Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Tiap Parameter
2. Parameter Kimia
Pengukuran parameter kimia pada air laut yang diperuntukkan wisata bahari terdiri dari pH, salinitas, Minyak dan Lemak, Nitrat (NO3), Fosfat (PO4), BOD, DO, Fenol, Detergen, dan Amoniak. Gambaran mengenai kualitas kimia air laut dapat dilihat berdasarkan hasil pengukuran parameter-parameter tersebut. Uraian mengenai hasil pengukuran dan analisis parameter kimia sebagai berikut :
a. Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion hydrogen dalam air. Air dianggap asam jika nilai pH kurang dari 7 dan dianggap basa jika lebih dari 7. Baku Mutu pH untuk
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-71
laut bahari berkisar antara 7 – 8,5, di luar nilai itu berarti air laut mengalami pencemaran. Kadar pH air laut dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 2.35..Nilai pH Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah - 7,54 7,32 7 – 8,5 Pantai Trisik - 8,13 - 7 – 8,5
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Jika dibandingkan dengan nilai pH pada tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2012, dan 2013 maka nilai pH cenderung mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2013 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014, seperti yang terlihat pada grafik berikut :
Gambar 2.51. Grafik Fluktuasi Nilai pH Air Laut di Kulonprogo Tahun 2012 - 2014
Penurunan nilai pH ini sejalan dengan perkembangan industri, baik yang bergerak di daratan maupun di pesisir yang menghasilkan limbah penyebab asam.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-72
Pada pH asam akan menyebabkan penurunan benthos, sehingga produsen di perairan laut berkurang.
b. Salinitas
Hasil pengukuran salinitas air laut di Kulonprogo tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 2.36. Kadar Salinitas Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan
Bulan
Baku Mutu April Agustus
Pantai Glagah ‰ 47 41,5 alami
Pantai Trisik ‰ 48 - alami
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Berdasarkan data pemantauan, kadar salinitas air laut berkisar antara 41,5 - 48
‰. Tidak ada batas maksimal salinitas yang ditentukan, sehingga semua masih
dalam batas alami perairan.
Keberadaan garam-garaman di laut mempengaruhi sifat fisik air laut, seperti densitas, titik beku, dan temperatur, dan salinitas sangat berpengaruh terhadap daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.Semakin tinggi salinitas maka daya hantar listrik semakin tinggi demikian juga tekanan osmosisnya.
Tinggi rendahnya salinitas ditentukan oleh tiga faktor, yaitu penguapan, curah hujan dan banyak sedikitnya sungai yang bermuara. Semakin besar tingkat penguapan air laut, maka kadar salinitasnya akan semakin tinggi. Jadi pada bulan kemarau yang direpresentasikan pada pemantauan bulan Agustus, rata-rata kadar garamnya lebih tinggi daripada bulan April. Di daerah tropis seperti Indonesia, salinitas air di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibat tingginya curah hujan. Semakin banyak sungai yang bermuara ke laut maka salinitas semakin
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-73
rendah, demikian pula sebaliknya, karena sungai membawa air tawar yang bersifat mengencerkan salinitas air laut.
Fluktuasi salinitas berdasarkan tahun pemantauan dapat dilihat dalam gambar grafik tersebut, yang menunjukkan bahwa ada kenaikan salinitas yang nyata pada tahun 2014 dengan tahun-tahun sebelumnya. Salinitas yang tinggi ini kemungkinan disebabkan oleh penguapan air yang tinggi yang mengakibatkan kepekatan air laut meningkat.
Gambar 2.52. Grafik Flukuasi Kadar Salinitas Air Laut pada Pemantauan Tahun 2012 - 2014
c. Nitrat (NO3)
Hasil pengukuran nitrat pada 2 pantai yang merepesentasikan kondisi air laut di Kulonprogo dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.37. Kadar Nitrat Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L ≤ 0,066* ≤ 0,066* 0,008 Pantai Trisik mg/L ≤ 0,066* - 0,008
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-74
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Berdasarkan data pengukuran kadar Nitrat air laut menunjukkan bahwa kadar
Nitrat telah melampaui baku mutu yang diperkenankan (0,008 mg/L), yaitu ≤ 0,066
mg/L. Tingginya kadar nitrat kemungkinan berasal dari kegiatan restoran yang banyak terdapat di tepian pantai yang mengalirkan limbahnya ke laut, atau berasal dari kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk dan pestisida, dari limbah yang dibawa oleh air sungai. Nitrat dalam keadaan anaerob akan membentuk Ammonia yang kemudian bereaksi dengan air membentuk ammonium yang bersifat racun terhadap ikan. Reaksi dalam pembentukan ammonium akan bertambah intensitasnya pada pH tinggi.
Kadar nitrat dari tahun ke tahun nilainya rata-rata hampir sama pada dua tahun terakhir, yaitu tahun 2012 dan 2013. Dan pada tahun 2014 ini kadar nitrat menurun
drastis yaitu ≤ 0,066 mg/L, namun tetap masih melebihi baku mutu. Fluktuasi kadar
nitrat tahun 2012 – 2014 sebagai berikut :
Gambar 2.53.Grafik Konsentrasi NO3 Air Laut di Kulonprogo Tahun 2012-2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-75
Konsentrasi BOD air laut di Kulonprogo berkisar antara 0,15 – 0,83 mg/L, yang menunjukkan bahwa BOD air laut masih berada di bawah ambang batas (10 mg/L). Rendahnya kadar BOD menunjukkan bahwa bahan pencemar organik yang mudah membusuk yang terkandung dalam air laut masih dapat ditoleran, sehingga tidak menimbulkan pencemaran. Kadar bahan pencemar yang masih rendah secara alami akan mengalami proses swapentahiran di perairan. Data BOD air laut secara detail dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut :
Tabel 2.38. Kadar BOD Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L 0,15 0,83 10 Pantai Trisik mg/L 0,15 - 10
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014
Gambar 2.54. Grafik Konsentrasi BOD Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
e. DO
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-76
Tabel 2.39. Kadar DO Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L 8,12 1,06* 5 Pantai Trisik mg/L 8,41 - 5
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket :*) tidak sesuai dengan Baku Mutu
Berdasarkan data dalam tabel di atas, kisaran kadar DO antara 1,06 – 8,41 mg/L dengan baku mutu minimal 5 mg/L. Pada periode II di bulan Agustus, kadar DO sangat rendah daripada kadar yang ditentukan. Kadar DO yang rendah ini kemungkinan disebabkan oleh kadar salinitas yang tinggi. Pada musim kemarau intensitas hujan sangat rendah sehingga kepekatan air laut meningkat dengan rendahnya nilai pengenceran. Selain salinitas, rendahnya kadar DO juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pergerakan air di permukaan air, luas daerah permukaan perairan terbuka, tekanan atmosfer dan presentase oksigen di sekelilingnya. Pada suhu rendah, maka oksigen terlarut menjadi rendah. Dengan rendahnya kadar oksigen ini, maka proses oksidasi di perairan rendah sehingga proses oksidasi-reduksi bahan organik dan anorganik terganggu. Jika proses oksidasi terganggu maka produktivitas nutrient di perairan menjadi rendah. Dan yang tak kalah pentingnya, kadar oksigen yang rendah akan mempengaruhi kehidupan ikan dan makhluk hidup perairan yang selalu membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme. Gambaran fluktuasi kadar oksigen air laut dapat dilihat dalam grafik berikut :
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-77
Gambar 2.55. Grafik Kadar DO Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014 f. Fosfat (PO4)
Adanya fosfat di perairan laut wilayah pesisir sebagian besar berasal dari sungai. Sungai membawa sampah yang terhanyut maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat di muara sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa terionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, dan PO43-. Fosfat diabsorbsi oleh fitoplankton dan selanjutnya masuk dalam rantai makanan.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kadar fosfat air laut selama dua periode pemantauan adalah ≤ 0,02 mg/L. Kadar tersebut telah melampaui baku mutu (0,015
mg/L) yang diperkenankan, walaupun hanya kecil saja. Rata-rata kadar fosfat dalam setiap periode sama. Kesamaan konsentrasi ini kemungkinan bisa dikarenakan kondisi cuaca maupun pesisir laut secara umum, dimana kadar fosfat tidak terlalu sensitif terhadap perubahan musim tetapi lebih sensitif terhadap perubahan aktivitas manusia.
Tabel 2.40. Kadar Fosfat Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-78
April Agustus
Pantai Glagah mg/L ≤ 0,02* ≤ 0,02* 0,015
Pantai Trisik mg/L ≤ 0,02* - 0,015
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket :*) tidak sesuai dengan Baku Mutu
Kadar fosfat air laut yang tinggi akan menyebabkan ledakan fitoplankton dan berkurangnya oksigen, yang akhirnya menyebabkan kematian ikan secara massal. Kondisi optimum untuk pertumbuhan plankton adalah pada kadar fosfat antara 0,27
– 5,51 mg/L, sehingga air laut di Kulonprogo sangat kondusif untuk pertumbuhan
fitoplankton. Kadar fosfat akan semakin tinggi pada perairan yang lebih dalam dan sifatnya relatif konstan, kemudian akan mengendap di dasar laut.
Kadar fosfat mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013, kemudian mengalami penurunan sangat tajam pada tahun 2014. Penurunan kadar fosfat menunjukkan bahwa kualitas lingkungan perairan laut semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya. Fluktuasi kadar fosfat dari tahun ke tahun dapar dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 2.56.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-79
g. Fenol
Senyawa Fenol tidak diperbolehkan dalam perairan wisata laut bahari atau ambang batas 0 mg/L. Kadar fenol air laut selama dua periode pemantauan terdapat empat lokasi yang kadar fenolnya melebihi baku mutu yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.41. Kadar Fenol Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L 0,0559* ≤ 0,0001 0 Pantai Trisik mg/L 0,0444* - 0
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket :*) tidak sesuai dengan Baku Mutu
Berdasarkan data pada tabel di atas, senyawa fenol terkandung di air laut dalam
jumlah agak tinggi pada periode April, yaitu antara ≤0,0444 – 0,0559 mg/L.
Sedangkan pada pemantauan periode bulan Agustus kadar senyawa fenol air laut sangat kecil. Hal ini kemungkinan disebabkan pada musim penghujan, laut banyak menerima suplai air dari daratan melalui media sungai sehingga bahan-bahan pencemar banyak yang terbawa ke laut.
Di lautan senyawa fenol dalam kadar rendah dapat diuraikan oleh bakteri sehingga tidak bersifat toksik. Kehidupan bakteri biodegradasi ini tergantung pada kualitas lingkungan yang baik, maka faktor-faktor fisik dan kimia perairan turut menentukan dapat tidaknya terjadi proses biodegradasi. Faktor-faktor lingkungan
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-80
yang berpengaruh terhadap kehidupan bakteri pendegradasi fenol adalah konsentrasi BOD, COD, DO, Salinitas, suhu dan pH air laut. Fluktuasi senyawa fenol dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
Gambar 2.57. Grafik Konsentrasi Fenol Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014.
h. Minyak dan Lemak
Berdasarkan hasil analisis laboratorium minyak dan lemak air laut di Kulonprogo berkisar antara 0,5 – 6 mg/L. Kadar minyak tertinggi ditemukan di pantai Glagah pada periode pemantauan bulan Agustus, dan melebihi baku mutu yang ditentukan 1 mg/L. Rata-rata kadar minyak dan lemak pada periode April lebih rendah daripada bulan Agustus. Minyak dan lemak yang berada di pantai sebagian besar berasal dari kegiatan manusia yaitu sebagian besar aktivitas manusia adalah kegiatan ikan tangkap menggunakan perahu motor. Selain itu, pariwisata air pada beberapa pantai juga menggunakan perahu motor. Kemungkinan minyak dan lemak berasal dari pencucian atau pembersihan kapal, dan bisa pula berasal dari aktivitas rumah makan yang letaknya sangat dekat dengan pantai, atau berasal dari sungai yang mengandung minyak dan lemak dari daratan. Seperti diketahui bahwa di pantai Glagah selain aktivitas ikan tangkap menggunakan perahu motor, kawasan
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-81
pantainya juga digunakan untuk wahana wisata air dengan perahu, sehingga banyak menghasilkan tumpahan-tumpahan minyak. Untuk lebih jelasnya fluktuasi kadar minyak dan lemak dapat dilihat tabel dan gambar grafik berikut :
Tabel.2.42. Kadar Minyak dan Lemak Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L 0,5 6 1 Pantai Trisik mg/L 0,5 - 1
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket :*) tidak sesuai dengan Baku Mutu
Gambar 2.58.
Grafik Kadar Minyak dan Lemak Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
i. Hidrogen Sulfida (H2S)
Sifat senyawa sulfida sangat berbahaya karena akan menyebabkan kematian ikan pada konsentrasi 0,4 mg/L terhadap ikan salmon, dan 4 mg/L terhadap jenis ikan lainnya. Toksisitas sulfida dapat mengalami penurunan jika pH air laut meningkat dan suhu rendah, demikian pula sebaliknya, jika pH turun dan suhu meningkat maka toksisitas sulfida akan bertambah.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-82
Konsentrasi sulfida air laut di Kulonprogo yang dipantau dalam dua periode
≤0,001 mg/L, dimana ambang batas yang diperkenankan di dalam air laut ini adalah
0 mg/L. Konsentrasi sulfida ini masih ditoleransi ambang batas.
Tabel 2.43. Kadar Asam Sulfida Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L ≤ 0,001 ≤ 0,001 0 Pantai Trisik mg/L ≤ 0,001 - 0
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014
j. Detergen
Data pengukuran detergen air laut di Kulonprogo berkisar antara 0,0095 – 0,064 mg/L, dimana semua telah melampaui baku mutu (0,001 mg/L). Lokasi pantai yang melebihi baku mutu mempunyai aktivitas restoran dan kamar mandi yang banyak sehingga limbah domestiknya cukup tinggi. Lahan pasir yang bersifat sangat porous, sangat cepat meresapkan bahan-bahan cair ke dalam tanah. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel dan gambar grafik berikut :
Tabel 2.44. Kadar Detergen Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L 0,064* 0,0095* 0,001 Pantai Trisik mg/L 0,0597* - 0,001
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket :*) tidak sesuai dengan Baku Mutu
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-83
Gambar 2.59. Grafik Detergen Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
k. Amoniak (NH3-N)
Pengukuran kadar amoniak air laut telah dilakukan selama dua periode pada tahun 2014 di laut Kulonprogo, seperti yang tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 2.45. Kadar Amoniak Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L 0,5256* ≤ 0,0094 0 Pantai Trisik mg/L 0,7859* - 0
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket :*) tidak sesuai dengan Baku Mutu
Berdasarkan hasil pengukuran, kadar amoniak air laut di Kulonprogo sudah cukup tinggi yaitu berkisar antara ≤0,0094 – 0,7859 mg/L dimana untuk laut wisata bahari tidak diperkenankan mengandung amoniak. Kemungkinan amoniak berasal limbah domestik di sekitar pantai, yaitu restoran dan kamar mandi/WC atau kegiatan pertanian di daerah pesisir. Saat ini lahan pantai banyak yang digunakan untuk pertanian lahan pantai yang membutuhkan banyak pupuk karena unsur hara di
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Bab II-84
daerah pasir pantai sangat minim. Akibat pemupukan yang intensif dan cukup banyak tersebut menyebabkan tingginya amoniak yang meresap ke dalam tanah. Kadar amoniak dapat dilihat dalam grafik berikut :
Gambar 2.60. Grafik Kadar Amoniak Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014