• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. URUSAN PERDAGANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "7. URUSAN PERDAGANGAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

7.

URUSAN PERDAGANGAN

Peran urusan perdagangan semakin penting dalam perekonomian baik secara kuantitas

maupun kualitas. Secara kuantitas pentingnya sektor perdagangan terlihat dari peningkatan

kontribusi PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran. Secara kualitas semakin

pentingnya sektor perdagangan terlihat dari kegiatan-kegiatan yang lebih mengedepankan

kualitas jasa perdagangan untuk mendukung sektor industri, pertanian, kehutanan,

perikanan, pariwisata, pertambangan dan lain-lain. Dukungan kegiatan tersebut

memberikan pengaruh yang positif terhadap meningkatnya kontribusi sektor perdagangan.

Sektor perdagangan di Kabupaten Wonosobo lebih didominasi pada perdagangan eceran

di pertokoan, warung dan eceran tradisional dengan komoditas utama hasil pertanian dan

produk hasil usaha kecil dan menengah (UMKM). Sektor UMKM sebagai pelaku industri

kreatif merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan

ekspor maupun pasar domestik dengan didukung penataan sistem distribusi yang

menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha dan daya saing produk

domestik.

Untuk itu Isu strategis RPJMD 2010-2015 adalah : 1)

Penguatan struktur perekonomian

desa dan kota berbasis potensi lokal, 2) Penguataan sistem perdagangan berbasis potensi

dan sumber daya alam sekitar serta perlindungan produsen pertanian hasil bumi, 3)

Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup

pengelolaan sumber daya alam menuju ketahanan pangan. Dengan

s

trategi dan arah

kebijakan p

eningkatan efektifitas dan efisiensi perdagangan.

a.

PROGRAM DAN KEGIATAN

Sejalan dengan arah kebijakan tersebut, pada tahun 2011 pembangunan perdagangan

di Kabupaten Wonosobo difokuskan untuk peningkatan efisiensi perdagangan dalam

negeri, pengembangan infrastruktur perdagangan, perlindungan konsumen dan

pengamanan perdagangan.

Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan

Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 telah dialokasikan sebesar Rp.

1.390.000.000 atau sebesar 0,14% dari total APBD Tahun 2011. Dari alokasi tersebut

terealisasi sebesar Rp. 1.381.735.265 atau 99,40%.

(2)

Tabel IV.C.7.1

Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perdagangan Tahun 2011

No.

Program

Alokasi

(Rupiah)

Realisasi

(Rupiah)

I

Belanja Langsung

1.390.000.000

1.381.735.265

1

Pengembangan Kualitas Produk/SDM

dan Penguasaan Teknologi

720.000.000

718.244.000

2

Peningkatan Efisiensi Perdagangan

Dalam negeri

210.000.000

209.030.000

3

Pengembangan Infrastruktur (Sarana

dan Prasarana) Perdagangan

290.000.000

288.211.400

4

Perlindungan Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan

170.000.000

166.249.865

II

Belanja Tidak Langsung

-

-

1

Belanja Gaji dan Tunjangan

-

-

2

Belanja Tambahan penghasilan

-

-

3

Belanja Hibah

-

-

Total

1.390.000.000

1.381.735.265

Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2010 (diolah)

b.

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa yang

efisien dan efektif serta mengembangkan sistem usaha dan lembaga perdagangan

yang berpihak pada ekonomi kerakyatan. Melalui program ini Kabupaten Wonosobo

telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain : (1) Pengembangan Pasar lelang

Daerah, maksud diadakannya pasar lelang adalah terciptanya transparansi mekanisme

pembentukan harga sehingga akan meningkatkan potensi rebut tawar petani dan

mendorong peningkatan mutu dan produksi. Kegiatan ini dilaksanakan di Sub Terminal

Agribisnis (STA) Soropadan Temanggung untuk Pasar lelang Forward serta di Hotel

Borobudur Magelang dan Kantor Disperindag Provinsi Jateng Semarang Lt 5 untuk

komoditi Beras dan Jagung. Dengan harapan akan terbukanya transaksi usaha dan

promosi produk, akan terjadi penawaran secara terbuka antara pembeli dan penjual

yang ditentukan oleh harga tertinggi serta meningkatkan pendapatan petani. (2)

Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam negeri, bertujuan Memberikan

informasi kepada masyarakat umum/ konsumen serta IKM/UKM dengan melibatkan 50

orang peserta dalam kegiatan Sosialisasi Penggunaan Produk Dalam Negeri. Dengan

harapan agar masyarakat/konsumen menanamkan arti mencintai produk sendiri melalui

gerakan Aku Cinta Indonesia. (3) Pembinaan Distribusi Usaha, melalui pembinaan

dengan cara pemberian wawasan pengetahuan agar pelaku usaha tetap eksis dalam

menghadapi persaingan usaha akibat pengaruh globalisasi, sehingga pelaku usaha

dapat mengetahui kondisi usahanya dan dapat mengembangkan usahanya. (4)

(3)

memberikan dampak pada terbukanya akses pasar, meningkatnya akses pasar dan

meningkatkan pendapatan pelaku usaha. (6) Pemantauan Distribusi dan Informasi

Harga KEPOKMAS, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat perkembangan harga

rata-rata kebutuhan pokok masyarakat pada tingkat konsumen/pengecer di Kabupaten

Wonosobo, yang pada gilirannya dapat menjadi masukan Pemerintah dalam

mengambil kebijakan lebih lanjut. Kegiatannya berupa memantau perkembangan harga

dan distribusi kepokmas di pasar–pasar tradisional, agen, distributor, pangkalan LPG 3

kg se Kabupaten Wonosobo di mana hasil monitoring tersebut diolah untuk dijadikan

laporan data informasi harga kepokmas. Melalui kegiatan tersebut maka akan tersed ia

d ata in formas i h arg a d an ke lan car an d is trib us i, seb ag ai b ahan e valu as i

un tuk

me lakuk an

lang kah– lang kah

konkr it

dalam

men ind ak lan ju ti

per kemb ang an h arga beb erap a komod iti yang fluk tu atif se r ta menghindari

terjadinya gejolak harga yang mencolok khususnya komoditi barang kebutuhan pokok

masyarakat (KEPOKMAS). (6) Promosi Misi dagang IKM Skala Nasional dan Regional,

merupakan pameran tingkat nasional diikuti oleh Pemerintah Pusat, Provinsi,

Kabupaten/Kota se Indonesia, BUMN, BUMD, lembaga keuangan, UMKM dll, pameran

dilaksanakan selama dua kali yaitu International Ethnic Culture Festival di Komplek

Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Malioboro Yogyakarta tanggal 7-9 Oktober

2011 dan Invesda Expo 2011 di Gedung Jogja Expo Center (JEC) 13-16 Oktober 2011.

Dengan mengikutsertakan IKM binaan Cipta Selaras, Wondi Craft, Sensasi Dieng, Batik

Yohana Wiera serta promosi potensi investasi, budaya dan pariwisata Wonosobo. (7)

Promosi melalui Pameran Expo, dilakukan dalam rangka pengenalan produk UMKM

melalui gelar produk sehingga mampu meningkatkan akses pasar maupun omset

penjualan produk berlokasi di JCC Jakarta yang diwakili oleh 4 UMKM.

Program Pengembangan Infrastruktur Perdagangan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan sarana prasarana (infrastruktur)

perdagangan dalam rangka peningkatan efisiensi perdagangan. Pada tahun 2011 telah

dilaksanakan pengembangan infrastruktur di sektor perdagangan melalui beberapa

kegiatan yaitu Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung Pasar, Rehabilitasi

Sedang/Berat Bangunan Pasar dan Pengadaan Alat-alat kebersihan Pasar yang

kesemuanya bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta menyediakan

tempat transaksi yang lebih layak bagi pedagang dan masyarakat. Di samping itu juga

untuk meningkatkan daya saing dan eksistensi pasar tradisional melalui perwujudan

pasar tradisional yang bersih, aman dan nyaman.

Program Pengembangan Kualitas Produk/SDM dan Penguasaan Teknologi

Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan kewirausahaan dalam

mengembangkan produk (diversifikasi produk) serta meningkatkan kemampuan

penguasaan teknologi yang berbasis pada kebutuhan dunia usaha dalam rangka

mendukung peningkatan daya saing sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing

(kompetitif) di pasaran.

(4)

Melalui program ini telah dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain : 1) Peningkatan

Mutu, Standarisasi Produk IKM, (2) Peningkatan Sarana Pembinaan IKM di Lingkungan

IHT, (3) Peningkatan dan Pengembangan Klaster Meubel/Kayu Olahan, (4) Peningkatan

Kualitas dan Keamanan Produk Agro Industri Skala Kecil Menengah, (5) Pelatihan

pengolahan Gula Semut IK Gula Kelapa, (6) Pelatihan pengembangan Teknologi IKM

Perbengkelan, (8) Pelatihan Peningkatan dan pengembangan Industri Makanan dan

Minuman, (9) Pengembangan Klaster IKM Potensi Pande Besi.

Inti dari kegiatan tersebut adalah pelatihan manajemen dan ketrampilan bagi IKM

dengan harapan akan meningkatkan kualitas produk sehingga akan tumbuh wirausaha

yang dapat bersaing di pasar

Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Program ini bertujuan untuk memberdayakan lembaga perlindungan konsumen,

peningkatan kapasitas kelembagaan yang menangani sengketa dagang dan

perlindungan industri dalam negeri serta pengawasan barang beredar. Sasaran

program ini adalah meningkatnya daya saing berbasis efisiensi dan meningkatnya

perlindungan terhadap konsumen. Perlindungan konsumen dan pengamanan

perdagangan dilakukan melalui upaya perlindungan produsen domestik, perlindungan

konsumen, pengawasan barang beredar dan kemetrologian. Dalam upaya

perlindungan konsumen telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu : (1) Pemberantasan

Barang Kena Cukai Ilegal, dalam bentuk : Operasi pemberantasan barang kena cukai

illegal yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan se Wilayah Kabupaten Wonosobo dan

tingkat Kecamatan oleh Tim Kabupaten secara rutin dengan sasaran Pasar, grosir, toko,

warung, pengecer maupun pedagang kaki lima. (2) Operasional dan Monitoring Pita

Cukai Ilegal, di 15 Kecamatan Se Kabupaten Wonosobo selama 10 Bulan yaitu mulai

tanggal 1 Februari 2011 s/d 19 November 2011 dengan hasil berkurangnya

perdagangan tanpa pita cukai illegal di 15 kecamatan. (3) Peningkatan Pengawasan

Barang Beredar, kegiatan yang dilakukan adalah pengawasan yang dilakukan oleh Tim

yang dibentuk di beberapa tempat pelaku usaha baik pasar tradisional maupun

modern untuk mengetahui tentang produk barang/jasa yang diedarkan agar sesuai

dengan standar yang diberlakukan. Sehingga akan diketahui barang/jasa yang

diedarkan di pasar oleh para pelaku usaha, terjaganya standarisasi barang/jasa di

pasaran serta barang/jasa yang beredar sesuai dengan mutu sehingga masyarakat tidak

dirugikan. (4) Sosialisasi Perlindungan Konsumen, bertujuan untuk memberikan

wawasan kepada aparatur/petugas yang kompeten dan kepada pelaku usaha agar

lebih melaksanakan kewajibannya dalam berusaha serta bagi konsumen agar

mengetahui hak mereka yang diakibatkan dengan barang/jasa yang diterimanya sesuai

ketentuan Undang-Undang. (5) Pengadaan Sarana Prasarana Pendukung Sosialisasi

Perlindungan Konsumen, berupa pengadaan alat untuk pendukung kegiatan agar

kegiatan sosialisasi lebih mudah dan lancar sehingga penyebaran informasi tentang

perlindungan konsumen bisa terlaksana.

(5)

Capaian Kinerja Urusan Perdagangan

Tabel. IV.C.7.2

Capaian kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2011

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah

No.

Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD

Capaian Kinerja

2010

2011

1

Kontribusi sektor Perdagangan thd PDRB

(Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor

perdagangan) / (Jumlah total

PDRB)x100%

11,28%

12,02%**

2

Ekspor Bersih Perdagangan

nilai ekspor bersih Rp = nilai ekspor –

nilai impor

$ 19.669.332,78 $ 11.981.524,43

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan **) data sangat sementara

Capaian kinerja urusan perdagangan di Kabupaten Wonosobo dapat dilihat dari

kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB, yang pada tahun 2011 rata-rata

menyumbang 12,02%. Jika dibandingkan tahun 2010 mengalami kenaikan 6,56%.

Kenaikan tersebut disebabkan adanya pertumbuhan penduduk Kabupaten Wonosobo

yang semakin meningkat yang diikuti oleh meningkatnya kebutuhan sehingga daya beli

masyarakat di Kabupaten Wonosobo juga mengalami peningkatan. Kontribusi tersebut

harus tetap dipertahankan/ditingkatkan dengan cara meningkatkan nilai tambah

produk-produk perdagangan dan memperbaiki kualitas fasilitas infrastruktur

perdagangan, karena perdagangan sangat mengandalkan mobilitas yang tinggi.

Sedangkan nilai ekspor pada tahun 2011 sebesar $ 11.984.059,93 nilai ini menurun .

39,12% dibandingkan tahun 2010. Demikian pula nilai impor juga mengalami penurunan

yang cukup significant sebesar 82,36% sehingga nilai ekspor bersih di tahun 2011

menurun 39,09%. Karena adanya penurunan permintaan ekspor.

Untuk pengembangan infrastruktur perdagangan yang terkait dengan pembangunan

dan rehabilitasi pasar sampai tahun 2011 jumlah pasar daerah ada 9 buah dengan daya

tampung (kios, los, PKL) sebesar 3.278 buah, sedangkan jumlah pasar desa sampai 2011

ada 40 buah dengan daya tampung (kios, los, PKL) sejumlah 4.331 buah. Dibandingkan

tahun 2010 jumlah pasar daerah menurun 25% sedangkan jumlah pasar desa naik 2,56%

sementara daya tampun baik pasar daerah maupun pasar desa relatif tetap dari taahun

2010 sampai 2011.

c.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Permasalahan umum yang muncul pada urusan perdagangan antara lain :

Belum efisien dan efektifnya sistem distribusi barang kebutuhan pokok

masyarakat dan masih rendahnya kesadaran pemakaian produksi dalam negeri.

Terbatasnya akses permodalan terutama bagi pengusaha kecil, menengah dan

(6)

Masih terbatasnya ragam komoditas ekspor non migas dengan nilai tambah yang

rendah.

Upaya yang perlu dilakukan dalam pembangunan urusan perdagangan kedepan

adalah:

Mengintegrasikan perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan

jaringan distribusi perdagangan untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga

ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat terjaga salah satunya dengan

pembangunan/rehabilitasi infrastruktur perdagangan.

Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan memaksimalkan potensi

pasar domestik.

Melakukan revitalisasi kredit usaha rakyat serta menyediakan skim-skim pembiayaan

alternatif seperti sistem bagi hasil, sistem tanggung renteng atau jaminan tokoh

masyarakat setempat sebagai agunan.

Meningkatkan produk ekspor non migas yang bernilai tambah terutama untuk

produk lokal dengan memanfaatkan teknologi.

Gambar

Tabel IV.C.7.1

Referensi

Dokumen terkait

Disimpulkan bahwa karakteristik individu pelaku utama (nelayan) yang berhubungan nyata dan signifikan dengan persepsi terhadap lingkungan pesisir adalah tingkat

Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, tes, penilaian produk, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan

Penciptaan ruang yang perKesan tenang, aKrap aan sar Bukaan pada dinding sebagai penerangan dalam ruang Penempatan pencahayaan buatan pada elemen interior.. Penempatan AC untuk

Peserta lomba harus memahami segala ketentuan yang terkait dengan lomba kompetensi siswa (LKS) SMK tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan mempersiapkan diri

Variable Dependen : minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAK Metode analisis : analisis regresi linear berganda Motivasi kualitas, motivasi mencari ilmu dan lama pendidikan

SAE dalam penelitian ini menggunakan pendekatan nonparametrik yang digunakan untuk menduga tingkat kemiskinan pada level kecamatan di Kabupaten Sumenep.. Kecamatan Bluto

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk Kota Palangkaraya, Skenario pengembangan angkutan umum berdasarkan analisis AHP dan Survey Preferensi masyarakat (Model

Kesimpulan dari penelitian Kepemimpinan Kepala Desa dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai pada Kantor Desa Muara Bengkal Ulu Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten