khusus Pasien Jatuh N O TAN G G A L M R S NAMA PASIEN / UMUR NO. RM TANGGAL / JAM INSIDEN PASIEN JATUH
KLASIFIKASI PERLUKAAAN TINDAK LANJUT PELAPORAN Insiden KPRS (ya/tidak) KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 ds t Verifikasi :
Sumber : Pedoman JCI’s Library Of Measures I-NSC-4 : All documented falls with or without injury, experienced by patients in a calendar month
II.D Area Pemantauan
STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 2 :
Semua reaksi transfusi yang
sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah sakit,
dianalisis
JUDUL
INDIKATOR Kejadian reaksi transfusi pada saat kegiatan transfusi darah TUJUAN Tergambarnya manajemen risiko UTD
DEFINISI
OPERASIONAL Reaksi transfusi akibat transfusi adalah reaksi yang terjadi akibattransfusi darah dalam bentuk : 1. Reaksi alergi
2. Infeksi akibat transfusi
3. Hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai
4. Gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah. Reaksi ini dinyatakan terjadi pada saat 1 jam pertama sejak pemberian darah
ALASAN DAN IMPLIKASI
UTD bertanggung jawab terhadap pelayanan transfusi darah di Rumah Sakit dan melakukan pemeriksaan cross match sebelum darah diberikan kepada pasien. Unit ini harus selalu memiliki stok darah yang telah aman (non reaktif pada uji saring) yang berasal dari Bank Darah setempat. UTD yang memilki tanggung jawab menyiapkan darah aman yang berasal dari donor darah sukarela yang memiliki risiko rendah terhadap penyakit infeksi serta melakukan pemeriksaan uji saring.
JUMLAH
INSIDEN Jumlah kegiatan transfusi darah yang mengakibatkan kejadian reaksitransfusi pada saat transfusi darah dalam satu bulan KRITERIA
INKLUSI Pasien yang dilakukan transfusi darah KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Setiap ada pasien transfusi (total sampling), oleh staf perawatan pasien dengan format apabila terjadi reaksi transfusi
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan, oleh staf UTD ANALISA &
PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala UTD
AREA Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan transfusi
FORMAT PENCATATAN N O TA N G G A L NAMA
PASIEN NO.RM TRANSFUSIJENIS KANTONG
KE-REAKSI TRANSFUSI SAAT TRANSFUSI
(ya/tidak)
JIKA ADA REAKSI TRANSFUSI DILAKUKAN PELAPORAN KE UTD (ya/tidak) KET JENIS REAKS I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ds t Verifikasi :
STANDAR Elemen Penilaian QPS 7 # 3
: Semua kejadian serius akibat
efek samping obat, jika sesuai dan sebagaimana yang
didefinisikan oleh rumah sakit, dianalisis
JUDUL
INDIKATOR
Insiden serius akibat efek samping obat
TUJUAN
1.Terwujudnya keselamatan penggunaan obat (medication
safety)
2.Terdatanya Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang serta
terinformasikan dengan sesegera mungkin kepada dokter
3.Tersedianya data kejadian Efek Samping Obat (ESO)
4.Teridentifikasinya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya Efek Samping Obat atau mempengaruhi angka
kejadian dan tingkat keparahan Efek Samping yang terjadi
DEFINISIOPERASIONAL
Merupakan kegiatan pemantauan dan pelaporan respon atau
reaksi obat yang merugikan/membahayakan dan tidak
dikehendaki, terjadi pada dosis lazim/normal untuk profilaksis,
diagnosis, terapi atau untuk memodifikasi fungsi fisiologis
ALASAN DAN
IMPLIKASI
Pemantauan Efek Samping Obat yang terjadi hendaknya
dicatat dan dilaporkan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan
sebelum memberikan obat ke pasien. Pada saat teridentifikasi
adanya dugaan kejadian Efek Samping Obat (ESO), maka
Dokter atau Apoteker atau Perawat mencatat ESO di formulir
Monitoring Efek Samping Obat Nasional berwarna kuning yang
tersedia di Nurse station di masing-masing ruang perawatan.
Pencatatan dilakukan selengkap mungkin sesuai dengan kolom
yang ada di formulir MESO tersebut.
JUMLAH
INSIDEN
Jumlah insiden yang diakibatkan oleh respon atau reaksi obat
yang merugikan/membahayakan dan tidak dikehendaki, terjadi
pada dosis lazim/normal untuk profilaksis, diagnosis, terapi
atau untuk memodifikasi fungsi fisiologis
INKLUSI KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Setiap hari, dengan purposive sampling untuk setiap insiden yang dicatat oleh staf Instalasi Rawat Inap dengan mencatat
ESO di
formulir Monitoring Efek Samping Obat Nasional berwarna
kuning yang tersedia di nurse station di masing-masing ruang
perawatan.
REKAPITULASI
UNIT Setiap bulan, oleh staf Instalasi Rawat Inap ANALISA &
PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap AREA Instalasi Rawat Inap
PIC Kepala Instalasi Farmasi
FORMAT PENCATATAN N O TANG G A L / JA M IN S ID E N NAMA PASIEN NO.RM NAMA OBAT YANG MENIMBULKAN EFEK SAMPING JENIS REAKSI
EFEK SAMPING TINDAK LANJUT EVALUASI KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ds t Verifikasi :