CHAIN MELALUI PENGEMBANGAN
KEMANDIRIAN EKONOMI PESANTREN
Sarasehan Pesantren
ISEF Integrated Virtual Platform, 28 Oktober 2020
M. Anwar Bashori
PESANTREN DALAM BLUEPRINT
PENGEMBANGAN EKSYAR BI & MEKSI
PROFIL PESANTREN
ROADMAP PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN
EKONOMI PESANTREN
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN
KEMANDIRIAN EKONOMI PESANTREN
1
2
3
4
Pesantren dalam Blueprint
Blueprint Kebijakan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia disahkan oleh RDG
tanggal 6 Juni 2017
Membangun Pondasi Penguatan Program Implementasi Nasional
2016 - 2018
2019 - 2022
2023 - 2025
Menjadi dasar perumusan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) oleh KNKS yang diluncurkan oleh Presiden RI
pada 14 Mei 2019 PDG Kebijakan Pengembangan
Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia
Kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah merupakan upaya Bank Indonesia untuk mendukung kebijakan ekonomi dan keuangan syariah nasional yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
A
I
R
AKSELERATOR
Koordinasi dengan berbagai
stakeholder dalam rangka
mendorong percepatan
program EKSyar antara lain:
Halal Value Chain, formulasi
kurikulum EKSyar dan public
campaign di daerah (FESyar),
nasional dan internasional
(ISEF).
INISIATOR
Memprakarsai inovasi
program pengembangan
EKSyar antara lain:
Pengembangan Islamic
social finance (Zakat Core
Principal dan Wakaf Core
Principal, pengembangan
sistem informasi ZISWAF),
pemberdayaan ekonomi
Pesantren, model sukuk
korporasi untuk
pembiayaan infrastruktur.
REGULATOR
Merumuskan dan
menerbitkan ketentuan
sesuai kewenangan BI,
antara lain penerbitan
Ketentuan PLJPS, GWM
Syariah, Instrumen
Makroprudensial Syariah
(RIM dan PLM),
pengembangan instrumen
(a.l PUAS SIMA, repo syariah,
hedging syariah, sukuk BI,
PENINGKATAN PANGSA
AKTIVITAS USAHA SYARIAH
PESANTREN USAHA MENENGAH/ BESAR USAHA MIKRO/KECIL KELOMPOK MASY LAINNYA TERMASUK MASY DESA PERTANIAN TERINTEGRASI HALAL FOOD FESYEN MUSLIM PARIWISATA RAMAH MUSLIM ENERGI BARU TERBARUKAN
PELAKU USAHA SEKTOR
DYNAMIC HALAL VALUE CHAIN
DSN MUI, DMI, MES, IAEI, IHLC, PT, ASOSIASI SEKTORAL LAINNYA Holding Bisnis Pesantren (Pusat dan Daerah) Lembaga Amil dan Nazhir Wilayah & Pusat
Asosiasi Importir/Investor, dll ASOSIASI PESANTREN OTORITAS SEKTOR SOSIAL INTERNATIONAL INITIATIVE PELAKU USAHA KELEMBAGAAN DIGITAL ECOSYSTEM KAWASAN EK/IND SYARIAH SUMBER PEMBIAYAAN LOGISTIK, WAREHOUSING, TRANSPORTASI INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LPH-HALAL CENTER-RPH MARKET PLACE (ONLINE-OFFLINE) STANDAR & PEDOMAN SDI
INPUT PRODUCTION PROCESSING & DISTRIBUTION CONSUMER
Komponen Supply Chain
Supporting Infrastruktur VA2 > VA3
Meningkatkan Supply Potensial Debitur/Nasabah bagi Perbankan Syariah Rantai Utama Proses Produksi (Industri Makanan, Fashion) VA1 > VA2
Basis Komunitas
Usaha Mikro/ Kecil
Pesantren / Lembaga Lainnya
1
X
Transportas i Pergudangan / Outlet Kawasa n Khusus8
Pembiayaa n Regulas i2
SumberDaya Insani Kelembagaan Risetdan Edukasi Pasar Luar Negeri Memperbaik i Neraca Pembayaran Menekan Inflasi Pasar Domestik Final Product ---- Basis Teknologi Digital Area pengembangan melalui implementasi model bisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan dana ISWAF termasuk untuk pemberdayaan lini produksi terendah pada usaha mikro
3
7
6
9
11
12
4
5
Usaha Menengah /Besar Komunitas TECHNOLO GY TECHNOLO GYSumber: Kementerian Agama, 2016
1222
175
190
216
48
186
68
694
45
3435
124
9167
247
4685
6044
235
79
14
215
141
88
550
98
103
294 90
25 16
27
14
14
23
33
356
28.961
Total Pesantren Nasional
Sumatera
Sumber: Kementerian Agama, 2016
Pemberdayaan Masyarakat
Dakwah
Pendidikan
Lembaga sosial yang memiliki
keunggulan dan kemandirian dalam bidang ekonomi kewirausahaan
Pembentuk karakter yang unggul
Fungsi transfer of knowledge ilmu-ilmu formal
UU No. 18 Tahun 2019
Tentang Pesantren
Professional Management Profit Generating Unit Productive Asset Profit Sumber Dana Pendidikan dan Non Pendidikan
Zakat dan Waqf Bantuan Pemerintah Tuitions and Fees
Pengajar Berkualitas Fasilitas Pengajaran Kurikulum Yang Baik Enabling Factor Pusat Pendidikan Pesantren Persepsi Masyarakat Pendidikan Kewirausahaan Proses Pendidikan Pesantren
Pelatihan Keahlian Formal Pendidikan
Pendidikan Kitab Kuning, Tahfidz dan Nilai Nilai Kepesantrenan
Kualitas Santri Lulusan
Asesmen Pemerintah
Infrastruktur pendidikan menjadi prasyarat keberhasilan proses pendidikan Unit usaha dapat dikembangkan untuk meningkatkan infrastruktur pendidikan
Dampak Ekonomi Masyarakat
Dampak Lingkungan Dampak Sosial
Marketing
Terbatasnya akses pasar
untuk menjual hasil produksi
pesantren
Networking
Keterbatasan networking
baik sisi supply maupun
demand
Capability
Keterbatasan kapabilitas
untuk meningkatkan
kapasitas ekonomi
Financing
Keterbatasan permodalan
sendiri dan akses ke
Roadmap Pengembangan
Misi
1. Melakukan program peningkatan
kapasitas ekonomi pesantren dalam
mengoptimalkan aset pesantren
sehingga memiliki kapasitas untuk
melakukan peningkatan kualitas .
2. Membantu meningkatkan terwujudnya
good governance di lingkungan
pesantren.
3. Melakukan peningkatan kualitas SDM
pengelola maupun pengajar di
lingkungan pesantren melalui berbagai
program peningkatan kapasitas seperti
training, seminar, sertifikasi maupun
program reverse linkage.
4. Membuat program peningkatan pada
materi ajar (kurikulum) serta
penyampaiannya melalui program
transfer pengetahuan (transfer of
knowledge).
Standarisasi Laporan Pesantren
Replikasi Business Line Pesantren
Pengembangan Virtual
Market
Center of Excellence
Pengembangan
Holding
Short term Medium
term Long term
Konsep Report
Implementasi ke pesantren
Pilot Project
Program replikasi secara massive
Pengembangan awal Membership Pembentukan center Kontribusi anggota Penyusunan AD/ART Membership 2017 2019 2022 2025
Implementasi Program
Pengembangan Kemandirian
REPLIKASI
MODEL BISNIS
Pemberdayaan
Usaha Syariah
di Pesantren
Hasil Pengolahan Produk Hasil Pengolahan Produk
Pengembangan Usaha
Pesantren NT3 NT4 Mentor Capital Intensif PasarPesantren
CSR
Hasil Pengolahan Produk NT5 Capital Intensif Aliran Pengetahuan (Rp)-Redistribusi Pengetahuan Low/highTech Alat sederhana PesantrenLEMBAGA/
PERUSAHAAN/INSTANSI
Pendamping NT1 NT2 Aliran uang (Rp)-Redistribusi Modal Koordinasi, Pemantauan (negotiating power)UMKM Syariah
Produksi
Linkage
Kolaborasi
Industri Low/highTech Alat sederhana Low/highTech Alat sederhana Industri Cluster UMKM MentorDepartemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Mapping potensi pesantren
Pilot project
pesantren
Viability study Feasibility study SOP VS SOP FS Pesantren pendamping Konsultan pendampingUnit bisnis pesantren menjadi mandiri
Bundle SOP
business line
Asistensi Asistensi Bantuan Teknis, Supervisi Bantuan Teknis, SupervisiR
epli
kasi
Bantuan Teknis, Supervisi Bantuan Teknis, SupervisiMitra Ponpes
Pesantren AL Ittifaq (Bandung)
Stakeholder
1. Al Musthafa, Bandung 2. Baitunnazah, Bandung 3. Bahrul Ullum, Ciamis 4. Banyulana, Ciamis 5. Riyadul Hidayah, Ciamis 6. Nurul Faylah, Ciamis 7. Najaatain, Cianjur 8. Sururon, Garut 9. Minatulhuda, Purwakarta 10. Assariatul, Sumedang Pasar Halal Global Pasar Domestik 1. Memberikan PO dan MoU
2. Mapping pola tanam
3. Pendampingan dan monitoring melalui JICA & PUM
4. Sortasi dan Grading di Warehouse
4. Sortasi dan Grading di Warehouse
Peran Bank Indonesia: Intervensi pada bagian hulu dalam bentuk
penyaluran infrastruktur Green House IoT untuk membantu
menerapkan sistem precision farming
“Sistem pencatatan terintegrasi dari hulu ke hilir
sistem pertanian untuk mengetahui historical produk,
dan distribusi harga di setiap pelakunya”
Key features:
Internal Dashboard: • User &Supplier mgmnt • Product performance • Sales performance • Product inventory • Blockchain services Public Webpage: • About the program • Partners profile • How HVC works • Blockchain scannerProcurement tools:
• Input PO Customer & Supplier • Penerimaan barang
• Pesan antar
Sebaran 323 Pesantren 2017-2020 berdasarkan wilayah 42 Sulampua 23 Kalimantan 155 Jawa 82 Sumatera Bali-Nusra 21 14 3 6 6 12 9 7 25 82 27 15 27 32 69 Perdagangan Pariwisata Konveksi Energi Terbarukan Lain-lain Pengolahan Kelapa Industri Kreatif Peternakan Pertanian Perikanan Makanan Minuman Jasa Daur Ulang Sampah Air Minum
Sebaran 323 Pesantren 2017-2020 berdasarkan sektor usaha
2017-2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Program
Jumlah program pesantren baru Jumlah program pengembangan pesantren existing (peningkatan kapasitas) 210 323 443 543 643 743 843 65 114 164 214 264 314 364 113 100 100 100 100 100 49 50 50 50 50 30 275 437 607 757 907 1057 1207PENGEMBANGAN
HOLDING BISNIS
PESANTREN
24
Peningkatan transaksi antar pesantren
Peningkatan akses ke LKS dan ZISWAF Terdapat Institusi Holding
Bisnis Pesantren di setiap jenjang
Peningkatan Aset Usaha Peningkatan pesantrenjoint business
Terbentuknya Pasar Bersama
Peningkatan Akses Keuangan Terbentuknya Institusi
Holding Bisnis Pesantren
Peningkatan Kapasitas Ekonomi Pesantren Integrasi Bisnis Pesantren Institusionalisasi Holding Bisnis Pesantren Peningkatan Akses Keuangan Forum Bisnis Pesantren Holding Bisnis di Pesantren Holding Bisnis Antar Pesantren Akses ke lembaga keuangan syariah Akseske dana ZISWAF Replikasi dan pendampingan usaha Infrastruktur dan Teknologi
Integrasi Bisnis & Pasar Bersama
Edukasi dan Sosialisasi Kebijakan Eksyar Nasional
Sumber Daya Insani Data dan Informasi Koordinasi dan Kolaborasi Visi Holding Bisnis Pesantren 2024:
Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Pesantren
Pembentukan pusat vokasi pesantern Target Capaian Indikator Utama Strategi Utama Program Kerja Utama Strategi Dasar
Peningkatan Akses dan Penetrasi Pasar
TANTANGAN
KEY STRATEGY
ASPEK
FORUM BISNIS
PESANTREN
Belum terdapat institusi sebagai aggregator yang menghubungkan kepentingan bisnis pesantren
Awareness untuk berjamaah dalam kerangka bisnis pesantren belum tumbuh merata
Tingkat penyebaran pesantren di Indonesia yang sangat luas menjadikan upaya integrasi bisnis pesantren menjadi tantangan sendiri
HOLDING BISNIS
DI PESANTREN
HOLDING BISNIS
ANTAR PESANTREN
Tidak semua pesantren memiliki kesadaran untuk melakukan usaha sebagai alternatif sumber pembiayaan pesantren selain iuran santri
Adanya pandangan bahwa fungsi utama pesantren adalah di bidang pendidikan bukan pengembangan usaha
Kesadaran untuk memisahkan aktivitas dan aset pesantren dengan unit usaha belum merata di kalangan pesantren Pesantren yang memiliki unit usaha lebih dari satu belum
mengintegrasikannya dalam 1 unit pengelolaan (holding) Maturity level dalam pengembangan usaha sangat beragam
dengan gap yang tinggi
Kesadaran untuk mengintegrasikan bisnis dan pasar pesantren belu merata di kalangan pesantren
Pembentukan Forum Bisnis
Pesantren sebagai cikal bakal
pembentukan holding bisnis
pesantren. Forum bisnis bersifat
informal sebagai komitmen
pesantren menuju pembentukan
holding bisnis yang formal dan
fungsional
Pembentukan dan penguatan
holding bisnis di setiap pesantren
untuk mengintegrasikan beberapa
unit bisnis dalam 1 (satu)
pesantren.
Pembentukan dan penguatan
holding bisnis antar pesantren
mulai dari tingkat daerah, wilayah
dan tingkat nasional sebagai
institusi yang akan
mengintegrasikan bisnis dan pasar
bersama pesantren
TANTANGAN
KEY STRATEGY
ASPEK
INTEGRASI BISNIS DAN
PASAR BERSAMA
Ketergantungan terhadap produk yang dihasilkan oleh non-pesantren sangat tinggi
Potensi pasar pesantren yang besar belum dioptimalisasi, hanya menjadi target pasar bagi pihak lain
Kesadaran untuk berjamah secara ekonomi belum merata di pesantren
REPLIKASI DAN
PENDAMPINGAN
INFRASTRUKTUR DAN
TEKNOLOGI
Kesadaran untuk mengembangkan bisnis di pesantren belum merata
Pilihan sektor dan jenis usaha yang siap direplikasi masih terbatas
Sektor dan jenis usaha yang bisa “income generating’ bagi pesantren masih terbatas
Keterbatasan tenaga pendamping usaha yang dapat melakukan
transfer knowledge masih terbatas
Dalam tahap awal dilakukan
integrasi dan klasterisasi bisnis
antar pesantren dalam satu
wilayah
Integrasi bisnis pesantren tingkat
nasional setelah integrasi tingkat
daerah dan wilayah dilakukan
Pengembangan dan penguatan
bisnis pesantren melalui program
replikasi dan pendampingan bisnis
dari pesantren dan/atau pesantren
yang sudah memiliki kapasitas
bisnis tersebut
Pengembangan virtual market
pesantren untuk meningkatkan
akses pasar antar pesantren
Pemanfaatan teknologi (digital)
dalam rangka peningkatan
outreach dan efisiensi
Kurangnya pemanfaatan infrastruktur dan teknologi oleh pesantren untuk mendukung operasional bisnis, seperti sistem otomatisasi dan
penyimpanan data untuk produksi dan penjualan
Minimnya informasi seputar teknologi dan manfaatnya, serta
kekhawatiran untuk di “bajak” yg menyebabkan pesantren enggan beralih ke bisnis digital
TANTANGAN
KEY STRATEGY
ASPEK
AKSES KE LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH
Ada reluctancy dari pesantren untuk berhubungan dengan lembaga keuangan syariah
Belum terdapat pencatatan laporan keuangan yang baik, sehingga akses ke LKS masih terbatas
Potensi usaha yang feasible untuk mendapat pembiayaan LKS masih terbatas
AKSES KE DANA
ZISWAF
VOKASI KEUANGAN
PESANTREN
Pemahaman terhadap pemanfaatan dana ZISWAF untuk pengembangan usaha masih terbatas
Skema pemanfaatan dana ZISWAF untuk dimanfaatkan bagi pengembangan usaha pesantren masih terbatas
Sektor dan jenis usaha feasible didudkung dana ZISWAF masih terbatas
Keterbatasan tenaga pendamping usaha yang dapat melakukan
transfer knowledge masih terbatas
Edukasi dan Sosialisasi
pemanfaatan Sistem Akuntansi
Pesantren (SANTRI) untuk
mendorong ketersediaan laporan
keuangan di pesantren
Sosialisasi mengenai potensi dana
ZISWAF sebagai potensi sumber
dana pengembangan usaha
Pengembangan model-model
bisnis baik yang dapat
meng-utilisasi dana komersial dan sosial
(ZISWAF)
Pembentukan pusat vokasi
(vocational center) pesantren
untuk meningkatkan literasi
ekonomi dan keuangan syariah
Pemahaman terhadap keuangan belum sepenuhnya merata di kalangan pesantren
Ada anggapan bahwa pesantren hanya fokus pada pelajaran agama
LATAR BELAKANG
HEBITREN merupakan perhimpunan yang menyatukan seluruh Pesantren di Indonesia untuk berkolaborasi dalam membangun ekonomi bisnis pesantren dan ummat. HEBITREN tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan beranggotakan Pondok pesantren yang siap bekerjasama dalam mengembangkan unit bisnisnya secara berjamaah.
TIMELINE PEMBENTUKAN HEBITREN
• Kajian Model Bisnis HEBITREN September – November 2019 • Deklarasi Pembentukan HEBITREN November 2019
• Pembentukan Struktur dan Kelembagaan Desember 2019 – Juli 2020
• Launching HEBITREN Juli 2020
• Penyusunan Program Kerja Agustus – September 2020 • Silaturahim HEBITREN Nasional – Oktober 2020
• Piloting Project / replikasi melalui HEBITREN Wilayah 2020 – sedang berlangsung
PETA PERSEBARAN WILAYAH HEBITREN NASIONAL
Pertanian Peternakan Perikanan Jasa Perdagangan Lain-lain