• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat

kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk meyiapkan SDM yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogyanya berfungsi sebagai alat ukur

untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

Sudah banyak usaha yang dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan Matematika di sekolah yang merupakan

salah satu mata pelajaran yang banyak menimbulkan kesulitan bagi siswa, namun belum menampakan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun

dari hasil prestasi belajar siswanya.

Matematika adalah sarana berfikir dalam menentukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi, bahkan matematika merupakan metode berfikir logis, sistematis dan konsisten. Oleh karenanya semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan

secara cermat dan teliti selalu harus merujuk pada matematika. Melalui pengajaran matematika diharapkan akan menambahkan kemampuan, mengembangkan keterampilan

dan aplikasinya.

Namun dibalik semua itu, yang terjadi selama ini adalah masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika tidaklah lebih dari sekedar berhitung dan bermain

(2)

pengajaran matematika di sekolah, tanpa mempertanyakan mengapa dan untuk apa matematika harus diajarkan. Tidak jarang muncul keluhan bahwa matematika cuma

membuat pusing siswa dan dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan.

Sementara itu, kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berfikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna,

metode yang digunakan kurang bervariasi, dan akibatnya sebagai motifasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis.

Ditambah lagi dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar-mengajar, yang membuat siswa menjadi bosan sehingga

tidak tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran tersebut, terlebih lagi pelajaran matematika yang berkaitan dengan konsep–konsep abstrak, sehingga pemahamannya membutuhkan

daya nalar yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan ketentuan, keuletan, perhatian, dan motivasi yang tinggi untuk memahami materi pelajaran matematika.

Hasil belajar kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo tahun pelajaran 2011/2012 pada pada

pokok bahasan bangun datar simetri lipat setelah dianalisis hasil yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah sebesar 60. Hasil belajar yang diperoleh masih belum optimal, dengan nilai rata-rata kelas hanya 44,5 dan ketuntasan belajar dibawah

75% (Data Sekolah: 2010). Kegagalan ini diduga karena siswa terjebak dalam rutinitas, media pembelajaran yang kurang, penilaian terfokus pada aspek kognitif (mengingat dan

(3)

Pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan bangun datar simetri lipat melibatkan siswa untuk aktif, kreatif, kritis dalam menentukan sumbu

semetri dari semetri lipat.

Kegiatan ini menjadikan siswa dapat mengalami sendiri dan dapat mengkaitkan meteri yang ada dengan kehidupan nyata. Sehingga dengan diadakannya pembelajaran

matematika dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo pada pokok bahasan bangun datar semetri lipat maka hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan.

B. Identifikasi Masalah

Dari hasil observasi yang telah dilakukan dalam rangka mengetahui beberapa permasalahan, yang berhubungan dengan peningkatan pembelajaran Matematika

khususnya pada pokok bahasan simetri lipat di SD Negeri 2 Sinar Semendo, beberapa identifikasi masalah adalah sebagai berikut.

1. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika masih tergolong rendah. 2. Guru kurang memotivasi siswa dalam belajar.

3. Guru belum menerapkan secara efektif model pembelajaran yang digunakan.

4. Nilai siswa belum mencapai ketuntasan belajar atau KKM yang ditentukan sekolah yakni 60 dan diharapkan mencapai 75% siswa aktif dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, tentu saja banyak cakupan pokok bahasan yang semakin meluas. Sehubungan dengan itu maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Sinar

(4)

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual ?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual pada pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo ?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Matematika kelas IV SD

Negeri 2 Sinar Semendo dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 2

Sinar Semendo dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Siswa semakin aktif dalam pembelajaran pada pokok bahasan simetri lipat dengan pendekatan kontekstual.

b. Siswa dapat melakukan komunikasi dengan siswa yang lain secara lebih baik dan

(5)

c. Siswa mempunyai hasil belajar yang lebih baik jika pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat menggunakan pendekatan kontekstual.

2. Bagi Guru

a. Bagi guru, penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan kemampuan professional dan pembelajaran inkuri menjadi alternatif pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi siswa.

b. Meningkatkan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang di sesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan

kondisi pembelajaran.

c. Guru mempunyai kemampuan dalam merencanakan model pembelajaran yang

merupakan hal baru bagi guru dan menerapkan dalam pembelajaran.

d. Kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memutuskan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkatkan, sehingga pembelajaran

lebih menarik, bermakna, dan mempunyai daya tarik.

e. Memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan

kualitas pembelajaran dengan refleks diri atas kinerjanya melalui PTK.

3. Bagi Sekolah

a. Penelitian ini dapat di jadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya

meningkatkan proses pembelajaran.

b. Menongkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan kepala sekolah.

4. Bagi Peneliti

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pendekatan Kontekstual (CTL)

Pembelajaran kontekstual yang sering disingkat dengan CTL merupakan salah satu model

pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum disekolah.

1. Hakekat Pembelajaran Kontesktual (CTL)

Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002: 4). Dengan konsep itu, hasil

pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari

guru ke siswa.

Dalam pendekatan kontekstual ini menekankan pada pemikiran bahwa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui” nya. Pembelajarn yang

berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam

jangka panjang.

2. Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas

Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa

(7)

sebagaimana dijabarkan oleh Depdiknas (2002: 10) yang secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini:

a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksikan sendiri.

b. Pengetahuan dan keterampilan barunya.

c. Laksanakan sejauh mungkin inquiry untuk semua topik. d. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

e. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). f. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

g. Lakukan refleksi diakhir pertemuan.

3. Langkah-langkah Penggunaan Pendekatan Kontekstual

Langkah-langkah atau alur penerapan pembelajaran metode kontekstual sebagai berikut:

Tahap I Persiapan

a. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

b. Menentukan kompetensi atau garis besar materi yang akan disampaiakan

Tahap II Pelaksanaan a. Memulai penjelasan

b. Mengadakan apersepsi

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan garis besar materi

d. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok (masyarakat belajar)

e. Membagi tugas kepada masing-masing kelompok

f. Siswa mengobservasi didalam maupun diluar kelas sesuai dengan tugas yang

(8)

Tahap III Penutup

a. Guru mengadakan klarifikasi/penguatan b. Siswa mengadakan refleksi

c. Melakukan penilaian akhir (assessment) (Depdiknas, 2002: 11-12)

4. Tujuh Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual

Sebuah kelas dikatakan mengunakan metode kontekstual jika menerapkan tujuh komponen utama dalam penerapan pembelajaran CTL dikelas, ketujuh komponen tersebut adalah:

a. Kontruktivisme (Constructivism)

Konstruktifisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual,

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.

Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi bukan menerima pengetahuan. Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.

1. Dalam pandangan kontruktivis “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.

Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri.

3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar (Nurhadi 2004: 33-34).

(9)

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL, dengan bertanya guru dapat mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir

siswa. Disini dapat mengkonfrmasi informasi, mengecek pemahaman siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa dll, sebagai penting dari pembelajaran berbasis inquiri.

Menurut Nurhadi (2004: 35) dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:

1. menggali informasi, baik administrasi maupun akademis;

2. mengecek pemahaman siswa;

3. membangkitkan respon kepada siswa mengetahui sejauh mana keingintahuan

siswa;

4. mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa;

5. memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;

6. lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; 7. menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Aktivitas bertanya dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati, dan sebagainya.

c. Menemukan (Inquiry)

Merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Melalui observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan, siswa diharapkan memperoleh pengetahuan dan keterampilan bukan hasil mengingat

semata.

(10)

Masyarakat belajar bisa terjadi bila ada proses komunikasi dua arah. Kedua kelompok komunikasi saling belajar, sehingga hasil belajar diperoleh dari sharing

antar teman, antar kelompok, dn antara yang tahu dengan yang belum tahu. Masyarakat belajar (Learning Community) mengadung arti sebagai berikut:

1. adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk berbagai gagasan dan

pengalaman;

2. ada kerja sama memecahkan masalah;

3. ada tanggung jawab kelompok, semua anggota dlam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama;

4. ada komunikasi multi arah;

5. ada kesediaan menghargai pendapat orang lain.

e. Pemodelan (modeling)

Komponen selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya adalah dalam pembelajaran

ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang di tiru. Model itu bisa cara mengoperasiakan sesuatu,cara melempar bola dalam olah raga. Atau guru member

contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu guru member contoh tentang “bagaiman cara belajar”.

Dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa ditiru. Guru memberikan

model tentang bagaimana cara belajar. Dalam pendekatan kontekstual guru bukan satu-satunya model belajar.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir

(11)

siswa merenung ketika pelajaran berakhir. Ini untuk merasakan ide-ide baru yang diperoleh dan sisw mencatat hasil tersebut. Tugas guru adalah menghubungkan

antara pengetahuan siswa sebelumnya dengan pengetahuan yang baru.

g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa. Ini perlu diketahui guru bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Penilaian yang benar bukan semata untuk mencari informasi tentang belajar siswa, akan tetapi ditekankan

kepada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari. Namun demikian, menurut Nurhadi dan Senduk (2003:120) berpendapat “Tes tetap dilaksanakan,

sebagai salah satu sumber data untuk melihat kemajuan belajar siswa, termasuk US/UN“. Karkteristik Authentic Assesment:

1. dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung;

2. bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif;

3. yang diukur keterampilan dan performa bukan mengingat fakta;

4. berkesinambungan;

5. dapat digunakan sebagai feed back.

5. Kelebihan Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual mempunyai kelebihan antara lain: siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, tidak pasif, siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mmengkoreksi, bukan individual, pembelajaran dikaitkan

dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan, tidak abstrak dan teoritis, perilaku dibangun atas kesadaran diri,ketrampilan dikembangkan atas dasar

(12)

nilai rapor, seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan, bukan takut hukuman, bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif,

yakni diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata, bukan structural dengan drill.

Dengan melihat keunggulan-keunggulan dari pendekatan pembelajaran kontekstual, dalam penerapannya di kelas diharapkan siswa dapat mempelajari materi pelajaran

yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, mereka dapat menemukan arti didalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih berarti dan menyenangkan bagi siswa. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran,

menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya sebagai dasar untuk membangun pengetahuan baru.

B. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti terjadi perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek–aspek yang ada pada diri individu

yang sedang belajar. Menurut Moely (Depdiknas, 2005: 6) belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan pada tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman.

Selaras dengan pendapat tersebut, Sudjana mengutip pendapat Kimble yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil pengalaman.

Menurut Sumadi Suryabrata (1971: 11) istilah belajar mengandung pengertian proses

(13)

1. Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku individu. 2. Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.

3. Bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.

Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individu yakni terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman individu. Menurut Herman

Hudoyo (1981: 2) belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia dan tingkah laku ini sukar diubah dengan modifikasi yang sama.

Menurut Nasution (1992: 39 ) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat

pengalaman sendiri. Dengan belajar maka seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku, sehingga terjadi perubahan baik pengetahuan, sikap, ketrampilan,

maupun kecakapan. Dengan kata lain ada perbedaan tingkah laku antara sebelum dan sesudah belajar

Dengan mengadopsi beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman yaitu terjalinnya interaksi antara individu dengan lingkungan. Perubahan yang dimaksud meliputi perubahan pemahaman, pengetahuan, sikap, keterampilan,

kebiasaan,dan apresiasi.

2. Pengertian Hasil Belajar

Kata hasil belajar dapat diidentifikasikan dengan kata prestasi belajar, yakni hasil

(14)

Sunaryo berpendapat bahwa prestasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam menguasai sejumlah program, setelah program itu selesai. Hasil prestasi ini

dilambangkan dalam bentuk angka (nilai) sehingga mencerminkan keberhasilan belajar atau prestasi siswa dalam periode tertentu (Djaka, 2002: 18). Hasil belajar pada hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar, mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Sudjana, 2000: 18).

Dimyati (2000) berpendapat hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk

angka-angka atau skor melalui tes hasil belajar diakhir pembelajaran. Menurut Travel (dalam Sudjana, 2000: 19) mengemukakan belajar adalah suatu proses yang

menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Beliau membedakan belajar menjadi dua macam yaitu pertama, belajar sebagai proses dan belajar dan kedua belajar adalah hasil. Dalam hubungan ini belajar sebagai hasil merupakan akibat wajar dari belajar

sebagai proses. Dengan kata lain, proses belajar menyebabkan hasil belajar. Belajar merupakan suatu cara yang di gunakan untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman

baru. Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa, dan hasil yang di capai terus meningkat atas dasar bahan pelajaran yang di pahami.

Gagne (dalam Sudjudi: 2005) mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian

dalam bentuk kapabilitas yakni ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan motorik, dan sikap.

Bloom (dalam Gufron: 2005) membagi hasil belajar menjadi tiga bagian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Bagian kognitif berkenaan dengan ingatan atau

(15)

atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Bagian psikomotorik adalah kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa yang diperoleh melalui pengalaman belajar dalam bentuk angka dan skor melalui hasil belajar setelah pembelajaran.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik factor yang terdapat dari dalam diri individu maupun factor yang berada diluar diri individu.

1. Faktor Internal yaitu factor yang berasal dari dalam diri sendiri, meliputi hal-hal berikut: kondisi fisiologis, kondisi psikologis, kecerdasan, bakat, minat dan perhatian,

motivasi, emosi, dan kemampuan kognitif.

2. Faktor Eksternal yaitu factor yang berasal dari luar diri sendiri baik yang terdapat di

lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, ataupun di masyarakat.

a. Faktor lingkungan keluarga seperti keadaan ekonomi keluarga, keharmonisan keluarga, tingkat pendidikan keluarga dan sebagainya.

b. Faktor lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar, kurikulum, teman sekelas, peraturan sekolah, situasi sosial di sekolah dan sebagainya. Unsur lingkungan

sekolah yang disebutkan diatas pada hakekatnya berfungsi sebagai linkungan belajar siswa, yakni lingkungan tempat siswa berinteraksi, sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada dirinya.

c. Lingkungan masyarakat seperti pergaulan, situasi masyarakat, pengaruh kebudayaan seperti film, sinetron, bacaan-bacaan dan sebagainya.

(16)

Menurut Sodjadi (2000: 37) matematika yang diajarkan dijenjang persekolahan yaitu SD, SMP, dan SMA disebut matematika sekolah. Sering juga dikatakan Matematika Sekolah

adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari matematika yang di pilih berdasarkan atau berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK.

Belajar matematika merupakan proses psikologis, yaitu berupa kegiatan akttif dalam

upaya menguasai dan pemahaman konsep matematika. Kegiatan aktif di maksudkan adalah pengalaman belajar yang di peroleh oleh siswa melalui interaksi dengan matematikadalam konteks belajar mengajar di lembaga pendiddikan formal.

Menurut Liebek dalam Abdurrahman (1999: 253) ada dua macam hasil belajar

matematika yang harus di kuasai oleh siswa yakni perhitungan matematis (mathematics calculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning). Berdasarkan hasil belajar

hasil belajar semacam itu maka Lemer mengemukakan dalam Abdurrahman (1999:253) bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencangkup tiga elemen yaitu

konsep (pemahaman dasar), ketrampilan dan pemecahan masalah (Aplikasi dari konsep keterampilan).

E. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan matematika yang

dimiliki atau dicapai siswa dalam angka atau skor dari hasil tes setelah mengikuti proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontesktual.

Sudjana (1995: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Dalam belajar matematika terjadi proses berfikir dan terjadi kegiatan mental dalam kegiatan

(17)

pengertian. karena itu orang menguasai hubungan-hubungan tersebut. Dengan demikian, ia dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan yang dipelajari tersebut.

F. Materi Penelitian

Materi pokok adalah kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus ditampilkan atau dapat dilakukan oleh siswa dari standar kompetensi suatu mata pelajaran.

Standar kompotensi pada penelitian ini adalah memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar, dengan kompetensi dasar mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris.

Gambar di atas merupakan salah satu contoh bangun datar. Dalam penelitian ini beberapa contoh bangun datar dikelompokkan menjadi bangun datar yang simetris dan tidak

simetris.

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) telah

banyak dilakukan, diantaranya oleh Edi Subagiyo dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Wates pada Pokok Bahasan Bangun Datar Sebagai

Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Fuad Hasyim dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Hitung Campuran

(18)

Kurni Astuti dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan

Ekosistem Melalui Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning)

pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri I Doro Kabupaten Pekalongan TP. 2004/2005”.

Dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Melalui Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa.

H. Kerangka Berfikir

Proses belajar mengajar pada pelaksanaannya menggunakan berbagai metode

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Namun dalam pencapaian tujuan itu guru hendaknya mengaktifkan pengetahuan siswa yang sudah ada. Pengetahuan awal

itu sebagai dasar untuk mempelajari informasi baru.

Pengetahuan diperoleh dengan mempelajari sesuatu secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya. Dalam memahami pengetahuan siswa perlu menyelidiki dan

menguji semua hal yang memungkinkan dari pengetahuan baru itu. Dari pengetahuan baru itu diharapkan siswa dapat memecahkan masalah, dan merefleksikan pengetahuannya.

Peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual adalah membantu siswa

mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru datang dari menemukan

sendiri bukan dari apa kata guru.

(19)

yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

I. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah: “Apabila dalam pembelajaran Matematika

menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan memperhatikan langkah-langkah

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan

kelas merupakan salah satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-prektek pembelajaran tersebut

harus meningkat setelah dilaksanakan penelitian. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK ini dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri

dari empat tahap.

Gambar 1. Diagram Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Modifikasi dari Arikunto, S (2006: 16)

Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan proses serta hasil tindakan tadi, biasanya muncul

(21)

gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang, serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Demikian-tahap-tahap ini dilakukan. terus

berulang, sampai sesuatu permasalahan dianggap teratasi (Arikunto, 2010: 132).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Sinar

Semendo, Tanggamus dengan jumlah siswa 24 terdiri atas 10 laki-laki dan 14 perempuan.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sinar Semendo Jalan Darussalam, Gang Familiy Pekon Sinar Semendo, Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadwal pelajaran

Matematika di kelas IV, dan penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan dapat tercapai.

E. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada proses dan hasil pembelajaran. Dari segi proses diharapkan mencapai 75% siswa aktif dalam pembelajaran dan dari segi hasil siswa mencapai KKM 60.

(22)

Penelitian tindakan kelas ini direncakanan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan pada siklus meliputi dua hal, yaitu perencanaan umum dan perencanaan

khusus. Yang dimaksud dengan perencanaan umum adalah perencanaan yang meliputi keseluruhan aspek yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas. Perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus.

Perencanaan khusus terdiri dari perencanaan ulang atau disebut revisi perencanaan. Perencanaan ini berkaitan dengan pendekatan pembelajaran, teknik pembelajaran,

media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Dalam hal ini, teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pemebelajaran kontekstual. Adapun kegiatan dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:

1. Membuat pemetaan, silabus dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pembelajaran Matematika pada materi simetri lipat dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual.

2. Menyiapkan alat peraga berupa contoh-contoh bangun datar sederhana.

3. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar di

kelas berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Tindakan berlangsung di dalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa

yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV selama 2 (dua) kali pertemuan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

(23)

Pertemuan Pertama A. Kegiatan Awal

1. Guru memberi salam, menanyakan tentang keadaan siswa pada hari ini. 2. Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa dengan mengadakan presensi. 3. Setelah melakukan presensi, guru mengadakan apersepsi, tujuannya untuk

memotivasi siswa agar semangat mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Guru menginformasikan kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan

pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

1. Siswa dapat mengenal bangun datar yang tidak memiliki simetri

2. Mengidentifikasi dan menggunakan garis simetri pada bangun datar sederhana.

3. Mengelompokkan dan memberi contoh bangundatar yang simetris dan tidak simetris.

4. Mengidentifikasi ciri bangun datar yang simetris

5. Membuat bangun-bangun datar yang simetris.

6. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

7. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

C. Kegiatan Akhir

(24)

2. Memberikan soal Pekerjaan Rumah

3. Menutup pelajaran

Pertemuan Kedua A. Kegiatan Awal

1. Apersepsi 2. Demonstrasi

3. Mengingat kembali konsep benda-benda dan bangun datar simetris.

B. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan kembali secara singkat tentang materi.

2. Guru menunjukkan beberapa contoh bangun datar dengan bantuan alat

peraga contoh bangun datar.

3. Menunjukkan dan menggambar bangun datar (benda-benda) yang simetris. 4. Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar.

5. Siswa bertanya jawab tentang materi.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

2. Siswa melakukan evaluasi.

3. Siswa menerima tugas rumah membuat sebuah tulisan yang berisi laporan kunjungan.

4. Guru mengucapkan salam penutup.

(25)

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh penulis dan satu orang guru sebagai teman sejawat atau kolaborator.

Pada tahap observasi ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu mengobservasi terhadap

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan yaitu lembar kegiatan aktivitas siswa dan lembar kegiatan aktivitas guru.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, mencermati, dan mengkaji secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Kemudian dilakukan evaluasi oleh guru untuk menyempurnakan

tindakan berikutnya.

Setelah siklus I dilaksanakan, peneliti mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari kekurangan yang

didapatkan pada siklus I, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan kembali dengan menentukan rencana perbaikan untuk siklus II.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tes Tertulis

Tes dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis, karena yang akan diukur adalah kemampuan siswa dalam memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar dalam mengidentifikasi

benda-benda dan bangun datar simetris.

2. Observasi

(26)

kualitatif. Keuntungan yang diperoleh melalui observasi adalah pengalaman yang diperoleh secara mendalam, dimana peneliti berhubungan secara langsung dengan

subjek peneliti. Melalui hubungan langsung tersebut peneliti dapat melihat apa yang terjadi sebenarnya di lapangan. Tujuan utama dari observasi adalah untuk memantau proses, hasil, dan dampak perbaikan pembelajaran yang direncanakan.

Observasi atau pengamatan ini diisi selama pembelajaran berlangsung dengan cara

memberi tanda ceklis () pada setiap aspek yang diamati dengan kategori kurang,

cukup, baik atau baik sekali.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan hasil lembar kerja siswa. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang mendukung permasalahan yang akan diteliti.

4. Tolok Ukur Penilaian

Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika selama penelitian tindakan kelas ini berlangsung, maka pada setiap akhir

pembelajaran pada setiap siklus, akan selalu diadakan post test. Untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dengan tolok ukur penilaian di bawah ini.

Tabel 3.1 Tolok Ukur Penilaian

No Rentang Skor Tingkat Kemampuan

1 85 - 100 Sangat Baik

2 75 - 84 Baik

3 60 - 74 Cukup

4 40 - 59 Kurang

5 0 - 39 Sangat Kurang

(27)

H. Validitas Data

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar-

benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany : 1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan

untuk mencapai keabsahan, yaitu :

1) Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil

observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

2) Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teman sejawat PTK yang bertindak sebagai pengamat (expert judgement)

yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

3) Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah

dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

4) Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan

(28)

I. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama

proses pembelajaran. Analisis ini dihitung dengân menggunakan statistik sederhana, yaitu:

1. Menilai Tes Tertulis

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes tertulis

dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dengan : X = Nilai rata-rata

 X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa Diadopsi dari Muncarno (2004: 15)

2. Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.

Seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai 60 dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut mencapai daya serap lebih dan atau sama dengan 75%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus sebagai

(29)

Diadopsi dari Mulyasa (2003: 102)

3. Persentase Aktivitas Belajar Setiap Siswa

Keterangan:

NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 : bilangan tetap

Diadopsi dari Ngalim Purwanto (2009: 102)

J. Indikator Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini apabila hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun datar simetri lipat, yaitu nilai rata-rata yang dihasilkan 60 atau lebih dan

siswa yang mendapat nilai 60 atau lebih sejumlah minimal 75% dari jumlah siswa (Mulyasa, 2003: 102).

100  

(30)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat penulis simpulkan antara lain sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo dalam mengikuti keiatan pembelajaran. Hal ini terbukti dari persentase aktivitas yang

diperoleh, dimana dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Siklus I persentase aktivitas mencapai 50% dan siklus II meningkat

menjadi 80%.

2. Peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I dan siklus II dengan pendekatan kontekstual (CTL) berimbas positif terhadap hasil

belajar siswa, dimana nilai rata-rata kelas pada siklus I hanya 59,55 dan siklus II meningkat menjadi 71,8. Demikian juga dengan persentase

ketuntasan belajar siswa, pada siklus I persentase ketuntasan klasikal hanya 45% dan siklus II meningkat menjadi 85%.

1.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan hasil kesimpulan, ada beberapa saran yang

penulis sampaikan, diantaranya sebagai berikut.

(31)

2

Untuk menambah motivasi dan keaktifan belajar siswa melalui strategi

pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dan proses KBM menjadi lebih bervariasi dan tidak monoton.

2. Bagi Guru

a. Guru senantiasa menciptakan suasana belajar yang lebih konkrit dengan cara pemberian tugas atau latihan-latihan sehingga potensi dan

kemampuan siswa dapat tergali dan tersalurkan dengan baik.

b. Guru hendaknya dapat menerapkan metode kontekstual dalam pembelajaran matematika secara efektif sehingga diharapkan dapat

memotivasi siswa dalam belajar dan menumbuhkan keinginan siswa untuk berprestasi lebih baik.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas peserta didik perlu dibuat media atau sumber belajar yang cukup, misal LKS, alat peraga, atau buku panduan siswa untuk belajar sehingga bisa memberikan bantuan lebih

kepada siswa yang mempunyai permasalahan dalam belajar, terutama pelajaran Matematika.

4. Bagi Peneliti

Peneliti perlu pemahaman konsep yang lebih mendalam mengenai pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sehingga perlu adanya

(32)

i ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh AMINAH

Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo menunjukkan masih rendahnya aktivitas dan pemahaman matematika siswa selama proses pembelajaran. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (60) berdasarkan hasil ulangan harian baru mencapai 35%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran belum maksimal, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di kelas IV.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo yang berjumlah 20 siswa. Setiap siklus menggunakan teknik pengumpulan data berupa evaluasi tertulis dan observasi. Instrumen tes tertulis digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan instrumen observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran.

(33)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh

AMINAH NPM 1013127005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

1. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 63 2. Peningkatan Persentase Kinerja Guru Siklus I dan Siklus I ... 65 3. Peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II dengan pendekatan

(35)

xi

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 17

D. Matematika Sekolah ... 18

F. Prosedur Penelitian... 25

G. Teknik Pengumpulan Data ... 29

H. Validitas Data ... 31

I. Teknik Analisis Data ... 32

(36)

xii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Umum SDN 2 Sinar Semendo ... 34

B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 35

C. Hasil Penelitian ... 36

1. Siklus I ... 36

a. Tahap Perencanaan... 37

b. Tahap Pelaksanaan ... 37

c. Tahap Pengamatan (Observasi)... 40

d. Tahap Refleksi ... 49

2. Siklus II ... 50

a. Tahap Perencanaan... 50

b. Tahap Pelaksanaan ... 51

c. Tahap Pengamatan (Observasi)... 53

d. Tahap Refleksi ... 60

D. Pembahasan ... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(37)

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rinaka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Haling, Abdul 2004. Belajar Pembelajaran (suatu Ringkasan). Makasar: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNM

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muncarno. 2012. Statistik Pendidikan. Metro. PGSD.

Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Reserch) Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi. 2004. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas.

Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: FPBS IKIP.

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2006. Pembelajaran Matematika Yang Pengembangan Penalaran, Kreatifitas dan Kepribadian Siswa. Disajikan pada Workshop Pembelajaran Matematika MI Nurur Rohmah Sidoarjo, Surabaya: FMIPA Umesa.

(38)

72

Supinah, dan Agus D.W. 2009. Modul Matematika SD Program Bermutu. Yokyakarta: Depdiknas.

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Upu, Hamzah,2004. Mensinergikan Pendidikan Matematika dengan Bidang Lain. Makasar: Pustaka Ramadhan.

Wardani I.G.A.K. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka Wean, Ade. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: suatu Tinjauan

(39)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Tolok Ukur Penilaian ... 30

4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian Setiap Siklus ... 36

4.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 40

4.3. Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 44

4.4. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 47

4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 54

4.6. Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 56

4.7. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 59

4.8. Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 63

4.9. Peningkatan Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 65

(40)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh AMINAH

Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(41)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Aminah

NPM : 1013127005

Jurusan : Ilmu Pendidikan Program Studi : S1 PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sinar

Semendo Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah hasil pekerjaan sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi hasil penelitian yang telah dipublikasikan

atau ditulis orang lain dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas Lampung atau pada universitas/institut lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila

dikemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandarlampung,Agustus 2012 Yang membuat pernyataan,

Aminah

(42)

v

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sultan Djasmi, M.Pd. ……..………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Muncarno, M.Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(43)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang kukasihi dan kucintai.

1. Kedua orangtua yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang;

2. Suami dan anak-anakku tercinta;

3. Teman-teman guru di SD Negeri 2 Sinar Semendo Kecamatan Talangpadang.

(44)

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul PTK : Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo Tahun Pelajaran 2011/2012

2. Penelitian

a. Nama Mahasiswa : Aminah

b. NPM : 1013127005

c. Program Studi : S-1 PGSD

d. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan e. Jurusan : Ilmu Pendidikan

(45)

viii MOTO

Sodaqoh yang paling utama ialah seorang muslim belajar suatu ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya.

(HR. Imam Ibnu Majah)

Apabila engkau mengalami kegagalan jangan engkau berputus asa, akan tetapi gunakanlah kegagalan itu untuk terus menyalakan api semangat juangmu demi

(46)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Batu Raja, pada 6 September 1968. Penulis adalah anak dari pasangan Bapak Syafri B. dan Ibu Maspi’ah.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 1 Talangpadang lulus 1982, SMP Negeri 1 Talangpadang lulus 1982, SPG PGRI Talangpadang lulus 1988.

Diploma II Universitas Terbuka diselesaikan pada tahun 2009.

Tanggal 1 Juni 2005, penulis mulai mengajar sebagai guru bantu di SD Negeri 2 Sinar Semendo, Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus. Pada 1

Oktober 2010, penulis diangkat sebagai PNS dan mengajar di SD Negeri 2 Sinar Semendo sebagai Guru Kelas sampai saat ini.

Tahun 2010, penulis mengikuti Program Pendidikan S-1 dalam Jabatan di FKIP

Unila. Penulis sudah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) atau Program Pemantapan Mengajar (PKM) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di

SD Negeri 2 Sinar Semendo tempat penulis mengajar yang beralamatkan di jalan Darussalam Pekon Sinar Semendo, Kecamatan Talangpadang, Kabupaten

(47)

ix

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui

Pendekatan Kontekstual (CTL) Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sinar Semendo Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai

pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segenap jiwa sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan atas segala

bantuan, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PPKHB Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Dr. Sultan Djasmi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, yang tak henti-hentinya memberikan dorongan, saran, dan bimbingan demi kesempurnaan

(48)

x

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Dosen Pembahas dan Penguji, yang telah memberikan tuntunan dan masukan sehingga PTK ini menjadi lebih sempurna;

6. Ibu Suryani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sinar Semendo Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus atas izin yang diberikan

selama mengikuti perkuliahan dan penyelesaian penulisan PTK ini;

7. Ibu Susmawati, S.Pd., selaku teman sejawat penelitian ini atas kerjasama dan bantuannya;

8. Segenap keluarga besar SD Negeri 2 Sinar Semendo Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, yang telah membantu baik langsung

maupun tidak langsung dalam penulisan laporan PTK ini.

Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih ada kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, Juli 2012

Penulis,

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1  Tolok Ukur Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan terak sebagai pengganti agregat kasar terhadap berat jenis dan kuat tekan beton, mengetahui kuat

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) meningkatkan keaktifan siswa dalam menulis kreatif puisi dengan model Bengkel Sastra pada siswa kelas VII A SMP Negeri

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi cendawan Entomophthorales dan nematoda yang menginfeksi trips dan kutudaun pada tanaman mawar dan krisan di Balai

Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan kemandirian peserta didik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai layanan fasilitasi dan konselor kepada konseli

Adapun kesimpulan khusus pada penelitian ini adalah (1) Penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 Bandung berdasarkan hasil pengolahan data

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai

Tabel rumah digunakan untuk menyimpan data dari rumah. Struktur tabel rumah ditunjukkan pada

Selulosa asetat sangat diperlukan dalam proses pembentukan nano serat dalam bentuk larutan pada proses electrospinning. 3 Selulosa asetat adalah bahan kristal