• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi TDN dan Protein Tercerna yang Diperoleh dengan Metode Pendugaan dengan Pengukuran In Vivo pada Kambing Kacang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi TDN dan Protein Tercerna yang Diperoleh dengan Metode Pendugaan dengan Pengukuran In Vivo pada Kambing Kacang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

(Evaluation of TDN and Digestible Protein Values Obtained by Prediction Equation and In Vivo Measurement on Kacang Goats)

Nadlirotun Luthfi, Lestari CMS, Rianto E, Purnomoadi A

Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Kampus Drh. R Soedjono Koesoemowardojo, Tembalang, Semarang 50275

mazaya_qudsy@yahoo.com

ABSTRACT

The aims of this study was to examine the method of calculating relationship between the value of total digestible nutrients and protein digested on Kacang goats obtained by prediction equation and by in vivo (the total digestion trial). Thirty two male Kacang goats were used in this research (6-18 month old with coefficient varian = 10.50%). The data taken was dry matter intake, TDN (kg and %) and protein digested (g and %) which were tested by correlation analyze. The results showed that corrrelation between of prediction and real TDN was 0.97 and 0.91 with determination was 0.95 and 0.83. Corrrelation between prediction and real of protein was 0.97 with determination was 0.95. The conclusions of this study that Wardeh (1981) method could be used to estimate the TDN digested of Kacang goats and Beeson (1965) equations couldn’t be used to estimate the protein digested of Kacang goats.

Key Words: Total Digestible Nutrients, Protein, Kacang Goat ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji metode hubungan nilai total digestible nutrients

(TDN) dan protein tercerna yang diperoleh dengan persamaan penduga dari in vivo (metode total koleksi) pada kambing Kacang. Materi yang digunakan yaitu 32 ekor kambing Kacang jantan dewasa (umur 6-18 bulan, CV = 10,50%). Data yang diukur adalah konsumsi bahan kering per hari, TDN (kg dan %) dan protein tercerna (kg dan %), yang kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan TDN pendugaan dengan TDN riil adalah 0,97 dan 0,91 dengan determinasi sebesar 0,95 dan 0,83, begitu pula dengan hubungan protein pendugaan dengan protein riil adalah 0,89 dengan nilai deteminasi 0,80. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persamaan Wardeh masih dapat digunakan untuk menduga TDN tercerna pada kambing Kacang dan persamaan Beeson tidak dapat digunakan untuk menduga protein tercerna pada kambing Kacang.

Kata Kunci:Total Digestible Nutrients, Protein, Kambing Kacang

PENDAHULUAN

Formulasi ransum untuk ternak ruminansia pada umumnya berdasarkan prediksi total digestible nutrients (TDN) dan protein (Rosendo et al. 2013). Pemanfaatan TDN dan protein tersebut sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak (Nugroho et al. 2013). Cara untuk mengetahui pemanfaatan pakan tersebut adalah menghitung banyaknya energi dan protein yang terserap di dalam tubuh (Cole & Todd 2008). Banyak persamaan yang digunakan untuk menduga energi dan protein yang dapat dimanfaatkan ternak ruminansia. Salah satunya adalah menghitung konsumsi TDN tercerna (Robinson 2003; Block et al. 2006; Rosendo et al. 2013) dan protein tercerna (Robinson 2003; Detmann et al. 2008).

(2)

Pendugaan TDN dan protein tercerna untuk ternak di Indonesia masih mengacu pada rumus pendugaan yang digunakan oleh negara-negara Eropa. Rumus pendugaan tersebut didapat dari tabulasi pengukuran TDN secara in vivo (Detmann et al. 2008). Pengukuran tersebut sebagian besar dilakukan pada ternak domba, sedangkan untuk kambing belum banyak dilakukan (Rosendo et al. 2013).

Oleh sebab itu, perlu kajian lebih lanjut tentang akurasi rumus pendugaan TDN dan protein tercerna untuk kambing lokal di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan pendugaan TDN dan protein tercerna dengan TDN dan protein riil pada kambing Kacang. Manfaat yang diperoleh adalah diharapkan dapat menginformasikan tentang kelayakan rumus pendugaan TDN dan protein tercerna apabila diterapkan pada kambing Kacang di Indonesia.

MATERI DAN METODE

Materi yang digunakan adalah 32 ekor kambing Kacang jantan (umur 6-18 bulan). Bobot badan kambing yang digunakan rata-rata 14,51 kg dengan CV = 10,50%. Pakan yang digunakan memiliki protein kasar sebesar 9,20-18,80% dan TDN sebesar 59,51-76,29%.

Metode penelitian

Data yang diukur yaitu konsumsi bahan kering (BK) pakan, TDN tercerna, kecernaan TDN, konsumsi protein, protein tercerna, dan kecernaan protein. Parameter yang diamati adalah sebagai berikut:

Konsumsi BK (g) = (Pemberian pakan (g) - Sisa pakan (g)) × % BK pakan Konsumsi PK(g) = Konsumsi BK pakan (g) × % PK pakan

PK tercerna (g) = Konsumsi protein (g) × Kecernaan PK (%) TDN tercerna (g) = Konsumsi BK pakan × TDN (%)

Kecernaan PK (%) = Konsumsi protein - Protein feses × 100% Konsumsi protein

Kecernaan TDN (%) =% SK(dd) + % BETN dd + % Protein dd + % LK dd x 2,25 Pendugaan TDN yang digunakan berdasarkan pakan sumber serat kasar (Wardeh 1981): 2,6407+(0,6964×PK)+(0,9194×BETN)+(1,2159×LK)-(0,1043×SK).

Juga dihitung berdasarkan Beeson dalam Hartadi et al. (1997):

22,822-(1,44×SK)-(2,875×LK)+(0,655×BETN)+(0,863×PK)+(0,02×SK2)-(0,078×LK2)+ (0,018×SK×BETN)+(0,04×LK×BETN)-(0,085×LK×PK)+(0,02×LK2×PK).

Persamaan untuk menduga protein tercerna pada kambing (Beeson dalam Hartadi et al. 1997) adalah: y = 0,91x – 2,76.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis korelasi. Hasil analisis korelasi antara nilai pendugaan TDN tercerna berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan Wardeh (1981) dengan TDN riil, serta korelasi antara nilai pendugaan protein hasil perhitungan menggunakan rumus persamaan Beeson dalam Hartadi et al. 1997 dengan protein riil.

Koefisien korelasi diketahui menggunakan rumus koefisien korelasi (r):

r = √ ∑ X Y

(3)

Rumus untuk menentukan koefisien determinasi (R2) adalah r2 × 100%

Keeratan hubungan antar dua variabel diketahui dari besarnya korelasi yang diperoleh. Klasifikasinya adalah sebagai berikut: 0-0,199 (sangat lemah); 0,2-0,399 (lemah); 0,40-0,599 (sedang); 0,60-0,799 (kuat); dan 0,80-1 (sangat kuat) (Sugiyono 2007).

Data yang diperoleh juga dianalisis nilai residual standar deviasinya (SD) dan standar error pendugaan (SE). Akurasi penilaian dihitung dari rasio standar deviasi dengan standar error atau yang disebut dengan Ratio Prediction to Deviation (RPD).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan pendugaan TDN dengan TDN riil

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa TDN tercerna pada kambing Kacang adalah 300,40 g dengan kecernaan TDN sebesar 68,17%. Nilai TDN tercerna pendugaan oleh Wardeh (1981) dan Beeson dalam Hartadi et al. (1997) berturut-turut 268,25 dan 278,4 g dengan kecernaan TDN pendugaan masing-masing sebesar 61,75 dan 62,09%. TDN pendugaan berdasarkan rumus Wardeh (1981) dan Beeson dalam Hartadi et al. (1997) memiliki korelasi yang sangat erat masing-masing 0,97 dan 0,91 terhadap TDN riil dengan determinasi masing-masing sebesar 95,53 dan 83,1% (Gambar 1).

Gambar 1. menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai pendugaan TDN, maka akan diiringi kenaikan nilai TDN tercerna riil. Komposisi nutrisi pakan mempengaruhi nilai korelasi terhadap TDN. Nilai korelasi dari berbagai rumus pendugaan dengan TDN riil berkisar antara 0,66-0,92 (Owens et al. 2010).

Gambar 1. Hubungan TDN pendugaan dengan TDN riil Tabel 1. TDN riil dan nilai TDN pendugaan pada kambing Kacang

TDN (g) r SD SE RPD

Riil 300,40 -

Wardeh (1981) 268,25 0,98 89,91 19,32 4,65

Beeson (1965) 278,34 0,91 99,73 41,68 2,39

TDN = Total digestible nutrients; SD = Standard deviation; SE = Standard error; RPD = Ratio prediction to deviation y (wardeh) = 1,1566x - 9,8639 R² = 0,9553 r=0,977 y (beeson)= 0,9725x + 29,725 R² = 0,831 r=0,911 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 TD N ri il TDN pendugaan persamaan wardeh persamaan beeson Persamaan Wardeh Persamaan Beeson R2 = 0,9553; r = 0,977 R2 = 0,831; r = 0,911 y (Wardeh) = 1,1566x – 9,8639 y (Beeson) = 0,9725x + 29,725 0 100 200 300 400 500 TDN pendugaan 600 500 400 300 200 100 0 T DN riil

(4)

y = 0,9996x - 6,8015 R² = 0.801 r = 0.895 0 20 40 60 80 100 120 0 50 100 150 p ro te in r iil protein pendugaan

Akurasi penilaian suatu pendugaan dihitung dari RPD yaitu rasio antara standar deviasi dengan standard error. Nilai RPD TDN pendugaan Wardeh (1981) sebesar 4,65, sedangkan RPD TDN dari pendugaan Beeson dalam Hartadi (1997) sebesar 2,39. Nilai RPD yang lebih tinggi 2,5 (Suhandy et al. 2008; Purnomoadi et al. 2002) menjadi syarat bahwa rumus pendugaan tersebut dapat diterima. Hasil pendugaan ini menunjukkan bahwa rumus Wardeh (1981) masih dapat digunakan menduga TDN tercerna karena memiliki nilai akurasi yang tinggi. Nilai RPD TDN pendugaan Beeson tidak dapat digunakan untuk kambing Kacang karena memiliki akurasi yang rendah. Faktor yang mempengaruhi TDN tercerna adalah kemampuan ternak dalam mencerna TDN, kualitas pakan yang dikonsumsi (Ozelcam et al. 2015) termasuk imbangan protein kasar (PK) dan TDN atau energi (Soeparno 2005). Komposisi pakan yang mempengaruhi nilai TDN tersebut antara lain adalah protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa lemak (Detmann et al. 2008; Owens et al. 2010).

Hubungan pendugaan protein dengan protein riil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya konsumsi protein tercerna pada kambing Kacang adalah 69,61 g dengan kecernaan sebesar 77,23. Protein tercerna pendugaan sebesar 60,59 g dengan kecernaan protein sebesar 86,37%. Protein tercerna pendugaan oleh Beeson (1965) memiliki korelasi yang sangat tinggi yakni 0,89 terhadap protein riil pada kambing Kacang dengan nilai determinasi sebesar 80,10%.

Sama halnya dengan pendugaan TDN tercerna, kenaikan nilai pendugaan protein tercerna akan diiringi peningkatan nilai protein tercerna riil pada kambing Kacang (Gambar 2). Struktur protein dan sintesis protein mikroba merupakan kunci untuk menentukan degradabilitas (Bach et al. 2005; Galyean & Tedeschi 2014). Hasil penelitian (Bach et al. 2005) menunjukkan bahwa penyerapan asam amino menjadi faktor pembatas degradasi protein di dalam rumen.

Gambar 2. Hubungan nilai pendugaan protein tercerna dengan protein tercerna riil Tabel 2. Nilai protein riil dan pendugaan protein pada kambing Kacang

PK r SD SE RPD

Riil 53,76 -

Beeson 60,59 0,89 25,47 11,35 2,24

PK= Protein kasar; SD = Standard deviation; SE = Standard error; RPD = Ratio prediction to deviation

y = 0,9996x – 6,8015 R2 = 0,801; r = 0,895

Protein tercerna pendugaan (g)

Pro tein ter ce rn a riil ( g ) 0 50 100 150 120 100 80 60 40 20 0

(5)

Nilai RPD pada protein pendugaan oleh rumus Beeson lebih rendah dari 2,5 (Suhandy et al. 2008; Purnomoadi et al. 2002). Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai akurasi dari rumus pendugaan protein tercerna rendah. Oleh sebab itu, rumus pendugaan protein tercerna oleh Beeson tidak dapat digunakan pada kambing Kacang. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai protein tercerna diantaranya adalah kemampuan ternak mencerna protein (Rianto et al. 2007). Selain hal itu, faktor yang mempengaruhi protein tercerna adalah jumlah konsumsi BK, ukuran partikel, bulk density dan kualitas pakan yang dikonsumsi (Sniffen et al. 1992).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persamaan dari Wardeh (1981) masih dapat digunakan untuk menduga TDN tercerna pada kambing Kacang. Sedangkan, persamaan Beeson untuk menduga protein tercerna tidak dapat digunakan pada kambing Kacang.

DAFTAR PUSTAKA

Bach A, Calsamiglia S, Stern MD. 2005. Nitrogen metabolism in the rumen. J Dairy Sci. 88:9-21. Block HC, Klopfenstein TJ, Erickson GE. 2006. Evaluation of average daily gain prediction by

level one of the 1996 National Research Council beef model and development of net energy adjusters. J Anim Sci. 84:866-876.

Cole NA, Todd RW. 2008. Opportunities to enhance performance and efficiency through nutrient synchrony in concentrate-fed ruminants. J Anim Sci. 86:E318-E33.

Detmann E, Valadares Filho SC, Pina DS, Henriques LT, Paulino MF, Magalhaes KA, Silva PA, Chizzotti ML. 2008. Prediction of the energy value of cattlediets based on the chemical composition of the feeds under tropical conditions. Anim Feed Sci Technol. 143:127-147. Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Tillman AD. 1997. Tabel komposisi pakan untuk indonesia.

Yogyakarta (Indonesia): Gadjah Mada University Press.

Galyean ML, Tedeschi LO. 2014. Predicting microbial protein synthesis in beef cattle: Relationship to intakes of total digestible nutrients and crude protein. J Anim Sci. 92:5099-5111.

Kearl LC. 1982. Nutrient requirements of ruminants in developing countries. International Feedstuffs institute Utah Agricultural Experiment Station. Logan (USA): Utah State University.

Nugroho D, Purnomoadi A, Riyanto E. 2013. Pengaruh imbangan protein kasar dan total digestible nutrients pada pakan yang berbeda terhadap pemanfaatan energi pakan pada domba lokal. Sains Peternakan 11:63-69.

Owens FN, Sapienza DA, Hassen AT. 2010. Effect of nutrient composition of feeds on digestibility of organic matter by cattle: A review. J Anim Sci. 88:151-169.

Ozelcam H, Kırkpınar F, Tan K. 2015. Chemical composition, in vivo digestibility and metabolizable energy values of caramba (Lolium multiflorum cv. caramba) fresh, silage and hay. Asian Australas. J Anim Sci. 28:1427-1432

Purnomoadi A, Nonaka I, Higuchi K, Enishi O, Amari M, Terada F. 2002. Premilinary study on the use of near infrared spectroscopy for determination of plasma deuterium oxide in dairy cows. in: Davies AMC, Cho RK. Editors Proceedings of the 10th International Conference: Near Infrared Spectroscopy. p: 467-463.

(6)

Rianto E, Wulandari M, Adiwinarti R. 2007. Pemanfaatan protein pada sapi jantan peranakan ongole dan peranakan friesian holstein yang mendapat pakan rumput gajah, ampas tahu dan singkong. Dalam: Darmono, Wina E, Nurhayati, Sani Y, Prasetyo LH, Triwulanningsih E, Sendow I, Natalia L, Priyanto D, Indraningsih, Herawati T, penyunting. Akselerasi agribisnis peternakan nasional melalui pengembangan dan penerapan IPTEK. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 21-22 Agustus 2007. Bogor (Indonesia): Puslitbang Peternakan. hlm. 64-70.

Robinson PH. 2003. Estimating the energy value of dairy feeds: Evaluating UC DAVIS and NRC (2001) Equations. Cooperative Extension University Of California, Davis [internet]. [cited 5 Juli 2015]: Available from: http://animalscience.ucdavis.edu/ faculty/robinson/ articles/fulltext/pdf/web200303.pdf.

Rosendo O, Freitez L, Lopez R. 2013. Ruminal degradability and summative models evaluation for total digestible nutrients prediction of some forages and byproducts in goats. Hindawi Publishing Corporation. ISRN Veterinary Science. [Internet]. [Cited 5 Juli 2015]: Available from: http://dx.doi.org/10.1155/2013/532528.

Sniffen CJ, O'Connor JD, Van Soest PJ, Fox DG, Russell JB. 1992. A net carbohydrate and protein system for evaluating cattle diets: II. Carbohydrate and protein availability. J Anim sci. 70:3562-3577.

Soeparno. 2005. Ilmu dan teknologi daging. Yogyakarta (Indonesia): Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. 2007. Metode penelitian administrasi. Bandung (Indonesia): Alfabeta Press.

Suhandy DS. Prabawati, Yulianingsih, Yatmin. 2008. Penentuan bahan kering buah mangga secara intact menggunakan near infrared spectroscopy. J Pascapanen 5:10-17.

Wardeh MF. 1981. Models for estimating energy and protein utilization for feeds. [Tesis]. [Logan (USA)]: Utah State University.

Gambar

Gambar  1.  menunjukkan  bahwa  setiap  kenaikan  nilai  pendugaan  TDN,  maka  akan  diiringi  kenaikan  nilai  TDN  tercerna  riil
Gambar 2. Hubungan nilai pendugaan protein tercerna dengan protein tercerna riil  Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

Karena aplikasi ini dibuat interaktif maka pengguna bisa memilih tombol dengan menggunakan mouse, mendengarkan suara dengan menggunakan speaker serta melihat gambar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa andrografolid memiliki aktivitas sebagai antihiperlipidemia melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan asam amino SER684 dan LYS 691

Karena tidak center maka terjadi tahanan pada sisi bracket dudukan equalizer bar ,hal ini menyebabkan puntiran pada equlizer bar sehingga tegangan yang terjadi

Bahan yang sudah tidak mmiliki kandungan air diblender hingga membentuk serbuk.Serbuk kemudian dicampur dengan etanol pada perbandingan 10 bagian serbuk dan 75

Rencana keperawatan pada anak dengan anemia aplastik menurut Taylor (2010) untuk diagnosa keperawatan pertama dan diagnosa kedua dan keenam menurut Betz and Swoden

Language Textbooks Indonesia published by Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 by Fry charts the average fall in the sixth grade point, based on the

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan permainan physics squares terhadap hasil belajar siswa dan mengetahui

Submitted to Department of English Education of FPBS as a Partial Fulfillment of the Requirements of Sarjana Pendidikan Degree.. Sarrah Shiddik Arrasyid