1
PENGARUH VARIASI CAMPURAN OLI SAMPING DENGAN BAHAN BAKAR
PERTALITE TERHADAP SUHU MESIN DAN EMISI GAS BUANG PADA YAMAHA
F1ZR 110CC
Tria Ismianti
(1),
Misbachudin (2)Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur (1,2)
Jl. Brigjen Hasan Basri, Barito Kuala 70582, Kalimantan Selatan-Indonesia E-mail: triaismianti2@gmail.com
Abstract
The purpose of this research was to determine the comparison of engine temperature and exhaust emissions with variations of different side oil mixtures with pertalite fuel. Generally, a motorcycle uses gasoline fuel so that its working principle is no different from a motorcycle in a car. What is meant by a 2 stroke motorbike is a motorcycle that gets one-time power output from the combustion of gas, this 2-stroke motor requires twice the piston moves up and down, with one turn of the crankshaft. Side oil is a very important component. Without oil, the two side motors cannot burn completely. The good side oil used to cool the engine temperature is full synthetic Ester oil (Motul) because the engine temperature gets lower and the engine cools, with a mixture of 20cc or 30cc for 1 liter of pertalite, and the highest engine temperature is in semi-synthetic oil (Idemitsu). The highest exhaust emission is found in Motul oil which is 4,656 for CO and 6.46 for CO2 in 30 cc mixture, while for 20 cc
mixture is 7,552 CO and 14.51 for CO2, and the lowest emission is in Semi-Synthetic (Idemitsu) oil.
Keywords: Side oil fuel, semi synthetic, engine temperature, exhaust emissions. Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan suhu mesin dan emisi gas buang dengan variasi campuran oli samping yang berbeda dengan bahan bakar pertalite. Umumnya sepeda motor menggunakan bahan bakar bensin sehingga prinsip kerjanya tidak berbeda dengan motor pada mobil. Yang dimaksud sepeda motor 2 tak adalah sepeda motor yang mendapatkan satu kali tenaga hasil dari pembakaran gas, motor 2 tak ini memerlukan dua kali gerakan piston naik dan turun, dengan sekali putar poros engkol. Oli samping merupakan komponen yang sangat penting, Tanpa oli sampingmotor dua tak tidak dapat melakukan pembakaran secara sempurna. Adapun oli samping yang baik digunakan untuk mendinginkan temperatur mesin yaitu oli full syntethic Ester (Motul) karena suhu mesin semakin rendah dan mesin menjadi dingin, dengan campuran 20cc atau 30cc untuk 1 liter pertalite, dan suhu mesin paling tinggi yaitu pada oli semi synthetic
(Idemitsu). Untuk emisi gas buang paling tinggi terdapat pada oli Motul yaitu 4.656 untuk CO dan 6.46 untuk CO2
pada campuran 30 cc, sedangkan untuk campuran 20 cc adalah 7.552 untuk CO dan 14.51 untuk CO2, dan emisi
paling rendah terdapat pada oli Semi Synthetic (Idemitsu).
Kata kunci: Oli samping, Bahan bakar, semi synthetic, suhu mesin, emisi gas buang.
PENDAHULUAN
Mesin bensin atau mesin otto dari Nikolaus otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk
proses pembakaran, dirancang untuk
menggunakan bahan bakar bensin.Motor bakar dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran akan mengalami dua langkah piston, berbeda dengan putaran empat-tak yang mengalami empat langkah piston dalam satu kali siklus pembakaran, meskipun
keempat proses intake, kompresi, tenaga dan
pembuangan juga terjadi. Dibandingkan mesin empat tak, mesin dua tak memiliki beberapa
kelebihan diantaranya, Hasil tenaganya lebih besar dibandingkan mesin empat tak,Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak, Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang
sederhana.Meskipun memiliki berbagai
kelebihan, mesin ini sudah jarang digunakan
dalam kendaraan-kendaraan terutama
kendaraan mobil dikarenakan oleh beberapa kekurangan [1].
Salah satu komponen motor 2 tak yang menjadi perhatian adalah oli samping. Tanpa oli samping, motor dua tak tidak dapat
melakukan pembakaran secara sempurna. Pentingnya mempelajari pengaruh campuran oli samping dengan bahan bakar Pertalite terhadap suhu mesin dan emisi gas buang adalah supaya pengguna motor 2 tak mengetahui standar oli samping yang baik dan benar terhadap mesin.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Dalam penelitian, perlakuan berupa oli samping dengan bahan bakar pertalite dan data hasilnya berupa pengaruh terhadap suhu mesin dan emisi gas buang.
Studi pustaka dengan mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan pokok bahasan dari berbagai sumber literatur baik buku-buku yang sesuai dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini, maupun jurnal penelitian yang sudah ada sebagai acuan dasar dalam menganalisis permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk mengerjakan penelitian ini.
PROSEDUR PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah uraian tentang prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh penelitian dalam upaya mengumpulkan dan menganalisa data.
Pengambilan data dilakukan setiap 5 menit sekali secara konstan, dan menunggu suhu mesin kembali ke posisi awal atau sampai dingin yaitu 10 menit [2].
VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini ada tiga macam variabel yang yaitu.
1. Variabel bebas Variabel yang
mempengaruhi hasil yang diukur, dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan yang akan diamati. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Campuran Oli samping 10 cc, 20 cc, 30 cc dan 40 cc menggunakan bakar pertalite dengan perbandingan 1:10 pada Rpm 1000, 2000 dan 3000.
2. Variabel terikat merupakan variabel yang
bergantung pada varibel bebas dan akan diketahui ketika peneliti telah dilakukan
a. Pengaruh campuran oli samping
terhadap suhu mesin
b. Pengaruh campuran oli samping
terhadap emisi gas buang
3. Variabel kontrol merupakan variabel
yang ditentukan oleh peneliti dan akan dikondisikan secara konstan.
a. Mesin yang digunakan yaitu mesin
bensin (F1Zr 110cc)
b. Bahan bakar yang digunakan yaitu
pertalite
c. Oli samping yang digunakan yaitu
Semi Synthetic HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Variasi Oli Samping Terhadap Suhu Mesin
Tabel 1 : Analisa Suhu Mesin pada kecepatan Rpm 1000 No Jenis Oli Rpm 1000 Volume Oli 10 cc 20 cc 30 cc 40 cc 1 Idemitsu 800C 750C 700C 650C 2 Yamalube - 790C 810C 830C 3 Motul 860C 820C 800C 780C
Tabel 2 : Analisa Suhu Mesin pada kecepatan Rpm 2000 No Jenis Oli Rpm 2000 Volume Oli 10 cc 20 cc 30 cc 40 cc 1 Idemitsu 820C 800C 790C 780C 2 Yamalube - 780C 790C 800C 3 Motul - 800C 780C 760C
3 80 0 86 7570 7981 8280 65 83 78
IDEMITSU YAMALUBE MOTUL
SUHU MESIN RPM 1000
10 cc 20 cc 30 cc 40 cc
82
0 0
807978 787980 807876
IDEMITSU YAMALUBE MOTUL
SUHU MESIN PADA RPM 2000
10 cc 20 cc 30 cc 40 cc 0 0 0 85 77 78 84 78 76 83 79 74
IDEMITSU YAMALUBE MOTUL
SUHU MESIN RPM 3000
10 cc 20 cc 30 cc 40 cc
Tabel 3 : Analisa Suhu Mesin pada kecepatan Rpm 3000 No Jenis Oli Rpm 3000 Volume Oli 10 cc 20 cc 30 cc 40 cc 1 Idemitsu - 850C 840C 830C 2 Yamalube - 770C 780C 790C 3 Motul - 780C 760C 740C
Gambar 1. Suhu Mesin pada pada kecepatan Rpm 1000
Berdasarkan Grafik 1 diatas, dengan uji coba waktu 5 menit, maka pada Rpm 1000 suhu Mesin
terendah ada pada oli Idemitsu yaitu 650C
dengan campuran oli samping 40 cc. Dan suhu mesin tertinggi pada Rpm 1000 ada pada oli
Motul, yaitu 860C dengan campuran oli samping
10 cc. Sedangkan untuk oli Yamalube dengan campuran oli samping 10 cc tidak ada, karena pada saat akan dilakukan uji coba mesin tersendat pada waktu 2 menit, maka tidak ada hasil yang diperoleh.
Gambar 2. Suhu Mesin pada pada kecepatan Rpm 2000
Berdasarkan Grafik 2 diatas, dengan uji coba waktu 5 menit, pada Rpm 2000 suhu
Mesin terendah ada pada oli Motul yaitu 760C
dengan campuran oli samping 40 cc. Dan suhu mesin tertinggi pada Rpm 2000 ada pada oli
Idemitsu, yaitu 820C dengan campuran oli
samping 10 cc. Sedangkan untuk oli Yamalube dan Motul dengan campuran oli samping 10 cc tidak ada, karena pada saat akan dilakukan uji coba mesin tersendat pada waktu 1 menit, maka tidak ada hasil yang diperoleh.
0 .2 0 3 0 .2 7 4 0 .3 2 3 0 .4 2 1 0 1 .1 3 2 0 .7 6 4 0 .5 6 4 9.663 7 .5 5 2 4 .6 5 6 3 .9 8 9 1 0 C C 2 0 C C 3 0 C C 4 0 C C E M I S I G A S B U A N G C O
Idemitsu Yamalube Motul
1 .4 8 1 .5 2 1 .5 6 2 .0 5 0 2 .3 8 1 .0 9 1 .0 1 1 7 .4 8 1 4 .5 1 6 .4 6 4 .5 7 1 0 C C 2 0 C C 3 0 C C 4 0 C C E M I S I G A S B U A N G C O2
Idemitsu Yamalube Motul
Berdasarkan Grafik 3 pada Rpm 3000 dengan uji coba waktu 5 menit, pada Rpm 3000 suhu
Mesin terendah ada pada oli Motul yaitu 740C
dengan campuran oli samping 40 cc. Dan suhu mesin tertinggi pada Rpm 3000 ada pada oli
Idemitsu, yaitu 850C dengan campuran oli
samping 20 cc. Sedangkan untuk oli Idemitsu, Yamalube dan Motul dengan campuran oli samping 10 cc tidak ada, karena pada saat akan dilakukan uji coba mesin tersendat pada waktu 1 menit, maka tidak ada hasil yang diperoleh.
Pengaruh Variasi Oli Samping Terhadap Emisi Gas Buang
Tabel 4. Emisi Gas Buang pada Putaran Mesin 1000 Rpm
Merk Oli Campuran
Kandungan (%) CO (%) CO2 (%) HC (%) O2 (%) Idemitsu 10 cc 0.203 1.48 268 20.89 20 cc 0.274 1.52 289 20.89 30 cc 0.324 1.56 274 20.89 40 cc 0.421 2.05 294 20.89 Yamalube 10 c - - - - 20 cc 1.132 2.38 233 20.89 30 cc 0.764 1.09 298 20.89 40 cc 0.564 1.01 204 20.89 Motul 10 cc 9.663 17.48 1110 20.89 20 cc 7.552 14.51 1005 20.89 30 cc 4.656 6.46 989 20.89 40 cc 3.989 4.57 787 20.89
Gambar 4. Emisi Gas Buang CO
Berdasarkan grafik di atas emisi gas buang pada Rpm 1000, maka emisi gas buang tertinggi pada CO terdapat pada oli Motul dengan campuran oli samping 10 cc yaitu: 9,663% dan emisi gas buang terendah ada pada oli Idemitsu dengan campuran oli samping 10 cc yaitu:0,203%. Sedangkan pada oli Yamalube dengan campuran oli samping 10 cc tidak ada, karena pada saat dilakukan uji coba mesin tersendat.
Menurut pengamatan Semakin banyak campuran oli samping maka emisi gas buang yang di hasilkan semakin banyak, tetapi pada kenyataanya secara fisik memang terlihat banyak, akan tetapi apabila di ukur menggunakan alat , data yang diperoleh maka semakin banyak campuran oli samping maka emisi gas buang nya sedikit, karena di dalam oli banyak mengandung mineral dan sedikit mengandung bahan kimia[3].
Gambar 5. Emisi Gas Buang CO2
Berdasarkan grafik 2 emisi gas buang pada Rpm 1000, maka emisi gas buang
tertinggi pada CO2 terdapat pada oli Motul
dengan campuran oli samping 10 cc yaitu: 17,48% dan emisi gas buang terendah ada pada oli Yamalube dengan campuran oli samping 40 cc yaitu: 1,01%. Sedangkan pada oli Yamalube dengan campuran oli samping 10 cc tidak ada, karena pada saat dilakukan uji coba mesin tersendat.
Gambar 6 . Emisi Gas Buang HC
Berdasarkan grafik 3 emisi gas buang pada Rpm 1000, maka emisi gas buang
Volume oli
5 268 289 274 294 0 233 298 204 1110 1005 989 787 1 0 C C 2 0 C C 3 0 C C 4 0 C C E M I S I G A S B U A N G H C
Idemitsu Yamalube Motul
tertinggi pada HC terdapat pada oli Motul dengan campuran oli samping 10 cc yaitu: 1110% dan emisi gas buang terendah ada pada oli Yamalube dengan campuran oli samping 40 cc yaitu:204%. Sedangkan pada oli Yamalube dengan campuran oli samping 10 cc tidak ada, karena pada saat dilakukan uji coba mesin tersendat.
Jadi dari grafik 1,2 dan 3 analisa emisi gas buang pada Rpm 1000 di atas dapat diperoleh hasil, yaitu oli motul dengan menggunakan bahan bakar pertalite dan juga dapat memaksimalkan proses pembakaran dalam ruang bakar dengan kadar oli dengan emisi gas buang tertinggi ada pada oli motul yaitu
CO=9.663%, CO2=17.48%, HC=1110% dengan
campuran oli samping 10 cc menggunakan 1 liter pertalite dan emisi gas buang terendah ada pada
oli idemitsu yaitu CO=0.203%, CO2=1.01%,
HC=204% dengan campuran oli samping 40cc menggunakan 1 liter pertalite. Dan pada oli Yamalube dengan campuran 10 cc tidak ada, karena pada saat uji coba mesin tersendat.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian Pengaruh variasi campuran oli samping dengan bahan bakar pertalite terhadap suhu mesin dan emisi gas
buang F1zr 110cc yang telah di teliti, maka
penulis dapat menyimpulkan beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Adapun oli samping yang baik digunakan
untuk mendinginkan temperatur mesin yaitu oli Motul dan suhu mesin paling tinggi yaitu pada oli Idemitsu.
2. Untuk emisi gas buang paling tinggi
terdapat pada oli Motul pada Rpm 1000 dengan campuran oli samping 10 cc. dan emisi paling rendah terdapat pada oli Idemitsu dengan campuran oli samping 40 cc.
3. Kelebihan oli samping pada oli motul pada
Rpm 2000 dan 3000 dengan campuran oli samping 40 cc bagus bagus pada mesin yaitu temperatur yang semakin rendah dan emisi gas buang semakin rendah.
4. Kekurangan oli samping Idemitsu pada
mesin tidak bagus karena mengakibatkan
mesin ngandat / tersendat atau
pembakaran tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sugianto. (2016). Sistem Karburator pada
Motor 2 Tak Tahun 2014. Jawa Tengah.
[2] Amin,Ahmad.(2016).Analisis
pengambilan sample penelitian variasi oli samping Tahun 2014. Yogyakarta.
[3] Supriyadi. (2015).analisis Penggunaan oli
samping terhadap emisi gas buang yang berlebihan Tahun 2011. Banten.