• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno Di Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno Di Kota Semarang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri

Supeno di Kota Semarang

Fikry, Larasati, Sulandari

Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

JL. Prof. Soedarto, SH Tembalang

ABSTRAKSI

Pemerintah Kota Semarang Melalui Regulasi Peraturan Daerah tentang Pengaturan dan pedagang kaki lima Nomor 11 tahun 2000 dan pemakaian kekayaan Daerah nomor 6 tahun 2008. Merelokasi PKL kawasan Simpang lima dan Pahlawan ke kawasan Taman Menteri Soepeno dengan menghabiskan anggaran sebesar RP. 370.483.000,00 yang telah di relokasi ke kawasan Taman KB, Pemerintah Kota Semarang melakukan upaya pembangunan lapak-lapak PKL di Taman Menteri Soepeno agar dapat menata PKL-PKL liar yang berada di pinggiran jalan Kota Semarang.

Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan Bagaimana proses manajemen program relokasi Pedagang Kaki Lima dai Jalan Pahlawan ke Taman Menteri Supeno di Kota Semarang serta mencari tahu apa yang menjadi faktor pendorong maupun faktor penghambat dari proses manajemen relokasi Pedagang Kaki Lima di Jalan Pahlawan ini, sebab sebagaian besar Pedagang merasa banyak mengalami kerugian didalam program relokasi ini, dimana mereka mengalamai penurunan pendapatan yang diakibatkan hilangnya langganan mereka dulu serta sepinya konsumen di Shelter Taman Menteri Supeno Kota Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk menjelaskan fenomena yang mempengaruhi proses manajemen program relokasi di Taman Menteri Supeno Kota Semarang, dengan menggunakan teori fungsi mananjemen dari George Terry sebagai pedoman didalam melakukan penelitian ini, sehingga pembagian penelitian terdiri dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

(2)

Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan pelaksanaan program relokasi Program Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno di Kota Semarang sehingga diharapkan dengan mengoptimalkan pelaksanaan program ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan para Pedagang Kaki Lima di Taman Menteri Supeno sehingga program ini tidak hanya memberikan solusi permasalahan tata kota buntuk Pemerintah tetapi juga untuk kesejateraan Pedagang .

Kata Kunci : Pedagang Kaki Lima, Relokasi, Manajemen, perencanaan, pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan, dan faktor pendorong-penghambat

A. PENDAHULUAN

Di mana ada pedagang kaki lima (PKL) di situ ada kesemrawutan, dan kemacetan. Stigma itu melekat erat pada PKL seantero negeri, hingga hari ini. Kebanyakan PKL (terpaksa) berjualan di trotoar jalan protokol atau jalur hijau yang dilarang untuk menjadi tempat berjualan karena mencari sesuap nasi untuk mempertahankan hidupnya. Di sisi lain, pemerintah kabupaten/kota berupaya mewujudkan daerahnya bersih, tertib, rapi, dan trotoar yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ini menjadi pangkal musabab PKL dan pemerintah kabupaten/kota selalu berhadap-hadapan yang berujung bentrok.

Sejatinya, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menertibkan PKL mulai dari negosiasi, memberikan ganti rugi hingga tindakan tegas. Namun seringkali tidak gayung bersambut, PKL tetap bergeming. Dua kepentingan yang berbeda antara pemerintah daerah dengan PKL itu lah yang kemudian harus disatukan menjadi hubungan simbiosis mutualisme tanpa harus diwarnai bentrokan.

Pemerintah Kota Semarang Melalui Regulasi Peraturan Daerah tentang Pengaturan dan pedagang kaki lima Nomor 11 tahun 2000 dan pemakaian kekayaan Daerah nomor 6 tahun 2008. Merelokasi PKL kawasan Simpang lima dan Pahlawan ke kawasan Taman Menteri Soepeno.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan yaitu Bagaimana Bagaimana manajemen yang telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang, khususnya Dinas Pasar Kota Semarang, untuk merelokasi PKL ke Taman menteri Supeno ? Apa saja yang menjadi faktor

(3)

pendorong dan penghambat program relokasi ini dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk dapat mengoptimalkan program relokasi PKL Taman Menteri Supeno ?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk dapat mengetahui gambaran dari pelaksanaan relokasi PKL dari Jalan Pahlawan ke Taman Menteri Soepeno, apakah relokasi tersebut bisa mengatasi permasalahan penataan kota dan mampu menciptakan tempat usaha yang juga nyaman untuk pedagang yang dilokalisasi. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana manajemen pelaksanaan relokasi PKL di Jalan Pahlawan ke Taman Menteri Soepeno, apakah relokasi tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang terlibat ditambah untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendorong dan penghambat serta apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalilkan program relokasi PKL Taman Menteri Soepeno.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan narasumber dari Kepala Bidang PKL Dinas Pasar Kota Semarang, Ketua Paguyuban PKL Taman KB Bersatu, Pedagang tahu gimbal, es campur, dan Kucingan. Adapun analisis data yang digunakan dimulai dari analisis domain yaitu dengan memperoleh gambaran yang menyeluruh secara umum mengenai manajemen relokasi Pedagang Kaki Lima di Taman Menteri Supeno dengan menggunakan tabel semantis, kemudian menggunakan analisis taksonomi dimana pada analisis ini lebih memfokuskan mengenai manajemen pelaksanaan serta faktor pendorong dan penghambatnya, kemudian menggunakan analisis tema kultural yaitu mengkaitkan dengan pedoman pelaksanaan program relokasi Taman Menteri Supeno.

(4)

B. PEMBAHASAN

Pemindahan 48 PKL oleh pemkot ini berjalan tertib dan tanpa penolakan dari pedagang. Pemindahan PKL ke lokasi yang dikenal dengan sebutan Taman KB ini juga menjadi catatan dalam kegiatan penataan PKL Kota Semarang. Untuk pertama kalinya pemindahan PKL tidak diwarnai dengan ontran-ontran penolakan.Sebagai bentuk apresiasi, Pemkot Semarang memfasilitasi pemindahan itu dengan menggelar arak-arakan ala adat Jawa dan atraksi budaya lain. Para pedagang menyatakan siap menjaga tempat kebersihan mereka dan keamanan Taman KB. Dan para pedagang sangat mengapresiasi Pemkot yang telah menyediakan tempat jualan secara gratis.

Pedagang Kaki Lima atau sering yang kita kenal dengan istilah PKL merupakan merupakan masyarakat yang berusaha dengan modal yang minim untuk mandiri mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dimana dengan modal yang minim tersebut mereka cenderung menghemat tempat berjualan di pinggiran-pinggiran kota yang merupakan area strategis. Sehingga dalam hal ini biasanya Pedagang Kaki Lima tersebut cenderung merusak pemandangan kota yang telah tertata jika berada pada tempat yang tidak semestinya. Mengenai permasalahan Pedagang Kaki Lima ini Pemerintah Kota Semarang termasuk yang menghadapi permasalahan pengelolaan Pedagang Kaki Lima. Dimana Pemerintah Kota Semarang melakukan pemindahan PKL dari Jalan Pahlawan ke komplek Taman KB atau Taman Menteri Supeno, dimana program ini diresmikan pada 19 Januari 2011 tahun lalu.

(5)

Program ini awalnya mendapat penolakan dari para Pedagang dimana para Pedagang Kaki Lima telah merasakan nyaman berjualan di Jalan Pahlawan selain itu juga Jalan Pahlawan lebih strategis jika dibandingkan dengan Taman Menteri Supeno yang sedikit terletak lebih ke arah dalam dari pusat Kota Semarang. Setelah terjadi pertemuan dan perundingan yang memakan cukup banyak waktu maka akhirnya para Pedagang Kaki Lima di Jalan Pahlawan sepakat untuk direlokasi di Taman Menteri Supeno. Setelah setahun lebih peresmian relokasi Pedagang Kaki Lima ke taman Menteri Supeno ini peneliti berusaha mencari tahu bagaimana manajemen yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Semarang, Peneliti menggunakan dimensi dari Manajemen, Beberapa dimensi tersebut yang digunakan untuk mengetahui proses manajemen dari program relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno Kota Semarang menurut teori yang digunakan dari George Terry yaitu : Planning (perncanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (Penggerakan) dan, controling (pengawasan). Selain itu juga peneliti ingin mengetahui faktor-faktor pendorong dan penghambat didalam Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Meneteri Supeno Kota Semarang.

Untuk mengetahui hasil penelitian mengenai Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno Kota Semarang ini, dapat dilihat berdasarkan pemaparan berikut:

x Proses Manajaemen Program Relokasi Taman Menteri Supeno Kota Semarang

Pemindahan 48 PKL oleh pemkot ini berjalan tertib dan tanpa penolakan dari pedagang. Pemindahan PKL ke lokasi yang dikenal dengan sebutan Taman KB ini juga menjadi catatan dalam kegiatan penataan PKL Kota Semarang. Untuk

(6)

pertama kalinya pemindahan PKL tidak diwarnai dengan ontran-ontran penolakan.

1. Proses Perencanaan

Perencanaan Dinas Pasar Kota Semarang didalam Program relokasi Pedagang Kaki Lima di Jalan Pahlawan ini mengalami cukup penolakan saat awal-awal program ini direlokasikan akan tetapi melalui pendekatan secara pribadi Kepada para Pedagang Kaki Lima di Jalan Pahlawan saat itu, akhirnya ditemui kata sepakat antara Dinas Pasar Kota Semarang dan para Pedagang Kaki Lima Jalan Pahlawan untuk melakukan program relokasi Pedagang Kaki Lima di Jalan Pahlawan ke Taman Menteri Supeno.

2. Proses Pengorganisasian

Proses pengorganisasian program relokasi Pedagang Kaki Lima ke shelter Taman Menteri Supeno dilakukan pembagain tugas antara pihak Dinas Pasar Kota Semarang Bidang PKL dengan pihak Paguyuban PKL Taman KB Bersatu, dimana Pihak Dinas Pasar telah menyediakan 48 shelter di Taman Menteri Supeno dengan menggunakan dana APBD serta bantuan pihak swasta, sosro, berupa gerobak dan meja, selain itu juga melakukan penarikan retribusi sebesar Rp 4.000,- perharinya sedangkan untuk retribusinya masih dikelola Dinas Pasar Kota Semarang bidang PKL.

3. Proses Pelaksanaan

Pelaksanaan program relokasi ini secara tempat maupun fasilitas kondisi relokasi di Taman Menteri Supeno sudah baik

x pedagang tidak lagi bongkar pasang tenda untuk berjualan karena tenda di shelter Taman Menteri Supeno sudah permanen

x fasilitas listrik maupun air mereka disini sudah tercukupi x Letak Taman Menteri Supeno tidak di tempat strategis.

x Minimnya sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang mengenai relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno

x Langganan hilang akibat masyarakat kurang mengetahui perpindahan lokasi ini

4. Proses Pengawasan

Proses pengawasan program relokasi Pedagang Kaki Lima di Taman Menteri Supeno mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pasar Kota Semarang

(7)

melalui Bidang PKL dengan cara terjun langsung ke shelter Taman Menteri Supeno Kota Semarang

Selain itu juga Dinas Pasar berkoordinasi dengan pengurus Paguyuban Pedagang Kaki Lima Taman KB Bersatu untuk melakukan pengawasan internal kepada para pedagang melalui pertemuan-pertemuan rutin bulanan yang dilakukan oleh pihak Paguyuban.

Dinas Pasar untuk permasalahan kebersihan shelter bekerjasama dengan Kelurahan Mugas untuk melakukan program kerja bakti rutin bulanan

selain itu juga adanya penertiban terhadap para Pedagang yang melanggar jam buka yang telah dtentukan oleh Satpol PP sebagai penegak Perda.

x Faktor-faktor Pendorong-penghambat 1. Faktor pendorong

x kondisi Taman dan shelter yang rapi dan menarik

x program pementasan musik yang dilaksanakan pada malam setiap akhir pekannya

x Program peningkatan SDM Pedagang dengan bekerjasama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indinesia (Hipmi) Semarang untuk mengadakan Pelatihan kepada para Pedagang.

2. Faktor Penghambat

x Sedikitnya konsumen yang datang setiap harinya jika dibandingkan dengan kondisi saat mereka masih berjualan di Jalan Pahlawan

x Selain itu juga masih banyaknya pengamen yang masuk ke area shelter Pedagang Kaki Lima sehingga menggangu kenyamanan para konsumen yang sedang mampir ke shelter Pedagang Kaki Lima Taman Manteri Supeno.

(8)

C. PENUTUP Kesimpulan

Proses perencanaaan di dalam program Relokasi Pedagang Kaki Lima dari jalan Pahlawan ke Taman Menteri Supeno merupakan salah satu program Pemerintah Kota Semarang yang bertujuan untuk menata Jalan Pahlawan sebagai salah satu Jalan Utama di Kota Semarang agar dapat terlihat indah karena sisa dari para Pedagang Kaki Lima berjualan menyebabkan Jaln Pahlawan terlihat kumuh, maka dipilihlah shelter Taman Menteri Supeno sebagai lokasi pemindahan

x didalam proses pengorganisasian program relokasi Pedagang Kaki Lima ke shelter Taman Menteri Supeno dilakukan pembagain tugas antara pihak Dinas Pasar Kota Semarang Bidang PKL dengan pihak Paguyuban PKL Taman KB Bersatu

x Pelaksanaan program relokasi ini sudah berjalan dengan baik dalam beberapa hal akan tetapi masih ada beberapa permasalahan yang harus segera diperbaiki

x Proses Pengawasan Dinas Pasara Kota Semarang bekerjasama dengan Kelurahan Mugas, Satpol PP, maupun dari internal paguyuban Taman KB Bersatu

Saran

x Menjadikan Taman Menteri Supeno sebagai Taman rekreasi keluarga x Mengadakan program yang mampu mempromosikan shelter Taman

Menteri supeno kepada amasyarakat.

x Melakukan sosialisasi melalui media-media mengenai shelter Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno Kota Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini juga dibuat untuk memudahkan dalam proses komunikasi dengan konsumen karena di dalamnya terdapat halaman hubungi kami untuk menghubungi kami secara on line.Dan aplikasi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

occurrence of extreme weather events over time may be attributed to climate change, especially if other forms of natural climate.. Climate Training Kit. Module 1A Climate Science

Tujuan dari penelitian deskriptif membuat deskriptif, tabelan, atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara

1. Memberikan terapi trauma healing Trauma healing adalah salah satu metoda dalam pemberian terapi yang dapat menghilangan trauma masa lalu seseorang. Pada pengabdian

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah di unggah. dalam

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lilliefors. Hasil uji homogenitas tes akhir dari kedua sampel dapat dilihat pada tabel 4.4.. Untuk melihat

Tujuan ini adalah tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan tertentu, baik berkaitan dengan cita-cita pembangunan suatu bangsa, ataupun bakat kemampuan peserta