• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK SIARAN PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN

PENGETAHUAN PETANI PADA RADIO

PERTANIAN CIAWI (RPC)

JIHAN

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Jihan

(3)

ABSTRAK

JIHAN. Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC). Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA.

Siaran pedesaan di radio penting untuk memberikan informasi bagi masyarakat pedesaan, khususnya petani untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam berusahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek siaran pedesaan di radio yaitu peningkatan pengetahuan petani dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siaran pedesaan dapat memberikan efek yang tinggi dalam meningkatkan pengetahuan petani. Faktor internal responden yang memiliki hubungan dengan peningkatan pengetahuannya adalah usia, pendidikan, kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan, frekuensi mendengarkan, dan lama mendengarkan. Faktor materi siaran yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan petani meliputi kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Faktor stasiun radio yang memiliki hubungan dengan peningkatan pengetahuan petani adalah format radio dan kredibilitas penyiar.

Kata kunci: petani, radio, siaran pedesaan

ABSTRACT

JIHAN. Effects of Rural Broadcasting in Increasing Knowledge of Farmers on Radio Pertanian Ciawi (RPC). Supervised by ANNA FATCHIYA.

Rural broadcasting at radio important to provide information to rural communities, especially farmers to increase their farming knowledge. This study aim to know the effects of rural broadcasts on radio in increasing farmer knowledge and what factors are correlated with an increased their knowledge. The results showed that rural broadcasts can provide high effect in increasing the knowledge of farmers. Internal factors respondents which have a correlation with an increase of their knowledge are age, education, mass media ownership, motivational listening, listening frequency, and length of listening. Broadcast material factors which are correlated with an increased knowledge of farmers is suitability of the duration of the broadcast, suitability of broadcast material, and style of delivery of the message. Station radio factors which are correlated with an increased knowledge of farmers is radio formats and the credibility of broadcaster.

(4)

EFEK SIARAN PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN

PENGETAHUAN PETANI PADA RADIO

PERTANIAN CIAWI (RPC)

JIHAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(5)

NIM : I34100135

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen

(6)
(7)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)” tepat pada waktunya. Penyelesaiann skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr Ir Anna Fatchiya, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan arahan kepada penulis selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Dr Ir Djuara Lubis, MS selaku dosen penguji utama atas masukan dan saran kepada penulis.

3. Martua Sihaloho, SP, MSi selaku dosen penguji wakil departemen atas masukan dan saran kepada penulis.

4. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Mama Haifa dan Abi Ziyad serta kakak-kakak dan adik penulis yaitu Fauzan, Yaldiz dan Reyhan atas doa, motivasi dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini.

5. Kepada sahabat-sahabat penulis Indah, Diana, Irisa, Livia, Rae, Mita, Karan, Maya, Ezik, Puteri, Ajeng, Bibah, Addin, Okta, Mutia, Fifi, Echa, Raissa, Uty, Caca, Debby, Pipiw, dan Aufa yang selalu mewarnai hari-hari penulis, memberikan semangat kepada penulis, dan selalu ada untuk penulis.

6. Kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM 47 atas kebersamaannya.

7. Kepada kakak-kakak SKPM 45 dan SKPM 46 atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.

8. Kepada pihak Radio Pertanian Ciawi (RPC) terutama Ibu Regi yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada Kelompok Tani Subur Makmur dan Karya Tani di Desa Pasir Eurih yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Januari 2014

(8)

DAFTAR ISI

Radio Sebagai Media Komunikasi Massa 10

Siaran Pedesaan 11

Efek Siaran Pedesaan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 12

Kerangka Pemikiran 13

Hipotesis Penelitian 14

Definisi Operasional 15

PENDEKATAN LAPANG 19

Desain Penelitian 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Teknik Pengambilan Sampel 20

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 20

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 20

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 22

Gambaran Umum Desa Penelitian 22

Kondisi Geografi 22

Kondisi Demografi 23

Profil Radio Pertanian Ciawi (RPC) 24

Sejarah Radio Pertanian Ciawi (RPC) 24

Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) 25 Segmen dan Format Siaran Radio Pertanian Ciawi (RPC) 27

Program Acara 28

FAKTOR INTERNAL PETANI PENDENGAR SIARAN PEDESAAN, FAKTOR MATERI SIARAN, DAN FAKTOR STASIUN RADIO 32

Faktor Internal 32

(9)

Faktor Materi Siaran 39

Faktor Stasiun Radio 42

PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI SEBAGAI EFEK SIARAN PEDESAAN DI RPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATANPENGETAHUAN TERSEBUT 45

Peningkatan Pengetahuan Petani sebagai Efek Siaran Pedesaan di RPC 45 Hubungan Faktor Internal dengan Peningkatan Pengetahuan Petani 46 Hubungan Umur dengan Peningkatan Pengetahuan Petani 46 Hubungan Jenis Kelamin dengan Peningkatan Pengetahuan Petani 47 Hubungan Pendidikan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani 48 Hubungan Pendapatan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani 49 Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Peningkatan Pengetahuan

Petani 50

Hubungan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan

Peningkatan Pengetahuan Petani 51

Hubungan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan

Peningkatan Pengetahuan Petani 52

Hubungan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan

Pengetahuan Petani 53

Hubungan Faktor Materi Siaran dengan Peningkatan Pengetahuan Petani 55 Hubungan Faktor Stasiun Radio dengan Peningkatan Pengetahuan Petani 56

PENUTUP 59

Simpulan 59

Saran 59

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN 63

(10)

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik dan Saluran Komunikasi 6

2 Sebaran Penggunaan Lahan Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat 22

3 Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 23 4 Program Acara Unggulan Radio Pertanian Ciawi (RPC) 30 5 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur di Desa Pasir

Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 32 6 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa

Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 33 7 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Formal di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat 33

8 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 34 9 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kepemilikan Media

Massa di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat 35

10 Jumlah dan Persentase Berdasasrkan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat 36

11 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Frekuensi

Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC 36

12 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info

di RPC 37

13 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan

Siaran Pedesaan di RPC 38

14 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri

Info di RPC 39

15 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap

Faktor Materi Siaran Pedesaan di RPC 40

16 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap

Kesesuaian Durasi Siaran di RPC 40

17 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap

Kesesuaian Materi Siaran di RPC 41

18 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Gaya

Penyampaian Pesan di RPC 41

19 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap

Faktor Stasiun Radio di RPC 42

20 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap

Format Siaran di RPC 42

21 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap

(11)

22 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Daya

Tangkap Siaran di RPC 43

23 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat 45

24 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat 46

25 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat 47

26 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat 48

27 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendapatan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat 49

28 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 50 29 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Motivasi Mendengarkan

Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 51 30 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Frekuensi Mendengarkan

Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 52 31 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Mendengarkan Siaran

Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 53 32 Ringkasan Hubungan dan Arah Faktor Internal dengan Efek

Peningkatan Pengetahuan Petani 54

33 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Materi Siaran dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani 55 34 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Stasiun

Radio dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani 57

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan Kerangka Pemikiran 14

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jadwal pelaksanaan penelitian 63

2 Peta wilayah jangkauan dan peta wilayah layanan siaran RPC 64 3 Daftar nama responden di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat 65

4 Kuesioner 66

5 Contoh hasil uji statistik 72

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat termasuk di Indonesia. Faktor jarak sebagai salah satu hambatan komunikasi dapat diatasi dengan munculnya media massa. Komunikasi dengan menggunakan media massa disebut sebagai komunikasi massa. Komunikasi massa menurut Baran (2004) merupakan suatu proses komunikasi untuk menciptakan makna bersama antara media massa dan khalayak mereka. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, film, dan televisi (Cangara 2004). Penggunaan media massa dewasa ini semakin meningkat mengingat pentingnya media massa dalam penyebaran informasi secara cepat dan dalam jangkauan yang luas.

Pembangunan pertanian di pedesaan dapat berjalan efektif apabila penyebaran informasi pembangunan dapat menyeluruh hingga sampai kepada masyarakat pedesaan terutama petani. Penyebaran informasi atau pesan pembangunan secara luas merupakan peran dari media massa. Selain berperan dalam penyaluran informasi, media massa juga berperan dalam pembangunan nasional. Menurut Schramm dalam Depari dan MacAndrews (1982), peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaharu (agent of social change) yaitu dalam membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisonal menjadi modern.

Media massa memungkinkan setiap orang mulai dari masyarakat kota hingga masyarakat desa dapat menerima informasi secara bersamaan. Kesulitan dalam menyebarkan informasi, khususnya informasi pembangunan pertanian yang dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil pertaniannya membuat penggunaan media informasi pembangunan dari pusat ke daerah menjadi hal yang sangat penting. McQuail dalam Littlejhon (1992) dalam

Mugniesyah (2006) menyatakan beberapa pandangannya mengenai peranan media massa yakni bahwa media adalah jendela yang memungkinkan dapat melihat segala hal di luar lingkungan kita, sebagai penterjemah (interpretasi) yang membantu kita membuat pengalaman yang bermakna, serta sebagai platforms atau

carrier yang membawa informasi.

Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang melekat dalam kehidupan manusia. Radio memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media massa televisi dalam menarik perhatian khalayak terutama petani di pedesaan. Radio dapat mencapai pendengar dalam jumlah besar dengan lebih cepat dan lebih murah daripada sarana komunikasi yang lain seperti televisi. Radio transistor lebih mudah dibawa dan tidak terlalu terikat pada tempat serta harganya yang murah, maka negara berkembang akan lebih banyak mengambil manfaat radio sebagai sumber informasi ditinjau dari segi individual di mana tiap-tiap orang akan membeli sarana komunikasi ini dari kantongnya sendiri (Susanto 1982).

(14)

pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.

Radio memiliki peranan dalam mengisi kebutuhan manusia akan informasi, hiburan, dan sebagai sarana pendidikan. Siaran radio di Indonesia saat ini lebih banyak didominasi oleh siaran hiburan terutama di stasiun radio milik swasta. Saat ini, hanya beberapa stasiun radio, seperti radio milik pemerintah yaitu RRI dan radio komunitas seperti radio pertanian di beberapa daerah yang berdiri dengan tujuan mencerdaskan masyarakat. Siaran pendidikan serta informasi pembangunan merupakan siaran yang seharusnya mendominasi stasiun radio di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan tujuan pembangunan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan sangat penting bagi masyarakat desa dalam membangun peratanian di Indonesia.

Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews (1982) menyatakan bahwa radio harus mendapat prioritas yang tinggi sebagai medium untuk penyuluhan karena radio merupakan salah satu alat penyuluh pertanian yang efektif. Radio merupakan media massa yang memiliki kedekatan personal yang tinggi dengan masyarakat pedesaan. Bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan, radio masih populis digunakan sebagai media hiburan dan sarana mendengarkan berita atau informasi pembangunan (Saleh 2006).

Mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian di bidang pertanian yaitu sebagai petani. Petani di pedesaan merupakan kelompok dengan golongan ekonomi lemah sehingga perlu ditingkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Selain itu, petani merupakan subyek pembangunan pertanian sehingga pengetahuan serta keterampilannya dalam meningkatkan produktivitas pertanian perlu ditingkatkan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memenuhi tuntutan pembangunan di pedesaan dengan sumberdaya yang terbatas yaitu minimnya akses informasi yang ada di pedesaan.

Upaya-upaya dan program-program diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembangunan di pedesaan terutama kualitas sumberdaya manusianya yaitu petani agar tidak semakin tertinggal dengan masyarakat perkotaan. Media informasi yang tepat digunakan untuk mampu menerima informasi dari pemerintah khususnya tentang pembangunan harus dihidupkan dalam keseharian masyarakat desa. Informasi yang disampaikan harus relevan dengan kehidupan petani di desa. Susanto (1982) mengatakan bahwa siaran pedesaan merupakan salah satu sarana komunikasi pembangunan yang pertama-tama perlu menyesuaikan diri dengan tuntutan pembangunan itu sendiri yang berarti peningkatan pada tugas, dan peningkatan pengetahuan, maupun beban pekerjaan.

(15)

bertindak (Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews, 1982). Isi siaran pedesaan biasanya didengar oleh suatu kelompok dan kemudian mereka mendiskusikan topik yang dibahas dalam siaran kemudian mereka berusaha untuk menerapkan apa yang telah disampaikan dalam siaran radio tersebut. Siaran pedesaan sebaiknya dapat menyentuh kebutuhan petani sehingga dibutuhkan sifat lokal dalam setiap siarannya. Program-program melalui media massa terutama siaran pedesaan di radio diharapkan dapat mengurangi sifat acuh tak acuh petani di pedesaan terhadap program pembangunan dan dapat menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan pengetahuan maupun keahlian petani dalam meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil pertanian.

Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan stasiun radio di bawah naungan lembaga Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi. Pendirian RPC ditujukan untuk mengatasi kesenjangan komunikasi antara pemerintah dengan petani di pedesaan dan dapat menjadi media penyaluran informasi-informasi pertanian bagi masyarakat luas, khususnya petani di pedesaan. RPC pada awalnya dirancang untuk menyebarkan informasi, teknologi dan pengetahuan pertanian bagi mitra tani serta dapat mendorong timbulnya apresiasi masyarakat di luar pertanian menjadi peduli dan mencintai dunia pertanian. Seiring perkembangan dan untuk memenuhi kebutuhan mitra atau fans, RPC tidak hanya menyajikan informasi pertanian secara umum (pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan), akan tetapi informasi-informasi lain seperti pendidikan, psikologi, budaya dan agama yang dikemas dalam bentuk hiburan1.

Masalah Penelitian

Pesan-pesan pembangunan seperti kebijakan pemerintah mengenai pertanian, informasi harga pasar, dan inovasi teknologi pertanian sangat dibutuhkan oleh petani dalam membantu meningkatkan produktivitas usahataninya. Untuk itu, petani membutuhkan suatu sarana atau media pengembangan wawasan dan keterampilan untuk mengembangkan usahataninya. Siaran pedesaan di RPC memiliki peran penting dalam menyalurkan informasi pertanian guna mengembangkan pegetahuan dan keterampilan tersebut.

Siaran pedesaan di RPC sudah berlangsung sejak RPC berdiri karena RPC adalah stasiun radio yang ditujukan khusus untuk menyiarkan program siaran pedesaan. Sejauh ini, RPC telah memiliki tempat tersendiri di hati pendengarnya terutama petani. Program siaran pedesaan di RPC diharapkan mampu memenuhi kebutuhan infromasi pertanian dan dapat meningkatkan pengetahuan petani guna mengembangkan usahataninya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian adalah:

1. Apakah siaran pedesaan di RPC memberikan efek dalam meningkatkan pengetahuan petani?

2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efek siaran pedesaan dalam meningkatkan pengetahuan petani?

1

(16)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui efek siaran pedesaan di RPC dalam meningkatkan pengetahuan petani

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efek siaran pedesaan dalam meningkatkan pengetahuan petani

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, anatra lain:

1. Instansi terkait

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan bagi Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam meningkatkan kualitas isi siaran pedesaan sehingga RPC dapat menjadi radio pertanian yang semakin dikenal oleh masyarakat dan memiliki manfaat besar bagi pertanian Indonesia.

2. Masyarakat umum

Masyarakat umum terutama petani dapat mengetahui sejauh mana siaran di radio dapat mengubah pengetahuan pendengar sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat terutama petani untuk mendengarkan program siaran pedesaan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai pertanian

3. Para peneliti

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan Pertanian

Pembangunan sektor pertanian merupakan hal yang penting dalam meningkatkan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti mampu bertahan di tengah krisis ekonomi dibandingkan dengan sektor lainnya. Namun, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang dalam meningkatkan pembangunan pertanian. Soetrisno (2002) mengatakan bahwa kondisi sosial budaya petani merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam pembangunan nasional dan kemampuan sektor tersebut untuk bersaing pada abad yang akan datang. Petani sebagai salah satu subyek yang berperan langsung dalam meningkatkan produktivitas pertanian membutuhkan suatu pengembangan wawasan dan keterampilan dalam bidang usahataninya. Oleh karena itu, pengembangan sumberdaya manusia dalam hal ini adalah petani sangat diperlukan agar pembangunan pertanian dapat berjalan efektif.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah pedesaan dan sebagian masyarakatnya tinggal di pedesaan serta memiliki pekerjaan di sektor pertanian. Susanto (1982) mengatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan setiap desa adalah tergantung dari lingkungan, potensi, ekonomi, manusiawinya, rencana pemerintahan daerah, situasi komunikasi dan transportasi antara desa yang dibina dengan ibu kota kecamatan, dengan kabupaten, dengan ibu kota propinsi dan seterusnya. Hal ini mencerminkan bahwa diperlukan kerjasama antar berbagai pihak agar pembangunan di pedesaan dapat efektif dan tepat sasaran. Pesan-pesan pembangunan seperti kebijakan pemerintah, informasi harga pasar, dan inovasi teknologi pertanian sangat dibutuhkan oleh petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan.

Pesan atau informasi pembangunan dapat sampai kepada petani apabila terjalin komunikasi yang baik antara sumber pesan dengan petani di pedesaan sebagai penerima pesan. Permasalahan yang sering kita temui di negara berkembang adalah masih terjadinya kesenjangan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat atau petani yang tinggal di pedesaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mengatasi kesenjangan tersebut agar pesan-pesan pembangunan dapat diterima oleh semua masyarakat sampai ke pelosok desa terutama bagi petani. Oleh karena itu, komunikasi menjadi sangat penting bagi keberlangsungan pembangunan suatu negara karena dengan komunikasi terutama komunikasi massa, pesan-pesan pembangunan dapat sampai kepada masyarakat luas.

Komunikasi Massa

(18)

lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Kincaid 1981 dalam Cangara 2004). Selain pertukaran informasi, dengan komunikasi seseorang dapat mempengaruhi orang untuk melakukan apa yang diinginkannya, misalnya pemerintah menginginkan masyarakat menggunakan suatu inovasi baru maka dengan komunikasi yang dilakukan dengan baik masyarakat akan menggunakan inovasi tersebut.s

Komunikasi dalam penyebaran informasi secara luas umumnya menggunakan saluran media massa atau disebut sebagai komunikasi massa. Komunikasi massa menurut Baran (2004) merupakan suatu proses komunikasi untuk menciptakan makna bersama antara media massa dan khalayak mereka. Komunikasi massa adalah suatu proses komunikasi yang tergolong dimediasi oleh media massa, dimana produk-produk informasi diciptakan dan didistribusikan oleh suatu organisasi komunikasi massa untuk dikonsumsi oleh khalayak (Ruben (1992) dalam Mugniesyah (2010a)). Kesamaan makna antara sumber pesan dengan penerima pesan merupakan tujuan utama dari proses komunikasi massa. Komunikasi massa diartikan sebagai proses dimana partisipan yaitu komunikator dan komunikan menciptakan dan berbagi informasi satu dengan lainnya dengan tujuan untuk mencapai pemahaman secara timbal balik (Mugniesyah 2006).

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar pribadi dalam prosesnya menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Wiryanto (2006) membedakan komunikasi massa dengan komunikasi antarpribadi berdasarkan karateristiknya (Tabel 1). Komunikasi massa dengan menggunakan saluran media massa memiliki kecepatan yang tinggi dalam mencapai audiens yang luas sehingga tepat apabila media massa digunakan dalam penyebaran informasi pembangunan. Seperti yang dikatakan oleh Vivian (2008) bahwa ciri komunikasi massa adalah memiliki kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan orang yang dilakukan melalui medium massa. Dengan demikian, penyaluran informasi dengan media massa dapat sampai kepada petani-petani di pelosok desa.

Tabel 1 Karakteristik dan Saluran Komunikasi

No. Karakteristik Saluran Media Massa Saluran Antarpribadi

1. Arus pesan One-way One-way

2. Konteks komunikasi Interposed Face to face

3. Jumlah feedback yang

segera bisa diperoleh Rendah Tinggi

4. Kemampuan mengatasi

proses seleksi Rendah Tinggi

(19)

Kelemahan komunikasi massa terletak pada arus pesan yang bersifat searah sehingga feedback yang diterima oleh komunikator rendah atau tertunda. Namun, beberapa penelitian cukup membuktikan bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa cukup efektif dalam memberikan efek terhadap khalayaknya terutama efek pada perubahan pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh Rogers & Shoemaker (1973) dalam Mugniesyah (2006) bahwa saluran media massa relatif penting pada fungsi pengetahuan atau pengenalan, sementara salauran komunikasi interpersonal relatif lebih penting pada fungsi persuasi dalam proses keputusan inovasi.

Komunikasi massa memiliki unsur-unsur penting dalam proses komunikasinya. Saluran media massa merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi massa yang berperan sebagai medium penyalur pesan. Unsur-unsur komunikasi massa yang biasa digunakan dalam riset komunikasi massa adalah sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Menurut Harorld D. Lasswell dalam

Wiryanto (2006) guna memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsur-unsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect.

1. Sumber

Cangara (2004) menyebutkan bahwa dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi seperti perusahaan surat kabar, stasiun radio atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah (Wiryanto 2006). Selanjutnya Wiryanto (2006) menjelaskan bahwa sumber komunikasi massa yaitu organisasi mempunyai ratio output yang tinggi terhadap masukan, dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dapat dilakukan oleh komunikator perorangan, meskipun mempunyai esensi yang sama.

Stasiun radio merupakan sebuah organisasi yang berperan sebagai sumber pesan atau penyalur pesan. Sumber pesan menentukan bagaimana suatu pesan disampaikan sehingga dapat menarik perhatian khalayak dan akhirnya dapat mengubah perilaku khalayak sesuai dengan harapan sumber pesan (komunikator). Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka (Bungin 2006).

(20)

2. Pesan

Unsur pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan merupakan unsur penting dalam komunikasi massa karena seseorang yang menggunakan media massa, yang diperhatikan adalah pesannya. Pesan dalam komunikasi massa berciri terbuka, dirancang untuk mencapai audien yang luas, dan pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera (Charles Wright 1977 dalam Wiryanto 2006). Isi pesan biasanya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda (Cangara 2004). Isi pesan yang disampaikan melalui media massa terutama radio tentunya harus memenuhi kebutuhan khalayak, sehingga seorang komunikator atau sumber harus memperhatikan pesan yang disampaikan agar menarik perhatian khalayaknya.

Charles Wright (1977) dalam Wiryanto (2006) menjelaskan tiga karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut:

a. Publicly yaitu pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditunjukkan kepada perorangan-perorangan tertentu yang eksklusif, melainkan besifat terbuka untuk umum atau publik.

b. Rapid yaitu pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan

c. Transient yaitu pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk

memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk

tujuan-tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Maka isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial dan kadang-kadang bersifat sensasional.

Isi siaran yang baik harus sesuai dengan segmentasi khalayak dari stasiun radio itu sendiri. Kesesuaian materi siaran dengan khalayak menentukan bagaimana suatu pesan efektif disampaikan kepada khalayak. Hasil penelitian Tede (2012) menunjukkan bahwa faktor materi siaran memiliki hubungan mempengaruhi dengan peningkatan kognitif dan afektif khalayak pendengar. Selain materi siaran, format siaran yang disusun dengan baik akan mempengaruhi perhatian khalayak. Format siaran radio mempunyai hubungan dengan perilaku petani dalam mendengarkan radio demikian pula terhadap format siaran, pemilihan acara yang dimiliki dalam perilaku petani mendengarkan radio (Mardianah 2010). Selain itu, durasi siaran yang sesuai dengan waktu luang khalayak terutama petani yang memiliki mobilitas tinggi dalam berusahatani, mempengaruhi perilakunya dalam mendengarkan radio.

3. Saluran

(21)

fungsi pengawasan dimana media massa berfungsi memberi informasi dan menyediakan berita.

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan (Bungin 2006). Secara spesifik Bungin (2006) menjelaskan paradigma peranan media massa yaitu sebagai institusi pencerahan masyarakat yaitu sebagai media edukasi, sebagai media informasi yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat, dan sebagai media hiburan yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.

Saluran media massa dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak merupakan media yang informasinya dalam bentuk tulisan seperti surat kabar, majalah, buku, brosur dan poster. Media elektronik adalah media yang penyebaran informasinya melalui jaringan elektronik seperti radio dan televisi. Media elektronik sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehingga pesan pembangunan dapat efektif jika disampaikan melalui kedua media elektronik ini. Selain itu, media elektronik radio dan televisi memiliki sifat aktualitas yang tinggi, artinya informasi yang disampaikan adalah informasi-informasi terbaru.

Media massa terutama radio memiliki pengaruh tersendiri terhadap pendengarnya. Saluran radio yang memiliki daya tangkap yang tinggi akan mempengaruhi seberapa besar khalayak pendengar yang akan mendengarkan siarannya. Selain itu, kejernihan suara serta hambatan dalam mentransisi pesan juga ditentukan dari pemancar miliki stasiun radio. Daya tangkap siaran juga mempengaruhi pendengaran khalayak, apabila daya tangkap baik maka pesan akan tersampaikan dengan baik tanpa ada gangguan atau noise yang membuat khalayak sulit mendengar pesan yang disampaikan.

4. Penerima

Komunikasi massa bersifat terbuka sehingga pesan dapat diterima oleh siapa saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Penerima merupakan sasaran dari komunikasi massa yang tersebar, memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan tidak dikenal. Menurut Charles Wright (1977) dalam Wiryanto (2006), penerima atau khalayak sasaran memiliki ciri-ciri besar dan menyebar dalam berbagai lokasi, heterogen yaitu semua lapisan masyarakat dengan berbagai keragamannya, dan anonim atau tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator.

Keberhasilan suatu proses komunikasi tergantung pada bagaimana khalayak sasaran dapat terpengaruh oleh pesan komunikasi tersebut. Keberhasilan proses komunikasi juga tergantung dari bagaimana media dapat memenuhi kebutuhan dan melayani selera khalayak sehingga penting bagi media untuk mengklasifikasi audiens sasaran. Klasifikasi audiens seperti itu semata-mata upaya media unuk melayani berbagai selera yang ada di dalam

mass audience (Wiryanto 2006).

(22)

penerima pesan dalam mendengarkan radio juga termasuk dalam faktor internal penerima pesan yaitu frekuensi dan lama mendengarkan radio.

5. Efek

Unsur efek dalam komunikasi massa merupakan unsur yang menentukan sejauh mana suatu proses komunikasi massa yang menggunakan saluran media massa dapat mempengaruhi khalayak penerima pesan yang disampaikan sumber atau komunikator. Wiryanto (2006) mendefinisikan efek komunikasi sebagai setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Efek komunikasi massa yang ditimbulkan adalah pada perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku (Wiryanto 2006).

Efek atau pengaruh saluran komunikasi massa efektif terjadi pada perubahan pengetahuan sedangkan komunikasi antarpribadi cenderung berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang. Cangara (2004) memberikan contoh kasus perokok, meski kampanye yang dilakukan Departemen Kesehatan melalui media massa begitu gencar, namun tidak mengurangi keinginan orang untuk merokok, sekalipun mereka tahu bahwa rokok dapat menimbulkan kanker. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Tede (2010) bahwa media massa radio mampu memberikan pengaruh kepada pendengarnya yakni berupa penambahan wawasan bagi pendengar atas informasi yang disajikan. Oleh karena itu, efek yang paling dipengaruhi oleh pesan media massa hanya pada perubahan pengetahuan atau pada aspek kognitif.

Radio Sebagai Media Komunikasi Massa

Media komunikasi memiliki peranan dalam penyebaran informasi dalam rangka pembangunan suatu bangsa. Radio sebagai media komunikasi massa menanggung peran dalam menjalankan tugas-tugas pembangunan seperti yang dikemukakan oleh Schramm dalam Depari dan MacAndrews (1982) bahwa media akan mampu membuktikan peranannya melayani tugas-tugas pembangunan bagi negara-negara sedang berkembang. Peranan tersebut meliputi: 1) media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran; 2) media massa dapat memusatkan perhatian; 3) media massa mampu menumbuhkan aspirasi; 4) media mampu menciptakan suasana membangun; 5) media massa mampu mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah politik; 6) media massa mampu mengenalkan norma-norma sosial; 7) media massa mampu menumbuhkan selera; 8) media massa mampu merubah sikap yang lemah menjadi sikap yang lebih kuat; 9) media massa sebagai pendidik.

(23)

besar “thefith estate” yaitu pemancar yang besar, studio yang canggih, daya langsung, daya tembus, dan daya tarik (Arifin 2010). Nilai aktualita radio lebih tinggi dibandingkan saingannya yaitu televisi karena keadaan yang mendadak dan tidak direncanakan, sukar dapat direkam dan disiarkan dengan segera oleh televisi sedangkan radio tidak memerlukan banyak waktu persiapan untuk menyiarkan kejadian demikian secepat mungkin (Susanto 1982).

Kelebihan yang dimiliki radio membuat keberadaannya masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Radio sebagai media komunikasi yang portabel, ringan, dan kecil sehingga sangat digemari oleh orang-orang yang mempunyai mobilitas tinggi untuk dapat mengakses informasi (Saleh 2009). Radio memiliki sifat personal atau kedekatan emosional yang tinggi karena gaya bahasa yang digunakan penyiar merupakan bahasa sehari-hari sehingga mudah didengar oleh khalayak. Petani sebagai salah satu kelompok yang memiliki mobilitas tinggi dibidang pertanian menggunakan radio untuk mendapatkan informasi karena dapat dibawa dan didengar saat sedang bekerja di sawah atau kebun. Radio juga merupakan media elektronik yang murah sehingga relevan dengan petani yang tergolong memiliki pendapatan rendah.

Bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan radio masih populis digunakan sebagai media hiburan dan sarana mendengarkan berita atau informasi pembangunan (Saleh 2006). Radio merupakan media massa yang efektif dalam menyebarluaskan inovasi pertanian atau pesan pembangunan kepada masyarkat luas terutama masyarakat pedesaan (Mumpuni 2003). Sebagian besar masyarakat di perdesaan masih menjadikan radio sebagai media pendidikan nonformal yang paling penting dalam mengakses suatu informasi dan teknologi (Mardianah 2010). Hal tersebut membuat radio memiliki nilai lebih dibanding media massa lainnya karena cukup dekat dengan masyarakat pedesaan. Oleh karena kedekatan media radio dengan masyarakat pedesaan, siaran di radio diharapkan mampu menyampaikan pesan pembangunan seperti inovasi teknologi terbaru kepada masyarakat desa terutama yang berhubungan dengan pertanian.

Siaran Pedesaan

Radio mampu memberikan pendidikan terhadap petani melalui program siaran pedesaan sebagai salah satu bentuk metode penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan petani (Wiraatmadja 1997 dalam Mardianah 2010). Siaran pedesaan merupakan salah satu program yang isi materi siarannya disesuaikan dengan kebutuhan informasi petani. Siaran pedesaan melalui radio menurut Mugniesyah (2010) adalah siaran khusus yang ditujukan bagi para petani dan keluarganya dengan maksud menyebarkan secara cepat informasi-informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru di bidang pertanian seluas-luasnya. Tujuan dari siaran pedesaan adalah untuk membangkitkan kesadaran dan perhatian, menumbuhkan minat dan keingintahuan, dan menyebarkan informasi secara cepat dan meluas (Mugniesyah 2010).

(24)

sebagai saluran informasi, peningkatan keterampilan atau informasi tentang keterampilan dan merupakan saran komunikasi ke atas bagi pemerintah (Susanto 1982). Siaran pedesaan di radio tidak hanya dibutuhkan oleh petani, tapi juga oleh penyuluh guna mempermudah kegiatan penyuluhan dan sebagai pelancar komunikasi antara penyuluh dengan petani (Saidah 2009).

Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan salah satu radio yang menyiarkan siaran pedesaan karena memang dikhusukan untuk masyarakat pedesaan. Penyaluran pesan melalui RPC tidak dapat dipungkiri sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi pada petani dan berperan dalam mengembangkan pengetahuan dan sikap petani (Ariyani 2008). Oleh karena sifat materi siaran dari program siaran pedesaan sesuai dengan informasi pertanian maka durasi atau waktu siaran juga harus disesuaikan dengan waktu luang petani sehingga pesan yang disampaikan dapat benar-benar didengarkan oleh petani. Program acara yang ada di RPC tidak hanya program yang berkaitan dengan pertanian tetapi ada program yang ditujukan untuk menghibur pendengar. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji program siaran yang menyajikan informasi dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Program siaran pedesaan tersebut adalah Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info.

Program siaran pedesaan tersebut memiliki format yang berbeda-beda. Program acara Karedok adalah siaran yang menyajikan informasi baru mengenai teknologi di bidang pertanian dengan menghadirkan narasumber. Bincang Siang adalah program yang menyajikan informasi mengenai kebijakan dan program-program dari pemerintah di bidang pertanian. Program acara Agri Info adalah siaran yang menyajikan berita-berita atau informasi teraktual yang terjadi di dunia pertanian seperti informasi harga pasar, kebijakan, kegiatan kementrian pertanian, dan informasi lainnya. Agri Info memiliki segmen acara bernama Teropong Desa yang menyajikan pengalaman petani atau penyuluh pertanian dalam berusahatani sehingga dapat memberikan info mengenai kiat-kiat sukses dalam pengembangan usahatani kepada pendengar. Program acara tersebut diharapkan mempu memberikan pengetahuan yang luas kepada pendengar khususnya petani di pedesaan.

Efek Siaran Pedesaan Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Susanto (1982) menjelaskan bahwa radio atau siaran pedesaan banyak disebut sebagai sumber informasi, memperlihatkan bahwa sumbangannya dalam bidang komunikasi pembangunan tidak dapat diremehkan, walaupun tidak ditentukan bahwa siaran pedesaan adalah satu-satunya atau sumber pertama tentang suatu inovasi. Susanto (1982) menjelaskan lebih lanjut bahwa bila orang memperoleh informasi tentang pembangunan, ia akan sanggup menjalankan apa yang diharapkan dari padanya dengan lebih baik, dan pembangunan akan lebih berhasil mendekati sasaran UUD. Saluran komunikasi melalui siaran pedesaan di radio mengambil peran dalam menyebarkan informasi tersebut sehingga pendengarnya dapat mengalami peningkatan pengetahuan dalam usaha untuk memperbaiki kehidupan dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan.

(25)

perhatian, pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku Wiryanto (2006). Hasil penelitian Asniati, dkk (2008) menunjukkan adanya perubahan perilaku khalayak setelah mendengar radio namun perubahan tersebut didahului oleh perubahan pengetahuan dan sikap. Selain itu, isi pesan yang disampaikan memang ditujukan untuk secara spesifik mengubah perilaku sehingga efek yang diimbulkan dapat mengubah perilaku. Efek atau pengaruh saluran komunikasi massa cenderung terjadi pada perubahan pengetahuan. Hasil penelitian Tede (2010) bahwa media massa radio mampu memberikan pengaruh kepada pendengarnya yakni berupa penambahan wawasan bagi pendengar atas informasi yang disajikan. Oleh karena itu, efek yang paling dipengaruhi oleh pesan media massa hanya pada perubahan pengetahuan atau pada aspek kognitif.

Fakor-faktor yang berhubungan dengan sumber, pesan, saluran, dan penerima akan mempengaruhi efek yang diterima oleh penerima dalam menggunakan media massa dalam hal ini adalah siaran pedesaan melalui radio. Rogers dan Shoemaker (1973) dalam Mugniesyah (2010b) mengemukakan sebuah model komunikasi yang dikenal dengan Model SMCRE yang secara umum diaplikasikan dalam konteks penyuluhan. Elemen-elemen tersebut meliputi:

1. Sumber (source), yang terdiri dari atas orang atau lembaga dari mana inovasi berasal

2. Pesan (messages), yakni inovasi baik itu berupa teknologi maupun gagasan atau ide-ide dengan segaal karakteristik yang ditawarkannya

3. Saluran komunikasi (channel), yang bisa melalui orang dan media massa 4. Penerima (receiver), yang terdiri dari anggota sistem sosial

5. Pengaruh (effects), berupa perubahan-perubahan yang terjadi di kalangan individu anggota sistem sosial, berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku terbuka untuk mengadopsi atau menolak inovasi yang ditawarkan oleh sumber.

Elemen-elemen sumber, pesan, saluran, dan penerima memiliki pengaruh terhadap efek yang akan diterima oleh penerima. Saluran komunikasi dalam hal ini adalah siarn pedesaan melalui radio, oleh karena keterbatasan media dalam mempengaruhi khalayak pada tahap sikap dan perilaku, maka siaran pedesaan efektif hanya pada tahap pengetahuan yaitu dalam pengenalan suatu informasi atau inovasi kepada khalayak yaitu petani.

Kerangka Pemikiran

Proses komunikasi massa dalam menyampaikan pesan dengan menggunakan media massa yaitu radio harus memperhatikan lima unsur penting yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Tujuan akhir dari suatu proses komunikasi massa adalah efek yang diterima khalayak. Oleh karena itu, unsur sumber, pesan, saluran, dan penerima mempengaruhi efek yang akan ditimbulkan. Siaran pedesaan di radio dapat menimbulkan efek perubahan pengetahuan terhadap petani.

(26)

jenis kelamin, pendidikan, pendapatan dan kepemilikan media massa serta faktor perilaku mendengarkan radio yaitu frekuensi dan lama mendengarkan siaran pedesaan serta motif mendengarkan siaran pedesaan. Faktor materi siaran pedesaan meliputi kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Faktor stasiun radio yaitu format radio, kredibilitas penyiar, dan daya tangkap siaran. Ketiga faktor tersebut diduga dapat menimbulkan efek berupa perubahan pengetahuan terhadap khalayak. Oleh karena itu, kerangka pemikiran yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: Berhubungan

Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang tertera pada Gambar 1, maka hipotesis penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan siaran pedesaan,

Faktor internal

- Umur

- Jenis Kelamin - Pendidikan - Pendapatan

- Kepemilikan media massa - Motivasi mendengarkan siaran

pedesaan

- Frekuensi mendengarkan siaran pedesaan

- Lama mendengarkan siaran pedesaan

Efek siaran pedesaan

Peningkatan pengetahuan petani

Faktor stasiun radio

- Format radio - Kredibilitas penyiar - Daya tangkap siaran

Faktor materi siaran

(27)

frekuensi mendengarkan siaran pedesaan, dan lama mendengarkan siaran pedesaan berhubungan nyata dengan peningkatan pengetahuan petani

2. Faktor materi siaran yang meliputi kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan berhubungan nyata dengan peningkatan pengetahuan petani

3. Faktor stasiun radio yang meliputi format radio, kredibilitas penyiar, dan daya tangkap siaran berhubungan nyata dengan peningkatan pengetahuan petani

Definisi Operasional

Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan siaran pedesaan serta perilaku responden dalam mendengarkan siaran pedesaan di RPC yaitu frekuensi mendengarkan dan lama mendengarkan yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan petani

a. Umur adalah lama hidup responden yang dihitung sejak tanggal kelahiran hingga saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Pengukuran umur dinyatakan dalam tahun dan diukur menggunakan skala ordinal. Umur dikategorikan sebagai berikut:

1. Dewasa (< 46 tahun)

2. Setengah Baya (46 – 55 tahun) 3. Tua (> 55 tahun)

b. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden, dan juga merupakan identitas seksual yang melekat pada diri responden. Jenis kelamin termasuk jenis data nominal. Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan c. Pendidikan adalah lama tahun responden menempuh jenjang pendidikan

formal. Pendidikan diukur menggunakan skala ordinal. Kategori jenjang pendidikan formal terdiri dari:

1. Pendidikan rendah (0 – 4 tahun) 2. Pendidikan sedang (5 – 8 tahun) 3. Pendidikan tinggi (9 – 12 tahun)

d. Pendapatan adalah total rata-rata pengeluaran petani setiap bulan dari sektor pertanian yang dihitung dalam rupiah. Pendapatan diukur menggunakan skala ordinal. Kategori tingkatan pendapatan berdasarkan sebaran responden adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan rendah (< Rp. 1.100.000)

2. Pendapatan sedang (Rp. 1.100.000 – 2.100.000) 3. Pendapatan tinggi (> Rp. 2.100.000)

(28)

1. Tidak memiliki ketiganya 2. Memiliki satu macam 3. Memiliki dua macam 4. Memiliki ketiganya

f. Frekuensi mendengarkan siaran pedesaan adalah tingkat keseringan responden mendengarkan siaran pedesaan Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info dalam rentang waktu seminggu. Frekuensi mendengarkan siaran pedesaan di RPC diukur menggunakan skala ordinal. Frekuensi mendengarkan dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1. Rendah (≤ 5 kali dalam satu minggu) 2. Sedang (6 – 9 kali dalam satu minggu) 3. Tinggi (≥ 10 kali dalam satu minggu)

g. Lama mendengarkan siaran pedesaan adalah waktu rata-rata yang diluangkan responden untuk mendengarkan siaran pedesaan Karedok, Bincang Siang dan Agri Info dalam satu hari. Lama mendengarkan siaran pedesaan diukur menggunakan skala ordinal. Lama mendengarkan dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1. Rendah (< 3 jam dalam satu hari) 2. Sedang (3 – 5 jam dalam satu hari) 3. Tinggi (> 5 jam dalam satu hari)

h. Motivasi mendengarkan siaran pedesaan adalah dorongan seseorang untuk mendengarkan siaran pedesaan atau kebutuhan yang akan terpenuhi apabila mendengarkan siaran pedesaan. Motif mendengarkan dibagi menjadi:

1. Mengisi waktu luang (skor 1)

2. Medengarkan untuk dijadikan bahan obrolan dengan teman (skor 2) 3. Keinginan sendiri untuk memperoleh informasi (skor 3)

2. Faktor materi siaran adalah faktor yang berhubungan dengan isi atau pesan yang disampaikan oleh penyiar radio kepada pendengar. Penilaian terhadap faktor materi siaran dibagi menjadi tiga yaitu penilaian terhadap kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran, dan gaya penyampaian pesan. Secara keseluruhan, penilaian terhadap faktor materi siaran dikategorikan menjadi: 1. Sangat tidak sesuai : skor 39 – 68,5

2. Tidak sesuai : skor 68,6 – 98,1 3. Sesuai : skor 98,2 – 127,7 4. Sangat Sesuai : skor 127,8 - 156

a. Kesesuaian durasi siaran adalah penilaian responden terhadap ketepatan lamanya waktu pemutaran program dengan kondisi dan aktivitas atau waktu luang responden. Kesesuaian durasi siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah:

1. Sangat tidak sesuai : skor 12 – 21,2 2. Tidak sesuai : skor 21,3 – 30,5 3. Sesuai : skor 30,6 – 39,8 4. Sangat Sesuai : skor 39,9 – 48

(29)

mendengarkan siaran pedesaan. Kesesuaian materi materi siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah:

1. Sangat tidak sesuai : skor 15 – 26,5 2. Tidak sesuai : skor 26,6 – 38,1 3. Sesuai : skor 38,2 – 49,7 4. Sangat Sesuai : skor 49,8 – 60

c. Gaya penyampaian pesan adalah penilaian responden terhadap cara-cara dalam menyampaikan pesan yaitu menyangkut perulangan, kemudahdimengertian, dan perbendaharaan kata dalam penyampaian pesan. Gaya penyampaian pesan diukur menggunakan skala ordinal. Kriteria pengukuran gaya penyampaian pesan adalah:

1. Sangat tidak sesuai : skor 12 – 21,2 2. Tidak sesuai : skor 21,3 – 30,5 3. Sesuai : skor 30,6 – 39,8 4. Sangat Sesuai : skor 39,9 – 48

5. Faktor stasiun radio adalah faktor-faktor atau ciri-ciri yang berhubungan dengan radio sebagai sebuah media massa. Faktor stasiun radio dibagi menjadi tiga penilaian yaitu penilaian terhadap format radio, kredibilitas penyiar dan daya tangkap siaran. Secara keseluruhan, penilaian terhadap faktor stasiun radio dikategorikan menjadi:

1. Sangat tidak sesuai : skor 15 – 26,5 2. Tidak sesuai : skor 26,6 – 38,1 3. Sesuai : skor 38,2 – 49,7 4. Sangat Sesuai : skor 49,8 – 60

a. Format radio adalah skor kesesuaian pengemasan bentuk program dengan kondisi pendengar RPC. Format radio diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah:

1. Sangat tidak baik : skor 6 – 10,7 2. Tidak baik : skor 10,8 – 15,5 3. Baik : skor 15,6 – 20,3 4. Sangat baik : skor 20,4 – 24

b. Kredibilitas penyiar adalah penilaian responden terhadap seseorang yang membawakan siaran pedesaan yang disajikan. Kredibilitas terdiri dari dua unsur yaitu keahlian dan kejujuran, sejauh mana responden menilai keahlian penyiar dan sejauh mana responden percaya akan pesan yang disampaikan oleh penyiar. Kredibilitas penyiar diukur dengan kriteria sebagai berikut:

1. Sangat tidak baik : skor 7 – 12,5 2. Tidak baik : skor 12,6 – 18,1 3. Baik : skor 18,2 – 23,7 4. Sangat baik : skor 23,8 – 28

c. Daya tangkap siaran adalah jangkauan siaran yang dipancarkan oleh stasiun radio RPC. Daya tangkap siaran diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah:

(30)

3. Baik : skor 6 – 7 4. Sangat baik : skor 8

4. Efek adalah pengaruh yang diterima responden setelah menerima informasi siaran pedesaan yang disiarkan Radio Pertanian Ciawi (RPC). Efek peningkatan pengetahuan diukur tingkat pemahaman petani atas materi atai isi siaran siaran pedesaan di RPC. Peningkatan pengetahuan diukur berdasarkan penguasaan infomasi pada responden mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan isi siaran yang disampaikan melalui siaran pedesaan. Pengetahuan yang diuji berkaitan dengan materi siaran pedesaan yang ada di RPC yaitu pada program acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info. Materi siaran yang akan diuji adalah materi dari ketiga program tersebut yang disiarkan sekitar bulan September hingga Oktober 2013 diantaranya berkaitan dengan teknik budidaya, penanggulangan hama penyakit tanaman dan hewan, varietas unggul, pengelolaan bahan pangan, informasi pasar, informasi kebijakan pemerintah dan informasi yang berkaitan dengan kiat sukses berusahatani. Kriteria pengukuran yang digunakan digolongkan menjadi tiga yaitu:

(31)

PENDEKATAN LAPANG

DESAIN PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo dan Jannah 2010). Data kuantitatif didukung oleh data kualitatif sehingga didapatkan pemahaman yang mendalam dan dapat memperkaya analisis. Data kualitatif didapatkan melalui wawancara mendalam.

Penelitian didesain dengan metode deskriptif dan korelasional. Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan variabel-variabel dan untuk mengumpulkan infromasi aktual secara rinci yang melukiskan keadaan yang ada (Rakhmat 1984). Sedangkan metode korelasional digunakan untuk menjelaskan hubungan di antara variabel. Metode korelasional menurut Rakhmat (1984) bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Radio Pertanian Ciawi (RPC) Kecamatan Ciawi, Bogor. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa RPC merupakan stasiun radio yang berdiri di bawah naungan Departemen Pertanian yang ditujukan untuk menyalurkan informasi pertanian kepada masyarakat luas terutama petani. Informasi yang disiarkan RPC sebagian besar berkaitan dengan dunia pertanian.

Lokasi desa yang menjadi sasaran penelitian adalah Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi Desa Pasir Eurih memiliki Kelompok Tani yang masih aktif dan pihak RPC beberapa kali pernah melakukan kunjungan atau kegiatan off air di desa tersebut sehingga RPC memiliki cukup banyak pendengar di desa tersebut. Lokasi dipilih untuk mengetahui apakah terdapat efek perubahan tingkat pengetahuan khalayak sasaran yang mendengarkan siaran pedesaan di RPC.

(32)

Teknik Pengambilan Sampel

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah petani pendengar Radio Pertanian Ciawi yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Tani dan Subur Makmur di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan populasi sasaran didasarkan atas pertimbangan bahwa petani yang tergabung dalam kelompok tani Karya Tani dan Subur makmur merupakan petani yang aktif atau sering mendengarkan siaran pedesaan di RPC. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik probabilita yaitu suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Prasetyo dan Jannah 2010). Jumlah populasi sasaran yaitu petani yang tergabung dalam kelompok tani Karya Tani dan Subur Makmur yang aktif mendengarkan siaran pedesaan di RPC adalah sebanyak 55 orang. Berdasarkan jumlah populasi tersebut, maka ditentukan jumlah sampel yang akan diambil. Responden dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) dengan menggunakan kertas undian yang diberi nomor 1 sampai 55 yang menunjukkan nomor urutan populasi sasaran. Berdasarkan undian yang telah diambil secara acak, terpilih sebanyak 35 orang yang akan menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini. Penentuan jumlah sampel didasarkan atas jumlah minimum sampel yang dapat diuji secara statistik dalam penelitian kuantitatif dengan teknik korelasi yaitu lebih dari 30 kasus (Ida Bagoes Mantra dan Kasto 2006).

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui penelitian langsung dilapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner (Lampiran 4). Selain menggunakan kuesioner, data primer juga diperoleh dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dengan responden untuk menggali lebih dalam pendapat mereka mengenai siaran pedesaan yang disiarkan oleh RPC.

Wawancara juga dilakukan dengan pihak RPC untuk menggali lebih banyak tentang siaran pedesaan yang mereka siarakan. Selain itu, data sekunder diperoleh dari kantor desa mengenai profil desa, jumlah masyarakat yang bekerja di bidang pertanian dan non pertanian serta data sekunder yang diperoleh dari pihak Radio Pertanian Ciawi (RPC) yaitu mengenai profil RPC, struktur organisasi, dan tentang program acara yang disiarkan oleh RPC.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(33)

terkumpul tersebut kemudian diolah secara statistik deskriptif menggunakan SPSS for Windows versi 19.0 dan Microsoft Excel 2007.

(34)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Desa Penelitian

Kondisi Geografi

Desa Pasir Eurih merupakan salah satu desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis berada pada posisi geografis

06037’10” - 06038’40” LS dan 106042’45” - 1060 47’25” BT. Luas wilayah desa sebesar 316 Ha dan berada pada ketinggian 350-500 meter dpl. Desa Pasir Eurih termasuk ke dalam kawasan dengan iklim tropis basah dengan jumlah curah hujan rata-rata 3.500-4.500 mm/tahun atau 223 mm/bulan dengan jumlah hari hujan 284

hari. Suhu harian minimum 200C dan suhu harian maksimum 200C dengan

rata-rata tahunan 290C. Kelembaban udara rata-rata 84%, dan intensitas penyinaran matahari rata-rata 65,1% dengan kecepatan angin rata-rata 2,5 km/jam. Curah hujan yang cukup tinggi dan tingkat penyinaran matahari yang cukup tinggi berdampak pada peningkatan produktivitas dari komoditi pertanian maupun perkebunan yang diusahakan.

Secara administratif Desa Pasir Eurih berbatasan dengan Desa Parakan di sebelah utara, Desa Sukaresmi di sebelah barat, Desa Tamansari di sebelah selatan, Desa Sirnagalih di sebelah timur. Desa Pasir Eurih berjarak 5 km dari kota Bogor atau 60 km dari kota Jakarta sehingga Desa Pasir Eurih termasuk desa yang mudah dijangkau di Kabupaten Bogor karena dekat dengan Kota Bogor dan mudah diakses oleh kendaraan umum maupun pribadi.

Penggunaan lahan di wilayah Desa Pasir Eurih secara umum terdiri atas lahan terbangun dan lahan terbuka. Untuk lahan terbangun masyarakat menggunakannya sebagai permukiman yang terdiri dari rumah penduduk, sarana pendidikan, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan lahan terbuka digunakan sebagai lahan pertanian (sawah dan ladang) dan pemakaman.

Tabel 2 Sebaran Penggunaan Lahan Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Lahan Penggunaan Luas Lahan (Ha) Presentase (%)

Sawah 144.8 53.3

Situ Waduk Danau 0.5 0.2

Tegal Ladang 25.7 9.5

Pemukiman 61.1 22.5

Perkebunan 0.3 0.1

Kantor Desa Kelurahan 2.4 0.9

Tempat Pemakaman Umum 1.5 0.5

Bangunan Sekolah 1.8 0.7

Jalan 31.8 11.7

Usaha Perikanan 1.7 0.6

Total 271.7 100.0

(35)

Penggunaan lahan (Tabel 2) terbesar di Desa Pasir Eurih adalah lahan persawahan yaitu sebesar 53,32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Pasir Eurih masih memiliki banyak lahan persawahan sehingga masih banyak produktivitas pertanian yang dapat dikembangkan. Banyaknya lahan persawahan juga menunjukkan sebagian besar warga Desa Pasir Eurih memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan berprofesi sebagai petani.

Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Pasir Eurih adalah 11.156 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.766 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 5.390 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.997 KK yang terdiri dari 14 RW dan 55 RT. Mayoritas penduduk beragama Islam dan yang lainnya adalah Kristen dan Katolik.

Mata pencaharian penduduk Desa Pasir Eurih sangat beragam yaitu sebagai petani, peternak, swasta, PNS, pedagang, dan buruh pabrik. Seperti yang terlihat pada Tabel 2 bahwa penggunaan lahan yang paling luas di desa Pasir Eurih adalah lahan persawahan, sehingga penduduk Desa Pasir Eurih sebagian besar yaitu sebesar 45,88 persen berprofesi sebagai petani yang terdiri dari petani pemilik sebesar 24,74 persen dan buruh tani sebesar 21,14 persen. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

(36)

Mata pencaharian sebagai pengrajin memiliki presentase terbesar kedua setelah profesi petani yaitu sebesar 22,25 persen. Hal ini dikarenakan sebagian besar desa di Kecamatan Tamansari terutama Desa Pasir Eurih merupakan desa yang terkenal dengan industri sandal dan sepatu dari industri kecil hingga menengah. Terdapat banyak masyarakat yang membuka bengkel sebagai pengrajin sandal dan sepatu. Para pengrajin tersebut ada yang memang membuka bengkel untuk keuntungan sendiri yang kemudian di jual di pasar atau pusat grosir, ada juga yang hanya mengerjakan beberapa kerajinan dalam jumlah kecil dan untuk disetorkan pada penampung yang akan mendistribusikannya ke pasar-pasar, pusat grosir, ataupun toko-toko.

Tingkat pendidikan penduduk di desa Pasir Eurih tergolong sangat rendah. Sebagian besar masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan pada jenjang SD/MI. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan merupakan prioritas untuk lebih diutamakan bagi masyarakat setempat.

Profil Radio Pertanian Ciawi (RPC)

Sejarah Radio Pertanian Ciawi (RPC)

Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan stasiun radio yang berdiri di bawah naungan Departemen Pertanian tepatnya dibawah lembaga Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi sejak tahun 2004. Pada awalnya, gagasan pendirian Radio Pertanian Ciawi (RPC) muncul dari kegiatan dengar pendapat yang dilakukan oleh Deptan dan komisi IV DPR pada tahun 2003. Kegiatan tersebut memunculkan gagasan bahwa perlunya media informasi untuk menyebarkan informasi program Deptan kepada stakeholders. Deptan menugaskan PMPSDMP atau yang saat ini bernama PPMKP untuk mendirikan radio penyiaran.

Radio Pertanian Ciawi pada awalnya dirancang untuk menyebarkan informasi, teknologi dan pengetahuan pertanian bagi mitra tani serta dapat mendorong timbulnya apresiasi masyarakat diluar pertanian menjadi peduli dan mencintai dunia pertanian. Seiring perkembangan dan untuk memenuhi kebutuhan mitra atau fans, RPC berkembang tidak hanya menyajikan informasi pertanian secara umum (pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan), akan tetapi informasi-informasi lain seperti pendidikan, psikologi, budaya dan agama yang dikemas dalam bentuk hiburan.

Radio Pertanian Ciawi (RPC) sebagai radio yang berisi siaran tentang pertanian dan bernuansakan pedesaan, memiliki visi dan misi yang menjadikan pertanian sebagai pilar utama berdirinya Radio Pertanian Ciawi (RPC). Adapun visi Radio Pertaian Ciawi (RPC) adalah menjadi suara hati masyarakat pertanian, sedangkan misinya adalah sebagai berikut:

1. Mengkomunikasikan kebijakan pembangunan 2. Menyuarakan aspirasi masyarakat pertanian 3. Mengembangkan kualitas SDM pertanian 4. Menjadi mitra usaha terpercaya

Gambar

Tabel 1 Karakteristik dan Saluran Komunikasi
Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran
Tabel 2 Sebaran Penggunaan Lahan Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,
Tabel 3 Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pasir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, berdasarkan jenis atau kategorinya, sapaan yang digunakan penutur Bahasa Lampung terdiri dari sapaan kekerabatan, sapaan nonkekerabatan,

Tidakan operasi pada mata bertujuan untuk mengganti kornea mata yang sudah rusak dengan kornea yang baru (kornea donor). Keratoplasti biasanya dilakukan setelah ulkus  pulih

(2) siklus II dari jumlah pengamatan terhadap siswa dengan skor = 24 dengan kategori baik, hasil pengamatan terhadap guru dengan skor = 29 dengan kategori amat nilai rata-rata 80

Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan, media hanya dapat digunakan pada kelas lanjut dikarenakan dalam tujuan penelitian untuk pembelajaran

Berikut adalah grafik total frekuensi burung kuntul besar ( E. alba ) diketiga lokasi penelitian yang tersaji pada Gambar 3. alba ) di tambak pada pagi hari lebih

Melakukan pre test untuk menentukan subjek penelitian dan diperoleh 13 siswa dari 31 siswa kelas VIII A SMP N 3 Muntilan yang tingkat perilaku konsumtifnya berada dalam

Tingkat produktivitas akar kering yang dicapai dari ketiga pola tanam tersebut menunjukkan data bahwa pola tanam konservasi mempunyai tingkat produktivitas yang lebih tinggi yaitu

Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang status gizi, pengetahuan tentang gizi, dan pola makan pada remaja awal (siswa SMP) yang tinggal di