• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Metode Latihan Siswa Kelas V Sdn 01 Ketapang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Metode Latihan Siswa Kelas V Sdn 01 Ketapang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

NARASI MENGGUNAKAN METODE LATIHAN SISWA

KELAS V SDN 01 KETAPANG

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH,

YULIANTI CHATARINA NIM. F34210151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

NARASI MENGGUNAKAN METODE LATIHAN SISWA

KELAS V SDN 01 KETAPANG

Yulianti Chatarina, Maridjo, Abdul Hasjmy, Tahmid Sabri. PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Kata kunci:peningkatan, karangan narasi, metode latihan.

Abstrak: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif, bentuk penelitian tindakan kelas, dan bersifat kolaborasi. Tempat penelitian berlangsung adalah di SDNSDN 01 Simpang Dua Ketapang, khususnya di kelas V yang berjumlah 25 orang adapun subjek dari penelitian ini yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi langsung, komunikasi langsung teknik pengukuran dan dokumenter dengan alat pengumpul data yaitu lembar IPKG 2, lembar wawancara, unjuk kerja, data nama siswa kelas V.

Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus dengan hasil yang diperoleh adalah kemampuan guru mengajar mulai siklus I sampai II secara berurutan. Indikator kinerja seperti kesesuaian judul dengan isi karangan/gagasan dari penggunaan ejaan dan tanda bacahingga, pilihan kata (diksi).Dari data yang diperoleh disimpulkan terjadi peningkatan pada setiap siklus.Dengan demikian, penelitian menggunakan metode latihan pada pembelajaran menulis karangan narasi dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi.

Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan metode latihan pada siswa kelas V SDN 01 Simpang Dua ketapang mengalami peningkatan dari Base Line sebesar 73,3 % ke siklus II sebesar 78,8 % meningkat sebesar 81,3 %.

Keywords: improvement, narrative essay, a method of exercise.

Abstract: This study used a qualitativeapproach , descriptive methods, forms of action research, and collaborative nature. Where the research is taking place in SDN SDN 01 Simpang Dua Ketapang, particularly in class V which amounts to 25 people while the subject of this study is subject teachers Indonesian. Data collection techniques used are direct observation techniques, measurement techniques and direct communication with a data collector documentary which IPKG sheet 2, the questionnaires, performance data name graders V.

This research was conducted for 2 cycles with the results obtained is the ability of teachers to teach the first cycle to the second start in a row .Performance indicators such as the suitability of the content of the essay title/idea of the use of spelling and punctuation to the choice of words (diction).Inferred from the data obtained by an increase in each cycle. Thus, research on learning exercises using narrative essay writing can enhance students' skills in writing narrative essays.

Increased narrative essay writing skills using exercises in class V students of SDN 01 Simpang Dua ketapan Base Line increased from 73.3% to 78.8% for the second cycle increased by 81.3%.

(3)

alam kehidupan sehari-hari bahasa merupakan alat yang sangat vital bagi manusia dalam berkomunikasi.Manusia berkomunikasi agar dapat saling belajar, berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektualnya.Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi ada dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis.Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis tersebut muncul dalam segala aktivitas seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan, politik, dan lain-lain.

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, terdapat empat aspek keterampilan bahasa yang diajarkan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dimana keempat aspek tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Salah satu aspek keterampilan bahasa yang dalam pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat dan perasaan ke dalam bentuk simbol-simbol huruf adalah keterampilan menulis.Keterampilan menulis merupakan salah satu syarat untuk menuangkan keinginan penulis dalam berbagai macam bidang atau kegiatan.

Menurut Yeti Mulyati, dkk. (2007:1.13), “Menulis dikatakan suatu

keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis aspek bahasa yang lainnya.”Hal ini dikarenakan menulis bukan hanya sekedar menyalin kata-kata dalam sebuah kalimat, tetapi siswa dituntut dapat menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan teratur dengan memperhatikan penggunaan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan kaidah penulisan kata yang benar, serta menggunakan variasi kalimat dalam menulis.Proses belajar mengajar bahasa Indonesia di sekolah-sekolah umumnya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata-mata sehingga keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis kurang dapat perhatian. Ide, gagasan, pikiran, dan perasaan mereka berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya dalam bentuk karya sastra.

Keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa Indonesia diajarkan satu diantara dalam materi mengarang. Dalam hal ini guru harus terampil dalam mengajarkan tentang mengarang kepada siswa, terutama kaidah-kaidah dalam penulisan sebuah karangan, sehingga dapat dikatakan karangan tersebut sudah benar. Materi mengarang sendiri ada lima jenisnya, yaitu karangan deskripsi, karangan narasi, karangan eksposisi, karangan argumentasi, dan karangan persuasi.

Banyak siswa menganggap menulis karangan itu susah. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pilihan kata yang tepat, penggunaan tanda baca, penulisan kata yang digunakan sering tidak sesuai dengan aturan penulisan dalam bahasa Indonesia, dan juga kesulitan dalam menulis karangan yang sesuai dengan jenis karangannya, hal tersebutlah yang disampaikan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia kelas V.

Dari survei yang dilakukan di SDN 01 Simpang Dua tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa kelas V 25 orang, diperoleh informasi bahwa masih banyak nilai pada pembelajaran bahasa Indonesia yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) khususnya pada pembelajaran menulis yaitu menulis karangan. Untuk nilai rata-rata kelas dari hasil belajar siswa pada observasi awal yaitu 58,36. Siswa yang telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) berjumlah 8 orang atau sekitar 32%.

(4)

Selain itu berdasarkan pengamatan, peneliti melihat bahwa peran guru di sekolah-sekolah dalam kegiatan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan menulis karangansepenuhnya diberi kewenangan penuh untuk siswa berkreasi sendiri, tanpa adanya pemberian pemahaman materi terlebih dahulu sebelum memulai materi pelajaran membuat karangan, sehingga siswa hanya membuat suatu tulisan berdasarkan pemikiran sendiri tanpa memperhatikan apa unsur-unsur yang harus tercapai dalam membuat suatu tulisan, sehingga tulisan tersebut dapat dikatakan layak sebagai suatu karangan dan mereka dapat memiliki nilai lebih untuk karya mereka yang sudah baik.

Melihat fakta di atas maka suatu pengajaran harus lebih bervariasi terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapatmenyampaikan materi yang akan dibahas dengan metode dan media yang tepat dan menarik agar pembelajaran tidak bersifat konvensional. Hal tersebut akanberdampak pada keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru sehingga pelajaran lebih menyenangkan untuk siswa dan juga standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Proses pembelajaran merupakan proses mengkomunikasikan sebuah bahan ajar, maka metode pembelajaran menempati posisi yang cukup penting dalam

proses pembelajaran. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2010: 20), “Materi tanpa

metodologi dirasa kurang efektif dan metodologi tanpa meteri akan terasa hampa,

karena tidak ada yang diolah dan dikembangkan”.

Penggunaan suatu metodeyang sesuai dengan materi pada pembelajaran mata pelajaran bahasaIndonesia bertujuan agar pembelajaran dapat tercapai dengan standar keberhasilan yang sudah tertulis di dalam suatu tujuan pembelajaran. Menurut Nasution (dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 19),

“Metode berarti jalan yang harus dilalui atau cara untuk melakukan sesuatu atau prosedur.”

Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih karangan narasi sebagai sasaran penelitiannya dikarenakan karangan narasi itu merupakan karangan yang mengisahkan suatu cerita atau kisah dan seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca atau pendengarnya kepada suatu perasaan tertentu, hal inilah yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran ini. Dimana peneliti mengambil tema untuk tulisan siswa-siswi yaitu menceritakan pengalaman pribadi, tulisannya akan menceritakan pengalaman pribadi siswa-siswi sendiri sehingga teman-temannya akan ikut merasakan apa yang penulis rasakan dengan pengalamannya tersebut.

KAJIAN PUSTAKA.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008:3),”Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.” Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis, seperti juga halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis

(5)

menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis.

”Menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai

suatu objek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya

sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas” Mc Crimmon,

1976:2 dalam (Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, 2012:96).

”Keterampilan menulis dibangun guru melalui banyak latihan dengan menggunakan teknik atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa” (Puji Santosa, 2011:6.27). Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya, hal itu menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang terprogram.

Kesimpulan peneliti dari beberapa pendapat di atas menyatakan menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa adalah suatu penyampaian pesan atau berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan simbol tulis dan untuk melatih keterampilan menulis harus memerlukan latihan, selain itu menulis juga bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai

KARANGAN NARASI

Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008:4.31),”Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari kata bahasa inggris narration (cerita) dan

narrative (yang menceritakan)”. Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa, karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. (Gorys Keraf, 2010:136).

Menurut Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet (2012:101), ”Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca

mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa karangan narasi atau wacana narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi adalah suatukarangan yang biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.

(6)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sudut pandang orang ketiga karena akan memudahkan siswa untuk menuangkan ide dan gagasan ke dalam sebuah cerita dan cerita yang akan ditulis oleh siswa adalah pengalam pribadi.

1. Indikator Kinerja untuk Mengukur Keterampilan Menulis Karangan Narasi.

No. Indikator Base Line

Siklus I Siklus II Muncul/T.

Muncul

Muncul/T. Muncul

1. Kesesuaian judul dengan isi karangan

2. Isi karangan atau gagasan

3. Pilihan kata (diksi)

4. Tanda Baca dan Ejaan

5. Organisasi Isi

METODE LATIHAN

”Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan tertentu” (Jamal Ma’mur Asmani, 2011:37). Selain itu, ”Metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan” (Syaiful Bahri Djamarah , 2010:95).

Nana Sudjana (2011:86) “Metode latihan pada umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.” Roestiyah N.K (2008:125) “Metode latihan ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari

apa yang telah dipelajari”.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa metode latihan adalah suatu cara atau teknik mengajar yang selalu diulang-ulang untuk memperoleh keterampilan atau ketangkasan tertentu.Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

Dari tujuan tersebut jelas tergambar bahwa fungsi pengajaran bahasa Indonesia di SD adalah sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa itu, terutama sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajari lewat bahasa itu. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positifserta memberikan dasar untuk menikmati dan menghargai sastra Indonesia.

(7)

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu diperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur bangsa, serta pembinaan rasa persatuan nasional.

METOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sesuai dengan metode deskriptif.Sugiyono (2010:9) menyatakan bahwa pengertian metode penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafah postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

melalui pengamatan, wawancara dan sebagainya yang dideskripsikan dengan kata-kata alamiah untuk menemukan prinsip dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan akhir yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 01 Simpang Dua.

METODE PENELITIAN

Menurut Hadari Nawawi (2007:66) menyatakan bahwa terdapat empat jenis metode penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Metode filosofis, 2. Metode deskriptif, 3. Metode historis, dan 4. Metode eksperimen.

Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan metode

deskriptif.Metode deskriptif adalah “Sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga masyrakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya” (Hadari Nawawi, 2007:67).

Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa penelitiakan mengungkapkan semua gejala-gejala yang dihadapi pada saat penelitian ini dilakukan yaitu di kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Simpang Dua Ketapang.

SIFAT PENELITIAN

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif berkolaborasi dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yaituIbu Arut Lidyana, S.Pd.

Menurut Susilo (2009:17), “Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan

teman sejawat (para guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi”.

Melihat beberapa pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa upaya kolaborasi antara peneliti dan guru bidang studi sangat mempengaruhi kelancaran dalam penelitian ini, karena peneliti bersama guru

(8)

bidang studi mengadakan sharing(tukar pendapat) dan bekerjasama dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu metode latihan sehingga pelajaran yang akan dilakukan guru kolaborasi akan lebih terfokus dan terarah sesuai dengan harapan.

SETTING DAN SUBJEK PENELITIAN a. Setting Penelitian

Penelitian ini menggunakan setting di dalam kelas Sekolah Dasar Negeri V Sekolah Dasar Negeri 01 Simpang Dua KetapangJalan Pateh Burang No. 38, Desa Semandang Kanan, Kecamatan Simpang Dua.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah (1) guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VA Sekolah Dasar Negeri 01 Simpang Dua Ketapang yaitu Arut Lidyana, S.Pd dan siswa kelas V, (2) siswa sebanyak 25 orang, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki danterdapat 10 orang siswa perempuan.

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Judul suatu penelitian yang akan ditentukan oleh seorang peneliti pasti dilatarbelakangi oleh suatu permasalahan yang dianggap sangat memprihatinkan oleh peneliti, dan hal ini tentunya didukung juga oleh beberapa faktor yang mendukung yaitu kelemahan-kelemahan dalam kegiatan belajar mengajar ataupun faktor lain yang terjadi di lapangan.

Dilatarbelakangi hal demikianlah yang membuat seorang peneliti tersebut untuk merumuskan sebuah judul penelitian dan juga tindakan yang akan diberikan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi di lapangan tersebut. Maka dari itu, pengamatan awal sangat penting dan berpengaruh dilakukan oleh peneliti, sebagai tindakan awal dalam menyusun tindakan seperti apa yang akan dirumuskan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, dan juga sebagai perbaikian dari sistem pembelajaran yang dianggap kurang mendukung dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu juga, agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

Deskripsi dari penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Menulis Karangan Narasi Menggunakan Metode Latihan pada Siswa Kelas V

SDN 01 Simpang Dua Ketapang” akan dijelaskan dalam masing-masing siklus. Setiap siklus akan dilakukan 2 kali pertemuan. Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah guru kolaborasi yaitu ibu Arut Lidyana, S.Pd., yaitu wali kelas V A yang sekaligus juga sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

serta siswa-siswi kelas V A yang berjumlah 25 orang, dengan jumlah siswa laki-laki 15 orang dan siswa perempuan 10 orang.

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang kemampuan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya materi menulis karangan narasi menggunakan metode latihan. Adapun data tersebut diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar IPKG 2 dan lembar panduan wawancara.Selanjutnya, data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil karya siswa yaitu sebuah karangan narasi utuh yang dinilai

(9)

berdasarkan beberapa aspek yang terdapat dalam indikator kinerja yang selanjutnya diperoleh data dalam setiap siklus.

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono.(2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anton M. Moeliono,dkk. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Aunurrahman, dkk.(2009). Penelitian Pendidikan SD 4 SKS.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nasional.

BSNP.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. FKIP Untan.(2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi

Press FKIP Untan.

Gorys Keraf. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

H.M. Asrori.dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Yogyakarta: Multipress.

Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Iskandar.(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Jamal Ma’mur Asmani. (2010). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press.

Kunandar.(2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kundharu Saddhono & St. Y. Slamet.(2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.

Lexi.J Moleong.(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(10)

Nabisi Lapono. dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Nana Sudjana.(2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Puji Santosa. dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Roestiyah N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar: Teknik Penyajian.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Solchan T. W. dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syamsa Hawa & Irawan Senda.(2011). 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat.Jakarta: Tangga Pustaka.

Yeti Mulyati.dkk. (2007). Keterampilan Berbahasa Indonesia.Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusi Rosdiana. dkk. (2007). Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Jakarta: Universitas terbuka.

(http://www.sekolahdasar.net/2011/10/tujuan-pembelajaran-bahasa-indonesia-di.html) akses 28 Juni 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan stimulasi senam otak pada anak.. ADHD terdapat beberapa tahap yang dilakukan yaitu

Pada akhirnya setelah seluruh rangkaian program dan kegiatan telah selesai dilaksanakan, begitu juga dengan kegiatan PPL. Maka pada tanggal 12 September 2015, mahasiswa

Tujuan dari kegiatan litbang diklat ini adalah untuk menyediakan sistem pencacah berbasis komputer yang dapat digunakan untuk kegiatan praktikum pencacahan radiasi secara

Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas membaca Al- Qur‟an adalah keadaan tingk atan atau ukuran intensnya dalam kegiatan

Recently, several results about exponential stability and exponential dichotomy which extend the result of O.Perron were obtained by N. Argu- ments in these papers again illustrate

PEMBELIAN SECARA

Berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa metode tabsyir secara terminology kependidikan merupakan suatu metode yang

PROFIL REPRESENTASI MENTAL SISWA KETIKA MEMBACA GAMBAR REPRESENTASI KONVENSI DAN ISOMORFISME SPASIAL PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA.. Universitas Pendidikan