47
APLIKASI
SISTEM PAKAR PUSAT INFORMASI KONSELING
REMAJA (PIK-R) DI SMAN 2 DUMAI DENGAN METODE
BACKWARD CHAINING
MENGGUNAKAN BAHASA
PEMOGRAMAN PHP
Ahmad Fadel1, Mardayulis2, Putri Yunita3
1,3
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer (STMIK) Dumai
2Akademi Manajemen Informatika & Komputer (AMIK) Dumai
1,2,3 Jl. Utama Karya Bukit Batrem Dumai Kode Pos 28811
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
PIK-R adalah suatu organisasi yang berperan sebagai wadah konseling setiap permasalahan yang dialami siswa dan siswi SMAN 2 Dumai. Dimana permasalahan yang dijadikan dasar dalam penulisan ini adalah Proses Konseling yamg dilakukan oleh guru BK dan Organisasi PIK-R kerap tidak efesien terhadap penanganan masalah-masalah yang ada pada siswa dan siswi SMAN 2 Dumai. Pada prosesnya sering kali konseling dilakukan pada saat jam pelajaran. Maka dari itu penelitian ini membuat suatu aplikasi pusat konseling berbasis web sehingga siswa dapat melakukan konseling dimana saja dan kapan saja dan juga penelitian ini mengunakan metode Backward Chaining maka dapat langsung mendiagnosa permasalahan apa yang di alami siswa dan siswi SMAN 2 Dumai dan bertujuan agar lebih efektifnya suatu proses konseling dalam penanganan masalah-masalah siswa dan siswi SMAN 2 Dumai dan menjadikan penerapan pendidikan berbasis karakter yang tepat sasaran.
Kata kunci :
konseling, sistem pakar, php,
Backward chaining1. PENDAHULUAN
SMAN 2 Dumai adalah salah satu sekolah menenggah atas unggulan yang ada di kota Dumai yang di mana sekolah ini merupakan sekolah yang menerapkan sistem pendidikan berbasis karakter. Yang bertujuan untuk mendidik siswa siswi supaya memiliki kepribadian yang baik, sehingga menciptakan lulusan yang berguna bagi bangsa ini.
Adapun untuk membanggun suatu generasi yang berkualitas, sekolah tidaklah hanya mengedepankan nilai yang di dapat dalam proses pembelajaran dikelas, akan tetapi diperlukanya pendidikan untuk membangun karakter yang baik bagi siswa dan siswi tersebut, maka dari itu SMAN 2 membuat suatu organisasi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), di dalam organisasi tersebut memiliki fungsi untuk membantu berbagai masalah kepribadian menyimpang yang dihadapi oleh siswa dan siswi SMAN 2 Dumai baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Keputusan peneyelesaian masalah yang akan diberi atas masalah-masalah kepribadian yang di alami oleh siswa dan siswi SMAN 2 Dumai dapat teratasi dengan efektif. Dengan memanfaatkan teknologi komputer dengan memberikan suatu wadah konseling, sehingga dapat memancing siswa dan siswi untuk bercerita tentang masalahnya, tentunya dengan membuat suatu aplikasi pada komputer yang dapat berkemampuan seperti seorang pakar yang akan dapat memberi suatu keputusan dan solusi atas masalah yang di alami. Maka dari itu peneliti mengunakan suatu aplikasi sistem pakar yang mengunakan metode Backward Chaining
yang dimana, suatu metode yang menganalisa suatu masalah kepribadian menyimpang pada siswa maka siswa akan diberikan informasi berupa karakter-karakter yang menyebabkan kepribadian menyimpang tersebut terjadi, lalu siswa akan diberikan solusi atas karakter-karakter dari masalah kepribadian tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajarimetode backward, chaining dalam
pISSN : 1979-0694
48
menganalisa konseling dari setiap masalah yang ada pada siswa dan siswi SMAN 2 Dumai. a. Aplikasi
Aplikasi komputer merupakan suatu perangkat lunak komputer yang memiliki fungsi tertentu sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh si pembuat aplikasi (programmer). Aplikasi komputer biasanya diciptakan untuk mempermudah manusia dalam mengerjakan suatu tugas didalam sebuah komputer, seperti untuk mengolah data maupun untuk keperluan editing.(Yunita, 2018)
b. Metode Backward Chaining
Backward Chaining adalah Penalaran
berdasarkan tujuan (goal-driven), metode ini dimulai dengan membuat perkiraan dari apa yang akan terjadi, kemudian mencari fakta-fakta
(evidence) yang mendukung (atau membantah)
hipotesa tersebut. Backward chaining adalah suatu alasan yang berkebalikan dengan hypothesis, potensial konklusinya mungkin akan terjadi atau terbukti, karena adanya fakta yang mendukung akan hypothesis tersebut.
Dengan kata lain, prosesnya dimulai dari initial hyphotesis or goal (Hipotesa awal atau tujuan) melalui intermediet hipotheses or sub goals (hipotesa lanjutan atau bagian dari tujuan) yang akan memeriksa semua hipotesa yang ada apakah hipotesa itu benar atau salah sehingga akhirnya akan menuju suatu Evidence (fakta).
Sebagai contoh di urai sebagai berikut, jika suatu masalah mempunyai sederetan kaidah seperti tertulis dibawah ini:
R1 : A and C, THEN E R2 : IF D and C, THEN F R3 : IF B and E, THEN F R4 : IF B THEN C R5 : IF F THEN G
Dimana sebagai acuan diketahui bahwa fakta A dan B adalah true (benar) dan G adalah GOAL (tujuan). Berikut ini langkah-langkah yang digunakan dalam metode backward
chaining:
1. Langkah 1 : mencari kebenaran dasar dari tujuan berdasarkan fakta yang ada, dimana sebagai acuannya kita sudah mengetahuinya.
2. Langkah 2 : R5 menunjukkan bahwa jika F benar maka G benar. Untuk itu, maka kita akan melihat R2 dan R3.
3. Langkah 3 : R2 menunjukan bahwa D belum tentu benar sebab D tidak termasuk dalam fakta acuan, sehingga R2 tidak bisa digunakan, maka kita akan melihat ke kaidah yang lainnya yaitu kaidah R3. 4. Langkah 4 : pada kaidah R3, kita ketahui
sesuai fakta acuan yang ada bahwa B adalah benar, selanjutnya kita akan melihat apakah E benar.
5. Langkah 5 : pada kaidah R1 sangat tergantung denga kebenaran A dan C. 6. Langkah 6 : karena A diketahui sebagai
fakta acuan adalah benar, selanjutnya kita akan melihat apakah C benar, dengan melihat R4.
7. Langkah 7 : R4 menunjukan bahwa C adalah benar karena B adalah benar. Dari langkah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa G adalah benar.(Nur, Ikhsan, Ariadi, Rosyid, & Ridwan, 2017)
c. Sistem Pakar
sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya.(Siti Mujilahwati, 2014)
d. Bahasa Pemrograman PHP
3+3 DGDODK VLQJNDWDQ GDUL ³3+3
+\SHUWH[W 3UHSURFHVVRU´ yang merupakan
sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML untuk membuat webside yang dinamis. PHP ini merupakan server side scripting maksudnya sintak dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi deserver kemudian hasilnya baru ditampilkan ke browser dalam format HTML, maka kode-kode yang kita tulis menggunkan PHP tidak akan kelihatan oleh user sehingga membuat halaman webside kita lebih aman dan dinamais.(Dahlan, 2013)
e. Perancangan User Interface
Rancangan arsitektur web secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar ini dibuat untuk menampilkan struktur dari halaman web yang akan direalisasikan.(Oktaviani, Widyawan, & Hantono, 2014)
49
Beranda Diagnosa Artikel Profil Login Admin Login User Register User Bantuan SMAN 2 DumaiSistem Pakar Pusat Informasi Konseling (PIK-R) SMA N 2
Gambar. 1. Interface navigation
f. XAMPP
XAMPP adalah software web server apache yang di dalamnya tertanam server MySQL yang didukung dengan bahasa pemrograman PHP untuk membuat website yang dinamis. XAMPP mendukung dua sistem operasi yaitu windows dan linux.(Noor & Saw, 2016)
g. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti yaitu:
Aplikasi E-counseling Dalam Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Untuk Mengatasi Siwa Terisolir Menggunakan Metode Backward Chaining di SMP Negeri 2 Bangil, penelitian ini dilakukan oleh M. Noval Riswandha dan Nur Maulidyah, mahasiswa jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen Informasi dan Komputer (STMIK), hasil penelitian terciptanya suatu aplikasi konseling berbasis web (e-counseling) sehingga dapat mempermudahnya siswa terisolir tersebut dalam melakukan konseling.(Riswandha & Maulidyah, 2017)
h. Sistem
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang di tentukan.(Elisawati, 2017) 2. METODOLOGI PENELITIAN a. Kerangka Kerja
Pembahasan dan penyelesaian penelitian ini dilakukan dengan mengikuti kerangka kerja berikut:
Gambar. 2. Kerangka Kerja
Berikut penjelasan dari gambar kerangka kerja di atas:
1. Mengumpulkan data
Pengumpulan data diambil dari berbagai sumber.
2. Mengidentifikasi masalah
Tahapan ini dimulai dengan melakukan survey kelapangan dan melihat secara langsung bagaimana proses konseling yang dilakukan guru BK dalam menyelesaikan masalah-masalah siswa SMAN 2 Dumai.
3. Mempelajari literature
Mempelajari jurnal-jurnal serta buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
4. Menganalisis masalah
Analisis masalah pada penelitian ini
mengunakan dua metode, yaitu metode
deskriptif dimana pada metode ini data yang ada
dikumpulkan, disusun, dikelompokan dan
dianalisa sehingga diperoleh beberapa gambaran yang jelas pada permasalahan yang dibahas, dan penelitian ini juga menggunakan metode komperatif yaitu pada metode ini analisis dilakukan dengan cara membandingkan teori dan praktek, sehingga nantinya akan diperoleh gambaran yang jelas dalam pengimplementasian sistem.
5. Mendesain sistem
Pada tahap ini akan dilakukan proses desain sistem, dimulai dengan penyajian basis data berupa fakta dan aturan, desain antar muka masukan, pembuatan algoritma, dan pembuatan antar muka keluaran.
6. Membangun sistem Mengumpulkan Data Mengidentifikasi Masalah Menguji Sistem Mengimplementasikan Sistem Membangun Sistem Mendesain Sistem Menganalisis Masalah Mempelajari Literatur
pISSN : 1979-0694
50
Membangun suatu sistem dengan melihat permasalahan yang ada maka dapat ditentukan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang nantinya akan digunakan untuk proses Konseling.
7. Mengimplementasikan sistem
Pada tahap ini dilakukan pengkajian kembali kelayakan dari pada sistem yang telah dirancang, apakah sistem tersebut sudah sesuai atau masih perlu dilakukan peninjauan kembali atau penyempurnaan.
8. Menguji sistem
Pengujian hasil dilakukan dengan:
a. Melakukan pengolahan data dengan
algoritma secara manual.
b. Melakukan pengujian data dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP database MySQL berbasis web
c. Membandingkan pengujian data secara
manual dengan hasil pengolahan data bahasa. Membandingkan hasil pengujian
data secara manual dengan hasil
pengolahan data mengunakan bahasa pemrograman PHP database MySQL berbasis web.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Sistem
Penggunaan sistem informasi pada organisasi pusat informasi konseling remaja (PIK-R) SMAN 2 Dumai yang ada saat ini belum menggunakan pemanfaatan perkembangan teknologi. Oleh karena itu proses konseling masih berjalan dengan cara manual, sehingga pada proses konseling memerlukan waktu yang sangat lama dengan jumlah siswa yang banyak, di khawatirkan guru BK tidak dapat memberi layanan konseling untuk siswa siswi SMAN 2 Dumai yang memiliki kepribadian menyimpang.
b. Analisis Kebutuhan Sistem
Perancangan aplikasi pusat informasi konseling remaja (PIK-R) di SMAN 2 Dumai menggunakan metode backward chaining dengan bahasa pemrograman PHP, merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengelola data konseling siswa dengan metode backward chaining. Data konseling ini juga meliputi pengelola input, proses, dan output. Input berupa data user, data pengguna, data karakter, data kepribadian, dan data solusi. Sistem juga harus dapat melakukan proses konseling dengan metode backward chaining.
Output yang diharapkan adalah memberi informasi tentang kepribadian pada siswa dan karakter-karakter yang menyebabkan kepribadian siswa menjadi buruk, serta dapat
memberi solusi pada siswa terhadap kepribadian yang menyimpang tersebut. Dengan melakukan konseling dapat menghasilkan output dalam bentuk laporan hasil konseling yang dapat diajukan pada guru BK utuk melakukan konseling lanjut apabila hasil konseling tidak memuaskan atau tidak dapat dimengerti. c. Tahapan Konseptualisasi Perancangan
Data
Pada tahap ini peneliti akan menggambarkan sebuah konsep sistem yang akaan dirancang dari beberapa data yang di atas. Sehingga dapat menghasilkan sebuah output yang berupa konseling secara komputerisasi, dan laporan yang terdapat dari proses relasi antara beberapa tabel lalu akan ditentukan bobotnya dari setiap karakter sehingga diketahuilah kepribadian sisea tersebut.
Tahap konseptualisasi dilakukan perancangan data. Kerangka sistem masalah yang ada pada siswa dan siswi di SMAN 2 Dumai ditunjukan pada Gambar 3:
Gambar 3. Tahap Konseptualisasi d. Tahapan Formulasi Permodelan
Backward Chaining
Giarratano dan riley, 1994 menyatakan bahwa Backward Cahining merupakan salah satu model penalaran atau penelusuran dalam sistem pakar, dimana penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut.
Pohon keputusan menunjukan tipe penelusuran atau alur penelusuran dalam prose identifikas. Struktur pohon keputusan terdiri atas node-node yang menunjukkan objek dan arc (busur) yang menunjukan hubungan antar
51
objek. Penelitian ini mengunakan model penelusuran backward chaining, dimana penalaran dimulai dari konsekuen ke anteseden. Metode ini bekerja secara backward untuk mendapatkan fakta-fakta yang mendukung hipotesa.
Dilakukan perancangan basis pengetahuan dengan membuat diagram alir aturan. Model penelusuran yang digunakan untuk mendeteksi karakter apa saja dan memberi solusi untuk sebuah kepribadian menyimpang pada siswa SMAN 2 Dumai adalah Backward Chaining. Dimana ilustrasi runut balik untuk fakta kepribadian ditunjukan pada gambar 3.2. Dimana seseorang akan menginput jenis kepribadian menyimpang lalu program akan memunculkan beberapa karekter dan solusi untuk masalah tersebut.
Gambar. 4. Ilustrasi runut balik fakta kepribadian
Node karakter kepribadian menyimpang siswa SMAN 2 Dumai ditandai dengan hurus K di mulai dari K01 sampai K35. Sementara jenis kepribadian yang akan dibahas dilambangkan dengan huruf P dan dimulai dari P01 sampai dengan P10. Rancangan pohon keputusan untuk identifikasi jenis masalah siswa SMAN 2 Dumai di tunjukan pada gambar 5. di bawah.
P01 K09 K01 K02 K03 K04 K05 K10 K15 K16 K17 P02 K06 K07 K08 K26 P03 K10 K11 K12 K13 P03 K09 K11 K12 K22 K13 K22 P04 K14 K16 K17 P04 K15 K14 K17 P04 K14 K15 K16 P06 K21 K23 K24 P07 K25 K27 P05 K18 K19 K20 P08 K28 K29 K30 P09 K31 K32 K33 P10 K34 K35 P06 K21 K23 K24 K02 K09 K10 K15 K16 K17 K26 K22 K22
Gambar. 5. Pohon Pakar
Berdasarkan pohon keputusan yang ditunjukan pada Gambar 3.3. Maka rule model menghasilkan 10 rule. Dimulai dari R1 sampai dengan R10, menggunakan pemodelan backward chaining dengan aturan-aturan seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.7. Berikut ini. Tabel. 3. Rule-rule identifikasi masalah siswa
Kode_m asalah
Rule Model Backward Chaining Identifikasi Masalah Siswa R1 If P01 then (K01 or K02 or K03 or K04 or K05 or K09 or K10 or K15 or K16 or K17) then (S01) and (S02) and (S03) and (S04) R2 If P02 then (K02 or K06 or K07 or K08 or K26) then (S02) and (S01) and (S07) R3 If P03 then (K09 or K10 or K11 or K12 or K13 or K22) then (S03) and (S01) and (S06) R4 If P04 then (K14 or K15 or K16 or K17) then (S04) and (S01) R5 If P05 then (K18 or K19 or K20) and (S05) R6 If P06 then (K21 or K22 or K23 or K24) then (S06) and (S03) R7 If P07 then (K25 or K26 or K27) then (S07) and (S02) R8 If P08 then (K28 or K29 or K30) then (S08) R9 If P09 then (K31 or K32 or K33) then (S09) R10 If P10 then (K34 or K35) then (S10) R11 If P01 and (K01 or K02 or K03 or K04 or K05) then (S01) and (S02) R12 If P01 and ( K04 or K05 or K09 or K10) then (S01) and (S03) R13 If P01 and ( K04 or K05 or K15 or K16 or K17) them (S01) and (S04) R14 If P02 and (K02 or K06 or K07 K08) then (S01 and S02) R15 If P02 and (K06 or K07 or K26) then (S02) and (S07) R16 If P03 and (K09 or K10 or K11 or K12 or K13) then (S01) and (S03) R17 If P03 and ( K10 or K11 or K12 or K13 or K22) then (S01) and (S03) Fakta Kepribadia n (P01) and (S01), (S02), (S03), (S04) Aturan If P01 THEN (K01, K02, K03, K04, K05, K09, K10, K15, K16, K17) Tujuan Kepribadia n (P01)
pISSN : 1979-0694
52
Model tersebut menggunakan logika and dimana jika pada tiap rule sudah terpenuhi karakter dari kepribadian tersebut. maka fungsi and akan menampilkan kepribadian atas karakter karakter yang dipilih, dan beserta solusi untuk setiap kepribadian yang menyimpang pada setiap rule yang di proses atas kepribadian yang sesuai, fakta kepribadian dan karakter beserta solusi yang di peroleh dari hasil penelitian yang di lakukan peneliti sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh guru BK dan kondisi kepribadian siswa dan siswi di SMAN 2 Dumai.
Context Diagram
Pengguna User
0
APLIKASI SISTEM PAKAR PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DI SMAN 2 DUMAI
Data Diri User
Data Kepribadian Data Karakter Data Solusi Data Artikel Diagnosa Register Pengguna Username Password Hasil Diagnosa Username Password Hasil Diagnosa
Gambar. 6. Context Diagram
Data Flow Diagram
1 Login pengguna User Username password Username password Hak akses Hak akses 2 Master Karakter Kepribadian Artikel pengguna Solusi 3 Proses Log relasikarakter tmp_karakter tmp_kep Analisishasil 4 Laporan Laporan hasil konseling Konseling Pengguna User Pengguna User relasi tmp_pengguna
Gambar. 7. Data Flow Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD)
Analisa Hasil Tmp_kep Artikel Tmp_pengguna Log User Pages Pengguna Relasi karakter Memiliki Karakter Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Relasi 1 1 M 1 Sousi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 M M 1 1 Memiliki 1 Memiliki 1 Memiliki M M Tmp_karakter Kepribadian 1 Memiliki M Memiliki 1 Memiliki 1 Memiliki 1 Memiliki 1 Memiliki 1 Id_kep Id_log noip jnskep Id_kep keterangan Id_log Id_karakter Id_kep noip Id_kep Id_karakter Id_relasi Id_karakter karakter Id_solusi Id_karakter Id_relasikarakter Id_solusi solusi Id_kep Id_karakter Id_solusi noip Id_pengguna Id_log Id_analisis Id_log Id_pengguna Memiliki 1 1 Id_log Id_pengguna id noip Alamat User_name Id_pengguna Password Nama Kelamin Usia Memiliki 1 M Username Password Id_user Urutan Artikel Judul Id_artikel Isi Tipe Id_pages 1 Memiliki 1
Gambar. 8. Entity Relationship Diagram Struktur Program (HIPO)
a. Hierarkhi Input Proses Output Login Pengguna
Login
Beranda
DIAGNOSIS ARTIKEL PROFIL
Konseling Data Profil
Sekolah Artikel (Informasi) BANTUAN Keluar Login Pengguna Petunjuk Aplikasi
53
b. Hierarkhi Input Proses Output Login Admin Login Beranda ARTIKEL DATA KEPRIBADIAN DAFTAR KARAKTER DATA SOLUSI Keluar Login Admin DAFTAR
ADMIN PENGGUNA LAPORAN
Input Artikel Daftar Keperibadian Input karakter Daftar karakter Input karakter Daftar Solusi Input Solusi Hapus Solusi Edit Solusi Hapus karakter Edit karakter Hapus Kepribadian Edit kepribadian Daftar Admin Input Admin Edit Admin Daftar Pengguna Laporan Konseling
Gambar. 10. HIPO Login Admin 1. Permodelan Logika dan Algoritma
(Flowchart) a. Flowchart Login Mulai Set Variabel Koneksi ke Database ³VLVSDN_bw_IDGHO´ Input UserName dan Pasword Lakukan Pencarian User=true Pass=true Tampilkan Beranda Tutup Database ³VLVSDN_bw_IDGHO´ Selesai Msgbox Selamat datang ³$GPLQLVWUDWRU´ Tampil Login User=true Pass=false Y T Msgbox Maaf data tidak valid Y User=false Pass=True T Msgbox Maaf data tidak valid Y User=false Pass=false Msgbox Maaf data tidak valid Y Stop T
Gambar. 11. Flowchart Login
b. Flowchart Input Data Admin
Set Variabel ³VLVSDN_bw_IDGHO´ IDA IDA=Xid input ID Admin Username password Simpan Simpan data ke Admin Batal Tampil ID Admin Username password Ubah Ubah data Admin Hapus
Hapus data dari Admin Y T T Y T Y Y Menu Admin Y Open Admin Keluar T T Data Admin A Y/T ? Y Y/T ? Y A T A
Gambar. 12. Flowchart Input Admin c. Flowchart Proses Metode Backward
Chaining START Set Variabel P01-P10 R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9R10 Input (P01-P10) and (K01-K35) Proses (R1-R10) IF P01 THEN R1 Tampil (R1 = P01, K01-K05, S01) Indentitas pengguna Kepribadian Karakter Solusi Cektak Y Y T
Gambar. 13. Flowchart Metode Backward Chaining
pISSN : 1979-0694
54
e. Implementasi Program a. Tampilan Awal Program
Gambar.14. Tampilan Awal
1. Tampilan awal program lakukan pilih login user untuk melakukan diagnosa kepribadian.
Gambar.15. Tampilan Login User
b. Proses Konseling
Gambar. 16. Proses Konseling pemilihan kepribadian
1. Pemilihan Kepribadian yang ingin kita deteksi
2. Lalu tekan tombol proses untuk melakukan proses selanjutnya.
Gambar. 17. Proses Konseling Proses Pemilihan Karakter
3. Lalu pilih karakter sesuai dengan apa yang anda rasakan dalam diri anda. 4. Lalu klik tombol proses kembali pada
bagian bawah halaman, untuk mendapatkanhasil konseling.
Gambar. 18. Hasil Diagnosa Konseling 4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan mengamati dan menganalisa sistem konseling yang dilakukan serta dilandasi oleh teori-teori dan metode-metode serta didukung dengan alat-alat yang digunakan berkaitan dengan penelitian. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk menerapkan sistem komputer dengan menggunakan suatu paket aplikasi komputer. Yang mana nantinya dapat menggantikan sistem lama yang ditangani secara manual. Maka berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Dengan menggunakan sistem yang telah terkomputerisasi maka, dapat mempermudah dalam melakukan konseling tanpa memikirkan kapan guru BK memeiliki waktu kosong.
2. Mengolah data, penyimpanan data, penggunaan dan pemanggilan data dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat karena menggunakan sistem database yang terstruktur dan terpusat.
3. Tingkat keamanan lebih terjamin dikarenakan data konseing hanya siswa
55
yang tau maslaah apa yang sedang dihadapinya, dan apabila dia ingin melakukan konseling lebih lanjut dia tinggal mencetak hasil konseling. Dan memintak pendapat kepada guru BK. 5. REFERENSI
Dahlan, M. (2013). Cara mudah membuat Web PHP. Bekasi: CV. Nusa Agung.
Elisawati. (2017). Sistem Deteksi Objek Dengan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Fuzzy. Jurnal Informatika,
Manajemen Dan Komputer, 9(1), 10±14.
Retrieved from
http://www.ejournal.stmikdumai.ac.id/ind ex.php/path/article/view/58
Ismael. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi Penyaluran Semen Padang Untuk Daerah Bengkulu Selatan Di Cv. Mutia Bersaudara. Jurnal
Edikinformatika, 2(2), 147±156.
Iswandy, E. (2015). Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu, 3(2).
Kusbianto, D. (2010). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi. (Bangil, pp. 1±140).
Mujilahwati, S. (2014). Diagnosa Penyakit Tanaman Hias Mengunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web. Jurnal
Teknika, 6(2), 585±591.
Noor, A., & Saw, M. (2016). Aplikasi Kisah 25 Nabi Dan Rasul Berbasis Android, 2. Nur, A., Ikhsan, D., Ariadi, I., Rosyid, M. B., &
Ridwan, M. (2017). Perancangan Sistem Pakar Menggunakan Metode Backward Chaining Untuk Diagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Sapi Berbasis Web, 19±24. Oktaviani, T. W., Widyawan, & Hantono, B. S. (2014). Perancangan User Interface Berbasis Web Untuk Home Automation Gateway Yang Berbasis IQRF TR53B.
Seminar Nasional Teknologi Informasi
Dan Komunikasi, (Sentika), 271±278.
Rachman, A. N., Gufroni, A. I., Hiron, N., & Rahmayati, G. (2013). Analisis Perbandingan Performansi dan Pemilihan
Web Browser. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi, 17±21.
Riswandha, M. N., & Maulidyah, N. (2017). Aplikasi E-Counseling Dalam Pemanfaatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengatasi Siswa Terisolir Menggunakan Metode Backward Chaining. Jurnal Link, 26(1), 18±23. Yunita, P. (2018). Aplikasi Perhitungan Payroll
Dosen Pada Stmik Dumai. Jurnal
Informatika, Manajemen Dan Komputer,
10(1), 18±21. Retrieved from http://www.ejournal.stmikdumai.ac.id/ind ex.php/path/article/view/56