• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

UNIVERSITAS UDAYANA

PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN

PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING

REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR

NI KETUT SWANDEWI

NIM. 1220025035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN

PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING

REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

NI KETUT SWANDEWI

NIM. 1220025035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diuji dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 28 Juni 2016

Tim Penguji Skripsi

Ketua (Penguji I)

Ketut Hari Mulyawan, S.Kom., MPH NIP 19760101 200604 1 003

Anggota (Penguji II)

(4)

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 28 Juni 2016

Pembimbing

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)

karena atas berkat dan rahmat-Nya dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul

Partisipasi Remaja Dalam Pemanfaatan Pelayanan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Di SMAN 8 Denpasar” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan sebagai persyaratan kelulusan dalam rangka

menyelesaikan kuliah di Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kedokteran, Universitas Udayana.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D, selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Ketut Hari Mulyawan, S.Kom, MPH, sebagai Koordinator peminatan

KIA-Kespro Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.

3. Desak Nyoman Widyanthini, S.ST, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat atas

dukungan dan kerjasamanya selama penyusunan skripsi ini.

(6)

vi

Denpasar yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan

penelitian.

6. Ibu Drs. Sri Wulandari selaku Guru BK (Bimbingan Konseling) di SMAN 8

Denpasar yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan

memberikan masukan kepada penulis dalam menjalankan penelitian.

7. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

diwawancarai.

8. Bapak I Made Sinun, Ibu Ni Made Wartini, Kakak Ni Made Sumartini, Ni

Nyoman Triastini, Kakak Ipar Ida Bagus Bayu Puja Purnama, Adik I Gede

Putra Sanjaya selaku keluarga penulis yang tidak henti-hentinya

memberikan doa dan dukungan kepada penulis baik secara moril maupun

materiil dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kepada para sahabat Artika Dewi Amri, Made Intan Kusuma Dewi, Sharryl

Allicia Kainde, A. A. Istri Ratna Maadnyani Dewi, Rizkia Kusuma Arini

dan Riski Fatur Rahman yang telah membantu dan setia menemani penulis

selama proses penyusunan skripsi ini.

10.Semua sahabat peminatan KIA yang telah memberikan dukungan dan

doanya selama proses penyusunan skripsi ini.

11.Semua teman-teman angkatan 2012 di PSKM FK UNUD yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah bersedia memberikan bantuan kritik,

(7)

vii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari

pembaca dalam rangka penyempurnaan lebih lanjut. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca khususnya.

Denpasar, 1 Juni 2016

(8)

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

PEMINATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Skripsi, Juni 2016

(Partisipasi Remaja Dalam Pemanfaatan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di SMAN 8 Denpasar)

ABSTRAK

Rendahnya partisipasi remaja dalam pemanfaatan PIK-R dikarenakan masih ada perasaan kurang nyaman berbicara mengenai kesehatan reproduksi kepada petugas PIK-R. Pemanfaatan PIK-R di SMAN 8 Denpasar setiap tahunnya mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah partisipasi, pengetahuan, sikap, sumber informasi, fasilitas PIK-R dan dukungan anggota PIK-R dalam pemanfaatan pelayanan PIK-R di SMAN 8 Denpasar.

Penelitian ini menggunakan desain crossectional deskriptif. Teknik pengambikan sampel yang digunakan adalah Probability Proportionate to Size (PPS) dan pengambilan sampel individu menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 150 orang. Data dikumpulkan dengan kuisioner kemudian dianalisis hanya secara deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 150 responden, sebanyak 24,0% sudah berkunjung dan memanfaatkan PIK-R. Responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi sebanyak 88,6%, sikap positif terhadap keberadaan PIK-R sebesar 98,7%. Sebagian besar responden mendapat informasi mengenai PIK-R yaitu sebesar 88,7%, yang menyatakan fasilitas PIK-R baik sebanyak 51,3%, dan penelitian ini menyatakan dukungan petugas PIK-R baik sebesar 70,3%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan PIK-R berdasarkan variabel fasilitas PIK-R dan dukungan petugas PIK-R memiliki perbedaan yang bermakna (p < 0,05).

Simpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan PIK-R pada remaja di SMAN 8 Denpasar berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan sumber informasi tidak bermakna secara statistik. Sedangkan fasilitas PIK-R dan dukungan petugas PIK-R memiliki makna secara statistik.

(9)

ix

(The Participation of Young People in the Utilization of Youth Counselling Information Centre at SMAN 8 Denpasar)

ABSTRACT

Low participation of young people in the utilization of PIK-R is caused by the uncomfortable feeling to speak about the sex health between the young people to the administrator of PIK-R. The utilization of PIK-R at SMAN 8 Denpasar decrease every year. The purpose of this research are participation, knowledge, behavior, information source, PIK-R facilities, and the support of PIK-R member in the utilization of PIK-R service in SMAN 8 Denpasar.

This research is using descriptive crossectional design. Sampling technique that used in this research is Probability Proportionate to Size (PPS) and for individual sample, use the simple random sampling method with 150 people as the sample. Data collected by questionnaire then analyzed only in a descriptive.

The result of this research shows that from 150 respondents, the 24,0% of the respondents already come visit and use PIK-R. 88,6% of the respondents already have high knowledge about PIK-R, 98,7% of the respondents show positive behavior towards PIK-R, 88,7% of the repondents said they already got informations about PIK-R, respondents that said the facility of PIK-R is good are 51,3%, and 70,3% of the respondents said that support of the PIK-R member are good. This result shows that the utilization of PIK-R that based on the facilitiy factor and based on the support of the PIK-R administration has significant differences.

The conclusion of this research is that influence the utilization of PIK-R by young people in SMAN 8 Denpasar, based on the level of knowledge, attitude and source of information is not significant statistically. The facility PIK-R and support officer PIK-R of statistically.

(10)

x

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Remaja ... 8

2.2 Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) ... 11

2.3 Perilaku Pemanfaatan PIK ... 15

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 18

3.1 Kerangka Konsep ... 18

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Desain Penelitian ... 21

(11)

xi

4.3 Pengumpulan Data ... 23

4.4 Pengolahan Data ... 23

4.5 Teknik Analisa Data ... 24

BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ... 26

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

5.2 Karakteristik Responden ... 27

5.3 Pengetahuan Remaja Mengenai PIK-R ... 27

5.4 Sikap Remaja Mengenai PIK-R ... 29

5.5 Sumber Informasi ... 30

5.6 Fasilitas PIK-R ... 32

5.7 Dukungan Petugas PIK-R ... 32

5.8 Pemanfaatan PIK-R Oleh Remaja ... 33

5.9 Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Pengetahuan Remaja ... 34

5.10 Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Sikap Remaja ... 35

5.11 Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Sumber Informasi ... 36

5.12 Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Fasilitas PIK-R ... 36

5.13 Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Dukungan Petugas PIK-R ... 37

BAB VI PEMBAHASAN ... 39

6.1 Faktor Pengetahuan dan Sikap Remaja Mengenai PIK-R ... 39

6.2 Faktor Fasilitas PIK-R ... 41

6.3 Faktor Sumber Informasi dan Dukungan Petugas PIK-R ... 42

6.4 Kelemahan Penelitian ... 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 47

7.1 Simpulan ... 47

7.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional.………...………...19 Tabel 5.1 Karakteristik Responden………...………...……....27 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja mengenai PIK-R...27

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Berdasarkan

Karakteristik………...……….…….28 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Soal Pengetahuan Remaja Tentang

PIK-R………...28 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Mengenai PIK-R.………....29 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Berdasarkan

Karakteristik……….……...30

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Mendapat Informasi Mengenai PIK-R………..…30 Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Jenis Informasi yang Diperoleh Remaja Mengenai

PIK-R………...…...31 Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Keberadaa Ruangan R dan Fasilitas

PIK-R………...………...32 Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Mengetahui dan Dukungan Petugas PIK-R…....34 Tabel 5.11 Distribusi Pemanfaatan PIK-R oleh Remaja………....37 Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan

Karakteristik...…37 Tabel 5.13 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

(13)

xiii

Tabel 5.15 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Sumber

Informasi………....39

Tabel 5.16 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Ruangan dan Fasilitas

PIK-R……….40 Tabel 5.17 Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R Berdasarkan Mengetahui dan

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Partisipasi Remaja dalam

Pemanfaatan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Rencana jadwal penelitian

2. Daftar kuisioner penelitian partisipasi remaja dalam pemanfaatan

pelayanan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di

SMAN 8 Denpasar

3. Daftar Foto Selama Proses Penelitian

4. Hasil Analisis distribusi frekuensi variabel yang di teliti

5. Hasil Analisis Tabulasi Silang masing-masing variabel yang diteliti

berdasarkan karakteristik responden

6. Hasil Analisis Tabulasi Silang Pemanfaatan PIK-R berdasarkan variabel yang

diteliti

7. Ethical Clearance dari Unit Penelitian dan Pengembangan (Litbang) FK

UNUD

(16)

xvi

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

Daftar Lambang

< : Lebih kecil

> : Lebih besar

 : Lebih kecil sama dengan

% : Persen

: : Titik dua

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

BK : Bimbingan Konseling

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Depkes : Departemen Kesehatan

Dinkes : Dinas Kesehatan

Dithanrem : Direktorat Bina Ketahanan Remaja

GenRe : Generasi Berencana

HIV : Human Immunodeficiency Virus

KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

PIK-R : Pusat Informasi Konseling Remaja

PMR : Palang Merah Remaja

PPS : Probability Proportionate to Size

UNDESA : United Nations Development Economic dan Social Affairs

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (1995) masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari

masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia 10-19 tahun. Remaja adalah

populasi besar dari penduduk dunia yaitu mencapai seperlima dari seluruh jumlah

penduduk dunia. Masa remaja adalah suatu masa dimana seorang anak memiliki rasa

ingin tahu yang cukup besar yang dapat mengarah pada satu aspek yaitu orientasi

seks. Saat ini sebagian besar remaja mengalami masa kematangan yang lebih awal

dari usianya yang dapat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti media,

lingkungan dan juga teman (Alit, et al, 2013).

Di Indonesia hasil Sexsual Behavior Survey 2011 yang dilakukan di lima kota

besar menunjukkan bahwa 39% responden sudah pernah berhubungan seksual saat

masih Anak Baru Gede (ABG) usia 15-19 tahun. Usia rata-rata responden pertama

kali berhubungan seks adalah 19 tahun. Tingkat persentase seseorang yang pernah

berhubungan seks tertinggi terdapat di Bandung, diikuti oleh Yogyakarta dan Bali,

untuk jenis kelamin paling banyak oleh pria yang berusia 20-25 tahun (Putri, 2012).

Kasus HIV/AIDS pada remaja di Indonesia perlu mendapatkan perhatian.

Survei dari BKKBN menyebutkan bahwa karakteristik klien yang paling berpotensi

terhadap penularan HIV/AIDS adalah kelompok remaja yaitu sebesar 31%, dimana

7% nya berumur dibawah 20 tahun dan 24% diantaranya berumur 20-24 tahun.

(18)

2

penduduk yang berusia 10 sampai 24 tahun yang belum menikah. Koordinator

Kampanye Yayasan AIDS Indonesia mengatakan bahwa remaja adalah populasi

yang paling berisiko terkena HIV/AIDS, sebab remaja merupakan sasaran “empuk” untuk menjadi konsumen pelanggan narkotika dan industri seks (Yuliantini, 2012).

Data – data di atas menunjukkan bahwa kondisi kesehatan reproduksi remaja Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Untuk mengatasi kondisi kesehatan

reproduksi remaja tersebut maka pemerintah Indonesia membentuk Pusat Informasi

dan Konseling Remaja (PIK-R). PIK-R adalah suatu wadah kegiatan yang

pengelolaannya dari, oleh dan untuk remaja agar bisa memperoleh pelayanan

informasi dan konseling mengenai kesehatan reproduksi. Kegiatan ini bertujuan agar

pengetahuan remaja meningkat sehingga nantinya remaja dapat bertanggung jawab

terhadap tindakannya. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk membantu remaja agar

terhindar dari resiko TRIAD-KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan Napza) serta

memiliki status kesehatan reproduksi yang sehat melalui pemberian informasi,

pelayanan konseling, rujukan pelayanan medis, pendidikan kecapakan hidup dan

kegiatan penunjang lainnya (Ningrum, 2014).

PIK-R telah dicanangkan menjadi program nasional pada tahun 2000 di

bawah tanggung jawab BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional). Akan tetapi sampai saat ini pemanfaatan PIK-R oleh remaja masih rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anjarwati dkk pada tahun 2010

diperoleh hasil sebesar 83,3 % responden belum pernah menggunakan jasa pelayanan

dari pusat kesehatan reproduksi remaja. Menurut WHO (2004) kemauan remaja yang

(19)

3

3

sebagian besar dari mereka merasa kurang nyaman berbicara tentang kesehatan

reproduksi remaja dengan petugas kesehatan. Padahal PIK-R sangat membantu

perubahan perilaku remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Amri (2013)

menyebutkan bahwa terdapat perbedaan perilaku seksual remaja pada remaja yang

mengikuti dan tidak program PIK-R di sekolahnya. Terdapat asosiasi positif dengan

kecenderungan remaja yang mengikuti PIK-R mempunyai perilaku seksual yang

tidak berisiko lebih besar dibandingkan dengan remaja yang tidak mengikuti

program PIK-R.

SMAN 8 Denpasar adalah salah satu sekolah yang memiliki program PIK-R

sejak tahun 2008 dengan nama PIK R Uma Bhavani. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan kepada guru BK (Bimbingan Konseling) didapatkan informasi bahwa

PIK-R SMAN 8 Denpasar pernah meraih juara III lomba PIK-PIK-R kategori Tegak tingkat

Provinsi Bali pada tahun 2014. Tetapi prestasi yang telah diraih PIK-R ini tidak

sejalan dengan partisipasi remaja untuk memanfaatkan program ini baik untuk

mendapatkan informasi seputar kesehatan reproduksi ataupun konseling. Sehingga

setiap tahunnya terjadi penurunan partisipasi remaja yang memanfaatkan PIK-R.

Remaja yang berkunjung untuk memanfaatkan PIK-R pada tahun 2015 tidak selalu

ada setiap minggunya. Meskipun anggota PIK-R di SMAN 8 Denpasar sudah

melakukan penyuluhan kepada remaja di sekolahnya. Jika tahun 2014 remaja yang

tergabung dalam PIK-R sebagai konselor sebaya ataupun pendidik sebaya sebanyak

40 orang, maka tahun 2015 ini remaja yang tergabung program PIK-R berkurang

menjadi 23 orang yang terdiri dari 11 orang dari kelas XI dan 12 orang dari kelas X.

Rendahnya partisipasi remaja dalam pemanfaatan PIK-R ini dipengaruhi oleh

(20)

4

4

menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang

antara lain faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai

– nilai), faktor pemungkin (lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan), faktor pendorong atau penguat (sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lainnya) (Notoatmodjo, 2010).

Dengan adanya hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui

partisipasi remaja dalam pemanfaatan pelayanan PIK-R. Hal ini penting untuk

diketahui agar hasil penelitian yang didapat nantinya dapat menjadi masukan

sehingga partisipasi remaja dapat meningkat dan program PIK-R di SMAN 8 bisa

tetap hidup dan meraih lebih banyak prestasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka diketahui bahwa saat ini banyak

remaja yang mengalami kematangan lebih awal dari usianya. Selain itu telah banyak

kasus remaja yang sudah melakukan hubungan seksual serta peningkatan kejadian

kasus HIV/AIDS pada remaja. Maka pemerintah membentuk PIK-R yang bertujuan

agar pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi meningkat agar bisa

bertanggung jawab terhadap tindakannya. Tetapi sampai saat ini masih banyak

remaja yang belum pernah datang ke pelayanan PIK-R. Ada banyak faktor yang

menyebabkan remaja tidak ingin datang ke PIK-R, salah satunya karena merasa

kurang nyaman membicarakan kesehatan reproduksinya kepada petugas kesehatan.

Oleh karena itu adapun rumusan masalah yang dapat diangkat yaitu “Bagaimana

(21)

5

5

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana partisipasi remaja di SMAN 8 Denpasar dalam pemanfaatan

program PIK-R?

2. Bagaimana pengetahuan mengenai program PIK-R pada siswa di SMAN 8

Denpasar?

3. Bagaimana sikap mengenai program PIK-R pada siswa di SMAN 8

Denpasar?

4. Darimana sumber informasi mengenai program PIK-R pada siswa di

SMAN 8 Denpasar?

5. Bagaimana Fasilitas PIK-R dalam mendukung program PIK-R di SMAN 8

Denpasar?

6. Bagaimana peranan anggota R dalam memperkenalkan program

PIK-R di SMAN 8 Denpasar?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui partisipasi, pengetahuan, sikap, sumber informasi, fasilitas

PIK-R serta dukungan anggota PIK-R terhadap remaja dalam pemanfaatan pelayanan

(22)

6

6

1.4.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, meliputi :

1. Untuk mengetahui partisipasi remaja di SMAN 8 Denpasar dalam mengikuti

Program PIK-R.

2. Untuk mengetahui pengetahuan mengenai program PIK-R pada siswa di

SMAN 8 Denpasar.

3. Untuk mengetahui sikap mengenai program PIK-R pada siswa di SMAN 8

Denpasar.

4. Untuk mengetahui sumber informasi mengenai PIK-R pada siswa di SMAN 8

Denpasar.

5. Untuk mengetahui fasilitas PIK-R dalam mendukung program PIK-R di

SMAN 8 Denpasar.

6. Untuk mengetahui peranan anggota PIK-R dalam memperkenalkan program

PIK-R di SMAN 8 Denpasar.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan kontribusi terhadap keilmuan di bidang kesehatan serta dapat

dipakai untuk referensi dalam mempelajari perilaku remaja dan partisipasi

(23)

7

7

2. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian ilmiah

lainnya yang berhubungan dengan partisipasi remaja dalam pemanfaatan

pelayanan PIK-R.

1.5.2 Manfaat Praktis

Digunakan sebagai data pendukung dalam evaluasi pelaksanaan PIK-R di

SMAN 8 Denpasar dan serta instansi terkait lainnya dalam meningkatkan partisipasi

remaja yang memanfaatkan pelayanan PIK-R.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat di Bidang Kesehatan Reproduksi untuk mengetahui partisipasi remaja

(24)
(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Remaja adalah suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa, ini berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Remaja terdiri dari tiga fase.

Fase pertama adalah remaja awal dengan rentang usia 12-15 tahun. Fase kedua

adalah remaja pertengahan dengan rentang usia 15-18 tahun. Fase ketiga adalah

remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja

juga identik dengan periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku

selama masa remaja seiring dengan perubahan fisik (Hurlock, 2004).

2.1.2 Aspek Perkembangan Remaja

Tahap perkembangan remaja menurut Handoyo tahun 2010 di bagi atas :

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik pada remaja merupakan perubahan yang terjadi

pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik. Sedangkan

perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,

pertumbuhan otot dan tulang, serta matangnya organ seksual dan fungsi

reproduksi.

Kematangan seksual antara remaja putra dan putri terjadi dalam usia

(26)

9

usia 10 – 13,5 tahun. Sedangkan pada remaja putri pada usia 9 – 15 tahun. Untuk remaja laki-laki perubahan ditandai dengan perkembangan organ

seksual, mulai tumbuhnya rambut pada kemaluan, perubahan suara serta

ejakulasi pertama melalui mimpi basah. Untuk remaja putri ditandai dengan

menarche (haid pertama) dan perubahan pada dada (Notoatmodjo, 2007).

2. Perkembangan kognitif

Pada remaja motivasi untuk bisa memahami dunia adalah dengan

perilaku adapatasi secara biologis. Sehingga remaja mampu membedakan

hal-hal atau ide-ide yang lebih penting daripada ide lainnya. Menurut

Notoatmojdo (2007), labilnya emosi yang sering terjadi pada remaja

berkaitan erat dengan perubahan hormon di dalam tubuh. Sering terjadinya

letusan emosi ini dapat menyebabkan amarah, sensitif bahkan perbuatan

nekat. Emosi yang tidak stabil mengakibatkan remaja mempunyai rasa ingin

tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Remaja yang memiliki sikap kritis,

tersadar melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan

eksploratif cenderung disebabkan karena pertumbuhan kemampuan

intelektual remaja.

3. Perkembangan kepribadian dan sosial

Perkembangan kepribadian merupakan perubahan cara yang

dilakukan individu untuk bisa berhubungan dengan dunia dan

mengungkapkan emosinya dengan cara unik. Sedangkan perkembangan

sosial adalah perubahan dalam melakukan hubungan terhadap orang lain.

(27)

10

10

pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri berarti proses menjadi

seorang yang unik yang berperan penting dalam hidup.

2.1.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Saat ini banyak sekali permasalahan kesehatan reproduksi remaja yang terjadi,

seperti pada penelitian yang dilakukan di Nigeria oleh Folayan, dkk tahun 2014

menunjukkan bahwa 56,4% remaja berusia 15-19 tahun telah melakukan seks

pranikah, dan 39,6% telah melakukan hubungan seks tanpa kondom. Sedangkan

penelitian di Kenya Barat menunjukkan bahwa 67% infeksi HIV/AIDS ditularkan

oleh remaja melalui hubungan seks pranikah (Eijk dkk, 2008).

Penelitian dari Musthofa & Winarti (2010) mengungkapkan bahwa 11,9%

respoden melakukan perilaku seks pranikah berisiko di kalangan mahasiswa

Pekalongan tahun 2009-2010. Responden yang melakukan perilaku seks lebih

banyak pada responden yang sering mengakses media pornografi (16,3%)

dibandingkan responden yang jarang mengakses media pornografi (3,2%).

Berdasarkan SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka kelahiran dari

perempuan berusia 15-19 tahun masih tinggi yakni 48 per 1000 perempuan usia

subur usia 15-19 tahun. Menurut Riskesdas tahun 2010 menunjukkan angka

kematian ibu yang berkaitan dengan faktor terlalu mudanya usia ibu melahirkan

berjumlah 2,6% dari 1000 perempuan yang melahirkan (Herliani dkk, 2015)

Di Bali terjadi peningkatan yang signifikan terjadinya kasus HIV/AIDS pada

remaja dimana tercatat sebanyak 1615 kasus dan 50% dari jumlah tersebut

merupakan rentangan usia 19-25 tahun. Kabupaten atau kota di Bali yang angka

(28)

11

11

Kabupaten Buleleng. Sebaran umur kejadian HIV/AIDS ini cukup mengejutkan

karena peningkatannya banyak terjadi pada kelompok umur yang muda (Alit dkk,

2013).

2.2 Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) 2.2.1 Definisi PIK-R

BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi remaja

dan keluarga yang memiliki remaja yang sesuai dengan tugas dan pokok fungsinya

dilaksanakan oleh Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem). Program Genre

ini ditujukan untuk Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) serta keluarga yang mempunyai

remaja melalui wadah Bina Keluarga Remaja (BKR).

PIK R/M merupakan suatu wadah yang dikembangkan dalam program Genre,

yang dikelola dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa untuk pemberian pelayanan

informasi dan konseling mengenai pendewasaan usia kawin, delapan fungsi keluarga,

TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup (life

skill), gender, serta keterampilan advokasi dan KIE. Adanya PIK R/M ini sangat

penting di lingkungan remaja/mahasiswa agar dapat membantu remaja/mahasiswa

mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar mengenai

penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa (BKKBN, 2012)

2.2.2 Tahapan PIK-R

Pengelolaan PIK-R terdiri dari 3 tahapan dengan memiliki materi dan

kegiatan yang berbeda-beda dalam setiap tahapannya. Berikut 3 tahapan dalam

(29)

12

12 1. PIK-R tahap tumbuh

- Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman TRIAD

KRR dan pendewasaan usia kawin, serta pemahaman mengenai hak-hak

reproduksi.

- Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang dilakukan di tempat

PIK-R, melakukan KIE dalam lokasi PIK-R berada misalnya penyuluhan

individu ataupun kelompok dengan memanfaatkan media cetak, serta

melakukan pencatatan dan pelaporan.

2. PIK-R tahap tegak

- Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman materi

TRIAD KRR dan pendewasaan usia perkawinan, pemahaman mengenai

hak-hak reproduksi, keterampilan hidup (life skills) dan keterampilan

advokasi.

- Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan di dalam dan di luar PIK-R

berupa pemberian KIE, melakukan konseling secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (SMS, telepon, surat menyurat),

melakukan advokasi dan promosi PIK-R untuk mengembangkan jaringan

pelayanan.

3. PIK-R tahap tegar

- Materi dan isi pesan yang yang diberikan meliputi pendalaman materi

TRIAD KRR dan pendewasaan usia perkawinan, pemahaman mengenai

hak-hak reproduksi, keterampilan hidup (life skills) dan keterampilan

advokasi.

- Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang dilakukan pada tahap

(30)

13

13

remaja untuk datang k PIK-R seperti pendampingan kepada remaja

penyalahgunaan napza, hamil diluar nikah dan HIV positif.

2.2.3 Ruang Lingkup PIK-R

PIK-R memiliki peranan yang penting dalam meneruskan informasi

kesehatan utamanya kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Hal ini bertujuan agar

remaja mendapatkan informasi yang merata terkait dengan kesehatan reproduksinya.

Dalam pengelolaan PIK-R terdapat batasan atau ruang lingkup materi yang berkaitan

dengan pembelajaran dalam PIK-R yang meliputi :

1. Seksualitas

Seksualitas merupakan segala sesuatu mengenai hidup manusia

sebagai mahluk seksual, yakni emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang

berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan seksual serta orientasi seksual.

Remaja Indonesia saat ini mempunyai gaya berpacaran diluar batas

kewajaran dan melanggar norma-norma baik pada agama, adat istiadat dan

hukum. Gaya berpacaran remaja saat ini seperti berpegangan tangan pada

laki-laki 69% dan perempuan 68%, berciuman pada laki-laki 41,2% dan

perempuan 29,3%, serta meraba atau merangsang pada laki-laki 26,5% dan

perempuan 9,1% (Wirdhana, 2012).

2. Napza

Napza merupakan singkatan dari Narkotika, Alhokol, Psikotropika,

dan Zat Adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam

tubuh manusia baik melalui orang atau mulut, dihirup, atau disuntik sehingga

(31)

14

14

ketergantungan. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional Tahun 2008,

menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2008

adalah 115.404. Dimana 51.986 dari total pengguna adalah mereka yang

berusia remaja (usia 16-24 tahun). Mereka yang pelajar sekolah berjumlah

5.484 dan mahasiswa berjumlah 4.055.

3. HIV/AIDS

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu

virus yang dapat melemahkan sestem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah

singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan

gejala yang timbul karena lemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan

terinfeksi virus HIV.

Data dari WHO/UNAIDS tahun 2009 menyatakan bahwa kelompok

remaja diatas 15 tahun yang banyak terinfeksi HIV secara global. Di

Indonesia berdasarkan data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI per tanggal

15 Agustus 2012 menunjukkan bahwa remaja rentang usia 15-19 tahun

terdapat 1.134 yang menderita AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa masa

remaja merupakan masa yang kritis karena merupakan masa transisi dari msa

anak-anak menuju masa dewasa. Apabila tidak dibimbing maka bisa

mengarah ke perilaku yang berisiko (Lastianti, 2014)

4. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kondisi sehat yang

meliputi sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Arti sehat

disini tidak hanya terbebas dari penyakit atau terbebas dari kecacatan tetapi

juga sehat secara mental serta sosial. Hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan

(32)

15

15

rendah. Remaja perempuan yang tidak tahu tentangperubahan fisiknya

sebanyak 13,3%.

5. Median usia kawin pertama perempuan

Pendewasaan usia perkawinan adalah usaha untuk meningkatakan

usia kawin pertama saat mencapai usia minimal 20 tahun untuk perempuan

dan 25 tahun untuk laki-laki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan United

Nations Development Economic dan Social Affairs (UNDESA) menyebutkan

bahwa Indonesia adalah negara ke 37 dengan jumlah perkawinan dini

terbanyak di dunia. Sedangkan untuk level ASEAN, Indonesia berada di

urutan kedua terbanyak setelah Negara Kamboja (Herliani, 2013). Pernikahan

yang terjadi di Indonesia hampir 50% dari 2,5 juta pernikahan per tahun yang

merupakan kelompok usia di bawah 19 tahun.

2.3 Perilaku Pemanfaatan PIK 2.3.1 Teori Green

Berdasarkan teori Lawrence Green dalam Irianto (2014), perilaku seseorang

dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :

1. Faktor Predisposisi adalah faktor yang dapat mempermudah terjadinya

perubahan perilaku dan terwujud dari pengetahuan, sikap, keyakinan,

nilai-nilai dan budaya.

- Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

(33)

16

16

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan (Suriani, 2006). Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Olgavianita (2015) bahwa terdapat perbedaan pengetahuan

mengenai kesehatan reproduksi berdasarkan siswa yang memanfaatkan

dan tidak memanfaatkan pelayanan PIK-R.

- Sikap menurut Kandera dalam Suriani terbentuk dari norma-norma yang

berlaku di sekeliling individu. Tahap awal individu akan mengenal

norma-norma yang berlaku disekitarnya. Norma - norma-norma tersebut kemudian

diseleksi dan beberapa akan ditolak atau diterima. Sehingga proses

pengambilan keputusan juga berlaku dalam pembentukan sikap. Setelah

norma tersebut diterima akan terjadi proses internalisasi yang akhirnya

akan membentuk sikap individu tersebut. Norma akan selalu berubah

sesuai dengan jamannya, begitu juga dengan sikap yang akan berubah

seiring perubahan norma tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Ningrum (2014) didapatkan bahwa sikap remaja terhadap keberadaan

PIK-R sebagian besar cukup (70,3%) ini disebabkan karena remaja telah

mendapat informasi dari lingkungan dan institusi formal.

- Keyakinan atau kepercayaan menurut WHO (1994) dalam Suriani sering

diperoleh dari orang tua, kakek, nenek, atau orang yang dipercaya. Hal ini

berdasarkan keyakinan atau adanya pembuktian terlebih dahulu.

- Nilai-nilai, didalam masyarakat umum selalu berlaku nilai yang akan

dijadikan pegangan oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan di

masyarakat.

- Budaya merupakan perilaku, norma, kebiasaan dan nilai-nilai serta

(34)

17

17

hidup yang umumnya akan disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan atau

pola hidup selalu berubah sesuai dengan peradaban umat manusia.

2. Faktor Pendukung adalah faktor yang mendukung atau memfasilitasi

terjadinya perubahan perilaku misalnya fasilitas pelayanan kesehatan,

pendidikan, dan informasi kesehatan. Faktor pendukung ini juga turut

mempengaruhi pemanfaatan PIK-R. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

Lucin (2012) mengungkapkan bahwa siswa kurang memanfaatkan PIK-R

disebabkan oleh fasilitas, metode, lingkungan yang kurang nyaman dan waktu

untuk konseling yang kurang memadai.

3. Faktor Penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya perubahan perilaku

baik pada individu maupun masyarakat seperti sikap dan perilaku petugas

kesehatan. Salah satu faktor penguat dalam meningkatkan partisipasi siswa

dalam memanfaatkan PIK-R adalah dukungan dari anggota PIK-R itu sendiri.

Terdapat hubungan yang erat antara keterampilan yang dimiliki pendidik

sebaya atau anggota PIK-R dengan pemanfaatan PIK-R. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan di SMAN 5 Yogyakarta didapatkan bahwa

keterampilan pendidik sebaya yang baik dapat meningkatkan pemanfaatan

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisi tentang berbagai penerapan yang terjadi dengan memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi proses perencanaan, seperti jumlah kanal yang diperlukan, kebutuhan

笛丿七鼓北豊親昼溥⊇ゴ止9泉 導伝播特性

Pengukuran drawbarpull dengan gandengan traktor sebagai pembeban dilakukan beberapa kali dengan menggunakan drawbar- pull meter yang dilengkapi dengan handy strain meter.. Pada

Pengujian Marshall campuran beton aspal “Do Nothing” adalah penyelidikan tes marshall yang dilakukan kepada sampel briket hasil campuran material RAP tanpa ada

9 surat keterangan tidak memiliki tanggungan utang secara perorangan dan/atau secara Badan Hukumyang menjadi Tanggung Jawabnya yang Merugikan Keuangan Negara Peringkat 5 di

Tebu tergolong dalam kelompok tanaman perdu, famili Graminae, dari genus Saccharum. Upaya perbaikan varietas tebu telah berjalan lebih dari satu abad. Prinsip utama

Pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah merupakan setiap kegiatan pengambilan dan pemanfaatan air tanah yang dilakukan dengan cara penggalian, pengeboran atau dengan

Abstrak: Kenyataan yang dihadapi peneliti dalam pembelajaran matematika di kelas IV Semester Itahunpelajaran 2011/2012 di SDI Rai memperlihatkan sebagian besar siswa