• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Survey Wisatawan Nusantara Tujuan Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Survey Wisatawan Nusantara Tujuan Jawa Barat"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

55

Perkembangan Pariwisata di Jawa Barat belum menunjukan perkembangan yang konsisten. Kunjungan wisatawan nusantara ke Jawa Barat sebesar 44.611.468 orang, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 476.174 orang, sehingga yang berkunjung hanya sebesar 44.135.344 orang. Gencarnya pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dalam mengpromosikan pariwisata dan membuat berbagai even di objek wisata diduga berdampak pada kunjungan wisata nusantara pada tahun 2018. Pada tahun ini kunjungan wisatawan nusantara meningkat cukup tinggi mencapai 19,42% sehingga ada 52.704.428 wisatawan berkunjung ke Jawa Barat.

Pada subab-subab berikut akan di gambarkan bagaimana wisatawan yang berkunjung ke jawa barat, baik itu dari segi tujuan, aktifitas, moda angkutan, akomodasi, lama tinggal, media informasi, sampai berapa pengeluaran perkunjungan.

4.1.1 Tujuan Dan Maksud Kunjungan Utama

Maksud atau tujuan dari wisatawan nusantara dalam melakukan bepergian atau kunjungan wisata sangat beragam. Pada tahun 2016 - 2018, sebagian besar wisnus melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berlibur/rekreasi. Proporsi wisatawan nusantara yang berlibur/rekreasi mencapai sekitar 47 – 54 % persen.

(2)

Proporsi wisatawan nusantara yang berlibur/rekreasi tahun 2018 menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 53,81 persen dari seluruh perjalanan wisnus.

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Tujuan dan Maksud Kunjungan Utama Tahun 2016-2018

Tahun 2016 2017 2018

Berlibur/Rekreasi 47,61 53,81 52,04

Profesi/Bisnis 1,79 0,66 0,99

Misi/ Perte muan/ Kong gres 0,7 0,29 0,3

Pendidikan/Pelatihan 1,81 0,56 0,48

Kese hatan/ Bero bat 0,77 0,51 0,52

Ber-ziarah/Ke-agamaan 5,1 4,3 2,98

MengunjungiTeman/Keluarga 39,3 38,07 40,49

Olah raga/ Kese- nian 1,2 0,8 0,69

Lainnya 1,73 0,99 1,5

Total 100 100 100

Wisatawan yang bertujuan untuk mengunjungi teman/keluarga juga cukup banyak hingga mencapai sekitar 40,49 persen dari seluruh perjalanan wisatawan nusantara di Jawa Barat. Data tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup tajam dibanding 2017 yang hanya 38,07 persen dari total wisnus yang melakukan perjalanan untuk maksud mengunjungi teman/keluarga. Ini potensi luar biasa yang perlu di garap pelaku usaha, sehingga walaupun tujuan utama tidak untuk berekreasi, tetap bisa mengunjungi objek wisata yang tersedia di tempat tujuan utamanya, cara yang perlu dilakukan adalah membuat atraksi-atraksi wisata yang membuat minat dan keinginan/desire wisatawan wisnus memanfaatkan kehadirannya di Jawa Barat sesuai dengan keingina dan harapan mendapat sesuatu yang baru.

(3)

4.1.2 Tujuan Dan Aktivitas Yang Dilakukan

Tidak semua wisatawan nusantara mengunjungi objek wisata, setiap tahunnya ada sekitar 25-30 % yang datang ke Jawa Barat namun tidak mengunjungi objek wisata. Potensi ini yang harus di kelola pemerintah dan pelaku bisnis industri pariwisata. Seperti yang diterangkan pada subbab sebelumnya bahwa maksud kedatangan bukan hanya untuk berlibur/berekreasi namun sebagian datang ke jawa barat untuk pendidikan, profesi, bahkan untuk melakukan pengobatan.

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Aktivitas yang Dilakukan Tahun 2016-2018

Tahun Mengunjungi Objek Wisata Tidak Mengunjungi Objek Wisata Total 2016 68,54 31,46 100 2017 74,56 25,44 100 2018 69,18 30,82 100

Proporsi wisatawan nusantara yang mengunjungi objek wisata pada tahun 2018 mengalami penurunan, dari sebelumnya 74,56% (tahun 2017) menjadi 69,18% pada tahun 2018

4.1.3 Tujuan Dan Jenis Objek Wisata Yang Dikunjungi

Provinsi Jawa Barat memiliki kekayaan alam yang luar biasa, selain ini beberapa kota berkembang sangat pesat. Kenyataan ini terekam pada wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Jawa Barat. Objek wisata yang paling diminati wisatawan adalah wisata alam dan buatan.

(4)

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Jenis Objek Wisata yang Dikunjungi Tahun 2016-2018

Tahun Jenis Objek Wisata Total

Alam Bahari Budaya Buatan

2016 29,68 17,09 11,32 41,91 100,00

2017 31,14 26,16 8,59 34,12 100,00

2018 33,89 27,63 5,00 33,48 100,00

Pada tahun 2018 proporsi objek wisata alam sedikit melampaui objek wista buatan. Hal yang perlu dicermati adalah proporsi objek wisata buatan terus menurun, sempat sangat mendominasi pada tahun 2016 (41,91%) kemudian terus menurun hingga proporsinya 33,48 persen. Perlu penelitian lebih lanjut mengapa fenomena ini terjadi. Provinsi Jawa Barat memiliki objek wisata budaya yang sangat besar, akan tetapi proporsi yang mendatangi objek wisata ini hanya sekitar 5 persen, ini merupakan tantangan sekaligus peluang untuk disiapkan kemasan yang menarik untuk dapat meningkatkan minat wisata budaya di Jawa Barat.

4.1.4 Tujuan Dan Aktivitas Wisata Yang Dilakukan

Aktivitas wisata merupakan jenis-jenis aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan nusantara selama melakukan perjalanan wisata. Kegiatan/aktivitas pariwisata dikelompokan menjadi 10 jenis aktivitas, yaitu wisata bahari, eko wisata, wisata petualangan, wisata sejarah/religi, wisata kesenian, wisata kuliner, wisata kota & pedesaan, wisata MICE, wisata olahraga/kesehatan, dan wisata terintegrasi.

(5)

Tabel 4.4 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Aktivitas Wisata yang Dilakukan Tahun 2016-2018

Tahun 2016 2017 2018

WisataBahari 9,5 18,39 14,76

Eko Wisata/ Wisata Petuala- ngan/

Olahraga 9,96 12,05 8,96

Wisata Sejarah/ Religi/Ke-

senian/Wisata Kuliner/ MICE 14,26 23,14 15,25

Wisata Kota& Perdesaan 46,98 29,82 39,68

Objek Wisata Ter integrasi 19,3 16,6 21,33

Total 100 100 100

Hasil kajian wisatawan nusantara tahun 2018, sebagaimana Tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh wisatawan nusantara adalah jenis wisata kota dan perdesaan seperti wisata belanja, mengunjungi teman atau kerabat, menikmati hiburan malam, tinggal di desa tradisional/homestay, mengunjungi pasar tradisional, wisata darmabakti, philantropis (dermawan), program tanggung jawab sosial perusahaan, fotografi & architectural visit, dan live-in program. Aktivitas ini mencapai sekitar 39,68 persen dari seluruh aktivitas yang dilakukan selama melakukan perjalanan wisata. Aktivitas selanjutnya adalah wisata terintegrasi/terpadu yang mencapai sekitar 21,33 persen kemudian diikuti oleh wisata Wisata Sejarah/ Religi/ Kesenian/Wisata Kuliner/ MICE yang mencapai 15,25 persen

4.1.5 Moda Angkutan Utama

Wisatawan nusantara dalam melakukan perjalan wisata sebagian besar masih mengandalkan moda transportasi darat. Lebih dari 90 persen, wisnus

(6)

menggunakan berbagai jenis angkutan darat seperti kendaraan pribadi maupun sewa, bus, travel, dan kereta api.

Tabel 4.5 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Moda Angkutan Utama Tahun 2016-2018

Tahun 2016 2017 2018 Pesawat 4,77 5,44 4,47 Angkutan Air 0,81 0,53 0,53 KeretaApi 2,67 2,87 2,7 Bus 23,24 24,63 19,74 Travel/Kendaraan Sewa 20,37 23,45 22,32 Kendaraan Pribadi 47,93 42,84 48,61 Lainnya 0,22 0,24 1,64 Total 100 100 100

Pada tahun 2016-2018, moda angkutan yang paling banyak digunakan oleh wisatawan nusantara dalam rangka melakukan perjalanan di wilayah-wilayah Jawa Barat adalah kendaraan pribadi atau sewa dan bus yang masing-masing mencapai sekitar 40 persen dan 20 persen. Wisatawan nusantara yang menggunakan pesawat mencapai 4.47 persen dari seluruh perjalanan wisnus tahun 2017. Disamping itu, juga terdapat sekitar 0,53 persen wisnus yang menggunakan angkutan air. Terbangunnya tol cipali dan segmen-segmen lainnya, mungkin kembali mendorong wisatwan nusantara yang bertujuan ke Provinsi Jawa Barat kembali menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda, tentunya perlu diantisipasi oleh pelaku industri pariwisata angkutan umum dengan promosi-promosi yang membuat wisatawan makin berminat menggunakan moda publik. Strategi moda angkutan tidak sekedar transportasi mungkin perlu di kemas di Jawa Barat, beberapa wilayah provinsi sudah mulai mengkemas menjadi sarana wisata dengan memberi pemandu selama perjalanan.

(7)

4.1.6 Akomodasi Yang Digunakan

Wisatawan nusantara yang berkunjung ke wilayah di Jawa Barat, berdasarkan data yang tersedia menunjukkan pola yang sama setiap tahunya, yaitu sebagian besar menginap di rumah teman atau keluarga. Hal ini diduga karena sebagian besar mereka bermaksud untuk mengunjungi teman atau keluarga. Pada tahun 2018, proporsi wisnus yang menginap di rumah teman atau keluarga mencapai sekitar 74,47 persen.

Tabel 4.6 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Akomodasi yang Digunakan Tahun 2016-2018

Tahun Hotel Akomodasi/

Lainnya Rumah Teman/ Keluarga Lainnya Total 2016 16,87 11,74 69,80 1,59 100,00 2017 9,92 14,89 72,13 3,06 100,00 2018 12,19 9,80 74,47 3,55 100,00

Wisnus yang menginap di hotel hanya sekitar 12,19 persen. Penggunaan akomodasi hotel tahun 2018 kondisinya naik dibanding tahun 2017 yang mencapai 9,92 persen. Melihat data tingkat penghunian kamar hotel (TPK) yang di rilis Badan Pusat Statistik setiap bulannya, menunjukan bahwa selama tahun 2015 -2019, TPK untuk hotel berbintang masih menunjukan peforma stabil di angka sekitar 50%, sedangkan peforma hotel non bintang, dari tahun ke tahun menunjukan peforma penurunan, hal ini menggambarkan bahwa hotel bintang menjadi pilihan wisatawan nusantara sebagai akomodasi, mungkin perbedaan tariff yang tidak terlalu jauh dengan fasilitas yang lebih nyaman didapat wisatawan sebagai alasan perubahan minat dalam memilih jenis kelas hotel, peforma hotel non bintang tahun 2018 setiap bulanya berada di bawah kondisi

(8)

tahun-tahun sebelumnya, ini perlu di cermati lebih jauh agar pelaku usaha hotel non bintang tetap bisa menarik minat wisatawan untuk salah satu alternatif akomodasi yang digunakan, hotel non bintang perlu punya kekhasan yang ditawarakan untuk wisatwan tdiak hanya memposisikan sebagai tempat menginap saja, mungkin sebagai akomodasi yang punya nilai sejarah atau keramahan atau sebagai instagramable yang sedang digandrungi kaum muda menjadi alternatif yang perlu di tawarkan.

4.1.7 Media/Sumber Informasi Yang Digunakan

Media informasi adalah media informasi yang digunakan sebagai sumber referensi selama melakukan perjalanan atau yang terkait dengan perjalanan. Informasi dari mulut ke mulut (teman/saudara) masih mendominasi dengan proporsi 80 persen

Tabel 4.7 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Media/Sumber Informasi yang Digunakan Tahun 2016-2018

Tahun Website Resmi Media Sosial Internet/TV /Radio/ Media Cetak Teman/

Saudara Lainnya Total

2016 0,68 2,95 6,83 85,56 3,98 100

2017 0,79 6,04 5 81,17 7 100

2018 1 6,78 4,31 81,52 6,39 100

Proporsi sosial media terus meningkat seiring dengan kemajuan jaman. Terutama kaum muda sangat mengandalkan informasi dari media yang satu ini. Pada tahun 2016 media sosial hanya memiliki proporsi 2,95 persen, meningkat menjadi 6,78 persen pada tahun 2018, bahkan media sosial merupakan media terpopuler dibandingkan dengan yang lain selain informasi dari teman/saudara.

(9)

Tantanga tersediri bagi pengelola web resmi, yang hanya menjadi pilihan sekitar 1 persen sebagai media informasi yang digunakan, pemikiran untuk meningkatkan stimulus keiingina wisatawan melalui saudara/teman yang proporsinya sangat tinggi, perlu mendapat perhatian dari pengelola pemasaran/marketing memiliki strategi khusus dalam promosi objek wisata yang ditawarkannya.

4.1.8 Rata-Rata Lama Bepergian

Lama bepergian penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan wisata selama tahun 2018 rata-rata sekitar 2,93 hari. Hal ini berarti terjadi penurunan cukup sgnifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,55 hari. Transportasi yang semakin baik dapat diduga sebagi menurunnya jumlah hari rata-rata lama pepergian.

Tabel 4.8 Rata-Rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat menurut Jenis Kelamin Tahun 2016-2018

Tahun Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

2016 3,51 3,43 3,47

2017 3,54 3,55 3,55

2018 2,97 2,89 2,93

Kemudahan akses mungkin dimanfaatkan oleh wisatwan dalam waktu singkat dapat melakukan perjalanan untuk medapatkan tujuan yang diharapkannya, untuk meningkatkan minat lama untuk berpergian harus menyiapkan berbagai atraksi pariwisata yang dapat meningkatkan minat untuk dihadiri.

(10)

4.1.9 Rata-Rata Pengeluaran Per Perjalanan

Rata-rata pengeluaran setiap perjalanan yang dilakukan wisatawan nusantara dalam melakukan kunjungan ke berbagai wilayah di Jawa Barat selama tahun 2018 mencapai sebesar 892,93 ribu rupiah. Sementara itu, rata-rata pengeluaran pada tahun 2016 sekitar 876,69 ribu rupiah dan pada 2017 hanya sekitar 870,95 ribu rupiah.

Tabel 4.9 Rata-Rata Pengeluaran Per Perjalanan ke Jawa Barat menurut Jenis Pengeluaran Tahun 2016-2018

Tahun 2016 2017 2018

Akomodasi 104,19 70,98 78,58

Makanan,minuman dan tembakau 207,75 291,43 288,19

Angkutan 291,53 257,81 269,58

Jasa Hiburan, rekreasi, kebudayaan,

dan Jasa hiburan lainnya 67,35 38,89 59,22

Belanja/Cenderamata 165,16 168,92 167,35

Lainnya 40,71 42,92 30,01

Total 876,69 870,95 892,93

Komposisi pengeluaran yang dilakukan wisatawan nusantara baik pada tahun 2018 maupun tahun 2017, memperlihatkan bahwa sebagian besar belanja yang dikeluarkan digunakan untuk membiayai makan, minum dan tembakau (sebesar 32,27 persen pada 2018 dan 33,46 persen pada 2017). Rata-rata pengeluaran per kunjungan untuk makan, minum mencapai sebesar 288,19 ribu rupiah atau terjadi penurunan sekitar 1,1 persen dibanding tahun 2017 yang mencapai 291,43 ribu rupiah. Pola perilaku wisatawan dengan tujuan provinsi Jawa Barat, menunjukan bahwa pengeluaran untuk belanja/cenderamata masih cukup tinggi, ini merupakan peluang yang harus di tangkap oleh pelaku bisnis indutsri pariwisata, agar mendorong pelaku usaha kecil dan menengah bisa memberikan cenderamata khas

(11)

lokasi wisata atau wilayah wisata akan meningkatkan minat belanja sebagai bukti kedatangan yang tidak akan bisa didapat ditempat lainnya.

4.2 Profil Responden Penelitian

Selain membahas hasil survei wisatawan nusantara, penelitian ini juga mencoba melihat minat penduduk untuk melakukan perjalanan ke Jawa Barat, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berdasarkan keinginan dan ekspektasi yang diharapkan. Berikut kami sajikan profil responden dan hasil penelitian yang dilakukan analisis deskriptif dan analisis hasil uji regresi berganda dari 1060 responden, dan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan, frekuensi kunjungan, sumber biaya , domisili, dan sumber informasi. Selanjutnya akan dijelaskan pengelompokan tersebut berdasarkan pada perhitungan statistik dengan menggunakan percentiles.

4.2.1 Responden berdasarkan jenis kelamin

Profil responden berdasarkan jenis kelamin yang dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.10 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

Perempuan

626 59.1

Laki-laki

434 40.9

Total 1060 100.0

(12)

Berdasarkan tabel mengenai jenis kelamin diatas, dapat diketahui responden yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari 626 responden laki-laki (59,1%) dan 434 responden perempuan (40,9%).

4.2.2 Responden Berdasarkan Usia

Profil responden berdasarkan usia yang dituangkan dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Prosentase

16 - 25 Tahun 76 7.2 26 - 35 Tahun 290 27.4 36 - 45 Tahun 345 32.5 46 - 55 Tahun 298 28.1 >55 Tahun 51 4.8 Total 1060 100.0

Sumber: Data primer sudah diolah, lampiran

Karateristik berdasarkan usia responden terbagi dalam 5 kelompok, yaitu antara usia 16-25 tahun, antara usia 26-35 tahun, antara usia 36-45 tahun, antara usia 46-55 tahun, dan antara usia diatas 46-55 tahun. Dalam penelitian ini, terdapat responden antara usia 36-45 tahun sebanyak 34 orang (32.5%), kedua adalah responden dengan kelompok usia antara 46-55 tahun sebanyak 298 orang (28,1%), ketiga adalah responden dengan kelompok usia antara 26-35 tahun yaitu sebanyak 290 orang (27,4%), keempat adalah responden dengan usia kurang dari 16-25 tahun yaitu sebanyak 76 orang (7,2%), dan kelompok responden dengan usia diatas 55 tahun sebanyak 51 orang (4,8%).

(13)

4.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir yang dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.12 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Prosentase

≤ SD 3 .3 SMP/Sederajat 2 .2 SMA/Sederajat 199 18.8 D-I s.d. D-III 99 9.3 D-IV & S1 516 48.7 S2 & S3 241 22.7 Total 1060 100.0

Sumber: Data primer sudah diolah, lampiran

Penelitian ini membagi karateristik responden berdasarkan pendidikan terakhir 6 kelompok, yaitu : SD/Belum Pernah Sekolah/Tidak menamatkan jenjang pendidikan dasar, SMP, SMU, Diploma, DIV/S1, dan S2 & S3. Dari 100 responden, data menunjukan terdapat responden dengan pendidikan terakhir DIV/S1 sebagai kelompok terbesar dengan jumlah responden sebanyak 516 rang atau 48,7 %. Kelompok terbesar kedua adalah responden dengan pendidikan terakhir S2&S3 yaitu sebanyak 241 orang atau 22,7%, kelompok terbesar ketiga adalah responden dengan pendidikan terakhir sma/sederajat yaitu sebanyak 199 orang atau 18,8%, kelompok dibawahnya adalah responden dengan pendidikan terakhir DI sd DIII 99 orang atau 9,3%, berikutnya kelompok pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 3 orang atau 0,3%, d an kelompok dengan pendidikan terakhir adalah kelompok Smp/sederajat sebanyak 2 orang atau 0.2%.

(14)

4.2.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan

Profil responden berdasarkan pekerjaan yang dituangkan dalam tabel berikut: Tabel 4.13 Responden Berdasarkan pekerjaan

Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase

BUMN/BUMD 14 1.3 Pegawai Swasta 110 10,4 Pelajar/Mahasiswa 12 1,1 PNS 634 59,8 TNI/POLRI 4 0,4 Wiraswasta 121 11,4 Lainnya 165 15,6 Total 1060 100,0

Sumber: Data primer sudah diolah, lampiran

Dari responden yang diteliti, kelompok responden yang besar yaitu kelompok responden PNS yaitu sebanyak 634 orang atau 59,8%, kelompok responden dibawahnya yaitu kelompok responden wiraswasta yaitu 121 orang atau 11,4%, kelompok responden Pegawai Swsata yaitu 110 orang atau 10,4%, Pegawai BUMN/BUMD sebanyak 14 responden atau 1.3%, sedangkan pelajar/ mahasisiwa yaitu 12 orang atau 1,1%, kelompok responden lain-lain yaitu 165 orang atau 15,6%. Sisan ya m as uk dal am Kelompok pekerjaan lain-lain terdiri dari pensiunan , responden yang bergerak di organisasi- organisasi dan ibu rumah tangga.

(15)

4.2.5 Responden Berdasarkan Penghasilan

Profil responden berdasarkan penghasilan yang dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.14 Responden Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan Frekuensi Prosentase

< Rp. 2.500.000 197 18.6 > Rp. 10.000.000 188 17.7 Rp. 2.501.000 - Rp. 5.000.000 162 15.3 Rp. 5.001.000 - Rp. 7.500.000 251 23.7 Rp. 7.501.000 - Rp. 10.000.000 262 24.7 Total 1060 100.0

Sumber: Data primer sudah diolah, lampiran

Dalam penelitian ini kelompok penghasilan per bulan di bagi menjadi 5 kelompok yaitu: kelompok berpenghasilan k u r a n g d a r i 2 , 5 0 0 juta yaitu sebanyak 1 9 7 orang atau 1 8 , 6 % , kelompok yang kedua yaitu dengan penghasilan per bulan antara 2 . 5 0 1 – 5 , 0 0 juta yaitu sebanyak 162 orang atau 15,3, kelompok berpenghasilan 5,01 – 7,500 juta sebanyak 2 5 1 orang atua 2 3 , 7 %, kelompok berpenghasilan 7 ,501-10,00 juta sebanyak 262 orang atau 24,7%, dan terkakhir kelompok berpenghasilan diatas 10,00 juta sebanyak 188 orang atau 17,7%.

4.2.6 Responden Berdasarkan Banyaknya kunjungan

Profil responden berdasarkan banyaknya kunjungan yang dituangkan dalam tabel berikut:

(16)

Tabel 4.15 Responden Berdasarkan Banyaknya Kunjungan

Banyaknya Kunjungan Frekuensi Prosentase

Belum pernah 36 3.4

Satu kali 93 8.8

Dua kali 67 6.3

Lebih dari dua kali 864 81.5

Total 1060 100.0

Sumber: Data primer sudah diolah, lampiran

Dalam penelitian ini kebanyakan wisatawan yang berkunjung sudah lebih dua kali sebanyak 864 orang atau 81,5%, kelompok dibawahnya yaitu kelompok kunjungan satu kali yaitu sebanyak 93 atau 8,8%, kemudian kelompok jumlah kunjungan dua kali sebanyak 67 orang atau 6,3 %, dan kelompok yang belum pernah berkunjung yang paling sedikit yaitu 36 orang atau 3,4 atau 10%.

4.2.7 Responden Berdasarkan Sumber Biaya Masuk

Profil responden berdasarkan sumber biaya yang dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.16 Responden Berdasarkan Sumber Biaya Masuk

Sumber Biaya Masuk Frekuensi Prosentase

Perusahaan 73 6.9

Sendiri 936 88.3

Orang Lain 51 4.8

Total 1060 100.0

(17)

Dalam penelitian ini kebanyakan wisatawan yang berkunjung biaya masuknya dibiayai sendiri yaitu sebanyak 936 orang atau 88,3%, kelompok dibawahnya yaitu kelompok biaya masuknya dibiayai perusahaan/instansi yaitu sebanyak 73 orang atau 6 , 9 %, dan terakhir kelompok yang biaya masuknya dibiayai orang lain yaitu sebanyak 51 orang atau 4,8%

4.2.8 Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Profil responden berdasarkan sumber informasi yang dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.17 Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi Frekuensi Prosentase

Buku Wisata 9 .8 Cari Sendiri 257 24.2 Iklan/Promosi 57 5.4 Media Sosial 494 46.6 TV/Internet 243 22.9 Total 1060 100.0

Sumber: Data primer sudah diolah, lampiran

Dalam penelitian ini kelompok sumber informasi yaitu darimana informasi mengenai obyak wisata Jawa Barat didapatkan wisatawan, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok media informasi didapat dari media sosial sebanyak 494 orang atau 46,6%, kelompok media informasi didapat sendiri sebanyak 257 orang atau 24,2%, kelompok media informasi didapat TV atau internet lainnya sebanyak 243 orang atau 22,9%., sedangkan melalui iklan/promosi sebanyak 57

(18)

orang atau 5,4% dan terakhir kelompok media informasi dari buku wisata sebanyak 9 orang atau 0.8%.

4.2.9 Responden Berdasarkan Domisili

Profil responden berdasarkan domisili yang dituangkan dalam tabel berikut: Tabel 4.18 Responden Berdasarkan Domisili

Sumber Informasi Frekuensi Prosentase

Jawa Barat 724 68.3

Pulau Jawa (Selain Jawa Barat) 131 12.4

Pulau Sumatera 69 6.5

Pulau Kalimantan 22 2.1

Pulau Sulawesi 104 9.8

Lainnya 10 0.9

Total 1060 100.0

Sumber: Data primer sudah diolah, lampiran

Dalam penelitian ini kelompok domisili responden dibagi dalam 6 kelompok, kelompok khusus dari Jawa Barat dengan responden sebanyak 724 orang atau 68,3 %, dari pulau jawa selain Jawa Barat sebanayak 131 orang atau 12,4%,, dari pulau Kalimantan sebanyak 22 orang atau 2,1% dan dari responden lainnya sebanyak 10 orang atau 0,9%.

(19)

4.3 Hasil penelitian

4.3.1 Tanggapan Responden

4.3.1.1Tanggapan Responden mengenai Objek Daya Tarik Wisata

Berikut tanggapan responden terhadap Objek Daya Tarik Wisata yang dituangkan dalam tabel 4.19.

Tabel 4.19 Tanggapan Responden terhadap Objek Daya Tarik Wisata

Pernyataan

SS S N TS STS

Nilai Persentase Kategori

5 4 3 2 1

I. Objek dan Daya Tarik Wisata

1

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki objek wisata dengan

pemandangan alam yang indah 3435 1368 78 10 0 4891 92.28

Sangat tinggi

2

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki banyak alternatif

jenis wisata 2715 1812 180 8 0 4715 88.96

Sangat tinggu

3

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki kuliner lengkap dan

menggugah selera 2325 1764 426 24 0 4539 85.64

Sangat tinggi

4

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki ragam bangunan

bersejarah 1140 2112 834 50 1 4137 78.06

Tinggi

5 Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu

daerah, karena penduduknya ramah 2295 1856 381 18 1 4551 85.87

Sangat tinggi

6

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki atraksi budaya khas

yang beragam 1425 2172 666 16 2 4281 80.77

Tinggi

7 Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu

daerah yang memiliki cendera mata khas 1195 2132 780 50 3 4160 78.49

Tinggi

8

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang telah dikenal memiliki sumber daya manusia dan manajemen wisata yang

berkualitas baik 1990 2008 435 28 1 4462 84.19 Sangat Tinggi Total 16520 15224 3780 204 8 35736 84.28 Sangat Tinggi Frekuensi 3304 3806 1260 102 8 8480 Persentase 46.23 42.60 10.58 0.57 0.02 100.00

(20)

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa berdasarkan tanggapan responden mengenai objek daya Tarik wisata termasuk kategori sangat tinggi yaitu 84,28 berada pada range kategori 84%-100%, Responden sangat setuju dengan semua pertanyaan yang menyangkut tentang antraksi yang objek daya Tarik wisata. Artinya responden menilai bahwa objek daya Tarik wisata adalah hal penting dalam memilih tujuan wisata. Berdasarkan frekuensi hasil jawaban responden yaitu 46,23% responden menyatakan sangat setuju, 42,60% responden menyatakan setuju, 10,58% responden menyatakan netral, 0,57% responden menyatakan tidak setuju dan 0,02% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa atraksi objek daya Tarik wisata menjadi ukuran yang penting bagi wisatawan.

4.3.1.2Tanggapan Responden mengenai Aksesbilitas

Berikut tanggapan responden terhadap Aksesbilitas yang dituangkan dalam tabel 4.20 :

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa berdasarkan tanggapan responden mengenai aksesbilitas lokasi wisata termasuk kategori sangat tinggi yaitu 86,05 berada pada range kategori 84%-100%, Responden sangat setuju dengan semua pertanyaan yang menyangkut tentang aksesbilitas lokasi wisata. Artinya responden menilai bahwa aksesbilitas wisata adalah hal penting dalam memilih tujuan wisata. Berdasarkan frekuensi hasil jawaban responden yaitu 53,03% responden menyatakan sangat setuju, 38,41% responden menyatakan setuju, 7,57% responden menyatakan netral, 0,95% responden menyatakan tidak setuju

(21)

dan 0,03% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa aksesbilitas lokasi menjadi ukuran yang penting bagi wisatawan.

Tabel 4.20 tanggapan responden terhadap Aksesbilitas Pernyataan

SS S N TS STS

Nilai Persentase Kategori

5 4 3 2 1

II. Aksesibilitas

1

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah dengan banyak objek

wisata yang dekat dengan pusat kota 950 1820 975 174 3 3922 74.00

Tinggi

2

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah karena satu hari dapat

mengunjungi beberapa objek wisata 1905 2092 375 56 3 4431 83.60

Tinggi

3

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki penunjuk

arah ke tempat wisata yang lengkap 2960 1656 159 2 0 4777 90.13

Sangat tinggi

4

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang tidak memakan waktu lama untuk dapat mencapai

objek wisata unggulannya 2455 1768 327 36 0 4586 86.53

Sangat tinggi

5

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah karena pilihan moda

tranportasinya banyak 2365 1956 276 10 1 4608 86.94

Sangat tinggi

6

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah, karena arus

transportasinya lancar 3085 1548 141 16 1 4791 90.40

Sangat tinggi

7

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah karena kondisi jalannya

baik 3210 1424 165 10 2 4811 90.77 Sangat tinggi Total 16930 12264 2418 304 10 31926 86.05 Sangat Tinggi Frekuensi 3,386 3,066 806 152 10 7,420 Persentase 53.03 38.41 7.57 0.95 0.03 100.00

4.3.1.3Tanggapan Responden mengenai Tarif

Berikut tanggapan responden terhadap Tarif tempat objek daya tarik wisata yang dituangkan dalam tabel 4.21

(22)

Tabel 4.21 Tanggapan Responden terhadap Tarif Pernyataan

SS S N TS STS

Nilai Persentase Kategori

5 4 3 2 1

III. Tarif

1

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki tarif masuk ke Objek wisata murah dan

terjangkau 3260 1296 219 20 1 4796 90.49

Sangat tinggi

2

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah, karena harga makanannya sesuai dengan kualitas

cita rasa yang saya peroleh 2730 1732 219 16 0 4697 88.62

Sangat tinggi

3

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki fasilitas penginapan dengan harga yang

terjangkau 3125 1560 117 12 0 4814 90.83

Sangat tinggi

4

Setiap berkunjung ke suatu daerah, saya selalu mencari souvenir/oleh-oleh

dengan harga yang pantas 1820 1912 579 46 2 4359 82.25

tinggi

5

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki tarif parkir murah meskipun di kawasan

objek wisata 2250 1652 531 30 5 4468 84.30

Sangat tinggi

6

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki biaya

hidup tidak terlalu mahal 2525 1780 282 30 1 4618 87.13

Sangat tinggi Total 15710 9932 1947 154 9 27752 87.27 Sangat Tinggi Frekuensi 3142 2483 649 77 9 6360 Persentase 56.61 35.79 7.02 0.55 0.03 100.00

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa berdasarkan tanggapan responden mengenai aksesbilitas lokasi wisata termasuk kategori sangat tinggi yaitu 87,27 berada pada range kategori 84% - 100% , Responden sangat setuju dengan semua pertanyaan yang menyangkut tentang tariff masuk tempat wisata. Artinya responden menilai bahwa tariff wisata tempat wisata adalah hal penting dalam

(23)

memilih tujuan wisata. Berdasarkan frekuensi hasil jawaban responden yaitu 56,61% responden menyatakan sangat setuju, 35,79% responden menyatakan setuju, 7,02% responden menyatakan netral, 0,55% responden menyatakan tidak setuju dan 0,03% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tariff tempat objek daya Tarik wisata menjadi ukuran yang penting bagi wisatawan.

4.3.1.4Tanggapan Responden mengenai Fasilitas

Berikut tanggapan responden terhadap Fasilitas yang dituangkan dalam tabel 4.22

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa berdasarkan tanggapan responden mengenai aksesbilitas lokasi wisata termasuk kategori sangat tinggi yaitu 87,30 berada pada range kategori 84% - 100% , Responden sangat setuju dengan semua pertanyaan yang menyangkut tentang Fasiitas pada tempat wisata. Artinya responden menilai bahwa fasilitas tempat wisata adalah hal penting dalam memilih tujuan wisata. Berdasarkan frekuensi hasil jawaban responden yaitu 55,39% responden menyatakan sangat setuju, 37,35% responden menyatakan setuju, 6,83% responden menyatakan netral, 0,43% responden menyatakan tidak setuju dan 0,00% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas tempat wisata yang menarik bagi wisatawan adalah yang memiliki fasilitas lengkap.

(24)

Tabel 4.22 Tanggapan Responden terhadap Fasilitas

Pernyataan

SS S N TS STS

Nilai Persentase Kategori

5 4 3 2 1

IV. Fasilitas

1

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang banyak terdapat

tempat penginapan untuk wisatawan 2165 1928 387 32 0 4512 85.13

Sangat tinggi

2

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang banyak terdapat fasilitas tempat makan dan minum

(resto, rumah makan, cafe dan bar) 1885 1916 549 42 0 4392 82.87

tinggi

3

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang memiliki fasilitas

tempat bermain yang beragam 2020 2004 432 22 0 4478 84.49

tinggi

4

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang telah membangun infrastruktur yang lengkap pada

objek wisatanya 2370 1972 246 20 1 4609 86.96

tinggi

5

Saya lebih tertarik berkunjung ke suatu daerah yang menyediakan

sarana beribadah bagi wisatawan 3745 1064 135 0 0 4944 93.28

Sangat tinggi

6

Saya lebih merasa aman berkunjung ke suatu daerah yang menyediakan layanan keamanan (TIM SAR,

Keamanan) yang siap siaga. 3190 1484 147 4 0 4825 91.04

Sangat tinggi Total 15375 10368 1896 120 1 27760 87.30 Sangat Tinggi Frekuensi 3075 2592 632 60 1 6360 persentase 55.39 37.35 6.83 0.43 0.00 100.00

(25)

4.3.1.5Tanggapan Responden mengenai Informasi

Berikut tanggapan responden terhadap Informasi bayek daya tarik wisata yang dituangkan dalam tabel 4.23

Tabel 4.23 Tanggapan Responden terhadap Informasi

Pernyataan

SS S N TS STS

Nilai Persentase Kategori

5 4 3 2 1

V. Informasi

1

Saya membutuhkan berbagai media informasi wisata baik cetak, digital maupun online untuk memudahkan pencarian informasi wisata di suatu

daerah 3075 1652 90 4 0 4821 90.96

Sangat tinggi

2

Kemudahan mengakses berbagai media wisata di suatu daerah merupakan hal yang penting bagi wisatawan sebelum mengunjungi

suatu daerah wisata 3135 1636 69 2 0 4842 91.36

Sangat tinggi

3

Desain tampilan media informasi wisata adalah hal yang penting untuk menarik minat wisatawan

berkunjung 2450 2016 183 10 0 4659 87.91

Sangat tinggi

4

Setiap daerah seharusnya menyampaikan informasi wisata

yang lengkap bagi wisatawan 3050 1700 75 0 0 4825 91.04

Sangat tinggi

5

Setiap daerah wisata seharusnya memiliki pusat informasi wisata

khususnya bagi wisatawan 2835 1836 102 0 0 4773 90.06

Sangat tinggi Total 14545 8840 519 16 0 23920 90.26 Sangat Tinggi Frekuensi 2909 2210 173 8 0 5300 persentase 60.81 36.96 2.17 0.07 - 100.00

(26)

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa berdasarkan tanggapan responden mengenai kemudahan mencari media informasi wisata termasuk kategori sangat tinggi yaitu 90,26 berada pada range kategori 84 %-100 %, Responden sangat setuju dengan semua pertanyaan yang menyangkut tentang kemudahan media informasi wisata. Artinya responden menilai bahwa media informasi wisata adalah hal penting dalam memilih tujuan wisata. Berdasarkan frekuensi hasil jawaban responden yaitu 60,81% responden menyatakan sangat setuju, 36,96% responden menyatakan setuju, 2,17% responden menyatakan netral, 0,07% responden menyatakan tidak setuju dan tidak satupun responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa media informasi wisata yang menarik bagi wisatawan adalah media informasi yang lengpa dan mudah di akses.

4.3.1.6Tanggapan Responden mengenai Minat Wisatwan

Berikut tanggapan responden terhadap Minat Wisatawan yang dituangkan dalam tabel 4.24

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa berdasarkan tanggapan responden mengenai Minat berwisata ke Jawa Barat termasuk kategori tinggi yaitu 76,88% berada pada range kategori 68% - 84% , Responden setuju dengan semua pertanyaan yang menyangkut tentang minat berwisata ke Jawa Barat. Artinya responden menilai bahwa Jawa Barat menjadi lokasi yang diminati untuk wisata. Berdasarkan frekuensi hasil jawaban responden yaitu 24,31% responden menyatakan sangat setuju, 55,16% responden menyatakan setuju, 20,60% responden menyatakan netral, 1,87% responden menyatakan tidak setuju dan

(27)

0,06% responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa minat wisatawan untuk wisata Jawa Barat masih baik.

Tabel 4.24 Tanggapan Responden terhadap Minat

Pernyataan

SS S N TS STS

Nilai Persentase Kategori

5 4 3 2 1

VI. Minat 1

Saya banyak menerima berbagai

informasi wisata di Jawa Barat 935 2324 732 96 0 4087 77.11

tinggi

2

Saya selalu memperhatikan berbagai

informasi wisata di Jawa Barat 630 2060 1125 82 3 3900 73.58

tinggi

3

Saya selalu aktif mencari berbagai

informasi wisata di Jawa Barat 565 1680 1380 128 3 3756 70.87

tinggi

4

Informasi wisata di Jawa Barat yang saya terima akan dibandingkan dengan tujuan

dan kebutuhan saya untuk berwisata 1255 2512 528 8 1 4304 81.21

tinggi

5

Sebelum memutuskan untuk berangkat, saya selalu mencari informasi mengenai alternatif cara untuk menuju berbagai

objek wisata di Jawa Barat 1800 2440 264 4 0 4508 85.06

Sangat tinggi

6

Sudah sejak lama saya memiliki ketertarikan untuk mengunjungi berbagai

objek wisata di Jawa Barat 1380 2380 546 12 1 4319 81.49

tinggi

7

Sudah sejak lama saya memiliki keinginan yang kuat untuk mengunjungi

berbagai objek wisata di Jawa Barat 1295 2348 612 20 0 4275 80.66

tinggi

8

Bagi saya, objek wisata di Jawa Barat

benar-benar mewakili diri saya saat ini 750 1828 1188 106 4 3876 73.13

tinggi

9

Saya selalu memikirkan untuk mengunjungi tempat wisata di Jawa Barat

dibandingkan provinsi lainnya 735 1596 1188 218 9 3746 70.68

tinggi

10

Sebelumnya saya telah mencoba berbagai alternatif metode perjalanan untuk sampai

ke objek wisata di Jawa Barat 635 1908 1107 164 5 3819 72.06

tinggi

11

Saya memang benar-benar menginginkan

berkunjung ke objek wisata di Jawa Barat 915 2292 825 52 3 4087 77.11

tinggi

12

Saya memiliki keinginan untuk berkunjung kembali ke objek wisata di

Jawa Barat 990 2624 576 26 1 4217 79.57 tinggi Total 11885 25992 10071 916 30 48894 76.88 Tinggi Frekuensi 2377 6498 3357 458 30 12720 persentase 24.31 53.16 20.60 1.87 0.06 100.00 4.3.2 Hasil Pengujian

4.3.2.1Hasil Uji Instrumen

(28)

Hasil pengujian validitas atas 1060 responden dengan pearson corelation dengan sig(2-tailed) dengan menggunakan IBM SPSS STATISTICS 23 tersaji dalam tabel 4.25.

Tabel 4.25 Hasil Uji Validitas

No Item Pertanyaan Faktor

Nilai korelasi (Pearson Correlation)

Probabilitas korelasi

[sig. (2-tailed)] Kesimpulan

I ODTW 1 X11 0.507** 0.000 Valid 2 X12 0.549** 0.000 Valid 3 X13 0.591** 0.000 Valid 4 X14 0.624** 0.000 Valid 5 X15 0.666** 0.000 Valid 6 X16 0.707** 0.000 Valid 7 X17 0.716** 0.000 Valid 8 X18 0.634 0.000 Valid II Aksesbilitas 1 X21 0.583** 0.000 Valid 2 X22 0.615** 0.000 Valid 3 X23 0.685** 0.000 Valid 4 X24 0.739** 0.000 Valid 5 X25 0.741** 0.000 Valid 6 X26 0.721** 0.000 Valid 7 X27 0.711** 0.000 Valid III Tarif 1 X31 0.755** 0.000 Valid 2 X32 0.720** 0.000 Valid 3 X33 0.773** 0.000 Valid 4 X34 0.678** 0.000 Valid 5 X35 0.780** 0.000 Valid 6 X36 0.795** 0.000 Valid IV Fasilitas 1 X41 0.733** 0.000 Valid 2 X43 0.750** 0.000 Valid 3 X43 0.754** 0.000 Valid 4 X44 0.762** 0.000 Valid 5 X45 0.640** 0.000 Valid 6 X46 0.651** 0.000 Valid V Informasi 1 X51 0.799** 0.000 Valid 2 X52 0.834** 0.000 Valid 3 X53 0.821** 0.000 Valid 4 X54 0.827** 0.000 Valid 5 X55 0.829** 0.000 Valid

(29)

No Item Pertanyaan Faktor

Nilai korelasi (Pearson Correlation)

Probabilitas korelasi

[sig. (2-tailed)] Kesimpulan VI Minat 1 Y1 0.627** 0.000 Valid 2 Y2 0.743** 0.000 Valid 3 Y3 0.731** 0.000 Valid 4 Y4 0.601** 0.000 Valid 5 Y5 0.526** 0.000 Valid 6 Y6 0.743** 0.000 Valid 7 Y7 0.770** 0.000 Valid 8 Y8 0.761** 0.000 Valid 9 Y9 0.694** 0.000 Valid 10 Y10 0.677** 0.000 Valid 11 Y11 0.784** 0.000 Valid 12 Y12 0.725** 0.000 Valid

Sumber: Pengolahan data primer.

Berdasarkan tabel 4.25, dapat dilihat bahwa hasil uji validitas yang ditunjukan oleh Nilai korelasi (Pearson Correlation) dengan Probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)], semua item berbintang dua, artinya semua item menunjukkan pertanyaan faktor adalah valid dengan 2 kali pengujian, kesimpulanya semua item pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian.

4.3.2.1.2 Hasil Uji Reliabilitas

Hasil pengujian Reliabilitas atas 1060 responden dengan menggunakan IBM SPSS STATISTICS 23 tersaji dalam tabel 4.26

Berdasarkan hasil uji Reliabilitas (Tabel 4.26) di bawah ini, dapat diketahui bahwa semua faktor memiliki nilai Cronbach's Alpha Correlation lebih dari 0,7, sebagai syarat minimal nilai Cronbach's Alpha Correlation sebesar 0,6 menunjukan semua item pertanyaan terhadap faktor reliabel artinya mempunyai korelasi yang kuat. Demikian juga nilai Cronbach's Alpha if Item Deleted pada semua item pertanyaan memiliki nilai di atas 0,7 dan realible, sehingga instrument dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian .

(30)

Tabel 4.26 Hasil Uji Reliabilitas

No Item Pertanyaan Faktor Cronbach's Alpha

Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Kesimpulan I ODTW 0.779 1 X11 0.771 >0,7 (reliabel) 2 X12 0.766 >0,7 (reliabel) 3 X13 0.764 >0,7 (reliabel) 4 X14 0.758 >0,7 (reliabel) 5 X15 0.747 >0,7 (reliabel) 6 X16 0.738 >0,7 (reliabel) 7 X17 0.737 >0,7 (reliabel) 8 X18 0.755 >0,7 (reliabel) II Aksesbilitas 0.800 1 X21 0.814 >0,7 (reliabel) 2 X22 0.793 >0,7 (reliabel) 3 X23 0.770 >0,7 (reliabel) 4 X24 0.759 >0,7 (reliabel) 5 X25 0.757 >0,7 (reliabel) 6 X26 0.762 >0,7 (reliabel) 7 X27 0.764 >0,7 (reliabel)

III Tarif 0.840 >0,7 (reliabel)

1 X31 0.810 >0,7 (reliabel) 2 X32 0.819 >0,7 (reliabel) 3 X33 0.806 >0,7 (reliabel) 4 X34 0.839 >0,7 (reliabel) 5 X35 0.809 >0,7 (reliabel) 6 X36 0.800 >0,7 (reliabel)

(31)

No Item Pertanyaan Faktor Cronbach's Alpha Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Kesimpulan IV Fasilitas 0.809 >0,7 (reliabel) 1 X41 0.778 >0,7 (reliabel) 2 X43 0.776 >0,7 (reliabel) 3 X43 0.770 >0,7 (reliabel) 4 X44 0.765 >0,7 (reliabel) 5 X45 0.794 >0,7 (reliabel) 6 X46 0.793 >0,7 (reliabel) V Informasi 0.879 >0,7 (reliabel) 1 X51 0.861 >0,7 (reliabel) 2 X52 0.848 >0,7 (reliabel) 3 X53 0.858 >0,7 (reliabel) 4 X54 0.850 >0,7 (reliabel) 5 X55 0.850 >0,7 (reliabel) VI Minat 0.904 >0,7 (reliabel) 1 Y1 0.900 >0,7 (reliabel) 2 Y2 0.894 >0,7 (reliabel) 3 Y3 0.894 >0,7 (reliabel) 4 Y4 0.901 >0,7 (reliabel) 5 Y5 0.904 >0,7 (reliabel) 6 Y6 0.894 >0,7 (reliabel) 7 Y7 0.892 >0,7 (reliabel) 8 Y8 0.893 >0,7 (reliabel) 9 Y9 0.898 >0,7 (reliabel) 10 Y10 0.898 >0,7 (reliabel) 11 Y11 0.891 >0,7 (reliabel) 12 Y12 0.895 >0,7 (reliabel)

(32)

4.3.2.2Hasil Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda dilakukan adalah untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen yang diteliti yaitu variabel X1 (daya tarik wisata), X2 (aksebilitas) , X3 (tarif), X4 (fasilitas), X5

(informasi) dan Y (minat wisatawan berkunjung) di objek wisata Jawa Barat. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 1060 orang . Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner google form kepada respoden melalui komunitas dan dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda.

4.3.2.2.1 Koefisien Regresi

Koefisien regresi digunakan untuk menguji model penelitian dan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel independen yang diteliti. Tabel 2.27 merupakan hasil pengolahan regresi berganda dari IBM SPSS STATISTICS 23.

Berdasarkan Tabel 2.27, koefisien regresi penelitian memiliki nilai R sebesar 0,584 > 0,5. Hal ini berarti hubungan antara variabel independen (objek dan daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas, informasi) mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap variabel dependen (minat wisatawan).

Tabel 4.27 Hasil Regresi ( Koefisien Determinan )

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .584a .341 .338 5.002

a. Predictors: (Constant), Informasi, ODTW, Aksesbilitas, Tarif, Fasilitas b. Dependent Variable: Minat

(33)

4.3.2.2.2 Koefisien determinan (R2)

Berdasarkan tabel 2.27 di atas juga disajikan puka nilai Koefisien determinan (R2) , yang bertujuan untuk menunjukan prosentase variabel independen (daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas dan informasi) yang dapat menjelaskan prosentase variabel dependen (minat wisatawan berkunjung).

Berdasarkan tabel 4.27 diatas dapat diketahui R Square sebesar 0,341 atau Adjusted

R Square sebesar 0,338 , maka dapat diartikan bahwa 34% minat wisatawan berkunjung ke provinsi Jawa Barat dapat dijelaskan oleh variabel X (daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas dan informasi) dan sisanya 66% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

4.3.2.2.3 Uji F

Uji F bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Hasil uji regresi berganda dengan menggunakan IBM SPSS STATISTICS 23, juga menyajikan table ANOVA yang tersaji dalam Tabel 4.28

Tabel 4.28 Hasil Regresi (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 13673.400 5 2734.680 109.306 .000b

Residual 26369.660 1054 25.019

Total 40043.060 1059

a. Dependent Variable: Minat

(34)

Uji F dari table anova pada table 4.28, umumnya juga digunakan untuk menguji hipotesa, dengan dasar keputusannya sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (uji F) dengan nilai signifikansi < dari 0,05maka Hi diterima

 Jika nilai signifikansi (uji F) dengan nilai signifikansi > dari 0,05 maka Ho diterima

Berdasarkan tabel 4.28 diatas diperoleh F hitung 109,306 memiliki nilai signifikasi (0,000)< dari 0,005, maka Hi diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (X1) daya tarik wisata, (X2)

aksebilitas, (X3) tarif, (X4) fasilitas, (X5) informasi secara simultan mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel (Y) minat wisatawan.

4.3.2.2.4 Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X1) daya tarik wisata, (X2) aksebilitas, (X3) tarif,

(X4) fasilitas, (X5) informasi terhadap variabel (Y) minat wisatawan secara

individu (parsial). Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui nilai t hitung dengan

taraf signifikansinya yang memilki sig. <0,05 masing- masing variabel independen dan hasilnya digunakan untuk menginterpretasikan hipotesis sebagai berikut :

(35)

Tabel 4.29 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.281 1.792 4.063 .000 ODTW .605 .057 .347 10.677 .000 Aksesbilitas -.179 .066 -.097 -2.727 .006 Tarif .256 .071 .132 3.631 .000 Fasilitas .320 .086 .151 3.733 .000 Informasi .389 .088 .147 4.431 .000

a. Dependent Variable: Minat

Dengan persamaan regresi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Koefisiensi b1

Variabel (X1) daya tarik wisata mempunyai pengaruh positif terhadap

minat wisatawan berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,605 yang berarti jika faktor objek dan daya tarik wisata mengalami kenaikan sebesar satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,605. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi daya tarik wisata, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula.

2. Koefisiensi b2

Variabel (X2) aksesbilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap minat

wisatawan berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,179 yang berarti jika faktor aksesbilitas wisata mengalami kenaikan sebesar satu poin maka minat wisatawan akan menurun 0,179. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang negatif ini berarti semakin tinggi aksesbilitas, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin rendah.

(36)

3. Koefisiensi b3

Variabel (X3) tarif mempunyai pengaruh positif terhadap minat wisatawan

berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,256 yang berarti bahwa apabila faktor tarif mengalami kenaikan satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,256. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi tarif, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula.

4. Koefisiensi b4

Variabel (X4) fasilitas mempunyai pengaruh positif terhadap minat wisatawan

berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,320 yang berarti bahwa apabila faktor fasilitas mengalami kenaikan satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,320. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi fasilitas, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula.

5. Koefisiensi b5

Variabel (X5) informasi mempunyai pengaruh positif terhadap minat

wisatawan berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,389 yang berarti bahwa apabila faktor informasi mengalami kenaikan satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,389. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi informasi, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula.

(37)

Berdasarkan tabel 4.29, juga dapat perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan program software IBM SPSS STATISTICS 23 didapat hasil persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 7,281+ 0,605X1 - 0,179X2 + 0,256X3 + 0,320X4 + 0,389X5

4.3.2.2.5 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data merupakan asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis regresi berganda. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan analisis kolmogorov-smirnov dengan bantuan program software IBM SPSS STATISTICS 23, apabila diperoleh nilai signifikasi atau probabilitas lebih dari tingkat alpha (0,05), maka sifat data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas data kurang dari nilai tingkat alpha (0,05), maka sifat data tidak normal.

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 100

Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Dev iat ion 1.72006182

Most Extrem e Absolute .075

Dif f erences Positiv e .044

Negativ e -.075

Kolmogorov -Smirnov Z .750

Asy mp. Sig. (2-tailed) .626

a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.

Dari tabel 4.30 diatas maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas rata-rata atas data dalam penelitian ini bersifat normal, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian kolmogorov-smirnof sebesar 0,750 dan tingkat signifikasi sebesar

(38)

0,626 lebih besar dari alpha 0,05, sehingga data tersebut termasuk dalam kriteria normal.

Berdasarkan penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot dengan dasar pengambilan keputusan bahwa:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2000: 214).

Gambar 4.1 Grafik Normalitas P-P Plot Regresi

Dari grafik diatas, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal, sehingga diasumsikan model regresi memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2001: 214).

(39)

4.3.2.2.6 Analisis Multikolinieritas

Pada hasil regresi variabel daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas dan informasi terhadap variabel minat kunjungan wisatawan, nilai VIF-nya lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance mendekati angka 1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. untuk lebih jelasnya dapat pada tabel 4.31.

Tabel 4.31 Hasil Regresi Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF (Constant) Aksesbilitas 0.509 1.965 Tarif 0.486 2.058 Fasilitas 0.402 2.486 Informasi 0.579 1.728

a. Dependent Variable: Minat

Dari tabel 4.31 di atas dapat dilihat bahwa hasil regresi variabel independen terhadap variabel dependen angka toleransi mendekati 1 dan VIF lebih kecil dari 10, maka regresi tersebut bebas multikolinieritas.

4.3.2.2.7 Analisis Heteroskedastisitas

Analisis heteroskedastisitas menggunakan Uji Rank Korelasi Spearman terhadap residual regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen diperoleh hasil signifikan residual lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil Uji Rank Korelasi Spearman dari masing-masing variabel independen yaitu: X1=(0,468>0,05), X2=(0,325>0,05), X3=(0,423>0,05), X4=(0,437>0,05), X5=(0,403>0,05). (Sumber: Hasil Regresi Uji Heteroskedastisitas, lampiran 16, halaman 105).

(40)

Jadi, dapat disimpulkan dalam analisis regresi ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, karena pada masing-masing variabel independen (objek dan daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas, informasi) diperoleh nilai residual lebih besar dari 0,05. Hasil analisis heteroskedastisitas ini tersaji pada tabel 4.32 berikut ini:

Tabel 4.32 Hasil Analisis Heteroskedastisitas

Correlations

ODTW Aksesbilitas Tarif Fasilitas Informasi Minat

Spearman's rho ODTW Correlation Coefficient 1.000 .529** .551** .585** .494** .468**

Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .000 .000

N 1060 1060 1060 1060 1060 1060

Aksesbilitas Correlation Coefficient .529** 1.000 .623** .652** .522** .325**

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000 .000 .000

N 1060 1060 1060 1060 1060 1060

Tarif Correlation Coefficient .551** .623** 1.000 .674** .569** .423**

Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000 .000 .000

N 1060 1060 1060 1060 1060 1060

Fasilitas Correlation Coefficient .585** .652** .674** 1.000 .644** .437**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 . .000 .000

N 1060 1060 1060 1060 1060 1060

Informasi Correlation Coefficient .494** .522** .569** .644** 1.000 .403**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 . .000

N 1060 1060 1060 1060 1060 1060

Minat Correlation Coefficient .468** .325** .423** .437** .403** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .

N 1060 1060 1060 1060 1060 1060

(41)

Adanya heteroskedastisitas dapat dideteksi juga dengan:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 dan sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2002: 210)

Hasil regresi untuk Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2

berikut:

Gambar 4.2 Hasil Regresi Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar diatas terdapat titik-titik menyebar di atas dan di bawah Angka 0 dan sumbu Y, maka regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

(42)

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Minat Berkunjung ke Objek

Wisata di Jawa Barat

Variabel (X1) daya tarik wisata mempunyai pengaruh positif terhadap

minat wisatawan berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,605 yang berarti jika faktor objek dan daya tarik wisata mengalami kenaikan sebesar satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,605. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi daya tarik wisata, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian pengaruh daya tarik dan aksesibilitas terhadap minat berkunjung wisatawan ke air terjun Ponot di Desa Tangga kecamatan Aek songsongan Kabupaten Asahan yang dilakukan oleh Halimatussaddiah Marpaung dan Hilmiatus Sahla yang menyatakan bahwa daya tarik objek wisata berpengaruh terhadap minat berkunjung ke Objek Wisata

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik untuk didatangi, disaksikan, ataupun dirasakan oleh seorang wisatawan dalam jumlah model atraksi yang relatif banyak serta dapat menarik kedatangan wisatawan baik itu berupa warisan alam, kebudayaan dan ataupun manusia itu sendiri

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa berdasarkan tanggapan responden mengenai objek daya Tarik wisata dikatakan sangat tinggi yaitu 86,05 berada pada range kategori 84%-100% , Responden sangat setuju bila wilayah objek daya Tarik wisata memiliki pemandangan alam yang indah, wilayah memiliki banyak

(43)

alternative jenis wisata, memiliki kuliner lengkap, penduduknya ramah, dan memiliki SDM dan manajemen yang berkualitas kualitas baik. Sedangkan untuk wilayah lokasi wisata yang memiliki gedung bersejarah, atraksi budaya dan cendera mata responden menyatakan setuju artinya semua pendapat responden bahwa unsur pertanyaan yang berkaitan dengan atraksi daya Tarik wisata menjadi ukuran penting. Berdasarkan frekuensi hasil jawaban responden yaitu 38,96% responden menyatakan sangat setuju, 44,88% responden menyatakan setuju, 14,864% responden menyatakan netral, 1,20% responden menyatakan tidak setuju dan 0,09% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa atraksi objek daya Tarik wisata menjadi ukuran yang penting bagi wisatawan.

4.4.2 Pengaruh aksesibilitas Terhadap Minat Berkunjung ke Objek Wisata

di Jawa Barat

Variabel (X2) aksebilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap minat

wisatawan berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,179 yang berarti jika faktor aksebilitas mengalami kenaikan sebesar satu poin maka minat wisatawan akan menurun sebesar 0,179. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang negatif ini berarti faktor aksebiltas tidak terlalu berpengaruh dalam meningkatkan minat ke objek wisata di jawa barat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian pengaruh daya tarik dan aksesibilitas terhadap minat berkunjung wisatawan ke air terjun Ponot di Desa Tangga kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan yang dilakukan oleh

(44)

Halimatussaddiah Marpaung dan Hilmiatus Sahla yang menyatakan bahwa aksesibilitas berpengaruh terhadap minat berkunjung ke Objek Wisata

Memahami hasil ini, peneliti mencoba membedah lebih dalam dan mencermati lebih dalam hal-hal yang menjadikan sentiment negatif, ternyata unsur tentang aksesbilitas dengan persepsi objek wisata yang dekat dengan pusat kota tampaknya menimbulkan sentiment negatif terhadap minat wisatawan. Hal ini terkonfirmasi dari tanggapan responden pada faktor aksesbilitas, walaupun secara umum tanggapan responden pada item pertanyaan tentang objek wisata yang dekat pusat kota masuk kategori tinggi akan tetapi hanya memiliki nilai sebesar 74 persen sangat jauh dari item pertanyaan lain yang memiliki nilainya lebih dari 90 persen, hal ini menjadi kehatian-hatian untuk meningkatkan jumlah objek wisata di sekitar pusat kota, bagi kota yang sudah memiliki banyak objek wisata, karena penambahan objek wisata di sekitar pusat kota tampaknya dapat menimbulkan sentiment negatif terhadap minat wisatwan untuk berkunjung.

4.4.3 Pengaruh Tarif Terhadap Minat Berkunjung ke Objek Wisata di

Jawa Barat

Variabel (X3) tarif mempunyai pengaruh positif terhadap minat wisatawan

berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,256 yang berarti bahwa apabila faktor tarif mengalami kenaikan satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,256. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi tarif, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula.

(45)

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Pengaruh Harga Dan Fasiltas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Bukit Gibeon Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir yang dilakukan oleh Sirait, Helena yang menyatakan harga dan fasilitas berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

4.4.4 Pengaruh Fasilitas Terhadap Minat Berkunjung ke Objek Wisata di

Jawa Barat

Variabel (X4) fasilitas mempunyai pengaruh positif terhadap minat wisatawan

berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,320 yang berarti bahwa apabila faktor fasilitas mengalami kenaikan satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,320. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi fasilitas, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Pengaruh Harga Dan Fasiltas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Bukit Gibeon Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir yang dilakukan oleh Sirait, Helena yang menyatakan harga dan fasilitas berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

4.4.5 Pengaruh Informasi Wisata Terhadap Minat Berkunjung ke Objek

(46)

Variabel (X5) informasi mempunyai pengaruh positif terhadap minat

wisatawan berkunjung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,389 yang berarti bahwa apabila faktor informasi mengalami kenaikan satu poin maka minat wisatawan akan meningkat sebesar 0,389. Dengan asumsi bahwa variabel lain berada dalam kondisi tetap. Dengan pengaruh yang positif ini berarti semakin tinggi informasi, maka minat wisatawan berkunjung akan semakin tinggi pula. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Kunjung Ulang Wisatawan Museum Ranggawarsita Semarang yang dilakukan oleh Bellinda Sofia Nuraeni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel minat kunjung ulang adalah variabel promosi (informasi), variabel kualitas pelayanan dan variabel daya tarik wisata.

Membedah lebih jauh tentang minat wisatawan melakukan perjalanan ke provinsi Jawa Barat, peneliti mencoba melihat unsur-unsur pertanyaan yang perlu analisis lebih dalam dari hasil tanggapan responden dengan nilai score di bawah nilai 76 persen yang merupakan nilai tengah pada kategori tinggi dari tabel tanggapan responden tentang minat wisatawan.

Hal pertama adalah keterbandingan antara minat ke Jawa Barat dibandingkan provinsi lain, nilai rata-rata sebesar 70,68 persen, hal kedua adalah tentang aktifitas mencari informasi secara mandiri tentang objek wisata di Jawa Barat nilai rata-rata sebesar sebesar Pertanyaan tentang minat yang mengandung unsur keterbandingan dengan minat terhadap provinsi lain, tanggapan responden sebesar 70,87 persen, hal ketiga adalah tentang upaya untuk mencoba berbagai alternatif mencapai ke objek wisata di jawa Barat dengan nilai sebesar 72,06

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat  menurut Tujuan dan Maksud Kunjungan Utama Tahun 2016-2018
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat  menurut Aktivitas yang Dilakukan Tahun 2016-2018
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat  menurut Aktivitas Wisata yang Dilakukan Tahun 2016-2018
Tabel 4.5 Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan ke Jawa Barat  menurut Moda Angkutan Utama Tahun 2016-2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Supervizija kaip susitikimo erdvė ir dialogiško proceso profesinės dilemos Supervizijos, kaip socialinių darbuotojų profesinės veiklos dalies, susitikimo erdvę sudaro dvi

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya penyuluh agama Islam dalam meningkatkan salat berjamaah masyarakat di Desa Jojjolo Kecamatan

Berdasarkan penelitian dan pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Arsip pada Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pemuda Olahraga

Hal lain yang menurut penulis dalam rangka mempersulit suatu proses perceraian ialah seperti apa yang diatur dalam hukum positif negara Indonesia, yaitu pasal

Jenis Struktur Baja yang Sering Diterapkan Sebagai Struktur

Metode Location Quotient adalah metode digunakan untuk mengetahui sektor basis dan sektor non basis dengan membandingkan persentase sumbangan masing-masing sektor dalam PDRB

Neitzo Company ini adalah melakukan pengujian ulang cognitive walktrough dengan evaluator yang memiliki pengalaman yang lebih terkait dengan evaluator yang

pengujian yang dilakukan diketahui sampel DNA pada Tacapa GB, Tacapa Silver dan Action memiliki nilai rasio diatas 1,8 sedangkan sampel Aramis memiliki nilai rasio