• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Korelasional Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Korelasional Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

HABIBA ROADISSA 1000217

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Motivasi Belajar Siswa

( Studi Korelasional pada Siswa SMP Negeri 34

Bandung )

Oleh Habiba Roadissa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Habiba Roadissa 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HABIBA ROADISSA 1000217

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr.H. Dinn Wahyudin, M.A. NIP. 195402061978031003

Pembimbing II

Dr. Laksmi Dewi, M.Pd. NIP. 197706132001122001

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 195911211985031001

(4)

ABSTRAK

Habiba Roadissa (1000217). Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung). Skripsi. Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2014. Fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui “ Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung?”. Secara lebih khusus rumusan masalah terdiri dari (1) Bagaimana gambaran umum penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 Bandung, (2) Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Siswa di SMP Negeri 34 Bandung, (3) Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu Cluster Sampling, jumlah sampel sebanyak 62 orang. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan perhitungan skor total tiap instrumen, uji normalitas, analisis korelasi, dan uji signifikansi. Hasil uji hipotesis pada (α=0,05) menunjukkan adanya korelasi sebesar 0,794 maka H1 diterima. Secara umu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran

moving class dengan motivasi belajar siswa. Adapun kesimpulan khusus pada penelitian ini adalah (1) Penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 Bandung berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, diketahui bahwa penerapan sistem moving class di sekolah ini berada dalam kategori baik, hal ini juga terlihat dari aspek pada sistem pembelajaran moving class yaitu siswa, tujuan,kondisi, sumber-sumber belajar, dan hasil belajar yang berada dalam kategori baik pula (2) Penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 Bandung mampu terbukti mampu membuat para siswa di sekolah ini memiliki motivasi belajar yang tinggi, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa.

(5)

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Habiba Roadissa (1000217). Correlations Between Implementation of Moving Class Learning System with Student Motivation (Correlational Study In Students of 34 Junior High School Students Bandung). Research Paper. Majoring in Educational Technology Program, Department of Curriculum and Educational Technology,Faculty of Education, Indonesia University of Education, Bandung 2014. The focus of this research is to find out "Is there a positive and significant correlation between the implementation of moving class learning system with students motivation on the subjects of Social Sciences in 34 Junior High School Bandung?". More specifically the problem formulation consists of (1) How is the general description of the implementation of moving class learning system in 34 Junior High School Bandung, (2) How does a general overview of student motivation in the subjects of Social Science in 34 Junior High School Bandung, (3) Are there positive and significant correlation between the implemtation of moving class learning system with students' motivation on the subjects of Social Sciences in SMP 34 Bandung?.This study uses the correlational research with quantitative approach. The instrument used are questionnaires, interviews, and documentation studies. The sampling technique used is Cluster Sampling, the sample size of 62 respondents. The technique of data analysis in this study uses the total score calculation for each instrument, normality test, correlation analysis, and tests of significance.The results of the hypothesis test (α = 0.05) showed a correlation of 0.794 then H1 is accepted. In general can be concluded that there is a positive and significant correlation between the implementation of moving class learning system with students motivation. The specific conclusions in this study are (1) Implementation of moving class learning system in 34 Junior High School Bandung by the data processing is good, it is known that the implementation of moving class learning system in this school is based on good category, it is also seen from the aspect of the learning system that is moving class students, objectives, conditions, learning resources, and learning outcomes that are in good categories (2) Application of moving class learning system in 34 Junior High School Bandung is proven able to make the students at this school have high motivations to learn, especially in the subjects of Social Sciences, (3) Based on the research that has been done there is a positive and significant correlations between the implementation of moving class learning system with students motivation to learning.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

ABSTRACT………. ii

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iv

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GAMBAR ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 8

C. Tujuan Penelitian ………. 8

D. Manfaat Penelitian ……… 9

BAB II KAJIAN TEORI ……… 11

A. Uraian Teori ………. 11

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ……….. 11

a. Konsep Belajar ……… 11

b. Konsep Pembelajaran ……….. 13

c. Prinsip Pembelajaran ……….. 14

2. Sistem Pembelajaran ………. 16

a. Pengertian Sistem Pembelajaran ……… 16

b. Komponen Sistem Pembelajaran ……… 16

c. Variabel yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Sistem Pembelajaran ……… 17 3. Moving Class ……… 18

a. Pengertian Moving Class………. 18

b. Pola Sistem Pembelajaran Moving Class ………… 19

c. Karakteristik Moving Class ………. 20

4. Kelas Menetap ……… 21

(7)

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Karakteristik Kelas Menetap ………. 21 Relevance, Confidence, dan Satisfaction) ………… 25 B. Asumsi dan Hipotesis ………. 26

C. Hasil - hasil Penelitian Terdahulu ……….. 27

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 30

(8)

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……….. 41

I. Hasil Uji Coba Instrumen ………. 42

1. Uji Validitas ……….. 42

2. Uji Reliabilitas ……….. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 47

A. Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 47

1. Gambaran Umum Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class di SMP Negeri 34 Bandung ……… 47 2. Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 34 Bandung ………. 60 3. Hubungan antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 34 Bandung ……….. 71 B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………... 85

A. Simpulan ……… 85

1. Simpulan Umum ……… 85

2. Simpulan Khusus ………... 85

B. Rekomendasi ………. 87

1. SMP Negeri 34 Bandung ………... 87

2. Guru ……….. 87

3. Siswa ……….. 88

4. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan …… 89

5. Peneliti Selanjutnya ……….. 89

(9)

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian ……….. 31

Tabel 3.2 Hubungan Antara Variabel ………... 32

Tabel 3.3 Rentang Skala Likert ………. 34

Tabel 3.4 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi …………... 40

Tabel 3.5 Uji Validitas Kuesioner Variabel X Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class ……… 42 Tabel 3.6 Uji Validitas Kuesioner Variabel Y Motivasi Belajar Siswa ……… 44

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel X Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class ……… 45 Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Y Motivasi Belajar Siswa ………… 46

Tabel 4.1 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X ………. 48

Tabel 4.2 Jawaban Siswa-siswi Kelas 7 dan 8 terhadap Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class ………... 48

Tabel 4.9 Jawaban Siswa-siswi Kelas 7 dan 8 terhadap Aspek Sumber-sumber Belajar ……… 56 Tabel 4.10 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Sumber – sumber Belajar .. 57

Tabel 4.11 Jawaban Siswa-siswi Kelas 7 dan 8 terhadap Aspek Hasil Belajar …… 58

Tabel 4.12 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Hasil Belajar ……….. 59

Tabel 4.13 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y ……… 61

Tabel 4.14 Jawaban Siswa-siswi Kelas 7 dan 8 terhadap Motivasi Belajar ………… 61

(10)

Tabel 4.17 Jawaban Siswa-siswi Kelas 7 dan 8 terhadap Aspek Relevance

(Kesesuaian) ………... 65

Tabel 4.18 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y Aspek Relevance (Kesesuaian) … 66 Tabel 4.19 Jawaban Siswa-siswi Kelas 7 dan 8 terhadap Aspek Confidence

(Percaya Diri) ……….

67

Tabel 4.20 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y Aspek Confidence (Kesesuaian) … 68 Tabel 4.21 Jawaban Siswa-siswi Kelas 7 dan 8 terhadap Aspek Satisfaction

(Kepuasan) ……… 69

Tabel 4.22 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y Aspek Satisfaction (Kepuasan) …. 70 Tabel 4.23 Tabel Uji Normalitas ……… 71 Tabel 4.24 Korelasi antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan

Motivasi Belajar Siswa ………. 74

(11)

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang pendahuluan penelitian yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan salah satu hal yang dianggap dapat dijadikan sebagai investasi untuk masa depan. Seiring dengan begitu ketatnya persaingan dalam berbagai hal, setiap individu pun wajib membekali dirinya dengan kemampuan yang unggul dan didukung dengan bekal pendidikan yang tinggi agar mampu bersaing dengan individu- individu lainnya.

Hal ini menjadikan perkembangan dalam ilmu pendidikan pun semakin cepat. Berbagai media, metode,sistem dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan dalam dunia pendidikan menjadi sorotan. Berbagai inovasi dalam dunia pendidikan diharapkan dapat menunjang setiap individu untuk membekali dirinya agar memiliki kemampuan yang unggul tersebut. Kemudian dengan semakin berkembangnya teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, membuat pendidikan dapat diakses lebih mudah kapan saja dan dimana saja.

Berbagai masalah belajar yang ada seperti, kurangnya motivasi belajar siswa, penggunaan metode, dan media pembelajaran yang monoton hingga kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan sistem pembelajaran yang dianggap cocok untuk mengembangkan kemampuan peserta didiknya hingga berbagai masalah belajar lainnya memerlukan pemecahan yang dapat mengatasi berbagai permasalahan tersebut.

(13)

2

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inovasi dalam dunia pendidikan bisa dalam berbagai bentuk, diantaranya inovasi dalam media, metode, sistem, dan lain-lain. Salah satu inovasi dalam dunia pendidikan yang cukup populer dan sudah cukup sering digunakan adalah sistem pembelajaran moving class. Sistem pembelajaran moving class ini dianggap sebagai suatu inovasi karena konsep yang diberikan memang berbeda dengan konsep kelas konvensional.

Sistem kelas konvensional sendiri seperti yang dijelaskan oleh Iqbal Alaudin (http://iqbalaul.wordpress.com/2013/12/21/pti-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-akademik/) dalam laman blognya memiliki ciri-ciri seperti berikut.

Kelas yang tertutup di sekolah yang juga tertutup dari lingkungan sekitarnya; setting ruangan yang statis dan sangat formal; guru menjadi satu-satunya sumber ilmu dan pengetahuan bagi siswa dan belajar secara linier, menggunakan papan tulis sebagai sarana utama dalam proses transfer of knowledge; mengupayakan situasi dan kondisi belajar yang hening untuk mendapatkan konsentrasi belajar yang maksimal; menggunakan buku wajib yang cenderung menjadi satu-satunya referensi yang sah dikelas; serta model ujian dengan soal-soal pilihan ganda (multiple choices) yang hasilnya menjadi ukuran kemampuan siswa.

(14)

Seperti pengertian dari moving class yang dikemukakan oleh Direktorat Pembinaan SMA dalam Juknis Pelaksanaan Sistem Moving Class di SMA (2010:35) sebagai berikut.

Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru/pendamping di kelas. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan pelajaran yang dipelajarinya.

Sesuai dengan pengertian tersebut, ruangan kelas dalam sistem pembelajaran

moving class dijadikan layaknya sebuah laboratorium sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing. Walaupun sistem ini sudah sering digunakan pada tingkat pendidikan tinggi, namun saat ini penggunaan sistem moving class di tingkat pendidikan menengah sudah mulai banyak digunakan. Moving class

merupakan suatu inovasi dalam dunia pendidikan karena sistem ini mampu memberikan peserta didik kenyamanan dalam belajar, yaitu dengan berpindah-pindah sesuai dengan mata pelajarannya sehingga tidak menimbulkan kejenuhan.

(15)

4

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah lainnya yang sering timbul dalam penerapan sistem kelas konvensional adalah kurangnya pengelolaan kelas yang baik dari pihak sekolah, seperti penataan tempat duduk dan kelengkapan media pembelajaran atau alat peraga. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan pembagian tanggung jawab pada setiap guru atas ruangan kelas yang digunakan secara bergantian, demikian juga dengan kurangnya media pembelajaran atau alat peraga yang terjadi karena terbatasnya dana untuk melengkapi setiap ruangan kelas tersebut.

Diharapkan dengan menerapkan sistem pembelajaran moving class, masalah-masalah ini dapat diatasi. Seperti yang dikemukakan dalam skripsi berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Sistem Moving Class (Studi Kasus di SMP Negeri 3 Semarang) karya Intan Nur Rahmasari (2011:52) yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

(1) di SMP Negeri 3 Semarang sudah melaksanakan sistem moving terjaga, tepat waktu saat berpindah dan siswa harus sehat.

(16)

Penerapan sistem pembelajaran moving class dianggap merupakan sesuatu sistem baru yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dilihat dari pelaksanaan sistem pembelajaran moving class yang membuat siswa tidak merasa jenuh dan monoton dengan kegiatan pembelajaran yang terus menerus dilakukan di dalam satu ruangan kelas yang sama (Syihabuddin, 2012:2). Sistem pembelajaran moving class dapat membangkitkan semangat siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran secara mendalam karena terfasilitasi oleh ruangan-ruangan kelas yang didesain layaknya sebuah laboratorium, sehingga dalam melakukan proses belajar-mengajar, baik guru maupun siswa dapat dengan mudah menyampaikan materi dibantu dengan berbagai media maupun alat bantu mengajar lainnya yang tersedia di dalam ruangan kelas. Hal ini berbeda dibandingkan dengan sistem pembelajaran di ruang kelas konvensional, terkadang guru cenderung kurang dapat menggunakan media ataupun alat bantu mengajar lainnya dalam proses belajar-mengajar dikarenakan tidak tersedianya alat-alat tersebut di dalam kelas dan guru kesulitan untuk membawa alat-alat bantu mengajar tersebut jika berpindah untuk mengajar ke satu kelas ke kelas lainnya.

Selain itu, suasana ruangan kelas yang berbeda di setiap mata pelajarannya membuat siswa tidak jenuh dan terus dapat berfokus dalam pembelajaran karena guru dituntut untuk dapat sekreatif mungkin melengkapi ruangan kelasnya dengan konten-konten yang sesuai dengan mata pelajarannya, tentunya harus sesuai dan dapat menarik minat siswa untuk lebih mudah memahami mata pelajarannya.

(17)

6

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan sistem pembelajaran moving class yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang masih dianggap baru, diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan menerapkan sistem kelas konvensional. Hal ini dikemukakan dalam kesimpulan skripsi karya Munirah Legiyanti (2012:95) yang berjudul Studi Komparatif Prestasi Belajar Siswa Antara Moving Class Dengan Kelas Menetap (Studi Deskriptif terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Negeri 13 dengan SMK Negeri 2 Bandung) menghasilkan kesimpulan seperti berikut.

(1) Hasil penelitian yang dilakukan mengenai perbandingan prestasi belajar siswa yang menggunakan moving class dengan kelas menetap dapat disimpulkan ssecara umum memiliki perbedaan yang cukup signifikan.Hal ini menunjukkan, perbedaan pengaturan ruang kelas atau tempat proses terjadinya belajar juga menunjukkan perbedaan pada prestasi belajar siswa, (2) Kegiatan belajar yang berbeda antara moving class dengan kelas menetap tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada nilai ulangan harian yang didapat siswa dalam kedua kelompok tersebut.Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi yang berarti pada penilaian belajar jangka pendek antara siswa yang menggunakan moving class dengan kelas menetap, (3) ada perbedaan yan signifikan pada nilai ulangan tengah semester antara siswa moving class dengan kelas menetap, (4) adanya perbedaan nilai ulangan akhir semester diantara kedua kelompok siswa ini dapat mengindikasikan pengaturan kelas yang berbeda memberikan pengaruh pada hasil belajar terutama pada penilaian jangka panjang.

Berdasarkan hasil dari beberapa penjelasan yang ditemukan tersebut, peneliti memilih untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

(18)

Setelah melakukan observasi awal di SMP Negeri 34 Bandung, ternyata sistem pembelajaran moving class yang diterapkan di sekolah ini memang belum sempurna. Hal ini nampak dari beberapa ruangan kelas yang belum sepenuhnya didesain layaknya sebuah laboratorium ataupun ruangan kelas berciri khas mata pelajaran. Sebab, masih terdapat beberapa kelas yang belum lengkap media pembelajarannya juga alat bantu belajar lainnya.

Masalah lainnya yang terdapat dalam penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 Bandung adalah permasalahan perawatan masing-masing ruangan kelasnya, karena dalam penerapan sistem pembelajaran moving class

ruang kelas terus digunakan oleh siswa-siswi yang berbeda setiap harinya, sehingga kurangnya pengawasan terhadap siswa-siswi yang menggunakan kelas tersebut. Hal ini menjadikan pengawasan terhadap pemeliharaan ruangan kelas benar-benar dilimpahkan kepada guru mata pelajaran di masing-masing ruangannya. Seperti yang dikutip dalam harian online Inilahkoran.com

(http://m.inilah.com/read/detail/2064804/smpn-34-bandung-tidak-jenuh-di-satu-ruang-kelas) memberitakan mengenai penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 sebagai berikut “...Penerapan sistem moving class di satu sisi juga menimbulkan satu masalah, yaitu dalam memelihara kebersihan kelas...

“.

Peneliti berharap dengan dilakukannya penelitian ini, dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana hubungan antara penerapan sistem pembelajaran moving class untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga diharapkan kedepannya penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti tersebut, maka peneliti

(19)

8

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah umum dari penelitian ini adalah :

“Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung? “

Rumusan masalah khusus untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran umum penerapan sistem pembelajaran moving class

di SMP Negeri 34 Bandung ?

2. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung?.

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti memiliki tujuan yang ingin dicapai.Tujuan tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung

Peneliti juga memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan sistem pembelajaran

moving class di SMP Negeri 34 Bandung

2. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung

3. Untuk mengetahui hubungan antara sistem pembelajaran moving class

(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Praktis

a. Bagi SMP Negeri 34 Bandung

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi sekolah ini mengenai sistem pembelajaran yang diterapkan sehingga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah untuk mengetahui hubungan antara penerapan sistem pembelajaran ini dengan peningkatan motivasi belajar siswa.

b. Bagi Guru

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi Guru tentang sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Bagi Siswa

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi siswa mengenai sistem pembelajaran yang inovatif, sehingga sistem pembelajaran ini diharapkan dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi peneliti mengenai sistem pembelajaran yang inovatif,juga dapat mengembangkan wawasan mengenai keilmuan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang dipelajari.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

(21)

10

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana penerapan suatu sistem pembelajaran dalam sebuah sekolah dengan sistem pembelajaran

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi lokasi,populasi, dan sampel penelitian, desain penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, teknik analisis data, prosedur pelaksanaan penelitian, dan hasil uji coba instrumen.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 34 Bandung yang beralamat di Jalan Waas – Soekarno Hatta, Kota Bandung.

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 34 Bandung karena berdasarkan studi pendahuluan SMP Negeri 34 Bandung ini telah menerapkan sistem pembelajaran moving class sejak tahun ajaran 2004/2005. Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti dan memenuhi syarat-syarat tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2011:117), bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(23)

31

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel Penelitian

Menurut Zainal Arifin (2011:215) , sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).

Sampel yang dipilih oleh peneliti adalah siswa kelas 7 dan kelas 8 SMP Negeri 34 Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel berdasarkan sekelompok individu dan tidak secara individu atau perseorangan (Zainal Arifin, 2011:222). Penentuan jumlah sampel menurut Arikunto dalam Suharsimi (2000:112) seperti berikut.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Maka, dengan jumlah populasi sebanyak 617 siswa, peneliti mengambil sebanyak 10% dari jumlah populasi tersebut yaitu 61,7 yang dibulatkan menjadi 62 siswa sebagai sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Dalam penelitian ini digunakan beberapa definisi operasional. Definisi operasional tersebut adalah :

(24)

meliputi komponen : siswa, tujuan, kondisi, sumber-sumber belajar, dan hasil belajar.

2. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006:97). Motivasi belajar siswa yang akan diteliti dibatasi pada motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan aspek attention

(perhatian), relevance (kesesuaian), confidence (percaya diri), dan

satisfaction (kepuasan).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan keseluruhan dari perencanaan penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Dalam hal ini, desain penelitian sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian tersebut. Arifin (2011:59) menjelaskan bahwa.

Dalam menyusun desain penelitian perlu diperhatikan unsur-unsur penting, antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, pendekatan dan metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, pelaksanaan pengumpulan data, dan analisis data.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dengan desain penelitian korelasional. Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penerapan sistem pembelajaran moving class dan variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar siswa.

Adapun hubungan antara variabel X dan Y digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.2

Hubungan Antara Variabel Y

X

Motivasi Belajar Siswa (Y)

Penerapan Sistem Pembelajaran

Moving Class (X)

(25)

33

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih peneliti karena sesuai untuk memecahkan rumusan masalah yang telah dijabarkan,dimana pemecahannya memerlukan perhitungan dan pengukuran variabel.

Pendekatan kuantitatif sebagai sebuah pendekatan dijelaskan oleh Zainal Arifin (2011:29) sebagai berikut.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.

Penulis memilih menggunakan metode korelasional karena permasalahan yang diteliti bertujuan untuk menentukan hubungan antara variabel X dengan Y, yaitu penerapan sistem pembelajaran moving class sebagai variabel X dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai variabel Y.Maka penggunaan metode korelasional dianggap paling sesuai untuk digunakan pada penelitian ini. Sehingga diharapkan dengan menggunakan metode korelasional, dapat dihasilkan sebuah hipotesis dan hasil penelitian yang jelas mengenai variabel-variabel apa saja yang berkorelasi. Zainal Arifin (2011:48) mengemukakan tujuan penelitian korelasional sebagai berikut.

Penelitian korelasional bertujuan untuk menguji hipotesis yang dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi (r) antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

(26)

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana pertanyaan atau pernyataan yang telah memiliki alternatif jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.

Skala yang digunakan dalam kuesioner ini menggunakan skala likert dengan kategori pilihan genap, yaitu empat pilihan kategori (SS, S, TS, dan STS).Dasar dari skala likert ini adalah merespon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan dengan pernyataan persetujuan (setuju – tidak setuju) terhadap suatu objek (Syaodih, 2007:238).

Berikut adalah rentang skala Likert dalam penelitian ini.

Tabel 3.3 Rentang Skala Likert Pernyataan Sangat

Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

(Sukardi, 2004:147) Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data terkait dengan bagaimana gambaran umum penerapan sistem pembelajaran moving class

di SMP Negeri 34 Bandung. 2. Studi Dokumentasi

(27)

35

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data terkait dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung.Peneliti mengumpulkan berbagai data-data yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah seperti profil sekolah, pedoman pelaksanaan moving class dan dokumen-dokumen lainnya.

3. Wawancara

Menurut Zainal Arifin (2011:233), wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya-jawab,baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara (Zainal Arifin, 2011:233).

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data pendukung di lapangan.Peneliti membuat pedoman wawancara berupa lembar wawancara yang berisi mengenai daftar pertanyaan yang akan peneliti ajukan pada sumber data penelitian.Sumber data ini adalah wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 34 Bandung.

F. Teknik Uji Instrumen 1. Uji Validitas

(28)

dapat digunakan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product-moment dari Pearson.

Adapun rumus perhitungan korelasi product-moment, yaitu :

(Sumber : Zainal Arifin, 2009:254) Keterangan :

r = Koefisien korelasi Pearson

N = Jumlah responden

X = Jumlah jawaban item

Y = Jumlah item keseluruhan

2. Uji Reliabilitas

Menurut Zainal Arifin (2011:248), “reliabilitas adalah derajat konsistensi instrument yang bersangkutan.” Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diujikan pada kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda.

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrument menggunakan pengujian reliabilitas dengan internal consistency.

Menurut Sugiyono (2011:185), “pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument.

(29)

37

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan Croncbach’s Alpha, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:115) adalah sebagai berikut.

a. Mencari Varians Total

Keterangan :

:varians total

: jumlah kuadrat skor total setiap responden

: jumlah kuadrat seluruh skor total setiap responden : jumlah responden uji coba

b. Mencari harga-harga varians setiap item

Keterangan

:varians butir setiap varians

: jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians : jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

: jumlah responden uji coba

c. Rumus Alpha

( ) ( )

Keterangan :

:reliabilitas instrumen : banyaknya butir item : jumlah varians item

(30)

Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Croncbach’s Alphadengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 16.

G. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan proses penelitian di lapangan dan berhasil mengumpulkan data-data, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis data. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang didapat dari hasil kuesioner sehingga perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2011:207), dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Terdapat beberapa tahapan dalam menganalisis data, yaitu : mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2011:207).

1. Menghitung Skor Penelitian

Skor penelitian yang dimaksud adalah skor yang didapat dari indikator masing-masing variabel.Skor tersebut digunakan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu penerapan sistem pembelajaran moving class dan motivasi belajar siswa.Skor yang telah didapatkan kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria interpretasi skor yang telah ditetapkan. Adapun cara yang dilakukan dalam menentukan kriteria interpretasi skor, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:94), adalah sebagai berikut.

a. Menghitung skor indeks maksimum,dengan cara :

(skor tertinggi = 4) x (jumlah item setiap indikator) x (jumlah responden = 62)

(31)

39

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(skor terendah = 1) x (jumlah item setiap indikator) x (jumlah responden = 62)

c. Menghitung rentang untuk kategori interpretasi skor, dengan cara: skor indeks maksimum – skor indeks minimum

Skor tertinggi

d. Menentukan kriteria interpretasi skor , dengan cara membuat tabel yang berisi kategori interpretasiskor yang terdiri atas kategori kurang baik, cukup baik, baik dan sangat baik sesuai dengan rentang yang telah ditentukan.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi distribusi data pada sebuah variabel yang digunakan dalam penelitian.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov yang diolah dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 16. Adapun kriteria pengujian dalam uji normalitas seperti yang dikemukakan oleh Noor (2011: 178), yaitu sebagai berikut :

 Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

 Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan uji analisis korelasi dan uji signifikansi, sebagai berikut.

a. Analisis Korelasi

(32)

dikemukakan Arifin (2011:274) mengenai korelasi rank spearman, bahwa “korelasi tata jenjang menentukan hubungan dua variabel jika data kedua variabel itu berbentuk ordinal, atau data interval dan rasio yang diubah menjadi data ordinal. Selain itu jumlah sampelnya kecil (kurang dari 30)”.

Adapun rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :

(Sumber: Arifin, 2011:277) Keterangan :

= koefisien korelasi tata jenjang 1 = bilangan tetap

6 = bilangan tetap = jumlah sampel

= jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan Y

Adapun dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan program

IBM SPSS Statistics 20, pada uji dua pihak (two tail) dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang dan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0,05. Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

(Sumber : Riduwan, 2012:138)

b. Uji Signifikansi

(33)

41

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerimaan atau penolakan hipotesis. Uji hipotesis ini dengan perhitungan uji-t, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Berikut aturan pengujian yang dikemukakan Riduwan (2012:140),

 Apabila thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (artinya signifikan atau terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)

 Apabila thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (artinya tidak signifikan atau tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini sesuai dengan prosedur penelitian umum, yaitu dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pembuatan laporan penelitian.Dalam penelitian ini, peneliti mengacu terhadap prosedur penelitian yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:22), yaitu pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian.

1. Pembuatan Rancangan Penelitian

a. Memilih Masalah dan Studi Pendahuluan b. Merumuskan Masalah

c. Memilih Metode dan Pendekatan Penelitian. d. Menentukan variabel

(34)

a. Mengumpulkan data b. Melakukan analisis data c. Menarik kesimpulan 3. Pembuatan Laporan Penelitian

I. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Dalam penelitian ini, perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010. Untuk mengetahui butir item yang valid dan tidak valid dilakukan dengan cara

Adapun hasil perhitungan uji validitas instrumen variabel X digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Uji Validitas Kuesioner Variabel X Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class

(35)

43

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 0,608 0,25 Valid

(36)

Tabel 3.6

(37)

45

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian hasil dari perhitungan uji validitas instrumen variabel Y dari 40 item pernyataan terdapat 32 item yang dinyatakan valid dan 8 item yan dinyatakan tidak valid. Setiap item yang dinyatakan tidak valid dibuang, yaitu item nomor 13, 15, 17, 20, 21, 34, 35, dan 38 karena item yang lainnya masih dapat mewakili indikator yang ada. Sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian sebanyak 32 item pernyataan, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 39,dan 40.

2. Uji Reliabilitas

Dalam perhitungan uji reliabilitas ini peneliti menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 16. Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliable atau tidak dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung yang diperoleh dari perhitungan dengan nilai rtabel darin = 62 yaitu sebesar 0,25, pada α = 0,05. Apabila rhitung > rtabel , maka instrumen tersebut dapat dikatan reliable.

Tabel 3.7

Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel X Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.919 34

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen X dari 34 item didapat rhitung = 0,919. Jika nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabeldari n = 62 dan α = 0,05 yaitu 0,25, maka dapat dilihat bahwa rhitung(0,919) > rtabel(0,25). Apabila nilai rhitung> rtabelmaka instrumen dapat dinyatakan

(38)

Tabel 3.8

Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Y Motivasi Belajar Siswa

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen Y dari 32 item didapat rhitung = 0,832. Jika nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabeldari n = 62 dan α = 0,05 yaitu 0,25, maka dapat dilihat bahwa rhitung(0,832) > rtabel(0,25). Apabila nilai rhitung> rtabelmaka instrumen dapat dinyatakan reliable. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dinyatakan reliable

dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(39)

85

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini secara garis besar berisi kesimpulan dan rekomendasi yang diperoleh dari data hasil penelitian yang dilakukan.

A. Simpulan

Penelitian ini mengungkapkan masalah tentang apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa.

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa secara umum hipotesis yang dilakukan peneliti diterima dan menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien korelasi yang diinterpretasikan ke dalam kategori kuat.

2. Simpulan Khusus

a. Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class

Penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 Bandung berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, diketahui bahwa penerapan sistem moving class di sekolah ini berada dalam kategori baik. Hal ini juga terlihat dari aspek pada sistem pembelajaran

(40)

memiliki lingkungan belajar yang mampu mendorongnya untuk berprestasi.

b. Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa. Penerapan sistem pembelajaran moving class dapat dikategorikan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu unsur-unsur dinamis dalam belajar. Dalam faktor unsur-unsur-unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, penerapan sistem pembelajaran moving class

yang berupa sistem pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpindah-pindah ruangan kelas setiap berganti mata pelajaran membuat siswa menjadi lebih dinamis dan membuat siswa tidak merasa jenuh untuk terus menerus berada di ruangan kelas yang sama. Hal ini membuat motivasi belajar siswa pun akan meningkat dan menjadikan siswa lebih bersemangat untuk menerima setiap materi yang diberikan.

c. Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji korelasi menujukkan tingkat hubungan yang kuat.

(41)

87

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terencana dengan baik dan dilaksanakan dengan maksimal berkat dukungan berbagai pihak terbukti dapat menjadikan para siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dirumuskan dalam simpulan tersebut di atas, bahwa penerapan sistem pembelajaran moving class memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan motivasi belajar siswa, maka peneliti mengajukan saran dan rekomendasi sebagai berikut :

1. SMP Negeri 34 Bandung

Berdasarkan temuan tentang penerapan sistem pembelajaran moving class dari penelitian ini maka diharapkan :

a. Pihak sekolah harus mampu mengkondisikan ruangan kelas dengan lebih baik lagi, hal ini agar penerapan sistem pembelajaran moving class sebagai kelas yang berciri khas kelas berkarakter mata pelajaran benar-benar dapat diwujudkan. Pihak sekolah harus mampu menjadikan ruangan kelas benar-benar menjadi layaknya sebuah laboraturium mata pelajaran agar lebih menunjang proses pembelajaran.

b. Penyediaan media pembelajaran di sekolah ini harus lebih dilengkapi, karena secara keseluruhan penerapan sistem pembelajaran di sekolah ini sudah cukup baik, namun masih perlu adanya pembenahan dalam beberapa sisi, salah satunya yaitu penyediaan berbagai media pembelajaran dan atribut-atribut ciri khas mata pelajaran di tiap kelasnya yang masih minim.

2. Guru

(42)

mampu memberikan pembelajaran yang lebih menyenangkan, yaitu misalnya dengan menggunakan variasi media pembelajaran atau metode pembelajaran yang menarik dapat memotivasi siswa untuk belajar. Sehingga setiap siswa berpindah ruangan kelas pada tiap mata pelajarannya selalu disuguhkan dengan hal-hal baru yang membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Bahkan lebih baik lagi jika guru dapat lebih kreatif memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada sehingga siswa dapat menerima informasi dan pengetahuan yang lebih banyak.

b. Guru harus mampu saling bekerja sama dalam penerapan sistem pembelajaran moving class agar sistem ini dapat terus berjalan dengan baik. Para guru harus mampu mengkondisikan sistem ini lebih baik lagi dengan terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada para siswa secara bersama-sama, sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru dapat berdiskusi bersama untuk mengatasi berbagai masalah-masalah belajar yang ada dan menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai solusi yang ada.

3. Siswa

(43)

89

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Berdasarkan temuan tentang penerapan sistem pembelajaran moving class dari penelitin ini, maka diharapkan :

a. Dapat memberikan kontribusi melalui pengembangan sistem pembelajaran moving class, terhadap perkembangan ilmu teknologi pendidikan, terutama dalam pengembangan kurikulum sekolah dan pengelolaan kelas yang baik.

b. Dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan pengelolaan kelas yang memiliki tujuan institusional tersendiri.

5. Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian ini hanya mengkaji tentang hubungan antara penerapan sistem pembelajaran moving class, perlu kiranya ada penelitian lebih lanjut dengan mengkaji berbagai aspek yang lebih luas. Kajian lebih luas yang dapat diteliti selanjutnya antara lain studi deskriptif penerapan sistem pembelajaran

moving class, studi evaluatif penerapan sistem pembelajaran

moving class, maupun mengkaji hubungan antara penerapan sistem pembelajaran moving class dengan pengembangan kecerdasan lainnya.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal. (2009) Evaluasi Pembelajaran: Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arifin,Zainal. (2011) Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur Penelitian; Suatu Bentuk Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Auliauddin,Iqbal. (2013) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akademik. Tersedia di: http://iqbalaul.wordpress.com/2013/12/21/pti-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-akademik/ [Diakses 16 Februari 2014]

Asmani,Jamal Ma’mur. (2010) Pengenalan dan Pelaksanaan Lengkap Micro

Teaching & Team Teaching. Bandung : Diva Press.

Direktorat Pembinaan SMA. (2010) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Belajar Moving Class di SMA. Jakarta: Ditjen Mendikdasmen.

Dimyati dan Mudjiono. (2006) Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2008) Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Rhea Putri, Raden. (2014) SMPN 34 Bandug Tidak Jenuh di Satu Ruang Kelas. Tersedia di: http://m.inilah.com/read/detail/2064804/smpn-34-bandung-tidak-jenuh-di-satu-ruang-kelas [Diakses 9 Februari 2014].

Legiyanti, Munirah. (2012) Studi Komparatif Prestasi Belajar Siswa Antara Moving Class Dengan Kelas Menetap : Studi Deskriptif terhadap Prestasi

(45)

91

Habiba Roadissa, 2014

Hubungan Antara Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Miarso, Yusufhadi. (2005) Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana

Pangganti, Esdi. (2010) Panduan Moving Class. [Online]. Tersedia di: http://esdikimia.wordpress.com/ssn/panduan-moving-class/ [Diakses 9 Februari 2014]

Peraturan Pemerintah No. 66. (2010) Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan.Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Prayitno, Elida. (1989) Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Rahmasari, Intan Nur. (2011) Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Sistem Moving Class (Studi Kasus di SMP Negeri 3

Semarang). Skripsi Sarjana pada Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang

Riduwan. (2010) Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

Rusman. (2010) Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Rusman. (2012) Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer : Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung : Alfabeta Sagala, Syaiful. (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : CV. Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2006) Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

(46)

Saud, Udin Saefudin. (2008) Inovasi Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.

SMP Negeri 34 Bandung. (2009) Pedoman Pengelolaan Kelas Moving Class di SMP Negeri 34 Bandung Tahun Pelajaran 2009/2010. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Sopah, Djamaah. (2001) Pengembangan dan Penggunaan Model. Pembelajaran ARIAS. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 7, (31),. 455-469.

Sudjana, Nana. (2011) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sukardi. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (1984) Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

Syah, Muhibbin. (1995) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terbaru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Syihabuddin, Mohammad. (2012) Implementasi Sistem Moving Class Pada Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMAN 01

Jekulo Kudus). Tesis Magister pada Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011) Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Rentang Skala Likert
Tabel 3.5 Uji Validitas Kuesioner Variabel X
+3

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL TGFU DENGAN MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLE HOKI PADA SISWA SMA NEGERI 11 GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

MONICA ANGELA SINGARIMBUN : Hubungan Antara Populasi Kutu Kebul ( Bemisia tabaci ) dan Keterjadian Penyakit Kuning Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annum L. ) di Dataran

dan/atau kenegaraan presiden ke Kerajaan Arab saudi pada tanggal 20 sampai dengan 21 Mei iotz, maka untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang..

4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III

Kerusakan langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimfa yang. menghisap cairan daun mengakibatkan daun tanaman mengalami

tersebut dituturkan oleh 44 politisi dan 38 masyarakat. Tuturan imperatif politisi dan masyarakat memiliki jenis makna imperatif yang berbeda dan konteks situasi

Pengertian nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau

Oleh karena dalam salah satu teori mengambil yaitu pada teori kontrektasi yang menyatakan bahwa memindahkan barang sudah dapat dikategorikan sebagai unsur dalam