• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan PBL Muskuloskeletal Modul 1.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan PBL Muskuloskeletal Modul 1.doc"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

I.I Latar Belakang

Si

Siststem em mumuskskululoskoskeleletetal al adadalalah ah pepenununjnjanang g bebentntuk uk tutububuh h dadan n beberprperaeran n dadalalamm  pergerakan.

 pergerakan. Sistem Sistem ini ini terdiri terdiri dari dari tulang, tulang, sendi, sendi, otot otot rangka, rangka, tendon, tendon, ligament, ligament, bursa, bursa, dandan  jaringan

 jaringan – – jaringan jaringan khusus khusus yang yang menghubungkan menghubungkan struktur struktur tersebut.Hipotesis tersebut.Hipotesis bahwa bahwa tulangtulang kepala berhubungan dengan tulang leher tampaknya cukup beralasan. Oleh karena itu tulang kepala berhubungan dengan tulang leher tampaknya cukup beralasan. Oleh karena itu tulang terdiri dari bermacam – macam sel, maka kelainan yang mengenainya banyak dan bermacam terdiri dari bermacam – macam sel, maka kelainan yang mengenainya banyak dan bermacam  – macam.

 – macam.

Dan pada masa sekarang ini penyakit – penyakit muskuloskeletal banyak ditemukan Dan pada masa sekarang ini penyakit – penyakit muskuloskeletal banyak ditemukan d

diitetennggaah h mmaasysyararaakkaatt. . DDaan n kkiitta a ddiihhaararappkkaan n mmamamppu u uunnttuuk k mmeemmeeccaahhkkan an ddanan men

menanganggulgulanganginyinya a makmaka a dardari i itu itu kitkita a dibdiberierikan kan skeskenarnario io menmengengenai ai masmasalah alah menmengengenaiai  penyakit – penyakit

 penyakit – penyakit muskuloskeletal.muskuloskeletal.

I.2 Tujuan

I.2 Tujuan

Ma

Mahahasissiswa wa didihaharaprapkakan n dadapapat t memenjnjelaelaskskan an tetentntanang g didiagagnonosis sis nynyeri eri sesendndi,i,pepenynyebebab ab – –   penyebab

 penyebab nyeri nyeri sendi,patofisiologi sendi,patofisiologi terjadinya terjadinya nyeri nyeri sendi,dapat sendi,dapat membedakan membedakan nyeri nyeri sendisendi akibat karena inflamasi dan nyeri sendi akibat karena mekanik.

akibat karena inflamasi dan nyeri sendi akibat karena mekanik.

I.3 Sasaran Pembelajaran

I.3 Sasaran Pembelajaran

1.

1. MahasiMahasiswa mampswa mampu menjelu menjelaskan tenaskan tentang anatang anatomi sentomi sendi lutudi lutut,tangt,tangan dan kakan dan kaki.i. 2.

2. MahasiMahasiswa mampswa mampu menju menjelaskan telaskan tentanentang lingkg lingkup geraup gerak sendi mk sendi masing – asing – masing masing sendisendi tersebut di atas.

tersebut di atas. 3.

3. MahasiMahasiswa maswa mampu mmpu menjelaenjelaskan mskan mekanisekanisme nyme nyeri akieri akibat inbat inflamasiflamasi.. 4.

(2)

5.

5. MahMahasiasiswa mampswa mampu u menmengetgetahuahui i sensendi – di – sensendi yang serindi yang sering g menmengengenai ai artarthrihritis gouttis gout,, osteoarthritis dan arthritis rheumatoid.

osteoarthritis dan arthritis rheumatoid. 6.

6. MaMahahasisiswswa a mamampmpu u memengnggagambmbararkakan n kekelalaininan an – – kekelalaininan an sesendndi i akakibibat at kakarerenana inflamasi dan gangguan mekanik.

inflamasi dan gangguan mekanik. 7.

7. MahMahasiasiswa mampswa mampu u menmenyebyebutkutkan jenis – an jenis – jenjenis is pempemerikeriksaan yang dipsaan yang diperluerlukan untukan untuk k  mengarahkan diagnosis penyakit ini.

mengarahkan diagnosis penyakit ini. 8.

8. MahasiMahasiswa mamswa mampu mempu memberikaberikan terapi n terapi yang syang sesuai desuai dengan engan penyapenyakitnykitnya.a. 9.

9. MahasiMahasiswa swa mampmampu mu menyebenyebutkan utkan kompkomplikasi likasi penyapenyakit.kit. 10.

10. MahasiMahasiswa swa mampu menyebumampu menyebutkan diagnosis banding dari tkan diagnosis banding dari arthritarthritis is gout,gout,osteoaosteoarthritirthritiss dan arthritis rheumatoid.

dan arthritis rheumatoid. 11.

(3)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

2.1 Skenario

2.1 Skenario

Seo

Seoranrang g wanwanita ita mudmuda, a, dikdikonsonsul ul dardari i popolikliklinlinik ik kulkulit it dendengan gan kelkeluhauhan n nyenyeri ri sensendi di padpadaa  pergelangan tangan

 pergelangan tangan beserta jari beserta jari – jari – jari tangan, bersifat tangan, bersifat simetris. Penderita simetris. Penderita berobat di berobat di poli kulitpoli kulit oleh karena ada kemerahan di pipi kiri

oleh karena ada kemerahan di pipi kiri – kanan yang menurut penderit– kanan yang menurut penderita akibat karena alergia akibat karena alergi  bedak

 bedak pemutih pemutih yang yang dibelinya dibelinya di di took took obat obat secara secara bebas. bebas. Namun Namun kemerahan kemerahan tersebut tersebut tidak tidak  menghilang sekalipun penderita telah menghentikan memakai bedak pemutih tersebut. Tidak  menghilang sekalipun penderita telah menghentikan memakai bedak pemutih tersebut. Tidak  ada saudaranya yang lain yang menderita seperti ini.

ada saudaranya yang lain yang menderita seperti ini.

2.2 Kata kunci

2.2 Kata kunci

1

1.. WWaanniitta ma muuddaa 2.

2. KeluhKeluhan nyeran nyeri sendi pai sendi pada pergda pergelangelangan tangan tangan besertan beserta jari – jari taa jari – jari tangan, bngan, bersifatersifat simetris

simetris 3.

3. KemKemeraherahan dan di pii pipi pi kirkiri dai dan kn kanaanann 4.

4. AlAlerergi gi bebedadak k pepemumutitihh 5.

5. KemeraKemerahan tidhan tidak hilaak hilang walng walaupun aupun telah mtelah menghenghentikentikan bedak an bedak pemutpemutihih 6.

6. Tidak Tidak ada sauada saudaranydaranya yana yang lain g lain yang yang mendmenderita seerita seperti iperti inini

2.3 Pertanyaan

2.3 Pertanyaan

1.

1. Apa yaApa yang di ng di maksud maksud nyerinyeri? Mekan? Mekanisme nyisme nyeri, ineri, inflamasi dflamasi dan mekan mekanik anik  2.

2. ApApa ia itu tu nynyereri sei sendndi?i? 3.

3. AnaAnatomtomi seni sendi ldi lutuutut, tat, tangangan dan dan kakn kakii 4.

4. Macam peMacam penyakinyakit sendi dt sendi dan Sebuan Sebutkan citkan ciri – ciri darri – ciri dari masingi masing- masing p- masing penyakenyakit tersebuit tersebut?t? (perbandingannya?)

(4)

5.

5. PenyePenyebab wanbab wanita mengita mengalami kemalami kemerahan derahan dan kenaan kenapa kemepa kemerahan terrahan tersebut tisebut tidak hildak hilangang walaupun sudah menghentikan bedak pemutih?

walaupun sudah menghentikan bedak pemutih? 6.

6. Obat aObat apa sajpa saja yang a yang dapat dapat menyemenyebabkbabkan penan penyakit yakit dalam dalam skenarskenario?io? 7.

7. DiaDiagnognosis semsis semententara penara penyakyakit padit pada skena skenariario?o? 8.

8. PenPenatalatalaksaksanaanaan padan pada pena penyakyakit terit tersebusebut?t? 9.

9. JeJeninis pes pememeririksksaaaan?n? 10.

10. Cara penceCara pencegahan pengahan penyakit?yakit?

2.4 Jawaban

2.4 Jawaban

1.

1. PEPENGNGERERTITIAN AN NYNYERERII

 Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang  Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang

tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jar

tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jar ingan yang sudah atauingan yang sudah atau  berpotensi terjadi.

 berpotensi terjadi.

Pada sebagian besar pasien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cedera atau Pada sebagian besar pasien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cedera atau

rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai (berbahaya). Pada kasus rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai (berbahaya). Pada kasus cedera atau berpotensi mencederai, nyeri memiliki fungsi protektif, memicu respons cedera atau berpotensi mencederai, nyeri memiliki fungsi protektif, memicu respons terhadap stress berupa penarikan, melarikan diri, atau imobilisasi bagian tubuh terhadap stress berupa penarikan, melarikan diri, atau imobilisasi bagian tubuh

(misalnya, menarik jari tangan dari kompor panas). Namun, apabila fungsi protektif  (misalnya, menarik jari tangan dari kompor panas). Namun, apabila fungsi protektif  ini sudah selesai, nyeri yang berlanjut dapat memperlemah pasien, karena sering ini sudah selesai, nyeri yang berlanjut dapat memperlemah pasien, karena sering disertai oleh suatu respons stress berupa meningkatnya rasa cemas, denyut

disertai oleh suatu respons stress berupa meningkatnya rasa cemas, denyut  jantung,tekanan darah, dan kecepatan pernapasan. Walaupun m

 jantung,tekanan darah, dan kecepatan pernapasan. Walaupun merupakan pengalamanerupakan pengalaman subjektif dengan komponen sensorik dan emosional

subjektif dengan komponen sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, nyeriyang tidak menyenangkan, nyeri memperlihatkan beberapa bukti objektif. Mengamati ekspresi wajah pasien,

memperlihatkan beberapa bukti objektif. Mengamati ekspresi wajah pasien,

mendengarkan tangisan, atau erangan dan mengamati tanda-tanda vital dapat memberi mendengarkan tangisan, atau erangan dan mengamati tanda-tanda vital dapat memberi  petunjuk mengenai derajat nyeri yang dialami pasien.

 petunjuk mengenai derajat nyeri yang dialami pasien.

(5)

Pada proses inflamasi, misalnya pada arthritis,proses nyeri terjadi karena stimulus Pada proses inflamasi, misalnya pada arthritis,proses nyeri terjadi karena stimulus nosiseptor akibat pembebasan berbagai mediator biokimiawi selama proses inflamasi nosiseptor akibat pembebasan berbagai mediator biokimiawi selama proses inflamasi terjadi. Inflamasi terjadi akibat rangkaian reaksi imunologik yang dimulai oleh adanya terjadi. Inflamasi terjadi akibat rangkaian reaksi imunologik yang dimulai oleh adanya antigen yang kemudian diproses oleh antigen presenting cells (APC) yang kemudia antigen yang kemudian diproses oleh antigen presenting cells (APC) yang kemudia akan diekskresikan ke permukaan sel dengan determinan HLA yang sesuai. Antigen akan diekskresikan ke permukaan sel dengan determinan HLA yang sesuai. Antigen yang di ekspresikan tersebut akan diikat oleh sel T melalui reseptor sel T pada

yang di ekspresikan tersebut akan diikat oleh sel T melalui reseptor sel T pada  permukaan sel T membentuk komp

 permukaan sel T membentuk kompleks trimokuler. Kompleks trimokuler tersebutleks trimokuler. Kompleks trimokuler tersebut akan mencetuskan rangkaian reaksi imunologik dengan pelepasan berbagai sitokin akan mencetuskan rangkaian reaksi imunologik dengan pelepasan berbagai sitokin (IL-1, IL-2) sehingga terjadi aktifasi mitosis dan poliferasi sel T tersebut. Sel T yang (IL-1, IL-2) sehingga terjadi aktifasi mitosis dan poliferasi sel T tersebut. Sel T yang teraktifasi

teraktifasi juga akan mjuga akan menghasilkan berbagai limfokenghasilkan berbagai limfokin dan medin dan mediator inflamasi yangiator inflamasi yang  bekerja merangsang makrofag untuk mening

 bekerja merangsang makrofag untuk meningkatkan aktifitas fagositosisnya dankatkan aktifitas fagositosisnya dan merangsang poliferasi sel B untuk memproduksi antibody.

merangsang poliferasi sel B untuk memproduksi antibody.

Antibody yang dihasilkan akan membentuk kompleks imun yang akan

Antibody yang dihasilkan akan membentuk kompleks imun yang akan menendapmenendap  pada organ target dan mengaktifkan sel radang untuk

 pada organ target dan mengaktifkan sel radang untuk melakukan fagositosis yangmelakukan fagositosis yang diikuti oleh pembebasan metabolit asam arakidonat, radikal oksigen bebas, enzim diikuti oleh pembebasan metabolit asam arakidonat, radikal oksigen bebas, enzim  prates yang pada akhirnya akan menyebabkan k

 prates yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada organ target tersebut.erusakan pada organ target tersebut. Prostaglandin berperan dalam meninbulkan nyeri pada proses inflamasi dapat

Prostaglandin berperan dalam meninbulkan nyeri pada proses inflamasi dapat

memprovokasi nyeri secara langsung, tetapi harus ada kerjasama sinergistik dengan memprovokasi nyeri secara langsung, tetapi harus ada kerjasama sinergistik dengan mediator inflamasi yang lain seperti histamine dan bradikinin.

mediator inflamasi yang lain seperti histamine dan bradikinin.

Pada proses inflamasi, terjadi interaksi 4 sistem yaitu system pembekuan darah, Pada proses inflamasi, terjadi interaksi 4 sistem yaitu system pembekuan darah, system kinin, system fibrinolisis dan system complement, yang akan membebaskan system kinin, system fibrinolisis dan system complement, yang akan membebaskan  berbagai protein inflamatif baik amin vasoaktif amupun zat kemotaktik yang ak  berbagai protein inflamatif baik amin vasoaktif amupun zat kemotaktik yang akanan

menarik lebih banyak sel radang ke daerah inflamasi. menarik lebih banyak sel radang ke daerah inflamasi.

• MEKANISME AKIBAT GANGGUAN MEKANIK MEKANISME AKIBAT GANGGUAN MEKANIK 

Jika ada antigen yg

Jika ada antigen yg masuk ke dalam tubuh dan kemudian masuk ke dalam tubuh dan kemudian tubuh membentuk antiboditubuh membentuk antibodi yang kemudian membentuk makrofag dan sitokinin, makrofag dan

yang kemudian membentuk makrofag dan sitokinin, makrofag dan sitokinin itusitokinin itu kemudian membentuk interleukin 1 dan prostalgladin

kemudian membentuk interleukin 1 dan prostalgladin yang menyebabkan nyeri.yang menyebabkan nyeri.

Klasifikasi Nyeri Klasifikasi Nyeri

1.

1. Nyeri Nyeri nosisnosiseptik eptik 

Adalah nyeri yang timbul akibat

Adalah nyeri yang timbul akibat peranperangsanggsangan an pada nosiseptpada nosiseptor ( or ( serabuserabut t a-delta-delta a dandan serabut – c) oleh rangsang mekanik,termal atau kemikal. Nyeri ini di bagi lagimenjadi serabut – c) oleh rangsang mekanik,termal atau kemikal. Nyeri ini di bagi lagimenjadi 2 yaitu

2 yaitu

(6)

Adalah nyeri yang timbul pada organ non visceral, misal nyeri pasca bedah, nyeri Adalah nyeri yang timbul pada organ non visceral, misal nyeri pasca bedah, nyeri metastatik, nyeri tulang, nyeri artritik.

metastatik, nyeri tulang, nyeri artritik.

 Nyeri Viseral Nyeri Viseral

Adalah nyeri yang berasal dari organ visceral, biasanyaakibat distensi organ yang Adalah nyeri yang berasal dari organ visceral, biasanyaakibat distensi organ yang  berongga,misalnya usus, kandung em

 berongga,misalnya usus, kandung empedu, pancreas, jantung.pedu, pancreas, jantung. 2.

2. Nyeri Nyeri non- non- nosisenosiseptif ptif  Dibagi menjadi 2 yaitu Dibagi menjadi 2 yaitu

 Nyeri Neuropati Nyeri Neuropati

Timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf. Nyeri sering kali persisten, walaupun Timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf. Nyeri sering kali persisten, walaupun  penyebabnya

 penyebabnya sudah sudah tidak tidak ada, ada, biasanya biasanya pasien pasien merasakan merasakan seperti seperti rasa rasa tebakar,tebakar, tersengan listrik atau alodini dan disestesia.

tersengan listrik atau alodini dan disestesia.

 Nyeri psikogenik  Nyeri psikogenik 

Yaitu nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan nyeri neuropati dan Yaitu nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan nyeri neuropati dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik.

memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik.

2.

2. NY

NYER

ERI S

I SE

END

NDII

 Nyeri sendi adalah gangguan pada sendi yang

 Nyeri sendi adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik,bergerak. Penyakit ini bersifat kronik,  berjalan progresif lambat, tidak meradang dan di tandai oleh adanya deteriorasi dan  berjalan progresif lambat, tidak meradang dan di tandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang barupada permukaan persendian. abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang barupada permukaan persendian.  Nyeri sendi

 Nyeri sendi sedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki dan terutamasedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki dan terutama ditemukan pada orang-orangyang berusia lebih dari 45 tahun.

ditemukan pada orang-orangyang berusia lebih dari 45 tahun.

Gambaran klinis nyeri sendi umumnya akan terasa nyeri pada sendi apabila sendi Gambaran klinis nyeri sendi umumnya akan terasa nyeri pada sendi apabila sendi  bergerak atau menanggung beban. Ny

 bergerak atau menanggung beban. Nyeri ini akan berkurang bila pasien beristirahat.eri ini akan berkurang bila pasien beristirahat. Ciri khas yang sering terlihat pada gambaran radiogram adalah penyempitan ruang Ciri khas yang sering terlihat pada gambaran radiogram adalah penyempitan ruang sendi, keadaan ini terjadi karena rawan sendi menyusut.

sendi, keadaan ini terjadi karena rawan sendi menyusut.

3.

(7)

ANATOMI SENDI ANATOMI SENDI

(8)

Articulatio humeri Articulatio humeri

• ArArtiticuculalatitioo : : pepersrsedediaian n teterjrjadadi i anantatara ra cacapuput t hhumumereri i yayanng g bbuulalat t dedenngagan n cacavvititasas

glenoidalis scapulae yang dangkal dan berbentuk seperti buah pir. glenoidalis scapulae yang dangkal dan berbentuk seperti buah pir. Fasies artikularis diliputi oleh rawan sendi hialin, dan cavitas Fasies artikularis diliputi oleh rawan sendi hialin, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya bibir fibro cartilage yang glenoidalis diperdalam oleh adanya bibir fibro cartilage yang dinamakan labrum glenoidale.

dinamakan labrum glenoidale.

• TTiippee : : SSiinnoovviiaal l ““bbaalll l aannd d ssoocckkeett””.. •

• CCaappssuullaa : : MMeelliippuutti i sseennddi i ddaan n ddi i mmeeddiiaal l mmeelleekkaat t ppaadda a ppiinnggggiir r ccaavviittaass

glenoidalis diluar labrum; dilateral capsula melekat pada collum glenoidalis diluar labrum; dilateral capsula melekat pada collum anatomikum humeri. Capsula artikularis ini tipis dan lemas anatomikum humeri. Capsula artikularis ini tipis dan lemas

memungkinkan gerakan yang luas. Capsula artikularis diperkuat oleh memungkinkan gerakan yang luas. Capsula artikularis diperkuat oleh lembaran fibrosa yang berasal dari tendo muskuli subcapulari, supra lembaran fibrosa yang berasal dari tendo muskuli subcapulari, supra spinatus, infra spinatus, dan teres minor (otot-otot manset rotator). spinatus, infra spinatus, dan teres minor (otot-otot manset rotator).

• LiLigagamementntumum : : LiLigagamementntum um GlGlenenohohumumereralale, e, LiLigagamementntum um huhumemerarale le trtranansvsverersusum,m,

dan ligamentum coracohumerale. dan ligamentum coracohumerale.

• PPeerrssaarraaffaann : : NNeerrvvuus s aaxxiillllaarriis s ddaan n nneerrvvuus s ssuupprraassccaappuullaarriiss.. •

• PPeerrggeerraakkaann : : sseeddiikkiit t ggeerraakkaan n mmeelluunnccuur r ddaappaat t ddiillaakkuukkaann.. •

• Membrana sinovial Membrana sinovial : Melapisi capsula artiku: Melapisi capsula artikularis dan melekat padlaris dan melekat pada pinggir cartilage yanga pinggir cartilage yang

meliputi fasies artikularis. Membrane ini membentuk sarung meliputi fasies artikularis. Membrane ini membentuk sarung

disekitar tendon msculi biseps brachii caput longum. Membrane ini disekitar tendon msculi biseps brachii caput longum. Membrane ini menonjol keluar dari dinding anterior capsula untuk membentuk  menonjol keluar dari dinding anterior capsula untuk membentuk   bursa subscapularis yang terletak dibawah musculus subscapularis.  bursa subscapularis yang terletak dibawah musculus subscapularis.

Articulatio intercarpalia Articulatio intercarpalia

• ArArtiticuculalatitioo : : Di Di anantatara ra mmasasining-g-mamasising ng tutulalang ng ppadada a ddereretetan an prprooksksimimal al oossssa a cacarprpi;i;

di antara masing-masing tulang deretan distal ossa carpi; dan di antara masing-masing tulang deretan distal ossa carpi; dan akhirnya articulatio mediocarpalia di antara ossa carpi deretan akhirnya articulatio mediocarpalia di antara ossa carpi deretan  proksimal dan deretan distal.

 proksimal dan deretan distal.

• TTiippee : : SSeennddii plane plane sinovial.sinovial. •

(9)

• LiLigagamementntumum : T: Tululanang-g-tutulalang ng didihuhububungngkakan dn denengagan ln ligigamamenentutum am antntererioior, r, popoststererioior,r,

dan interosseus yang kuat. dan interosseus yang kuat.

• Membrana sinovial Membrana sinovial : Melapisi capsula d: Melapisi capsula dan melekat pada an melekat pada pinggir-pinggir faciespinggir-pinggir facies

articularis. Rongga sendi (cavum articulare) articulation articularis. Rongga sendi (cavum articulare) articulation

mediocarpalia meluas tidak hanya dikedua deretan ossa carpi tetapi mediocarpalia meluas tidak hanya dikedua deretan ossa carpi tetapi  juga ke atas di antara ossa carpi yang menyusun deretan proksimal  juga ke atas di antara ossa carpi yang menyusun deretan proksimal

dan kebawah di antara ossa carpi yang menyusun deretan distal. dan kebawah di antara ossa carpi yang menyusun deretan distal.

• PPeersrsaararaffaann : N: Neervrvuus is inntteerroossseseuus as annttereriioor, rr, raammuus ps prrooffuunndduus ns neerrvvi ri raaddiiaalliis, s, ddaann

ramus profundus nervi ulnaris. ramus profundus nervi ulnaris.

• PPeerrggeerraakkaann : : sseeddiikkiit t ggeerraakkaan n mmeelluunnccuur r ddaappaat t ddiillaakkuukkaann..

Articulatio Carpometacarpea Dan Articulation Intermetacarpea Articulatio Carpometacarpea Dan Articulation Intermetacarpea

Dua sendi ini merupakan plana juncture synovialis yang mempunyai ligamentum anterior, Dua sendi ini merupakan plana juncture synovialis yang mempunyai ligamentum anterior,  posterior, dan interrosseus. Semuanya mempunyai rongga send

 posterior, dan interrosseus. Semuanya mempunyai rongga sendi bersama. Dan dapati bersama. Dan dapat dilakukan sedikit gerakan meluncur.

dilakukan sedikit gerakan meluncur. Articulatio Carpometacarpea Pollex Articulatio Carpometacarpea Pollex

• ArArtiticuculalatitioo : : Di Di anantatara ra OOs s trtrapapezeziuium m ddan an bbasasis is osossisis s memetatacacarprpi i I I yyanang g bbererbebentntuuk k 

 pelana.  pelana.

• TTiippee : : SSeennddii plane plane sinovial.sinovial. •

• CCaappssuullaa : : CCaappssuulla a mmeennggeelliilliinnggi i sseennddii.. •

• Membrana sinovial Membrana sinovial : Melapisi capsula dan memb: Melapisi capsula dan membentuk rongga sendi yentuk rongga sendi yang terpisah.ang terpisah. •

• PPeergrgeerarakkaann : F: Flleexxiioo, , EExxttenenttiioo, , AAbbdduuccttiioo, , AAdddduuccttiioo, , ddaan n RRoottaattiioo..

Articulatio Metacarpophalangea Articulatio Metacarpophalangea

• AArtrtiiccuullatatiioo : D: Di ai annttaarra ca caappuut ot ossssiis ms meettaacacarrppi di dan an bbaasisis ps phhaallananggees ps proroxxiimmaallii •

• TTiippee : : SSeennddii plane plane sinovial.sinovial. •

• CCaappssuullaa : : CCaappssuulla a mmeennggeelliilliinnggi i mmaassiinngg--mmaassiinng g sseennddii.. •

• LiLiggamamenentutumm : Lig: Ligamamenentutum pm palalmamare re mmereruupapakkan an liliggamamenentutum ym yanang kg kuuat at dadann

mengandung beberapa fibrocartilago. Ligamentum ini melekat mengandung beberapa fibrocartilago. Ligamentum ini melekat dengan erat pada phalanges

dengan erat pada phalanges

• Membrana sinovial Membrana sinovial : Melapisi capsula d: Melapisi capsula dan melekat pada an melekat pada pinggir-pinggir facies articulari,pinggir-pinggir facies articulari,

tetapi hanya sedikit pada os metacarpal. Ligamentum palmare sendi tetapi hanya sedikit pada os metacarpal. Ligamentum palmare sendi kedua, ketiga, keempat, dan kelima

kedua, ketiga, keempat, dan kelima dihubungkan oleh ligamentumdihubungkan oleh ligamentum metacarpi transverasa profunda, yang memfiksasi caput ossis metacarpi transverasa profunda, yang memfiksasi caput ossis

metacarpi secara bersama-sana. Ligamentum collaterale berbentuk  metacarpi secara bersama-sana. Ligamentum collaterale berbentuk  seperti pita yang terdapat pada masing-masing sendi. Masing-masing seperti pita yang terdapat pada masing-masing sendi. Masing-masing ligamentum berjalan ke distal dan depan dari caput ossa metacarpal ligamentum berjalan ke distal dan depan dari caput ossa metacarpal menuju basis phalanges. Ligamentum collaterale tegang sewaktu menuju basis phalanges. Ligamentum collaterale tegang sewaktu flexio dan kendur sewaktu ekstensi.

flexio dan kendur sewaktu ekstensi.

(10)

Articulatio Coxae, 588 Articulatio Coxae, 588

• ArArtiticuculalatitioo : : AAdadalalah h pepersrsenendidian an anantatara ra cacapuput t fefemmororis is yyanang g bbererbbenentutuk k hehemimisfsfer er 

dan acetabulum os coxae

dan acetabulum os coxae yang berbentuk mangkuk. Permukaan sendiyang berbentuk mangkuk. Permukaan sendi actabulum berbentuk tapal kuda dan dibagian bawah takik disebut actabulum berbentuk tapal kuda dan dibagian bawah takik disebut insicura acetabuli. Rongga acetabulum diperdalam dengan adanya insicura acetabuli. Rongga acetabulum diperdalam dengan adanya fibrocartilago di bagian pinggirnya yang disebut sebagai labrum fibrocartilago di bagian pinggirnya yang disebut sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan insicura acetabuli dan disini acetabuli. Labrum ini menghubungkan insicura acetabuli dan disini dikenal sebagai ligament transversum acetabuli.

dikenal sebagai ligament transversum acetabuli.

• TTiippee : : SSiinnoovviiaal l ““bbaalll l aannd d ssoocckkeett””.. •

• CCaappssuullaa : : CCaappssuulla a mmeemmbbuunnggkkuus s sseennddi i ddaan n mmeelleekkaat t ddi i mmeeddiiaal pl paadda a llaabbrruumm

acetabuli. Di lateral, capsula ini melekat di depan pada linea acetabuli. Di lateral, capsula ini melekat di depan pada linea intertrochanterica femoris dan di belakang pada setengah aspek  intertrochanterica femoris dan di belakang pada setengah aspek   posterior collum femoris. Pada pelekatannya di depan, yaitu pada  posterior collum femoris. Pada pelekatannya di depan, yaitu pada

linea intertrochanterica, beberapa serabutnya yang diikuti oleh linea intertrochanterica, beberapa serabutnya yang diikuti oleh  pembuluh darah, melipat ke atas sepanjang collum femoris sebagai  pembuluh darah, melipat ke atas sepanjang collum femoris sebagai sebuah pita, yang disebut retinacula. Pembuluh darah ini mendarahi sebuah pita, yang disebut retinacula. Pembuluh darah ini mendarahi caput dan collum femoris

caput dan collum femoris

• LiLigagamementntumum : : LiLigagamementntum um ililioiofefemomoraralele, , liligagamementntum um pupubobofefemomoraralele, , liligagamementntumum

ischiofemorale, ligamentum transversum acetabuli, ligamentum teres ischiofemorale, ligamentum transversum acetabuli, ligamentum teres femoris.

femoris.

• Membrana sinovial Membrana sinovial : Melapisi capsula d: Melapisi capsula dan melekat pada an melekat pada pinggir-pinggir faciespinggir-pinggir facies

articularis. Rongga sendi (cavum articulare) articulation articularis. Rongga sendi (cavum articulare) articulation

mediocarpalia meluas tidak hanya dikedua deretan ossa carpi tetapi mediocarpalia meluas tidak hanya dikedua deretan ossa carpi tetapi  juga ke atas di antara ossa carpi yang menyusun deretan proksimal  juga ke atas di antara ossa carpi yang menyusun deretan proksimal

dan kebawah di antara ossa carpi yang menyusun deretan distal. dan kebawah di antara ossa carpi yang menyusun deretan distal.

• PPeersrsaararaffaann : N: N. f. feemmooririss, n, n. o. obbttuurraattoouuiis, s, nn. p. pereroonneeuus cs coommmmuunniis, s, ddaan nn n. t. tiibbiiaall •

• PPeergrgeerarakkaann : : FFlleekkssii, , EEkkststeennssii, , RRoottasasi i LLaattereraall, d, daan n RRoottaasi si mmeeddiialal..

Articulatio Genus Articulatio Genus

• ArArtiticuculalatitioo : : Di Di atatas as teterdrdapapat at cocondndylyluus s fefemomoriris s yyanang g bbululatat; ; di di babawawah h teterdrdapapatat

condylus tibiae dan meniscuris cartilaginosa; di depan terdapat condylus tibiae dan meniscuris cartilaginosa; di depan terdapat articulation antara ujung bawah femur dan patella. Facies articularis articulation antara ujung bawah femur dan patella. Facies articularis femoris, tibia, dan patella diliputi oleh cartilage hyaline. Perhatikan femoris, tibia, dan patella diliputi oleh cartilage hyaline. Perhatikan  bahwa facies articularis condylus medialis dan lateralis.

 bahwa facies articularis condylus medialis dan lateralis.

• TTiippee : : SSeennddi i aannttaarra a ffeemmuur r ddaan n ttiibbiia a aaddaallaah h sseebbuuaah h sseennddi i ssiinnoovviiaal l ttiippee

ginglymus (sendi Engsel), tetapi mempunyai

ginglymus (sendi Engsel), tetapi mempunyai sedikit kemungkinansedikit kemungkinan gerak rotasi. Sendi antara patella dan femur adalah sendi sinovial gerak rotasi. Sendi antara patella dan femur adalah sendi sinovial  jenis plana.

 jenis plana.

• CCaappssuullaa : : CCaappssuulla a mmeelleekkaat pt paadda a ppiinnggggiir fr faacciiees as arrttiiccuullaarriis ds daan n sseekkeelliilliinng g ssiissii

serta aspek posterior sendi. Capsula tidak terdapat pada permukaan serta aspek posterior sendi. Capsula tidak terdapat pada permukaan sendi, sehingga memungkinkan membrana sinovial membentuk  sendi, sehingga memungkinkan membrana sinovial membentuk  kantung ke atas di bawah tendon.

kantung ke atas di bawah tendon.

• LiLiggamamenentutumm : Li: Liggamamenentutum Exm Extrtracacapapsusulalar: Lr: Ligigamamenentutum com collllatatereralale lae lateteraralele,,

ligamentum collaterale mediale, ligamentum popliteum obliquem. ligamentum collaterale mediale, ligamentum popliteum obliquem. Ligamentum Intracapsular: Ligamentum cruciatum, Ligamentum Ligamentum Intracapsular: Ligamentum cruciatum, Ligamentum cruciatum anterius, Ligamentum cruciatum posterious, Menisci. cruciatum anterius, Ligamentum cruciatum posterious, Menisci.

(11)

• Membrana sinovial Membrana sinovial : Melapisi capsula d: Melapisi capsula dan melekat pada an melekat pada pinggir-pinggir faciespinggir-pinggir facies

articularis. articularis.

• PPeersrsaararaffaann : N: N. f. feemmooririss, n, n. o. obbttuurraattoouuiis, s, nn. i. isschchiiaaddiiccuuss, d, daan nn neerrvvuus us unnttuuk mk m..

quadratus femoris. quadratus femoris.

• PePergrgererakakanan : F: Fleleksksi, i, EEkkststenensisi, A, Abbduduksksi, i, AAddddukuksisi, R, Rootatasi si LLatatereralal, R, Rootatasi si memeddiaial,l,

dan Circumduksi. dan Circumduksi.

Articulatio Tibiofibularis Proksimalis Articulatio Tibiofibularis Proksimalis

• ArArtiticuculalatitioo : A: Antntarara ca conondydylulus ls latatereralalis is titibbiaiae de dan an cacapput ut fifibbululaeae. F. Facacieies as artrticicululararisis

rata dan diliputi oleh cartilage hialin. rata dan diliputi oleh cartilage hialin.

• TTiippee : : SSeennddii plane plane sinovial.sinovial. •

• CCaappssuullaa : : MMeennggeelliilliinnggi i sseennddi i ddaan n mmeelleekkaat t ppaadda a ppiinnggggiirr--ppiinnggggiir r ppeerrmmuukkaaaann

sendi. sendi.

• Membrana sinovial Membrana sinovial : Melapisi capsula d: Melapisi capsula dan melekat pada an melekat pada pinggir-pinggir permupinggir-pinggir permukaankaan

sendi. sendi.

• PPeerrssaarraaffaann : : NN. . ppeerroonneeuus s ccoommmmuunniiss •

• PePergrgererakakanan : : SeSedidikkit it gegerarakkan an mmelelununcucur tr tererjajadi di seselalamma pa pererggererakakan an sesendndi i lulututut.t.

Articulatio Tibiofibularis Distal Articulatio Tibiofibularis Distal

• ArArtiticuculalatitioo : : AAntntarara a ininsisicucura ra fifibbululararis is papada da uujujunng g bbawawah ah titibbia ia ddan an uujujunng g babawawahh

fibula. Permukan tulang yang berhadapan kasar. fibula. Permukan tulang yang berhadapan kasar.

• TTiippee : : FFiibbrroossaa •

• CCaappssuullaa : : TTiiddaak k aaddaa •

• LiLigagamementntumum : : LiLigagamementntum um ininteterorosssseueum, m, liligagamementntum um ananteteririor or dadan n popoststererioior, r, dadann

transversum. transversum.

• PPeerrssaarraaffaann : : NN. . ppeerroonneeuus s ccoommmmuunniiss •

• PePergrgererakakanan : : SeSedidikkit it gegerarakkan an teterjrjadadi i seselalamma a ggererakakan an ppadada a sesenndi di pepergrgelelanangganan

kaki. kaki.

Articulationes Tarsi: Articulationes Tarsi: 1.

1. ArtArticicululariaris Ss Sububtaltalararisis

• ArArtiticuculalatitioo : : AAntntarara pa perermmukukaaaan n ininfeferirioor cr cororpupus s tatali li dadan n fafacicies es mmedediaial pl perermumukakaanan

atas calcaneus. Facies articulare diliputi cartilage hyaline. atas calcaneus. Facies articulare diliputi cartilage hyaline.

• TTiippee : : SSeennddii plane plane sinovial.sinovial. •

• CCaappssuullaa : : MMeemmbbuunnggkkuus s sseennddi i ddaan n mmeelleekkaat t ppaadda a ppiinnggggiir r aarreea a sseennddi i kkeedduuaa

tulang. tulang.

• LiLiggamamenentutumm : Li: Liggamamenentutum mem medidialale dae dan ln latatereralale, de, dan an liligagammenentutum inm inteteroroseseusus.. •

• Membrana sinovMembrana sinovial ial : : Melapisi capsula Melapisi capsula articulare.articulare. •

(12)

2.

2. ArtArticicululatiatio Talo Talococrururararisris

• ArArtiticuculalatitioo : A: Antntarara ca capapuut tt talali yi yanang g bbululatat, p, perermumukkaaaan an atatas ss suuststenentatacucululum tm talali, i, ddanan

 permukaan posterior atau yang cekung dari os naviculare. Facies  permukaan posterior atau yang cekung dari os naviculare. Facies

articulare diliputi oleh cartilage hyaline. articulare diliputi oleh cartilage hyaline.

• TTiippee : : SSiinnoovviiaall.. •

• CCaappssuullaa : : MMeemmbbuunnggkkuus s sseennddi i ddeennggaan n ttiiddaak k sseemmppuurrnnaa •

• LLiiggaammeennttuumm : : LLiiggaammeennttuum m ccaallccaanneeoonnaavviicucullaare re ppllananttaarere.. •

• Membrana sinovMembrana sinovial ial : : Melapisi capsula Melapisi capsula articulare.articulare. •

• PPeerrggeerraakkaann : : MMeelluunnccuur r ddaan n rroottaassii..

3.

3. ArtiArticulculatio atio calcalcancaneoceocubouboideideaa

• AArtrtiiccuullatatiioo : A: Annttaarra ua ujujunng ag annttereriioor cr caallccananeeuus ds dan an ppeermrmuukkaaan an ppooststeerriioor or oss

cuboideum. Permukaan sendi ditutupi catilago hyaline. cuboideum. Permukaan sendi ditutupi catilago hyaline.

• TTiippee : : SSeennddii plane plane sinovial.sinovial. •

• CCaappssuullaa : : MMeemmbbuunnggkkuus s sseennddii •

• LiLiggamamenentutumm : L: Ligigamamenentutum bm bififururcacartrtuum, m, LLigigamamenentutum pm plalanntatare re lolonngugum,m,

ligamentum plantare brevis ligamentum plantare brevis

• Membrana sinovMembrana sinovial ial : : Melapisi capsula Melapisi capsula articulare.articulare. •

• PPeerrggeerraakkaann : : mmeelluunnccuur r ddaan n rroottaassii..

4. PENYAKIT – PENYAKIT NYERI SENDI

4. PENYAKIT – PENYAKIT NYERI SENDI

1. Artritis Gout (Pirai ) 1. Artritis Gout (Pirai ) Ad

Adalaalah h susuatatu u sisindndrorom m klklininis is yayang ng memempmpununyayai i gagambmbararan an khkhususus us yayaititu u arartritrititis s akakutut,, merupakan jenis penyakit reumatik yang penatalaksanaannya mudah dan efektif. Gangguan merupakan jenis penyakit reumatik yang penatalaksanaannya mudah dan efektif. Gangguan met

metaboabolismlisme e yanyang g berberdasdasarkarkan an gougout t adaadalah lah hiphiperuerurikrikemiemia a yanyang g di di defdefiniinisiksikan an sebsebagaagaii  peninggian kadar urat lebih dari

 peninggian kadar urat lebih dari Epidemiologi

Epidemiologi

Gout merupakan penyakit dominan pada laki – laki dewasa. Sebagaimana apa yang Gout merupakan penyakit dominan pada laki – laki dewasa. Sebagaimana apa yang di

disasampmpaiaikakan n ololeh eh HiHippppococraratetes s babahwhwa a gogout ut jajararang ng papada da prpria ia sesebebelulum m mamasa sa reremamajaja (adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause.

(adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Patogenesis Artritis Gout

(13)

Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung  pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau ekskresi asam urat

 pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibatyang berkurang akibat  proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

 proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

Pada keadaan normal kadar urat serum pada pria mulai meningkat setelah pubertas. Pada Pada keadaan normal kadar urat serum pada pria mulai meningkat setelah pubertas. Pada wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause kadar urat serum meningkat seperti ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause kadar urat serum meningkat seperti  pada pria.

 pada pria. Go

Gout ut jajararang ng teterjarjadi di papada da wawaninita. ta. SeSekikitar tar 9595% % pependndereritita a gogout ut adadalalah ah prpria. ia. GoGout ut dadapapatt ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada prevalensi familial dalam penyakit ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada prevalensi familial dalam penyakit gout yang mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit ini. Namun ada sejumlah faktor  gout yang mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit ini. Namun ada sejumlah faktor  yang agaknya mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya yang agaknya mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.

hidup. Diagnosis Diagnosis

Diagnosis artritis gout didasarkan pada kriteria American Rheumatism Association Diagnosis artritis gout didasarkan pada kriteria American Rheumatism Association (ARA), yaitu :

(ARA), yaitu :

• Terdapat kristal urat dalam cairan sendi atau tofus dan atauTerdapat kristal urat dalam cairan sendi atau tofus dan atau •

• Bila ditemukan 6 dari 12 kriteria tersebut dibawah ini :Bila ditemukan 6 dari 12 kriteria tersebut dibawah ini :

1. Inflamasi maksimum pada hari pertama 1. Inflamasi maksimum pada hari pertama 2. Serangan artritis akut lebih dari satu kali 2. Serangan artritis akut lebih dari satu kali 3. artritis nonartikuler 

3. artritis nonartikuler 

4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan 4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan

5. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsofalangeal 5. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsofalangeal 6. Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral 6. Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral 7. Serangan pada sendi tarsal unilateral

7. Serangan pada sendi tarsal unilateral 8. Adanya fokus

8. Adanya fokus 9. Hiperurisemia 9. Hiperurisemia

(14)

10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan sendi asimetris 10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan sendi asimetris 11. Pada foto sinar-x tampak kista subkortikal tanpa erosi 11. Pada foto sinar-x tampak kista subkortikal tanpa erosi 12. kultur bakteri cairan sendi negatif 

12. kultur bakteri cairan sendi negatif 

Diagnosa banding terutama dengan penyakit artritis monoartikular dan artritis yang Diagnosa banding terutama dengan penyakit artritis monoartikular dan artritis yang timbu

timbulnya lnya akut, yaitu akut, yaitu pseudpseudogouogout, t, artritiartritis s piogepiogenik, demam nik, demam reumareumatik, tik, artritiartritis s reumatreumatoid,oid, artritis virus dan lain-lain. Dalam praktek sehari-hari ada dua jenis penyakit sendi yang harus artritis virus dan lain-lain. Dalam praktek sehari-hari ada dua jenis penyakit sendi yang harus dibedakan dengan penyakit pirai sendi yaitu

dibedakan dengan penyakit pirai sendi yaitu pseudogout  pseudogout dandan artritis piogenik artritis piogenik ..

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

Penatalaksanaan terapi artritis gout sebaiknya mengikuti pedoman terapi sebagai berikut : Penatalaksanaan terapi artritis gout sebaiknya mengikuti pedoman terapi sebagai berikut :

• Hentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan artritis gout akutHentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan artritis gout akut •

• Berikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap serangan berulang dari artritis goutBerikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap serangan berulang dari artritis gout •

• EvaEvalualuasi si kadkadar ar asam asam uraurat t daldalam am uriurine ne selaselama ma 24 24 jam jam setsetelah elah teraterapi pi nonnonfarfarmakmakoloologigi

diberikan yaitu diet rendah purin dijalankan diberikan yaitu diet rendah purin dijalankan

• Penanggulangan untuk artritis gout kronisPenanggulangan untuk artritis gout kronis

2. Osteoartritis 2. Osteoartritis

Adalah penyakit sendi degeneratif yang mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi, yang Adalah penyakit sendi degeneratif yang mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi, yang  berkembang

 berkembang secara secara lambat,disertai lambat,disertai dengan pembentukan dengan pembentukan tulang tulang baru, baru, serta serta merupakan merupakan suatusuatu  penyakit sendi

 penyakit sendi degeneratif yang degeneratif yang terutama terjadi terutama terjadi pada orang pada orang yang berusia yang berusia lanjut dan lanjut dan ditandaiditandai oleh degenerasi kartilago artikularis, perubahan pada membran sinovia serta hipertrofi tulang oleh degenerasi kartilago artikularis, perubahan pada membran sinovia serta hipertrofi tulang  pada

 pada tepinya. tepinya. Rasa Rasa nyeri nyeri dan dan kaku, kaku, khususnya khususnya setelah setelah melakukan melakukan aktivitas aktivitas yang yang lama lama akanakan menyertai perubahan degeneratif tersebut.

menyertai perubahan degeneratif tersebut. Insidens, Etiologi dan Patologi

Insidens, Etiologi dan Patologi Ost

Osteoeoararththrirititis s memerurupapakakan n bebentntuk uk pepenynyakakit it sensendi di yayang ng papaliling ng serserining g diditemtemukukanan.. Dip

Diperkerkirairakan kan ⅓ ⅓ dardari i oraorang ng berberusia usia >35 >35 tahtahun, un, menmenunjunjukkukkan an bukbukti ti radradiogiografirafik k yanyangg mempe

memperlihatkrlihatkan an penypenyakit akit osteoosteoarthritarthritis is dengdengan an prevalprevalensi ensi yang terus yang terus meninmeningkat gkat sampaisampai 80 tahun. Meskipun mayoritas pasien, khususnya yang berusia muda, menderita penyakit 80 tahun. Meskipun mayoritas pasien, khususnya yang berusia muda, menderita penyakit

(15)

rin

ringan gan dan dan relarelatif tif asimasimptoptomatimatik, k, ostosteoaeoarthrthritiritis s mermerupaupakan kan salasalah h satu satu dardari i bebbeberaperapaa  penyebab utama yang menimbulkan d

 penyebab utama yang menimbulkan disabilitas orang yang berusia > 65 tahun.isabilitas orang yang berusia > 65 tahun.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mencegah atau menahan kerusakan yang lebih Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mencegah atau menahan kerusakan yang lebih lanjut pada tersebut,dan untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan lanjut pada tersebut,dan untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas.

mobilitas.

Terapi fisik penting untuk menghilangkan nyeri

Terapi fisik penting untuk menghilangkan nyeri dan mempertahankan kekuatan ototdandan mempertahankan kekuatan ototdan  jangkauan gerakan. Pemakaian obat – obatan dirancang u

 jangkauan gerakan. Pemakaian obat – obatan dirancang untuk mengontrol nyeri pada sendintuk mengontrol nyeri pada sendi demikian pula untuk mengendalikan timbulnya sinovitis. Obat – obat analgesik yang dapat demikian pula untuk mengendalikan timbulnya sinovitis. Obat – obat analgesik yang dapat dibeli bebas seperti asetominofen,aspirin dan ibuprofen biasanya cukup untuk menghilangkan dibeli bebas seperti asetominofen,aspirin dan ibuprofen biasanya cukup untuk menghilangkan nyeri.

nyeri.

3. Artritis Reumatoid 3. Artritis Reumatoid

Ada

Adalah lah penpenyakyakit it infinflamlamasi asi yanyang g menmengengenai ai jarjaringingan an ikaikat t sensendi, di, berbersifasifat t proprogregresif,sif, sim

simetrietrik, k, dan dan sistsistemiemik k sertserta a cencenderderung ung menmenjadjadi i krokroniknik. . AtaAtau u artharthritiritis s reureumatmatoid oid adaadalahlah kel

kelainainan an sissistemtemik ik dendengan gan manmanifesifestastasi i utautama ma padpada a perpersensendiadian n yanyang g berberkemkembanbang g secasecarara  perlahan-lahan dalam beberapa minggu.

 perlahan-lahan dalam beberapa minggu. Keluhan dan gejala

Keluhan dan gejala

Sebagian besar pasien arthritis reumatoid yang berusia lanjut menderita penyakit tersebut Sebagian besar pasien arthritis reumatoid yang berusia lanjut menderita penyakit tersebut sebagai suatu proses yang tengah berlangsung dan sudah dimulai.Kalau arthritis reumatoid sebagai suatu proses yang tengah berlangsung dan sudah dimulai.Kalau arthritis reumatoid  baru terjadi ketika seseorang sudah berusia

 baru terjadi ketika seseorang sudah berusia lanjut, onsetnya dapat timbul perlahan atau terjadilanjut, onsetnya dapat timbul perlahan atau terjadi secara akut. Pada kebanyakan pasien, keadaan artritis disertai dengan gejala konstitutional secara akut. Pada kebanyakan pasien, keadaan artritis disertai dengan gejala konstitutional yang ringan atau sedang.

yang ringan atau sedang.

Biasanya arthritis reumatoid terutama ditemukan pada persendian yang kecil pada tangan Biasanya arthritis reumatoid terutama ditemukan pada persendian yang kecil pada tangan (yaitu di artikula

(yaitu di artikulasio interfalansio interfalangeal proksimgeal proksimal, metakarpal, metakarpofalanofalangeal), kemudgeal), kemudian ian kaki (padakaki (pada arti

artikukulasilasio o metmetataatarsofrsofalanalangeageal, l, intinterfaerfalanlangeageal) l) dan dan perpergelgelangangan an tantangangan, , barbaru u kemkemudiudianan  penyakit ini mengenai persendian yang besar (misalnya sendi siku, bahu

 penyakit ini mengenai persendian yang besar (misalnya sendi siku, bahu, lutut)., lutut). Gejala Khas

(16)

1.

1. Rasa kaRasa kaku dan ku dan lemah plemah pada pagada pagi hari yi hari yang beang berlansurlansung lebng lebih darih dari 30 mei 30 menitnit 2.

2. MenMengengenai sendi – sendi keciai sendi – sendi kecil l sepseperterti i sensendi – di – sendsendi jari tangai jari tangan,jn,jari kakiari kaki,sen,sendi padadi pada rahang,siku,lutut selain itu dapat

rahang,siku,lutut selain itu dapat menyerang otot,paru – paru,kulit,pembuluhmenyerang otot,paru – paru,kulit,pembuluh darah,syaraf,dan mata

darah,syaraf,dan mata 3.

3. CendeCenderung mrung mengenengenai wanitai wanita dari pada a dari pada laki – laklaki – laki terutami terutama wanita ua wanita usia prodsia produktif uktif 

Diagnosis Diagnosis

Diagnosis arthritis reumatoid tidak bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasar pada Diagnosis arthritis reumatoid tidak bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasar pada evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala.

evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala. Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut: Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut: 1.

1. KekKekakuakuan paan pagi hgi hari (ari (seksekuraurangnngnya 1 jya 1 jam)am) 2.

2. ArthArthritritis pais pada tda tiga iga ataatau leu lebih bih sendsendii 3.

3. ArthArthritritis senis sendi-di-sendsendi jari jari-jai-jari tari tangangann 4.

4. ArtArthrhrititis yis yanang sg simimetetririss 5.

5. NodNodula reuula reumatmatoid daoid dan Faktn Faktor reumor reumatoatoid dalaid dalam serumm serum 6.

6. PerubaPerubahan-phan-perubaherubahan radian radiologologik (eroik (erosi atau dsi atau dekalsifekalsifikasi tuikasi tulang)lang)

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

Tujuan dari program pengobatan adalah Tujuan dari program pengobatan adalah

1.Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan. 1.Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.

2. untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita. 2. untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita. 3. untuk mencegah atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.

3. untuk mencegah atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.

4.

4.Lupus Eritematosus sistemik Lupus Eritematosus sistemik 

Penyakit inflamasi multisistem yang tidak diketahui etiologinya dengan manifestasi klinik  Penyakit inflamasi multisistem yang tidak diketahui etiologinya dengan manifestasi klinik  dan laboratorik beragam. Prototipe penyakit

dan laboratorik beragam. Prototipe penyakit autoimun.autoimun. Gambaran klinis

Gambaran klinis

Gejala yang paling sering adalah arthritis simetris atau atralgia, gangguan ini dapat Gejala yang paling sering adalah arthritis simetris atau atralgia, gangguan ini dapat ditemukan pada sekitar 90 % dari seluruh kasus, sering kali sebagai manifestasi awal. ditemukan pada sekitar 90 % dari seluruh kasus, sering kali sebagai manifestasi awal. Sensi-sendi yang paling sering terserang adalah Sensi-sendi-Sensi-sendi proksimal tangan, pergelangan tangan, sendi yang paling sering terserang adalah sendi-sendi proksimal tangan, pergelangan tangan,

(17)

siku, bahu, lutut, dan pergelangan kaki.

siku, bahu, lutut, dan pergelangan kaki. Medula subkutan juga jarang ditemukan padaMedula subkutan juga jarang ditemukan pada  penyakit ini.

 penyakit ini.

Gejala-gejala konstitusional adalah demam, rasa lelah, lemah, dan berkurangnya berat Gejala-gejala konstitusional adalah demam, rasa lelah, lemah, dan berkurangnya berat  badan yang biasanya timbul pada masa awal penyakit dan d

 badan yang biasanya timbul pada masa awal penyakit dan dapat berulang dalam perjalananapat berulang dalam perjalanan  penyakit ini. Keletihan dan rasa lemah bias timbul sebagai gejala sekunder dari anemia ringan  penyakit ini. Keletihan dan rasa lemah bias timbul sebagai gejala sekunder dari anemia ringan

yang ditimbulkan oleh SLE. yang ditimbulkan oleh SLE.

Manifestasi kulit mencakup ruang erithematosa yang dapat timbul pada pipi, leher, Manifestasi kulit mencakup ruang erithematosa yang dapat timbul pada pipi, leher, dan anggota gerak atau pada tubuh. Dapat timbul alopesia ( rambut rontok ), yang mana dan anggota gerak atau pada tubuh. Dapat timbul alopesia ( rambut rontok ), yang mana kadang-kadang dapat menjadi berat. Pleuritis ( nyeri dada ) dapat timbul akibat proses kadang-kadang dapat menjadi berat. Pleuritis ( nyeri dada ) dapat timbul akibat proses  peradangan kronik dari SLE. SLE

 peradangan kronik dari SLE. SLE juga dapat menyebabkan karditis yang menyjuga dapat menyebabkan karditis yang menyerangerang miokardium, endokardium, atau pericardium.

miokardium, endokardium, atau pericardium.

 Nefritis lupus timbul pada waktu antibodi antinuclear ( anti-DNA ) melekat pada  Nefritis lupus timbul pada waktu antibodi antinuclear ( anti-DNA ) melekat pada antigennya ( asam deoksiribonukleat, atau DNA ) dan diendapkan pada glomerulus ginjal. antigennya ( asam deoksiribonukleat, atau DNA ) dan diendapkan pada glomerulus ginjal. SLE juga dapat menyerang system saraf pusat maupun perifer. Gejala-gejala yang SLE juga dapat menyerang system saraf pusat maupun perifer. Gejala-gejala yang ditimbulkannya meliputi perubahan tingkah laku ( depresi, psikosis ), kejang-kejang, ditimbulkannya meliputi perubahan tingkah laku ( depresi, psikosis ), kejang-kejang, gangguan saraf otak, dan neuropati perifer.

gangguan saraf otak, dan neuropati perifer.

DIAGNOSIS DIAGNOSIS

The American Rheumatism Association telah mengembangkan criteria untuk  The American Rheumatism Association telah mengembangkan criteria untuk  memilah SLE. Adanya empat atau lebih dari ke-sebelas criteria baik secara serial maupun memilah SLE. Adanya empat atau lebih dari ke-sebelas criteria baik secara serial maupun simultan cukup untuk menegakkan diagnosis.

simultan cukup untuk menegakkan diagnosis. 1.

1. Ruam Ruam di di daerah malar daerah malar  2.

2. Ruam Ruam discoiddiscoid 3. Fotosensitifitas 3. Fotosensitifitas 4.

4. Ulkus Ulkus mulutmulut 5.

5. Artritis ( tidak erosi, Artritis ( tidak erosi, pada dua pada dua atau lebih sendi-sendi atau lebih sendi-sendi perifer )perifer ) 6.

6. Serositis : Serositis : pleuritis atau pleuritis atau perikarditisperikarditis 7.

7. Gangguan pada gGangguan pada ginjal : proteinuria persisten yang lebinjal : proteinuria persisten yang lebih dari 0,5 g/hih dari 0,5 g/hr atau adanya silinder r atau adanya silinder  selular 

selular  8.

8. Gangguan neuGangguan neurologik : kejangrologik : kejang-kejang atau psikosis-kejang atau psikosis 9.

9. Gangguan darah : Gangguan darah : anemia hemolitik, leukopenia, limanemia hemolitik, leukopenia, limfopenia, atau trombositopenia.fopenia, atau trombositopenia.

10. Gangguan imunologik : sel-sel lupus eritematosus positif, anti-DNA, Anti Sm, atau suatu 10. Gangguan imunologik : sel-sel lupus eritematosus positif, anti-DNA, Anti Sm, atau suatu

(18)

11. Anti bodi antinuclear  11. Anti bodi antinuclear 

PENYEBAB LUPUS PENYEBAB LUPUS

Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan

tubuh dalam melawan infeksi. Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan

tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnyatubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi

sendiri. Antibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi  penyakit menahun.

 penyakit menahun.

Mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini

Mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnyabelum sepenuhnya dimengerti. Penyebab dari lupus tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor  dimengerti. Penyebab dari lupus tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor  lingkungan dan keturunan.

lingkungan dan keturunan.

Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu

Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus:timbulnya lupus: Infeksi

Infeksi

Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin) Sinar ultraviolet Stres Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin) Sinar ultraviolet Stres yang berlebihan Obat-obatan tertentu Hormon.

yang berlebihan Obat-obatan tertentu Hormon.

Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gengen  penyebabnya tidak diketahui. Penemuan terakhir meny

 penyebabnya tidak diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dariebutkan tentang gen dari

kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun saudara kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun saudara kandung) yang telah maupun akan menderita

kandung) yang telah maupun akan menderita lupus.Statistik menunjukkan bahwa hanyalupus.Statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang akan menderita penyakit ini.Lupus seringkali sekitar 5% anak dari penderita lupus yang akan menderita penyakit ini.Lupus seringkali

disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria. Lupus bisa menyerang disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun 10-15 kali lebih sering ditemukan usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun 10-15 kali lebih sering ditemukan  pada wanita.

 pada wanita.

Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita. Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan/atau selama kehamilan Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan/atau selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) mungkin berperan

mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) mungkin berperan dalamdalam timbulnya penyakit ini.Meskipun demikian, penyebab yang pasti

timbulnya penyakit ini.Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angkadari lebih tingginya angka kejadian pada wanita dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui.Kadang-kadang kejadian pada wanita dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui.Kadang-kadang obat jantung tertentu (hidralazin, prokainamid dan beta-bloker) dapat menyebabkan sindroma obat jantung tertentu (hidralazin, prokainamid dan beta-bloker) dapat menyebabkan sindroma mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan.

mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan. SLE KARENA OBAT

SLE KARENA OBAT

Ada sejumlah obat yang dapat

Ada sejumlah obat yang dapat menginduksi penyakit SLE pada orang-orang yang pekat.menginduksi penyakit SLE pada orang-orang yang pekat. Sindrome ini memberikan gejala-gejala yang menyerupai gejala-gejala SLE, termasuk uji anti Sindrome ini memberikan gejala-gejala yang menyerupai gejala-gejala SLE, termasuk uji anti nuclear antibody ( ANA) yang positif, tetapi jarang menyerang ginjal dan system saraf pusat. nuclear antibody ( ANA) yang positif, tetapi jarang menyerang ginjal dan system saraf pusat. Gejala-gejala SLE yang timbul akan menghilang dalam waktu beberapa minggu setelah obat Gejala-gejala SLE yang timbul akan menghilang dalam waktu beberapa minggu setelah obat yang menyebabkannya dihentikan. Hidralazin dan prokainamid adalh

yang menyebabkannya dihentikan. Hidralazin dan prokainamid adalh dua dari kelompok dua dari kelompok  obat-obatan yang paling sering menimbulkan gangguan ini. Selain itu ada juga beberapa obat obat-obatan yang paling sering menimbulkan gangguan ini. Selain itu ada juga beberapa obat yang menimbulkan ANA positif, misalnya penisilamin,

(19)

obat-obatan anti konvulsan seperti barbiturate, fenitoid, etosuksimid, metsuksimid, dan primidon. obatan anti konvulsan seperti barbiturate, fenitoid, etosuksimid, metsuksimid, dan primidon. Beberapa obat dapat menyebabkan eksaserbasi SLE pada penderita yang sebelumnya berada Beberapa obat dapat menyebabkan eksaserbasi SLE pada penderita yang sebelumnya berada dalam keadaan remisi. Kelompok ini mencakup sulfonamide, penisilin, dan kontraseptif oral. dalam keadaan remisi. Kelompok ini mencakup sulfonamide, penisilin, dan kontraseptif oral.

5.

5. PENYEBAB WA

PENYEBAB WANITA MENGALAM

NITA MENGALAMI KEMERAHAN

I KEMERAHAN DAN MENGAPA

DAN MENGAPA

KEMERAHAN TERSEBUT TIDAK HILANG WALAUPUN TELAH

KEMERAHAN TERSEBUT TIDAK HILANG WALAUPUN TELAH

MENGHENTIKAN PEMAKAIAN BEDAK PEMUTIH

MENGHENTIKAN PEMAKAIAN BEDAK PEMUTIH

Kemerahan dapat terjadi akibat alergi, dermatitis, sinar UV, pemakaian obat tertentu dan Kemerahan dapat terjadi akibat alergi, dermatitis, sinar UV, pemakaian obat tertentu dan lainnya. Sehingga pengobatannya juga berbeda. Pemutih yang di

lainnya. Sehingga pengobatannya juga berbeda. Pemutih yang di pakai tidak terkontrol jugapakai tidak terkontrol juga dapat menyebabkan proses timbulnya pembuluh darah di kulit. Kelainan ini dapat

dapat menyebabkan proses timbulnya pembuluh darah di kulit. Kelainan ini dapat

dihilangkan dengan pemakaian laser long pulse atau V beam yang mematikan pembuluh dihilangkan dengan pemakaian laser long pulse atau V beam yang mematikan pembuluh darah tersebut dengan pengobatan berulang pembuluh darah dapat hilang dan kulit bebas dari darah tersebut dengan pengobatan berulang pembuluh darah dapat hilang dan kulit bebas dari masalah kemerahan.

masalah kemerahan.

6 . JENIS

6 . JENIS OBAT YANG DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT DALAM

OBAT YANG DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT DALAM

SKENARIO

SKENARIO

• Klorpromazin – Klorpromazin –  o

o Klas kimia: Alifatik Klas kimia: Alifatik  o

o Potensi klinik: rendahPotensi klinik: rendah o

o Toksisitas ekstrapiramidal: sedangToksisitas ekstrapiramidal: sedang o

o Kerja sedative: tinggiKerja sedative: tinggi o

o Kerja hipotensif: tinggiKerja hipotensif: tinggi o

o Keuntungan: genericKeuntungan: generic o

o Kerugian: banyak efek sampingKerugian: banyak efek samping •

(20)

o

o Kerja antihipertensi metildopa dihasilkan oleh perangsangan adrenoseptor Kerja antihipertensi metildopa dihasilkan oleh perangsangan adrenoseptor 

alpha central oleh alpha minus – metilnorepinefrin atau alpha – metildopamin, alpha central oleh alpha minus – metilnorepinefrin atau alpha – metildopamin,  berdasarkan pada bukti bukti tersebut

 berdasarkan pada bukti bukti tersebut

1.

1. Pada biPada binatang natang percobpercobaan, doaan, dosis metisis metildopa yaldopa yang dibng diberikan unerikan untuk mentuk menurunkurunkanan tekanan darah jauh lebih kecil, bila obat disuntikan secara langsung

tekanan darah jauh lebih kecil, bila obat disuntikan secara langsung intraventrikular otak dibandingkan bila obat disuntikan intravena intraventrikular otak dibandingkan bila obat disuntikan intravena 2.

2. AntagAntagonis reonis reseptor alseptor alpha, terpha, terutama anutama antagontagonis alphis alpha quadraa quadrat selectivt selective, yange, yang diberikan secara central, akan menghambat hipertensi metildopa, baik  diberikan secara central, akan menghambat hipertensi metildopa, baik  deberikan secara central maupun intravena

deberikan secara central maupun intravena 3.

3. InhibInhibitor yanitor yang poteng potent terhadt terhadap dopa dap dopa dekarbekarbosilaseosilase, yang d, yang diberikiberikan secaraan secara central, akan memblokade efek antipertensi metildopa, jadi menunjukan central, akan memblokade efek antipertensi metildopa, jadi menunjukan  bahwa metabolism metildopa diperlukan untuk k

 bahwa metabolism metildopa diperlukan untuk kerja obat tersebut.erja obat tersebut.

• HidralasinHidralasin o

o Hidrafazin, suatu derivate hidrazin, melebarkan arterioli tetapi bukan vena.Hidrafazin, suatu derivate hidrazin, melebarkan arterioli tetapi bukan vena.

Hidralazin telah ada sejak lama, walaupun pada mulanya tidak dianggap Hidralazin telah ada sejak lama, walaupun pada mulanya tidak dianggap efektif karena terjadinya tatifilaksis terhadap efek antipertensi yang timbul efektif karena terjadinya tatifilaksis terhadap efek antipertensi yang timbul secara cepat. Sekarang telah diketahui adanya keuntungan2 terapi kombinasi, secara cepat. Sekarang telah diketahui adanya keuntungan2 terapi kombinasi, dan hidralazin bias digunakan secara lebih efektif terutama pada hipertensi dan hidralazin bias digunakan secara lebih efektif terutama pada hipertensi  berat.

 berat.

• ProkainamidProkainamid o

o Kurang efektif pada penekanan aktifitas pacu ektopik yang abnormal tetapiKurang efektif pada penekanan aktifitas pacu ektopik yang abnormal tetapi

lebih efektif pada penghambatan saluran natrium pada sel yang mengalami lebih efektif pada penghambatan saluran natrium pada sel yang mengalami depolarisasi

depolarisasi

• IsoniazinIsoniazin o

o Obat paling aktif dalam pengobatan pada penderita yang dapat mentoleransiObat paling aktif dalam pengobatan pada penderita yang dapat mentoleransi

obat tersebut atau pada mikobakterianya rentan obat tersebut atau pada mikobakterianya rentan

• • DilatinDilatin • • PenisilaminPenisilamin • • KuinidinKuinidin

7. DIAGNOSIS BANDING PENYAKIT PADA SKENARIO

7. DIAGNOSIS BANDING PENYAKIT PADA SKENARIO

Dari cirri – cirri gejala penyakit yang terdapat pada skenario menunjukkan diagnosis banding Dari cirri – cirri gejala penyakit yang terdapat pada skenario menunjukkan diagnosis banding yang menunjukkan penyakit pada skenario yaitu :

(21)

a.

a. ArtritArtritis Reumais Reumatoid (ARtoid (AR) merup) merupakan suaakan suatu penytu penyakit inflakit inflamasi sistamasi sistemik kremik kronik donik denganengan manifestasi utama adalah poliartritis progresif, tetapi juga melibatkan seluruh organ manifestasi utama adalah poliartritis progresif, tetapi juga melibatkan seluruh organ tubuh

tubuh

Selain gejala artikuler, dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa Selain gejala artikuler, dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan non-artikuler lainnya

kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan non-artikuler lainnya •• FakFaktor tor gengenetietik dak dan lin lingkngkungungan dan diduiduga bga berperperaeran pan pada Ada AR R 

•• AdaAdanya nya hubhubungungan Han HLA LA kelkelas Ias II deI dengangan An AR seR seroproposiositif tif 

•• FakFaktor hotor hormormonal junal juga bega berperperan ARran AR, pad, pada wana wanita haita hamil semil serinring terjg terjadi readi remismisii •• TapTapi pemi pemberberian hoian hormormon estn estrogrogen eken ekstersternal tinal tidak mdak membemberikerikan haan hasilsil

•• Thn 1Thn 1930, 930, infekinfeksi didsi diduga suga sbg pbg penyebenyebab krn ab krn onset onset peny peny ini tini timbuimbul secara l secara tiba2 tiba2 dgndgn gambaran inflamsi yang dominan.

gambaran inflamsi yang dominan.

 b.

 b. LUPUS ERITEMATOLUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK SUS SISTEMIK 

 Penyakit inflamasi multisistem yg tidak diketahui etiologinya dengan manifestasiPenyakit inflamasi multisistem yg tidak diketahui etiologinya dengan manifestasi klinik dan laboratorik beragam.

klinik dan laboratorik beragam.

 Prototipe penyakit otoimun.Prototipe penyakit otoimun.

 Produksi Ab terhadap komponen inti selProduksi Ab terhadap komponen inti sel

 Menyerang wanita muda 15-40 thn selama masa reproduksi dgn ratio 5:1Menyerang wanita muda 15-40 thn selama masa reproduksi dgn ratio 5:1

 Belum diketahui dengan jelasBelum diketahui dengan jelas

 Multifaktorial : faktor genetik, lingkungan dan hormonal terhadap respon imunMultifaktorial : faktor genetik, lingkungan dan hormonal terhadap respon imun

 Faktor genetik Faktor genetik ààfenotip LESfenotip LES

 KELUHAN NYERI SENDI PADA PERGELANGAN TANGAN BESERTA JARI2KELUHAN NYERI SENDI PADA PERGELANGAN TANGAN BESERTA JARI2 TANGAN BERSIFAT SIMETRIS

TANGAN BERSIFAT SIMETRIS

 Ruam kulit merupakan Ruam kulit merupakan manifestasi LES pada kulit ymanifestasi LES pada kulit yg telah lama dikenal oleh g telah lama dikenal oleh parapara ahli

ahli

Gejala konstitusional Gejala konstitusional

(22)

• Penurunan berat badanPenurunan berat badan •

• demamdemam

8.PENATALAKSANAAN PENYAKIT DALAM SKENARIO

8.PENATALAKSANAAN PENYAKIT DALAM SKENARIO

Penatalaksanaan dapat bersifat multifaset dan meliputi penyuluhan,terapi obat yang Penatalaksanaan dapat bersifat multifaset dan meliputi penyuluhan,terapi obat yang kompleks,dan tindakan- tindakan pencegahan. Periode timbulnya penyakit ini tersering kompleks,dan tindakan- tindakan pencegahan. Periode timbulnya penyakit ini tersering

adalah pada akhir masa remaja dan awal dari masa dewasa dari seorang wanita. Karena masa adalah pada akhir masa remaja dan awal dari masa dewasa dari seorang wanita. Karena masa ini adalah tahun –

ini adalah tahun – tahun reproduksi yang paling prima,maka diperlukan penyuluhan seriustahun reproduksi yang paling prima,maka diperlukan penyuluhan serius dalam mengambil keputusan akan memiliki anak atau tidak.obat – obatan sitotoksik mungkin dalam mengambil keputusan akan memiliki anak atau tidak.obat – obatan sitotoksik mungkin diperlukan untuk mengendalikan penyakit ini,dan obat-obatan ini s

diperlukan untuk mengendalikan penyakit ini,dan obat-obatan ini s angat berpotensi untuk angat berpotensi untuk  mencelakakan bayi dalam kandu

mencelakakan bayi dalam kandungan. Metode konngan. Metode kontrasertif trasertif tidak boleh dengan tidak boleh dengan memakai obatmemakai obat  – obatan oral,karena kontraseftif oral dapat memperberat penyakit ini. Alat yang dimasukkan  – obatan oral,karena kontraseftif oral dapat memperberat penyakit ini. Alat yang dimasukkan ke dalam kandungan dapat menjadi suatu masalah bagi wanita yang mendapatkan pengobatan ke dalam kandungan dapat menjadi suatu masalah bagi wanita yang mendapatkan pengobatan dengan kortikosteroid sistemik ,karena adanya potensi untuk menimbulkan infeksi.

dengan kortikosteroid sistemik ,karena adanya potensi untuk menimbulkan infeksi. Terapi dengan obat mencakup pemberian obat obat anti radang (OAINS),kortikosteroid, Terapi dengan obat mencakup pemberian obat obat anti radang (OAINS),kortikosteroid, antimalaria,dan

antimalaria,dan imunosupresif. Pemilihan obat yimunosupresif. Pemilihan obat yang sesuai tergantung pada ang sesuai tergantung pada organ – organorgan – organ yang terserang oleh penyak

yang terserang oleh penyakit it ini. OAINS dipini. OAINS dipakai untuk mengatasi arthritis dan artralgia.akai untuk mengatasi arthritis dan artralgia. Aspirin saat ini lebih jarang dipakai karena memiliki insidens hepatotoksik tertinggi , dan Aspirin saat ini lebih jarang dipakai karena memiliki insidens hepatotoksik tertinggi , dan sebagian penderita juga mengalami gangguan pada hati. Penderita juga memiliki resiko tinggi sebagian penderita juga mengalami gangguan pada hati. Penderita juga memiliki resiko tinggi terhadap efek samping obat – obatan AINS pada kulit,hati dan ginjal,sehingga pemberiannya terhadap efek samping obat – obatan AINS pada kulit,hati dan ginjal,sehingga pemberiannya harus dipantau dengan seksama

harus dipantau dengan seksama

Pemberian anti malaria kadang – kadang dapat efektif apabila AINS tidak dapat Pemberian anti malaria kadang – kadang dapat efektif apabila AINS tidak dapat

mengendalikan gejala – gejala. Biasanya anti malaria mula – mula diberikan dengan dosis mengendalikan gejala – gejala. Biasanya anti malaria mula – mula diberikan dengan dosis tinggi untuk mem

tinggi untuk memperoleh keadaan remisi. Bersihnya lesi kuperoleh keadaan remisi. Bersihnya lesi kulit merupakan parameter lit merupakan parameter untuk untuk  memantau pemakaian dosis. Pemberian imunosupresif ( siklofosfamid atau azatioprin) dapat memantau pemakaian dosis. Pemberian imunosupresif ( siklofosfamid atau azatioprin) dapat dilakukan untuk menekan aktitas autoimun penyakit ter

dilakukan untuk menekan aktitas autoimun penyakit ter sebut.sebut. Obat – obatan ini biasanya dipakai ketika :

Obat – obatan ini biasanya dipakai ketika : 1.

1. DiaDiagnognosis sis paspasti sti sudaudah dh diteitegakgakkankan 2.

2. AdaAdanya gnya gejaejala – gejla – gejala beala berat yarat yang meng mengangancancam jiwam jiwa 3.

3. KegagKegagalan alan tindatindakan pkan pengobengobatan latan lainnyainnya, sepa, seperti erti bila bila pembepemberian strian steroid eroid tidak tidak  memberikan respon atau bila do

memberikan respon atau bila dosis steroid harus diturunkan sis steroid harus diturunkan karena adanya efek karena adanya efek  samping.

samping. 4.

4. TidTidak adaak adanya infnya infekseksi,ki,kehaehamilmilan dan neoan dan neoplaplasmasma..

Serangan akut penyakit ini,terutama pada mereka yang juga memiliki nefritis Serangan akut penyakit ini,terutama pada mereka yang juga memiliki nefritis interstisial,diobati dengan kortikosteroid oral dosis tinggi untuk waktu yang interstisial,diobati dengan kortikosteroid oral dosis tinggi untuk waktu yang

singkat.dosis obat – obatan ini biasanya dikurangi setelah beberapa minggu. Baik  singkat.dosis obat – obatan ini biasanya dikurangi setelah beberapa minggu. Baik 

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung ketahanan pangan, pemerintah telah menetapkan target produksi beras Nasional sebesar 10 juta ton pada tahun 2014. Hal ini menjadi pemicu dalam

Variabel utama antara lain (1) ketersedian bahan baku, bila suatu usaha memerlukan bahan baku dalam jumlah yang besar maka bahan baku menjadi variabel yang cukup penting

Merupakan cabang ventral dan lebih besar yang berjalan kearah medial melintasi tepi ventral dari m. styloglossus selanjutnya menuju kearah dorsal masuk kedalam

Perencanaan bangunan Solo Convention and Exhibition Center sebagai pusat konvensi dan ekshibisi yang dilengkapi dngan fasilitas penunjang yang representatif yang ditekankan

Proyek yang pertama yaitu pengembangan potensi perempuan. Potensi merupakan kemampuan yang kemungkinan untuk dikembangkan. Selama ini perempuan khususnya yang hanya menjadi ibu

Maka berdasarkan hasil wawancara, peneliti menginterpretasikan bahwa Aktivitas Divisi Humas Mabes Polri dengan masyarakat mengenai informasi jadwal pelayanan

Dari penelitian yang telah dilakukan, didapat kes- impulan bahwa limbah minyak jelantah dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembuatan sabun cuci

Data lapangan (data primer) berupa segala informasi terkait upaya perlindungan tenaga medis dari resiko gugatan/tuntutan hukum dari pihak pasien yang telah dilakukan di dua rumah