1 Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2015
Fellicia Lestari
Pengaruh pH dan Kapasitas Buffer Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus Pada Pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.
xi + 44 halaman
2 Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang datang berkunjung ke Instalasi Periodonsia RSGM USU. Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan saliva yang distimulasi menggunakan permen karet wax dengan metode spitting untuk pemeriksaan pH dan kapasitas buffer saliva, kemudian dilakukan pemeriksaan jaringan rongga mulut berupa indeks kalkulus dan indeks periodontal yang terdiri dari pemeriksaan
Oral Calculus Index Simplified, Volpe Manhold Index dan Periodontal Disease Index.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada korelasi yang positif dan signifikan antara pH dan kapasitas buffer saliva terhadap indeks kalkulus dan indeks periodontal (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pH dan kapasitas buffer saliva berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan kalkulus.
3 Faculty of Dentistry
Department of Periodontology
2015
Fellicia Lestari
Influence of Salivary pH and Buffer Capacity on Calculus Formation Toward Patients at Periodontics Installation, USU Dental Hospital.
xi + 44 pages
4 using wax gum with spitting method. Research was continued with oral examination including Oral Calculus Index Simplified, Volpe Manhold Index and Periodontal Disease Index. Research results show positive and significant correlation between salivary pH and buffer capacity on calculus and periodontal indexes (p<0,05). This show that salivary pH and buffer capacity significantly influence the calculus formation.
5
PENGARUH pH DAN KAPASITAS BUFFER SALIVA
TERHADAP PEMBENTUKAN KALKULUS PADA
PASIEN DI INSTALASI PERIODONSIA
RSGM USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh : Fellicia Lestari NIM : 110600092 Dosen pembimbing :
Pitu Wulandari, drg., S. Psi., Sp. Perio NIP : 19790514 200502 2 001
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 25 Februari 2015
Pembimbing : Tanda tangan
Pitu Wulandari, drg., S. Psi., Sp. Perio ...
7
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 25 Februari 2015
TIM PENGUJI
KETUA : drg. Pitu Wulandari, S. Psi., Sp. Perio
……… …
ANGGOTA : 1. drg. Irma Ervina, Sp. Perio(K)
8 2. drg. Zulkarnain, M.Kes
……… …
Mengetahui,
KETUA DEPARTEMEN Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D
NIP. 19540210 198303 1 002 ………
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tersayang Darlin dan Julinar serta saudara penulis, Cynthia Lestari, S.E., BBA dan Jody Hartanto yang senantiasa menyayangi, mendoakan, dan mendukung penulis sehingga penulis dapat mengecap masa pendidikan hingga selesai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, motivasi dan saran-saran serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
9 2. Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp. Perio, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, masukan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
3. Irmansyah R., drg., PhD, selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
4. Dosen penguji skripsi Zulkarnain,drg.,M.Kes dan Irma Ervina, drg., Sp. Perio(K) atas saran dan masukan sehingga skripsi ini dapat lebih baik.
5. Irma Ervina, drg., Sp. Perio(K), selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis selama menjalani pendidikan di FKG USU.
6. Seluruh staf pengajar di Departemen Periodonsia FKG USU yang telah banyak memberikan saran dalam penyelesaian proposal ini.
7. M. Zulkarnain, drg., M.Kes., selaku Pembantu Dekan I FKG USU yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Periodonsia, Robert, Sona, Felix, Febrina, Diah, Febrina, Dwi, Lisna, Eka, Dziah, dll.
9. Para sahabat penulis yang telah memberi semangat, doa dan dukungan selama studi dan penelitian ini.
10
Medan, 25 Februari 2015 Penulis,
(Fellicia Lestari) Nim : 110600092
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Hipotesis Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
11
2.3 Gambaran Klinis Gingiva Normal ... 10
2.4 Gingivitis ... 11
2.5 Periodontitis ... 12
2.6 Pengaruh pH dan Kapasitas Buffer Saliva Terhadap Keadaan . Rongga Mulut... . 13
2.6.1 pH Saliva ... 13
2.6.2 Kapasitas Buffer Saliva ... 14
2.7 Kerangka Teori... 15
2.8 Kerangka Konsep ... 16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 17
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 18
3.4.1 Kriteria Inklusi ... 18
3.4.2 Kriteria Eksklusi... 19
3.5 Variabel Penelitian ... 19
3.6 Definisi Operasional... 19
3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 20
3.7.1 Alat Penelitian ... 20
3.7.2 Bahan Penelitian... 20
3.8 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data ... 21
3.8.1 Pengisian Kuesioner. ... 21
3.8.2 Proses Pengumpulan Saliva Distimulasi ... 21
3.8.3 Pemeriksaan Kalkulus ... 22
12
3.8.5 Pengukuran pH Saliva Distimulasi ... 23
3.8.6 Pengukuran Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi ... 24
3.9 Skema Alur Penelitian... 26
3.10 Pengolahan dan Analisis Data ... 26
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1Data Demografi Subjek Penelitian ... 27
4.2 Data Kebiasaan Oral Higiene ... 28
4.3 Data Riwayat Dental ... 29
4.4 Keadaan Jaringan Periodontal Dinilai Melalui Skor Periodontal Disease Index (PDI) ... 30
4.5 Penumpukan Kalkulus Dinilai Melalui Skor Oral Calculus Index Simplified (OCIS)... ... 31
4.6 Penumpukan Kalkulus Dinilai Melalui Skor Volpe Manhold Index (VMI) ... 31
4.7 pH saliva Distimulasi ... 32
4.8 Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi ... 32
4.9 Hubungan pH dan Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi Dengan Oral Calculus Index Simplified (OCIS) ... 33
4.10 Hubungan pH dan Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi Dengan Penumpukan Kalkulus Dinilai Melalui Volpe Manhold Index (VMI) ... 33
4.11 Hubungan pH dan Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi Dengan Keadaan Jaringan Periodontal Dinilai Melalui Periodontal Disease Index (PDI) ... 34
BAB 5 PEMBAHASAN... 35
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... ... 39
6.2 Saran... ... 39
13 DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Distribusi data demografi pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU ... 27 2 Distribusi data kebiasaan oral higiene pasien di Instalasi Periodonsia
RSGM USU ... 28 3 Distribusi data riwayat dental pasien di Instalasi Periodonsia RSGM
USU ... 29 4 Keadaan jaringan periodontal yang dinilai melalui skor Periodontal
Disease Index keseluruhan subjek ... 30 5 Penumpukan kalkulus yang dinilai melalui skor Oral Calculus Index
Simplified keseluruhan subjek ... 31 6 Penumpukan kalkulus yang dinilai melalui skor Volpe Manhold
Index keseluruhan subjek ... 31 7 Nilai pH saliva distimulasi keseluruhan subjek ... 32 8 Nilai kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek .. 32 9 Nilai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek
dengan Oral Calculus Index Simplified ... 33 10 Nilai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek
dengan Volpe Manhold Index ... 34 11 Nilai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek
14 DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kalkulus supragingiva pada permukaan lingual gigi anterior rahang bawah ... 7 2 Variasi bentuk kalkulus subgingiva ... 8 3 Gingiva normal yang terlihat secara klinis pada pasien dewasa
muda ... 11 4 Penyakit gingiva yang di induksi oleh plak ... 12 5 Penyakit periodontal kronis ... 13 6 Permen karet wax yang digunakan untuk menstimulasi saliva 21 7 Pot saliva... 21 8 Pengukuran pH saliva distimulasi dengan pH meter ... 23 9 Strip indikator pH saliva ... 23 10 Pengukuran kapasitas buffer saliva distimulasi dengan GC buffer
foil test pack ... 24 11 Saliva kit yang terdiri dari strip indikator pH, buffer foil test pack, permen karet wax, pot saliva dan pipet saliva ... 24 12 Alat dan bahan penelitian yang terdiri dari nierbekken, tiga
15 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian
2 Informed consent
3 Kuesioner
4 Rencana anggaran penelitian 5 Personalia
6 Jadwal Kegiatan
16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalkulus adalah plak yang mengalami mineralisasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi geligi.1 Plak gigi merupakan perintis terbentuknya kalkulus.2 Kalkulus terdiri dari komponen inorganik dan matriks organik.3 Kalkulus tidak dapat dibersihkan dengan penyikatan gigi konvensional karena ketahanan dan sifatnya yang keras.4
Kalkulus adalah masalah yang umum bagi semua kalangan usia.4 Berdasarkan hubungannya terhadap margin gingiva, kalkulus sendiri terbagi menjadi kalkulus supragingiva dan kalkulus subgingiva.5 Kalkulus merupakan salah satu faktor etiologi lokal yang berperan dalam penyakit periodontal dan juga merupakan salah satu faktor predisposisi terhadap terjadinya inflamasi gingiva. Kalkulus juga memegang peranan penting dalam perkembangan penyakit periodontal.1 Individu dengan akumulasi plak dan kalkulus yang berat dapat menderita gingivitis.6 Ryan juga menyatakan bahwa gingivitis adalah inflamasi gingiva yang berkaitan dengan akumulasi plak dan kalkulus dimana gingivitis ini dapat mengalami perkembangan menjadi penyakit yang lebih parah yang dikenal sebagai periodontitis.7
17 adalah sebesar 47,2%.10 Wahyukundari menyatakan bahwa penyakit periodontal menduduki urutan kedua utama yang masih merupakan masalah bagi masyarakat di Indonesia.11 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Situmorang N di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal Index Treatment Need (CPITN), prevalensi penyakit periodontal pada semua usia adalah 96,58%.12 Secara umum, penyakit periodontal terbagi menjadi dua, yaitu gingivitis dan periodontitis.13
Salah satu hal yang berpengaruh terhadap pembentukan plak dan kalkulus adalah saliva. Jin dkk., menyatakan bahwa saliva sangat berkaitan erat dengan pola distribusi dari kalkulus supragingiva.3 Saliva merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga keseimbangan mineral dan kesehatan rongga mulut. 14,15 Saliva adalah suatu cairan biologis di dalam rongga mulut yang merupakan campuran hasil sekresi kelenjar ludah mayor dan minor.16 Komposisi saliva terdiri dari bahan organik, anorganik dan makromolekul.17
Berdasarkan teori presipitasi dalam pembentukan kalkulus, kalsifikasi dari plak menjadi kalkulus dapat terjadi apabila pH saliva serta konsentrasi ion kalsium dan fosfat cukup tinggi sehingga mengakibatkan presipitasi garam kalsium fosfat.17 pH saliva tersebut sangat berhubungan dengan kapasitas buffer dimana buffer adalah kemampuan untuk menetralkan keadaan yang asam. Oleh karena itu, pH dan kapasitas buffer saling berpengaruh dalam pembentukan karies dan kalkulus.18 Penelitian Mashhadani menyatakan adanya korelasi yang positif antara pH dan indeks gingiva yaitu berupa peningkatan rerata pH saliva seiring dengan peningkatan keparahan inflamasi gingiva.15 Selain itu, urea, fluorida dan silikon juga berperan dalam kalsifikasi kalkulus.3
18 pemeriksaan saliva yang dilakukan oleh dokter gigi seperti mendiagnosis dan mendeteksi suatu masalah secara dini serta meningkatkan kesadaran pasien akan kesehatan gigi.22
Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut, penulis merasa tertarik dan ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh dari pH dan kapasitas buffer saliva terhadap pembentukan kalkulus.
1.2Rumusan Masalah
1.Apakah pH dan kapasitas buffer dalam saliva dapat berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus?
2. Bagaimana pengaruh pH dan kapasitas buffer dalam saliva terhadap pembentukan kalkulus?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis apakah pH dan kapasitas buffer saliva berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus
2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh pH dan kapasitas buffer saliva terhadap pembentukan kalkulus
1.4 Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh dari pH dan kapasitas buffer saliva terhadap pembentukan kalkulus.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan bagi peneliti dan dokter gigi mengenai pengaruh pH dan kapasitas buffer saliva terhadap pembentukan kalkulus.
20
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalkulus
2.1.1 Pengertian Kalkulus
Kalkulus adalah suatu massa adheren yang merupakan mineralisasi dari plak bakteri yang terbentuk pada permukaan gigi dan protesa di rongga mulut.23 Kalkulus merupakan etiologi sekunder dari penyakit periodontal.2 Kalkulus meningkatkan retensi dari plak dimana permukaan kalkulus dilapisi oleh plak yang tidak termineralisasi sehingga dapat meningkatkan laju formasi plak.24 Selain itu, sifat porositas dari kalkulus dapat menjadi tempat untuk patogen-patogen periodontal dan mempertahankan komponen bakteri yang berbahaya seperti endotoksin.2
2.1.2 Komposisi Kalkulus
Komposisi kalkulus secara umum terdiri dari komponen organik dan anorganik. Setidaknya duapertiga dari komponen anorganik adalah dalam struktur kristal. Bentuk kristal yang utama adalah 58% hidroksiapatit, 21% whitlockite
magnesium, 12% oktakalsium fosfat dan 9% brushite.24 Secara umum, setidaknya dua atau lebih dari kristal ini ditemukan dalam sampel kalkulus.1
Kalkulus terdiri dari 70% sampai dengan 90% bahan anorganik dan sisanya adalah komponen organik. Bahan anorganik kalkulus supragingiva diperkirakan terdiri dari 76% kalsium fosfat (Ca3(PO4)2), 3% kalsium karbonat (CaCO3),
magnesium fosfat (Mg3(PO4)2) dan logam lainnya. Komponen anorganik yang
21 stronsium, brom, tembaga, manggan, tungsten, emas, aluminum, silikon, besi dan ftor. Bahan organik kalkulus supragingiva terdiri dari campuran kompleks protein polisakarida, sel epitel deskuamasi, leukosit dan tipe mikroorganisme yang bervariasi.1
Komposisi kalkulus supragingiva dan subgingiva hampir sama, tetapi ada beberapa perbedaan dari keduanya.5 Perbedaan antara komponen kalkulus supragingiva dan subgingiva tidak terlalu banyak. Kalkulus supragingiva dan subgingiva mempunyai konten hidroksiapatit yang sama, tetapi pada kalkulus subgingiva komponen whitlockite magnesiumnya lebih banyak dengan komponen
brushite dan oktakalsium fosfat yang lebih sedikit.1
2.1.3 Klasifikasi Kalkulus
Berdasarkan hubungannya terhadap margin gingiva, kalkulus diklasifikasikan menjadi kalkulus supragingiva dan kalkulus subgingiva.24
2.1.3.1Kalkulus Supragingiva
Kalkulus supragingiva merupakan kalkulus yang terletak di bagian korona dari margin gingiva sehingga dapat terlihat secara klinis. Kalkulus supragingiva dapat dibersihkan dengan mudah dari permukaan gigi menggunakan skeler tetapi dapat terbentuk kembali dengan cepat terutama di permukaan lingual gigi anterior rahang bawah. Kalkulus supragingiva ini mempunyai konsistensi seperti tanah liat dan biasanya berwarna putih atau putih kekuningan tetapi warna ini juga dapat dipengaruhi oleh substansi seperti tembakau atau pigmen makanan.1 Bentuk kalkulus ini sangat tergantung pada bentuk anatomis gigi, kontur dari margin gingiva, tekanan dari lidah, bibir dan pipi.25 Kalkulus ini dapat terjadi pada satu gigi, sekelompok gigi atau pada seluruh gigi.1
22 oklusal dari gigi. Kalkulus supragingiva juga dikenal sebagai kalkulus saliva karena pembentukannya dibantu oleh saliva.1
Gambar 1. Kalkulus supragingiva pada permukaan lingual gigi anterior rahang bawah1
2.1.3.2Kalkulus Subgingiva
Kalkulus subgingiva merupakan kalkulus yang terletak di bawah puncak margin gingiva sehingga tidak dapat terlihat secara klinis. Pada keadaan dimana gingiva mengalami resesi, kalkulus subgingiva menjadi tersingkap sehingga klasifikasinya dapat mengalami perubahan menjadi kalkulus supragingiva.1
23 Kalkulus subgingiva dapat dijumpai dalam beberapa bentuk yang bervariasi antara lain adalah bentuk spikula, ledge dan cincin. Bentuk spikula merupakan bentuk kalkulus kecil dan banyak terdapat pada daerah interdental. Bentuk
ledge adalah bentuk deposit yang lebih besar dan letaknya paralel dengan pertemuan sementoenamel. Sedangkan, bentuk cincin adalah kalkulus yang membentuk cincin dan mengelilingi gigi.25
Gambar 2. Variasi bentuk kalkulus subgingiva25
2.1.4 Proses Pembentukan Kalkulus
24 Mineralisasi pada plak hanya bisa terjadi apabila plak mengalami kejenuhan oleh komponen dari kalkulus seperti kalsium fosfat.26 Plak gigi yang lunak mengalami pengerasan karena adanya presipitasi dari garam mineral dan pengerasan ini dapat terjadi antara hari pertama dan keempat belas setelah pembentukan plak. Selain itu, plak gigi yang berkembang menjadi kalkulus akan mengalami peningkatan komponen anorganik. Proses kalsifikasi ini hanya membutuhkan waktu 4-8 jam dan dapat mencapai 50% setelah dua hari bahkan 60-90% setelah dua belas hari.3 Peran mikroorganisme dalam pembentukan kalkulus tidak selalu penting karena kalkulus dapat terbentuk pada hewan percobaan yang bebas dari mikroorganisme.1
2.2 Saliva
2.2.1 Pengertian Saliva
Saliva adalah sekresi kelenjar yang berkontak secara konstan dengan jaringan lunak dan keras dari rongga mulut.27 Saliva merupakan bagian yang penting untuk melindungi dan mempertahankan kesehatan rongga mulut. Setiap komponen saliva saling berinteraksi dan bertanggung jawab terhadap setiap fungsi dari saliva.28
2.2.2 Komposisi Saliva
25
2.2.3 Fungsi Saliva
Saliva merupakan cairan yang kompleks dan serbaguna yang penting untuk berbagai fungsi fisiologis didalam rongga mulut. Fungsi saliva antara lain adalah
28-31
:
1. Memfasilitasi proses bicara.
2. Membasahi makanan di dalam rongga mulut sehingga mempermudah proses mastikasi dan penelanan makanan.
3. Membantu persepsi rasa dengan melarutkan makanan secara kimia yang merupakan langkah awal untuk stimulasi reseptor taste bud, sifat hipotonisitas dari saliva memungkinkan taste bud untuk mempersepsikan rasa yang berbeda, protein saliva juga penting untuk pertumbuhan dan maturasi dari taste bud tersebut.
4. Membentuk suatu lapisan seromukosa yang dapat melubrikasi dan melindungi mukosa oral dari agen yang mengiritasi.
5. Mengencerkan dan membersihkan rongga mulut dengan membilas debris, sisa makanan dan bakteri dari rongga mulut sehingga aktivitas bakteri di rongga mulut menjadi terbatas.
6. Sebagai buffer yang dapat menetralkan dan membersihkan asam untuk menjaga integritas enamel dengan mencegah terjadinya demineralisasi enamel.
2.3 Gambaran Klinis Gingiva Normal
Gambaran klinis gingiva normal perlu diketahui sebagai dasar untuk mengetahui perubahan patologis pada gingiva. Gambaran klinis gingiva normal tidak mempunyai patokan yang jelas karena gambaran klinis gingiva normal antara setiap individu berbeda.5
26
Gambar 3. Gingiva normal yang terlihat secara klinis pada pasien dewasa muda32
2.4 Gingivitis
Gingivitis adalah suatu proses inflamasi yang mengenai jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kehilangan perlekatan epitel penyatu sehingga perlekatannya belum mengalami perubahan.13 Gingivitis bersifat reversibel dan inflamasinya tidak meluas ke tulang alveolar, ligamen periodontal atau sementum.8
27
Gambar 4. Penyakit gingiva yang di induksi oleh plak33
2.5 Periodontitis
Periodontitis adalah penyakit inflamasi dari jaringan pendukung gigi disebabkan oleh mikroorganisme yang menyebabkan destruksi yang progresif dari ligamen periodontal, tulang alveolar dengan peningkatan kedalaman probing, resesi atau keduanya.33
28
Gambar 5. Penyakit periodontal kronis33
2.6 Pengaruh pH dan Kapasitas Buffer Saliva Terhadap Keadaan
Rongga Mulut
2.6.1 pH Saliva
pH saliva adalah derajat keasaman dari saliva. pH saliva normal mempunyai nilai diantara 6 sampai 7.28 pH saliva merupakan hal yang penting dari saliva.21 Walaupun pembentukan kalkulus sebagian besar dipengaruhi oleh kebiasaan oral higiene dari seorang individu, tetapi banyak faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus, salah satunya adalah pH saliva.18 pH saliva mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kalkulus.19 Peningkatan pH dapat mendukung pembentukan kalkulus dengan meningkatkan tingkat kejenuhan kalsium fosfat pada plak.20 Dawes menyatakan bahwa derajat kejenuhan plak meningkat ketika pH dalam keadaan tinggi.26 Hasil penelitian lain menunjukkan pentingnya pH yang bersifat alkali untuk deposisi kalsium fosfat yang dapat menyebabkan mineralisasi plak gigi.20
29
2.6.2 Kapasitas Buffer Saliva
Kapasitas buffer saliva merupakan suatu mekanisme pertahanan yang penting dimanakapasitas buffer saliva adalah suatu kemampuan dari saliva untuk menjaga pH saliva tetap berada dalam nilai diatas pH kritis.34 Kapasitas buffer dari saliva mempengaruhi perubahan pH dan dapat mencegah penurunan pH saliva dengan menetralkan asam yang ada di dalam rongga mulut (netralisasi).22
30
2.7 Kerangka Teori
Kalkulus Penyakit
Periodontal
Saliva
Saliva yang di stimulasi
Kapasitas buffer saliva
pH saliva
Kapasitas buffer tinggi
pH diatas batas normal
31
2.8 Kerangka Konsep
Variabel Bebas :
- pH saliva pasien - Kapasitas buffer saliva pasien
Variabel Tergantung :
- Pembentukan kalkulus pada pasien
Variabel Terkendali :
- Wax yang digunakan untuk menstimulasi saliva
- Teknik pengumpulan saliva
- Strip indikator pH - Buffer test foil pack
- pH meter
Variabel Tak
Terkendali :
- Diet
32
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan November 2014 sampai Januari 2015
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini diperoleh dari populasi saliva pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar maksud dan tujuan penelitian ini dapat tercapai
3.3.2.1 Besar Sampel
33
n = Jumlah sampel minimal
α = level of significant, penelitian ini menggunakan α = 10%, sehingga Zα
= 1,64
β = power of test, penelitian ini menggunakan β = 20%, sehingga Zβ =
0,842
Po = proporsi awal penelitian, pada penelitian ini digunakan Po = 50%
Pα = proporsi yang diinginkan dari penelitian, pada penelitian ini
digunakan Pα = 70% Pα – Po = 20%
Dari hasil perhitungan berdasarkan rumus sampel, maka besar sampel pada penelitian ini adalah sebesar 40 sampel saliva dari 40 orang pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
- Subjek yang berusia 18-60 tahun
- Subjek yang sehat secara sistemik
34
3.4.2 Kriteria Eksklusi
- subjek yang sedang mengonsumsi obat – obatan sistemik
- hamil
- perokok berat
- pecandu alkohol
- pemakai pesawat ortodonti
- subjek yang mengonsumsi asam 2 jam terakhir
3.5 Variabel Penelitian
Variabel Bebas
- pH saliva pasien
- Kapasitas buffer saliva pasien
Variabel Tergantung
- Pembentukan kalkulus pada pasien
Variabel Terkendali
- Wax yang digunakan untuk menstimulasi saliva - Teknik pengumpulan saliva
35 - Kapasitas buffer saliva yang distimulasi adalah nilai kemampuan saliva untuk menetralisir asam yang diukur menggunakan buffer test strips.
Kapasitas buffer saliva dibagi menjadi tiga kategori yaitu kapasitas buffer sangat rendah dengan nilai 0-5, kapasitas buffer rendah dengan nilai 6-9 dan kapasitas buffer normal dengan nilai 10-12.
- Kalkulus adalah massa padat yang melekat pada permukaan gigi yang diukur menggunakan sonde dan prob periodontal dengan menggunakan
Oral Calculus Index Simplified dan Volpe Manhold Index.
- Pasien di Instalasi Periodonsia adalah pasien yang baru pertama sekali datang berkunjung ke Instalasi Periodonsia RSGM USU untuk mendapatkan perawatan.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
36
3.8 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data
3.8.1 Pengisian Kuesioner
Subjek yang terpilih diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan dan apabila subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka subjek diminta menandatangani lembar informed consent. Setelah itu, maka subjek diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan yang ada di kuesioner melalui wawancara.
3.8.2 Proses Pengumpulan Saliva Distimulasi
Subjek diminta untuk mengunyah permen karet wax selama 30 detik lalu meludahkan saliva kedalam pot saliva, kemudian subjek diminta untuk kembali mengunyah permen karet wax selama 5 menit dan kembali meludahkan saliva ke dalam pot saliva.
37
Gambar 7. Pot saliva.
3.8.3 Pemeriksaan Kalkulus
Kalkulus diperiksa menggunakan Volpe Manhold Index dimana kalkulus diperiksa pada tiga dataran yaitu permukaan mesial, tengah dan distal dengan menggunakan prob periodontal (dalam satuan milimeter) pada permukaan lingual dari keenam gigi anterior mandibula. Untuk pengukuran pada dataran mesial dan distal, kalkulus diukur secara diagonal dengan prob periodontal sedangkan untuk pengukuran dataran tengah kalkulus diukur secara tegak lurus dengan prob periodontal. Selain itu, kalkulus juga diperiksa menggunakan Oral Calculus Index Simplified dimana pemeriksaan kalkulus dilakukan pada permukaan bukal gigi 16 dan 26, permukaan labial gigi 11 dan 31, serta permukaan lingual gigi 36 dan 46.
3.8.4 Pemeriksaan Jaringan Periodontal
38 atas, insisif pertama kiri atas, premolar pertama kiri atas, molar pertama kiri bawah, insisif pertama kanan bawah, dan premolar pertama kanan bawah.
3.8.5 Pengukuran pH Saliva Distimulasi
Pengukuran pH saliva yang distimulasi dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan mencelupkan pH meter yang telah dikalibrasi sebelumnya ke dalam pot saliva kemudian dilakukan pencatatan terhadap hasil pH saliva yang ditunjukkan pada alat dan kedua dengan mencelupkan kertas pH strip ke dalam saliva selama 10 detik dan kemudian perubahan warna dari strip dicocokkan dengan tabel pH indikator.
Gambar 8. Pengukuran pH saliva distimulasi dengan
39
Gambar 9. Strip indikator pH saliva.
3.8.6 Pengukuran Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi
Pengukuran kapasitas buffer dilakukan dengan cara mengambil 3 tetes saliva yang diteteskan keatas foil test pack. Kemudian, setelah 2 menit, warna pada
test pad akan mengalami perubahan, kemudian warna tersebut dibandingkan dengan tabel kapasitas buffer.
40
Gambar 11. Saliva kit yang terdiri dari strip indikator pH, buffer foil test pack, permen karet wax, pot saliva dan pipet saliva.36
41
3.9 Skema Alur Penelitian
3.10 Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan memakai uji statistik sebagai berikut:
- Uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah data yang didapat dari hasil penelitian terdistribusi dengan normal
- Uji korelasi Pearson untuk melihat pengaruh pH dan kapasitas buffer saliva terhadap pembentukan kalkulus pada pasien di Instalasi
Periodonsia RSGM USU.
Pengumpulan Saliva Distimulasi
Pemeriksaan Kalkulus
Pemeriksaan Jaringan Periodontal
Pengukuran pH Saliva Distimulasi
Pengukuran Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi
42
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari 2015 di Instalasi Periodonsia RSGM USU Medan. Pengumpulan data diperoleh dari kuesioner dan pemeriksaan klinis terhadap sampel pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.
Total subjek yang diperiksa berjumlah 40 orang dan seluruhnya merupakan pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.
4.1 Data Demografi Subjek Penelitian
Data demografi subjek penelitian ini terdiri dari jenis kelamin dan usia yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Distibusi data demografi pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU
No Variabel Jumlah Persentase
43
Pada tabel 1 terlihat bahwa sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan yaitu 33 orang (82,5%). Subjek dengan kelompok usia 20-29 tahun merupakan jumlah subjek terbanyak yaitu berjumlah 26 orang (65%) dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
4.2 Data Kebiasaan Oral Higiene
Data kebiasaan oral higiene terdiri dari frekuensi sikat gigi, frekuensi penggantian sikat gigi, kunjungan ke dokter gigi, dan alasan tidak ke dokter gigi yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Distribusi data kebiasaan oral higiene pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU
No Variabel Jumlah Persentase
1 Frekuensi sikat gigi
2 Frekuensi penggantian sikat gigi a. 1 kali setahun
44
No Variabel Jumlah Persentase
4 Alasan tidak ke dokter gigi a. Biaya mahal
b. Perawatan butuh waktu lama c. Penyakit gigi tidak berbahaya d. Takut dengan peralatan dokter e. Belum mengetahui pentingnya
perawatan gigi
Pada tabel 2 terlihat bahwa sebagian besar subjek melakukan penyikatan gigi setiap harinya sebanyak dua kali dimana 28 subjek (70%) melakukan penyikatan gigi dua kali sehari. Sebagian besar subjek yaitu 22 subjek (55%) mengganti sikat gigi lebih dari tiga kali setahun. Jumlah subjek yang pernah berkunjung ke dokter gigi lebih banyak dibandingkan yang tidak pernah berkunjung ke dokter gigi yaitu 31 subjek (77,5%). Selain itu, sebanyak 13 orang (32,5%) menyatakan tidak ke dokter gigi karena biaya yang mahal dimana hal ini merupakan jawaban terbanyak dari subjek penelitian ini.
4.3 Data Riwayat Dental
Tabel berikut ini menunjukkan data riwayat dental dari responden yang terdiri dari pengalaman sakit gigi, gusi berdarah dan bau mulut.
Tabel 3. Distribusi data riwayat dental pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU
No Variabel Jumlah Persentase
45
No Variabel Jumlah Persentase
2 Gusi berdarah
Pada tabel 3 terlihat bahwa jumlah subjek yang pernah sakit gigi berjumlah 28 orang (70%). Sebagian besar subjek mengalami gusi berdarah yaitu sebanyak 27 subjek (67,5%). Selain itu, sebagian besar subjek tidak sering merasakan mulut berbau yaitu sebanyak 26 subjek (65%) tidak sering merasakan bau mulut.
4.4 Keadaan Jaringan Periodontal Dinilai Melalui Skor Periodontal Disease
Index (PDI)
Tabel berikut ini merupakan data dari keadaan jaringan periodontal yang dilihat melalui Periodontal Disease Index (PDI) keseluruhan subjek penelitian. Pada tabel ini terlihat bahwa sebagian besar subjek yaitu 32 subjek (80%) merupakan penderita gingivitis.
Tabel 4. Keadaan jaringan periodontal yang dinilai melalui skor Periodontal Disease Index (PDI) keseluruhan subjek
Variabel Jumlah Persentase
46
4.5 Penumpukan Kalkulus Dinilai Melalui Skor Oral Calculus Index
Simplified (OCIS)
Tabel menunjukkan data penumpukan kalkulus yang dinilai melalui skor Oral Calculus Index Simplified (OCIS) dari keseluruhan subjek penelitian. Pada tabel ini terlihat bahwa sebagian besar subjek yaitu 20 subjek (50%) merupakan subjek dengan penumpukan kalkulus sedang.
Tabel 5. Penumpukan kalkulus yang dinilai melalui skor Oral Calculus Index Simplified (OCIS) keseluruhan subjek
Variabel Jumlah Persentase
Oral Calculus Index Simplified
a. Baik
4.6 Penumpukan Kalkulus Dinilai Melalui Skor Volpe Manhold Index
(VMI)
Tabel menunjukkan data penumpukan kalkulus yang dinilai melalui skor Volpe Manhold Index (VMI) dari keseluruhan subjek penelitian. Pada tabel ini terlihat bahwa sebagian besar subjek yaitu 32 subjek (80%) merupakan subjek dengan pembentukan kalkulus ringan.
Tabel 6. Penumpukan kalkulus yang dinilai melalui skor Volpe Manhold Index (VMI)
keseluruhan subjek
Variabel Jumlah Persentase
Volpe Manhold Index
a. Tidak ada pembentukan kalkulus b. Pembentukan kalkulus ringan c. Pembentukan kalkulus berat
47
4.7 pH Saliva Distimulasi
Hasil penelitian mengenai pH saliva distimulasi dari seluruh subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Nilai pH saliva distimulasi keseluruhan subjek
Variabel Jumlah Persentase
pH saliva
a. Saliva bersifat asam b. Saliva normal c. Saliva bersifat alkali
0
Pada tabel 7 terlihat bahwa sebagian besar subjek penelitian yaitu 31 subjek (77,5%) memiliki pH saliva bersifat alkali dan sebagian kecil yaitu 9 orang (22,5%) memiliki pH saliva normal.
4.8 Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi
Hasil penelitian mengenai kapasitas buffer saliva distimulasi dari seluruh subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Nilai kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek
Variabel Jumlah Persentase
Kapasitas buffer saliva
48 buffer saliva normal yaitu 16 subjek (40%), sisanya memiliki kapasitas buffer saliva sangat rendah yaitu 3 orang (7,5%).
4.9 Hubungan pH dan Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi Dengan
Penumpukan Kalkulus Dinilai Melalui Oral Calculus Index Simplified
(OCIS)
Hasil penelitian mengenai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi dengan
Oral Calculus Index Simplified (OCIS) secara umum menunjukkan hubungan positif antara pH dan kapasitas buffer saliva terhadap Oral Calculus Index Simplified (OCIS)
dimana peningkatan dari pH dan kapasitas buffer saliva diikuti dengan peningkatan skor Oral Calculus Index Simplified (OCIS). Hasil uji stastik juga menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan signifikan antara pH dengan Oral Calculus Index Simplified (OCIS) dan korelasi yang moderat antara kapasitas buffer saliva dengan Oral Calculus Index Simplified (OCIS). Data penelitian dapat dilihat pada tabel 9 berikut :
Tabel 9. Nilai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek dengan Oral Calculus Index Simplified
Saliva Korelasi Hasil uji statistik
pH saliva 0,519 0,001*
Kapasitas buffer saliva 0,488 0,001*
Keterangan: * Uji Korelasi Pearson signifikan pada nilai p < 0,05
4.10 Hubungan pH dan Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi Dengan
Penumpukan Kalkulus Dinilai Melalui Volpe Manhold Index (VMI)
Hasil penelitian mengenai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi dengan
49 signifikan antara pH dan kapasitas buffer saliva dengan Volpe Manhold Index (VMI). Data penelitian dapat dilihat pada tabel 10 berikut :
Tabel 10. Nilai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek dengan Volpe Manhold Index
Saliva Korelasi Hasil uji statistik
pH saliva 0,658 0,000*
Kapasitas buffer saliva 0,604 0,000*
Keterangan: * Uji Korelasi Pearson signifikan pada nilai p < 0,05
4.11 Hubungan pH dan Kapasitas Buffer Saliva Distimulasi Dengan
Keadaan Jaringan Periodontal Dinilai Melalui Periodontal Disease
Index (PDI)
Hasil penelitian mengenai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi dengan
Periodontal Disease Index (PDI) secara umum menunjukkan adanya hubungan positif dengan korelasi moderat yang signifikan antara pH dan kapasitas buffer saliva terhadap
Periodontal Disease Index (PDI) dimana peningkatan dari pH dan kapasitas buffer saliva diikuti dengan peningkatan skor Periodontal Disease Index (PDI). Data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Nilai pH dan kapasitas buffer saliva distimulasi keseluruhan subjek dengan
Periodontal Disease Index
Saliva Korelasi Hasil uji statistik
pH saliva 0,421 0,007*
Kapasitas buffer saliva 0,472 0,002*
50
BAB 5
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian ini antara lain adalah berupa data demografi, data kebiasaan oral higine, data riwayat dental, indeks kalkulus, indeks periodontal, pH dan kapasitas buffer saliva dari subjek penelitian. Data demografi subjek yang meliputi jenis kelamin, usia dan tempat tinggal menunjukkan sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan yaitu 33 orang. Subjek dengan kelompok usia 20-29 tahun merupakan subjek terbanyak dibandingkan dengan kelompok lainnya, yaitu berjumlah 26 orang (65%). Penelitian Health Policy Institute tahun 2000-2010 di
United States menunjukkan bahwa kelompok usia 21-34 tahun memiliki peningkatan persentase kunjungan ke dokter gigi yang paling banyak dibandingkan kelompok usia lainnya. 38
51 Berdasarkan data riwayat dental, persentase terbanyak dari responden adalah 28 responden (70%) pernah sakit gigi, 27 responden (67,5%) pernah mengalami gusi berdarah dan 26 responden (65%) tidak sering merasakan bau mulut.
Pada penelitian ini, sebagian besar responden yaitu 32 responden (80%) menderita gingivitis, 20 responden (50%) adalah subjek dengan skor Oral Calculus Index Simplified sedang, dan 32 responden (80%) adalah subjek dengan pembentukan kalkulus ringan. Selain itu, 31 responden (77,5%) memiliki saliva bersifat alkali dan 21 responden (52,5%) memiliki kapasitas buffer saliva rendah. Hasil penelitian Kitasako dkk., mengenai kapasitas buffer saliva di Jepang juga menunjukkan subjek penelitian memiliki pH awal diatas 7,0.21 Perhitungan terhadap pH saliva ini dilakukan dengan menggunakan pH meter dan pH strip. Perhitungan menggunakan pH strip dapat menunjukkan tingkat keasaman saliva yang berkisar dari 5,0-7,8, sedangkan, penggunaan pH meter menunjukkan tingkat keasaman yang sangat bervariasi dari nilai 1-14 yang ditunjukkan secara digital pada monitor pH meter.20,36
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan nilai korelasi signifikansi yang mutlak dengan hubungan yang kuat antara pH dan kapasitas buffer saliva dengan penumpukan kalkulus yang dinilai melalui Oral Calculus Index Simplified (OCIS) dan
52 bikarbonat adalah sistem buffer yang utama di dalam saliva.14,44 Penelitian Rantonen juga menunjukkan bahwa perempuan memiliki kapasitas buffer yang lebih rendah.45
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini juga menunjukkan hasil korelasi positif yang signifikan dengan hubungan yang moderat dari pH dan kapasitas buffer saliva terhadap keadaan jaringan periodontal yang dinilai melalui Periodontal Disease Index (PDI) secara umum. Hal ini menunjukkan kenaikan pH dan kapasitas buffer saliva diikuti dengan kenaikan skor Periodontal Disease Index. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mashhadani yang menyatakan adanya korelasi yang positif berupa peningkatan pH seiring dengan peningkatan keparahan inflamasi gingiva.15 Hinrichs juga menyatakan adanya korelasi positif antara penumpukan kalkulus dengan prevalensi gingivitis.1
53 Penelitian ini juga menunjukkan pasien dengan kapasitas buffer saliva yang lebih tinggi cenderung untuk mempunyai penumpukan kalkulus yang lebih banyak. Hal ini diperkirakan karena kapasitas buffer saliva yang tinggi dapat mendukung pembentukan kalkulus dengan cara mempertahankan nilai pH tetap berada di atas nilai pH kritis yang mendukung kejenuhan dari hidroksiapatit pada plak gigi. Kapasitas buffer saliva ini sangat berhubungan erat dengan pH saliva dimana kapasitas buffer ini memegang peranan penting dalam pemeliharaan pH saliva.31,44 Kapasitas buffer akan bekerja secara cepat untuk mengembalikan pH saliva yang turun akibat proses masuknya substrat ke dalam rongga mulut sehingga pH saliva kembali berada pada nilai normal.43 Sebaliknya, pasien dengan kapasitas buffer saliva yang rendah mempunyai penumpukan kalkulus yang lebih sedikit karena pH saliva cenderung bertahan pada keadaan asam dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan terjadinya demineralisasi enamel. Penelitian Motamayel dkk., menunjukkan kelompok individu dengan karies aktif memiliki kapasitas buffer yang lebih rendah dibandingkan kelompok individu yang bebas karies dengan perbedaan yang secara statistik signifikan.43 Penelitian Kitasako dkk., juga menunjukkan kapasitas buffer saliva merupakan salah satu faktor yang penting terhadap kesehatan rongga mulut. 21
Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap pH dan kapasitas buffer saliva antara lain adalah konsumsi makanan asam. Penelitian Tanabe dkk. menunjukkan adanya penurunan nilai pH saliva pada individu yang baru mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung asam dibandingkan dengan individu yang baru mengonsumsi air mineral.46 Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dan kebiasaan merokok yang berat dapat memengaruhi kapasitas buffer saliva. 44
54
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Ada hubungan yang signifikan antara pH dan kapasitas buffer saliva terhadap pembentukan kalkulus. (p<0,05)
2. Ada hubungan yang signifikan antara pH dan kapasitas buffer saliva terhadap indeks periodontal. (p<0,05)
6.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor dalam saliva yang dapat memengaruhi pembentukan kalkulus.
2. Dokter gigi turut berperan serta dalam memberikan nasihat dan motivasi pada pasien dengan pH dan kapasitas buffer saliva yang tinggi agar melakukan kontrol berkala secara rutin ke dokter gigi untuk mencegah penumpukan kalkulus yang banyak. 3. Individu dengan pH dan kapasitas buffer saliva yang tinggi diharapkan agar memperhatikan kesehatan rongga mulutnya dengan memelihara kebersihan rongga mulut dan memeriksakan gigi secara rutin untuk mencegah penumpukan kalkulus yang banyak.
55
DAFTAR PUSTAKA
1. Hinrichs JE. The role of dental calculus and other local predisposing factors. In: Carranza FA ed. Carranza’s Clinical Periodontology. Ed. 11. Missouri: Elsevier, 2012: 217-22.
2. Wirthlin MR, Armitage GC. Dental plaque and calculus: microbial biofilms and periodontal diseases. In: Rose LF, Mealey BL, Genco RJ, Cohen DW. eds. Periodontics medicine, surgery, and implants. Missouri: Mosby, 2004: 218-20, 235-7.
3. Jin Y, Yip HK. Supragingival calculus: formation and control. Critical reviews in oral biology and medicine 2002; 13(5): 426-41.
4. Schiff T, Saletta L, He T, Winston JL. Anticalculus efficacy and safety of a stabilized stannous fluoride/sodium hexametaphosphate dentifice. Compendium 2005; 26(9): 29-34.
5. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC, 2012: 56-63, 67-8, 85-9. 6. Chung WO, An JY. Periodontal diseases and gingival innate immunity – who
has the upper hand?. In: Jane Manakil,ed. Periodontal diseases – a clinician’s guide. Croatia: intech, 2012: 3, 7, 70-1.
7. Ryan ME. Nonsurgical Approaches for the Treatment of periodontal diseases. Dent Clin N Am 2005; 49: 611.
8. Gu Y, Ryan ME. Overview of periodontal diseases: causes, pathogenesis and characteristics. In: Genco RJ, Williams RC, eds. Periodontal disease and overall health: a clinician’s guide. USA: the colgate-palmolive company, 2010: 5-15. 9. Carneiro LC, Kabulwa MN. Dental caries, and supragingival plaque and
calculus among students,tanga,tanzania. ISRN Dentistry 2012; 1-6.
56 11.Wahyukundari MA. Perbedaan kadar matrix mettaloproteinase-8 setelah
scalling dan pemberian tetrasiklin pada penderita periodontitis kronis. Jurnal PDGI 2009; 58: 1-6.
12.Saptorini KK. Poket periodontal pada lanjut usia di posyandu lansia kelurahan wonosari kota semarang. Dalam: Peran kesehatan masyarakat dalam pencapaian MDG’s di indonesia, ed. Prosiding seminar nasional, 2011: 261-6.
13.Dumitrescu AL, Kobayashi J. Genetic variants in periodontal health and disease. German: Springer-verlag berlin heidelberg, 2010: 1-14.
14.Walsh LJ. Clinical aspects of salivary biology for the dental clinician. J of minim interv dent 2008; 1(1): 7-24.
15.Al- Mashhadani AT, Al-obaidi WA. The pH of stimulated saliva in relation to oral health status among children and adults. J college dentistry 2005; 17(1): 89-91.
16.Fabian TK, Fejerdy P, Csermely P. Saliva in health and disease, chemical biology of. Wiley encyclopedia of chemical biology 2007: 1-9.
17.Wu KP, Ke JY, Chung CY, Chen CL, Hwang TL, Chou MY. Relationship between unstimulated salivary flow rate and saliva composition of healthy children in taiwan. Chang Gung Med J 2008; 31(3): 281-5.
18.Arabaci T, cicek Y, Beydemir S, Canakci CF, Canakci V. Are increased salivary carbonic anhydrase VI levels related to the amount of supragingival dental calculus formation and clinical periodontal scores?. J of Dent Sciences 2013:1-5.
19.Gupta S, Bhat KM, Kumar MSA. Influence of oral hygiene measures, salivary pH and urea level on calculus formation – A clinical Study. J of Indian Dental Association 2011; 5(5): Abstract.
57 21.Kitasako Y, Ikeda M, Burrow MF, Tagami J. Oral health status in relation to stimulated saliva buffering capacity among japanese adults above or below 35 years of age. J med dent sci 2006; 53: 175-80.
22.Gopinath VK, Arzreanne AR. Saliva as a diagnostic tool for assessment of dental caries. Archives of orofacial sciences 2006; 1: 57-9.
23.Lang NP, Mombelli A, Attstrom R. Oral biofilms and calculus. In: Lindhe J et al,eds. Clinical periodontology and implant dentistry. Fifth edition. United Kingdom: Blackwell, 2008: 183-203.
24.Reddy S. Essentials of clinical periodontology and periodontics. Second edition. New Delhi: Jaypee, 2008: 57-75.
25.Bathla S. Dental calculus and other contributing factors. In: Periodontics revisited. New Delhi: Jaypee, 2011: 72,73.
26.Dawes C. Why does supragingival calculus form preferentially on the lingual surface of the 6 lower anterior teeth?. JCDA 2006-7; 72(10): 923-6.
27.DePaola DP. Saliva: the precious body fluid. JADA 2008; 139(suppl 2): 5s-10s. 28.Almeida PDV, Gregio AMT, Machado MAN, Lima AAS, Azevedo LR. Saliva
composition and functions: a comprehensive review. The J of contemporary dental practice 2008; 9(3): 1-11.
29.Berkovitz B, Moxham B, Linden R, Sloan A. Master dentistry volume three. London: Elsevier, 2011: 79-85.
30.Tucker AS, Miletich I, eds. Salivary glands development, adaptations, and disease. London: Karger, 2010: 1-2.
31.Naveen S, Asha M, Shubha G, Bajoria AA, Jose AA. Salivary flow rate, pH and buffering capacity in pregnant and non pregnant women – a comparative study. JMED research 2014: 1-8.
58 33.Hinrichs JE, Novak MJ. Classification of diseases and conditions affecting the periodontium. In: Carranza FA ed. Carranza’s Clinical Periodontology. Edisi ke-11. Missouri: Elsevier, 2012: 35,41,45.
34.Pedersen AML. Saliva. Denmark: institute of odontology university of copenhagen, 2007: 2-8.
35.Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta: Sagung seto, 2011: 368-9.
36.GC America. Saliva-Check buffer testing mat
September 2014)
37.Moritsuka M, Kitasako Y, Burrow MF, Ikeda M, Tagami J. The pH change after HCl tritation into resting and stimulated saliva for a buffering capacity test. Australian Dent J 2006; 51(2): 170-174.
38.Wall T, Nasseh K. Dental-related emergency department visits on the increase in the united states. Health Policy Institute ADA 2013: 3.
39.Eaton KA, Carlile MJ. Tooth brushing behaviour in Europe: opportunities for dental public health. Intl Dent J 2008; 58: 289.
40.Zhu L, Petersen PE, Wang HY, Bian JY, Zhang BX. Oral health knowledge, attitudes and behavior of adults in China. Intl Dent J 2005; 55: 235,239.
41.Davidovich E, Davidovits M, Peretz B, Shapira J, Aframian DJ. The correlation between dental calculus and disturbed mineral metabolism in paediatric patients with chronic kidney disease. Nephrol Dial Transplant 2009; 24: 2439-45.
42.Wong L, Sissons CH, Pearce EI, Cutress TW. Calcium phosphate deposition in human dental plaque microcosm biofilms induced by an ureolytic pH rise procedure: Arch Oral Biol 2002: 47(11): Abstract.
43.Motamayel FA, Goodarzi MT, Hendi SS, Abdolsamadi H, Rafieian N. Evaluation of salivary flow rate, pH, buffering capacity, calcium and total protein levels in caries free and caries active adolescence. J of Dent and Oral Hygiene 2013; 5(4): 35-39.
59 capacity of saliva in healthy volunteers. Rev Esp Enferm Dig 2004; 96(11): 773-783.
45.Rantonen P. Salivary flow and composition in healthy and diseased adults. Dissertation. Helsinki: University of Helsinki 2003: 46,69.
60 Lampiran 1
LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Kepada Yth : Saudara/Saudari ...
Bersama ini saya, Fellicia Lestari, yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian
saya yang berjudul :
PENGARUH pH DAN KAPASITAS BUFFER SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN KALKULUS PADA PASIEN DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pH dan kemampuan menetralkan asam dari air liur/air ludah terhadap pembentukan karang gigi pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk melihat apakah pH dan kemampuan menetralkan asam dari air liur pasien berpengaruh terhadap pembentukan karang gigi pasien. Keuntungan bagi subjek antara lain adalah untuk mengetahui apakah pH dan kemampuan menetralkan asam dari air liur subjek berisiko terhadap pembentukan karang gigi, apabila berisiko, maka kedepannya dapat dilakukan tindakan pencegahan yang lebih baik.
61 pengunyahan permen karet dapat segera dihentikan. Selain itu, pada penelitian tersebut, untuk mendapatkan identitas Saudara/i yang lebih rinci mengenai subjek yang diteliti maka subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner. Identitas Saudara/i sebagai subjek penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti. Seluruh biaya pada penelitian ini akan ditanggung oleh peneliti.
Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/i merasa keberatan dan apabila Saudara/i mengalami keluhan maka dapat menghubungi peneliti di no. HP 089633934354.
Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Medan, ...2015
62 Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : L / P
Alamat :
Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Fellicia Lestari yang berjudul “Pengaruh pH dan Kapasitas Buffer Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus Pada Pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU”.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Medan, 2015
Pembuat Pernyataan
64
Tingkat Pendidikan : Tidak Sekolah/ SD/ SMP/ SMU/ D3/ S1/S2/ S3 Status Perkawinan : Menikah/ Tidak Menikah
Bila Menikah : Jumlah Anak yang dimiliki :...orang Lingkari jawaban pada pertanyaan pilihan !
B. Kebiasaan Oral Higiene
1. Berapa kali anda menyikat gigi anda dalam sehari ? A. 1 kali
B. 2 Kali C. 3 Kali D. > 3 kali
2. Kapan anda menyikat gigi anda?
A. Pagi hari sebelum sarapan dan malam hari saat mau tidur B. Pagi hari setelah sarapan dan malam hari saat mau tidur
C. Pagi hari setelah sarapan, siang hari setelah makan siang dan malam sebelum tidur
65
3. Permukaan bagian mana saja dari gigi anda yang anda sikat? A. Depan pada Rahang Atas
B. Belakang pada Rahang Atas C. Depan pada Rahang Bawah D. Belakang pada Rahang Bawah
E. Depan dan Belakang hanya pada Rahang Atas F. Depan dan Belakang hanya pada Rahang Bawah G. Semua permukaan pada Rahang Atas dan Bawah 4. Bagaimana gerakan menyikat gigi anda ?
A. Keatas B. Kebawah
C. Keatas dan kesamping
D. Keatas, kebawah dan kesamping E. Kesamping
5. Apakah anda menggunakan pasta gigi saat menyikat gigi anda ? ( Ya/ Tidak) Bila Ya, Sebutkan...
6. Apakah anda menggunakan obat kumur setelah menyikat gigi anda ? (Ya/Tidak) Bila Ya, Sebutkan...
7. Apakah anda rutin mengganti sikat gigi anda? (Ya/Tidak) 8. Berapa kali dalam 1 tahun anda mengganti sikat gigi anda?
A. 1 kali setahun B. 2 kali setahun C. 3 kali setahun D. > 3 kali setahun E. Setiap bulan
9. Sikat gigi jenis apa yang anda pakai untuk menyikat gigi anda? A. Manual
B. Elektrik (memakai tenaga baterai/listrik)
10. Bagaimana bulu sikat gigi yang anda pakai saat menyikat gigi? A. Lembut
B. Sedang/ Medium C. Keras
66 B. Dengan kekuatan sedang
C. Dengan lembut
12. Apakah setelah menyikat gigi anda berkumur –kumur lagi? (Ya/Tidak) Bila ya : berapa kali anda berkumur setelah menyikat gigi
A. 1 kali B. 3 kali C. 5 kali D. > 5 kali
13. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang asam? (Ya/Tidak)
C. Riwayat Perawatan Gigi
14. Apakah anda pernah ke dokter gigi sebelumnya? (Ya/Tidak)
15. Kalau ya, apakah anda berobat secara rutin ke dokter gigi? (Ya/Tidak) 16. Apa tujuan anda ke dokter gigi?
A. Untuk menambal gigi
B. Untuk membersihkan karang gigi C. Untuk mencabut gigi
D. Untuk memasang gigi palsu
E. Untuk memasang pesawat gigi (Ortodonti)
F. Untuk memperoleh informasi tentang perawatan gigi
17. Menurut anda, berapa lama sebaiknya kita berkunjung ke dokter gigi? A. 1 tahun sekali
B. 6 bulan sekali C. 3 bulan sekali D. Kalau sakit gigi saja
18. Menurut anda, mengapa orang terkadang malas datang ke dokter gigi? A. Biayanya mahal
B. Perawatannya membutuhkan waktu lama
C. Penyakit gigi bukan penyakit yang membahayakan D. Takut dengan peralatan dokter gigi
67 20. Kalau ya, Bagaimana anda mengatasi rasa sakit pada gigi anda?
A. Berkunjung ke dokter gigi untuk pemeriksaan B. Hanya meminum obat-obatan penghilang rasa sakit C. Hanya berkumur-kumur dengan air hangat saja
21. Apakah anda pernah meminum obat penghilang rasa sakit gigi? (Ya/Tidak) Bila ya, sebutkan nama obat yang sering anda konsumsi
:...
22. Apakah anda menderita penyakit : A. Diabetes Melitus
B. Tekanan darah tinggi C. Kelainan darah
D. Tidak menderita penyakit sistemik apapun
23. Apakah kalau anda menyikat gigi, gusi anda pernah berdarah? ( Ya/Tidak) Telah berapa lama anda mengalami gusi anda berdarah ketika menyikat gigi?
A. 1 minggu
24. Apakah anda sering merasakan mulut anda berbau? (Ya/Tidak) Bila Ya, bagaimana cara anda mengatasi rasa bau mulut tersebut?
A. Memakai pewangi untuk menghilangkan bau mulut B. Memakan permen
C. Berkumur-kumur dengan obat kumur D. Menyikat gigi berulang-ulang
68
Periodontal Disease Index
Gigi Indeks Skor
16 21 24 36 41 44 Total
Kriteria untuk PDI
Skor
0 Tidak ada peradangan, tidak ada perubahan pada gingiva 1 Gingivitis ringan – sedang pada beberapa lokasi margin gingiva 2 Gingivitis ringan – sedang menyeluruh pada margin gingiva yang
mengelilingi gigi
3 Gingivitis berat ditandai dengan warna gingiva merah terang, perdarahan, dan ulserasi
4 Hilang perlekatan kurang dari 3 mm, diukur dari cementoenamel junction (≤ 3mm)
5 Hilang perlekatan antara 3-6 mm
6 Hilang perlekatan lebih dari 6 mm ( > 6mm)
69 =
The Volpe-Manhold Calculus Scoring
Permukaan gigi yang diukur
Gigi Indeks Mesial Tengah (mid) Distal
33 32 31 41 42 43 Total
Skor pengukuran kalkulus
0 Tidak ada kalkulus
1 Penumpukan kalkulus sebanyak 1mm 2 Penumpukan kalkulus sebanyak 2mm 3 Penumpukan kalkulus sebanyak 3mm
VMI = Jumlah skor VMI
70
Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)
Permukaan gigi yang diukur
Gigi Indeks Skor Debris Skor Kalkulus
16 bukal 11 labial 26 bukal 36 lingual 31 labial 46 lingual
Skor pengukuran debris
0 Tidak ada debris atau stain
1 Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal, atau terdapat stain ekstrinsik dipermukaan yang diperiksa
2 Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa 3 Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa
Skor pengukuran kalkulus
0 Tidak ada kalkulus
1 Kalkulus supragingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal yang diperiksa
2 Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus subgingiva di sekeliling servikal gigi
71 subgingiva yang kontinu di sekeliling servikal gigi
OHIS = ODIS + OCIS =
Kriteria indeks debris dan kalkulus
Baik 0-0,6
Sedang 0,7-1,8
Buruk 1,9-3,0
Kriteria OHIS
Baik 0,0-1,2
Sedang 1,3-3,0
72 pH dan Kapasitas Buffer Saliva
pH saliva:... (pH meter) pH saliva:... (pH strip)
No. Kriteria Nilai
1. Tingkat keasaman tinggi 5,0-5,8 2. Tingkat keasaman sedang 6,0-6,6
3. Saliva normal 6,8-7,8
Kapasitas buffer saliva:...
No. Kriteria Nilai
1. Kapasitas buffer sangat rendah 0-5 2. Kapasitas buffer rendah 6-9 3. Kapasitas buffer normal 10-12
73 Lampiran 4
ANGGARAN PENELITIAN
1. Peralatan Penunjang
No. Peralatan Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Harga
Peralatan (Rp)
1. Prob periodontal UNC 15
2. Bahan Habis Pakai
No. Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
74
3. Lain-Lain, Publikasi, Seminar, Laporan Lainnya
No. URAIAN Volume Biaya Satuan
(Rp)
Biaya per Tahun
(Rp)
1. Fotokopi 1 paket 100.000 100.000
2. Tinta Printer 1 buah 50.000 50.000
3. Pengurusan Ethical clearance 1 paket 100.000 100.000
JUMLAH 250.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 3.855.000
75 Lampiran 5
BIODATA PENELITI
1. KETUA PENELITI
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Pitu Wulandari,drg.,S.Psi,Sp.Perio 2. Jabatan Fungsional Lektor
3. NIP 19790514 200502 2001
4. NIDN 0014057901
5. Tempat Tanggal Lahir Langsa/ 14 Mei 1979
6. Alamat Rumah Jl. Kapten Muslim Gg. Masjid No. 5 Medan
7. E-mail puput_seven@yahoo.co.id
8. No. Telepon/faks 061-8458782
9. Alamat Kantor Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan
10. No.Telepon 061- 8216131
11. Lulusan yang telah dihasilkan Dokter Gigi 12. Mata Kuliah yang diampu Periodonsia
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Program S1 S1 S2/Sp
Nama Perguruan Tinggi USU UMA UI
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi Psikologi Periodonsia
Tahun Masuk 1997 1998 2007
76
III. PENGALAMAN PENELITIAN ANGGOTA PENELITI
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2009 Hubungan Kadar Estrogen dengan Status Periodontal pada Perempuan Paskamenopause
Pribadi 12.000.000
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2012 Bulan Kesehatan Gigi Nasional Unilever Rp.247.000.000 2. 2012 Pemeriksaan Kesehatan Gigi Mahasiswa
Baru Jalur SNMPTN TA 2012/2013
USU -
3. 2011 Pemeriksaan Kesehatan Gigi Masyarakat Kota Medan dan Sekitarnya dalam Kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Masyarakat (BKGN)
Unilever -
4. 2011 Pemeriksaan Kesehatan Gigi Mahasiswa Baru Jalur SPMB TA 2011/2012
USU -
V. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2009 Periodontal Surgical Procedure in Orthodontic Treatment
Buku Prosiding pada TIMNAS V Universitas Airlangga Surabaya 2009 Flep Posisi Koronal : Suatu Teknik
untuk Perawatan Resesi Gingiva
77 Pre and Postmenopausal Women with
Periodontitis
Congress of the Japanese Society for Disability and Oral Health
2010 Relation of Type Two Diabetes With Periodontitis Destruction In Patient With Periodontitis
Dentika Dental Jurnal : Vol 15/No2 P.101-201/ Medan/ Des/2010 (ISSN : 1693-671X)
2011 Tissue Engineering di Bidang Periodonsia
Buku Prosiding RDM&E, 2011 (ISSN : 2088-9739)
2012 Status Periodontal Pasien yang
Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan
Dentika Dental Jurnal : Vol 17, No. 2, 2012 (ISSN : 1693-671X)
2. ANGGOTA PENELITI
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Fellicia Lestari
2. NIM 110600092
3. Tempat Tanggal Lahir Banda Aceh, 23 Juni 1993
4. E-mail felliciabel@gmail.com
78 Lampiran 6
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan
Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pembuatan Proposal dan Seminar X X X X X X X X X X X X X
2 Perbaikan Proposal X X X X
3 Pengajuan Surat Etik X X X
4 Penelitian 5 Pengolahan Data
6 Pembuatan Laporan Penelitian 7 Seminar Skripsi
80
Lampiran 8 Analisis Statistik
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 7 17.5 17.5 17.5
Perempuan 33 82.5 82.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Jawa 24 60.0 60.0 60.0
Batak 14 35.0 35.0 95.0
Cina 1 2.5 2.5 97.5
Mandailing 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 4 10.0 10.0 10.0
SMP 5 12.5 12.5 22.5
SMU 16 40.0 40.0 62.5
S1 15 37.5 37.5 100.0
81
Frekuensi menyikat gigi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 kali 3 7.5 7.5 7.5
2 kali 28 70.0 70.0 77.5
3 kali 8 20.0 20.0 97.5
>3 kali 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kapan menyikat gigi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid A. Pagi hari sebelum sarapan dan
malam hari saat mau tidur 18 45.0 45.0 45.0
B. Pagi hari setelah sarapan dan
malam hari saat mau tidur 11 27.5 27.5 72.5
C. Pagi hari setelah sarapan, siang hari setelah makan siang dan malam sebelum tidur
9 22.5 22.5 95.0
D. Pagi hari sebelum sarapan, siang hari setelah makan siang dan malam sebelum tidur
2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0