• Tidak ada hasil yang ditemukan

Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Essai Lkgtkmu-pembelajaran Akuntansi Yang Menyenangkan Rev"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

   A

   A

  m

  m

  e

  e

   l

   l

   i

   i

  a

  s

  a

  s

  a

  a

  r

  r

   i

   i

   T

   T

  a

  a

  u

  u

  r

  r

  e

  e

  s

  s

   i

   i

  a

  a

   K

   K

  e

  e

  s

  s

  u

  u

  m

  m

  a

  a

 ,

 ,

   S

   S

   E

   E

   2

   2

   0

   0

   1

   1

   0

   0

   P

   P

  e

  e

  m

  m

   b

   b

  e

  e

   l

   l

  a

  a

   j

   j

  a

  a

  r

  r

  a

  a

  n

  n

   A

   A

   k

   k

  u

  u

  n

  n

   t

   t

  a

  a

  n

  n

  s

  s

   i

   i

   Y

   Y

  a

  a

  n

  n

  g

  g

   M

   M

  e

  e

  n

  n

  y

  y

  e

  e

  n

  n

  a

  a

  n

  n

  g

  g

   k

   k

  a

  a

  n

  n

Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka dilakukan Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka dilakukan inovasi dalam model pembelajaran akuntansi dengan menggunakan dua pendekatan inovasi dalam model pembelajaran akuntansi dengan menggunakan dua pendekatan yaitu

yaitu contextual teaching and learningcontextual teaching and learning jelajah pasar dan media permainan monopoli.jelajah pasar dan media permainan monopoli. Metode jelajah pasar sengaja diciptakan dalam rangka mengintegrasi pengalaman Metode jelajah pasar sengaja diciptakan dalam rangka mengintegrasi pengalaman konkret atau nyata untuk mendukung konsep-konsep abstrak yang diterima peserta konkret atau nyata untuk mendukung konsep-konsep abstrak yang diterima peserta didik di dalam kelas.

didik di dalam kelas. Feedback Feedback  dilakukan untuk melihat efektivitas metode tersebutdilakukan untuk melihat efektivitas metode tersebut dengan memberi kesempatan pada peserta didik menyampaikan pengalamannya dengan memberi kesempatan pada peserta didik menyampaikan pengalamannya selama melakukan observasi di pasar tradisional. Media

selama melakukan observasi di pasar tradisional. Media  Accounting game Accounting game ini samaini sama seperti media permainan monopoli yang sengaja

seperti media permainan monopoli yang sengaja dibuat untuk mempermudah pesertadibuat untuk mempermudah peserta didik dalam memahami pencatatan transaksi akuntansi secara langsung, seperti didik dalam memahami pencatatan transaksi akuntansi secara langsung, seperti misalnya, apa yang terjadi dengan uang kas mereka jika mereka membeli barang misalnya, apa yang terjadi dengan uang kas mereka jika mereka membeli barang atau rumah, bagaimana dengan jika mereka menerima sewa tanah, atau menerima atau rumah, bagaimana dengan jika mereka menerima sewa tanah, atau menerima uang dari penjualan rumah mereka, membayar pajak, memperoleh asuransi, uang dari penjualan rumah mereka, membayar pajak, memperoleh asuransi, memperoleh pinjaman bank dan masih banyak lagi, transaksi-transaki yang terbentuk memperoleh pinjaman bank dan masih banyak lagi, transaksi-transaki yang terbentuk dari permainan monopoli ini yang selanjutnya penulis beri nama

dari permainan monopoli ini yang selanjutnya penulis beri nama accounting gameaccounting game.. Penggunaan media pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran accounting gameaccounting game ini berhasil memotivasi danini berhasil memotivasi dan meningkatkan minat peserta didik untuk belajar akuntansi, hal ini ditunjukkan dengan meningkatkan minat peserta didik untuk belajar akuntansi, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme mereka dalam bermain, suasana gaduh dan riuh karena serunya antusiasme mereka dalam bermain, suasana gaduh dan riuh karena serunya permainan, juga pemahaman mereka untuk

permainan, juga pemahaman mereka untuk menggunakan strategi dalam berinvestasimenggunakan strategi dalam berinvestasi  juga mewarnai perm

 juga mewarnai permainan ini.ainan ini.

Metode pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, membuat Metode pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, membuat peserta didik secara tidak sadar menemukan sendiri konsep dari materi ajar sesuai peserta didik secara tidak sadar menemukan sendiri konsep dari materi ajar sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan memang tidak mudah. Namun dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan memang tidak mudah. Namun dengan penelitian tindakan kelas, dan analisis yang berkelanjutan akan lebih mempermudah penelitian tindakan kelas, dan analisis yang berkelanjutan akan lebih mempermudah guru dalam melakukan inovasi terhadap metode

guru dalam melakukan inovasi terhadap metode pembelajaran di kelas.pembelajaran di kelas.

MAN Salatiga MAN Salatiga  Jl. Wahid Hasy

 Jl. Wahid Hasyim No. 12im No. 12 Salatiga Salatiga Phone: 0298-323031 Phone: 0298-323031

(2)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI YANG MENYENANGKAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI YANG MENYENANGKAN

Me

Metotode de pepembmbelelajajararan an akakununtatansnsi i adadalalah ah cacara ra atatau au pependndekekatatan an yayangng dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Mata

Mata pelajpelajaran aran akunakuntanstansi i adalaadalah h mata mata pelajpelajaran aran yang yang membmembutuhkutuhkan an kasakasabaranbaran,, k

kececeermrmatataan, n, sesertrta a kketetelelititiaiann. . UUntntuuk k ititu u guguru ru diditutuntntut ut ununtutuk k titiddak ak hhaanynyaa menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat melatih peserta didik belajar, misalnya dengan diskusi,

yang dapat melatih peserta didik belajar, misalnya dengan diskusi, role playing role playing ,, gam

game e akuakuntantansi nsi dan dan memempemperbarbanyanyak k stustudi di kaskasus us yayang ng berberhubhubungungan an dendengangan pelaporan akuntansi.

pelaporan akuntansi. Sel

Selama ama ini ini yanyang g dildilakuakukan kan gurguru u dadalam lam menmenyamyampaipaikan kan matmateri eri pelpelajaajaranran akuntansi adalah dengan ceramah, jarang sekali guru menjelaskan dengan media, akuntansi adalah dengan ceramah, jarang sekali guru menjelaskan dengan media, atau metode lain, karena beranggapan akuntansi penuh dengan hitungan, sehingga atau metode lain, karena beranggapan akuntansi penuh dengan hitungan, sehingga akan menghabiskan waktu jika dilakukan dengan metode pembelajaran lain.

akan menghabiskan waktu jika dilakukan dengan metode pembelajaran lain. S

Selelaiain n fafaktktor or mmeetotode de pepemmbebelalajajararann, , fafakktotor r ekekststeernrnaal l yyanang g ddapapaatt mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah faktor lingkungan. Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah faktor lingkungan. Lingkungan merup

merupakan akan suatu komponesuatu komponen n sistesistem m yang yang ikut ikut menemenentukantukan n kebekeberhasirhasilan lan proseprosess pend

pendidikaidikan. n. KondKondisi isi lingklingkungaungan n sekosekolah lah dan dan keluakeluarga rga menjamenjadi di perhaperhatian tian karenkarenaa faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik yang sangat faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proseswahana kegiatan dan proses pe

pendndididikikan an beberlrlanangsgsunung. g. Di Di sesekokolalah h ninilalai-ni-nilailai i kekehihidudupapan n diditutumbmbuhuhkakan n dadann dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagibagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang peserta didik.

pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang peserta didik.

Pemahaman peserta didik terhadap konsep akuntansi belum cukup memadai, Pemahaman peserta didik terhadap konsep akuntansi belum cukup memadai, hal ini terjadi karena pes

hal ini terjadi karena peserta didik pada umumnerta didik pada umumnya belum memahami bya belum memahami benar enar konsep- konsep-konsep dasar akuntansi dari awal, mulai menamai akun, menjurnalnya, mengapa konsep dasar akuntansi dari awal, mulai menamai akun, menjurnalnya, mengapa suatu transaksi masuk dalam kolom debet, dan mengapa masuk dalam kolom kredit. suatu transaksi masuk dalam kolom debet, dan mengapa masuk dalam kolom kredit. Faktor penyebabnya antara lain karena guru belum melakukan inovasi dalam Faktor penyebabnya antara lain karena guru belum melakukan inovasi dalam pembelajaran, hanya fokus pada

pembelajaran, hanya fokus pada textbook textbook yang ada sehingga pembelajaran terasayang ada sehingga pembelajaran terasa membosankan dan tidak menarik.

membosankan dan tidak menarik. Berda

Berdasarksarkan an permapermasalasalahan han tersetersebut but maka, guru maka, guru haruharus s melakmelakukan inovasiukan inovasi da

dalalam m momodedel l pepembmbelelajajararanannynya a dedengngan an memengnggugunanakakan n dudua a pependndekekatatan an yayaituitu contextual teaching and learning 

(3)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI YANG MENYENANGKAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI YANG MENYENANGKAN

Me

Metotode de pepembmbelelajajararan an akakununtatansnsi i adadalalah ah cacara ra atatau au pependndekekatatan an yayangng dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Mata

Mata pelajpelajaran aran akunakuntanstansi i adalaadalah h mata mata pelajpelajaran aran yang yang membmembutuhkutuhkan an kasakasabaranbaran,, k

kececeermrmatataan, n, sesertrta a kketetelelititiaiann. . UUntntuuk k ititu u guguru ru diditutuntntut ut ununtutuk k titiddak ak hhaanynyaa menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat melatih peserta didik belajar, misalnya dengan diskusi,

yang dapat melatih peserta didik belajar, misalnya dengan diskusi, role playing role playing ,, gam

game e akuakuntantansi nsi dan dan memempemperbarbanyanyak k stustudi di kaskasus us yayang ng berberhubhubungungan an dendengangan pelaporan akuntansi.

pelaporan akuntansi. Sel

Selama ama ini ini yanyang g dildilakuakukan kan gurguru u dadalam lam menmenyamyampaipaikan kan matmateri eri pelpelajaajaranran akuntansi adalah dengan ceramah, jarang sekali guru menjelaskan dengan media, akuntansi adalah dengan ceramah, jarang sekali guru menjelaskan dengan media, atau metode lain, karena beranggapan akuntansi penuh dengan hitungan, sehingga atau metode lain, karena beranggapan akuntansi penuh dengan hitungan, sehingga akan menghabiskan waktu jika dilakukan dengan metode pembelajaran lain.

akan menghabiskan waktu jika dilakukan dengan metode pembelajaran lain. S

Selelaiain n fafaktktor or mmeetotode de pepemmbebelalajajararann, , fafakktotor r ekekststeernrnaal l yyanang g ddapapaatt mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah faktor lingkungan. Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah faktor lingkungan. Lingkungan merup

merupakan akan suatu komponesuatu komponen n sistesistem m yang yang ikut ikut menemenentukantukan n kebekeberhasirhasilan lan proseprosess pend

pendidikaidikan. n. KondKondisi isi lingklingkungaungan n sekosekolah lah dan dan keluakeluarga rga menjamenjadi di perhaperhatian tian karenkarenaa faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik yang sangat faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proseswahana kegiatan dan proses pe

pendndididikikan an beberlrlanangsgsunung. g. Di Di sesekokolalah h ninilalai-ni-nilailai i kekehihidudupapan n diditutumbmbuhuhkakan n dadann dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagibagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang peserta didik.

pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang peserta didik.

Pemahaman peserta didik terhadap konsep akuntansi belum cukup memadai, Pemahaman peserta didik terhadap konsep akuntansi belum cukup memadai, hal ini terjadi karena pes

hal ini terjadi karena peserta didik pada umumnerta didik pada umumnya belum memahami bya belum memahami benar enar konsep- konsep-konsep dasar akuntansi dari awal, mulai menamai akun, menjurnalnya, mengapa konsep dasar akuntansi dari awal, mulai menamai akun, menjurnalnya, mengapa suatu transaksi masuk dalam kolom debet, dan mengapa masuk dalam kolom kredit. suatu transaksi masuk dalam kolom debet, dan mengapa masuk dalam kolom kredit. Faktor penyebabnya antara lain karena guru belum melakukan inovasi dalam Faktor penyebabnya antara lain karena guru belum melakukan inovasi dalam pembelajaran, hanya fokus pada

pembelajaran, hanya fokus pada textbook textbook yang ada sehingga pembelajaran terasayang ada sehingga pembelajaran terasa membosankan dan tidak menarik.

membosankan dan tidak menarik. Berda

Berdasarksarkan an permapermasalasalahan han tersetersebut but maka, guru maka, guru haruharus s melakmelakukan inovasiukan inovasi da

dalalam m momodedel l pepembmbelelajajararanannynya a dedengngan an memengnggugunanakakan n dudua a pependndekekatatan an yayaituitu contextual teaching and learning 

(4)

Pembe

Pembelajarlajaran an dengdenganan contcontextuaextual l teacteaching hing and and learnlearning ing  jeljelajaajah h paspasar ar iniini di

dilalakukukakan n ununtutuk k memempmperermumudadah h pepesesertrta a didididik k dadalalam m mememamahahami mi trtranansasaksksii perda

perdaganggangan yang ada di pasar dan an yang ada di pasar dan media permmedia permainan monainan monopoli sengopoli sengaja dibuaaja dibuatt untuk mempermudah peserta didik dalam memahami transaksi akuntansi, seperti untuk mempermudah peserta didik dalam memahami transaksi akuntansi, seperti misalnya, apa yang terjadi dengan uang kas mereka jika mereka membeli barang misalnya, apa yang terjadi dengan uang kas mereka jika mereka membeli barang atau rumah, bagaimana dengan jika mereka menerima sewa tanah, atau menerima atau rumah, bagaimana dengan jika mereka menerima sewa tanah, atau menerima uan

uang g dardari i penpenjuajualan lan rumrumah ah mermerekaeka, , memmembaybayar ar pajpajak, ak, memmemperperoleoleh h asasurauransinsi,, me

mempmpererololeh eh pipinjnjamaman an babank nk dadan n mamasisih h babanynyak ak lalagigi, , trtranansasaksksi-ti-traransnsakaki i yayangng te

terbrbenentutuk k dadari ri pepermrmaiainanan n momononopopoli li inini i yayang ng seselalanjnjututnynya a pepenunulilis s beberi ri nanamama accounting game.

accounting game.

Belajar  Belajar 

Menurut W.S. Winkel dalam Darsono (2001:4) belajar adalah suatu aktivitas Menurut W.S. Winkel dalam Darsono (2001:4) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Menurut Sardiman (2005:19) belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, sikap. Menurut Sardiman (2005:19) belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif,

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.dan psikomotorik. Men

Menuruurut t ThuThursarsan n HakHakim im belbelajaajar r adaadalah lah suasuatu tu proproses ses perperubaubahan han diddidalaalamm ke

keprpribibadadiaian n mamanunusisia, a, dadan n peperurubabahahan n tetersrsebebut ut diditatampmpakakkakan n dadalalam m bebentntukuk penin

peningkatgkatan an kualkualitas itas dan dan kuankuantitas titas tingktingkah ah laku laku sepeseperti rti penipeningkangkatan tan kecakecakapakapan,n, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan (Hakim 2000:1).

kemampuan (Hakim 2000:1). Be

Belalajajar r adadalalah ah susuatatu u prprososes es ususahaha a yayang ng didilalakukukakan n seseseseororanang g ununtutukk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai has

hasil il penpengalgalamaamannynnya a sesendindiri ri daldalam am intinteraeraksi ksi dedengangan n linlingkugkungangannynnya a (Sl(Slameametoto 2003:2).

2003:2). Dar

Dari i penpengergertiatian-pn-pengengertertian ian belbelajaajar r diadiatas tas makmaka a dapdapat at disdisimpimpulkulkan an bahbahwawa belajar adalah suatu aktivitas mental, kegiatan jiwa raga psiko-fisik dalam interaksi belajar adalah suatu aktivitas mental, kegiatan jiwa raga psiko-fisik dalam interaksi akt

aktif if dadalam lam linlingkugkungangan n ununtuk tuk memenujnuju u ke ke perperkemkembanbangnagnan n pripribadbadi i manmanususia ia dandan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dan tingkah laku

(5)

Teori belajar gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffa dan Kohler dalam Slameto (2003:9). Hukum belajar disini tidak ada bedanya dengan hukum yang berlaku pada pengamatan yaitu :

a. Gestalt mempunyai sesutau yang melebihi jumlah unsur-unsurnya. b. Gestalt timbul lebih dulu dari pada bagian-bagiannya.

Jadi belajar yang penting adanya penyesuian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik dalam belajar. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (Slameto 2003:9).

Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Belajar ialah mengembangkan insight pada anak dengan melihat hubungan antara unsur-unsur situasi problematis dan dengan demikian melihat makna baru dalam situasi itu (Nasution 1994:69).

Insight timbul tergantung pada hal-hal sebagai berikut :

a. Kesanggupan : Maksudnya kesanggupan atau kemampuan inteligensia individu. b. Pengalaman : Karena belajar, berarti akan mendapatkan pengalaman dan pengalaman itu mempermudah munculnya insight.

c. Taraf kompleksitas : Semakin kompleks semakin sulit dari suatu situasi

d. Latihan : Dengan banyak latihan akan dapat mempertinggi kesanggupan memperoleh insight, dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah dilatih.

e. Trial and Error : Sering seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru setelah mengadakan percobaan-percobaan, maka seseorang dapat menemukan hubungan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan

insight ( Sardiman 2005:31).

Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt : (Slameto 2003:9-11) a. Belajar berdasar keseluruhan

Orang belajar menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Mata Pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada bagian-bagiannya.

b. Belajar adalah suatu proses perkembangan

 Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh

(6)

kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan anak kerena lingkungan dan pengalaman.

c. Peserta didik sebagai organisasi keseluruhan

Peserta didik belajar tak hanya inteleknya saja, tetapi juga emosional dan  jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern, orang bukan hanya mengajarkan berbagai mata pelajaran, akan tetapi mengutamakan tujuan mendidik si anak, membentuk seluruh

pribadinya anak seutuhnya. d. Terjadi transfer 

Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian pertama ialah memperoleh response yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama adalah masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.

e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya bila didasrkan pada pengalaman. Pengalaman adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar  itu baru timbul bila seseorang menemui suatu situasi atau soal baru. Dalam menghadapi itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang telah dimilikinya. Peserta didik mengadakan analisa reorganisasi pengalamannya.

f. Belajar harus dengan insight

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat pengartian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur  yang mengandung suatu problem.

g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan peserta didik.

Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari atau apabila mereka tahu dan menerima tujuannya.

h. Belajar berlangsung terus-menerus

Peserta didik memperoleh pengetahuan tak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah, dalam pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri-sendiri, karena itu sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah dan masyarakat, agar  semua turut serta membantu perkembangan peserta didik secara harmonis.

(7)

Teori belajar menurut aliran humanis

Kaum humanis beranggapan bahwa tiap orang menentukan sendiri tingkah lakunya. Tujuan pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi potensi yang ada pada diri masing-masing.

Seorang guru humanis akan memperlakukan peserta didiknya sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, baik itu potensi IQ, bakat khusus/talenta, minat, dan perhatiannya.

Guru yang humanis dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan bagi murid, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku, hanya gaya-gaya mengajar dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan (Darsono 2001:18).

Prestasi Belajar 

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi  dan belajar . Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Noehi Nasution (1998: 4) menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

Sementara itu Muhibbin Syah (2008: 90-91) mengutip pendapat beberapa pakar psikologi tentang definisi belajar, di antaranya adalah:

a. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya educational Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suau proses adaptasi atau penyesuaian tinkah laku yang berlangsung secara progresif  (a process of progressive behavior adaptation). Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce).

b. Dalam Dictionary of Psychology , Chaplin memberikan batasan belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi : …..acquisition of any relatively   permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar  adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat

(8)

latihan dan pengalaman. Rumusan kedua : .. process of acquiring responses as a result of special practice, belajar adalah proses memperoleh respon-respon ebagai akibat adanya latihan khusus.

c. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. Jadi, dalam pandangan Hitzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.

d. Wittig dalam bukunya, Psychology of Learning, Wittig mendefinisikan belajar  sebagai : any relatively permanent change in an organisme’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relative menetap terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

e. Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology, membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah The process of accuiring  knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kuran representatif karena tidak mengikutsertakan perolehan keterampilan nonkognitif.Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practise, yakni suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif permanen sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar, yakni :

 Relatively permanent, yang secara umum menetap  Respons Potentiality, kemampuan bereaksi

 Reinforce, penguatan

 Practise, praktik  atau latihan

f. Biggs dalam pendahuluan Teaching of Learning, Biggs mendefinisikan belajar  dalam tiga rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini, kata-kata seperti perubahan dan tigkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah menjadi

(9)

keb

kebenenaraaran n umuumum m yayang ng dikdiketaetahui hui semsemua ua oraorang ng yanyang g terterliblibat at daldalam am proprosesses pendidikan.

pendidikan. Sec

Secara ara kuakuantintitattatif if (dit(ditinjinjau au dardari i susudut dut jumjumlahlah), ), bebelajlajar ar berberartarti i kekegiagiatantan peng

pengisian isian atau atau pengpengembaembangan ngan kemakemampuampuan n kognkognitif itif dengdengan an fakta fakta sebasebanyak nyak--ban

banyayaknyknya. a. JadJadi, i, belbelajaajar r daldalam am hahal l ini ini dipdipandandang ang dardari i susudut dut berberapa apa banbanyakyak materi yang dikuasai peserta didik.

materi yang dikuasai peserta didik. Seca

Secara ra instinstitusioitusional nal (tinja(tinjauan uan kelekelembagmbagaan), aan), belabelajar jar dipandipandang dang sebasebagaigai prose

proses s “vali“validasi” atau dasi” atau pengpengabsaabsahan han terhaterhadap dap pengpenguasauasaan an pesepeserta rta didik atasdidik atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukan peserta materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukan peserta didik telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya didik telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya sem

semakakin in babaik ik mutmutu u gurguru u menmengajgajar ar akakan an semsemakiakin n baibaik k pulpula a mutmutu u perperoleolehanhan pelaku belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor.

pelaku belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor.  Adapun

 Adapun pengertian pengertian belajar belajar secara secara kualitatif kualitatif (tinjauan (tinjauan mutu) mutu) ialah ialah prosesproses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling pelaku belajar. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada dunia disekeliling pelaku belajar. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada te

tercrcapapaiainynya a dadaya ya pipikikir r dadan n titindndakakan an yayang ng beberkrkuaualitlitas as ununtutuk k memememecacahkhkanan masalah-masalah yang kini dan nanti

masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi pelaku belajar.dihadapi pelaku belajar.  Abu

 Abu Muhammad Muhammad Ibnu Ibnu Abdullah Abdullah (2008), (2008), beliau beliau mengutip mengutip pendapat pendapat beberapabeberapa pakar dalam menjabarkan pengertian belajar, di

pakar dalam menjabarkan pengertian belajar, di antaranya adalah sebagai berikut:antaranya adalah sebagai berikut: a.

a. W.W.S. S. WiWinknkel el (1(199991: 1: 3636) ) dadalalam m bubukukunynya a yayang ng beberjrjududulul Psikologi Pengajaran.Psikologi Pengajaran. Men

Menuruurutnytnya, a, penpengergertiatian n belbelajaajar r adaadalah lah susuatu atu aktaktiviivitas tas menmentaltal/ps/psikiikis s yanyangg be

berlrlanangsgsunung g dadalalam m ininteteraraksksi i akaktif tif dedengngan an lilingngkukungngan an yayang ng memengnghahasisilklkanan perubahan-peruba

perubahan-perubahan dalam han dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif

nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.konstan dan berbekas”. b.

b. S. NasutiS. Nasution MA (1982: 68) mendon MA (1982: 68) mendefinisefinisikan belikan belajar sebaajar sebagai perubahagai perubahan kelakun kelakuan,an, pen

pengalgalamaaman n dan dan latlatihaihan. n. JadJadi i bebelajlajar ar memmembawbawa a suasuatu tu perperubaubahan han papada da dirdirii in

indidivividu du yayang ng bebelalajajar. r. PePerurubabahahan n ititu u titidadak k hahanynya a memengngenenai ai sesejujumlmlahah pengalaman, pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, pengalaman, pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sika

sikap, p, pengpengertiaertian, n, minatminat, , penypenyesuaesuaian diri. ian diri. Dalam hal Dalam hal ini ini melipmeliputi uti segasegala la aspeaspekk organisasi atau pribadi individu yang belajar.

organisasi atau pribadi individu yang belajar.

c.

c. Sedangkan Mahfud Shalahuddin (1990: 29) dalam buku:Sedangkan Mahfud Shalahuddin (1990: 29) dalam buku: Pengantar Psikologi Pengantar Psikologi  Pendidikan,

Pendidikan, mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah lakumendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Perubahan itu melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Perubahan itu sen

(10)

kemu

kemudian dikudian dikuasai asai atau dimilatau dimilikinyikinya dan dipergua dan dipergunakanakannya nnya sampsampai pada suatuai pada suatu saat dievaluasi oleh yang menjalani proses belajar itu.

saat dievaluasi oleh yang menjalani proses belajar itu. d.

d. SuSupapartrtininah Pakah Pakasasi i (1(198981: 41) 1: 41) dadalalam m bubukuku: : ““ Anak  Anak dan dan PerkembanganPerkembangannyanya,”,” mengatakan pendapatnya antara lain: 1) Belajar merupakan suatu komunikasi mengatakan pendapatnya antara lain: 1) Belajar merupakan suatu komunikasi antar anak dan lingkungannya; 2) Belajar berarti mengalami; 3) Belajar berarti antar anak dan lingkungannya; 2) Belajar berarti mengalami; 3) Belajar berarti berbuat; 4) Belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuan; 5) Belajar memerlukan berbuat; 4) Belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuan; 5) Belajar memerlukan motivasi; 6) Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak; 7) Belajar adalah motivasi; 6) Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak; 7) Belajar adalah berpikir dan menggunakan daya pikir; dan 8) Belajar bersifat

berpikir dan menggunakan daya pikir; dan 8) Belajar bersifat integratif.”integratif.” Bertolak dari berbag

Bertolak dari berbagai definisi yang telah ai definisi yang telah diuraikan para diuraikan para pakar tersebut, secpakar tersebut, secaraara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu tahapan perubahan seluruh tingkah umum belajar dapat dipahami sebagai suatu tahapan perubahan seluruh tingkah la

laku ku ininivivididu u yayang ng rerelalatitif f memenenetatapp (permanent)(permanent) sesebabagagai i hahasisil l pepengngalalamamanan Sehubungan dengan pengertian itu perlu ditegaskan sekali lagi bahwa perubahan Sehubungan dengan pengertian itu perlu ditegaskan sekali lagi bahwa perubahan tin

tingkagkah h laklaku u yanyang g timtimbul bul akiakibat bat proproses ses kemkemataatangnganan (maturation)(maturation), , kekeadaadaan an gilgila,a, mab

mabuk, uk, lellelah, ah, dan dan jenjenuh uh tidtidak ak dadapat pat dipdipandandang ang sesebagbagai ai hashasil il proproses ses belbelajaajar.r. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa belajar adalah Berdasarkan hal tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap

suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap (permanent)(permanent) sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor.

melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor. Istilah menetap

Istilah menetap (permanent)(permanent) dalam definisi ini mensyaratkan bahwa segaladalam definisi ini mensyaratkan bahwa segala perubahan yang bersifat sementara tidak dapat disebut sebagai hasil atau akibat perubahan yang bersifat sementara tidak dapat disebut sebagai hasil atau akibat dari belajar.

dari belajar. DemikDemikian pula ian pula istilaistilah h pengpengalamaalaman, n, ia ia menamenafikan keterkaifikan keterkaitan tan antarantaraa belajar dengan segala tingkah laku yang merupakan hasil dari proses kematangan belajar dengan segala tingkah laku yang merupakan hasil dari proses kematangan (maturation)

(maturation) fisik atau psikis. Sehingga kemampuan-kemampuan yang disebabkanfisik atau psikis. Sehingga kemampuan-kemampuan yang disebabkan oleh kematangan fisik atau psikis tidak dapat disebut sebagai hasil dari

oleh kematangan fisik atau psikis tidak dapat disebut sebagai hasil dari belajar.belajar.  Adapun

 Adapun yang yang dimaksud dimaksud dengan dengan prestasi prestasi belajar belajar atau atau hasil hasil belajar belajar menurutmenurut Muh

Muhibbibbin in SySyah, ah, sesebagbagaimaimana ana yayang ng dikdikutiutip p oleoleh h Abu Abu MuMuhamhammad mad IbnIbnu u AbAbduldullahlah (20

(200808) ) adadalaalah h “ta“taraf raf kebkeberherhasiasilan lan murmurid id ataatau u sansantri tri daldalam am memmempepelajlajari ari matmaterieri pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor  pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor  yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.

yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Da

Dalalam m KaKamumus s BeBesasar r BaBahahasa sa InIndodonenesisia, a, babahwhwa a yayang ng didimamaksksud ud dedengnganan pr

presestatasi si bebelalajajar r adadalalah ah “p“penenguguasasaaaan n pepengngetetahahuauan n atatau au keketeterarampmpililan an yayangng dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angkaangka nilai yang diberikan oleh guru”.

(11)

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar  Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar  adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosiona

memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat l, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.atau tes tertentu.  Adapun

 Adapun dalam dalam penelitian penelitian ini ini yang yang dimaksud dimaksud prestasi prestasi belajar belajar adalah adalah tingkattingkat keberhasilan p

keberhasilan peserta didik eserta didik setelah menempusetelah menempuh proses ph proses pembelajaran tentaembelajaran tentang matering materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.

skor. Pre

Prestastasi si belbelajaajar r padpada a dadasarsarnynya a adaadalah lah hashasil il akhakhir ir yanyang g dihdiharaarapkapkan n dadapatpat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008: 34-35), hasil belajar  dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008: 34-35), hasil belajar  atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga)

atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu:aspek yaitu: a

a)) ttaahhuu, , mmeennggeettaahhuuii (knowing)(knowing);; b

b)) tteerarammppiil mel mellaakkssaannaakkaan atn ataau mu meennggeerjrjaakkaan yn yaanng ia kg ia keettaahhuui iti ituu (doing)(doing);; dan

dan c)

c) memelalakksasananakkan an yyanang g ia ia keketatahuhui i ititu u sesecacara ra rurutitin n ddan an kkononsesekkwewenn (being).(being).  Adapun

 Adapun menurut menurut Benjamin Benjamin S. S. Bloom, Bloom, sebagaimana sebagaimana yang yang dikutip dikutip oleh oleh AbuAbu Muhammad Ibnu Abdullah (2008), bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga Muhammad Ibnu Abdullah (2008), bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu:

ranah yaitu:

1) ranah kognitif 

1) ranah kognitif (cognitive domain)(cognitive domain);; 2) ranah afektif 

2) ranah afektif (affective domain)(affective domain); dan; dan 3) ranah psikomotor 

3) ranah psikomotor (psychomotor domain)(psychomotor domain)..

Bertolak dari kedua pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada Bertolak dari kedua pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada pendapat

pendapat Benjamin S. BlooBenjamin S. Bloom. Kecenderungm. Kecenderungan ini didasarkan an ini didasarkan pada alasan bpada alasan bahwaahwa ketiga ranah yang diajukan lebih terukur, dalam artian bahwa untuk mengetahui ketiga ranah yang diajukan lebih terukur, dalam artian bahwa untuk mengetahui prestasi belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat

prestasi belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat dilaksanakan, khususnydilaksanakan, khususnya padaa pada pembelajaran yang bersifat formal. Sedangkan ketiga aspek tujuan pembelajaran pembelajaran yang bersifat formal. Sedangkan ketiga aspek tujuan pembelajaran yang diajukan oleh Ahmad Tafsir sangat sulit untuk diukur. Walaupun pada dasarnya yang diajukan oleh Ahmad Tafsir sangat sulit untuk diukur. Walaupun pada dasarnya bi

bissa a ssajaja a didilalakkukukaan n pepengngukukururaan n ununtutuk k kketetigiga a aasspepek k tetersrseebubut, t, nnamamuun n iaia membu

membutuhktuhkan an waktwaktu u yang tidak yang tidak sediksedikit, it, khuskhususnyusnya a pada aspekpada aspek being being , di mana, di mana pr

prososes es pepengngukukururan an asaspepek k inini i haharurus s didilalakukukakan n memelalalului i pepengngamamatatan an yayangng berke

berkelanjulanjutan tan sehisehingga ngga dipediperoleh roleh informinformasi asi yang yang meyakmeyakinkan inkan bahwbahwa a seseseseorangorang telah benar-benar melaksanakan apa yang ia ketahui dalam kesehariannya secara telah benar-benar melaksanakan apa yang ia ketahui dalam kesehariannya secara rutin dan konsekwen.

(12)

Berdasarkan hal tersebut, jenis prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu:

1) ranah kognitif (cognitive domain); 2) ranah afektif (affective domain); dan

3) ranah psikomotor (psychomotor domain).

Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut. Dalam hal ini Muhibbin Syah (2008: 150) mengemukakan bahwa:

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta didik sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar  indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-indikator  prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang akan menggunakan alat dan kiat evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2008: 150), urgensi pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis prestasi belajar dan indikator-indikatornya adalah bahwa pemilihan dan pengunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel, dan valid.

Selanjutnya agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indikator-indikatornya, berikut ini penulis sajikan sebuah tabel yang disarikan dari tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi (Muhibbin Syah, 2008: 151).

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi dapat meramalkan kesuksesan prestasi belajar. Namun demikian pada beberapa kasus, IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksesan seseorang dalam belajar dan hidup bermasyarakat.

IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan prestasi belajar  seseorang. Ada faktor-faktor lain yang turut andil mempengaruhi perkembangan prestasi belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, pada kegiatan Seminar Sehari tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak dan Kurikulum Berbasis Komputensi di Sekolah Dasar” , diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor  yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain sebagai berikut:

(13)

1) pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul; 2) perkembangan dan pengukuran otak; dan

3) kecerdasan (intelegensi) emosional (http://ditptksd.go.id, 2008).

Sementara itu, Sunarto (2009) mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan mengklasifikasikannya menjadi dua bagian, yaitu:

1) Faktor-faktor intern.

Faktor-faktor intern, yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Di antara faktor-faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah antara lain:

1) kecerdasan/intelegensi; 2) bakat;

3) minat; 4) motivasi.

2) Faktor-faktor ekstern,

 Adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor  ini adalah antara lain:

1) keadaan lingkungan keluarga; 2) keadaan lingkungan sekolah; dan

3) keadaan lingkungan masyarakat (Sunarto, 2009).

Kedua uraian pendapat tersebut di atas kurang merepresentasikan kesemua faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar seseorang. Masih banyak faktor-faktor lain yang belum tercover di dalamnya. Oleh karenanya, untuk melengkapi kedua pendapat tersebut, penulis sajikan pandangan Muhibbin Syah mengenai hal tersebut. Menurut beliau, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah, secara garis besar dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu :

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik. Yang termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah:

(14)

Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada peserta didik dalam keadaan belajarnya.

2) Faktor psikologis

Yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain:

a) Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang

b) Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.

c) Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

e) Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yag akan datang.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik. Adapun yang termasuk faktor-faktor ini antara lain yaitu :

1) Faktor sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat

2) Faktor non sosial, yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar  peserta didik di sekolah.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Muhibin Syah, 2008: 139).

Dan untuk lebih memudahkan dalam memahami hubungan antara proses dan prestasi belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, berikut ini penulis sajikan skema hubungan tersebut:

(15)

Gambar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Prestasi Belajar 

Contextual teaching and learning (CTL)

 Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang

Pendekatan kontektual(Contextual teaching and learning  /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil

Dalam kelas kontektual, tugas guru membantu peserta didik mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

Faktor-Faktor Internal:

1. Kondisi Fisiologis * sehat * tidak sehat 2. Kondisi psikologis

* Intelegensi * Minat * Perhatian

* Motivasi * Bakat

Faktor-Faktor Eksternal:

Kondisi lingkungan sosial

* Ling. Keluarga * Ling. sekolah * Ling. masyarakat

Kondisi lingkungan non sosial * Rumah/tmp. Tinggal * Gdg. sekolah

* Alat & sumber belajar 

* Iklim/cuaca * Waktu belajar 

Faktor-Faktor Pendekatan Belajar: 1. Strategi Belajar  2. Metode belajar  PROSES DAN PRESTASI BELAJAR 

(16)

bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecendrungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut.

1. Proses belajar  

• Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri

•  Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru

• Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan

• Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisak, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

• Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.

• Peserta didik perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi didrinya, dan bergelut dengan ide-ide

• Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan sesorang.

2. Transfer Belajar  

• Peserta didik belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain

• Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit)

• Penting bagi peserta didik tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu

(17)

• Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal baru

• Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting • Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang

baru dan yang sudah diketahui.

• Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan peserta didik untuk menerapkan strategi mereka sendiri.

4. Pentingnya lingkungan Belajar  

• Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik. Dari guru akting di depan kelas, peserta didik menonton ke peserta didik akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.

• Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara peserta didik menggunakan pengetahuan baru mereka.Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya

• Umpan balik amat penting bagi peserta didik, yang berasal dari proses penilaian yang benar 

• Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

Pembelajaran kontekstual (Contextual teaching and learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Contextual teaching and learning  (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para peserta didik melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subjek akademik

(18)

dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur  sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi dan menggunakan penilaian autentik. (Johnson, Elaine B, 2007)

Pendekatan kontekstual (Contextual teaching and learning  /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep Contextual teaching and learning , hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil

Contextal Teaching and Learning merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

Contextal Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu peserta didik mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual

(19)

Contextal Teaching and Learning dengan pendekatan jelajah pasar  dimaksudkan agar peserta didik dapat langsung mengamati transaksi-transaksi yang terjadi di usaha-usaha dagang yang banyak terdapat di pasar tradisional, dengan demikian mengurangi gap antara teori yang terdapat dalam textbook  dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Tujuh Komponen CTL 1. Konstruktivisme

• Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal

• Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan

2. Inquiry

• Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman • Peserta didik belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis 3. Questioning

• Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik

• Bagi peserta didik yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry

4. Learning Community

• Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar 

• Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri • Tukar pengalaman

• Berbagi ide 5. Modelling

• Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar  • Mengerjakan apa yang guru inginkan agar peserta didik mengerjakannya 6. Reflection

(20)

• Mencatat apa yang telah dipelajari

• Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok 7. Authentic Assesment

• Mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik • Penilaian produk (kinerja)

• Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

Karakteristik Pembelajaran CTL • Kerjasama

• Saling menunjang

• Menyenangkan, tidak membosankan • Belajar dengan bergairah

• Pembelajaran terintegrasi

• Menggunakan berbagai sumber  • Peserta didik aktif 

• Sharing dengan teman

• Peserta didik kritis guru kreatif 

• Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja peserta didik, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain

• Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya peserta didik, laporan hasil pratikum, karangan peserta didik dan lain-lain

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta didiknya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmentnya.

Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama peserta didiknya.

(21)

Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.

 Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut.

1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan peserta didik yang merupakan gabungan antara Standara Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar  2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya

3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu

4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan peserta didik

5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa peserta didik dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.

Proses Experiential learning 

Teori experiential learning  menawarkan suatu pandangan yang berbeda secara fundamental proses pembelajaran dari teori-teori pembelajaran behavioral yang didasarkan pada epistemologi empiris atau teori-teori pembelajaran implisit yang mendasari banyak metode pendidikan tradisional, metode-metode dimana sebagian besar didasarkan pada epistemologi rasionali-idealis. Dari perspektif ini muncul beberapa preskripsi yang sangat berbeda untuk penghantaran pendidikan, hubungan-hubungan yang tepat di antara kegiatan pembelajaran, bekerja dan banyak kegiatan hidup lainnya, serta penciptaan pengetahuan itu sendiri.

Perspektif pembelajaran ini disebut “experiential” dikarenakan dua alasan. Yang pertama terkait jelas dengan asal intelektualnya dalam karya Dewey, Lewin dan Piaget. Alasan kedua adalah untuk menekankan peran sentral yang dimainkan pengalaman dalam proses pembelajaran. Ini membedakan teori experiential  learning dari teori-teori pembelajaran rasionalis dan kognitif lainnya yang cenderung memberikan penekanan utama pada akuisisi, manipulasi dan mengingat banyak simbol, dan dari teori-teori pembelajaran behavioral yang menyangkal peran apapun kesadaran dan pengalaman subyektif dalam proses pembelajaran. Meskipun

(22)

demikian, harus ditekankan bahwa teori experiential learning  sebagai sebuah alternatif ketiga untuk teori pembelajaran behavioral dan kognitif, melalui teori experiential learning sebuah perspektif integratif holistik tentang pembelajaran yang menggabungkan pengalaman, persepsi, kognisi dan perilaku.

Tiga Model Proses Experiential learning 

Model Lewin: Penelitian tindakan dan Metode latihan kerja

Dalam banyak teknik penelitian tindakan dan metode metode latihan kerja, pembelajaran, perubahan dan pertumbuhan dilihat paling difasilitasi oleh suatu proses terintegrasi yang dimulai dengan pengalaman sekarang diikuti dengan pengumpulan data dan pengamatan-pengamatan tentang pengalaman tersebut. Data ini kemudian dianalisa dan kesimpulan-kesimpulan analisa ini diumpankan balik kepada para pelaku dalam pengalaman tersebut untuk penggunaan modifikasi perilaku mereka dan pilihan pengalaman-pengalaman baru. Dengan demikian, belajar diterima sebagai sebuah siklus empat-tahap, Pengalaman konkret (nyata) langsung merupakan dasar pengamatan dan refleksi. Pengamatan-pengamatan ini diasimilasikan ke dalam sebuah “teori” dimana darinya implikasi-implikasi baru suatu tindakan bisa dideduksi (ditarik kesimpulan). Implikasi atau hipotesa ini kemudian bisa berfungsi sebagai pemimbing dalam bertindak menciptakan pengalaman-pengalaman baru.

Dua aspek model pembelajaran ini khususnya patut diperhatikan. Pertama adalah penekanannya pada  pengalaman konkret sekarang  untuk memvalidasi dan menguji konsep-konsep abstrak. Pengalaman personal langsung dalam poin fokus pembelajaran memberikan kehidupan, tekstur dan makna personal subyektif bagi konsep-konsep abstrak tersebut dan pada waktu yang sama juga memberikan sebuah poin referensi konkret yang dibagi secara umum untuk menguji banyak implikasi dan validitas banyak ide yang dicipakan selama proses pembelajaran tersebut. Ketika manusia berbagi suatu pengalaman, mereka bisa membaginya secara penuh, secara konkret dan secara abstrak.

Kedua, penelitian tindakan dan metode latihan kerja didasarkan pada  proses- proses feedback . Lewin meminjam konsep feedback dari teknik elektrik untuk

(23)

mendeskripsikan proses pembelajaran sosial dan proses pemecahan masalah/soal yang valid untuk menilai banyak deviasi (penyimpangan) dari tujuan-tujuan yang diinginkan. Feedback informasi ini adalah dasar bagi sebuah proses berkelanjutan tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan konsekuensi dari tindakan tersebut. Lewin dan para pengikutnya percaya bahwa banyak inefektivitas individual dan organisasional bisa ditelusuri dari kurangnya proses feedback. Inefektivtias ini menghasilkan ketidakseimbangan antara pengamatan dengan tindakan

Model Pembelajaran Dewey 

Model pembelajaran Dewey sangat mirip dengan model Lewin, walaupun dia lebih mengeksplisitkan sifat perkembangan pembelajaran yang dinyatakan secara implisit dalam konsep Lewin tentang proses feedback dengan cara mendeskripsikan bagaimana pembelajaran merubah bentuk banyak impuls, perasaan dan keinginan akan pengalaman konkret menjadi tindakan purposeful tingkatan lebih tinggi dengan maksud tertentu.

Pembentukan banyak tujuan adalah sebuah operasi-operasi intelektual  kompleks yang meliputi: (1) pengamatan terhadap kondisi sekitar; (2)  pengetahuan tentang apa yang sudah terjadi dalam situasi-situasi yang 

serupa di masa lalu, sebuah pengetahuan yang diperoleh sebagian dari  mengingat kembali dan sebagian dari informasi, nasihat dan peringatan dari  orang yang memiliki pengetahuan lebih luas; dan (3) penilaian (pertimbangan), yang menyatukan apa yang telah diamati dan apa yang telah diingat untuk melihat apa yang mereka beritahukan. Sebuah tujuan berbeda dari suatu impuls awal dan keinginan melalui penerjemahannya ke dalam rencana dan metode tindakan berdasarkan perkiraran konsekuensi tindakan  pada kondisi yang diamati dalam suatu cara tertentu. Masalah krusial   pendidikan adalah pada penundaan tindakan segera berdasarkan keinginan

sampai pengamatan dan penilaian telah turut campur.

Perkiraan (ramalan) belaka, bahkan jika mengambil bentuk prediksi  akurat, tentu saja tidaklah cukup. Antisipasi intelektual, ide konsekuensi, harus berpadu dengan keinginan dan impuls untuk mendapatkan daya gerak  maju. Maka ini kemudian memberikan arah kepada impuls yang buta, walaupun keinginan memberikan daya dorong dan momentum bagi banyak  ide (Dewey, 1938).

(24)

Kami mencatat dalam deskripsinya tentang kemiripan pembelajaran ini dengan model Lewin, dalam penekanannya pada pembelajaran sebagai sebuah proses mengintegrasikan pengalaman dan banyak konsep, pengamatan dan tindakan. Impuls pengalaman memberikan ide-ide daya gerak maju mereka, dan ide-ide memberikan arah kepada impuls tersebut. Penundaan tindakan segera apapun akan sangat esensial bagi campur tangan pengamatan dan penilaian, dan tindakan sangat esensial untuk tujuan pencapaian. Melalui integrasi proses-proses yang berlawanan tetapi saling terkait secara simbiotis inilah sebuah tujuan yang matang berkembang dari impuls buta.

Model Pembelajaran dan Perkembangan Kognitif Piaget 

Bagi Piaget, banyak dimensi pengalaman dan konsep, refleksi dan tindakan membentuk dasar keberlanjutan perkembangan cara bepikir orang dewasa. Perkembangan dari masa kanak-kanak sampai dewasa bergerak dari sebuah pandangan dunia fenomenal konkret menjadi pandangan konstruksionis abstrak, dari sebuah pandangan egosentris aktif menjadi model pembelajaran internal reflektif. Piaget juga mengemukakan bahwa ini telah menjadi arah-arah perkembangan utama dalam pengetahuan ilmiah (Piaget, 1970). Proses pembelajaran dimana perkembangan ini terjadi adalah sebuah siklus interaksi antara individu dengan lingkungannya yang hampir sama dengan model-model pembelajaran Dewey dan Lewin. Dalam istilah Piaget, kunci pembelajaran terletak pada interaksi mutual proses dan akomodasi  konsep atau skema-skema pengalaman di dunia dan proses asimilasi  banyak peristiwa dan pengalaman dari dunia ke dalam banyak konsep dan skema yang sudah ada. Pembelajaran, atau dalam istilah Piaget, adaptasi kecerdasan dihasilkan dari suatu ketegangan seimbang antara dua proses tersebut. Ketika proses-proses akomodasi mendominasi asimilasi, kita memiliki imitasi – pencetakan/pembentukan diri seseorang ke dalam kontur atau pembatasan lingkungan. Ketika asimilasi lebih mendomasi akomodasi, kita memiliki lakon – pembebanan konsep dan kesan-kesan seseorang tanpa melihat banyak kenyataan lingkungan. Proses pertumbuhan kognitif pada traksasi berkelanjutan antara asimilasi dengan akomodasi, terjadi dalam tahap-tahap yang berurutan, masing-masing memasukkan apa yang telah berlangsung sebagai sebuah fungsi kognitif baru tingkat lebih tinggi.

(25)

Hasil penelitian Piaget telah mengidentifikasi empat tahap pertumbuhan kognitif  yang muncul dari sejak lahir sampai sekitar usia 14-16. Dalam tahap pertama (0-2 tahun), anak sangat konkret dan aktif dalam gaya pembelajarannya. Tahap ini disebut tahap sensoris-motoris. Pembelajaran sangat enaktif melalui merasakan, menyentuh dan menangani. Representasi didasarkan pada tindakan – misalnya, “lubang harus digali”. Mungkin pencapaian paling besar periode ini adalah evolusi perkembangan perilaku berbasis tujuan: “Periode sensoris-motoris memperlihatkan suatu evolusi luar biasa dari kebiasaan tak disengaja menjadi kegiatan eksperimen dan eksploratif yang sangat disengaja atau berbasis tujuan.” (Flavell,1963). Tetapi anak kecil baru memiliki sedikit skema atau teori dimana dia bisa mengasimilasikan banyak kejadian, dan sebagai hasilnya, cara berpendirian primernya terhadap dunia (hidup) adalah akomodatif. Lingkungan memainkan sebuah peran utama dalam membentuk ide dan intensinya. Pembelajaran terutama terjadi melalui asosiasi antara stimulus dengan respon.

Dalam tahap kedua (2-6 tahun), anak memelihara orientasi konkretnya tetapi mulai mengembangkan orientasi refleksi ketika dia mulai menginternalkan banyak tindakan, merubah mereka menjadi banyak gambar/citra/kesan. Ini disebut tahap representasional. Pembelajaran sekarang lebih bersifat ikonis, melalui manipulasi banyak pengamatan dan kesan. Anak ini sekarang dibebaskan dari pencelupannya dalam pengalaman langsung, dan sebagai hasilnya, bebas bermain/melakonkan dan memanipulasi banyak citra/kesan dunia. Pada tahap ini, cara berpendirian primer  anak terhadap dunia bersifat divergen. Dia dipikat dengan kemampuannya mengumpulkan banyak kesan dan memandang dunia dari banyak perspektif  berbeda. Mempertimbangkan deskripsi Bruner tentang anak pada tahap ini:

 Apa yang nampak selanjutnya dalam perkembangan adalah suatu  pencapaian sangat besar. Banyak kesan (citra) mengembangkan status otonomis, mereka menjadi perangkum tindakan. Pada usia tiga tahun, anak  telah menjadi contoh teladan kemampuan sensoris menimbulkan gangguan (menarik perhatian). Dia merupakan korban hukum bersemangat, dan pola tindakannya merupakan serangkaian pertemuan dengan semangat  (kegembiraan) ini dimana kemudian digantikan dengan warna yang secara kromatis baik sekali, dimana pada gilirannya mengalah atau tunduk pada  pola tindakan gaduh (ribut) selanjutnya. Apa yang membangkitkan rasa ingin tahu tentang periode ini adalah bahwa anak merupakan makhluk moment 

(26)

(waktu); kesan tentang momen tersebut mencukupi dan dikontrol oleh satu ciri situasi. (Bruner, 1966).

Dalam tahap ketiga (7-11 tahun), perkembangan intensif kekuatan abstrak-simbolis dimulai. Tahap perkembangan abstrak-simbolis pertama disebut Piaget tahap operasi-operasi konkret. Pembelajaran pada tahap ini diatur oleh logika banyak kelas dan hubungan. Anak dalam tahap ini lebih meningkatkan independensinya dari dunia pengalaman langsung melalui perkembangan daya induktif:

Untuk menggunakan analogi sederhana, struktur operasi konkret adalah lebih mirip tempat parkir dimana tempat parkir individual kadang-kadang terisi  dan kadang-kadang kosong; meskipun demkian, banyak ruang di antara mereka bertahan lama, dan membuat si pemilik melihat di antara banyak  mobil yang benar-benar ada para penghuni potensial di masa mendatang  tempat yang kosong dan akan-kosong. (Flavell, 1963).

Dengan demikian, berkebalikan dengan anak dalam tahap sensoris-motoris dimana gaya pembelajarannya didominasi oleh proses-proses akomodatif, anak pada tahap operasi konkret adalah lebih asimilatif dalam gaya pembelajarannya. Dia bergantung pada banyak konsep dan teori untuk memilih dan memberikan bentuk pada pengalaman-pengalamannya.

Tahap terakhir perkembangan kognitif Piaget muncul dengan permulaan usia remaja (12-15 tahun). Dalam tahap ini, para remaja bergerak dari proses-proses simbolis berdasarkan operasi-operasi konkret menuju proses-proses simbolis logika representasional, yaitu tahap operasi formal. Dia sekarang kembali pada suatu orientasi yang lebih aktif, tetapi ini merupakan suatu orientasi aktif yang sekarang dimodifikasi oleh pekembangan kekuatan reflektif dan abstrak yang mendahuluinya. Kekuatan/dorongan simbolis yang dimilikinya sekarang memungkinannya untuk terlibat dalam pemberian alasan hipotetis-deduktif. Dia mengembangkan implikasi-implikasi yang mungkin atas teorinya dan melanjutkan untuk menguji secara eksperimen apakah ini benar adanya. Dengan demikian, gaya pembelajaran dasarnya adalah konvergen, berkebalikan dengan orientasi divergen anak pada tahap representasional:

Kemudian, kita melihat bahwa pemikiran formal bagi Piaget bukanlah tidak terlalu seperti ini atau perilaku khusus tersebut seperti orientasi yang  sama rata, kadang eksplisit dan kadang implisit, pada pemecahan masalah; sebuah orientasi pada pengorganisasian data (analisa kombunatorial), pada

Gambar

Gambar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Prestasi Belajar 
Gambar peserta didik mewawancari pemilik kios
Gambar Media Accounting game
Gambar suasana di dalam kelas

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang digunakan metode aritmatik, geometrik dan eksponensial, dari hasil perhitungan diperoleh jumlah

Pemukiman di Kampung Pulo dapat dikatakan kurang layak huni karena kondisi hunian tidak sesuai dengan standar pemukiman tempat tinggal yang layak dan sehat untuk mendukung

Iklan korporat didefinisikan sebagai sebuah media yang telah dibayar untuk lebih berupaya dalam memberikan keuntungan bagi citra suatu perusahaan daripada hanya sekedar produk

Pemangkasan pemeliharaan dan produksi pada tanaman kakao dewasa di Desa Tondo 70% petani koperator telah melakukan pemangkasan dengan kriteria 100%, 20% petani koperator

Pekerjaan jalan dengan jenis perkerasan yang berbeda yaitu perkerasan lentur, kaku, dan komposit memerlukan energi yang berbeda pula, demikian pula dengan emisi gas rumah

pemukiman mereka. Pengumpulannya dilakukan secara gotong royong dengan para tetangga. Bahan-bahan yang tidak tersedia di hutan, mereka beli di toko bahan

Sedangkan pada gambar 9 menjelaskan tentang proses yang berlangsung pada activity diagram melakukan download file, pada halaman file manager meng-klik tombol

Lihat dalam buku Adrian S utedi, Sertifikat hak Atas Tanah, (Jakarta: S inar Grafika, 2012), p.. land, 3) to assist the government in creating an atmosphere of community