• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Sebagai Upaya Melindungi Diri dari Kejahatan di Angkot bagi Remaja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Sebagai Upaya Melindungi Diri dari Kejahatan di Angkot bagi Remaja."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Tingginya potensi kejahatan di dalam angkutan umum menambah daftar panjang kasus kriminalitas di Indonesia. Berbagai upaya baik oleh pemerintah, pihak penyelenggara hingga pengguna terus diupayakan. Secara langsung maupun tidak langsung, berbagai

pihak berupaya mengantisipasi terjadinya hal tersebut. Meski demikian, upaya yang dilakukan membutuhkan sebuah proses yang tidak mudah dan memerlukan perhatian lebih dari semua pihak. Termasuk masyarakat yang secara langsung dapat mengantisipasi timbulnya kejahatan kepada dirinya di dalam angkutan umum.

Angkutan umum yang biasa digunakan oleh masyarakat di perkotaan adalah Angkutan Kota atau yang lebih akrab disapa Angkot. Merupakan bagian dari jasa penyedia layanan pengangkut masyarakat umum. Dengan tarif yanhg terjangkau dan daya jangkau yang luas, Angkot telah menjadi salah satu pilihan utama bermobilitas di kota Bandung. Tidak terhindarkan pula, Angkot sering menjadi tempat sasaran pelaku kejahatan untuk menjalankan aksinya.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

The high potential of crime in public transportation increasing criminal case rating in Indonesia. Goverment and public transportation organization in Indonesia keep up the effort to anticipate this condition. Although the effort will always be a tough process and

needs much attention, which also needs to be done by civilian, especially the user of public transportation.

Public transportation that oftenly used by citizen people in Indonesia is Angkutan Kota, or they prefer called it Angkot. Many people use this public transportation for it’s relatifely affordable price, especialy in Bandung city. Some people to uses Angkot as a space to do criminal activities.

(3)

Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriminalitas...8

2.2 Psikologi Perkembangan Anak...10

2.3 Kampanye...11

2.4 Ilustrasi...12

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Fakta dan Data...14

3.1.1 Lembaga Terkait: Polrestabes Kota Bandung...14

3.2 Tinjauan Karya Sejenis...17

3.2.1 Kampanye Anti Kekerasan Perempuan di Angkutan Umum...17

3.2.2 Buku ”Kiat-Kiat Mengembangkan Rasa Peduli Terhadap Keamanan Diri” ...18

3.2.3 Kampanye ”Awas Copet, Hati-Hati!” ...20

(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.3.1 Hasil dan Analisa Observasi...20

3.3.2 Hasil dan Analisa Wawancara...22

3.3.3 Hasil dan Analisa Kuesioner...26

3.4 Analisis SWOT dan STP...37

3.4.1 Analisis SWOT dari Kampanye...37

3.4.2 Analisis STP...38

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Strategi Komunikasi...40

4.2 Strategi Kreatif...41

4.3 Strategi Media...42

4.3.1 Timeline Kampanye...42

4.4 Hasil Karya...44

4.4.1 Logo...44

4.4.2 Tahap persuasi...48

4.4.3 Tahap informasi...52

4.4.4 Tahap reminding...59

4.5 Rencana Anggaran Biaya...60

4.6 Kesimpulan...62

4.7 Saran...63

(5)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angkutan kota adalah salah satu alat transportasi publik yang menyediakan jasa pelayanan angkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain yang masih berada dalam satu wilayah kota. Sekian lama, angkot telah membantu masyarakat dalam bermobilitas, mulai dari ke sekolah, ke pasar, ke tempat kerja, hingga keperluan sosialisasi lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu, pelayanan yang diberikan oleh angkot ini dirasa kurang memberi kontribusi bagi mobilisasi masyarakat. Mulai dari masalah efisiensi biaya dan waktu hingga masalah kenyamanan. Hal ini jugalah yang menyebabkan banyaknya penumpang angkot beralih kepada sepeda motor. Pemerintah telah memiliki berbagai rencana dalam rangka membenahi pelayanan jasa transportasi publik ini, namun seakan belum cukup, pemberitaan tidak sedap kembali menerpa, yakni tindak kejahatan yang dilakukan di dalam angkutan kota.

Pada sekitar bulan Agustus 2011 yang lalu, seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta Jakarta menjadi korban tindak kejahatan di angkutan kota. Tidak lama setelah itu muncul kembali berita serupa yang dialami oleh seorang ibu pedagang sayur. Pemberitaan tidak menyenangkan yang membawa nama angkot tersebut, seakan menjadi „kampanye‟ buruk di tengah upaya pemerintah untuk membenahi sistem transportasi publik yang ada. Di kota Bandung sendiri, kasus-kasus kejahatan di dalam angkot merupakan sebuah fenomena gunung es. Kelihatan kecil namun sebenarnya lebih

(6)

Universitas Kristen Maranatha Pada awal kemunculannya sekitar tahun 1980-an, angkutan kota merupakan alat transportasi publik yang minim dari tindak kejahatan. Hal ini disebabkan oleh ruangan yang sempit dan pergerakan penumpangnya yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan angkutan umum lainnya seperti bus kota, ataupun kereta api. Demikian pernyataan seorang kriminolog, Yesmil Anwar dalam wawancaranya dengan Harian Pikiran Rakyat pada tangal 22 Desember 2011. Dalam harian yang sama, Yesmil mengungkap bahwa sikap tidak tertib dari supir dan penumpang angkot, seperti ngetem, berhenti sembarangan, tidak masuk terminal, dan sebagainya kemudian menimbulkan patologi (penyakit) sosial yang kemudian berpotensi memunculkan celah-celah kejahatan.

Kota Bandung, merupakan sebuah kota besar dengan karakteristik penggunaan sistem transportasi umum yang kurang lebih mirip dengan kota Jakarta. Seperti halnya Jakarta, masyarakat kota Bandung juga memiliki sarana transportasi umum berupa angkot. Daya jangkau angkot yang beragam membuat angkot menjadi salah satu pilihan mobilitas beberapa kalangan, termasuk anak sekolah. Bagi para pelajar yang belum

memungkinkan berkendara pribadi, serta memiliki kedua orangtua yang bekerja dan tidak mampu mengantar maupun menyewa jasa supir, angkot menjadi solusi mobilitas

yang sangat baik. Bagi para pelajar ini, angkutan kota tidak hanya digunakan untuk pergi dan pulang sekolah, tetapi juga untuk jalan-jalan dengan teman-temannya, atau untuk pergi ke tempat les/ bimbingan belajar.

(7)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis merasa perlu adanya sosialisasi mengenai keamanan menggunakan angkutan kota kepada pengguna angkutan kota. Dengan merancang sebuah kampanye yang mengajak penumpang angkutan kota untuk waspada dan dapat menjaga dirinya dari kejahatan. Dengan mengutip pernyataan dari seorang psikolog forensik dalam acara talkshow di Metro TV, bahwa para pelaku kejahatan rupanya telah “belajar” untuk melihat kondisi yang memungkinkan bagi dirinya dalam menjalankan aksi kejahatan. Apabila “pembelajaran” yang sama tidak dilakukan oleh pihak pemerintah, kepolisian, serta masyarakat pengguna angkutan kota itu sendiri, tidak menutup kemungkinan kejadian yang serupa akan terus terjadi atau bahkan bertambah.

1.2 Rumusan Masalahan

Angkutan kota yang sebelumnya merupakan tempat yang minim kejahatan, kini telah menjadi tempat yang berpotensi untuk timbulnya kejahatan. Diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk mengantisipasi hal tersebut.

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, diperoleh permasalahan

mengenai topik yang akan dibahas, yaitu:

1. Bagaimana melalui bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, penulis dapat membantu menyampaikan informasi yang tepat mengenai pentingnya meningkatkan kewaspadaan ketika menggunakan angkutan kota, untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan.

2. Bagaimana melalui bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, dapat turut serta mendukung pemerintah dan kepolisian untuk menjadikan angkot sebagai sarana transportasi publik yang selain terjangkau, nyaman, juga aman.

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul, berikut ini adalah pembatasan ruang lingkup yang akan dibahas:

(8)

Universitas Kristen Maranatha 2. Mencakup wilayah kota Bandung

3. Segmentasi pelajar setara Sekolah Menengah Pertama

4. Pembahasan kejahatan dibatasi pada jenis kejahatan yang dianggap paling perlu diwaspadai, yaitu pencopetan, pencurian dengan trik hipnotis, dan kejahatan seksual.

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, diperoleh tujuan dari perancangan karya Tugas Akhir, yaitu:

1. Melalui bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, dengan menyosialisasikan program dari pihak-pihak terkait dengan cara yang tepat dan strategis. Dengan memanfaatkan berbagai strategi yang dikemas dalam sebuah kampanye sosial mengenai peningkatan kewaspadaan dan keamanan ketika menggunakan angkutan kota.

2. Melalui bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, dapat turut serta mendukung pemerintah dalam membenahi sistem transportasi publik di kota Bandung,

khususnya di bidang keamanannya.

1.5 Pengumpulan Data

Observasi

(9)

Universitas Kristen Maranatha Wawancara

Proses wawancara dilakukan yakni wawancara secara langsung dengan pihak yang berkompeten dengan permasalahan yang diteliti, antara lain supir angkot, penumpang, anak-anak pelajar pengguna angkot, orangtua.

Studi Pustaka

Pengumpulan data melalui buku-buku, jurnal, artikel, kliping, dan internet mengenai topik bahasan terkait, serta mengadaptasi sejumlah landasan teori untuk mendukung analisa perancangan Tugas Akhir.

Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan angket berupa pertanyaan kepada responden sebagai target sasaran. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data langsung dari target sasaran mengenai bidang yang diteliti.

Dokumentasi

(10)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Skema Perancangan

(11)

Universitas Kristen Maranatha 1.7 Pembabakan

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama dalam laporan penulisan karya Tugas Akhir ini akan memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan perancangan, teknik pengumpulan data yang digunakan, skema perancangan, serta pembabakan. Pada bab ini disampaikan hipotesa awal dari sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat berdasarkan hasil pra-riset serta gambaran secara singkat dari perancangan karya Tugas Akhir dari awal hingga akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang melandasi perancangan karya Tugas Akhir. Teori yang dibahas adalah teori mengenai kriminalitas, psikologi perkembangan, kampanye, serta teori ilustrasi.

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

Bab ini memaparkan hasil riset yang dirangkum ke dalam butir-butir berupa profil

lembaga terkait yang memandatorikan perancangan, analisa karya sejenis, serta hasil dan analisa pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan kuesioner.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

(12)

Universitas Kristen Maranatha 5.1 Kesimpulan

Sistem transportasi umum adalah sebuah sistem yang sangat penting dalam mendukung laju kehidupan sekelompok masyarakat di tempat tertentu. Kehadiran mereka mendukung masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, serta personal, sehingga kebutuhan akan adanya sistem yang menunjang sangatlah penting.

Angkotan kota, yang merupakan salah satu unit transportasi umum di kota Bandung juga memegang peranan yang sama bagi masyarakat. Jangkauan tujuan yang luas, serta jumlah tampung yang kecil menjadikan alat transportasi yang biasa disebut angkot ini sebagai pilihan transportasi umum yang praktis dan bermanfaat.

Seiring berjalannya waktu, pelayanan angkot dirasa semakin menurun, mulai dari aspek ekonomi, sistem manajerial, hingga ketertiban pemilik, supir, dan penumpang kendaraan pada saat di jalan. Kelemahan-kelemahan tersebut kemudian yang diduga menimbulkan celah-celah patologi sosial, salah satunya adalah kejahatan. Pemanfaatan angkot sebagai sarana melakukan aksi kejahatan turut menambah daftar keburukan pelayanan yang disediakan alat transportasi jenis para transit atau berdaya angkut kecil ini.

BAB V

PEMECAHAN MASALAH

(13)

Melalui visualisasi kampanye sosial ini pula diharapkan dapat turut serta membantu pemerintah, kepolisian, dan pihak penyelenggara angkutan kota untuk memperbaiki sistem yang berlangsung dalam pelayanan angkotan kota di Bandung, terutama dalam bidang keamanan. Dengan menunjukan kepedulian terhadap penumpang yang masih memiliki potensi dalam menggunakan jasa angkutan kota yang sementara ini masih terus berbenah, sehingga mereka akan merasa terpelihara sebagai pelanggan yang masih terus setia menggunakan jasa angkot.

Kesimpulan akhir, mengutip ungkapan Francis Bacon, ”pengetahuan adalah kekuatan”. Dalam kampanye ini seseorang yang berpengetahuan dan menginformasi diri untuk

tetap waspada adalah mereka yang memiliki kekuatan dan keberanian untuk melindungi dirinya terhadap kejahatan. Jadi, tetap ”Waspada Ngangkot, Berani Naik Angkot”.

kejahatan untuk dapat melindungi diri ketika menggunakan angkot. Dengan memberikan informasi yang dikemas sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik target sasaran, diharapkan dapat turut menginformasi, mengedukasi, dan selanjutnya menyadarkan masyarakat khususnya target sasaran untuk terus waspada dan berupaya mengantisipasi terjadinya kejahatan terhadap dirinya ketika menggunakan angkot.

(14)

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Bagi beberapa pihak yang berkaitan dengan pelayanan jasa transportasi publik khususnya di kota Bandung, diharapkan dapat terus berupaya meningkatkan tingkat pelayanan terhadap masyarakat, melalui berbagai upaya, misalnya mengoptimalisasi manajemen pelayanan yang dapat diberikan angkot terhadap penumpangnya, mendisiplinkan supir dalam bidang administrasi dan pengoperasian di lapangan.

Pihak yang berwenang dan berkewajiban memberikan rasa aman kepada masyarakat, yakni kepolisian khususnya di kota Bandung, diharapkan dapat lebih terbuka dan tanggap terhadap berbagai kejadian yang dapat dan telah menimpa penumpang di angkot. Sehingga masyarakat dapat merasakan keamanan dan kenyamanan ketika menggunakan jasa pelayanan umum.

Bagi pengguna jasa angkutan kota, khususnya di kota Bandung diharapkan dapat bersama-sama menjaga keteraturan dan ketertiban dengan menyadari bahwa angkutan kota adalah sebuah alat transportasi publik di mana merupakan bagian dari ruang publik, sehingga membutuhkan berbagai penyesuaian terhadap orang lain di sekitarnya.

(15)

v

Altsiel.Tom, Grow.Jean. (2007). Advertising Strategies. Sage Publications. London

Backhouse.Robert.(2006). 5000 Kata Hikmat. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Gunarsa.Singgih. (1993). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. BPK Gunung Mulia.Jakarta

Kunarto,Drs. (1996). Tren Kejahatan dan Peradilan Pidana. Cipta Manunggal. Jakarta Martasaputra.Momon. (1973). Azas-azas Kriminologi. Penerbit Alumni. Bandung

Pudjiastuti.Titik. (1997). Tradisi Penulisan Manuskrip Melayu. Perpustakaan Negara Malaysia. Kuala Lumpur

Turan.Achmad.(2001). Kiat-Kiat Mengembangkan Rasa Peduli Terhadap Keamanan Diri dan Lingkungan. Karya Jaya. Jakarta

Venus.Antar. (2009). Manajemen Kampanye. Simbiosa Rekatama Media. Bandung

Referensi pendukung:

http://reskrimum.metro.polri.go.id/tips.php?id=99. 22 Feb 2012. 1:03 PM

http://www.polrestabarelang.or.id/unsur-ptugas-pokok/sat-binmas.html.26 Feb 2012.7:14 PM

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Rabu Tanggal Dua Puluh Delapan Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Tiga Belas , yang bertanda tangan di bawah ini Panitia Pelelangan Pokja ULP Luwu Utara,

mendukung kegiatan belajar mengajar. Mengetahui perilaku siswa di dalam dan di luar kelas. Tindak lanjut dari observasi kelas yang dilakukan oleh mahasiswa.. adalah

Hasil penelitian mengenai alih kode dan campur kode dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Darul Hikmah menunjukkan bahwa guru mata

The likely explanatory factors for the dynamics of trade policy are real exchange rate appreciation; political attitudes to trade reform (the competing interests of tech-

PENGEMBANGAN PROGRAM LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK DENGAN GANGGUAN AUTISME DALAM SETTING HOME-SCHOOLING DI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian dari 33 siswa yang tersebar di beberapa SMP di Kabupaten Probolinggo didapatkan bahwa 13 siswa mampu mencapai aspek klasifikasi, asesmen,

Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan terutama

results achievement of learning activities that have been done inside and outside the classroom. In addition, teacher work performance can be reviewed from the ability