• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014 DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014 DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2010"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN 2014

DATA

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah selesai menyusun Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) tahun 2013.

Buku laporan ini disusun sebagai sarana pemberian informasi tentang kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta kepada publik, pemerintah, organisasi non pemerintah, serta pengambil keputusan.

Buku laporan ini berisi tentang analisa data dan dokumentasi kebijakan yang meliputi : kualitas lingkungan hidup berdasarkan media air, udara dan lahan; kualitas dan kuantitas sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati; serta kualitas penduduk dan sosial ekonomi.

Atas tersusunnya buku ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini, dengan harapan, buku laporan ini bermanfaat, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progo.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

i

Daftar Isi

ii

Daftar Tabel

iii

Daftar Gambar

iv

Daftar Grafik

v

Bab I Pendahuluan

1

Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya

A.

Lahan dan Hutan

7

B.

Keanekaragaman Hayati

9

C.

Air

13

D.

Udara

19

E.

Laut, Pesisir dan Pantai

33

F.

Iklim

41

G.

Bencana Alam

42

(5)

A.

Kependudukan

46

B.

Permukiman

47

C.

Kesehatan

51

D.

Pertanian

52

E.

Industri

54

F.

Pertambangan

56

G.

Energi

59

H.

Transportasi

61

I.

Pariwisata

63

J.

Limbah B3

64

Bab III Upaya Pengelolaan Lingkungan

A.

Rehabilitasi Lingkungan

66

B.

Amdal

69

C.

Penegakkan Hukum

70

D.

Peran Serta Masyarakat

71

E.

Kelembagaan

73

DAFTAR TABEL

Tabel 1

:

Jenis Ikan yang Terdapat di Waduk Sermo

Tabel 2

:

Persentase Luas Ekosistem yang Terdapat di Kabupaten Kulon

Progo

(6)

Tabel 3

:

Jenis dan Jumlah Sumber Pencemar di Sub DAS Serang

Tabel 4

:

Data Koordinat Titik Pengambilan Sampel Sungai Serang

Tabel 5

:

Lokasi Titik Pantau dan Pembagian Kelas Air Sungai Serang

Tabel 6

:

Tingkat Kebisingan (dBA) Bulan April – Mei Tahun 2010

Tabel 7

:

Jumlah Kendaraan di Lokasi Pemantauan Udara (4 titik) Bulan

April -

Mei Tahun 2010

Tabel 8

:

Konsentrasi CO (µg/m

3

) Bulan April – Mei Tahun 2010

Tabel 9

:

Konsentrasi O3 (µg/m

3

) Bulan April – Mei Tahun 2010

Tabel 10

:

Konsentrasi HC (µg/m

3

) Bulan April – Mei Tahun 2010

Tabel 11

:

Konsentrasi Pb (µg/m

3

) Bulan April – Mei Tahun 2010

Tabel 12

:

Konsentrasi Debu 10µm (PM 10) Bulan April – Mei Tahun 2010

Tabel 13

:

Hasil Perhitungan Nilai Indeks Standar Pencemar Udara Parameter

PM 10 Tahun 2010

Tabel 14

:

Hasil Perhitungan Nilai Indeks Standar Pencemar Udara Parameter

CO Tahun 2010

Tabel 15

:

Hasil Perhitungan Nilai Indeks Standar Pencemar Udara Parameter

Ozon Tahun 2010

Tabel 16

:

Sebaran Industri Kecil di Kabupaten Kulon Progo

Tabel 17

:

Daftar Rincian Jenis dan Lokasi Bahan Galian di Kab Kulon Progo

Tabel 18

:

Pengaduan Masalah Lingkungan Hidup dan Status Masalah

di Kabupaten Kulon Progo

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

:

Peta Rawan Longsor Kabupaten Kulon Progo

Gambar 2

:

Gambar 3 Dimensi DAS Serang

(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1

:

Lahan Kritis di Kabupaten Kulon Progo

Grafik 2

:

Status Mutu Air Sungai Serang Tahun 2010

Grafik 3

:

Status Mutu Air Sungai Serang Tahun 2010 dengan Metode Storet

Grafik 4

:

Tingkat Kebisingan di 4 Lokasi Kabupaten Kulon Progo

(8)

Pada Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2010

Grafik 5

:

Konsentrasi CO di 4 Lokasi Kabupaten Kulon Progo

Pada Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2010

Grafik 6

:

Konsentrasi Ozon (O3) di 4 Lokasi Kabupaten Kulon Progo

Pada Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2010

Grafik 7

:

Konsentrasi HC di 4 Lokasi Kabupaten Kulon Progo

Pada Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2010

Grafik 8

:

Konsentrasi Pb di 4 Lokasi Kabupaten Kulon Progo

Pada Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2010

Grafik 9

:

Konsentrasi Debu (PM10) di 4 Lokasi Kabupaten Kulon Progo

Pada Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2010

Grafik 10

:

Konsentrasi Minyak & Lemak dalam Air Laut di Pantai

Kab. Kulon Progo

Grafik 11

:

Konsentrasi Nitrat dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon Progo

Grafik 12

:

Konsentrasi Fosfat dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon Progo

Grafik 13

:

Konsentrasi Timbal (Pb) dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon

Progo

Grafik 14

:

Konsentrasi Kadmium (Cd) dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon

Progo

Grafik 15

:

Konsentrasi Tembaga (Cu) dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon

Progo

Grafik 16

:

Konsentrasi Seng (Zn) dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon Progo

Grafik 17

:

Konsentrasi Faecal Coli (Coli Tinja) dalam Air Laut di Pantai

Kabupaten Kulon Progo

Grafik 18

:

Konsentrasi Nikel (Ni) dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon Progo

Grafik 19

:

Konsentrasi Coliform Total dalam Air Laut di Pantai Kab. Kulon

Progo

(9)

Grafik 20

:

Konsentrasi Krom (Cr) dalam Air Laut di Pantai Kab Kulon Progo

Grafik 21

:

Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2010

Grafik 22

:

Jumlah Rumah Tangga dan Tempat Buang Air Besar

di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010

Grafik 23

:

Jumlah Rumah Tangga dan Penggunaan Bahan Bakar

Untuk Memasak di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

:

Kebijakan / Peraturan Bidang Kehutanan

Lampiran 2

:

Luas Wilayah Administratif Kabupaten Kulon Progo;

Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan;

(10)

Luas Hutan Negara Berdasarkan Fungsinya;

Luas Hutan Rakyat

Data Lahan Kritis;

Data Populasi Tanaman Kehutanan 2008-2009;

Data Luas dan Kemiringan Lereng pada DAS;

Lampiran 2

:

Data Pemanfaatan Air Sungai

Lampiran 3

:

SK Penetapan Pembangunan Sumur Resapan;

Data Bangunan Sipil Teknis Konservasi Tanah dan Air;

Lampiran 4

:

Lampiran 5

:

SK Bupati No...

Tentang Perizinan Pengambilan Air Tanah

Data Pemanfaatan Air Tanah

Lampiran 6

:

Lampiran 7

:

Lampiran 8

:

Data Potensi dan Pemanfaatan Lahan Pantai;

Perkembangan Tanaman Mangrove;

Kelompok Tani Hutan Pemegang IUPHKm;

Lokasi dan Luas Hutan Kota;

Peraturan Bupati ... ttg Penetapan Hutan Kota;

Lampiran 9

:

Kegiatan yang Bersumber Dana Swadaya Masyarakat &

CSR;

Peran Serta dan Kerjasama serta Dukungan Pihak Ketiga

dalam

Pembangunan Kehutanan;

Lokasi Pembibitan Trembesi Kab. Kulon Progo;

Luas Panen dan Produksi Biofarmaka

Data Produksi Aneka Usaha (Hasil Hutan Bukan Kayu)

Data Prestasi dan Penghargaan bidang Kehutanan dan LH

Lampiran 10 :

Data Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2009

(11)

Lampiran 12 :

Surat Edaran Bupati ttg.... Kebakaran Hutan

Lampiran 13 :

Perbup ttg HKm...

Lampiran 14 :

Perda ttg RT RW Peta

Lampiran 15 :

Perda ttg. SOTK

Dinas Pertanian & Kehutanan;

Dinas Kelautan Perikanan & Peternakan;

Dinas Pekerjaan Umum;

Kantor Lingkungan Hidup;

Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Perikanan

Dan Kehutanan

Lampiran 16 :

Peta Kerusakan Lahan

Lampiran 17 :

Foto-foto Kegiatan

LAMPIRAN 1

Kebijakan / Peraturan

(12)

-

Perda Kab. Kulon Progo No. 1 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Tahun 2003-2013;

-

Peraturan Daerah Kab. Kulon Progo No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-Daerah) Tahun 2006 –

2011;

-

Peraturan Bupati Kulon Progo No. 4 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Air

Tanah;

-

Peraturan Bupati Kulon Progo No. 57 Tahun 2006 tentang Surat

Keterangan Asal Usul;

-

Peraturan Bupati Kulon Progo No. 45 Tahun 2007 tentang Izin Usaha

Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan;

-

Peraturan Bupati Kulon Progo No. 49 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Perbup Kulon Progo No. 57 Tahun 2006 tentang Surat Keterangan Asal

Usul;

-

Keputusan Bupati Kulon Progo No. 448 (dst sampai dengan no. 454) Tahun

2007 tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan

(IUPHKm) Kepada Kelompok Tani Hutan ... (di wilayah Kab. Kulon

Progo);

-

Keputusan Bupati Kulon Progo No. 113 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Komisi penyuluhan Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

-

Keputusan Bupati Kulon Progo No. 204 Tahun 2009 tentang Penetapan

Areal Hutan Kota di Kawasan Perkotaan Wates;

-

Keputusan Bupati Kulon Progo No. 27 Tahun 2010 tentang Rencana

Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu;

-

Instruksi Bupati Kulon Progo No. 3 Tahun 2010 tentang Gerakan

Kebersihan, Keteduhan dan Keindahan;

-

Surat Edaran Bupati Kulon Progo No. 522/1524 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan;

-

Surat Edaran Gubernur DIY No. 360/3161 tentang Peningkatan

Kewaspadaan Menghadapi Musim Kemarau Panjang (Fenomena El Nino);

-

Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kab. Kulon Progo, No.

188/092 tentang Penunjukan dan Penetapan Pejabat Penerbit Surat

Keterangan Asal Usul (SKAU);

(13)

-

Keputusan Kepala Kantor LH Kab. Kulon Progo No. 11 Tahun 2010

tentang Penetapan Calon Penerima Bantuan Alat Biodigester Tahun 2010;

-

Nota Perjanjian Kerjasama No. 78/V/BPTH.JM-1/2009 dan No.

05/BM/VI/2009 antara Kepala Balai pembenihan Tanaman Hutan Jawa dan

Madura dengan Kelompok Tani Bina Mandiri tentang Pembangunan Model

Seed For People (Benih untuk Rakyat) di Desa Sendangsari, Pengasih,

Kulon Progo;

-

Nota Kesepakatan Bersama No. 02/MoU.KP/2009 dan No.

01ª/PK/UBH-KPWN/I/2009 antara Pemerintah Kab. Kulon Progo dengan Unit Usaha

Bagi

Hasil

Koperasi

Perumahan

Wanabakti

Nusantara

tentang

Pengembangan Usaha Tani melalui Budidaya Tanaman Jati Unggul dengan

Pola Bagi Hasil di Kab. Kulon Progo.

(14)

Varietas Unggul

-

Keputusan Menteri Pertanian RI No. 1690/Kpts/SR.120/12/2008 tentang

Pelepasan Populasi Kelapa Dalam Bojong Bulat (DBB) sebagai Varietas

Unggul;

(DBB berasal dari Desa Bojong Kecamatan Panjatan Kab. Kulon Progo)

-

Tanda Daftar Varietas Lokal untuk Durian Menoreng Kuning dari

Departemen Pertanian, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman;

LAMPIRAN 10

Foto / Dokumentasi Kegiatan

(15)

-

Gerakan Penanaman One Man One Tree Tahun 2009;

-

Kegiatan Kagama di Kecamatan Pengasih Tahun 2009;

-

Gerakan Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan pecan Pemeliharaan

Pohon Tahun 2008;

-

Gerakan Cinta Hutan Tahun 2009;

-

Gerakan OMOT dalam rangka Hari Bakti Rimbawan dan Hari Bumi Tahun

2009 di Terminal Wates;

-

Gerakan Penanaman Perindang Jalan di Sepanjang Jalan Alternatif

Sentolo-Wates Tahun 2009;

-

Kegiatan Penanaman Waru sebagai Tapal Batas Kab. Kulon Progo dan

Kab. Bantul Tahun 2010;

-

Kegiatan Konservasi dengan Vegetatif;

-

Kegiatan Konservasi dengan Bangunan Sipil Teknis;

-

Pengembangan Aneka Usaha Hutan;

-

Kegiatan PPSJ : Evakuasi Satwa dan Release Satwa;

-

Pendidikan Lingkungan untuk Anak (Usia Dini);

-

Membangun Arboretum Partisipatif;

-

Konservasi Lahan Kritis dengan Tanaman Aren;

-

Desa Wisata Konservasi Sendangsari dan Nglingo.

(16)

LAMPIRAN 4

(17)

-

Data Tanaman Kehutanan dalam Rangka Satu Juta Pohon Hidup;

-

Lampiran Perhitungan Biaya Bibit dan Pemeliharaan;

-

Kegiatan yang bersumber Dana Swadaya Masyarakat dan Corporate Social

Responsibility (CSR)

Kegiatan Masyarakat (Swadaya Masrakat Bidang Konservasi Lahan dan

Air)

-

Peran serta dan Kerjasama serta Dukungan Pihak Ketiga dalam

Pembangunan Kehutanan di Kabupaten Kulon Progo.

-

Lokasi Pembibitan Trembesi Kabupaten Kulon Progo

-

Luas Panen dan Produksi Biofarmaka Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009

-

Data Produksi Aneka Usaha Kabupaten Kulon Progo (Hasil Hutan Bukan

Kayu / HHBK)

LAMPIRAN 3

-

Potensi Cekungan Wates;

(18)

-

Data Cadangan Air Bawah Tanah Kab. Kulon Progo Tahun 2007/2008;

-

Data Mata Air di Kab. Kulon Progo Tahun 2010;

-

Daftar Lokasi Sumur Resapan Tahun 2010;

-

Peta Cekungan Air Tanah di Provinsi DIY;

-

Data Lubang Biopori

(19)

-

Seremonial Kehutanan terkait Gerakan Penanaman;

-

Data Tanaman Kehutanan dalam Rangka Satu Juta Pohon Hidup;

-

Lampiran Perhitungan Biaya Bibit dan Pemeliharaan;

-

Kegiatan yang bersumber Dana Swadaya Masyarakat dan Corporate Social

Responsibility (CSR)

Kegiatan Masyarakat (Swadaya Masrakat Bidang Konservasi Lahan dan

Air)

-

Peran serta dan Kerjasama serta Dukungan Pihak Ketiga dalam

Pembangunan Kehutanan di Kabupaten Kulon Progo.

-

Lokasi Pembibitan Trembesi Kabupaten Kulon Progo

-

Luas Panen dan Produksi Biofarmaka Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009

-

Data Produksi Aneka Usaha Kabupaten Kulon Progo (Hasil Hutan Bukan

Kayu / HHBK)

LAMPIRAN 9

PETA

-

Peta Kondisi Umum Wilayah Kab. Kulon Progo;

-

Peta Administratif Kab. Kulon Progo;

-

Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tahun 2003 – 2013 Kab. Kulon

Progo;

(20)

-

Peta Prasarana dan Sarana Lain- Terminal, Pelabuhan Laut dan Jaringan

Irigasi Kab. Kulon Progo;

-

Peta Ancaman Bencana Banjir Kab. Kulon Progo;

-

Peta Ancaman Bencana Tanah Longsor Kab. Kulon Progo;

-

Peta Ancaman Bencana Kekeringan Kab. Kulon Progo;

-

Peta Potensi Kerusakan Lahan di Kab. Kulon Progo;

-

Peta Tutupan Lahan Kab. Kulon Progo;

-

Peta Hutan Lindung, Hutan Konservasi, Kelas Lereng, Sempadan dan

Ketinggian Kab. Kulon Progo

LAMPIRAN

-

Peta Kondisi Umum Wilayah Kab. Kulon Progo;

-

Peta Administratif Kab. Kulon Progo;

(21)
(22)
(23)
(24)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

Daftar Gambar vi

Bab I Pendahuluan

A. Kondisi Umum Daerah 1

B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah 4

C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo 10

D. Analisa SPR terhadap Isu Prioritas

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya

A. Lahan dan Hutan 15

B. Keanekaragaman Hayati 32

C. Air 36

D. Udara 59

E. Laut, Pesisir dan Pantai 73

F. Iklim 90

G. Bencana Alam 94

Bab III Tekanan Terhadap Lingkungan

A. Kependudukan 99 B. Permukiman 105 C. Kesehatan 111 D. Pertanian 113 E. Industri 119 F. Pertambangan 129 G. Energi 134 H. Transportasi 136 I. Pariwisata 139 J. Limbah B3 143

Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan

A. Rehabilitasi Lingkungan 144

B. Amdal 148

C. Penegakkan Hukum 150

D. Peran Serta Masyarakat 152

(25)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Penggunaan Lahan di Kulonprogo Tahun 2013-2014 II. 1 Tabel 2. 2. Hasil Pemantauan Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

Kulonprogo Tahun 2014

II. 4

Tabel 2. 3. Luas Hutan Rakyat Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013-2014 II. 12 Tabel 2. 4. Luas Lahan Kritis Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013-2014 II. 15

Tabel 2. 5. Jenis Ikan di Waduk Sermo II. 20

Tabel 2. 6. Persentase Luas Ekosistem di Kabupaten Kulonprogo II. 21

Tabel 2. 7. Luas DAS di Kulonprogo II. 22

Tabel 2. 8. Jenis dan Jumlah Sumber Pencemar di Sub DAS Serang II. 25 Tabel 2. 9. Data Koordinat Titik Pengambilan Sampe Sungai Serang II. 28 Tabel 2. 10. Lokasi Titik Pantau dan Pembagian Kelas Air Sungai Serang II. 30

Tabel 2. 11. Hasil Uji Kualitas Sungai Serang I II. 31

Tabel 2. 12. Hasil Uji Kualitas Sungai Serang II II. 32

Tabel 2. 13. Hasil Uji Kualitas Sungai Serang III II. 33

Tabel 2. 14. Hasil Analisis Status Mutu Air S Serang dengan Metode Storet II. 39

Tabel 2. 15. Debit Sungai Serang Tahun 2014 II. 42

Tabel 2. 16. Hasil Uji Kualitas Air Sumur Kab Kulonprogo Tahun 2014 II. 43 Tabel 2. 17. Hasil Uji Kualitas Air Waduk Sermo Tahun 2014 II. 47 Tabel 2. 18. Tingkat Kebisingan Rata-rata di Kab Kulonprogo 2012-2014 II. 49 Tabel 2. 19. Konsentrasi CO Udara Ambien di Kab Kulonprogo 2012-2014 II. 50 Tabel 2. 20. Konsentrasi O3 Udara Ambien di Kab Kulonprogo 2012-2014 II. 52 Tabel 2. 21. Konsentrasi HC Udara Ambien di Kab Kulonprogo 2012-2014 II. 53 Tabel 2. 22. Konsentrasi Pb Udara Ambien di Kab Kulonprogo 2012-2014 II. 55 Tabel 2. 23. Konsentrasi Debu PM-10 Udara Ambien di Kab Kulonprogo

2012-2014

II. 56

(26)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Tabel 2. 25. Konsentrasi SO2 Udara Ambien di Kab Kulonprogo 2012-2014 II. 59 Tabel 2. 26. Hasil Perhitungan Nilai ISPU Parameter PM-10 Tahun 2014 II. 60 Tabel 2. 27. Hasil Perhitungan Nilai ISPU Parameter CO Tahun 2014 II. 60 Tabel 2. 28. Hasil Perhitungan Nilai ISPU Parameter O3 Tahun 2014 II. 61 Tabel 2. 29. Hasil Perhitungan Nilai ISPU Parameter SO2 Tahun 2014 II. 61 Tabel 2. 30. Hasil Uji Kualitas Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 64 Tabel 2. 31. Kekeruhan Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 66 Tabel 2. 32. Temperatur Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 68 Tabel 2. 33. Warna Air Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 69

Tabel 2. 34. TSS Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 70

Tabel 2. 35. pH Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 71

Tabel 2. 36. Kadar Salinitas Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 72 Tabel 2. 37. Kadar Nitrat Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 74 Tabel 2. 38. Kadar BOD Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 76

Tabel 2. 39. Kadar DO Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 76

Tabel 2. 40. Kadar Fosfat Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 78 Tabel 2. 41. Kadar Fenol Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 80 Tabel 2. 42. Kadar Minyak dan Lemak Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 82 Tabel 2. 43. Kadar Asam Sulfat Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 83 Tabel 2. 44. Kadar Detergen Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 83 Tabel 2. 45. Kadar Amoniak Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 84 Tabel 2. 46. Kadar Bakteri Koli Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 85 Tabel 2. 47. Kadar Total Koli Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 87 Tabel 2. 48. Kadar Arsen Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 88 Tabel 2. 49. Kadar Krom Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 89

(27)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Tabel 2. 51. Kadar Pb Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 90

Tabel 2. 52. Kadar Cd Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 92

Tabel 2. 53. Kadar Ni Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 93

Tabel 2. 54. Kadar Zn Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 94

Tabel 2. 55. Kadar Hg Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 94

Tabel 2. 56. Luas dan Kerapatan Mangrove Kulonprogo II. 96

Tabel 2. 57. Data Suhu Bulanan di Kulonprogo Tahun 2014 II. 98 Tabel 2. 58. Curah Hujan Rata-rata di Kulonprogo Tahun 2014 II. 99 Tabel 2. 59. Kejadian Bencana di Kulonprogo Tahun 2014 II. 101 Tabel 3. 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kab Kulonprogo Tahun

2010-2014

III. 1

Tabel 3. 2. Tingkat Kepadatan Penduduk Kab Kulonprogo Tahu 2013-2014

III. 2

Tabel 3. 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 3

Tabel 3. 4. Komposisi Penduduk Berdasar Struktur Usia Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 4

Tabel 3. 5. Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 6

Tabel 3. 6. Jumlah RT/KK Menurut Kecamatan Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 7

Tabel 3. 7. Penduduk Wilayah Pesisir dan Laut Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 7

Tabel 3. 8. TPA dan TPST 3R di Kab Kulonprogo Tahun 2014 III. 12 Tabel 3. 9. Data Bank Sampah di Kab Kulonprogo Tahun 2014 III. 13 Tabel 3. 10. Indikator Pembangunan Kesehatan Kab Kulonprogo Tahun

2012-2014

III. 17

Tabel 3. 11. Populasi Terbesar Hewan Ternak di Kab Kulonprogo Tahun 2013-2014

III. 21

Tabel 3. 12. Kebutuhan Air Sektor Pertanian Kab Kulonprogo III. 23 Tabel 3. 13. Industri Kecil di Kab Kulonprogo 2012-2014 III. 24

(28)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Tabel 3. 14. Jumlah Sumber Pencemar Air Berdasar Jenisnya di Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 25

Tabel 3. 15. Hasil Uji Kualitas Limbah Cair Industri Tahun 2014 III. 27 Tabel 3. 16. Persebaran Potensi Sumber Pencemar Udara Tidak Bergerak

Kab Kulonprogo

III. 29

Tabel 3. 17. Potensi Bahan Mineral di Kab Kulonprogo III. 32

Tabel 3. 18. Data Biogas Kulonprogo III. 37

Tabel 3. 19. Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Bahan Bakar yang Digunakan di Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 40

Tabel 3. 20. Perkembangan Kunjungan Wisatawan 2010-2014 III. 43 Tabel 4. 1. Jumlah Dokumen Lingkungan Menurut Jenis Usaha Tahun

2014

IV. 6

Tabel 4. 2. Hasil Pengawasan Kegiatan/Usaha Tahun 2014 IV. 8 Tabel 4. 3. Pengaduan Masalah dan Status Masalah LH Tahun 2014 IV. 9

Tabel 4. 4. Jumlah Aduan Kasus LH Tahun 2010-2014 IV. 10

Tabel 4. 5. Kegiatan Konservasi Lingkungan oleh Pihak Ketiga Tahun 2014

IV. 13

Tabel 4. 6. Anggaran Pengelolaan LH Kab Kulonprogo Tahun 2013-2014 IV. 16 Tabel 4. 7. Jumlah Pegawai KLH Kulonprogo Berdasar Tingkat

Pendidikan

IV. 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Peta Administrasi Kab Kulonprogo I. 3

Gambar 2. 1. Peta Penggunaan Lahan Kulonprogo Tahun 2013 II. 2 Gambar 2. 2. Foto Pengambilan Sampel Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 3 Gambar 2. 3. Grafik Ketebalan Solum Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 5

(29)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Gambar

2. 4. Grafik Kebatuan Permukaan Tanah di Nanggulan Tahun 2014

II. 6

Gambar 2. 5. Grafik Komposisi Fraksi Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 7 Gambar 2. 6. Grafik Berat Isi Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 7 Gambar 2. 7. Grafik Porositas Total Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 8 Gambar 2. 8. Grafik Derajat Pelulusan Air Tanah di Nanggulan Tahun

2014

II. 8

Gambar 2. 9. Grafik Derajat Keasaman Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 9 Gambar 2. 10. Grafik DHL Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 10 Gambar 2. 11. Grafik Redoks Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 10 Gambar 2. 12. Grafik Jumlah Mikroba Tanah di Nanggulan Tahun 2014 II. 11 Gambar 2. 13. Grafik Peningkatan Luas Hutan Rakyat Tahun 2012-2014 II. 12

Gambar 2. 14. Peta Kawasan hutan di Kab Kulonprogo II. 14

Gambar 2. 15. Grafik Penurunan Luas Lahan Kritis di Kab Kulonprogo Tahun 2012-2014

II. 16

Gambar 2. 16. Peta Lahan Kritis dan Penghijauan di Kab Kulonprogo II. 17 Gambar 2. 17. Keanekaragaman Hayati di Pantai Selatan Kulonprogo II. 19

Gambar 2. 18. Peta DAS II. 23

Gambar 2. 19. Gambaran 3 Dimensi DAS Serang II. 24

Gambar 2. 20. Peta Sumber Pencemar dan Titik Pemantauan S Serang II. 26 Gambar 2. 21. Grafik Sumber Pencemar Sub DAS Serang Tahun

2007,2013,2014

II. 27

Gambar 2. 22. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Air S Serang Tahun 2014 II. 29 Gambar 2. 23. Grafik Pengukuran DO Sungai Serang Tahun 2014 II. 34 Gambar 2. 24. Grafik Pengukuran BOD Sungai Serang Tahun 2014 II. 35 Gambar 2. 25. Grafik Pengukuran COD Sungai Serang Tahun 2014 II. 35 Gambar 2. 26. Grafik Pengukuran Nitrit Sungai Serang Tahun 2014 II. 36 Gambar 2. 27. Grafik Pengukuran Sulfida Sungai Serang Tahun 2014 II. 36

(30)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Gambar 2. 28. Grafik Pengukuran Krom Sungai Serang Tahun 2014 II. 37 Gambar 2. 29. Grafik Pengukuran Koli Tinja Sungai Serang Tahun 2014 II. 38 Gambar 2. 30. Grafik Pengukuran Total Koli Sungai Serang Tahun 2014 II. 38 Gambar 2. 31. Peta Status Mutu Air Sungai Serang Tahun 2014 II. 41

Gambar 2. 32. Foto Pengukuran Debit Sungai Serang II. 42

Gambar 2. 33. Grafik Hasil Pengujian pH Air Sumur Kulonprogo 2014 II. 44 Gambar 2. 34. Grafik Hasil Pengujian Coliform Air Sumur Kulonprogo 2014 II. 45 Gambar 2. 35. Grafik Hasil Pengujian Coli Tinja Air Sumur Kulonprogo 2014 II. 45

Gambar 2. 36. Waduk Sermo Kulonprogo II. 46

Gambar 2. 37. Waduk Mini Tonegoro Kalibawang II. 46

Gambar 2. 38. Grafik Tingkat Kebisingan Rata-rata Kulonprogo 2012-2014 II. 50 Gambar 2. 39. Grafik Tingkat Konsentrasi CO Udara Ambien Kulonprogo

2012-2014

II. 51

Gambar 2. 40. Grafik Tingkat Konsentrasi O3 Udara Ambien Kulonprogo 2012-2014

II. 52

Gambar 2. 41. Grafik Tingkat Konsentrasi HC Udara Ambien Kulonprogo 2012-2014

II. 54

Gambar 2. 42. Grafik Tingkat Konsentrasi Pb Udara Ambien Kulonprogo 2012-2014

II. 55

Gambar 2. 43. Grafik Tingkat Konsentrasi Debu PM10 Udara Ambien Kulonprogo 2012-2014

II. 57

Gambar 2. 44. Grafik Tingkat Konsentrasi NO2 Udara Ambien Kulonprogo 2012-2014

II. 58

Gambar 2. 45. Grafik Tingkat Konsentrasi SO2 Udara Ambien Kulonprogo 2012-2014

II. 59

Gambar 2. 46. Lokasi Pantai Glagah II. 63

Gambar 2. 47. Lokasi Pantai Trisik II. 63

Gambar 2. 48. Grafik Kekeruhan Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 67 Gambar 2. 49. Grafik Konsentrasi TSS Air Laut Kulonprogo Tahun 2014 II. 70 Gambar 2. 51. Grafik Fluktuasi pH Air Laut Kulonprogo Tahun 2012-2014 II. 72

(31)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Gambar 2. 52. Grafik Fluktuasi Salinitas Air Laut Kulonprogo 2012-2014 II. 74 Gambar 2. 53. Grafik Konsentrasi NO3 Air Laut Kulonprogo 2012-2014 II. 75 Gambar 2. 54. Grafik Konsentrasi BOD Air Laut Kulonprogo 2014 II. 76 Gambar 2. 55. Grafik Konsentrasi DO Air Laut Kulonprogo 2014 II. 77 Gambar 2. 56. Grafik Fluktuasi Fosfat Air Laut Kulonprogo 2012-2014 II. 79 Gambar 2. 57. Grafik Fluktuasi Fenol Air Laut Kulonprogo 2014 II. 81 Gambar 2. 58. Grafik Kadar Minyak dan Lemak Air Laut Kulonprogo 2014 II. 82 Gambar 2. 59. Grafik Detergen Air Laut Kulonprogo 2014 II. 84 Gambar 2. 60. Grafik Kadar Amoniak Air Laut Kulonprogo 2014 II. 85 Gambar 2. 61. Grafik Fluktuasi Bakteri Koli Air Laut Kulonprogo 2012-

2014

II. 86

Gambar 2. 62. Grafik Fluktuasi Total Koli Air Laut Kulonprogo 2012-2014 II. 87 Gambar 2. 63. Grafik Kadar Pb Air Laut Kulonprogo 2014 II. 91 Gambar 2. 64. Grafik Kadar Kadmium Air Laut Kulonprogo 2014 II. 92 Gambar 2. 65. Grafik Kadar Nikel Air Laut Kulonprogo 2014 II. 93 Gambar 2. 66. Grafik Konsentrasi Hg Air Laut Kulonprogo 2014 II. 95 Gambar 2. 67. Tanaman Mangrove di Sempadan Sungai Temon II. 96 Gambar 2. 68. Peta Penggunaan Lahan Desa Jangkaran Temon II. 97 Gambar 2. 69. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Tahun 2013-2014 II. 99 Gambar 2. 70. Peta Pola Curah Hujan di Kab Kulonprogo II. 100 Gambar 2. 71. Grafik Kejadian Bencana Tahun 2012-2014 II. 101 Gambar 2. 72. Peta Ancaman Bencana Banjir di Kulonprogo II. 103 Gambar 2. 73. Peta Ancaman Bencana Kekeringan di Kulonprogo II. 105 Gambar 2. 74. Peta Ancaman Bencana Tanah Longsor di Kulonprogo II. 107 Gambar 3. 1. Grafik Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kab

Kulonprogo 2013-2014

III. 2

Gambar 3. 2. Grafik Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kab Kulonprogo Tahun 2013-2014

(32)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Gambar 3. 3. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Usia Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 5

Gambar 3. 4. Grafik Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kab Kulonprogo Tahun 2014

III. 6

Gambar 3. 5. Peningkatan Jumlah Rumah dan Rumah Layak Huni Tahun 2013-2014

III. 9

Gambar 3. 6. Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) di Kalibawang Tahun 2014

III. 10

Gambar 3. 7. Grafik Jumlah RT dan Sumber Air Minum di Kulonprogo 2014

III. 11

Gambar 3. 8. Grafik Jumlah Timbulan Sampah di Kulonprogo 2013-2014 III. 12 Gambar 3. 9. Grafik Tempat BAB di Kulonprogo Tahun 2013-2014 III. 15 Gambar 3. 10. Grafik Usia Harapan Hidup di Kulonprogo Tahun 2010-2014 III. 16 Gambar 3. 11. Grafik Penyakit Utama di Kulonprogo 2012-2014 III. 18 Gambar 3. 12. Grafik Penggunaan Pupuk Tahun 2013-2014 III. 20 Gambar 3. 13. Grafik Populasi Terbesar Hewan Ternak Kulonprogo

2012-2014

III. 22

Gambar 3. 14. Peta Persebaran Sumber Pencemar Air di Kulonprogo III. 26 Gambar 3. 15. Data Sumber Pencemar Udara Tidak Bergerak Kulonprogo III. 30 Gambar 3. 16. Hasil Uji Emisi Sumber Tidak Bergerak Tahun 2014 III. 30

Gambar 3. 17. Peta Potensi Mineral di Kulonprogo III. 33

Gambar 3. 18. Grafik Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian Tahun 2012-2014

III. 35

Gambar 3. 19. Grafik Penggunaan Bahan Bakar untuk Keperluan RT di Kulonprogo 2013-2014

III. 37

Gambar 3. 20. Grafik Perkembangan Kunjungan Wisatawan pada Obyek Wisata Kulonprogo Tahun 2010-2014

III. 43

Gambar 3. 21. Grafik Prosentase Wisatawan per Obyek Wisata Kulonprogo 2014

III. 44

Gambar 3. 22. Grafik Volume Sampah Harian pada ObyekWisata 2014 III. 44 Gambar 3. 23. Grafik Perbandingan Hotel/Penginapan 2013-2014 III. 46

(33)

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Page ix

Gambar 4. 1. Penanaman Pohon Durian oleh Masyarakat IV. 1

Gambar 4. 2. Grafik Jumlah Dokumen UKL-UPL Berdasarkan Jenis Usaha/Kegiatan Tahun 2013-2014

IV. 7

Gambar 4. 3. Grafik Aduan Kasus LH di Kulonprogo Tahun 2010-2014 IV. 11 Gambar 4. 4. Penanganan Kasus Dugaan Pencemaran Akibat

Pembuangan Tinja di Persawahan Panjatan

IV. 11

(34)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-1

A. Kondisi Umum Daerah

1. Kondisi Geografis Daerah

Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari 5 (lima) kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di bagian barat. Batas administrasi Kabupaten Kulonprogo adalah sebagai berikut :

1) Sebelah timur : Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman 2) Sebelah barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah 3) Sebelah utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah 4) Sebelah selatan : Samudera Hindia.

Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Wates memiliki luas wilayah 58.627,51 Ha (586,28 km²) terdiri atas 12 kecamatan, 87 desa dengan 918 dusun dan 1 kelurahan dengan 38 RW. Luas wilayah tersebut belum termasuk luas laut yang menjadi kewenangan kabupaten, yaitu seluas 15.872 Ha (158,72 km2).

Sedangkan dilihat dari posisi geostrategic, Kabupaten Kulonprogo yang terletak di bagian barat DIY dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa

Tengah, merupakan „pintu gerbang‟ Daerah Istimewa Yogyakarta yang

menghubungkan DIY dengan pusat-pusat ekonomi dan pemerintahan yang terletak di bagian barat P Jawa dan utara P Jawa. Selain itu posisi Kabupaten Kulonprogo yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia juga dapat menghubungkan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan negara tetangga yang terletak di bagian selatan Indonesia seperti Australia. Posisi geostrategic Kabupaten Kulonprogo tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan wilayah kabupaten tersebut maupun perkembangan wilayah DIY.

Kabupaten Kulonprogo terletak diantara 110o 1' 37" - 110o 16' 26" Bujur

BAB I

PENDAHULUAN

(35)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-2

Timur dan antara 7o 38' 42" - 7o 59' 03" Lintang Selatan, dan memiliki topografi yang bervariasi dengan ketinggian antara 0 – 1.000 meter diatas permukaan air laut, yang terbagi menjadi 3 wilayah meliputi :

a. Bagian Utara, merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500 - 1.000 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Kalibawang dan Samigaluh.

b. Bagian Tengah; merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 – 500 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Nanggulan, Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah, wilayah dengan lereng antara 2 – 15%, tergolong berombak dan bergelombang merupakan peralihan dataran rendah dan perbukitan.

c. Bagian Selatan; merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0 – 2%, merupakan wilayah pantai sepanjang 24,9 km.

Berdasarkan data dari Kabupaten Kulonprogo Dalam Angka, sebagian besar wilayah Kabupaten Kulonprogo masuk dalam wilayah dengan kemiringan lereng <20. Berdasarkan data tersebut 40,11% luas wilayah Kabupaten Kulonprogo masuk dalam wilayah dengan kemiringan lereng <2%. Sedangkan luas wilayah yang masuk dalam kemiringan lereng >400 adalah seluas 18,73% dari luas wilayah total Kabupaten Kulonprogo. Berikut peta administrasi Kabupaten Kulonprogo :

(36)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-3

(37)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-4

2. Visi dan Misi Pembangunan Berkelanjutan

a. Visi

Rumusan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulonprogo 2011-2016 didasarkan pada isu strategis daerah. Selain itu juga memperhatikan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagai acuan bagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulonprogo tahun 2011-2016 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulonprogo adalah “Terwujudnya Kabupaten Kulonprogo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera

berdasarkan iman dan taqwa”

Visi Kabupaten Kulonprogo merupakan kondisi yang diharapkan dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Pernyataan visi Kabupaten Kulonprogo tersebut mempunyai pemahaman sebagai berikut :

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, baik sehat jasmani, rohani maupun sehat dalam pengertian masyarakat mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Sehat dalam bidang ekonomi, sehat birokrasi, sehat semua program pembangunan termasuk sehat dalam kehidupan sosial politik dan sosial budaya. Demikian juga lima tahun kedepan diharapkan akan terwujud peningkatan kualitas aparatur dan kelembagaan pemerintahan sehingga mampu memberikan pelayanan prima, dengan prinsip transparan, dan akuntabel. (SEHAT)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan masyarakat serta wilayah dalam rangka

(38)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-5

memenuhi kebutuhan sendiri dengan fokus utama kemandirian dalam bidang ekonomi. (MANDIRI)

- Pembangunan diberbagai sektor lima tahun mendatang diharapkan dapat mencerminkan pemerintahan dan masyarakat yang mampu berinovasi dengan etos kerja tinggi sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang inovatif dan produk daerah berdaya saing tinggi. Tercapainya nilai obyektif yang tinggi dari penilaian indikator kinerja pembangunan di berbagai bidang baik dari sisi output, outcome, benefit dan impact. (BERPRESTASI)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dalam segala bidang kehidupan yang bermuara pada upaya perwujudan kesejahteraan. (ADIL)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat mewujudkan suatu keadaan tata kehidupan masyarakat yang tertib dan tentram, sehingga diharapkan masyarakat dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, yang menjamin terselenggaranya pembangunan. (AMAN)

- Pembangunan yang akan dilaksanakan pada lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan suatu keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan dasar baik sandang, pangan, papan, pelayanan pendidikan, kesehatan maupun memiliki pendapatan secara layak. Mewujudkan keluarga yang mampu mengatur kebutuhan secara proposional dan seimbang sehingga mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap keadaan yang tidak normal. (SEJAHTERA)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat dan aparatur yang mempunyai nurani moralitas serta kepekaan sosial yang tinggi, harga diri dan martabat yang tinggi dengan dasar keyakinan akan kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan. (BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA). b. Misi

(39)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-6

Untuk mencapai visi tersebut, maka ditetapkan 6 misi pembangunan sebagai berikut :

1) Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan

2) Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance. 3) Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam

arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat

4) Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah

5) Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan

6) Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum

Misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan,

etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan.

Sumberdaya manusia sebagai subyek dan obyek pembangunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan dan mewujudkan keberhasilan pembangunan. Sebagai subyek pembangunan dibutuhkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dan produktif untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan. Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pembangunan kesehatan mempunyai peranan penting dalam

(40)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-7

menghasilkan sumberdaya manusia yang sehat dan produktif sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan. Sebagai obyek pembangunan, sumberdaya manusia harus dapat menikmati hasil-hasil pembangunan dalam bentuk peningkatan kualitas kehidupan yang tercermin dalam menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran. Untuk mewujudkan SDM bermartabat dibutuhkan SDM yang senantiasa ingin meningkatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mengarah kepada upaya peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan

good governance. Good Public Governance mengandung makna

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (clean government), demokratis dan efektif. Prinsip-prinsip good public governance meliputi wawasan ke depan (visioner), keterbukaan dan transparansi, partisipasi masyarakat, tanggung gugat, supremasi hukum, demokrasi, profesionalisme dan kompetensi, daya tanggap, efisiensi dan efektivitas, desentralisasi, kemitraan dengan dunia usaha, komitmen pada pengurangan kesenjangan, komitmen pada perlindungan lingkungan hidup dan komitmen pada pasar yang fair. Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan akan tercipta tata pemerintahan yang baik sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Misi Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan

berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Untuk mewujudkan

kemandirian ekonomi daerah dibutuhkan pengembangan keunggulan ekonomi yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi dengan memperhatikan prinsip-prinsip

(41)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-8

pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian setiap program pengembangan ekonomi harus ditujukan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Misi Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi karena secara langsung peningkatan infrastruktur mampu mendorong kelancaran distribusi barang dan jasa, sehingga secara tidak langsung mampu meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan. Dengan demikian ketersediaan infrastruktur akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan. Berdasarkan peran ganda sumberdaya alam sebagai

modal pertumbuhan ekonomi dan sebagai sistem penopang kehidupan maka untuk mencapai tingkat kesejahteraan rakyat yang adil dan bermartabat, pemanfaatan sumberdaya alam harus dikelola secara optimal dan berkelanjutan. Sebagai daerah dengan potensi pertanian sebagai basis ekonomi daerah maka sumberdaya alam merupakan tulang punggung utama perekonomian. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam berwawasan lingkungan akan menjamin keberlanjutan pembangunan ekonomi yang memberikan peningkatan pendapatan. Selain itu, dengan konfigurasi fisik wilayah yang rawan terhadap kerusakan lingkungan dan bencana alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan akan menghindarkan wilayah dari kerusakan lingkungan dan bencana alam.

Misi Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. Ketentraman dan ketertiban merupakan

kondisi yang diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, dan merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bersama. Kondisi yang tenteram dan tertib akan terwujud apabila terdapat kesadaran kolektif dan komitmen patuh dari seluruh stakeholder pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati

(42)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-9

bersama, yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan bermartabat. Oleh karena itu, penegakan hukum harus dilaksanakan secara konsekuen dan adil tanpa diskriminasi. Selain itu, faktor penting bagi terpeliharanya stabilitas kehidupan yang tentram, tertib dan dinamis adalah adanya rasa saling percaya dan harmoni dari seluruh stakeholder pembangunan.

B. Pemanfaatan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

Penyusunan Laporan SLHD dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan hidup. Pelaporan yang rutin akan menjamin akses

(43)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-10

informasi lingkungan hidup yang terbaru dan akurat secara ilmiah bagi publik, industri, organisasi non-pemerintah, serta semua tingkatan lembaga pemerintah. Laporan SLHD juga akan menyediakan referensi dasar tentang keadaan lingkungan hidup bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis serta meningkatkan kualitas kehidupan di masa kini dan masa datang.

Adapun Pemanfaatan Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo adalah :

1. Sebagai referensi dan data dasar, tentang kondisi dan kecenderungan perubahan lingkungan hidup Kabupaten Kulonprogo, sebagai bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan pada semua tingkat dalam rangka mempertahankan proses ekologis serta meningkatkan kualitas kehidupan total di masa kini dan masa mendatang;

2. Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan mutu informasi lingkungan hidup sebagai bagian dari sistem pelaporan publik dan bentuk dari akuntabilitas;

3. Sebagai media peningkatan kesadaran dan kepahaman akan kecenderungan kondisi lingkungan bagi setiap pihak, baik dari kalangan masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah, untuk senantiasa memelihara dan menjaga kualitas lingkungan hidup Kabupaten Kulonprogo serta mendukung upaya pembangunan berkelanjutan;

C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulonprogo

Berdasarkan hasil inventarisasi permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Kulonprogo, beberapa isu lingkungan hidup yang diprioritaskan adalah sebagai berikut :

(44)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-11

1. Merupakan daerah rawan bencana.

Kulonprogo secara geografis terdiri dari dataran tinggi di bagian utara dan dataran rendah di bagian selatan. Wilayah utara berupa perbukitan yang dapat berfungsi sebagai kawasan konservasi terutama untuk kawasan penangkap/ resapan air tetapi juga merupakan kawasan rawan bencana longsor. Wilayah selatan merupakan daerah dataran rendah yang sering terjadi banjir akibat tidak seimbangnya antara peresapan dan suplay air hujan. Potensi bencana yang lain adalah tsunami, sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan yang baik sebagai upaya konservasi daerah sempadan pantai.

2. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi dengan upaya

pengelolaan lingkungan.

Potensi Potensi sumber daya alam yang banyak dieploitasi adalah batu andesit dan pasir sungai. Batuan andesit Kulonprogo memiliki kualitas baik sehingga banyak diminati untuk berbagai keperluan pembangunan fisik, baik di dalam daerah maupun luar daerah. Dengan demikian investor dalam bidang pertambangan akan tertarik untuk melakukan penambangan di Kulonprogo. Tingginya kegiatan ekploitasi batu andesit seringkali tidak diimbangi dengan upaya reklamasi yang baik.

Sumber daya alam yang lain adalah pasir Sungai Progo. Dampak dari aliran lahar dingin G. Merapi mengakibatkan meningkatnya volume bahan galian pasir sungai. Hal tersebut menarik masyarakat sekitar sungai untuk melakukan penambangan pasir secara besar- besaran.

3. Usaha/ kegiatan industri kecil dan menengah yang belum melakukan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara baik

Lingkungan hidup sebagai modal dan sekaligus pendukung kegiatan masih belum menjadi prioritas utama dalam pengembangan usaha kegiatan di masyarakat. Perlu adanya perhatian khusus di bidang lingkungan hidup terkait dengan

(45)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-12

keberadaan industri- industri yang masih tergolong usaha kecil / menengah. Usaha kegiatan yang sudah dilengkapi dengan dokumen lingkungan belum sepenuhnya melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Pihak penanggung jawab usaha kegiatan belum sepenuhnya melaporkan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungannya. Diperlukan peran lebih dari instansi lingkungan hidup dalam melakukan pengawasan.

4. Munculnya usaha/ kegiatan baru yang menggunakan sempadan pantai

Usaha tambak udang mulai bermunculan yang dibangun diatas lahan pasir di wilayah pesisir Kulonprogo. Usaha tambak udang tersebut memanfaatkan kawasan di sempadan pantai dan sangat berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan.

5. Potensi Investasi dan Rencana Pembangunan Infrastruktur

Kabupaten Kulonprogo menjadi satu-satunya daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Bagian Selatan sebagai bagian dalam koridor Jawa, MP3EI (Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang akan memiliki peran strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah selatan Jawa. Tentu saja beberapa potensi investasi dan pembangunan infrastruktur tersebut sangat berpotensi untuk menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, sehingga harus dikendalikan dengan perencanaan pengelolaan dampak lingkungan dengan baik. Beberapa program yang mulai dikembangkan untuk menumbuhkan perekonomian wilayah selatan diantaranya :

1. Pengembangan Bandar Udara Internasional Baru;

2. Pengembangan Pelabuhan Perikanan “Tanjung Adikarto”; 3. Pengembangan Sektor Kawasan Industri Berbasis Baja; 4. Pengembangan Kawasan Industri Sentolo.

(46)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-13

D. Analisis Isu Prioritas dalam S-P-R

1. Merupakan daerah rawan bencana.

- Status

Kulonprogo secara geografis terdiri dari dataran tinggi di bagian utara dan dataran rendah di bagian selatan. Wilayah utara berupa perbukitan yang dapat berfungsi sebagai kawasan konservasi terutama untuk kawasan penangkap/ resapan air tetapi juga merupakan kawasan rawan bencana longsor. Wilayah selatan merupakan daerah dataran rendah yang sering

(47)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-14

terjadi banjir akibat tidak seimbangnya antara peresapan dan suplay air hujan. Potensi bencana yang lain adalah tsunami.

- Pressure/ Tekanan

Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya tanah longsor antara lain curah hujan yang tinggi dan juga perilaku manusia dalam mengelola alam sekitarnya, misal penebangan pohon tanpa tebang pilih, maupun pengolahan lahan di daerah rawan longsor yang salah sehingga semakin membuat kondisi tanah rawan longsor.

Sedangkan bencana banjir terjadi disamping karena faktor alam yaitu antara lain kondisi geografis yang merupakan dataran rendah, juga disebabkan kemampuan tanah untuk menyerap air sangat kurang. Banjir juga bertambah parah karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan ke dalam saluran air (selokan) dan sungai. Selain itu tumbuhnya enceng gondok yang menyebabkan selokan dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air terhambat dan menjadi meluap dan menggenang. Kurangnya daya serap tanah terhadap air, karena tanah telah tertutup oleh aspal jalan raya dan bangunan–bangunan.

- Response

Terhadap kondisi wilayah yang rawan longsor Pemerintah Kabupaten Kulonprogo mengambil kebijakan untuk metranslokasi masyarakat rawan bencana longsor ke daerah yang aman serta melakukan penanaman tanaman yang bisa membantu menguatkan tanah dan pembuatan bangket untuk menghambat laju luncuran batu serta peningkatan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana longsor melalui sosialisasi.

Sedangkan untuk pencegahan bencana banjir, telah dilakukan sosialisasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar, pengembangan pembuatan sumur resapan dan lubang resapan biopori.

(48)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-15

Secara umum diperlukan pengelolaan lingkungan yang baik sebagai upaya konservasi di daerah rawan longsor dan sempadan pantai.

2. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi dengan upaya

pengelolaan lingkungan.

- Status

Potensi Potensi sumber daya alam yang banyak dieploitasi adalah batu andesit dan pasir sungai. Batuan andesit Kulonprogo memiliki kualitas baik sehingga banyak diminati untuk berbagai keperluan pembangunan fisik, baik di dalam daerah maupun luar daerah. Sumber daya alam yang lain adalah pasir Sungai Progo. Dampak dari aliran lahar dingin G. Merapi mengakibatkan meningkatnya volume bahan galian pasir sungai.

- Pressure /Tekanan

Kegiatan pertambangan di Kulonprogo marak dilakukan terutama untuk batuan andesit dan pasir sungai. Tetapi tingginya kegiatan ekploitasi batu tersebut seringkali tidak diimbangi dengan upaya pengelolaan lingkungan yang baik.

- Respon

Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan yang diimplementasikan melalui kegiatan Pengawasan dan Penertiban Usaha Pertambangan dan Energi. Kegiatan meliputi pengawasan pertambangan berijin dan tanpa ijin, pelaksanaan reklamasi dan koordinasi penyelesaian permasalahan pertambangan di lokasi pertambangan. Selain itu juga telah menerbitkan peraturan daerah no. 4 tahun 2014 tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara.

3. Usaha/ kegiatan industri kecil dan menengah yang belum melakukan

(49)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-16 - Status

Kasus lingkungan dari tahun ke tahun selalu di dominasi oleh adanya pencemaran lingkungan yang berasal dari kegiatan peternakan ayam dan limbah industri kecil. Kegiatan peternakan berpotensi menimbulkan pencemaran udara dari bau kotoran ternak yang tidak terkelola dengan baik. Sedangkan limbah cair industri kecil berpotensi mencemari air tanah dan air permukaan.

- Pressure /Tekanan

Peternakan ayam di Kulonprogo masih banyak yang dilakukan secara konvensional dan belum memiliki dokumen/ rencana pengelolaan pemantauan lingkungan. Demikian juga dengan industri kecil yang tersebar di wilayah Kulonprogo juga berpotensi menimbulkan gangguan kepada lingkungan. Upaya peningkatan produksi industri kecil tidak diikuti dengan upaya pengelolaan lingkungan sehingga berpotensi timbulnya permasalahan lingkungan.

- Respons

Diperlukan peran lebih dari instansi lingkungan hidup dalam melakukan pengawasan terhadap usaha dan/ kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Selain itu juga pengendalian melalui penerbitan izin lingkungan dan izin gangguan.

Pemerintah daerah juga telah mengupayakan untuk menangani limbah cair industri kecil, yakni dengan membangun ipal komunal industri batik di Lendah Kulonprogo.

(50)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab I-17

(51)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-1

A. Lahan dan Hutan

Keadaan di Kabupaten Kulonprogo, luas lahan secara keseluruhan tidak mengalami perubahan, baik itu bertambah maupun berkurang. Akan tetapi mengalami perubahan dalam

hal pemanfaatan lahannya. Secara umum perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Kulonprogo dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut berikut :

Tabel 2.1.

Penggunaan Lahan di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013 – 2014

No. Penggunaan Lahan

Luas Lahan (Ha)

2013 2014 1. Non Pertanian 13.303 13.999 2. Pertanian / Sawah 10.297 10.297 3. Perkebunan 590 590 4. Hutan 1.037 7.196,49 5. Lahan Kering 22.096 15.241 6. Lainnya 11.304 11.303,51 Jumlah 58.627 58.627

Sumber : Hasil olahan Tim Penyusun SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 berdasar data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulonprogo

Dan untuk melihat penggunaan lahan di Kabupaten Kulonprogo tahun 2013 dapat dilihat pada gambar peta berikut :

BAB II

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN

(52)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-2

(53)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-3

1. Kualitas lahan / tanah

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa, di Kabupaten Kulonprogo dilakukan pemantauan sifat fisik maupun mikrobiologi tanah. Sifat fisik tanah merupakan sifat-sifat yang menggambarkan keadaan fisik tanah yang lebih mencerminkan fungsi tanah sebagai bahan penapis / penyaring. Untuk tahun 2014 dilakukan pemantauan kerusakan lahan kering akibat erosi air pada lokasi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu di Sidomulyo Pengasih. Hasilnya masih sama dengan tahun 2012, dan 2013 yakni besaran erosi pada tebal tanah 20 - < 50 cm adalah 2 mm/10 tahun. Dan untuk pemantauan kerusakan tanah di lahan kering untuk produksi biomassa dilakukan di Kecamatan Nanggulan yang terdiri dari 12 (dua belas) lokasi pada lahan pertanian/sawah. Sedangkan untuk lahan basah, di Kabupaten Kulonprogo tidak terdapat lahan basah / gambut.

(54)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-4

Adapun hasil uji laboratorium kualitas tanahnya disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2

Hasil Pemantauan Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 No. Para meter Ambang Kritis (PP 150/2000) Hasil Pengamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Ketebalan Solum < 20 cm >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100 >100 2. Kebatuan Permukaa n > 40 % 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3. Komposisi Fraksi < 18 % koloid; >18 >18 >18 >18 >18 >18 >18 >18 >18 >18 >18 >18 > 80 % pasir kuarsatik 4. Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,35 1,71 1,27 1,58 1,56 1,24 1,78 1,88 1,81 1,71 1,78 1,68 5. Porositas Total < 30 % ; > 70 % 34,3 3 20,3 7 40,1 0 26,7 6 26,6 9 39,9 5 10,7 5 10,4 9 19,2 4 20,2 8 16,5 9 21,8 5 6. Derajat Pelulusan Air < 0,7 cm/jam; >8,0 cm/jam 0,12 0,02 0,1 0,31 0,42 0,9 0,82 0,05 0,05 0,08 1,57 2,98 7. pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 7,14 6,96 6,9 6,81 6,79 6,84 7,22 7,29 7,55 7,58 7,57 7,42 8. Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 47 94,3 96 121, 4 130, 8 133, 5 128, 7 5,34 165, 6 177 123, 2 92,5 9. Redoks < 200 mV 213 215 209 209 205 36 66 85 81 33 46 90 10. Jumlah Mikroba < 102 cfu/g tanah 4200 000 5400 000 4100 000 2700 000 2450 000 1950 000 2420 000 2230 000 3550 000 4100 000 2950 000 2140 000

Keterangan : warna merah muda tanda melebihi ambang kritis sesuai dengan PP No. 150 Tahun 2000 tentang Kriteria Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

Sumber : BLH DIY, 2014

Untuk setiap parameter yang dipantau sesuai dengan kriteria sifat fisik tanah pada Peraturan Pemerintah Nomor : 150 tahun 2000 dapat dijelaskan dalam gambar grafik sebagai berikut :

(55)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-5 - Ketebalan Solum

Pada semua lokasi pemantauan (100%) mempunyai ketebalan solum tanahnya > 20 cm, sehingga termasuk dalam kriteria baik. Karena solum yang tebal membuat akar tanaman berkembang dengan baik dan dapat menguatkan batang tanaman.

Gambar 2.3.

Grafik Ketebalan Solum Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

- Kebatuan Permukaan

Semua lokasi yang dipantau di luar ambang kritis karena tidak terdapat kebatuan di permukaan. Tanah ini termasuk kedalam klasifikasi masih baik atau tidak banyak penghalang untuk pertumbuhan akar dan peresapan air tanah.

(56)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-6

Gambar 2.4.

Grafik Kebatuan Permukaan Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

- Komposisi Fraksi

Seluruh lokasi pemantauan di Nanggulan Kulonprogo, nilai komposisi fraksinya tidak berada pada ambang kritis yaitu >18%, sehingga pada lokasi ini kemampuan tanah mengikat unsur hara maupun air tinggi. Penyimpan dan penyedia hara terletak pada koloid tanah yang merupakan gabungan dari koloid organik dan clay, sedangkan perbandingan fraksi tanah (pasir, debu, lempung) menentukan tekstur tanah yang berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam mengikat unsur hara maupun air dan berhubungan dengan derajat kelulusan air (permeabilitas).

(57)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-7

Gambar 2.5.

Grafik Komposisi Fraksi Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

- Berat Isi

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa berat isi tanah di Nanggulan Kulonprogo lebih dari 1,4 g/cm3 dan berdasarkan kriterianya kritis atau menuju rusak. Hal ini disebabkan daerah ini memiliki struktur blocky atau lebih banyak pemampatan pada tanah sehingga volume tanah dan volume pori lebih sedikit.

Gambar 2.6..

(58)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-8 - Porositas Total

Porositas total tanah masih dalam kondisi baik, yaitu 40%. Semakin porus tanah maka semakin cepat tanah meloloskan air.

Gambar 2.7.

Grafik Porositas Total Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

- Derajat Pelulusan Air

Terdapat dua lokasi pemantauan yang nilai derajat pelulusan airnya berada pada ambang kritis yakni <0,7 cm/j dan >8,0 cm/j.

Gambar 2.8.

(59)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-9

- pH

Kadar keasaman (pH) sangat mempengaruhi kesuburan tanaman. Nilai derajat keasaman (pH) tanah pada semua lokasi pemantauan normal meskipun pada kondisi relatif basa berkisar pada nilai 7,63 – 8,28.

Gambar 2.9..

Grafik Derajat Keasaman (pH) Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

- Daya Hantar Listrik (DHL)

Nilai DHL sangat dipengaruhi oleh kondisi garam terlarut. Semakin pekat kondisi tanah dengan air yang terlarut maka semakin tinggi DHL tanah tersebut. Nilai DHL mempunyai korelasi dengan kondisi koloid tanah. Semakin tinggi nilai DHL semakin cepat reaksi pertukaran ion dan memiliki potensi daya serap yang tinggi.

Dari hasil pemantauan menunjukkan bahwa nilai DHL diatas 4 mS/cm, dan termasuk dalam kategori kurang baik, karena tanah pada kondisi banyak air. Kondisi DHL tinggi dapat mengakibatkan percepatan pembusukan akar tanaman.

(60)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-10

Gambar 2.10.

Grafik Daya Hantar Listrik Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

- Redoks

Nilai potensial redoks antara -88 mV (terlemah) sampai -107 mV (kondisi redoks terkuat). Nilai ambang kritis sesuai peraturan adalah < 200 mV. Jadi nilai redoks pada semua titik pemantauan berada pada ambang kritis /rusak.

Gambar 2.11.

Grafik Redoks Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

(61)

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-11

Berdasar hasil pengukuran di laboratorium semua hasil sampel tanah menunjukkan nilai di atas rata-rata yang telah ditetapkan. Kriteria baku masuk kedalam kriteria tidak kritis atau populasi mikroba sangat banyak dari setiap sampel yang diambil.

Gambar 2.12.

Grafik Jumlah Mikroba Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014

2. Tutupan lahan

Luas penutupan lahan dalam kawasan hutan dan luar kawasan hutan yang dalam ini terdiri atas hutan rakyat, terjadi peningkatan luas hutan rakyat dari tahun 2013 ke tahun 2014. Keberhasilan meningkatkan luas hutan rakyat ini melalui program dan kegiatan dalam urusan kehutanan yang dilaksanakan sebagai upaya memberdayakan kelompok tani dalam pengelolaan lahan dan air. Adapun data perubahan luas hutan rakyat sebagai berikut :

Gambar

Gambar 2.2.  Foto Pengambilan sampel tanah sawah di Kecamatan Nanggulan
Grafik Komposisi Fraksi Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014  -  Berat Isi
Grafik Porositas Total Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014  -  Derajat Pelulusan Air
Grafik Daya Hantar Listrik Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014  -  Redoks
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, bedasarkan penelitan-penelitian sebelumnya, belum ada yang menggunakan variabel ISO 14001 sebagai variabel moderating, dan bedasarkan penelitian yang

(Ivana Haryanto, 2015) Pengaruh Country Of Origin Image Terhadap Brand Equity Melalui Mediasi Elemen Brand Associations, Brand Loyalty, Dan Brand Awareness Pada Air

HONDA FREED 010 w putih Tangan1 is- timewa sekali Harga Damai TTKrd Jl.. Jati- waringin

Kesalahan yang dilakukan dalam Translating text ada pada Ejaan dan Tanda Baca untuk kesalahan tertinggi oleh 18 siswa atau 90%, yang kedua adalah kesalahan yang

[r]

Penatalaksanaan Asuhan Persalinan dengan preeklampsia berat pada Ny “M” yaitu dilakukan pemberian asuhan yang sesuai standar operasional prosedur serta melakukan upaya

Tabel 6.. Jika dibandingkan dengan Standar Nasional nilai tersebut sudah berada jauh di atas batas maksimum. Sehingga air limbah dari kegiatan penambangan terus

hipotesis menunjukkan bahwa kohesivitas berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai estimasi faktor muatan model sebesar 0,79, hal ini