• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Rasio Keuangan

2.1.1. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Syafri ( 2008 : 297 ) “ Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan ( berarti ). Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya.

Sedangkan Sawir ( 2009:6 ) “ rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.

Menurut Halse dkk ( 2005 : 36 ) “rasio keuangan merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir.

Menurut Van ( 2005 : 234 ) “ rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri.

Menurut Kown ( 2005 : 108 ) “ rasio keuangan adalah rasio yang dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu ; bagaimana likuiditas

(2)

8

perusahaan, apakah manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva, bagaimana perusahaan didanai, serta apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.

Menurut Munawir ( 2007 : 65 ) “ rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Menurut Riyanto ( 2005 : 329 ) “ rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisi laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan dua angka akuntansi yang berasal dari laporan keuangan.

2.1.2.Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan

Menurut Tunggal ( 2011 : 125 ) “tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja mmanajemen yang berhubungan dengan kemampuan menghasilkan laba, efisiensi dan resiko.

Sedangkan manfaat dari analisis rasio menurut Tunggal ( 20011:125 ) adalah “memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan, karakteristik

(3)

9

ekonomi, resiko, strategi perbandingan dan hal – hal lain yang berkaitan dengan operasi, keuangan dan investasi”.

2.1.3. Bentuk – bentuk Rasio Keuangan

Adapun bentuk – bentuk rasio keuangan menurut Kasmir ( 2013 : 110 ) antara lain sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo atau untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban ( utang ) pada saat ditagih.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan ( penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya ) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari – hari.

(4)

10 4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditujukan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan investasi.

5. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan persaham, dan deviden persaham.

2.2. Rasio Likuiditas

2.2.1. Pengertian Rasio Likuiditas

Menurut munawir ( 2007 : 31 ) Rasio likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finanasialnya yang harus segera dipenuhi. Makin besar jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh

(5)

11

suatu perusahaan dibandingkan dengan hutang lancar, maka makin besar tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Dan sebaliknya apabila jumlah aktiva lancar lebih kecil daripada hutang lancar, berarti bahwa perusahaan tersebut berada dalam likuid.

2.2.2. Jenis Jenis Rasio Likuiditas

Jenis – jenis rasio likuiditas menurut Munawir ( 2007 : 35 ) yang dapat dipergunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu ;

a. Current Ratio

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

Rumus : Curren ratio = Aktiva Lancar hutang lancar

b. Quick Ratio atau Acid Test Ratio

Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang dengan segera, dengan menggunakan aktiva cepat yang dimilikinya. Aktiva cepat adalah kas, ekuivalen kas, dan piutang yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi kas.

(6)

12

Quick ratio = Aktiva lancar – Persediaan Hutang lancar

c. Cash Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu ;

Rumus =

Cash Ratio = Cash + Efek Hutang lancar

2.3. Rasio Solvabilitas

2.3.1. Pengertian Rasio Solvabilitas

Menurut syafri ( 2008 : 303 ) rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya / kewajiban – kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.

Menurut Munawir ( 2007 ), memberikan pengertian solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Sutrisno ( 2009 ), mendefinisikan solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila dilikuidasi.

(7)

13

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranyaperusahaan dilikuidasi.

2.3.2. Jenis – Jenis Rasio Solvabilitas

Adapun jenis – jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas menurut Syafri ( 2008 : 305 ) antara lain ;

a. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang – hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverge.

Rasio leverge merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.

Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang ( hutang lancar dan hutang jangka panjang ) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunkan modal yang ada.

(8)

14 Debt to equity ratio = Total hutang

Modal ( equity )

Menurut syahfri ( 2008 : 303 ) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

b. Total asets to Total debt ratio / Debt ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir ( 2008 : 13 ) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

Rasio ini dihitung dengan rumus :

Debt Ratio = Total Hutang Total Aktiva

Apabila debt ratio semakin tinggi, sememntara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.

(9)

15

Merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Sawir ( 2008 : 14 ) mengatakan bahwa rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan ( coverage ratio ), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi ( EBIT ) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus :

Time Interest Earned = Laba Bersih sebelum Bungan dan Pajak Beban Bunga

Jadi rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

2.4..Rasio Profitabilitas

2.4.1. Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio profitablitas adalah merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode

(10)

16

tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Menurut Sartono ( 2010 : 122 ), rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjual, total aktiva maupun modal sendiri.

Menurut Kasmir ( 2011 : 196 ), rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya ( Syafri,2008 : 304 ).

2.4.2. Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

Jenis – jenis rasio profitabiltas menurut Kasmir ( 2011 : 202 ) antara lain : a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor )

Merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien ( Sawir, 2009 : 18 )

(11)

17

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan ( Syamsuddin, 2009 : 61 )

Gross profit margin dihitung dengan formula :

Gross profit margin = Penjualan – Harga pokok penjualan penjualan

a. Net Profit Margin ( Margin Laba Bersih )

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net profit margin dihitung dengan rumus :

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak penjualan

b. Return on Investmen

Merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.Return on investmen adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

(12)

18

kentungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan ( Syamsuddin, 2009 : 63 ).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investmen merupakan rasio yang menunukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva ( Syafri, 2008 : 63 ).

ROI = Laba Bersih Setelah Pajak Total aktiva

c. Return on equity

Merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan ( income ) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan ( baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen ) atas modal yang merela investasikan didalam perusahaan ( Syafri, 2008 : 305 ).

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri ( net worth ) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan ( Sawir 2009 : 20 ).

Return on equity dapat dihitung dengan formula ;

(13)

19 Ekuitas

2.5. Standar Rasio Keuangan

a. Standar analisa rasio keuangan menurut Munawir adalah sebagai berikut :

Tabel II.1 Standar analisa Rasio

Jenis rasio Nilai Standar

Aced test Ratio Cush Ratio

Rasio Hutang dengan Modal Rasio Hutang dengan Aktiva Rate of ROI 100 % 50 % 100 % 100 % 30 %

Sumber : Buku Analisa Laporan Keuangan b. Standar analisa rasio keuangan menurut Kasmir sebagai berikut :

Tabel II.2 Standar Analisa Rasio

Jenis rasio Nilai Standar

Current rasio Gross Margin Ratio Net Margin Ratio

100 % 30 % 20 %

(14)

20

Tabel II.1 dan tabel II.2 merupakan standar rasio industri yang dapat digunakan dalam menganalisa rasio keuangan perusahaan. Dari tabel diatas dapat dilihat standar rata – rata industri untuk rasio likuiditas yaitu current ratio dan acid test ratio adalah 100 % dan cash ratio adalah 50 %. Rasio solvabilitas yaitu rasio hutang dengan modal dan rasio hutang dengan aktiva standar rata – rata industri yang digunakan adalah 100 %. Dan yang terakhir rasio rentabilitas / profitabilitas yaitu Gross margin ratio dan rate of ROI standar rata _ rata industri yang digunakan adalah 30 % sedangkan untuk net margin ratio standar rata – rata industri sebesar 20 %.

2.6. Laporan Keuangan

2.6.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Munawir ( 2010 : 5 ), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba - rugi serta laporan perubahan ekuitas.

Menurut Harahap ( 2009 : 105 ) laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan – laporan yang melaporkan

(15)

21

posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba – rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan.

Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu ( biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi). Yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Neraca yaitu laporan yang memberikan gambaran posisi atau letak keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi kewajiban, ekuitas, dan aktiva pada saat tertentu.

Laporan laba rugi yaitu laporan yang berisi beban, laba, rugi, dan pendapatan dari suatu perusahaan dalam jangka waktu atau periode tertentu.

Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menggambarkan perubahan modal karena ada pengurangan dan penambahan dari keuntungan atau kerugian dan juga transaksi pemilik.

(16)

22

Laporan arus dana / kas yaitu laporan yang menyajikan pengeluaran dan penerimaan kas selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Laporan arus kas dibahas pada bab tersendiri.

2.6.2.Tujuan Laporan Keuangan

Menurut kasmir ( 2013 : 10 ), secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva ( harta ) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yangdikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

6.

Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

(17)

23

Jenis laporan keuangan menurut Harahap ( 2006 : 106 ) terdiri dari jenis laporan keuangan utama dan pendukung. Seperti ; daftar neraca, perhitungan Laba Rugi, Laportan Sumber dan Penggunaan Dana, Laporan Arus kas, Laporan Laba ditahan, Laporan Perubahan Modal dan laporan Kerugian Keuangan.

Menurut Kasmir ( 2013 : 28 ) secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Neraca ( balance sheet )

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva ( harta ), kewajiban ( utang ), dan modal perusahaan ( ekuitas ) pada saat tertentu. Artinya neraca dapat dibuat untuk menegtahui kondisi ( jumlah dan jenis ) harta, utang dan modal perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah lapporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber – sumber pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya serta jenis – jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3. Lapora Perubahan Modal

Laporan perubahan Modal yaitu laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab – sebab terjadinya perubahan modal diperusahaan.

(18)

24 4. Lapora Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan yang terdiri dari uang yang masuk keperusahaan dan arus kas.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau niali dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak – pihak yang berkepentingan tidak salah paham dalam menafsirkannya.

2.6.4. Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2009 : 5 – 8 ), laporan yang berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

(19)

25

tentang aktivitasekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3. keandalan

Informasi juga harus andal ( reliable ). Infomasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingka laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif.

2.6.5. Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang dan untuk

(20)

26

menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana.

Laporan keuangan yang pengertiannya dapat dilihat pada keterangan sebelumnya dapat dilihat pada keterangan sebelumnya dapat dianalisis melalui banyak cara. Sebelum melangkah lebih jauh, analisis laporan keuangan dapat didefinisikan bermacam – macam. Menurut Sofyan S. Harahap ( 2006 : 189 ), analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

2.6.6. Metode dan Teknik Analisa

Menurut kasmir ( 2013 : 69 ), dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisa laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Vertikal ( statis )

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos – pos yang ada dalam satu periode.

(21)

27 2. Analisis Horizontal ( dinamis )

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

Kemudian, di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisa laporan keuangan. Menurut Kasmir ( 2013: 70 ), adapun jenis – jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Analisis ini merupakan analisis laporan keuangan yang digunakan untuk membandingkan laporan keuangan dalam beberapa periode atau dapat juga digunakan untuk membandingkan satu pos yang lain dalam laporan keuangan.

2. Analisis Trend

Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja.

(22)

28

Analisis ini merupakan teknik analisis laporan keuangan yang menganalisis komponen – komponen yang ada dalam laporan keuangan, baik yang ada dineraca maupun laba rugi.

4. Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan kegiatan membandingkan angka – angka yang ada dalam laporan keungan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.

Gambar

Tabel  II.1 Standar analisa Rasio
Tabel  II.1  dan  tabel  II.2  merupakan  standar  rasio  industri  yang  dapat  digunakan  dalam  menganalisa  rasio  keuangan  perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Mulyadi (2016:130) komponen – komponen yang ada dalam pengendalian internal ialah 1) Struktur Organisasi yang mampu memisahkan tanggungjawab antara masing – masing bagian

Pengembangan tebal berbanding lurus dengan daya serap air karena setiap penambahan komposisi perekat akan terjadi penurunan nilai pengembangan tebal, seperti

Dari tabel diatas, diketahui bahwa 16 orang atau 16% dari total responden menjawab sangat selalu memberikan motivasi kepada masyarakat agar memahami islam dengan baik, dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat menjadi implikasi bagi konselor sekolah dalam membuat program bidang pribadi sosial dengan

Adakah informasi tentang abu batubara dari public relations/pegawai PLTU Suralayaa. Tidak, lanjut

Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, terdakwa melaporkan H.Pauzi Alias Pauzi Bin Gudang kepada pihak yang berwajib (Polres Pelalawan) dengan

Bagi golongan yang beriktikad berlainan dari apa yang telah dijelaskan dengan menyamakan Allah Taala dengan makhluk ciptaanNya sendiri seperti bertempat ( al-

Oleh karena itu ijtihad dalam bidang hukum Islam dalam mengantisipasi dinamika masyarakat dan perubahan sosial merupakan suatu hal yang mesti dilakukan. Dalam kajian