• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Preplaning Kegiatan Tak Pada Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Preplaning Kegiatan Tak Pada Lansia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners

Stase Keperawatan Gerontik  Stase Keperawatan Gerontik 

Oleh: Oleh: Kelompok 2 Kelompok 2 Myta

Myta Kirana Kirana Dewi, Dewi, S.Kep S.Kep NIM NIM 122311101051223111010566 Amanda Putri Anugerah, S.Kep

Amanda Putri Anugerah, S.Kep NIM 122311101065NIM 122311101065 Achmad

Achmad Nur Nur Muhaimin, Muhaimin, S.Kep S.Kep NIM NIM 142311101141423111011455 Whariyo

Whariyo Sedyatmiko, Sedyatmiko, S.Kep S.Kep NIM NIM 142311101160142311101160 Ahmad

Ahmad Ridwan Ridwan Jailani, Jailani, S.Kep S.Kep NIM NIM 142311101163142311101163 I

I Gede Gede Gandharwa Gandharwa P.N, P.N, S.Kep S.Kep NIM NIM 142311101164142311101164

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450 Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi

Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya  jumlah lanjut usia semakin bertambah dan cenderung lebih cepat dan pesat

(Nugroho, 2006). Sistem tubuh pada lanjut usia akan mengalami penurunan diberbagai aspek baik biologis, fisiologis, psikososial, maupun spiritual yang merupakan suatu proses penuaan (Stanley & Beare, 2006).

Menurut Word Health Organization (WHO) populasi lansia yang berusia diatas 60 tahun diperkirakan menjadi dua kali lipat dari 11% pada tahun 2000 dan akan bertambah menjadi 22% tahun 2050. Pada tahun 2000 penduduk lansia  populasinya berjumlah 605 juta jiwa dan akan bertambah menjadi 2 miliar pada

tahun 2050 (WHO, 2012). Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, jumlah lansia di Indonesia telah mencapai 20,40 juta orang atau sekitar 8,05% dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk di Indonesia diperkirakan akan terus bertambah menjadi sekitar 450.000 jiwa per tahun. Dengan demikian, jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2025 akan bertambah sekitar 34,22 juta jiwa (BPS, 2013). Semakin bertambahnya umur manusia, akan terjadi proses penuaan dengan diikuti berbagai permasalahan kesehatan terutama secara degeneratif yang  berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia baik dari perubahan

fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah, 2011).

Pada lansia akan terjadi proses penuaan secara degenerative yang akan  berdampak pada perubahan-perubahan yaitu secara fisik, kognitif, sosial dan sexsual (Glascock dan Feinman, 1981). Perubahan yang muncul secara fisik misalnya sistem indra, sistem musculoskeletal, perubahan pada cardiovaskuler. Perubahan secara psikologi misalnya masa pensiun, perubahan peran sosial yang telah berubah. Dan pada lansia sering muncul gangguan seperti immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), impairment (gangguan intelektual) isolation (isolasi) (Kuntjoro, 2002). Pada lanjut usia umumnya dorongan dan kemampuan masih kuat, akan tetapi kadang-kadang realisasinya tidak dapat dilaksanakan, karena penurunan intelektual (impairment), keterbatasan fungsional (fungcional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) akibat dari aging proses. Keinginan yang tidak dapat dilaksanakan akibat keterbatasan ini sering kali menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan diri lanjut usia (leck of self-confidence). Apabila keraguan yang serius dan terus menerus tentang diri sendiri serta rasa ketidakmampuan menguasai pikiran dan perasaan, maka lansia akan merasa rendah diri (inferiority complex) dengan berasikap amat negative terhadap diri, tidak menyukai diri dan  pesimis terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi termasuk kehidupan masa

depan.

Hasil pengkajian pada lansia di Wisma Sakura UPT PSTW Jember lansia rata-rata mengalami demensia seiring bertambahnya usia. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada lansia di Wisma Sakura UPT PSTW Jember.

(3)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan yang akan dilakukan ini adalah terapi aktivitas kelompok: tebak gambar pada lansia di Wisma Sakura UPT PSTW Jember untuk meningkatkan kognitif lansia?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Umum

Kegiatan terapi aktivitas kelompok: tebak gambar ini bertujuan untuk meningkatkan kognitif lansia serta melatih ingatan lansia di Wisma Sakura UPT PSTW Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus

Setelah dilakukan kegiatan terapi aktivitas kelompok: tebak gambar untuk meningkatkan kognitif dan daya ingat lansia

1. Lansia mampu menjelaskan manfaat terapi aktivitas kelompok: tebak gambar.

2. Lansia mampu medemonstrasikan ulang langkah-langkah terapi aktivitas kelompok: tebak gambar.

2.2 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan terapi aktivitas kelompok: tebak gambar antara lain:

1. Menambah pengetahuan lansia tentang terapi aktivitas kelompok: tebak gambar;

2. Menambah keterampilan mahasiswa dalam mempraktikan terapi aktivitas kelompok: tebak gambar dengan tepat di UPT PSTW Kabupaten Jember.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya perubahan fisik, mental, intelektual dan psikososial. Perubahan fisik pada usia lanjut dalam sistem kardiovaskuler yaitu katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan  jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas  pembuluh darah, tekanan darah meningkat. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi merupakan salah satu terapi modalitas terapi keperawatan lansia

(4)

dalam bentuk permainan atau interaksi satu dengan yang lain, dimana lansia  belajar untuk meningkatkan harga dirinya dengan menggali kemampuan positif individu, dan membantu anggotanya berhubungan satu dengan yang lain. Serta mengubah perilaku yang distruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari setiap anggota, dan di dalam kelompok seseorang dapat berbagi  pengalaman dan saling menemukan hubungan interpersonal yang baik dan merasa diakui dan di hargai. Terapi aktivitas kelompok juga bisa melatih lansia untuk mempersepsikan stimulus yang pernah di alami. Kemampuan persepsi lansia di tingkatkan dengan proses ini. Di harapkan respon lanjut usia terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif Menurut (Johnson dan Johnson, 2000) dengan adanya kelompok maka orang yang masuk dalam kelompok di anggap sebagai pesaing dan itu meningkatkan performa seseorang yaitu meningkatkan optimistis dan peningkatan harga diri pada lanjut usia. Oleh karena itu terapi aktivitas kelompok adalah salah satu cara untuk meningkatkan aktualisasi diri seorang lanjut usia.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Kerangka penyelesaian masalah pada lansia adalah melalui observasi kognitif lansia.

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah

Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman  belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi lansia untuk menerapkan cara-cara hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai kegiatan TAK dengan tebak gambar yang dapat dilakukan adalah melakukan kegiatan dengan  berkumpul dengan lansia lain untuk menebak gambar yang bertujuan

meningkatkan kognitif lansia. 4.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu lansia di wisma Sakura UPT PSTW Jember sehingga nantinya dapat mempraktikkan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok dengan tebak gambar.

4.3 Metode yang Digunakan

1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan demonstrasi 2. Landasan teori : diskusi

3. Langkah pokok

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik  b. Mengajukan masalah

(5)

d. Memberi komentar

e. Menetapkan tindak lanjut sasaran

Sasaran

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Mansjoer, Arif dkk. 2005.  Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Brunner &Suddarth. 2002.  Buku Ajar Keperawatan  Medikal Bedah vol 1 Brunner&Suddart. Jakarta: EGC

 Nur, Eryna. 2012.  Mencegah Penyakit Hipertensi

http://www.ilmukesehatan.comdi akses tanggal 28 Oktober 2014. Sandra M. Nettina. 2002. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC. Soeharto, Iman. 2004. Jantung dan Stroke. Jakarta: Gramedia

Soeparman. 1999. Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Sustrani, Lanny dkk. 2001. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.. Udjianti, Wajan Juni. 2012.  Keperawtan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba

Medika.

Wolf, Hanns P. 2006. Hipertensi. Jakarta: BIP Gramedia. Terapi

(6)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Berita acara Lampiran 2 : Daftar Hadir

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP) jika ada Lampiran 5 : Materi

Lampiran 6 : Media Leaflet 

Pemateri,

(7)

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN T.A 2016/2017

BERITA ACARA

Pada hari ini, Jumat tanggal 31 Bulan Maret tahun 2017 jam 15.30 WIB  bertempat di Wisma Sakura UPT PSTW Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok: Tebak Gambar oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh ….. orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 31 Maret 2017

Mengetahui, Dosen Pembimbing Stase Keperawatan Gerontik

PSIK Universitas Jember

 Ns. Kholid Rosyidi Muhammad N., S.Kep., MNS  NIP. 760016843

(8)

Lampiran 2: Daftar Hadir 

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN T.A 2016/2017

DAFTAR HADIR

Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak Gambar oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini, Jumat tanggal 31 Bulan Maret tahun 2017 jam 15.30 WIB bertempat di Wisma Sakura UPT PSTW Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur.

NO NAMA ALAMAT TANDA

TANGAN 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. Jember, 31 Maret 2017 Mengetahui, Dosen Pembimbing Stase Keperawatan Gerontik

PSIK Universitas Jember

 Ns. Kholid Rosyidi Muhammad N., S.Kep., MNS  NIP. 760016843

(9)

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Materi : Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak Gambar

Sasaran : Lansia

Waktu : 15.30 WIB

Hari/Tanggal : Jumat, 31 Maret 2017

Tempat : Wisma Sakura UPT PSTW Jember

1. Standar Kompetensi

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran dapat mengerti dan memahami Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak Gambar untuk meningkatkan kognitif serta daya ingat lansia.

2. Kompetensi Dasar

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 40 menit sasaran akan mampu:

a. Menjelaskan tentang Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak gambar;

 b. Menjelaskan tentang manfaat Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak gambar; c. Mampu mendemontrasikan langkah-langkah Terapi Aktivitas Kelompok;

Tebak gambar; 3. Pokok Bahasan

Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak gambar 4. Subpokok Bahasan

a. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak gambar  b. ManfaatTerapi Aktivitas Kelompok; Tebak gambar

c. Langkah-Langkah Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak gambar  d. Waktu

1 x 40 menit

e. Bahan/Alat yang digunakan  Leaflet

f. Model Pembelajaran

a. Jenis model pembelajaran : Pertemuan kelompok  b. Landasan teori : Konstruktivisme

c. Landasan pokok :

1. Menciptakan suasana ruangan yang baik 2. Mengajukan masalah

3. Membuat keputusan nilai personal 4. Mengidentifikasi pilihan tindakan

(10)

6. Menetapkan tindak lanjut 8. Persiapan

Penyuluh mencari materi tentang terapi aktivitas kelompok; tebak gambar untuk meningkatkan kognitif serta daya ingat pada lansia.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Proses Tindakan Waktu

Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan 1. Salam pembuka 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan

umum dan tujuan khusus

Memperhatikan 5 menit

Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang: a. Pengertian terapi aktivitas kelompok; tebak gambar  b. Manfaat terapi aktivitas kelompok; tebak gambar c. Langkah-langkah terapi aktivitas kelompok; tebak gambar  2. Mendemonstrasikan terapi aktivitas kelompok; tebak gambar 3. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya 4. Menjawab pertanyaan 5. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menjelaskan kembali dan mempraktikkan materi yang sudah disampaikan

Memperhatikan, menanggapi dengan  pertanyaan

30 menit

Penutup 1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan 2. Mengevaluasi hasil

 pendidikan kesehatan 3. Memberikan leaflet

tentang terapi aktivitas

Memperhatikan dan menanggapi

(11)

kelompok; tebak gambar

4. Salam penutup

10. Evaluasi

Jawablah pertanyaan ini dengan tepat

a. Apakah pengertian dari terapi aktivitas kelompok; tebak gambar?  b. Sebutkan manfaat dari terapi aktivitas kelompok; tebak gambar

c. Bagaimana langkah-langkah melakukan terapi aktivitas kelompok; tebak

(12)

Lampiran 4: SOP

Program Profesi Ners Universitas Jember

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK; TEBAK GAMBAR 

PROSEDUR TETAP

I PENGERTIAN Merupakan metode yang efektif dalam menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan,  pendidikan dan meningkatkan kemampuan

kognitif serta daya ingat.

II TUJUAN Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu

III INDIKASI

-IV KONTRAINDIKASI -V PERSIAPAN

PERAWAT

1. Melakukan pengkajian klien, riwayat keperawatan, dan riwayat medis.

2. Rumuskan diagnosa keperawatan. 3. Buat rencana tindakan (intervensi).

4. Minta bantuan keluarga untuk membantu. 5. Menciptakan lingkungan yang nyaman VI PERSIAPAN ALAT Gambar Tokoh Negara, hewan, Lambang

 Negara, dll

VII PERSIAPAN PASIEN Berikan posisi yang nyaman pada klien VIII CARA KERJA Tahap PraInteraksi

1. Mengumpulkan data tentang klien 2. Menciptakan lingkungan yang nyaman 3. Membantu rencana pertemuan tindakan

keperawatan Tahap Orientasi

1. Memberikan senyum dan salam kepada klien dan keluarga dan sapa nama klien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur

 pelaksanaan kepada klien dan keluarga 3. Menanyakan persetujuan/kesiapan klien

Tahap Kerja

Menjaga privacy klien

1. Leader memperkenalkan terapis dan  pembimbing

2. Leader menjelaskan tujuan permainan, cara permainan dan peraturan  permainan

3. Leader memberi kesempatan pada setiap lansia untuk menjawab  pertanyaan mengenai gambar yang

ditunjukkan. Tahap Terminasi

(13)

1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan

2. Berikan reinforcement positif terhadap kegiatan yang dilakukan.

3. Berpamitan dengan klien 4. Membereskan alat

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan  perawatan.

IX HASIL Dokumentasi :

1. Catat tindakan yang telah dilakukan. 2. Waktu dan Tanggal Tindakan.

(14)

Lampiran 5: Materi

1. Terapi Aktivitas Kelompok; Tebak gambar a. Pengertian

Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah.

 b. Manfaat

1.Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman

2.Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain 3.Merupakan proses menerima umpan balik

 b. Cara terapi yoga Tahap PraInteraksi

1. Mengumpulkan data tentang klien 2. Menciptakan lingkungan yang nyaman

3. Membantu rencana pertemuan tindakan keperawatan Tahap Orientasi

1. Memberikan senyum dan salam kepada klien dan keluarga dan sapa nama klien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada klien dan keluarga

3. Menanyakan persetujuan/kesiapan klien Tahap Kerja

Menjaga privacy klien

1. Leader memperkenalkan terapis dan pembimbing

2. Leader menjelaskan tujuan permainan, cara permainan dan peraturan  permainan

3. Leader memberi kesempatan pada klien untuk memperkenalkan diri: nama lengkap, nama panggilan, asal daerah dan hobi.

c. Tahap Terminasi

a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan

 b. Berikan reinforcement positif terhadap kegiatan yang dilakukan. c. Berpamitan dengan klien dan keluarga

d. Membereskan alat

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dasar latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam Lansia dengan Brain Gym Terhadap peningkatan kognitif pada

Untuk mengidentifikasi gambaran aktivitas hidup sehari-hari dan gangguan penglihatan pada lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita wilayah Binjai

 Setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada kelompok perlakuan lansia yang mengalami insomnia berat menurun menjadi 0%, lansia yang mengalami

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok : stimulasi persepsi terhadap peningkatan harga diri pada lansia dengan harga diri rendah di Unit Rehabilitasi

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa dengan pemberian terapi aktivitas kelompok pada klien yang

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi musik klasik yang di dapat di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto

Tabel 5.1 Data Tingkat Kesepian Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi pada Lansia yang Tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal

Berdasarkan latar belakang di atas senam lansia sangatlah penting dilakukan karena untuk menjaga keseimbangan tubuh pada lansia menjaga kekuatan otot maupun gerak